majalah kiprah vol 98 th xix | agustus 2019 · kerja sama indonesia dengan negara tetangga terus...
TRANSCRIPT
1
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
2
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
BERDASAR pada Keputusan Menteri Negara Perumahan Nasional No: 46/
KPTS/M/2008 tentang Hari Perumahan Nasional yang menyatakan tanggal 25
Agustus sebagai Hari Perumahan Nasional, dimana tahun 2019 merupakan kali ke-
dua belas acara ini diselenggarakan.
Mengangkat tema “Mewujudkan Perumahan Rakyat Berbasis Komunitas”, diharapkan
menjadi momentum untuk menyediakan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Ren-
dah (MBR) dengan berbasis komunitas. Setelah sebelumnya Kementerian PUPR berha-
sil mewujudkan rumah untuk komunitas, salah satu diantaranya ialah Penyediaan Ru-
mah untuk Paguyuban Tukang Cukur asal Garut, Jawa Barat.
Tak ayal, menurut data yang dimiliki Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan,
komunitas masyarakat lainnya turut mengajukan usulan bantuan perumahan dari pe-
merintah, seperti diantaranya Kelompok Para Petugas Kebersihan, kalangan MBR, tu-
kang bakso, dan lainnya yang tersebar di pelbagai provinsi di Indonesia. Rangkaian pe-
nyelenggaraan Hari Perumahan Nasional 2019 ini telah kami kemas pada Rubrik Utama
yang telah kami sisipkan pula informasi dalam bentuk infografis.
Selain Rubrik Utama, tim redaksi KIPRAH telah menyiapkan pilihan informasi lain-
nya yang tak kalah menarik. Pada Rubrik Opini, KIPRAH telah berhasil mewawancarai
Mathius Awoitauw, Bupati Jayapura yang mengapresiasi langkah cepat Kementerian
PUPR dalam menangani Banjir Sentani yang telah terjadi beberapa waktu lalu, serta
pembangunan sarana infrastruktur pelaksanaan PON 2020 yang telah rampung dan
siap digunakan.
Kerja sama Indonesia dengan negara tetangga terus terjalin. Beberapa waktu lalu,
Menteri Basuki diberi mandat oleh Presiden Joko Widodo untuk mewakili Indonesia
pada Peringatan ke-20 Hari Pelaksanaan Jajak Pendapat di Dili, Timor Leste, yang me-
negaskan komitmen Indonesia untuk terus membantu dan bekerjasama dalam bidang
Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia. Informasi ini dapat ditengok pada Rubrik
Aktualita.
Kami sisipkan pula rangkaian acara menarik pada Perayaan Hari Kemerdekaan Repu-
blik Indonesia di lingkungan Kementerian PUPR. Informasi lainnya telah kami rangkum
dan tersusun pada KIPRAH edisi 98 kali ini. Selamat membaca. Selamat Hari Perumahan
Nasional 2019. Salam Infrastruktur! n
3
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
NUANSA
MEWUJUDKAN PERUMAHAN
RAKYAT BERBASIS KOMUNITASREDAKSI KIPRAH
4 Daftar isi
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
12Laporan UTaMa WUJUDKAN HUNIAN
RAKYAT BERBASIS
KOMUNITAS
n Serba-Serbi Semarak Perumahan Nasional hal 14
n Memacu Target Rumah Layak Huni hal 18
n Strategi Kelola Dana Penyediaan
Perumahan hal 23
n Kita Terus Perkuat Program Sejuta
Rumah Lima Tahun Kedepan hal 28
n Solusi Alternatif Membangun Hunian hal 31
n Edukasi Sejarah dan Istilah Perumahan hal 35
n Hunian Terjangkau Bagi
Generasi Milenial hal 38
n Apa Kata Mereka hal 42
LAPORAN UTAMA
Dewan Redaksi: Anita Firmanti • Luthfil Annam • Sudirman Pemimpin Umum: Endra S Atmawidjaja Pemimpin
Redaksi: Anum Kurniawan Redaktur Pelaksana: Arif Fajar Redaksi: Krisno Yuwono • Muhammad Danial • Djoko Karsono • Mirah N • Warjono • A B Hartati • Gustav S Editor: Santi I Astuti • Wayan Yoke • Sri Rizqi Gustiarini • Anisah FB Desain/Artistik: E Prananta • Hedi Hardiyansyah • Rangga • Amelia • Harits Fotografer: Odhy A • Andika • Agus Iwan S S Sekretaris: Juariah • Nur Aisyah • Umi Fatimah S • Fitria MP Kontributor: Djadjuri Luciana R • Asep Kurniawan • Warsono Sirkulasi/Distribusi: Karina • Nadi Tarmadi • Yusron • Anas • Arifin Diterbitkan oleh: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Alamat: Biro Komunikasi Publik, Gedung Utama Lt. 4 Jl. Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Telp./Fax: 021-725 1538, 021-724 8932 e-mail: [email protected]
Redaksi Majalah KIPRAH menerima kiriman artikel, atau tulisan lain yang (1) bersifat populer dan (2) sesuai dengan isi Majalah KIPRAH. (3) Panjang tulisan minimal 400 kata, maksimal 1600 kata. (4) Pengiriman naskah dapat dilakukan melalui email ke [email protected], disertai dengan data diri berupa biografi singkat dan alamat, nomor telepon, fax atau E-mail (bila ada). (5) Naskah yang tidak dimuat biasanya tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. (6) Redaksi berhak melakukan perubahan naskah tanpa mengubah isi dari tulisan.
@KemenPU
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
@kemenpupr KemenPU
5
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
46opini BUKAN INFRASTRUKTUR
SAJA, TAPI JUGA BANGUN
EKONOMI
AKTUALITA
n Jalin Kolaborasi dengan Timor Leste hal 48
n Kunci Mewujudkan Ketahanan Air hal 50
n Rajut Kebersamaan
dalam Kemerdekaan hal 53
6 Daftar isi
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
58JeLaJah MENATA SAMOSIR,
SI PULAU EKSOTIS
DI DANAU TOBA
n Tambah Dana Wisata
Nasional Super Prioritas hal 63
n Berpulang ke Sang Ilahi hal 68
n Merangkul Milenial
Peduli Infrastruktur hal 70
JELAJAH
SELINGAN
7
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
74SeLingan RAIH TIGA ANUGERAH
HUMAS INDONESIA
n Menteri PUPR Kembali
Raih Rekor MURI hal 76
n Polesan Cantik di Kota Lama hal 79
SeLingan
8 Daftar isi
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
82Wacana STADION MANAHAN
SOLO SEGERA RAMPUNG
n Sei Gong Mulai Beroperasi hal 86
n Kementerian PUPR Siap
Jalankan Visi Presiden hal 88
WACANA
9
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
10
91JendeLa HARUS
NYAMAN
DAN BERSIH
92LegiSLaTif ANTISIPASI RISIKO BANJIR
DI KOTA KENDARI
n Menteri Basuki Raih
Soegijapranata Awards 2019 hal 10
n Insan PUPR Harus Tinggalkan
Zona Nyaman hal 11
n Sepakat Rapat Paripurna RUU SDA hal 93
LINTAS INFO
LEGISLATIF
96KariKaTUr
10
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
PUPR, keluarga, dan generasi muda agar terus melanjutkan,
menjaga, dan memelihara tren pembangunan infrastruktur
yang telah kita upayakan selama ini,” kata Danis membacakan
sambutan Menteri Basuki.
Dalam acara tersebut, Danis menyampaikan orasi ilmiah
Menteri Basuki dengan tema Keadilan Ekologis Dalam Pem-
bangunan Infrastruktur. Selain aspek ekonomi dan kesejah-
teraan masyarakat, pembangunan infrastruktur juga harus
mempertimbangkan aspek ekologi yaitu kemampuan daya du-
kung lingkungan dan tersedianya sumber daya yang cukup un-
tuk mendukung pembangunan jangka pendek hingga jangka
panjang.
Kebijakan pembangunan infrastruktur itu tampak pada kon-
sep green infrastructure yang mulai diterapkan di dunia kons-
truksi Indonesia. Green infrastructure adalah sebuah gerakan
berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi in-
frastruktur yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian
energi dan sumber daya, serta berbiaya rendah dari tahap pe-
rencanaan, pelaksanaan hingga pemakaian produk konstruksi.
Pemilihan material yang dapat diperbaharui, didaur
ulang dan digunakan kembali dapat meminimalisir dampak
pada lingkungan. Sebagai contoh, material struktur meng-
gunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti
limbah plastik, fly ash, silica fume pada beton siap pakai dan
beton pracetak. n
MENTERI Pekerjaan Umum dan Perumahan Rak-
yat (PUPR) Basuki Hadimuljono menerima Soegi-
japranata Awards dari Universitas Katolik (Unika)
Soegijapranata. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian
PUPR, Danis H. Sumadilaga, mewakili Menteri Basuki mene-
rima penghargaan yang diserahkan Rektor Unika Soegijapra-
nata Ridwan Sanjaya pada acara Peringatan Dies Natalis Ke-
37 Unika di Auditorium Unika Semarang, Jawa Tengah, awal
Agustus lalu.
Soegijapranata Award merupakan penghargaan yang di-
berikan kepada tokoh yang dinilai memiliki kontribusi besar
terhadap kemajuan Bangsa Indonesia. Penghargaan diberikan
rutin setiap tahun bertepatan pada puncak rangkaian Per-
ingatan Dies Natalis Unika.
Rektor Unika Ridwan Sanjaya mengatakan, penghargaan
ini diberikan atas dedikasi Menteri Basuki dalam menjalankan
tugas pembangunan infrastruktur di Indonesia untuk mewu-
judkan negara berdaya saing. “Beliau memiliki optimisme dan
tidak mengenal menyerah dalam membangun infrastruktur.
Memiliki komitmen, semangat, dan langkah-langkah konkret
dalam pembangunan infrastruktur untuk kemajuan Indonesia,”
kata Ridwan.
Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga menyampaikan
terima kasih dan rasa hormat atas penghargaan tersebut.
“Saya mendedikasikan penghargaan ini untuk Kementerian
Menteri Basuki Raih Soegijapranata Awards 2019
OLEH: Tri haTnanTo, BIRO KOMUNIKASI PUBLIK, KEMENTERIAN PUPR
Lintas info
11
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
PENGEMBANGAN sumber daya manusia (SDM) men-
jadi kunci penting dalam mewujudkan visi Indonesia
Maju. Pernyataan itu menjadi pesan utama Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljo-
no saat membuka Pekan Olah raga dan Seni (Porseni) dalam
menyambut peringatan HUT ke-74 Republik Indonesia, di
Kementerian PUPR, awal Agustus lalu.
Sesuai dengan tema “SDM Unggul Indonesia Maju” da-
lam peringatan Kemerdekaan tahun ini, Menteri Basuki
menyatakan SDM Kementerian PUPR harus menjadi ung-
gul agar pembangunan infrastruktur kedepan lebih pro-
duktif dan berdaya saing. “Kita ingin ASN PUPR menjadi
SDM yang unggul, meninggalkan zona nyaman dan terus
meningkatkan kapasitas masing-masing serta selalu siap
berkompetisi secara positif,” tuturnya.
Menteri Basuki menjelaskan, zona nyaman yang dimak-
sud adalah memiliki pola pikir apabila sudah menduduki
jabatan tertentu maka (jabatan tersebut) tidak akan lepas.
“Itu yang akan kita tinggalkan. Kalau memang tidak perform
pasti akan ada kompetitornya yang siap menggantikan,”
ujarnya.
Ia pun menegaskan, untuk mendorong kompetisi seka-
ligus regenerasi organisasi, ASN Kementerian PUPR kela-
hiran tahun 1965 hingga 1975 saat ini telah diusulkan oleh
para Pejabat Tinggi Madya untuk menjadi Pejabat Tinggi
Pratama atau Eselon II.
Melihat tantangan semakin berat yang harus dilaksana-
kan, Menteri Basuki mengatakan, Kementerian PUPR juga
membutuhkan persatuan, kerjasama, keterbukaan dan
keikhlasan. Tanpa hal itu, seringan apapun pekerjaan tidak
akan bisa dikerjakan.
Penyelenggaraan Porseni ini berlangsung 7-16 Agustus
2019. Berbagai lomba olahraga dan seni diselenggarakan.
Pertandingan Gateball, Futsal, Basket, Operet, Parade Band,
stand up comedy, hingga fashion show sebagai ajang untuk
menyalurkan bakat insan Kementerian PUPR serta Darma
Wanita Persatuan (DWP).
Pembukaan Porseni itu kemudian dilanjutkan dengan
seremoni pameran foto hasil jepretan Menteri Basuki ber-
tempat di Ruang Serbaguna, Gedung Utama Kementerian
PUPR. Pameran itu bertajuk ‘Dibalik Lensa Menteri Basuki’
yang menampilkan sekitar 60 foto terpilih dari 600 foto pe-
laksanaan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta
dan Palembang. n
Insan PUPR Harus Tinggalkan Zona NyamanOLEH: iWan bahariyanTo- BIRO KOMUNIKASI PUBLIK, KEMENTERIAN PUPR
Lintas info
12
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
SELAIN pangan dan sandang,
rumah merupakan salah satu
kebutuhan dasar kehidupan
setiap orang. Hanya saja, be-
lum semua orang bisa mengakses
hunian yang layak. Beragam kendala
yang menjadi tantangannya. Selain
persoalan biaya, masalah lainnya yaitu
ketersediaan lahan yang terbatas khu-
susnya di daerah perkotaan dengan
tingkat pertumbuhan penduduk yang
cukup tinggi.
Dalam peringatan Hari Perumahan
Nasional (Hapernas) yang diperingati
setiap 25 Agustus, Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
terus berkomitmen untuk menyedia-
kan rumah layak huni bagi masyarakat
lewat Program Satu Juta Rumah. Ma-
yoritas sasaran utama pembangunan
rumah adalah masyarakat berpengha-
silan rendah (MBR) dengan porsi seki-
tar 70%, sedangkan
kalangan non-MBR
atau ekonomi mene-
ngah ke atas sebanyak
30%.
Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono menyatakan
Hapernas 2019 mengusung
tema Wujudkan Perumahan Rak-
yat Berbasis Komunitas. Karena itu ia
mengajak jajaran Kementerian PUPR
dan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) menjadikan peringatan
tahun ini sebagai momentum untuk
menyediakan rumah bagi MBR de-
ngan berbasis komunitas. “Dengan
semangat Hapernas ini, akan lebih
banyak lagi rumah-rumah yang terba-
ngun untuk komunitas masyarakat di
Indonesia,” harapnya.
Menilik data yang dimiliki Di-
rektorat Jenderal Penyediaan Peru-
mahan Kementerian PUPR, banyak
komunitas masyarakat yang meng-
ajukan usulan bantuan perumahan
dari pemerintah. Kelompok itu di
antaranya para petugas kebersihan,
kalangan MBR, tukang bakso, tempe
dan tahu, pengrajin rokok tembakau
makanan dan minuman, guru hono-
rer, nelayan, pegawai restoran, pena-
rik bentor, porter, supir taksi, peda-
gang, dan buruh kelapa.
Komunitas masyarakat tersebut
tersebar di berbagai provinsi di In-
donesia seperti Sumatera Selatan,
Lampung, Banten, Jawa barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Sulawesi Utara, Su-
lawesi Tengah, dan Gorontalo. Ada-
pun penyediaan perumahan berbasis
komunitas ini diperuntukkan bagi
komunitas profesi tertentu dan be-
lum pernah mendapatkan program
subsidi pembiayaan perumahan dari
pemerintah.
Wujudkan Hunian Rakyat Berbasis KomunitasProgram Sejuta Rumah tetap dilanjutkan lima tahun mendatang. Salah satu sasarannya yaitu rumah berbasis komunitas.
Oleh: Tim Kiprah/ ditjen penyediaan perumahan/ ristyan Mega putra
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
Perumahan khusus untuk MBR
13
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Wujudkan Hunian Rakyat Berbasis Komunitas
Dirjen Penye-
diaan Perumahan
Khalawi Abdul Hamid
menjelaskan, Program
Satu Juta Rumah dianggap
berhasil menekan angka bac-
klog atau kesenjangan antara
pasokan dan kebutuhan rumah
di Indonesia yang masih tinggi.
Hingga akhir 2019, ada hampir 4,8 juta
unit berhasil dibangun.
Ke depan, pemerintah sudah me-
nargetkan akan menyediakan 3,9 juta
unit rumah layak huni dengan mayo-
ritas diperuntukkan untuk kalangan
MBR. Kementerian PUPR pun berko-
mitmen akan memperluas jangkauan
MBR agar bisa menikmati subsidi
rumah. Beberapa skema yang bisa di-
ikuti, antara lain melalui program
KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (KPR FLPP), Subsidi Seli-
sih Bunga (SSB), dan Subsidi Bantuan
Uang Muka (SBUM). “Jadi mereka bisa
terbantu untuk memiliki atau meng-
akses hunian yang nyaman tanpa ke-
sulitan dalam masalah pembiayaan,”
ujar Khalawi.
Dalam mencapai target penye-
diaan perumahan, pemerintah me-
nyadari ada tantangan besar yang di-
hadapi. Selain masalah ketersediaan
lahan, pemerintah sudah mencari so-
lusi menangani dana negara (APBN)
yang terbatas hanya Rp780 triliun
atau sepertiga dari total kebutuhan
seluruh pembangunan infrastruktur
mencapai Rp2.058 triliun untuk lima
tahun mendatang.
Salah satu solusinya dengan meng-
inisiasi pengadaan perumahan de-
ngan konsep Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU). Langkah ini
mengikuti proyek infrastruktur lain
yang sudah menggunakan skema ter-
sebut, antara lain pembangunan jalan
tol dan sistem penyediaan air minum.
“Kami sudah membuka pintu dan ja-
lan kerjasama agar para pengembang
khususnya perusahaan swasta mau
mendukung perumahan lewat skema
ini,” ujar Dirjen Pembiayaan Infra-
struktur Kementerian PUPR, Eko
Djoeli Heripoerwanto.
Melalui KPBU, Kementerian PUPR
siap mendukung melalui kemudahan
perizinan, pengadaan lahan dan lain-
nya, agar para pengembang berminat
terlibat penyediaan rumah terutama
bagi kalangan MBR. Dengan begitu,
tantangan pengadaan rumah rakyat
yang dihadapi ke depan akan menjadi
lebih mudah dihadapi.
Rangkaian peringatan Hapernas
tahun ini dimulai sejak 5 hingga 28
Agustus 2019 diisi dengan berbagai
acara, yaitu Lomba Foto Perumahan,
Lomba Gateball, ziarah makam Bung
Hatta dan mantan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Cosmas Batubara,
groundbreaking Bhayangkara, Praja dan
Sriwijaya (BPS) Land di Palembang, Ja-
lan Sehat, Pameran dan Festival Kuli-
ner, talkshow radio, dan Sarasehan dan
Peluncuran Buku Sejarah Perumahan
serta Kamus Istilah Perumahan. n
Rumah Khusus Kota Bima, NTB
Rusun Mahasiswa Itera Lampung
14
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
“SEJUTA rumah bisa..bisa..bisa.
Terima kasih untuk stakehol-
der perumahan lainnya yang
sudah mendukung acara ini.
Kita satu tim dalam mewujudkan
Program Sejuta Rumah,” pekik Men-
teri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
saat melepas ratusan peserta Jalan Se-
hat di pelataran Kementerian PUPR,
Minggu pagi, (25/8). Kegiatan itu ber-
tepatan dengan Hari Perumahan Na-
sional (Hapernas) yang diperingati se-
tiap 25 Agustus.
Selain insan Kementerian PUPR,
jalan sehat itu turut diikuti stakehol-
der perumahan lainnya seperti Real
Estate Indonesia (REI), Asosiasi Pe-
ngembang Perumahan dan Permu-
kiman Seluruh Indonesia (Apersi),
Himpunan Pengembang
Permukiman dan Peru-
mahan Rakyat (Himppera)
hingga perbankan seperti Bank
Tabungan Negara.
Peringatan Hapernas tahun ini
mengusung tema Wujudkan Peru-
mahan Rakyat Berbasis Komunitas.
Berkaitan dengan itu, Menteri Basuki
mengingatkan kepada insan PUPR
dan stakeholder perumahan bahwa
Hapernas harus menjadi momen-
tum akan pentingnya pemenuhan
kebutuhan rumah sebagai hak dasar
manusia. “Kami berharap dengan
semangat Hapernas ini akan lebih
banyak lagi rumah-rumah yang ter-
Peringatan di tahun ini diharapkan menjadi momentum akan terwujudnya banyak rumah untuk komunitas masyarakat di berbagai penjuru daerah.
Oleh: Tim Kiprah/ ditjen penyediaan perumahan/ ristyan Mega putra
Serba-Serbi Semarak Perumahan Nasional
Konferensi Hari Perumahan Nasional
15
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Serba-Serbi Semarak Perumahan Nasional
bangun untuk komunitas
masyarakat di Indonesia,”
harapnya.
Menilik data yang dimiliki
Direktorat Jenderal Penyediaan
Perumahan Kementerian PUPR,
banyak sekali komunitas-komunitas
masyarakat seperti petugas keber-
sihan, MBR, tukang bakso, tempe dan
tahu, pengrajin rokok tembakau ma-
kanan dan minuman, guru honorer,
nelayan, pegawai restoran, penarik
bentor, porter, supir taksi, pedagang
dan buruh kelapa yang telah meng-
ajukan usulan bantuan perumahan
dari pemerintah ini.
Komunitas masyarakat tersebut
tersebar di berbagai provinsi, antara
lain Sumatera Selatan, Lampung,
Banten, Jawa barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur
(NTT), Sulawesi Utara, Sulawesi Te-
ngah, dan Gorontalo.
Tak hanya Jalan Sehat saja, bera-
gam kegiatan lain juga diselenggara-
kan untuk menyemarakkan Haper-
nas 2019. Setelah ke makam Bung
Hatta, beberapa pejabat Kementerian
PUPR juga berziarah ke makam Cos-
mas Batubara, Menteri Negara Peru-
mahan Rakyat 1978-1988, di Taman
Makam Pahlawan Kalibata.
Di hari berikutnya, Kementerian
PUPR mengadakan diskusi tentang
Program Sejuta Rumah dan capaian
perumahan nasional. Dirjen Penye-
diaan Perumahan Khalawi Abdul
Hamid mengatakan, tahun ini jumlah
penyediaan hunian ada 1,25 juta unit.
Bila terealisasi, maka selama kurun
2015-2019 hampir 4,8 juta rumah yang
telah dibangun.
Untuk lima tahun mendatang,
pemerintah mencanangkan target
membangun rumah terjangkau seba-
nyak 3,9 juta unit. Jumlah itu cukup
untuk menurunkan angka backlog
rumah untuk masyarakat berpeng-
hasilan rendah (MBR) menjadi 5 juta
unit.
Ketua Umum REI Soelaeman Soe-
mawinata menerangkan, para pe-
ngembang yang tergabung dalam aso-
siasi REI siap mendukung pemerintah
dalam pelaksanaan Program Satu Juta
Rumah di Indonesia. “Kami siap men-
dukung Program Satu Juta Rumah
yang dilaksanakan oleh pemerintah
di masa yang akan datang. Diharap-
kan subsidi rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) terus
bisa meningkat,” ujarnya.
Kendati demikian, tidak mudah un-
tuk mewujudkan angan tersebut. Sa-
lah satu tantangan yang dihadapi yaitu
dana infrastruktur dari APBN yang sa-
ngat terbatas. Apalagi selama ini pem-
bangunan perumahan masih menggu-
nakan alokasi dari pemerintah.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur
Kementerian PUPR Eko Djoeli Heri-
poerwanto mengatakan, ada solusi
alternatif yang diharapkan menjawab
keterbatasan dana penyediaan rumah
rakyat yakni Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU). Hal itu
Peresmian Rusun BPK di Tarakan
Poster Hari Perumahan Nasional 2019
16
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
yang kemudian dikupas mendalam
melalui Workshop Public Private Par-
tnership (PPP) for Affordable Housing,
pertengahan Agustus lalu.
Ajang tersebut memang khusus
mengkaji pembangunan hunian de-
ngan skema KPBU. Selama ini kon-
sep itu baru diterapkan dalam pem-
bangunan infrastruktur jalan tol
maupun sistem penyediaan air minum.
Kini penggunaan skema KPBU pun
mulai dijajaki pada sektor perumahan.
Diskusi itu juga menyajikan pe-
ngalaman negara lain yang telah me-
nerapkan skema KPBU dalam penye-
diaan hunian bagi masyarakat. Ada
dua negara yang dijadikan contoh
yaitu Kenya dan India.
Heri mengatakan, skema KPBU
perumahan ini menjadi kebutuhan
karena tingginya permintaan akan
kebutuhan rumah yang layak dan ter-
jangkau di kawasan perkotaan. Hanya
saja tren urbanisasi dan keterbatasan
lahan menjadi salah satu kendala da-
lam proses penyediaan perumahan.
Di sisi lain, KPBU menjadi so-
lusi alternatif dalam pembiayaan
perumahan. Apalagi anggaran pem-
bangunan infrastruktur selama lima
tahun ke depan sangat terbatas, ha-
nya Rp780 triliun atau sepertiga
dari total kebutuhan yang mencapai
Rp2.058 triliun.
Momentum Hapernas juga diman-
faatkan dengan menggelar Sarasehan
Perumahan di Kementerian PUPR,
akhir Agustus lalu. Kegiatan itu seka-
ligus peluncuran buku sejarah peru-
mahan ‘Jejak Langkah Hunian Layak
Indonesia’ dan Kamus Istilah Peru-
mahan.
Khalawi mengatakan, Sarase-
han dan Peluncuran Buku tersebut
ditujukan untuk mendalami nilai-
nilai sejarah sektor perumahan serta
memberikan pengetahuan dan men-
dapatkan masukan mengenai pe-
laksanaan pembangunan perumahan
di Indonesia, terutama dari kaum
milenial. “Buku ini memberikan gam-
baran mengenai perjalanan tapak tilas
perkembangan perumahan serta pe-
mahaman istilah-istilah spesifik me-
ngenai sektor perumahan,” tandasnya.
Buku Sejarah Perumahan menam-
pilkan perkembangan kebijakan peru-
mahan nasional yang menceritakan
dua masa kebijakan. Di era pra-ke-
merdekaan masih terbatas pada pe-
nyediaan perumahan untuk pegawai
negeri, rumah sewa, dan perbaikan
lingkungan. Sementara di awal ke-
merdekaan, mulai mengembangkan
struktur organisasi yang dikembang-
kan dari masa penjajahan Jepang dan
Belanda.
Adapun Buku Kamus Istilah Peru-
mahan menampilkan kata maupun
frasa spesifik mengenai istilah yang
sering digunakan dalam sektor pe-
rumahan di Indonesia. Masyarakat
awam yang ingin memahami istilah-
istilah spesifik mengenai sektor peru-
mahan dapat mencarinya secara ins-
tan melalui buku kamus ini.
Adapun rangkaian kegiatan Ha-
pernas lainnya yang diadakan sejak 5
hingga 28 Agustus 2019 yaitu Lomba
Foto Perumahan, turnamen gateball,
groundbreaking Bhayangkara, Praja
dan Sriwijaya (BPS) Land di Palem-
bang, Festival Kuliner, dan talkshow
radio. n
Ziarah ke makam pahlawan Bung Hatta
17
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Satu Pintu Pembiayaan Infrastruktur
18
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
PROGRAM Sejuta Rumah
kian menunjukkan tren
positif sejak bergulir mulai
2015. Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menyatakan jumlah keselu-
ruhan rumah yang dibangun hingga
akhir 2018 sudah mencapai 3.542.318
unit. Angka itu akan bertambah lagi
dengan target tahun ini sebanyak 1,25
juta rumah, tertinggi dibanding ta-
hun sebelumnya.
Direktur Jenderal Penyediaan Pe-
rumahan Khalawi Abdul Hamid me-
maparkan, progres penyediaan rumah
layak huni hingga akhir Agustus 2019
sudah mencapai 847.611 unit. Jika tar-
get itu bisa terpenuhi, maka seluruh
rumah yang terbangun hingga 2019
mencapai sekitar 4,79 juta atau 94%
dari total target lima tahun sebanyak
5 juta unit. “Jadi, kurangnya tidak ter-
lalu banyak,” kata Khalawi dalam dis-
kusi bertema Mengokohkan Urusan
dan kelembagaan Perumahan Rak-
yat, Permukiman dan Pengembangan
Kawasan Perkotaan di Kementerian
PUPR, akhir Agustus lalu.
Adapun mayoritas rumah yang di-
bangun diperuntukkan bagi kalangan
masyarakat berpenghasilan rendah
Memacu TargetRumah Layak HuniHingga Agustus 2019, Program Sejuta Rumah tahun ini sudah berhasil membangun 847.611 unit. Capaian tersebut hasil kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang, tanggung jawab sosial perusahaan, dan masyarakat secara swadaya.
Oleh: Tim Kiprah/ ditjen penyediaan perumahan/ ristyan Mega putra
Karya : Dian Setia Ningrum, peserta Lomba Foto Hari Perumahan Nasional 2019
19
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
20
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
(MBR) sebesar 70%. Sementara sisa
30% merupakan ditujukan untuk
non-MBR atau golongan menengah
ke atas.
Khalawi menjelaskan, dari berba-
gai penilaian, Program Sejuta Rumah
masih relevan untuk dilanjutkan pada
periode 2020-2024. Karena itu, per-
ingatan Hari Perumahan Nasional
(Hapernas) yang diperingati setiap 25
Agustus menjadi momentum untuk
menuntaskan persoalan backlog ma-
sih belum terselesaikan.
Saat ini angka kesenjangan pa-
sokan dan permintaan atau backlog
masih tinggi sekitar 7,6 juta unit
meski sudah menyusut dari angka
11,4 juta pada 2015. Namun, kondisi
itu belum lagi ditambah dengan ke-
butuhan rumah baru per tahunnya
yang kini diperkirakan mencapai 500-
700 ribu unit. Untuk memenuhi be-
sarnya kebutuhan tersebut, Khalawi
mengakui, perlu kerjasama seluruh
stakeholder, terobosan, dan inovasi.
“Masalah perumahan ini sangat
kompleks. Dengan tingginya ke-
butuhan rumah tersebut, kedepan
perlu ada penguatan dan inovasi
Program Sejuta Rumah. Karena itu,
program ini bertujuan menggerak-
kan seluruh stakeholder di bidang pe-
rumahan, baik pemerintah, swasta,
dan masyarakat bersama-sama untuk
membangun rumah, khususnya bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR),” tutur Khalawi.
Terkait itu, Kementerian PUPR su-
dah memiliki sepuluh program untuk
menguatkan agenda Sejuta Rumah di
periode mendatang. Pertama, meng-
upayakan penyediaan lahan untuk
perumahan terjangkau, khususnya
di kawasan strategis yang dapat diba-
ngun rumah terjangkau bagi MBR.
Salah satu cara yang telah dila-
kukan adalah pembangunan rusun
dekat dengan stasiun kereta atau
Transit Oriented Development (TOD)
dan rusun dengan kombinasi pasar.
“Pembangunan di kota besar sudah
pasti harus vertikal. Jadi TOD, mixed-
use, konsep-konsep itu ke depan bisa
menjadi program yang harus kita do-
rong,” imbuh dia.
Contoh pembangunan itu yakni
Rusun Pasar Rumput setinggi 25 lan-
tai yang berjumlah tiga tower. Padahal
sebelumnya tanah digunakan hanya
untuk pasar, sekarang pasar dengan
hunian. Mereka yang berjualan ti-
dak perlu pulang jauh, bisa tinggal di
rusun. Contoh terobosan lainnya lagi,
rusun TOD Rawa Buntu dari 6 tower
dibangun, 4 tower komersial, dan 2
tower untuk MBR.
Adapun solusi lain terkait keterse-
diaan lahan yaitu pembentukan bank
lahan (land banking). Khalawi menilai,
langkah ini bisa menjadi opsi agar pe-
merintah memiliki lahan untuk pem-
bangunan rumah terjangkau.
Sementara dari sisi regulasi, pe-
merintah berupaya untuk memper-
mudah dan menyederhanakan proses
perizinan. Salah satunya seperti peng-
urusan sertifikat yang awalnya harus
menempuh 48 langkah, sekarang
menjadi 11 langkah. Hal itu juga seja-
lan dengan perintah Presiden Jokowi,
bahkan agar perizinan bisa dibuat
sambil pembangunan berjalan.
Keempat, mendorong skema
pembiayaan kreatif seperti bantuan
pembiayaan perumahan berbasis ta-
bungan dan tabungan perumahan
rakyat, serta kerja sama kemitraan.
Inovasi pembiayaan yang diperlukan
antara lain skema Bantuan Pembia-
yaan Perumahan Berbasis Perumahan
(BP2BT) dan Tabungan Perumahan
Rakyat (Tapera) serta Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha
Dokumentasi Ditjen Penyediaan Perumahan
Menteri Basuki bersama pegawai Ditjen Penyediaan Perumahan saat Pameran 4.0 di Kampus PUPR, Jakarta
21
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Memacu Target Rumah Layak Huni
(KPBU) perumahan yang dikembang-
kan Kementerian PUPR.
Langkah berikutnya yaitu mela-
kukan penentuan zona permukiman
masyarakat berpenghasilan rendah
dalam rencana detail tata ruang
(RDTR). Kemudian, memperluas
fasilitas pembiayaan loan to value
dan penghapusan pajak pertam-
bahan nilai.
Selain itu, melakukan finalisasi
revisi Kepmen Kimpraswil No. 403/
KTPS/M/2002. Berikutnya, kembali
melakukan penetapan kebijakan pe-
nyesuaian harga rumah bersubsidi.
Program lainnya yakni memacu pe-
nyediaan rumah untuk generasi mile-
nial. Terakhir, mempercepat penye-
diaan rumah untuk ASN/TNI Polri.
Berbasis Komunitas Rumah menjadi salah satu ke-
butuhan pokok yang harus dipenuhi
setiap orang. Sayangnya, kenaikan
harga rumah tidak diikuti dengan
penghasilan yang signifikan pada se-
tiap orang.
Guna memperluas akses masyara-
kat terhadap rumah layak huni dan
terjangkau, pemerintah meningkat-
kan daya beli masyarakat berpengha-
silan rendah (MBR) melalui dukungan
pembiayaan perumahan. “Nantinya
semua jenis bantuan pembiayaan ter-
kait perumahan akan dilaksanakan
oleh BP Tapera. Masa transisi untuk
ASN, karena salah satu tulang pung-
gung Tapera adalah Bapertarum,
maka pelaksanaan Tapera bagi ASN
diberi waktu dua tahun. Sementara,
untuk non-ASN adalah tujuh tahun,”
kata Eko Djoeli Heripoerwanto, Dir-
jen Pembiayaan Infrastruktur Ke-
menterian PUPR.
Terkait proyek KPBU perumahan,
Eko Heri menyampaikan bahwa saat
ini tengah dilakukan studi pendahu-
luan terhadap empat proyek KPBU
yakni KPBU Pasar Sekanak Palembang
(tanah Pemda), KPBU Gang Waru Pon-
tianak (tanah Pemda), KPBU Paldam
Bandung (tanah pengembang), dan
KPBU Cisaranten (tanah Kementerian
PUPR).
Pemerintah juga memberikan sub-
sidi rumah bagi MBR melalui pro-
gram Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih
22
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
Rusunawa Peneliti LIPI Cibinong, Bogot, Jabar
Bunga (SSB), Subsidi Bantuan Uang
Muka (SBUM), Bantuan Pembia-
yaan Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT) dan pembangunan rumah
berbasis komunitas.
Salah satu solusi untuk menekan
angka backlog dalam 5 tahun ke de-
pan adalah dengan menggulirkan
program pembangunan perumahan
komunitas atau P2BK. Pembangunan
tersebut dinilai dapat menggerakkan
potensi besar kemampuan masya-
rakat berpenghasilan rendah (MBR)
dalam hal penyediaan perumahan se-
cara swadaya.
“Jadi, dengan program ini kami
mendorong masyarakat yang ingin
membangun rumah, baik secara swa-
daya maupun dengan stimulan. Kami
ada program bantuan stimulan rumah
swadaya, misalnya, dengan pola ABCG
(akademisi, bisnis, community, dan
government) atau BCG seperti tukang
cukur di Garut yang kami dorong ikut
program rumah subsidi,” paparnya.
Adapun, dalam pembiayaannya,
perumahan berbasis komunitas bisa
mendapatkan subsidi kredit pemi-
likan rumah fasilitas likuiditas pem-
biayaan perumahan (KPR FLPP) yang
dikelola oleh Pusat Pengelolaan Dana
Pembiayaan Perumahan dan subsidi
bantuan uang muka (SBUM) di Ditjen
Pembiayaan Perumahan Kementerian
PUPR. n
Pembangunan perumahan
23
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Strategi Kelola Dana Penyediaan PerumahanMeskipun memiliki keterbatasan dana, pemerintah sudah menyiapkan beberapa solusi agar memudahkan masyarakat mengakses tempat tinggal.
Oleh: Tim Kiprah
Strategi Kelola Dana Penyediaan Perumahan
ngurangi tingginya angka backlog atau
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan rumah. Berdasarkan kon-
sep penghunian, jumlah backlog peru-
mahan berdasarkan mencapai 7,6 juta
unit pada 2015. Jumlah itu ditargetkan
turun menjadi 5,4 juta unit pada 2019.
Sementara berdasarkan konsep kepe-
milikan rumah, backlog perumahan
sebanyak 11,4 juta unit pada 2015 dan
tahun ini ditargetkan turun menjadi
6,8 juta unit. “Jumlah ini akan kita
tekan lagi ke depan,” kata Khalawi, di
Jakarta, Selasa pekan lalu.
Kendati demikian, ia mengakui
ada beragam tantangan pemerintah
dalam menyediakan perumahan di
tahun-tahun mendatang. Salah sa-
tunya, keterbatasan anggaran yang
dimiliki pemerintah. Di sisi lain, ke-
butuhan rumah diprediksi akan me-
ningkat seiring pertumbuhan jumlah
penduduk.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur
CAPAIAN pembangunan
perumahan selama lima
tahun terakhir mendorong
Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) melanjutkan Program Satu
Juta Rumah (PSR) di periode kedua,
2019-2024. Hingga akhir tahun ini, pe-
nyediaan rumah diprediksi akan men-
capai hampir 4,8 juta unit. Adapun
target yang dibangun pada periode
selanjutnya sebanyak 3,9 juta unit.
Direktur Jenderal Penyediaan
Perumahan Khalawi Abdul Hamid
mengaku program tersebut layak
dilanjutkan karena telah berhasil me-
Rusunawa Pasar Rumput, Jakarta
24
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
Rumah Khusus Kota Bima, NTB
Eko Djoeli Heripoerwanto mema-
parkan, kebutuhan pembangunan
infrastruktur keseluruhan selama
lima tahun kemencapai Rp 2.058 tri-
liun. ketersediaan dana pemerintah
(APBN) selama lima tahun menda-
tang. Namun, pemerintah hanya
mampu menyediakan sepertiga atau
sekitar sekitar Rp780 triliun. “Budget
dari pemerintah cuma sedikit, tidak
lebih dari sepertiga angka itu,” kata
Heri.
Kementerian PUPR pun menilai
perlu adanya skema pembiayaan al-
ternatif dalam penyediaan infrastruk-
tur, termasuk sektor perumahan.
Ada tiga strategi dukungan pembia-
yaan perumahan untuk meningkat-
kan kemampuan masyarakat untuk
mengakses rumah layak huni dan
terjangkau. Ketiga strategi itu adalah
pelaksanaan Tabungan Perumahan
Rakyat (Tapera), Bantuan Pembiayaan
Perumahan, dan mengajak partisipasi
swasta dalam penyediaan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) melalui skema Kerjasama Pe-
merintah dan Badan Usaha (KPBU).
Heri menjelaskan, Badan Penge-
lola Tapera (BP Tapera) yang terdiri
dari komisioner dan deputi komi-
sioner sudah terbentuk pada Maret
2019. Dalam operasionalisasinya, Ba-
dan tersebut menyiapkan kebijakan
umum dan strategis, rencana kerja
dan anggaran tahunan yang akan di-
ajukan ke Komite Tapera yang terdiri
dari Menteri PUPR, Menteri Keuan-
gan, Menteri Tenaga Kerja, Ketua
Otoritas Jasa Keuangan, dan pihak
independen.
Ia menambahkan, nantinya semua
jenis bantuan pembiayaan terkait pe-
rumahan akan dilaksanakan oleh BP
Tapera. “Karena salah satu tulang
punggung Tapera adalah Bapertarum,
maka pelaksanaan Tapera bagi ASN
diberi waktu dua tahun, sementara
untuk non-ASN adalah tujuh tahun,”
terangnya.
Strategi pembiayaan berikutnya
yaitu dengan skema KPBU. Salah satu
fokus gagasan skema tersebut yaitu
penyediaan perumahan di perkotaan.
Tingginya harga tanah di perkotaan
merupakan salah satu tantangan
utama dalam penyediaan perumahan
25
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Strategi Kelola Dana Penyediaan Perumahan
yang layak dan terjangkau. Biaya
pengadaan tanah juga mengambil
porsi besar dari investasi para pen-
gembang perumahan.
Adapun dukungan yang bisa di-
berikan pemerintah yaitu pemanfa-
atan tanah milik negara, milik pe-
merintah daerah, dan swasta untuk
pembangunan hunian dengan skema
KPBU. Pembangunan hunian dengan
skema KPBU utamanya menyasar un-
tuk pengembangan hunian vertikal
di perkotaan yang lahannya terbatas.
Skema KPBU dapat digunakan dalam
pembangunan hunian berimbang un-
tuk pengembangan area seperti kon-
sep superblok.
Terkait proyek KPBU perumahan,
Eko Heri menyampaikan bahwa saat
ini tengah dilakukan studi pendahu-
luan terhadap 4 proyek KPBU yakni
KPBU Pasar Sekanak Palembang (ta-
nah Pemda), KPBU Gang Waru Pon-
tianak (tanah Pemda), KPBU Paldam
Bandung (tanah pengembang), dan
KPBU Cisaranten (tanah Kemen-
terian PUPR).
Bantuan Subsidi Alokasi dana bantuan bagi masya-
rakat menjadi solusi lain yang juga
digagas Kementerian PUPR. Salah
satunya programnya yaitu Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
atau yang dikenal dengan bedah ru-
mah. Rencananya, dana tersebut akan
dinaikan demi meningkatkan kuali-
tas rumah swadaya.
Untuk peningkatan kualitas ru-
mah yang sudah ada, dananya naik
dari Rp 15 juta menjadi 17,5 juta. Se-
mentara untuk alokasi pembangunan
rumah baru ditambah dari Rp 30 juta
menjadi Rp 35 juta per unit rumah.
“Naiknya dana ini untuk membantu
masyarakat yang kurang mampu da-
lam meningkatkan kualitas rumah-
nya,” ujar Khalawi.
Khalawi menjelaskan, target pem-
bangunan perumahan yang telah
ditetapkan untuk program rumah
swadaya sebanyak 206.500 unit.
Kemudian, jumlah peningkatan kua-
litas rumah 198.500 unit dan pem-
bangunan baru 8.000 unit. Adapun
total alokasi program rumah swadaya
tersebut dari APBN sebesar Rp 4,28
triliun.
Merujuk pada UU No. 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, rumah swadaya dapat
diartikan sebagai rumah yang diba-
ngun atas prakarsa dan upaya masya-
rakat sendiri. Sementara itu, Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Rumah khusus ASN di Nusakambangan, Cilacap
Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat Rapat Komite Tapera
26
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
merupakan bantuan dari pemerin-
tah bagi masyarakat berpenghasilan
untuk mendorong dan meningkat-
kan keswadayaan dalam peningkatan
kualitas rumah dan pembangunan
baru rumah beserta prasarana, sarana
dan utilitasnya.
Khalawi menegaskan, dalam pro-
gram ini pemerintah memberikan
bantuan bukan dalam bentuk uang,
tapi bahan bangunan. “Pelaku utama
pembangunan itu adalah masyarakat
dengan membentuk kelompok dan
membangun rumah secara gotong
royong,” tandasnya.
Lebih lanjut, Khalawi menambah-
kan, jenis dan besaran bantuan untuk
peningkatan kualitas rumah swadaya
(PKRS) sebesar Rp 17,5 juta terbagi
menjadi dua yakni bahan bangunan
Rp 15 juta dan upah kerja Rp 2,5 juta.
Sedangkan untuk pembangunan baru
rumah swadaya (PBRS) yang angka
bantuannya Rp 35 juta terdiri dari ba-
han bangunan Rp 30 juta dan sisanya
Rp 5 juta untuk upah kerja.
Pemerintah juga memberikan sub-
sidi rumah bagi MBR melalui pro-
gram Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih
Bunga (SSB), Subsidi Bantuan Uang
Muka (SBUM) dan Bantuan Pembia-
yaan Perumahan Berbasis Perumahan
(BP2BT).
Pada 2019, anggaran FLPP sebesar
Rp 7,1 triliun untuk 68.858 unit ru-
mah, SSB sebesar Rp 3,4 triliun untuk
100.000 unit, SBUM sebesar Rp 948
miliar untuk 237.000 unit, dan BP2BT
dengan anggaran Rp 453 miliar dimana
sudah tersedia di DIPA 2019 sebesar Rp
10 miliar untuk 14.000 unit. n
Rumah Khusus Kota Bima, NTB
Talkshow Perumahan Berbasis Komunitas, Ditjen Penyediaan Perumahan
27
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
28
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
SELAMA lima tahun berjalan,
Program Sejuta Rumah terus
menunjukkan tren positif.
Dalam kurun 2015-2018, to-
tal sekitar 3,5 juta unit rumah yang te-
lah dibangun. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat men-
gklaim program tersebut berhasil me-
nyusutkan angka rumah tidak layak
huni (backlog) dari 11,4 juta pada 2015
menjadi 7,6 juta pada 2019.
Dirjen Penyediaan Perumahan
Khalawi Abdul Hamid mengatakan,
tahun ini Kementerian PUPR kem-
bali menargetkan jumlah sebanyak
1,25 juta rumah. Hingga awal Agus-
tus, yang terbangun sudah mencapai
847 ribu unit dengan porsi untuk
kalangan Masyarakat Berpengha-
silan Rendah (MBR) sebesar 70% dan
non-MBR 30%. “Kekurangannya akan
terus kita kejar hingga akhir tahun
nanti,” kata Khalawi di Kementerian
PUPR, awal Agustus lalu.
Untuk mengejar kekurangan itu,
Khalawi menjelaskan, pihaknya akan
memacu pembangunan rumah se-
kitar 500 ribu unit setiap tahunnya.
Di sisi lain, Kementerian PUPR akan
mengupayakan agar akses terhadap
rumah bisa terjangkau oleh masyara-
kat. Berikut wawancara selengkapnya
dengan Kiprah.
Meski sudah menyusut, bagaimana
Kementerian PUPR menangani
jumlah backlog yang masih
tinggi?
Backlog perumahan
2015 itu sekitar 7,6
juta hunian. Ditjen
PP sedang melakukan sensus kem-
bali, angkanya belum keluar. Tapi
untuk Program Sejuta Rumah, insya
Allah sampai akhir 2019 ini minimal
bisa berkurang jadi 4,5 juta unit. Jadi
kalau permintaan rumah tiap tahun
kurang lebih 500 ribu unit, kalau lima
tahun berarti bisa sekitar 2,5 juta unit.
Jadi masih bisa menekan 2 juta unit
lagi. Jadi kita tidak bisa mengatakan
secara free, karena BPS (Badan Pusat
Statistik) yang punya kewenangan
melakukan sensus (penduduk) itu.
Jadi upaya yang kita lakukan dengan
Program Sejuta Rumah itu yang sam-
pai 4,5 juta di akhir tahun nanti ada-
lah artinya ada penekanan sekitar 2
jutaan unit. Jadi kita akan tekan
lagi lima tahun ke depan.
Khalawi Abdul Hamid, Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
Kita Terus Perkuat Program Sejuta Rumah Lima Tahun KedepanOleh: Tim Kiprah/ ditjen penyediaan perumahan/ ristyan Mega putra
Khalawi Abdul Hamid, Dirjen Penyediaan Perumahan
29
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Wawancara Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan
Apa saja langkah untuk mencapai
target tersebut?
Kita ada sepuluh program lanjutan
untuk memperkuat program ini. Per-
tama, kementerian akan mengupa-
yakan penyediaan lahan untuk pe-
rumahan terjangkau, diutamakan di
lokasi berbasis transportasi atau Tran-
sit Oriented Development (TOD). Pem-
bangunan di kota besar sudah pasti
harus vertikal. Jadi TOD, mixed-use,
konsep-konsep itu ke depan bisa men-
jadi program yang harus kita dorong.
Kedua, kita akan mengupayakan
kemudahan perizinan. Salah satunya
seperti pengurusan sertifikat yang
awalnya harus menempuh 48 lang-
kah, sekarang menjadi 11 langkah.
Hal itu juga sejalan dengan perintah
Presiden, bahkan agar perizinan bisa
dibuat sambil pembangunan berjalan.
Ketiga, percepatan pembentukan
bank tanah. Keempat, mendorong
skema pembiayaan kreatif seperti ban-
tuan pembiayaan perumahan berbasis
tabungan dan tabungan perumahan
rakyat, serta kerja sama kemitraan. Ke-
lima, melakukan penentuan zona per-
mukiman masyarakat berpenghasilan
rendah dalam rencana detail tata ruang.
Keenam, akan ada perluasan fasi-
litas pembiayaan loan to value dan
penghapusan pajak pertambahan
nilai. Ketujuh, melakukan finalisasi
revisi Kepmen Kimpraswil No. 403/
KTPS/M/2002. Kedelapan, kembali
melakukan penetapan kebijakan pe-
nyesuaian harga rumah bersubsidi.
Kesembilan, memacu penyediaan ru-
mah untuk milenial.
Kesepuluh, mempercepat penye-
diaan rumah untuk ASN/TNI Polri.
Masalah perumahan itu kompleks,
PSR kalau mau berjalan harus me-
ngerahkan seluruh stakeholders agar
bersama membantu membangun ru-
mah MBR khususnya yang backlog-
nya cukup tinggi.
Pemerintah sedang mendorong
perumahan berbasis komunitas.
Boleh dijelaskan?
Salah satu untuk mengatasi backlog
ini, kita menggulirkan pembangunan
perumahan berbasis komunitas. Jadi
kita mendorong masyarakat sendiri
yang ingin membangun rumah, baik
secara swadaya maupun dengan stimu-
lan. Kita ada program Bantuan Stimu-
lan Perumahan Swadaya (BSPS). Bisa
kita subsidi dan mereka bisa gotong
royong secara komunitas. Mereka bisa
menyiapkan tanah secara massal de-
ngan pola BCG (Business, Community,
dan Government) atau pola ABCG (aka-
demisi, bisnis, community, dan govern-
ment) melalui bantuan swadaya.
Sudah ada pembangunan lewat
pola ini?
Contohnya seperti di Kabupaten
Garut, yaitu Komunitas Pemangkas
Rambut. Ada sekitar tujuh juta orang
yang menjadi anggotanya dan tersebar
di seluruh Indonesia. Coba bayangkan
kalau mereka bisa massal membangun
perumahan di seluruh kota, itu luar
biasa. Bukan lagi sejuta atau dua juta
rumah dalam setahun, tapi tujuh juta.
Itu targetnya di Garut tahap awal
500 unit. Mengenai skema pem-
biayaannya nantinya ada beberapa
yang ditawarkan. Seperti misalnya
skema Fasilitas Likuiditas Pembia-
yaan Perumahan (FLPP) melalui bank
yang sudah ditunjuk.
Solusi lainnya untuk penyediaan
rumah…
Ke depan, kita akan lihat perkem-
bangannya kira-kira porsi APBN yang
lebih didorong ke perumahan ini, nanti
akan dilihat. Karena ke depan bukan
hanya mengandalkan APBN saja, tapi
bagaimana swasta. Kita sudah men-
coba lima tahun sudah, hasilnya ada.
Bahwa kita bergerak bersama-sama,
antara pemerintah pusat dan daerah,
swasta dan masyarakat bisa menjalan-
kan Program Sejuta Rumah kan. Kita
sudah menyiapkan insentif tersendiri
untuk mendukung hal tersebut, ter-
masuk memberikan dukungan berupa
kemudahan perizinan, subsidi bagi
MBR dan bantuan prasarana dan utili-
tas umum (PSU) bagi pengembang.
Kedua, dengan Tapera. Program
kita itu 1,2 juta rumah ASN ke depan
nanti kita coba bangun. Saya kira de-
ngan micro finance dan KPBU itu ke
depan bisa didorong justru dari swasta.
Dengan harapan, KPBU bisa memba-
ngun rumah lebih banyak lagi bagi ka-
langan MBR untuk mengatasi backlog.
Kabarnya, program perumahan juga
ditujukan ke kalangan milenial?
Rumah Khusus Nelayan di Bengkulu
30
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Ya, kita juga sedang mengupaya-
kan ke arah sana. Bagaimana agar pro-
gram rumah ini juga bisa dirasakan
bagi generasi milenial. Apalagi dengan
kondisi harga rumah saat ini yang terus
naik, membuat generasi milenial me-
nunda untuk memiliki rumah. Kalau
diperkirakan, sekarang ada 81 juta jiwa
generasi milenial yang belum memiliki
rumah atau sekitar 30 persen dari total
populasi di Indonesia. Tentu saja ini
menjadi pasar potensial perumahan.
Pembiayaannya seperti apa?
Kita sedang merancang skema
Kredit Perumahan Rakyat (KPR) khu-
sus untuk generasi milenial. Lagi
digodok, nanti tunggu yang tepat ka-
rena jumlah generasi milenial sangat
tinggi sekali, harus dipikirkan.
Bentuk huniannya…
Nantinya akan diarahkan ke ru-
mah vertikal atau rumah sederhana
bersubsidi. Kalau dari riset kita, gene-
rasi milenial mengutamakan rumah
layak huni berkualitas berupa aparte-
men atau hunian sewa di pusat kota.
Ada tiga klaster milenial yang dikaji.
Pertama adalah mereka yang berusia
25-29 tahun, baru bekerja atau masih
mencari pekerjaan, dan belum meni-
kah. Saya kira rumah susun sewa
atau apartemen itu paling tepat un-
tuk mereka di pusat-pusat kota, ka-
rena mereka dinamis, konsumtif, dan
inginnya yang full internet. Untuk pe-
nyediaan lahan nantinya bisa dikerja-
samakan dengan pemerintah daerah.
Kedua, kelompok usia 30 - 35 tahun
yang sudah mulai mencari rumah de-
ngan pasangan. Pada kelompok ini,
bantuan bisa berupa subsidi, misalnya
untuk rumah tapak tipe 36. Terakhir,
kelompok di atas 35 tahun yang su-
dah mapan dan memiliki penghasilan
tetap sehingga bisa mencari hunian
yang lebih besar lagi. Ini yang kami
godok ke depan, bagaimana ke depan
bisa layak dan nyaman.
Bagaimana porsi penyediaan rumah
untuk ASN, TNI/Polri?
Kita juga mendorong penyediaan
perumahan bagi ASN, TNI, Polri. Da-
lam hal ini, kita telah menggulirkan be-
berapa program bantuan perumahan
seperti rumah susun sewa (Rusunawa)
dan rumah khusus, terutama bagi apa-
ratur negara yang bekerja di kawasan
terluar, terpencil, dan perbatasan.
Kabarnya, pemerintah mulai
mendorong pembiayaan dengan
skema KPBU untuk perumahan.
Boleh dijelaskan?
Pak Presiden Jokowi sampaikan
agar investasi membangun ini bisa
lebih dipermudah. Kita tinggal mem-
buat regulasi yang mudah sehingga
pemodal bisa nyaman dan semangat
dalam membangun perumahan rak-
yat ini. Dengan adanya regulasi di
daerah yang sudah semakin mudah
perizinannya, saya kira itu menjadi
daya tarik bagi swasta untuk masuk.
Ini penting sekali karena APBN kita
ini terbatas, makanya lebih didorong
ke swasta. Porsi kita sekarang 70% dari
swasta dan masyarakat. Kita dorong
terus karena APBN yang terbatas.
Pemerintah mendorong peran
swasta untuk rumah subsidi. Tapi
konon, BUMN malah bermain ke
perumahan komersil. Tanggapan
Anda?
Kita ini ambil contoh dari (TOD)
Rawabuntu, saya ingat sekali Men-
teri BUMN bahwa dari enam tower
(yang dibangun), dua untuk MBR.
Artinya, sudah sekitar 30% itu. Pada-
hal Undang-Undang kita menyatakan
20 persen. Saya kira kita perlu dorong
terus BUMN properti untuk bisa juga
berimbang untuk menyediakan hu-
nian baik untuk middle-high dan MBR.
Kita juga lagi menyelesaikan masa-
lah Permen Hunian Berimbang. Insya
Allah sudah ada kesepakatan dengan
semua stakeholder, semoga dalam
waktu dekat bisa kita segera selesai-
kan. Kalau dengan hunian berimbang
bisa berjalan, itu sangat membantu
sekali bagaimana pengembang besar,
baik BUMN maupun swasta, selain
membangun untuk hunian mene-
ngah mewah, juga untuk MBR de-
ngan pola 136 maupun 123.
Mengenai isu BUMN terlalu
mendominasi perumahan?
Itu mungkin untuk perumahan
yang TOD ya. Jadi TOD itu masih ba-
nyak. Di Jabodetabek saja kurang lebih
50 titik TOD. Yang kita bangun seka-
rang mungkin baru sekitar 10-an titik.
Itu kenapa BUMN dan Kementerian
Perhubungan menginisiasi karena
sebagai trigger atau pancingan agar
swasta tertarik. Swasta ini tidak serta
merta akan turun mau investasi pe-
rumahan di sekitar TOD. Kami ingin
BUMN jadi contoh dulu. Jadi bukan
mendominasi, tapi trigger saja. Maka-
nya sudah banyak pengembang besar
yang hampir minat. Siapa punya lahan,
available dan layak, ya kita support. n
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
Khalawi Abdul Hamid, Dirjen Penyediaan Perumahan
31
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Solusi Alternatif Membangun Hunian
Solusi AlternatifMembangun HunianSkema KPBU diterapkan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur di sektor perumahan. Belajar dari negara lain seperti India dan Kenya.
Oleh: Tim Kiprah/ ditjen penyediaan perumahan
KEMENTERIAN Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) menarget-
kan penurunan backlog
rumah masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) dari 7,6 juta menjadi
5 juta unit dengan membangun 3,9
juta unit rumah dalam kurun waktu
2020-2024. Untuk merealisasi target
tersebut, total anggaran yang dibu-
tuhkan mencapai Rp780 triliun.
Kendati demikian, Direktur
Jenderal Pembiayaan Infrastruk-
tur Kementerian PUPR Eko Djoeli
Heripoerwanto mengungkapkan,
kemampuan anggaran pemerintah
hanya mampu memenuhi sekitar
30% dari kebutuhan tersebut. Seba-
gai solusinya, pemerintah menerap-
kan Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha (KPBU) menjadi skema
pembiayaan perumahan. “Kita punya
tantangan untuk menyediakan dana
itu karena budget pemerintah sedikit.
Makanya perlu skema pembiayaan
alternatif dalam penyediaan peru-
mahan melalui keterlibatan sektor
swasta,” kata Heri di sela-sela Works-
hop Public Private Partnership (PPP) for
Affordable Housing di Jakarta, perte-
ngahan Agustus lalu.
Ada beragam kendala dalam proses
penyediaan perumahan yang terjang-
kau. Salah satunya, kata Heri, yaitu pe-
ningkatan tren urbanisasi di kawasan
perkotaan. Hal itu berdampak pada
tingginya permintaan akan kebutuhan
rumah yang layak dan terjangkau.
Saat ini lebih dari 55% orang In-
donesia tinggal di kota-kota dengan
laju urbanisasi saat ini sebesar 2,3%.
Jumlah itu diperkirakan naik pada
2030 dengan kisaran lebih dari 73%
orang Indonesia bakal bermukim di
kawasan perkotaan.
Namun, prediksi itu ditambah
lagi dengan tingginya harga tanah di
perkotaan saat ini yang menjadi salah
satu tantangan utama dalam penye-
diaan perumahan yang layak dan ter-
jangkau. Biaya pengadaan tanah juga
mengambil porsi besar dari investasi
para pengembang perumahan.
Heri menilai, intervensi peme-
rintah melalui dukungan finansial
32
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Rusun Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
maupun non-finansial serta melalui
reformasi kebijakan pembiayaan pe-
rumahan menjadi sangat penting.
Dukungan yang bisa diberikan antara
lain dengan pemanfaatan tanah milik
negara, milik pemerintah daerah, dan
swasta untuk pembangunan hunian
dengan skema KPBU.
Adapun pembangunan perumahan
difokuskan pada pengembangan hu-
nian vertikal di perkotaan yang lahan-
nya terbatas. Agar lebih berimbang dan
bisa dinikmati oleh kalangan masyara-
kat berpenghasilan rendah (MBR), hu-
nian ini berkonsep superblok. Dengan
begitu, mereka juga tidak jauh dengan
pusat keramaian dan ekonomi. “Maka-
nya, harus dijamin bahwa ada sebagian
hunian yang dibangun untuk MBR,”
jelas Heri.
Untuk mendukung penerapan
KPBU bidang perumahan, pemerin-
tah dengan asistensi dari Bank Dunia
bakal melakukan reformasi struktural
yang bakal jadi dasar pengembangan
sektor perumahan, baik dari sisi regu-
lasi maupun kelembagaan. “Jadi nanti
World Bank kita minta untuk mem-
bantu kita menyiapkan kajian, feasi-
bility study dan seterusnya. Semoga
tahun depan sudah bisa konstruksi,”
terang dia.
Nantinya proyek perumahan da-
pat berbentuk public housing seperti
rumah susun sewa sederhana hingga
private housing berupa rumah tapak
yang bisa dimiliki individu. Tentunya,
persentase hunian untuk kelas mene-
ngah ke bawah atau MBR juga akan
lebih diutamakan.
Karena itu, pemerintah harus
terlebih dahulu menentukan sta-
tus tanah yang akan digunakan un-
tuk pembangunan. Sebab, pengem-
bangan bukan hanya sebatas rumah,
melainkan, melainkan juga kawasan
baru yang dapat menjadi pusat-pu-
sat pertumbuhan ekonomi baru. Ada
tiga konsep tanah yang bisa diguna-
kan yakni tanah negara, tanah swasta
dan tanah pemerintah daerah. “Kalau
sudah settle, kita tentukan. Misalnya
lebih cocok skemanya yang ini, kemu-
dian kita sosialisasikan dalam bentuk
market sounding untuk undang pe-
ngembang,” pungkas Heri.
Pilot Project Terkait KPBU bidang perumahan,
Direktur Perumusan Kebijakan dan
Evaluasi Ditjen Pembiayaan Infra-
struktur Herry Trisaputra Zuna me-
ngatakan sudah banyak negara yang
telah menerapkannya. Contohnya
yaitu Kenya dan India. “Makanya
workshop ini bisa jadi pembelajaran
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
33
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
seperti apa konsep pelaksanaannya.
Saat ini di Indonesia masih persiapan.
Nanti akan dilelang pekerjaannya
pada tahun depan,” kata dia.
Pemerintah sudah menyiapkan
sejumlah proyek perumahan rakyat
yang akan dijalankan dengan konsep
KPBU. Ada empat calon proyek yang
akan dirilis. Dua proyek di tanah mi-
lik Pemda yaitu KPBU Pasar Sekanak
Palembang dan KPBU Gang Waru
Pontianak. Lainnya adalah KPBU
Paldam Bandung di tanah pengem-
bang dan KPBU Cisaranten di tanah
Kementerian PUPR. “Kita punya pilot
project. Khusus swasta kita dorong ka-
rena mereka yang bisa dalam jumlah
besar,” kata Herry TZ.
Saat ini seluruh pilot project ter-
sebut masih tahap studi pendahu-
luan. Targetnya bisa diluncurkan ta-
hun depan. “Sekarang kita siapkan
outline bisnisnya, feasibility study-nya.
Nanti skemanya sama seperti KPBU
lain, ada prakarsa swasta, ada yang
prakarsa pemerintah,” tambah dia.
Ada beberapa kriteria yang diper-
lukan agar KPBU perumahan bisa
digarap. Selain status tanahnya ha-
rus clean and clear, luas areanya juga
harus lebih dari 2 hektare (Ha). “Nanti
itu juga bisa di-mixed use jadi super-
block. Tapi kita jamin di situ akan ada
untuk MBR,” katanya.
Direktur Konsolidasi Tanah dari
Direktorat Jenderal Penataan Agraria
Kementerian ATR/BPN, Doni Janarto
Widiantono, mengaku optimis skema
KPBU bisa diterapkan di Indonesia. Ia
mencontohkan proyek di Gang Waru,
Kelurahan Benua Melayu Darat, Pon-
tianak, Kalimantan Barat. Penataan
permukiman padat penduduk seluas
2,44 hektare itu dilakukan melalui
Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV).
Melalui skema KPBU, di kawasan
tersebut nantinya disediakan tanah un-
tuk pembangunan rumah susun sede-
rhana milik (rusunami) bagi masyara-
kat dan tanah untuk pembangunan
komersil sebagai cost-equivalent land
(tanah usaha bersama). KTV dapat
menjadi triple-track approach dalam
perbaikan lingkungan kumuh (slum
improvement), penyediaan perumahan
(housing provision), dan pengentasan
kemiskinan (poverty alleviation).
Rencana penataan permukiman
Gang Waru melalui KTV ini men-
dapatkan tanggapan sangat positif
dari Konsultan World Bank, Larry
English. Ia menjelaskan, peserta KT
akan mendapatkan kompensasi da-
lam bentuk unit hunian vertikal
dengan nilai yang lebih tinggi dan
juga mendapatkan pembagian keun-
tungan dari unit komersial.
Senada dengan hal tersebut, Raj
Kannan, konsultan pengembang
Deloitte Consultant, mendorong
konsolidasi tanah dalam konteks pe-
ngembangan kembali. “KT digunakan
untuk penataan ulang bidang-bidang
tanah dengan meningkatkan hunian
dan akses infrastruktur,” ujar dia.
Ia berharap nantinya di Indonesia
ada tindak lanjut pelaksanaan KTV,
baik melalui skema KPBU maupun
yang berbasis masyarakat. Selain itu,
implementasi KPBU juga diharapkan
dapat berjalan sukses dalam menye-
diakan perumahan yang layak dan
terjangkau bagi kalangan MBR.
Model pengembangan KTV ini
sejalan dengan Reforma Agraria, se-
bagaimana yang tertuang dalam Per-
aturan Presiden No. 86 Tahun 2018.
Adapun pembiayaan pelaksanaan
KTV melalui skema KPBU dapat men-
jadi alternatif dengan memperhatikan
prinsip kemitraan yang berkeadilan.
Pelaksanaannya dapat ditindaklan-
juti dengan pembiayaan dan pem-
bangunan yang tetap mengedepankan
keberpihakan dalam rangka mening-
katkan kesejahteraan masyarakat. n
Solusi Alternatif Membangun Hunian
Fasilitas Disabilitas di Wisma atlet Kemayoran
Dokumentasi Ditjen Penyediaan Perumahan
34
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
35
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Edukasi Sejarah dan Istilah Perumahan
BELAJAR mengenai sejarah
tentang perkembangan pe-
rumahan rakyat di Indone-
sia ternyata bisa diakses
dengan mudah. Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) telah meluncurkan Buku Seja-
rah Perumahan: Jejak Langkah Hu-
nian Layak Indonesia dalam kegiatan
Sarasehan Perumahan di Kementerian
PUPR, Jakarta, akhir Agustus lalu.
Di saat bersamaan, Kementerian
PUPR juga meluncurkan Kamus
Istilah Perumahan agar publik bisa
mengerti beragam istilah mengenai
perumahan. Peluncuran kedua buku
itu merupakan rangkaian Hari Peru-
mahan Nasional (Hapernas) yang di-
peringati setiap 25 Agustus.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no menjelaskan kegiatan itu untuk
memberikan pemahaman nilai-nilai
sejarah perumahan sekaligus men-
dapatkan masukan mengenai pe-
laksanaan pembangunan perumahan
di Indonesia, “Buku ini dapat membe-
rikan gambaran mengenai perjalanan
tapak tilas perkembangan perumahan
serta pemahaman istilah-istilah spe-
sifik mengenai sektor perumahan,”
paparnya di Auditorium Kementerian
PUPR, akhir Agustus lalu.
Di sisi lain, ia memaknai acara
tersebut sebagai ajang nostalgia se-
kaligus evaluasi pembangunan pe-
rumahan serta pengurangan kesen-
jangan pasokan (backlog) hunian di
Indonesia. Ia bercerita, progres pem-
bangunan perumahan hingga kini
telah mencapai kinerja yang semakin
baik. “Sejak 2015-2018, pemerintah
telah berhasil membangun sebanyak
3,54 juta unit, sedangkan tahun ini
kita menargetkan pembangunan PSR
edukasi Sejarah dan Istilah PerumahanBuku Sejarah berisikan tapak tilas pembangunan perumahan di Indonesia, sedangkan Kamus Istilah Perumahan memberikan arti kata atau frasa mengenai perumahan.
Oleh: Tim Kiprah/ ditjen penyediaan perumahan/ ristyan Mega putra
Peluncuran Buku Kamus Istilah Perumahan
36
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Galeri Foto saat Pameran Buku Kamus Istilah Perumahan
(Program Satu Juta Rumah) sebanyak
1,25 juta unit,” imbuhnya.
Menteri Basuki menyadari pem-
bangunan rumah layak huni dengan
harga terjangkau bagi rakyat bukanlah
perkara yang mudah. Ia pun mengisah-
kan tentang Bung Hatta (Moh. Hatta,
Wakil Presiden RI yang pertama) yang
pernah menyampaikan tentang penye-
diaan rumah rakyat tidak mungkin bisa
dilaksanakan kurang dari 50 tahun.
Karena itu, ia berharap sarasehan
tersebut menjadi momentum bagi
para pemangku kepentingan (stakehol-
der) untuk saling mendukung dalam
penyelesaian masalah perumahan yang
belum teratasi. Persoalan itu menyang-
kut kesenjangan pasokan (backlog) pe-
rumahan yang saat ini angkanya masih
sekitar 7,6 juta unit.
Dalam kegiatan sarasehan ini me-
nampilkan pembicara, mulai dari
mantan menteri perumahan, asosi-
asi perumahan, pengamat perkotaan
dan generasi muda. Beberapa tokoh
narasumber antara lain, Siswono Yudo
Husodo (Menteri Perumahan Rak-
yat Periode 1988-1993), Akbar Tanjung
(Menteri Perumahan Rakyat Periode
1993-1998), Suharso Monoarfa (Menteri
Perumahan Rakyat Periode 2009-2011).
Siswono Yudo Husodo mengata-
kan tantangan sektor perumahan
pada zaman dulu dengan sekarang
berbeda. Masyarakat memiliki kecen-
derungan berbeda dalam memaknai
arti kepemilikan rumah. Namun
keterjangkauan daya beli masyarakat
untuk dapat memiliki rumah menjadi
masalah yang tetap terjadi dari zaman
dulu hingga sekarang. “Menurut saya,
yang belum terselesaikan sampai hari
ini adalah perlu ditekankan kembali
lagi pentingnya standarisasi bangunan
sehingga dapat memberikan jaminan
kepada konsumen,“ ujar Siswono.
Menteri Perumahan Rakyat (2009-
2011) Suharso Monoarfa menuturkan
program penyediaan perumahan ke-
depan bisa dikembangkan dengan
menilik kembali karakter Bangsa
Indonesia yang mengedepankan go-
tong royong. “Jadi tidak hanya saja
bertumpu pada peningkatan Pro-
gram Sejuta Rumah, akan tetapi juga
dikembangkan lebih mengandalkan
keswadayaan dan peran komunitas,
sehingga perumahan dapat dikem-
bangkan lebih harmonis tetapi harus
juga lebih berbasis kinerja dan per-
forma,” tutur dia.
Mudah Dipahami Direktur Jenderal Penyediaan Pe-
rumahan Khalawi Abdul Hamid men-
jelaskan, Buku Sejarah Perumahan
menampilkan perkembangan kebi-
jakan perumahan nasional. Buku ter-
sebut menceritakan dua masa kebi-
jakan. Di era pra-kemerdekaan, masih
terbatas pada penyediaan perumahan
untuk pegawai negeri, rumah sewa,
dan perbaikan lingkungan. Kemu-
dian, di awal kemerdekaan mulai
mengembangkan struktur organisasi
yang dikembangkan dari masa pen-
jajahan Jepang dan Belanda.
Khalawi menilai buku sejarah ter-
sebut sangat bermanfaat untuk me-
nentukan arah pembangunan peru-
mahan bagi masyarakat ke depan.
Apalagi, pemerintah saat ini juga
memiliki Program Satu Juta Rumah
untuk meningkatkan pembangunan
perumahan bagi masyarakat. “Kami
harap seluruh pemangku kepentingan
bidang perumahan bisa memanfaat-
kan buku ini dengan sebaik-baiknya,”
imbuh dia.
Adapun Buku Kamus Istilah Peru-
mahan menampilkan kata maupun
frasa spesifik mengenai istilah yang
sering digunakan dalam sektor peru-
mahan di Indonesia. Tujuannya un-
tuk memberikan pemahaman kosa
kata tentang perumahan agar dapat
dipahami semua kalangan dan tidak
terjadi perbedaan tafsir.
Masyarakat awam yang ingin me-
mahami istilah-istilah tertentu dapat
mencarinya secara instan melalui
buku kamus ini. Misalnya, pengertian
rusun yang masih beragam. Khalawi
mengatakan, banyak orang yang ber-
pendapat bahwa apartemen dan kon-
dominium bukan rusun, padahal kata
itu memiliki pengertian yang sama.
“Makanya, Kamus ini akan kami se-
barluaskan kepada masyarakat luas.
Jadi mereka bisa mendapatkan gam-
baran dan pemahaman yang benar,”
pungkasnya. n
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
37
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
38
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
MEMILIKI rumah di usia
muda tentu menjadi sa-
lah satu impian utama
kalangan milenial. Na-
mun mimpi itu bisa menjadi kenya-
taan. Apalagi, Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) tengah menyiapkan skema
penyediaan rumah bagi generasi
milenial dalam bentuk Kredit Peru-
mahan Rakyat (KPR) khusus untuk
generasi milenial.
Dirjen Penyediaan Perumahan
Khalawi Abdul Hamid mengatakan
program ini direncanakan bukan
tanpa alasan dan kajian. Saat ini di-
perkirakan ada 81 juta orang dari
generasi milenial yang belum memi-
liki rumah. Jumlah itu setara 31 persen
populasi di Indonesia. Mereka adalah
generasi dengan kelahiran di era 1980
sampai awal tahun 2.000-an. “Ini
menjadi pasar potensial perumahan,”
ujar Khalawi di Kementerian PUPR,
beberapa hari lalu.
Ia menerangkan, salah satu penye-
bab kalangan milenial sulit hingga
menunda untuk memiliki rumah
adalah karena harga rumah yang
terus naik. Berdasarkan hasil riset
Ditjen Penyediaan Perumahan, gene-
rasi muda ini mengutamakan rumah
layak huni berkualitas berupa aparte-
men atau hunian sewa di pusat kota.
Hunian tersebut pada umumnya ter-
integrasi dengan simpul transportasi
umum dan memiliki kemudahan da-
lam akses internet.
Kondisi itu menjadi indikator bagi
Hunian TerjangkauBagi Generasi MilenialPemerintah berencana untuk menyediakan rumah bagi kalangan milenial. Skema sedang disiapkan.
Oleh: Tim Kiprah
Peresmian Rusunawa Universitas Pekalongan, Jateng
39
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
40
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
LAPoRAN UTAMA | HARI PeRUMAHAN NASIoNAL
Menteri PUPR dan generasi milenial
Kementerian PUPR untuk menye-
diakan rumah bagi generasi milenial,
khususnya yang tertarik dengan ben-
tuk rumah vertikal maupun rumah
sederhana bersubsidi. “Makanya, ini
lagi digodok dan tunggu waktu yang
tepat karena jumlah generasi milenial
sangat tinggi sekali, harus dipikir-
kan,” imbuh dia.
Perumahan bagi generasi milenial
tergabung melalui Program Satu Juta
Rumah (PSR). Skema KPR untuk ru-
mah subsidi, rusun, sewa sampai ru-
mah singgah yang diperuntukkan
generasi milenial ini masih dalam ta-
hap kajian.
Ada tiga klaster milenial yang ma-
suk pembahasan. Klaster pertama
adalah milenial pemula yang berusia
25-29 tahun, baru bekerja atau masih
mencari pekerjaan, dan belum meni-
kah. Klaster kedua meliputi milenial
berkembang dengan usia 30-35 tahun
dan sudah berkeluarga. Klaster ketiga
yaitu milenial berusia di atas 35 tahun
yang sudah memiliki pekerjaan tetap
dan kemajuan finansial.
Klaster pertama akan disiapkan ru-
mah sewa vertikal yang dekat dengan
simpul transportasi. Klaster kedua be-
rupa hunian tipe 36 dengan 2 kamar
tidur. “Kalau klaster ketiga, silakan
beli sendiri menyesuaikan dengan
selera dan gajinya,” kata Khalawi.
Untuk menyiapkan rumah layak
huni bagi generasi milenial, Kemen-
terian PUPR mengajak pemerintah
daerah, BUMN, dan pihak swasta un-
tuk ikut ambil peran. Salah satunya
adalah lewat skema Kerjasama Peme-
rintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Khalawi menjelaskan, pem-
bangunan perumahan ini bisa meng-
gunakan tanah negara maupun la-
han milik pemerintah daerah. Untuk
pembiayaan investasi melalui KPBU,
akan dilakukan melalui pendekatan
pembangunan berkonsep mixed-use
di kawasan yang dekat dengan sim-
pul transportasi seperti stasiun dan
terminal. Hal ini merupakan sinergi
BUMN dengan pemerintah sebagai
embrio penerapan Transit Oriented
Development (TOD) di Indonesia.
Menurut dia, generasi milenial
dikenal memiliki mobilitas yang
tinggi. Karena itu, sinergi antara Ke-
menterian PUPR dengan BUMN da-
lam mewujudkan TOD merupakan
bukti komitmen pemerintah dalam
menyediakan perumahan yang sesuai
dengan kebutuhan generasi milenial.
Keberadaan TOD yang terintegrasi
ataupun dekat dengan moda trans-
portasi seperti KRL akan semakin
mempermudah mobilitas para gene-
41
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Hunian Terjangkau Bagi Generasi Milenial
rasi milenial dalam beraktivitas.
Adapun bangunan TOD itu ada
yang bersubsidi meskipun jumlah-
nya terbatas. “Bagi mereka yang i-
ngin tinggal di TOD maupun rumah
bersubsidi dapat memanfaatkan KPR
bersubsidi dengan skema FLPP (Fasi-
litas Likuiditas Pembiayaan Peru-
mahan),” ujar dia.
Permudah Akses Rencana itu mendapat respon po-
sitif beberapa kalangan muda. Hanna
Pratiwi misalnya, mengaku sulitnya
memiliki rumah di kota sekarang ini.
Salah satu kendalanya adalah biaya
uang muka KPR yang tinggi. De-
ngan gaji yang kisaran Rp4 jutaan,
tidak mudah untuk menyicil rumah
yang rata-rata harganya sudah di atas
Rp500 juta. Kalaupun ada yang masih
murah, mungkin letaknya jauh dari
tempat kerjanya di kawasan Cawang,
Jakarta Timur.
Pengeluaran selama sebulan sudah
mencapai lebih dari setengah gajinya.
Itu sudah termasuk sewa kos, ongkos
transportasi, hingga pengeluaran ru-
tin harian untuk konsumsi. “Palingan
kalaupun sisa sekitar Rp750 ribuan.
Itu sudah maksimal,” urai pegawai
swasta berusia 25 tahun tersebut.
Lantaran merasa sulit untuk men-
cicil kredit rumah, Hanna lebih terta-
rik membeli barang-barang konsum-
tif seperti baju, sepatu, smartphone
hingga laptop dan lainnya. “Mau
banget bisa punya rumah atau tinggal
yang dekat dengan kantor, biar le-
bih hemat ongkosnya (transportasi).
Kalau memang pemerintah punya
program itu (rumah untuk milenial),
senang dong karena bisa jadi aset un-
tuk masa depan,” celetuknya.
Direktur Rumah Umum dan
Komersial Direktorat Jenderal Pe-
nyediaan Perumahan Kementerian
PUPR, M Yusuf Hariagung, menyata-
kan pemerintah akan mempermudah
akses informasi perumahan untuk
para generasi milenial. Salah satu-
nya dengan menggelar pameran pe-
rumahan rakyat, akhir Agustus lalu.
“Agar generasi milenial bisa menge-
tahui seberapa besar kinerja Kemen-
terian PUPR dalam pelaksanaan pe-
nyediaan perumahan. Mereka yang
jumlahnya sekitar 35 persen dari jum-
lah penduduk di Indonesia ini diha-
rapkan dapat mudah memperoleh
informasi terkait penyediaan peru-
mahan,” ujar Yusuf.
Gelaran itu juga sekaligus menyi-
nergikan program–program penye-
diaan perumahan bersama pemangku
kepentingan yang ada, seperti para
pengembang perumahan dan per-
bankan. Ada sekitar 18 pengembang
dan 6 bank yang ikut berpartisipasi
dalam pameran tersebut, yakni Bank
BTN, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank
BNI, Bank BTN Syariah, Bank BRI
Syariah dan Bank BJB yang ikut ber-
pastisipasi dalam pameran ini.
Setiap bank membawa tiga pen-
gembang untuk memasarkan pem-
bangunan rumahnya. Para pengem-
bang yang mengikuti pamaren ini
berasal dari wilayah Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
“Jadi lokasi perumahannya aksesnya
mudah dan terjangkau dengan Ja-
karta dan bisa dilalui moda transpor-
tasi,” pungkasnya. n
Pameran Perumahan Rakyat dan Festival Kuliner
Presiden Joko Widodo saat peletakan batu pertama rumahuntuk Komunitas Persatuan Pencukur Rambut Garut
42
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
SUMATERA Selatan memang sudah
lama menggagas pembangunan 3.000
unit rumah murah untuk anggota TNI,
Polri maupun ASN. Harganya sekitar
Rp130 juta per unit. Untuk merealisasi-
kan rumah murah itu, Pemprov bersama
Kodam II/Sriwijaya dan Kepolisian Dae-
rah (Polda) Sumsel menggandeng PT
Cipta Arsigriya selaku pengembang pro-
yek. Pembangunannya di lahan seluas
50 hektare yang berlokasi di Kecamatan
Alang-Alang Lebar, Kota Palembang.
Menurut saya, langkah ini men-
jadi solusi untuk para pegawai, prajurit
TNI, dan anggota Polri untuk memiliki
rumah dengan harga murah. Tidak ada
pembatasan karier atau jabatan untuk
memiliki rumah murah tersebut asal
berlatar belakang TNI, Polri dan ASN.
Karena kita juga peduli terhadap ke-
sejahteraan mereka yang masih belum
memiliki rumah sendiri.
Maka dari itu, proyek ini nantinya
menggunakan skema fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP). Ini se-
benarnya rumah murah tapi tidak mura-
han. Walaupun harganya berkisar Rp130
juta dengan fasilitas yang sangat baik ter-
masuk airnya sudah PAM, listrik sudah
ada dan dilengkapi rumah ibadah.
Ini memang sebagai peran daerah
membantu Kementerian PUPR lewat
Program Satu Juta Rumah. Makanya
kami pun sudah meminta perbankan
dapat mempermudah proses kepemi-
likan rumah murah itu. Karena kalau
mau program ini berhasil, tentu ha-
rus ada sinergi yang baik antara pusat,
daerah, dan pihak lain seperti pengem-
bang, perbankan, dan lainnya. n
Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan
Rumah Murah untuk ASN
LAPoRAN UTAMA | INovASI BARU
PARA pengembang yang tergabung da-
lam asosiasi REI siap mendukung pe-
merintah dalam pelaksanaan Program
Satu Juta Rumah dalam rangka meme-
nuhi kebutuhan perumahan di berba-
gai daerah. Termasuk program yang
dilaksanakan oleh pemerintah di masa
yang akan datang.
Kami berharap subsidi rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) terus bisa meningkat. Selama ini
REI sebagai asosiasi pengembang telah
berkontribusi dalam Program Sejuta Ru-
mah dengan membangun sekitar 400
ribu unit rumah selama kurun waktu
2015-2018.
Dalam hal ini, REI berharap ke de-
regulasi, perizinan, sistem perbankan
atau pembiayaan, dan segi perdagangan.
Rumah itu bukan sekedar komodi-
tas atau barang yang diperjualbelikan
semata, namun merupakan barang yang
harus dibentuk menjadi sebuah komuni-
tas lingkungan dan sosial. n
Soelaeman Soemawinata, Ketua Umum Real Estate Indonesia
Siap Sukseskan Sejuta Rumah
pan kerjasama antara swasta dengan Pe-
merintah dalam program penyediaan pe-
rumahan lebih ditingkatkan, termasuk
mempertajam tujuh pilar kebijakan
pemerintah yang dapat mempengaruhi
industri perumahan yakni tata ruang,
pertanahan, infrastruktur pendukung,
43
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Apa Kata Mereka
PEMERINTAH melalui Kementerian PUPR mencanangkan program sejuta rumah, khususnya untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau dikenal MBR. Program tersebut merupakan langkah yang baik. Apa-lagi masih banyak orang yang sampai saat ini belum memiliki rumah. Bah-kan, mereka tinggal di rumah yang justru tidak layak atau cenderung tinggal di kawasan kumuh.
Sejuta Rumah tentu harus di-dukung. Bank Jatim pun sudah me-nyatakan komitmen untuk ikut menyukseskan program tersebut. Karena itulah, tahun lalu Bank Jatim telah ditunjuk sebagai pilot project Pe-ningkatan Kapasitas Penyaluran KPR Bersubsidi oleh Kementerian Peker-jaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Penunjukan ini jelas menjadi mo-tivasi tersendiri bagi Bank Jatim da-lam menyukseskan Program Sejuta Rumah untuk MBR. Bank Jatim op-
timistis bisa membantu menjalankan program tersebut.
Sejauh ini potensi KPR di Jatim sangat bagus. Target Bank Jatim ada-lah penyaluran KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) Sejahtera yang menjadi salah satu penunjang program sejuta rumah yang telah dicanangkan oleh peme-rintah.
Kebutuhan rumah merupakan hak setiap warga, Bank Jatim sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pun berkewajiban memberikan ke-mudahan khususnya bagi MBR di Jawa Timur. Kemudahan ini juga me-rupakan komitmen Bank Jatim dalam mendukung konsep ‘Cetar’ yang men-jadi program Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. n
Ferdian Timur Satyagraha, Plt. Dirut Bank Jatim
Komitmen melalui KPR Bersubsidi
PROGRAM Sejuta Rumah memiliki
tujuan yang baik. Karena itu Asosiasi
Perumahan dan Permukiman Seluruh
Indonesia (Apersi) mendukung langkah
yang dijalankan pemerintah tersebut.
Hanya saja, Apersi berharap jangan
sampai program itu terkatung-katung
dan tidak tercapai targetnya karena du-
kungan kementerian tidak total.
Dua kementerian wajib mendu-
kung yaitu Kementerian Keuangan se-
bagai penyedia anggaran dan Kemen-
terian PUPR sebagai pembuat kebijakan
atau regulasi. Dalam hal ini, Apersi
menilai program bantuan pembiayaan
perumahan berbasis tabungan (BP2BT)
terkesan mendadak sebagai pengganti
fasilitas likuiditas pembiayaan peru-
mahan (FLPP) untuk mendukung Pro-
gram Sejuta Rumah.
Inilah yang sulit diterima para pe-
sidi bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) tidak bisa direalisasikan.
Karena itu, saya berharap pada Pre-
siden atau pemerintah pusat untuk me-
ninjau ulang program BP2BT dan terus
memberlakukan program FLPP dengan
menyediakan banyak anggaran. Atau
kalau pemerintah memaksakan pro-
gram BP2BT, maka harus ada relaksasi
kebijakan sambil menunggu kesiapan
pemerintah daerah serta menyederha-
nakan persyaratan.
Kami tetap mendukung Sejuta Ru-
mah. Tapi bukannya kami anti terha-
dap kebijakan pemerintah. Hanya saja,
pemberlakuan program BP2BT itu
benar-benar menyulitkan pengembang
dalam menjual rumah bersubsidi, juga
menyulitkan masyarakat dalam mem-
beli rumah. Semoga ini dapat jadi per-
timbangan. n
Junaidi Abdillah, Ketua Umum Apersi
Berharap Tinjau Ulang BP2BT di Daerah
ngembang karena tidak mudah diapli-
kasikan di lapangan. Ketidaksiapan pe-
merintah daerah dalam pembangunan
perumahan bersubsidi menjadi salah
satu alasan.
Saya kira tidak semua pemerintah
daerah siap dan memahami penerbitan
sertifikat layak fungsi (SLF). Padahal,
SLF itu penting bagi pengembang yang
menjual, maupun konsumen yang
membeli perumahan. Tanpa SLF, akad
kredit pemilikan rumah (KPR) bersub-
44
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Galeri Foto
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
45
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
46
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
opini
MEMBANGUN infra-
struktur tidaklah semu-
dah yang dibayangkan.
Apalagi di daerah yang
baru tertimpa bencana seperti di
Sentani. Maret lalu, banjir bandang
menimpa wilayah ini. Banyak rumah
sampai fasilitas umum itu yang rusak.
Sebagian warga sampai mengungsi
akibat musibah itu.
Kendati demikian, kami tetap ber-
upaya termasuk meminta bantuan
dari pemerintah provinsi dan pusat
agar menyelesaikan pembangunan
infrastruktur perumahan bagi para
pengungsi, jalan, dan juga fasili-
tas penunjang lainnya. Apalagi pe-
laksanaan PON ke-20 akan diseleng-
garakan tahun depan di Papua.
Kami tentu mengapresiasi atas
langkah cepat pemerintah termasuk
Kementerian PUPR karena tanggap
terhadap dampak dari bencana Sen-
tani. Tentunya ini patut diapresiasi.
Termasuk juga dalam persiapan PON
tahun depan, kami melihat kerja ke-
ras yang ditunjukkan pemerintah.
Mulai dari pembangunan jalan, sta-
dion, dan venue-venue yang masih
disiapkan.
Dalam hal ini Pemkab Jayapura
dengan Pemprov Papua sudah mem-
Menteri Basuki kontrol lokasi banjir di Danau SentaniBupati Jayapura, Mathius Awoitauw
Oleh: Tim Kiprah
Bukan Infrastruktur Saja, Tapi Juga Bangun ekonomi
Mathius Awoitauw, Bupati Jayapura
47
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Mathius Awoitauw, Bupati Jayapura
bahas mendalam mengenai kesiapan
PON. Ada tiga hal utama yaitu infra-
struktur jalan, lalu lintas, dan venue
setiap cabang olah raga. Untuk infra-
struktur, masih disiapkan termasuk
fasilitas pendukung bagi atlet dari
berbagai daerah.
Terlepas dari masalah kerusuhan
di Papua yang terjadi belakangan ini,
diharapkan tidak mengganggu pem-
bangunan infrastruktur di Papua.
Masih banyak yang membutuhkan
sentuhan fasilitas umum seperti ja-
lan, air minum, sanitasi, rumah, dan
lainnya.
Kami pun di Kabupaten Jayapura
bersama seluruh kelompok masya-
rakat sudah sepakat menjaga keda-
maian dan toleransi antarsesama.
Kalau dinamika itu biasa. Makanya
kami sudah sepakat untuk menjaga
daerah ini sebagai zona integritas
kerukunan.
Persoalan yang kini dihadapi ada-
lah status jalan seperti jalan nasional,
provinsi, kabupaten. Karena pada
tingkatan tertentu, itu tidak berjalan
dan jelas sangat mempengaruhi pro-
ses pembangunan.
Maka dari itu, perlu koordinasi
untuk membahas penyelesaian pem-
bangunan agar tahu pihak mana yang
lebih bertanggungjawab. Karena
pembangunan pada akhirnya tidak
cuma infrastrukturnya selesai, tetapi
juga sampai dipikirkan dampak eko-
nominya bagi masyarakat dan dae-
rah. Jadi bangun infrastruktur yang
harus bisa mendukung ekonomi. n
Jembatan Holtekamp, Jayapura
48
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
MENTERI Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Basuki
Hadimuljono menyam-
paikan ucapan selamat atas Per-
ingatan ke-20 Hari Pelaksanaan Jajak
Pendapat di Dili, Timor Leste, akhir
Agustus kemarin. Hal itu disampai-
kannya sebagai utusan khusus dari
Presiden Joko Widodo saat bertemu
dengan Presiden Timor Leste Fran-
cisco Guterres Lu Olo di Istana Presi-
den, Dili, Timor Leste.
Kunjungan itu melanjutkan agen-
da peresmian Jembatan B.J. Habibie
di Desa Bidau Sant’ana, Dili yang di-
gelar sehari sebelumnya. Jembatan
sepanjang 540 meter, lebar 8 meter
dan 2 jalur itu dibangun oleh Badan
Usaha Milik Negara Timor Leste de-
ngan anggaran sebesar US$ 3,9 juta.
“Ini merupakan kehormatan bagi Pe-
merintah Indonesia dan khususnya
Bapak B.J. Habibie,” kata Menteri Ba-
suki saat memberikan sambutan. Ha-
bibie menurutnya merupakan sosok
negarawan yang dicintai oleh rakyat
Indonesia dan Timor Leste.
Dalam pertemuan itu, Menteri
Basuki juga menyampaikan pesan
Presiden Jokowi agar Indonesia dan
Timor Leste dapat terus mening-
katkan kerjasama di berbagai bidang
pada tahun-tahun mendatang. Ter-
masuk meningkatkan kerjasama eko-
nomi pada kawasan perbatasan, se-
perti Motaain, Motamasin, dan Wini.
“Kami percaya kerjasama antar kedua
negara akan membuat Timor Leste
menjadi negara tangguh di Asia Teng-
gara dan mandiri secara ekonomi
Jalin Kolaborasi dengan Ti mor LIndonesia berkomitmen terus membantu dan bekerjasama dengan Timor Leste, khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas SDM.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
48 Aktualita
Jembatan Habibie, Timor Leste
49
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Jalin Kolaborasi dengan Timor Leste
i mor Lestemaupun politik,” imbuhnya.
Selama tiga tahun terakhir, nilai
perdagangan bilateral Indonesia-Ti-
mor Leste terus stabil di kisaran USD
222 juta hingga USD 229 juta. Kondisi
ini mencerminkan hubungan baik
dari pemerintah kedua negara dalam
kerjasama perdagangan.
Selain perdagangan, hubungan
kerjasama Indonesia dengan Timor
Leste di bidang pembangunan in-
frastruktur juga terjalin erat. Nilai
proyek konstruksi dan konsultasi In-
donesia pada sejumlah proyek infra-
struktur di Timor Leste terus meng-
alami peningkatan.
Kerjasama kedua negara yang te-
lah yang dilaksanakan Kementerian
PUPR antara lain pelatihan rehabili-
tasi dan rekonstruksi konstruksi jalan,
program dan budgeting, dan pelatihan
tenaga teknik operasional untuk ope-
rator buldozer dan alat-alat berat.
Menteri Basuki mengatakan pem-
bangunan infrastruktur fisik sangat
penting bagi kemajuan sebuah bangsa.
Namun perlu didukung oleh sum-
ber daya manusia yang kompeten.
“Indonesia juga ingin mendukung pe-
ngembangan sumber daya manusia Ti-
mor Leste melalui program kerja sama
teknis di berbagai sektor,” ujarnya.
Indonesia dan Timor Leste me-
miliki sejarah yang dekat dan terus
bekerjasama erat bagi kemajuan masa
depan kedua negara. Indonesia men-
jadi mitra pembangunan penting bagi
Timor Leste. Sejak 2010, sejumlah
proyek infrastruktur di negara ter-
sebut dibangun. Melibatkan berba-
gai perusahaan konstruksi Indonesia
baik BUMN maupun swasta nasional.
Adapun pembangunan yang dila-
kukan antara lain pengadaan jaringan
irigasi Raibere, Jembatan Soebada,
Jalan Tibar-Gleno, Comoro Power-
plant, Gedung Perdana Menteri, Ban-
dara Oecusse dan ETO Tower.
Dalam kesempatan tersebut,
Menteri Basuki dan Menteri Peker-
jaan Umum Timor Leste Salvador
Soares dos Reis Pires sepakat mem-
perpanjang kerja sama sebelumnya
yang bakal berakhir Desember 2019.
“Indonesia berkomitmen kuat untuk
terus membantu dan melakukan ker-
jasama dengan Timor Leste, khusus-
nya dalam pembangunan infrastruk-
tur dan pengembangan kapasitas
SDM,” ujar dia.
Kedatangan Menteri Basuki ke
Timor Leste juga menjadi kesempa-
tannya bernostalgia dengan negeri
berjuluk Bumi Loro Sae itu. “Saya dulu
pernah disini (bertugas di Timor-Ti-
mur), jadi saya kesini bernostalgia dan
bertemu dengan kolega yang sudah
saya anggap sebagai keluarga yakni
Menteri PU Timor Leste,” tuturnya.
Usai pertemuan, Menteri Basuki
dan rombongan berkesempatan me-
ngunjungi Taman Makam Seroja di
Kota Dili guna melihat langsung kon-
disi fisik taman makam pahlawan ter-
sebut yang telah dipugar dan tetap
terpelihara dengan baik dan menjadi
salah satu lambang rekonsiliasi sekali-
gus pengikat hubungan baik persaha-
batan Indonesia dan Timor Leste. n
Menteri Basuki saat Konferensi Pers di Istana Presiden Timor Leste
50
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
SEBAGAI sumber kehidupan,
air merupakan salah satu ke-
butuhan utama yang harus
terpenuhi. Berbagai upaya
pun dilakukan pemerintah melalui
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) untuk
memudahkan akses masyarakat ter-
hadap sumber air. Mulai dari pem-
bangunan bendungan atau waduk,
embung, jaringan irigasi, hingga sis-
tem penyediaan air minum (SPAM).
Dalam kurun 2015-2018, Kemen-
terian PUPR telah membangun
865.393 hektare (ha) jaringan irigasi
dari target 1 juta ha jaringan irigasi
baru. Tahun ini jumlah itu dipasti-
kan bertambah. Hingga akhir tahun
nanti, jaringan irigasi ditargetkan
bertambah 139.410 ha. Bila teralisasi,
maka total jaringan irigasi yang terba-
ngun seluas 1.004.803 ha, melampaui
target yang ditentukan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no mengatakan, upaya dalam rangka
mewujudkan ketahanan air. Ada tiga
utama yang dijalankan pemerintah.
Pertama, pembangunan infrastruk-
tur air. Kedua, strategi jangka pan-
jang pengelolaan sumber daya air dan
mengurangi risiko bencana terkait
air. Terakhir, membangun kesadaran
masyarakat terhadap bencana terkait
air, termasuk diantaranya penetapan
Rancangan Undang-Undang sumber
daya air (RUU SDA).
Program pembangunan dan reha-
bilitasi jaringan irigasi merupakan sa-
lah satu program infrastruktur yang
diutamakan. Program itu mengikuti
program sukses lainnya seperti peme-
liharaan jalan nasional, pembangunan
jalan baru, jalan tol, waduk, pelatihan
konstruksi dan sertifikasi konstruksi.
“Pembangunan bendungan, embung,
jaringan irigasi baru dan rehabilitasi
jaringan irigasi eksisting bertujuan
mendukung ketahanan pangan na-
sional,” kata Menteri Basuki, di Ja-
karta, baru-baru ini.
Salah satu jaringan irigasi yang
dikembangkan itu ditangani Balai Be-
sar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera
VIII, Ditjen Sumber Daya Air. Lokasi-
nya berada di Sumatera Selatan dan
sebagian Lampung (potensial), melalui
pembangunan Proyek Irigasi Kome-
ring dengan potensi mengairi lahan se-
luas 124.000 ha. Di Sumatera Selatan,
irigasi seluas 74.000 ha di Kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU) Timur. dan
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Sementara, di Lampung seluas 50.000
Ha terletak di Kabupaten Way Kanan
dan Tulang Bawang.
Pada kurun 2016-2019, Kemen-
terian PUPR melaksanakan pem-
bangunan Jaringan Irigasi Utama
Bahuga D.I Komering bagian hilir di
Kabupaten OKU Timur dengan luas
6.853 ha. Pekerjaan dibagi menjadi 2
paket yakni Paket I seluas 3.741 ha dan
Paket II seluas 3.112 ha.
BBWS Sumatera VIII juga me-
lakukan perluasan jaringan irigasi
dan peningkatan kapasitas saluran
di Daerah Irigasi (DI) Air Lakitan di
Kabupaten Musi Rawas, Sumatera
Selatan. Luasan DI Air Lakitan akan
bertambah 2.590 ha untuk memenuhi
luas layanan 9.697 ha.
Pembangunan D.I. Air Lakitan ini
melanjutkan pengerjaan sebelumnya
yang dilakukan secara bertahap sejak
2006-2016. Selama rentang waktu itu,
luas layanan irigasi berhasil mencapai
7.107 ha.
Kepala BBWS VIII Birendrajana
Kunci Mewujudkan Ketahanan AirTahun ini ditargetkan jaringan irigasi bertambah 139 ribu hektare. Pembangunan bendungan juga dipercepat. Antisipasi menghadapi musim kemarau.
Oleh: Tim Kiprah/ ditjen Sumber daya air/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Aktualita
Perayaan Hari Air Dunia 2019
51
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Kunci Mewujudkan Ketahanan Air
mengatakan, Kabupaten Musi Rawas
merupakan daerah potensial untuk
pertanian dan mempunyai potensi
sumber air yang sangat besar karena
dilewati oleh beberapa sungai besar,
antara lain Sungai Air lakitan dan Su-
ngai Kelingi. “Pembangunan ini akan
mengoptimalkan air irigasi dan me-
ngurangi tingkat kehilangan air yang
sampai ke petani,” kata Birendrajana.
Hingga awal Agustus lalu, progres
pengerjaan sudah mencapai 96,6%.
Perluasan tersebut bertujuan un-
tuk menyediakan infrastruktur dan
sarana irigasi yang memadai sehingga
dapat mengairi seluruh luasan areal
irigasi dan terpenuhinya kebutuhan
air irigasi.
Pengerjaan DI Air Lakitan menelan
dana hingga sebesar Rp291,42 miliar
dengan anggaran tahun jamak 2016-
2019. Kontraktor pelaksananya yaitu
PT Waskita Karya dan PT Citra Man-
diri Abadi JO. Lingkup pekerjaannya
antara lain pembangunan saluran pri-
mer sepanjang 3,5 km, saluran sekun-
der 25 km dan tersier 17 km.
Bangun Bendungan Untuk mendukung kedaulatan pa-
ngan dan ketahanan air, Kementerian
PUPR juga terus melanjutkan pem-
bangunan bendungan atau waduk di
berbagai daerah. Ada 65 bendungan
yang menjadi target pembangunan.
Hingga 2018, sebanyak 56 bendungan
dalam tahap konstruksi dan 15 unit di
antaranya sudah selesai. “Tahun ini
sebanyak sembilan bendungan baru
akan dilelang untuk melengkapi 65
bendungan tadi,” kata Direktur Jen-
deral Sumber Daya Air (SDA) Hari
Suprayogi, di Jakarta.
Adapun sembilan bendungan ter-
sebut yakni Bendungan Mbay di NTT,
Jenelata di Sulawesi Selatan, Pelosika
dan Ameroro di Sulawesi Tenggara,
Jragung di Jawa Tengah, Riam Kiwa di
Kalimantan Selatan, Tiro di Nanggroe
Aceh Darussalam, Budong-Budong
di Sulawesi Barat, dan Tiu Suntuk di
Nusa Tenggara Barat.
Kabar baiknya, ada tiga bendungan
lain yang sudah resmi dan dilakukan
pengisian. Tiga Bendungan tersebut
yakni Bendungan Sei Gong di Kota
Batam, Sindangheula di Banten, dan
Passeloreng di Sulawesi Selatan.
Bendungan Sei Gong merupakan
satu dari 49 bendungan baru yang
dibangun Kementerian PUPR dalam
periode 2015-2019. “Ini satu-satunya
estuari dam (bendungan muara) baru
yang dibangun dalam periode ter-
sebut, serta bendungan pertama yang
dibangun oleh pemerintah pusat di
Batam,” ujar Hari.
Bendungan Sei Gong dibangun de-
ngan anggaran APBN senilai Rp238,4
miliar melalui kerja sama (KSO)
kontraktor PT Wijaya Karya (Wika)
dan PT Tusenss Krida Utama. Ben-
dungan ini merupakan tipe urugan
tanah dengan tinggi 12 meter dan me-
miliki luas genangan air 356 Ha.
Bendungan Sindangheula meru-
pakan bendungan multifungsi me-
miliki manfaat besar bagi masyarakat
di Kabupaten Serang maupun Kota
Serang untuk irigasi di Daerah Irigasi
Cibanten seluas 1.000 Ha. Selain itu,
untuk pengendalian banjir daerah hi-
lir Kabupaten Serang dan Kota Serang
dengan kapasitas tampung banjir 1,5
juta m3 dan akan menyuplai air baku
0,8 m3/detik bagi warga Serang.
Untuk Bendungan Paselloreng
memiliki kapasitas tampung 138 juta
m3 memiliki manfaat mengairi lahan
irigasi seluas 7.000 ha dan sebagai
sumber air baku di Kabupaten Wajo
sebesar 305 liter/detik. Selain itu, un-
tuk pembangkit listrik mikrohidro 2,5
MW, konservasi air, pengendali banjir
Sungai Gilireng, serta perikanan air
tawar dan pariwisata. n
Pengendali Banjir Bendung Tirtonadi Solo
Bendung Kamijoro Yogyakarta
52
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Upacara 17 Agustus di Kampus Kementerian PUPR
53
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Rajut Kebersamaan dalam KemerdekaanRagam kegiatan digelar untuk menyemarakkan momentum peringatan Kemerdekaan RI tahun ini. Mulai dari kompetisi olahraga hingga penghargaan kehormatan bagi insan PUPR.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Rajut Kebersamaan dalam Kemerdekaan
TAK hanya di Istana Merde-
ka, nuansa pakaian adat
tradisional dari berbagai
penjuru Nusantara men-
ghiasi peringatan Kemerdekaan Re-
publik Indonesia ke-74 di Lapangan
Sapta Taruna, Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), 17 Agustus lalu. Mulai dari
petugas hingga peserta upacara ber-
busana adat daerah sebagai wujud
kebhinekaan dan simbol persatuan
kesatuan.
Sekretaris Jenderal Kementerian
PUPR Anita Firmanti yang mewakili
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
mengatakan, peringatan Kemerde-
kaan Indonesia harus menjadi mo-
mentum untuk terus optimis bahwa
Indonesia akan maju dengan sumber
daya manusia berkarakter, cerdas,
memiliki kompetensi dan berdaya
saing. “Semangat kemerdekaan juga
menjadi etos kerja membangun in-
frastruktur demi mewujudkan In-
donesia yang berdaulat, mandiri, dan
berdaya saing,” kata Anita selaku ins-
pektur upacara yang tampil apik de-
ngan busana adat Gayo dari Provinsi
Aceh.
Selama lima tahun berjalan, berba-
gai infrastruktur telah dibangun dan
memberikan dampak yang nyata bagi
pertumbuhan ekonomi dan pemera-
taan pembangunan. Misalnya, sele-
sainya 15 bendungan yang dibangun
seperti Bendungan Sei Gong, Sindang
Heula, Gondang, Logung, Bajulmati,
Teritip, Raknamo, Rotiklot, Tanju,
Mila, dan lainnya.
Selain itu, beroperasinya beberapa
ruas-ruas tol Trans Jawa dan Trans
54
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Sumatera sepanjang 1.461 km yang
bakal ditambah dengan jalan tol baru
hingga akhir 2019. Keberhasilan di
sektor konektivitas itu juga mencakup
pembangunan jalan di wilayah perba-
tasan Papua, Kalimantan dan NTT.
Capaian berikutnya juga ditunjuk-
kan dengan berdirinya tujuh pos lin-
tas batas negara (PLBN) yang megah
dan bercorak tradisional serta dileng-
kapi dengan fasilitas umum seperti
pasar, sekolah, kantor pengelola, dan
sarana umum lainnya.
Di sektor perumahan rakyat, Anita
juga menyebutkan capaian Program
Sejuta Rumah yang diproyeksikan
berhasil menyediakan 4,79 juta unit
rumah hingga akhir 2019. Penye-
diaan rumah rakyat itu untuk mene-
kan tingginya angka backlog dengan
mengalokasikan hunian bagi masya-
rakat berpenghasilan rendah (MBR).
Termasuk juga mendukung pembia-
yaan subsidi rumah melalui skema
pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pem-
biayaan Perumahan (FLPP), dan Sub-
sidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan
Subsidi Selisih Bunga (SSB).
Kementerian PUPR juga membe-
rikan perhatian besar dalam pem-
bangunan infrastruktur berbasis ma-
syarakat melalui program Padat Karya
Tunai di berbagai daerah. “Tahun ini,
PKT akan memberikan lapangan
kerja bagi 263.646 orang, khususnya
di perdesaan,” kata Anita.
Selain itu, Kementerian PUPR
juga melakukan rehabilitasi dan re-
konstruksi pascabencana gempa di
Sulawesi Tengah. Saat ini proses yang
dilakukan mencakup relokasi pendu-
duk ke hunian tetap yang aman dari
bencana dengan rumah teknologi ta-
han gempa, serta fasilitas sosial eko-
nomi lainnya, seperti pasar, rumah
Aktualita
Stand Up Comedy
Pertandingan Basket
55
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
sakit, dan sekolah. Termasuk juga
menyelesaikan rehabilitasi dan re-
konstruksi bangunan fasilitas publik
serta rumah masyarakat di sejumlah
daerah terdampak gempa di Nusa
Tenggara Barat (NTB).
Anita menambahkan, tahun ini
Kementerian PUPR juga mendapat
amanah untuk mendukung misi pe-
nguatan SDM. “Termasuk beberapa
penugasan khusus antara lain penye-
diaan fasilitas pendidikan, olahraga
dan pasar, infrastruktur PON XX di
Papua, renovasi Masjid Istiqlal, dan
rencana pemindahan ibu kota ne-
gara,” imbuhnya.
Untuk itu, pembangunan infra-
struktur akan terus dilanjutkan de-
ngan lebih cepat dan diintegrasikan
dengan kawasan-kawasan produksi
rakyat. Pembangunan infrastruktur
juga akan diikuti dengan percepatan
pembangunan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang menjadi prioritas peme-
rintah karena merupakan kunci masa
depan Indonesia.
Anita menyampaikan, Menteri Ba-
suki mengajak segenap insan PUPR
harus lebih keras dalam melakukan
percepatan penyelesaian berbagai
tugas dan juga memenuhi ekspek-
tasi masyarakat akan layanan infra-
struktur yang lebih berkualitas. Tugas
mendatang akan lebih menantang
dan rumit. Harapan dan ekspektasi
masyarakat juga semakin tinggi.
Dalam mencapai berbagai target di
atas, ASN kementerian PUPR harus
membekali diri dengan budaya kerja
yang berintegritas, profesional, ber-
orientasi misi, visioner, serta memi-
liki etika akhlakul karimah. “Kita juga
harus memastikan bahwa seluruh
tugas dapat diselesaikan tepat waktu,
tepat sasaran, tepat administratif, dan
Rajut Kebersamaan dalam Kemerdekaan
Tim Basket Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR
Pertunjukan operet
56
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Aktualita
tepat mutu,” lanjut dia.
Sejalan dengan itu, Kementerian
PUPR juga mengapresiasi kinerja
insannya yang telah berdedikasi pu-
luhan tahun dengan menganugerah-
kan tanda kehormatan Satyalencana
Karya Satya 10 tahun, 20 tahun dan
30 tahun. Penerima Satyalencana
Karya Satya 30 tahun diberikan ke-
pada Kepala Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Hadi Suca-
hyono, Staf Ahli Bidang Hubungan
Antar Lembaga Luthfi Annam Ach-
mad, Direktur Pengembangan Penye-
hatan Lingkungan Permukiman Di-
tjen Cipta Karya Dodi Krispratmadi,
Direktur Pembangunan Ditjen Bina
Marga Achmad Herry Marzuki, Ke-
pala Bagian Umum Sekretaris Balit-
bang Chaidir, Kepala Pusdiklat Jalan,
Perumahan, Permukiman dan Pe-
ngembangan Infrastruktur Wilayah
BPSDM Thomas Setiabudi Aden.
Adapun Penerima Satyalencana
Karya Satya 20 tahun diwakili Inspek-
tur I Bimo Adi Nurshantyasto, Kepala
BWS Sulawesi II Gorontalo Ditjen
SDA Adenan Rasyid. Penerima Satya-
lencana Karya Satya 10 tahun diwakili
oleh Kepala SNVT Penyediaan Peru-
mahan Provinsi Lampung Setditjen
Penyediaan Perumahan Zubaidi,
Kepala Seksi Pemantauan Subdit
Pemantauan dan Evaluasi Direktorat
Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruk-
tur Jalan dan Jembatan Ditjen PIPUP
Rika Andriani.
Rajut Kebersamaan Serba-serbi peringatan Kemerde-
kaan RI di Kementerian PUPR diisi de-
ngan berbagai kegiatan. Salah satunya,
Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni)
yang berlangsung pada 5-16 Agustus.
Acara yang berlangsung di halaman
Kementerian PUPR itu dikemas me-
narik dengan sejumlah kegiatan. Ter-
dapat tiga cabang olahraga dalam
kegiatan Porseni Kementerian PUPR
yakni gateball, basket dan futsal. Se-
mentara, untuk lomba seninya antara
lain lomba operet, parade band, dan
stand up comedy, hingga peragaan bu-
sana berbahan daur ulang untuk men-
dukung gerakan ramah lingkungan.
Selain sebagai dari tradisi per-
ingatan Kemerdekaan RI, penye-
lenggaraan Porseni untuk menjaga
kebersamaan dan kekompakan insan
di lingkungan Kementerian PUPR. Di
sisi lain, sekaligus bermanfaat dalam
menjaga kesehatan sehingga diharap-
kan dapat berdampak pada produk-
tivitas kerja yang tinggi. “Persaingan
penting untuk tetap menjaga sema-
ngat dalam beraktivitas tetapi yang
paling penting fair play. Meskipun
tiap unit berkompetisi tapi tetap satu
yaitu Kementerian PUPR,” kata Anita.
Adapun juara umum Porseni ta-
hun ini diraih oleh Direktorat Jende-
ral (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA)
yang berhasil memperoleh 2 emas
dari cabang olah raga futsal putri dan
pentas seni operet, serta 1 perak dari
futsal kategori putra.
Anita juga berpesan, khususnya
kepada generasi milenial untuk tidak
berhenti berkarya. Kementerian PUPR
telah memfasilitasi bagi pegawai yang
ingin menyalurkan bakat atau hobi
seperti dalam bidang olah-raga dan
seni. “Anda mau bermain basket, tenis,
gateball, teater, bernyanyi, kami sedia-
kan sarananya. Tetapi, yang penting
kita harus terus kerja keras, bergerak
cepat dan bertindak tepat. Dengan
semangat olah raga mari kita terus ja-
lankan pekerjaan PUPR yang kedepan
semakin berat,” pungkasnya. n
Ditjen Sumber Daya Air sebagai Juara Umum Porseni PUPR 2019
57
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
58
Menata Samosir, Si Pulau eksotis di Danau Toba
pelebaran alur kawasan Tano Ponggol.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
mengatakan, semula Tano Ponggol
hanya berlebar 25 meter dengan keda-
laman sekitar 3 meter. Pelebaran alur
yang dilakukan menjadi 80 meter
sepanjang 1,2 kilometer. Kedalaman
juga akan menjadi 8 meter. “Karena
kawasan ini nanti akan menjadi jalur
perlintasan kapal pesiar yang menge-
lilingi Pulau Samosir,” kata Menteri
Basuki dalam kunjungannya ke Tano
Ponggol, beberapa pekan lalu.
Saat ini progres pelebaran alur
Tano Ponggol progresnya sudah se-
kitar 74%. Proyek tersebut ditangani
oleh Balai Wilayah Sungai (BWS)
Sumatera II, Ditjen Sumber Daya Air
(SDA). Adapun kontrak pekerjaannya
dimulai Desember 2017 dan akan sele-
sai Desember 2019 dengan total ang-
garan mencapai Rp313 miliar.
Selain pelebaran, pada sisi kiri dan
kanan alur Tano Ponggol nantinya
KEINDAHAN alam Danau
Toba sudah tidak diragukan
lagi. Danau vulkanik terbe-
sar di dunia tersebut masih
menjadi primadona wisata di Suma-
tera Utara. Selain panorama alamnya
yang mempesona, kawasan itu kental
dengan budaya tradisional khas Suku
Batak yang sudah mendunia.
Salah satu daya tarik dari Danau
Toba yaitu Pulau Samosir yang ter-
letak di tengah danau. Pulau ini ter-
nyata juga menyimpan potensi wisata
yang belum banyak dikembangkan.
Demi mendukung wisata di Samosir,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) mengem-
bangkan beberapa infrastruktur di wi-
layah tersebut.
Upaya yang dilakukan antara lain
Pembangunan Saluran Tano Ponggol di Samosir, Sumut
Potensi Pulau Samosir kian dikembangkan untuk mendukung kawasan wisata Danau Toba. Mulai dari konektivitas jalan, penataan obyek wisata, hingga penyiapan SDM berkualitas.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
59
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
akan menyesuaikan Jembatan Tano
Ponggol agar kapal pesiar dapat lewat
di bawah jembatan. Desain jembatan
tersebut juga akan mengadopsi keari-
fan lokal adat Batak.
Slamet menjelaskan, perkiraan ke-
tinggian ideal jembatan sekitar 8-9
meter dengan panjang total jembatan
mencapai 1 kilometer. Adapun biaya
pengerjaannya sekitar Rp287 miliar.
“Konstruksinya ditargetkan mulai ta-
hun depan,” ujarnya.
Konektivitas Untuk mendukung akses menuju
destinasi wisata, Kementerian PUPR
tengah melakukan preservasi dan pe-
lebaran jalan lingkar Pulau Samosir se-
panjang 145,9 kilometer. Infrastruktur
lainnya yang juga tengah dikerjakan
yakni jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing
Tinggi-Parapat agar memudahkan
perjalanan dari Medan ke Kawasan
Pariwisata Strategis Nasional (KSPN)
akan menggunakan steel sheet pile
untuk menjaga kekuatan tanggul. Se-
telah dilakukan pelebaran, pada sisi
kiri dan kanan juga akan dibangun ja-
lur pedestrian sebagai bagian dari pe-
nataan kawasan sekaligus dukungan
objek wisata di Danau Toba.
Kepala Badan Pengembangan In-
frastruktur Wilayah (BPIW) Kemen-
terian PUPR, Hadi Sucahyono, me-
nyatakan penataan kawasan Tano
Ponggol menggunakan konsep pe-
ngembangan daerah tepian air, baik
itu tepi pantai, sungai ataupun da-
nau yang dikenal dengan waterfront
city untuk wisata air. “Pengembangan
kawasan ini dilakukan secara terpadu
oleh Ditjen Bina Marga dengan mem-
bangun jembatan, SDA melebarkan
alurnya, dan Cipta Karya penataan
kawasannya,” ujar Hadi.
Selain tiga sektor tersebut, Ditjen
Penyediaan Perumahan juga membe-
rikan dukungan lewat program Ban-
tuan Stimulan Perumahan Swadaya
(BSPS) untuk meningkatkan kualitas
rumah-rumah warga yang berada di
kawasan Tano Ponggol. “Jadi hara-
pannya, masyarakat kecil yang ada di
sekitar kawasan ini juga menikmati
hasilnya. Rumah-rumah warga yang
sudah diperbaiki lewat BSPS bisa di-
kembangkan menjadi homestay oleh
masyarakat,” tuturnya.
Direktur Pengembangan Kawasan
Permukiman Ditjen Cipta Karya Di-
diet A. Akhdiat mengatakan, penataan
kawasan waterfront city tersebut akan
dilakukan di lahan seluas 80 hek-
tare dengan alokasi anggaran sebesar
Rp105 miliar. “Pekerjaan konstruksi-
nya akan dimulai pada tahun depan.
Saat ini konsep desainnya telah sele-
sai,” ujarnya.
Kepala BBPJN II Medan Suma-
tera Utara Ditjen Bina Marga, Slamet
Rasidi, mengatakan dengan adanya
pelebaran alur ini maka pihaknya
Pulau Samosir Danau Toba, Sumut
Menata Samosir, Si Pulau Eksotis di Danau Toba
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
60
Danau Toba.
Kepala BPIW Hadi Sucahyono
mengatakan, dibangunnya jalan tol
tersebut akan memperbanyak akse-
sabilitas ke Danau Toba. Wisatawan
pun memiliki beragam alternatif jalur
transportasi, mulai dari moda trans-
portasi udara, laut dan darat. “Selama
ini akses utama ke Danau Toba dan
Pulau Samosir dari arah Medan hanya
melalui Parapat dan menyeberang de-
ngan kapal Ferry. Sekarang sudah ma-
kin banyak pilihan,” kata Hadi.
Kini akses transportasi udara kian
lengkap dengan adanya dua bandara
yang siap melayani yakni Kualanamu
dan Silangit. Ditambah lagi dengan
bakal rampungnya jalan tol dari Kuala
Tanjung Medan menuju Parapat. Se-
lain akan mempercepat waktu tem-
puh dari Medan ke Danau Toba, Hadi
menilai, jalan tol ini juga diharapkan
akan memacu pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara, termasuk sektor eko-
nomi Pelabuhan Kuala Tanjung.
Tol Kuala Tanjung-Parapat sepan-
jang 143,5 kilometer tersebut meru-
pakan lanjutan dari jalan Tol Medan-
Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT)
sepanjang 61,72 kilometer yang telah
selesai dan terhubung dengan Tol
Belawan – Medan – Tanjung Morawa
(Belmera).
Pembangunan jalan tol ini ditugas-
kan kepada PT Hutama Karya, bekerja
sama dengan PT Jasa Marga dan anak
perusahaan PT Waskita Karya, yaitu
PT Waskita Toll Road yang mem-
bentuk badan usaha jalan tol yakni
PT Hutama Marga Waksita. Jalur ter-
sebut ditargetkan mulai beroperasi
tahun dengan masa konsesi selama
40 tahun. Total biaya investasi pem-
bangunannya mencapai sekitar Rp13,4
triliun, termasuk untuk biaya kons-
truksi sebesar Rp9,6 triliun.
Pasokan Air Baku Lima buah embung juga dibangun
di Pulau Samosir untuk mendukung
pengembangan KSPN Danau Toba.
Sarana air tersebut ditujukan untuk
menambah pasokan air baku karena
kebutuhannya yang semakin tinggi.
Menteri Basuki kunjungi salah satu pengrajin tenun ulos di Hutaraja, Sumut
61
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen
Sumber Daya Air, Jarot Widyoko, me-
ngatakan pembangunan embung un-
tuk menampung air hujan yang turun
sehingga tidak langsung mengalir ke
saluran air seperti selokan. “Air yang
ditampung dapat digunakan untuk
kebutuhan pada musim kemarau atau
irigasi,” ujarnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS)
Sumatera II, Roy Pardede, mengata-
kan kelima embung tersebut adalah
Embung Aek Natonang, Pea Parsina-
gaan, Pea Rihit, Pea Roba, dan Hairi
Gorat. “Semuanya sudah selesai, ada
yang tahun 2016, 2017, dan yang ter-
akhir 2018 yaitu Embung Pea Parsina-
gaan,” ujar Roy.
Embung Aek Natonang selesai di-
bangun pada 2016 dengan kapasitas
tampung hingga 100.000 meter kubik
dan digunakan untuk mengairi 300
hektare sawah. Embung Hairi Gorat
juga selesai pada 2016. Berkapasi-
tas 30.000 meter kubik, embung ini
mampu mengairi sawah irigasi seluas
150 hektare.
Tahun berikutnya, Embung Pea
Rihit dengan kapasitas tampung men-
capai 35.000 m3 dan mampu mengairi
daerah irigasi seluas 200 hektare. Em-
bung Pea Roba berkapasitas 30.000
m3. Embung yang selesai dibangun
pada 2017 ini dapat dimanfaatkan un-
tuk mengairi 150 hektar sawah irigasi.
Terakhir, Embung Pea Parsinagaan
dengan kapasitas tampung 45.000
meter kubik. Dapat dimanfaatkan un-
tuk mengairi 250 hektare lahan irigasi.
Roy menambahkan, saat ini tengah
melakukan kegiatan studi investigasi
dan desain sebagai upaya untuk me-
nambah embung baru di Samosir. Hal
itu untuk terus mencukupi kebutuhan
air baku perkampungan di daerah pe-
dalaman Pulau Samosir yang juga sa-
ngat membutuhkan air.
“Semuanya ada di masterplan kita,
rencana pengelolaan SDA Toba Samo-
sir. Ini semua sedang disusun. Dari
sana nanti kita tahu seberapa besar
kebutuhannya, di mana lokasinya,
dan nanti kita susun detail desainnya,”
pungkas Roy. n
Salah satu Geopark di sekitar Danau Toba
Kapal Ferry Pulau Samosir, Sumut
Danau Toba yang mengelilingi Pulau Samosir
Rumah adat Batak di Pulau Samosir, Sumut
Menata Samosir, Si Pulau Eksotis di Danau Toba
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
62
63
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Tambah Dana Wisata Nasional Super Prioritas
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Hadimuljono mengatakan, anggaran
fantastis tersebut dikucurkan untuk
mempercepat pengerjaan infrastruk-
tur penunjang kawasan. “Pariwisata
adalah sektor unggulan yang harus
didukung oleh ketersediaan infra-
struktur,” kata Menteri Basuki, awal
September lalu.
Dia melanjutkan, dengan tersedia-
nya infrastruktur akan meningkatkan
akselerasi pengembangan destinasi
wisata setempat dan memudahkan
wisatawan menuju lokasi wisata. Di
sisi lain, kondisi itu diyakini akan me-
nunjang perekonomian masyarakat di
sekitar kawasan.
Kelima KSPN prioritas tersebut
merupakan bagian dari program Se-
puluh “Bali Baru” yang dikembang-
kan pemerintah untuk meningkatkan
kunjungan wisatawan mancanegara.
Sebab, sektor pariwisata diharapkan
menjadi sektor andalan untuk men-
ANGGARAN pembangunan
infrastruktur di lima Kawa-
san Strategis Pariwisata Na-
sional (KSPN) Super Priori-
tas bakal mendapat tambahan alokasi
pada 2020. Total pagunya mencapai
Rp7,1 triliun. Naik signifikan bila di-
bandingan tahun ini yang hanya berju-
mlah Rp1,7 triliun.
Adapun kelima kawasan wisata
itu meliputi Danau Toba, Borobudur,
Lombok, Labuan Bajo, serta Manado
Bitung–Likupang. Pembangunan in-
frastrukturnya dilakukan secara ber-
tahap yang mencakup aspek konekti-
vitas, sumber daya air, perumahan dan
pemukiman.
Menteri Pekerjaan Umum dan
Kenaikan alokasi anggaran dilakukan untuk mempercepat penataan lima kawasan wisata prioritas nasional. Langkah itu juga diharapkan mampu menunjang perekonomian masyarakat di kawasan wisata.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Tambah Dana Wisata Nasional Super Prioritas
KSPN Borobudur, Magelang, Jateng
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
64
65
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
datangkan devisa, membuka lapangan
kerja, dan meningkatkan pertum-
buhan ekonomi lokal.
Untuk mendukung konektivitas
Danau Toba, Kementerian PUPR me-
lalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina
Marga membangun infrastruktur
Jembatan Tano Pangol di Kabupaten
Samosir sepanjang 1,2 kilometer. Ang-
garannya senilai Rp 297 miliar dengan
masa pelaksanaan 2020-2021.
Selain itu, preservasi dan pelebaran
Jalan Lingkar Samosir dengan total
anggaran sebesar Rp526 miliar. Dana
tersebut digunakan untuk beberapa
pekerjaan, antara lain preservasi jalan
di ruas batas Kabupaten Dairi Dolok
Sanggul – Siborong Borong – Tobasa
– Silimbat – Parapat – Silangit – Ban-
dara Silangit sepanjang 162,74 Km.
Selain itu, jalan batas Provinsi Aceh
– batas Kota Sidikalang Panji – Merek
– Kabupaten Dairi – batas Kabupaten
Samosir dan jalan Kota Sidikalang se-
jauh 85,33 Km.
Kegiatan lainnya yaitu preservasi
dan pelebaran ruas jalan Pangururan
– Ambarita – Tomok – Onan Runggu
sepanjang 76,9 Km, jalan Tele – Pan-
gururan – Nainggolan – Onan Runggu
berjarak 69 Km, jalan Tebing Tinggi –
Pulau Siantar – Parapat sejauh 109,9
Km. Pengerjaan ketiga ruas ini meng-
gunakan skema kontrak tahun jamak
atau multiyears.
Selain itu Ditjen Bina Marga juga
membangun jalan baru yakni ruas
Siantar By Pass, Jalan Silangit Muara,
serta melanjutkan pembangunan ja-
lan Balige By Pass sejauh 1,5 Km dan
pembukaan badan jalan 3 Km. Kemu-
dian, preservasi jalan dan Jembatan
Merek – Batas Kabupaten Dairi –Panji
– batas Kabupaten Simalungun – Sa-
ribu Dolok – Tiga Rungu – Tanjung
Dolok sepanjang 112,37 Km.
Untuk infrastruktur sumber daya
air di kawasan ini, kegiatan yang di-
lakukan berupa pelebaran Alur Tano
Ponggol dari 25 meter menjadi 80 me-
ter dengan panjang 120 meter dengan
anggaran Rp 325 miliar. Di Kawasan
Parapat, bangunan yang dikerjakan
meliputi Gerbang Kawasan dengan
KSPN Labuan Bajo, NTT
KSPN Morotai, Maluku
KSPN Labuan Bajo, NTT
KSPN Morotai, Maluku
Tambah Dana Wisata Nasional Super Prioritas
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
66
anggaran Rp 148,2 miliar dan pena-
taan ruang publik Parapat senilai
Rp 50 miliar.
Di KSPN Borobudur, akan dila-
kukan kegiatan berupa penataan
kawasan permukiman Borobudur
dengan membangun Gerbang Pal-
bapang dan penataan koridor Jalan
Mayor Kusen dengan dana Rp 150
miliar. Kemudian, pembangunan
Gerbang Klangon dan penataan ja-
lan Klaben, Gerbang Wisata Boro-
budur serta Penataan parkir, Drop
Off dan Koridor pedagang Kaki
Lima di kawasan Candi Mendut
mendapat alokasi Rp 70 miliar.
Adapun untuk KSPN Lombok
akan dilakukan pembangunan Ja-
lan Bandara Internasional Lombok
(BIL) – Kuta Mandalika dengan
panjang 17 kilometer dan lebar 25
meter dengan anggaran Rp 1,45
triliun. Berikutnya pembangunan
Promenade Rp 20 miliar, pengem-
bangan kawasan Gili sebesar 50
miliar, dan pengembangan Geo-
park Rinjani anggaran Rp 30 miliar.
Untuk KSPN Labuan Bajo, ke-
giatan pada 2020 difokuskan pada
peningkatan jalan dan trotoar ruas
jalan Soekarno Hatta Atas dan ja-
lan Soekarno Hatta Bawah, pena-
taan kawasan Puncak Waringin,
Batu Cermin, Kampung Baru, Bu-
kit Pramuka, serta Kawasan Rinca.
Berikutnya, di KSPN Manado
– Bitung – Likupang, Kemen-
terian PUPR akan menyelesaikan
pembangunan Bendungan Kuwil-
kawangkoan di Kabupaten Mina-
hasa Utara, dan peningkatan Jalan
Akses Likupang. Selain itu, pem-
bangunan Jembatan Bitung – Pu-
lau Lembeh, Jalan Tol Manado–Bi-
tung, penataan Kawasan Bunaken,
penataan Kawasan Pantai Mala-
layang, dan Kawasan Wisata Pantai
PAAL – Likupang. n
67
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
KSPN Mandalika, Lombok, NTB
Tambah Dana Wisata Nasional Super Prioritas
68
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Selingan
Berpulang ke Sang Ilahi
KEHILANGAN seseorang
yang dikenal dan berjasa
adalah sesuatu yang be-
rat untuk dirasakan setiap
orang. Demikian halnya yang dialami
seluruh jajaran Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) atas meninggalnya dua tokoh
berjasa terhadap pembangunan in-
frastruktur dan perumahan yakni
Cosmas Batubara dan Suyono Sosro-
darsono.
Pada 8 Agustus lalu, kabar duka da-
tang dari Menteri Muda Perumahan
Rakyat 1978-1988, Cosmas Batubara.
Selang beberapa hari kemudian, ber-
tepatan dengan momen peringatan
Kemerdekaan RI Ke-74, duka datang
dari Menteri Pekerjaan Umum (1983-
1988) Suyono Sosrodarsono yang wa-
fat di usia 93 tahun.
Inspektur Jenderal Kementerian
PUPR Widiarto yang mewakili Men-
teri PUPR Basuki Hadimuljono dan
segenap jajaran Kementerian PUPR,
mengucapkan rasa belasungkawa
yang mendalam atas wafatnya dua
tokoh berjasa tersebut. “Kami semua
mendoakan beliau agar diterima di
sisi-Nya dengan segala amal dan
diampuni dosanya. Keluarga diberi-
kan perlindungan Tuhan Yang Maha
Esa,” kata Widiarto.
Cosmas Batubara meninggalkan
banyak kenangan, baik kebijakan
maupun pemikiran beliau bagi gene-
rasi penerusnya. Meskipun bukan
berlatarbelakang dunia insinyur atau
berkecimpung di infrastruktur, pria
Dedikasi semasa menjabat tetap dikenang dan menjadi sumbangsih berharga bagi pembangunan Indonesia.
Suasana di rumah duka Alm. Cosmas Batubara
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
69
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Berpulang ke Sang Ilahi
kelahiran Sumatera Utara 19 Septem-
ber 1938 tersebut mengaku bersyukur
bisa menjalani amanat sebagai Men-
teri Muda Perumahan Rakyat dengan
baik.
Ia mengaku beruntung dikelilingi
oleh insinyur-insinyur perumahan
yang berbakat. “Saya juga mendapat
briefing dari Menterinya sendiri yakni
Purnomodisi. Selain tentunya materi
dari Pak Suyono yang belakangan
menjadi Menteri PU,” kata Cosmas
dalam wawancaranya untuk Majalah
Kiprah edisi khusus Hari Bakti PU ke-
72 pada 2017.
Ada beragam tantangan peru-
mahan ketika dalam kepemimpinan-
nya seperti penyediaan rumah, fasi-
litas dan sarana lingkungan. Namun,
salah satu yang menjadi masalah kru-
sial adalah ketersediaan air minum.
Untungnya, kata Cosmas, ada banyak
tenaga ahli bidang air yang dimiliki
Kementerian sehingga sangat mem-
bantu menyelesaikan persoalan ter-
sebut. “Persoalan ketersediaan listrik,
air dan jalan itu sangat penting da-
lam persoalan perumahan. Memang
harus menyeluruh saat kita memba-
ngun perumahan,” jelasnya.
Program perumahan menurutnya
bukanlah milik Kementerian Peker-
jaan Umum semata, melainkan salah
satu tugas prioritas pemerintah. Ka-
rena itu, seluruh lembaga, kemen-
terian dan pemerintah daerah harus
mendukung program ini semaksimal
mungkin.
Dedikasi terbaik juga ditunjukkan
Suyono Sosrodarsono. Tokoh kela-
hiran Madiun, Jawa Timur 3 Maret
1926 itu sudah banyak makan asam
garam di dunia teknik. Setelah me-
nyelesaikan pendidikan Teknik Sipil
di Bandung pada 1955, beliau ber-
gabung di Departemen Pekerjaan
Umum dan Tenaga Listrik (PUTL)
dan ditempatkan di Jawatan Peru-
mahan Rakyat. Pada masa itu, pe-
merintah tengah giat membangun
proyek-proyek besar yang hingga
kini masih menjadi ikon kebanggaan
bangsa seperti Gelora Bung Karno
(GBK), Jembatan Semanggi, Gedung
Conefo (sekarang gedung DPR-MPR),
Masjid Istiqlal, Monas dan lainnya.
Suyono mendapatkan keperca-
yaan memegang sejumlah jabatan, di
antaranya Proyek Irigasi di Sumatera
Selatan (1959-1963), Kepala Direk-
torat Tata Bangunan Departemen PU
(1963-1964), Pemimpin Komando Pro-
yek Penanganan Banjir Jakarta (1964-
1966), hingga menjabat Direktur Jen-
deral Pengairan (1966-1982). Semasa
menjadi Dirjen Pengairan, beberapa
bendungan dibangun, antara lain
Bendungan Gajah Mungkur, Selorejo,
dan Karangkates. Kinerja itu mem-
buatnya diangkat sebagai Menteri PU
Kabinet Pembangunan IV (1983–1988)
pada era Presiden Soeharto dan Wakil
Presiden Umar Wirahadikusumah.
Suyono merupakan teladan bagi
para insinyur muda Indonesia. Ia di-
kenal pekerja keras, disiplin, sederha-
na dan lebih suka terjun ke lapangan
hingga tidur dekat proyek infrastruk-
tur yang sedang dikerjakan. Menurut-
nya, lapangan menjadi kesempatan
para insinyur melihat dan terlibat da-
lam penanganan masalah, melaksana-
kan praktek ilmunya yang ada kalanya
tidak sama dengan apa yang dipelajari
secara teori. “Saya juga bekerja sam-
bil belajar, melaksanakan perbaikan
jalan. Belakangan saya semakin me-
mahami seorang insinyur baru dapat
bekerja secara mantap jika pernah be-
kerja di lapangan,” kata Suyono.
Suyono juga mengambil prakarsa
bersama Prof. Ir. Suryono (pada waktu
itu Dekan Fakultas Teknik Univer-
sitas Brawijaya) mendirikan Jurusan
Teknik Pengairan untuk mendapat-
kan tenaga ahli khusus dalam teknik
pengairan. Teknik ini penting dalam
rangka mencapai swa sembada beras
di Indonesia. Dalam bidang keilmuan,
beliau juga terlibat sebagai penyun-
ting beberapa buku teknik utamanya
di bidang hidrologi. n
Prosesi Pemakaman Alm. Suyono Sosrodarsono
Alm. Cosmas Batubara Alm. Suyono Sosrodarsono
Selingan
Merangkul Milenial Peduli Infrastruktur
SELAMA lima tahun terakhir,
pemerintah memprioritas-
kan pembangunan infra-
struktur secara merata di
berbagai wilayah Indonesia. Tidak
hanya di wilayah yang sudah berkem-
bang, lokus pembangunan juga di-
lakukan di daerah terdepan, terluar,
dan tertinggal (3T).
Ragam infrastruktur yang telah di-
bangun. Mulai dari jalan, jembatan,
bendungan, perumahan, penyediaan
air minum, sanitasi, irigasi, dan sara-
na prasarana lainnya. Bahkan, pem-
bangunan tersebut terus dilanjutkan
di periode pemerintahan Joko Wi-
dodo selama lima tahun mendatang
hingga 2024.
Hanya saja, fokus pembangunan
jilid kedua memprioritaskan pada
pengembangan sumber daya manu-
sia (SDM). Salah satu yang menjadi
target prioritasnya yaitu generasi
muda atau populer dikenal milenial.
Apalagi, Indonesia diprediksi akan
mencapai bonus demografi pada 2030
mendatang karena populasi generasi
mudanya yang meningkat pesat.
Sekretaris Jenderal Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Anita Firmanti me-
nyampaikan, pembangunan infra-
struktur dan SDM adalah dua hal
yang sangat penting dan berkaitan
erat. Untuk menyukseskan rancangan
besar tersebut, dibutuhkan peran dari
kalangan milenial agar ikut terlibat
sebagai pelaku pembangunan.
Anita menilai, pemerintah mem-
Generasi muda memiliki andil penting dalam keberlanjutan pembangunan infrastruktur Indonesia di masa depan.
Acara Millennial Campaign Infrastructure di Auditorium Kementerian PUPR
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
70
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Merangkul Milenial Peduli Infrastruktur
bangun infrastruktur dengan tu-
juan menjadi salah satu modal bagi
generasi muda ke depan agar bisa
lebih berdaya saing. Mereka diha-
rapkan akan menjadi penentu masa
depan menuju Indonesia Emas di
2045 mendatang. “Selain pemera-
taan pembangunan, ketersediaan
infrastruktur untuk meningkatkan
daya saing. Infrastruktur diharapkan
menjadi tulang punggung ekonomi
nasional,” tutur Anita dalam acara
Millennial Campaign Infrastructure di
Auditorium Kementerian PUPR, Ja-
karta, pertengahan Agustus lalu.
Ia pun mengajak agar kalangan
milenial memiliki militansi tinggi de-
ngan apa yang sedang dikerjakan, ter-
masuk menghadapi tantangan global
di masa mendatang. “Harus keras me-
nempa diri. Kalau tidak, dunia akan
keras kepada kalian. Pintar saja tidak
cukup, tapi harus punya akhlalul kari-
mah,” pesan dia.
Acara Millennial Campaign Infras-
tructure merupakan forum saling ber-
bagi pengetahuan dan pengalaman
dari Kementerian PUPR dan dari
para pelaksana pembangunan infra-
struktur kepada generasi milenial
khususnya kalangan mahasiswa. Per-
helatan selama dua hari itu merupa-
kan bagian dari rangkaian peringatan
Hari Kemerdekaan RI ke-74.
Beberapa narasumber hadir un-
tuk berbagi pengalaman dengan para
mahasiswa. Mereka antara lain Rizki
Dianugraha sebagai Project Manager
Jembatan Holtekamp dan Anggoro
Putro, PPK Prasarana Akuatik sebagai
venue Asian Games 2018 serta per-
wakilan CPNS Kementerian PUPR
Tahun 2017 yang terlibat dalam reha-
bilitasi dan rekonstruksi rumah pas-
cagempa di Lombok 2018.
Rizki Dianugraha misalnya, mem-
bagikan pengalamannya saat terlibat
membangun Jembatan Holtekamp.
Ia mengakui banyak sekali tantangan
yang dihadapi dalam proyek tersebut.
Apalagi, Holtekamp merupakan jem-
batan baja pelengkung pertama yang
diproduksi di PT PAL Surabaya dan
kemudian dibawa ke lokasi pem-
bangunan di Jayapura dengan meng-
gunakan kapal laut. ”Sangat berisiko
tinggi sehingga memerlukan kedisi-
plinan dan ketelitian,” tutur Rizki.
Intan, mahasiswi teknik dari Uni-
versitas Trisakti Jakarta menilai acara
tersebut sangat membuka wawa-
sannya tentang bagaimana pem-
bangunan infrastruktur yang sedang
dibangun di Indonesia. “Ini menjadi
motivasi saya sebagai mahasiswa ju-
rusan teknik yang akan masuk ke
dunia kerja bahwa Indonesia ini ma-
71
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Kunjungan Mahasiswa Unversitas Diponegoro ke Kampus Kementerian PUPR
Kunjungan Mahasiswa Unversitas Diponegoro ke Kampus Kementerian PUPR
Acara Millennial Campaign Infrastructure di Auditorium Kementerian PUPR
Acara Millennial Campaign Infrastructure di Auditorium Kementerian PUPR
72
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Selingan
sih butuh lebih banyak infrastruktur
yang harus dibangun terutama di Wi-
layah Indonesia Timur,” tuturnya ke-
pada Kiprah di sela-sela acara.
Dalam perhelatan ini, Kementerian
PUPR juga melibatkan mitra kerjanya
dari BUMN untuk kampanye ber-
sama tentang peran generasi muda
dalam keberlanjutan infrastruktur di
masa depan. Beberapa mitra BUMN
itu antara lain PT Nindya Karya,
PT Adhi Karya, PT Bumi Karsa, PT
Brantas Abipraya, PT Hutama Karya,
PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya,
PT Amarta Karya, PT Istaka Karya,
Perum Perumnas, PT Pembangunan
Perumahan, dan PT Jasa Marga. Se-
lain itu, terlibat juga empat mitra
kerja perbankan yang meliputi Bank
Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan
Bank Tabungan Negara (BTN). Me-
lalui berbagai booth yang ada, gene-
rasi muda berkesempatan langsung
mendapat informasi mengenai pem-
bangunan infrastruktur yang diba-
ngun oleh para BUMN Karya. n
Acara Millennial Campaign Infrastructure di Auditorium Kementerian PUPR
73
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Tambah Ilmu melalui Aplikasi SIMANTU
Selingan
Raih Tiga Anugerah Humas Indonesia
BUAH kerja keras ternyata
menghasilkan prestasi ge-
milang. Akhir Agustus
lalu, Kementerian Peker-
jaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) kembali mengukir catatan
manis dengan mendulang tiga peng-
hargaan sekaligus dalam Anugerah
Humas Indonesia (AHI) 2019. Perhe-
latan itu diselenggarakan oleh Humas
Indonesia (PR Indonesia Group) di
pelataran Balai Kota Tangerang, Jumat
pekan lalu.
Penghargaan diserahkan oleh
Founder dan CEO PR Indonesia
Group, Asmono Wikan kepada Staf
Ahli Menteri PUPR Bidang Sosial Bu-
daya dan Peran Masyarakat Sudirman
yang mewakili Menteri PUPR Basuki
Hadimuljono.
Penghargaan pertama yang dite-
rima adalah Pemenang AHI 2019 Ka-
tegori Terpopuler di Media Online,
Sub Kategori Kementerian. Anugerah
itu diberikan berdasarkan penilaian
jumlah pemberitaan positif tertinggi
di media daring.
Selanjutnya, penghargaan kedua
yakni Gold Winner dengan Kategori
Pelayanan Informasi Publik, Sub Ka-
tegori Ruang Pelayanan Informasi Pu-
blik Terinovatif. Adapun penghargaan
ketiga yang diberikan adalah Gold
Winner untuk Kategori Pelayanan In-
formasi Publik, Sub Kategori Laporan
Pelayanan Informasi Publik Terinova-
tif.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang
Sosial Budaya dan Peran Masyarakat,
Penghargaan ini memotivasi Kementerian PUPR untuk semakin lebih baik menyebarluaskan informasi mengenai hasil pembangunan infrastruktur kepada masyarakat.
Piagam dan Piala Penghargaan Anugerah Humas Indonesia untuk Kementerian PUPR
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
74
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Raih Tiga Anugerah Humas Indonesia
Sudirman, mengucapkan terima kasih
atas penghargaan yang diberikan oleh
PR Indonesia Group. Penghargaan
ini merupakan kerja bersama seluruh
unit Kementerian PUPR dalam mela-
porkan program dan capaian pem-
bangunan infrastruktur yang dikerja-
kan Kementerian PUPR.
“Kami berterima kasih kepada PR
Indonesia telah melihat dan membe-
rikan apresiasi atas apa yang dilaku-
kan Kementerian PUPR. Penghargaan
ini mendorong kami untuk lebih baik
lagi menyebarluaskan informasi me-
ngenai hasil-hasil pembangunan in-
frastruktur sebagai salah satu bentuk
laporan kepada masyarakat atas ama-
nah yang diberikan kepada Kemen-
terian PUPR,” kata Sudirman.
AHI merupakan ajang peng-
hargaan yang diberikan atas pres-
tasi hasil karya Humas Pemerintah/
Lembaga/BUMN/BUMD/Perguruan
Tinggi Negeri seluruh Indonesia de-
ngan tujuan mendorong semangat
kompetisi positif memperkuat peran
humas pemerintah dalam melakukan
diseminasi informasi terkait program
Pemerintah kepada masyarakat.
“Kami tidak ingin humas peme-
rintah hanya menjadi tenaga-tenaga
praktikal yang sangat teknis. Sebab
kalau begitu, visi Pemerintah memba-
ngun negeri dikhawatirkan tidak akan
pernah tercapai. Sesuai dengan tema
AHI tahun ini yaitu Sinergi Memba-
ngun Reputasi,” ujar Founder dan CEO
PR Indonesia Group Asmono Wikan.
Penilaian penerima penghargaan
dilakukan melalui dua cara, yakni
pada kategori Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD
Terpopuler, Humas Indonesia beker-
jasama dengan Indonesia Indicator
melakukan monitoring terhadap pem-
beritaan dari 3.100 media daring di
Indonesia sepanjang semester I 2019.
Seluruh data yang terkumpul ke-
mudian dianalisis secara kuantitatif
dan real time melalui mesin Intelli-
gence Media Management (IMM) yang
berbasis artificial intelligence. Penen-
tuan pemenang berdasarkan kuanti-
tas ekspos pemberitaan positif.
Untuk penilaian Kategori Pela-
yanan Informasi Publik berdasarkan
hasil penjurian yang terdiri 5 juri yakni
Pakar Public Relations Maria Wong-
sonagoro, Founder & CEO Humas
Indonesia Asmono Wikan, Pakar Ko-
munikasi dan Branding Emilia Bassar,
Ketua Komisi Informasi Pusat periode
2013-2017 John Fresly Hutahayan dan
Vice President International Council
of Design Zinnia Nizar. n
Penghargaan Anugerah Humas 2019 untuk Kementerian PUPR
Penghargaan Anugerah Humas 2019 untuk Kementerian PUPR
75
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Selingan
Menteri PUPR Kembali Raih Rekor MURI
SEBUAH catatan tinta emas
berhasil diraih Menteri Pe-
kerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR) Basu-
ki Hadimuljono dari Museum Rekor
Indonesia (MURI). Penghargaan pres-
tisius tersebut diberikan atas penca-
paian rekor Kementerian PUPR yang
menyelenggarakan sertifikasi tenaga
kerja konstruksi bagi 16 ribu orang di
Istora Gelora Bung Karno, Maret 2019
lalu.
Penyerahan piagam penghargaan
rekor MURI diterima Direktur Jen-
deral Bina Konstruksi Kementerian
PUPR Syarif Burhanuddin di Kantor
Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Ja-
karta, Ditjen Bina Konstruksi Kemen-
terian PUPR, awal Agustus lalu. Pen-
capaian itu menjadi rekor MURI yang
ketiga kalinya diraih Kementerian
PUPR sejak 2017 untuk sertifikasi te-
naga konstruksi terbanyak.
Pada 2017, Menteri Basuki men-
dapat dua kali penghargaan serupa.
Tepatnya pada Agustus 2017 atas
pelaksanaan percepatan sertifikasi
sebanyak 3.250 orang. Dua bulan
berikutnya, penghargaan atas pe-
laksanaan sertifikasi 9.700 tenaga
kerja konstruksi.
Rekor ketiga tersebut diraih dalam triwarsa terakhir atas sertifikasi tenaga konstruksi yang mencapai 16 ribu orang.
Menteri Basuki bersama peserta Sertifikasi Tenaga Konstruksi
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
76
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Menteri PUPR Kembali Raih Rekor MURI
Adapun tahun ini, sebanyak 16
ribu tenaga konstruksi bersertifikat
itu terdiri dari 13.900 orang tenaga
terampil dan 2.100 orang tenaga ahli.
Berdasarkan latar belakang pendi-
dikan, sebanyak 8 ribu peserta adalah
calon pekerja konstruksi lulusan pen-
didikan formal (SMK, DIII, S1/D4),
sedangkan 8.000 orang lainnya me-
rupakan mereka yang sudah bekerja
di bidang konstruksi.
Menteri Basuki mengatakan, pem-
bangunan infrastruktur menjadi fo-
kus pemerintah yang akan dibarengi
dengan pengembangan sumber daya
manusia (SDM) pada masa kepemim-
pinan Presiden Joko Widodo jilid
kedua, 2019-2024. “Presiden Jokowi
meminta untuk diperbanyak jumlah
tenaga konstruksi yang bersertifikat,
bukan dipercepat. Karena belajar ti-
dak bisa dipercepat,” kata Menteri
Basuki.
Sertifikasi tenaga kerja konstruksi
memang menjadi salah satu prioritas
kerja Kementerian PUPR di bidang
pengembangan SDM dalam beberapa
tahun terakhir. Pada masa lalu, setiap
tahun hanya 200 ribuan tenaga kerja
konstruksi yang disertifikasi. Tahun
ini targetnya meningkat pesat. “Mi-
nimal 512 ribu tenaga kerja konstruksi
bersertifikat,” ujar dia.
Sejauh ini jumlah tenaga kerja
konstruksi yang memiliki sertifikat
memang masih sedikit. Hingga 2018,
jumlah tenaga kerja yang bersertifikat
sebesar 616 ribu orang yang terdiri
atas 419 ribu tenaga kerja terampil
dan 197 ribu tenaga kerja ahli. Angka
itu hanya sekitar 7,4% dari total te-
naga kerja konstruksi sebesar 8,3 juta
orang.
Sertifikasi ini merupakan program
kerja Kementerian PUPR untuk me-
ningkatkan kualitas dan kompetensi
SDM bidang konstruksi. Hal ini se-
suai dengan amanat Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi yang menyatakan kepemi-
likan sertifikat kompetensi kerja me-
rupakan kewajiban bagi para pekerja
konstruksi.
Dalam implementasinya, Program
Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja
Konstruksi ini berkolaborasi dengan
pemerintah daerah, Lembaga Pe-
ngembangan Jasa Konstruksi (LPJK),
asosiasi kontraktor dan konsultan,
BUMN, perusahaan kontraktor dan
konsultan, serta perguruan tinggi.
Sertifikasi terdiri dari penyam-
paian materi, praktek lapangan dan
diakhiri dengan uji kompetensi. Se-
jumlah terobosan dilakukan, di an-
taranya melakukan sertifikasi on site
dengan menggunakan mobile training
unit (MTU) dan penggunaan Pela-
tihan Tenaga Kerja Konstruksi Jarak
Jauh atau dikenal dengan Sistem In-
formasi Belajar Intensif Mandiri (SI-
BIMA). n
Menteri Basuki saat acara Sertivikasi Tenaga Konstruksi
Menteri Basuki tinjau Praktik Pekerja Tenaga Konstruksi
77
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
78
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
79
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Polesan Cantik di Kota LamaSelingan
Polesan Cantik di Kota Lama
KAWASAN Kota Lama Se-
marang (KKLS) mulai terli-
hat apik usai Kementerian
Pekerjaan Umum dan Peru-
mahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan
penataan tahap pertama. Kawasan
tersebut memang dikenal terdapat
banyak bangunan bersejarah dengan
arsitektur bergaya Eropa yang dulu
menjadi pusat perdagangan pada
masa Hindia Belanda.
Hanya saja, kondisinya dalam be-
berapa tahun terakhir tampak kurang
terawat, kusam bahkan menjadi dae-
rah rawan kejahatan karena minim
penerangan saat malam. Setelah revi-
talisasi kawasan selesai, KKLS siap
membuat mata dunia sekali lagi ter-
tuju kepadanya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljo-
no mengatakan, penataan itu dilaku-
kan agar kawasan menjadi lebih rapi,
nyaman, dan bisa menjadi tujuan
wisata. “Selama ini, wisatawan yang
datang ke Semarang lebih banyak
memilih berkunjung ke Candi Boro-
budur atau Pulau Karimunjawa,” kata
Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Setelah dibenahi, kondisi jalan dan
pedestrian di kawasan seluas 22 hek-
tare tersebut sudah tertata rapi meng-
gunakan paving block dan dilengkapi
pembatas. Penataan juga mencakup
jaringan utilitas meliputi kabel lis-
trik, fiber optik, telepon, dan pipa
air minum (PDAM) di bawah tanah,
jaringan drainase, dan pembangunan
dua kolam retensi yakni Kolam Berok
dan Bubakan untuk mengurangi ri-
siko genangan.
Pembenahan tahap pertama sudah selesai. Kota Lama Semarang siap menjadi tuan rumah perhelatan pariwisata.
Suasana Kota Tua Semarang, Jateng
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
Selingan80
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Revitalisasi KKLS juga mencakup
pemasangan fasilitas publik di seki-
tar jalan yang sekaligus bisa menjadi
area wisatawan berswafoto. Misalnya,
tempat pengisian daya ponsel yang
dibuat berupa kotak telepon, kursi
taman, tempat sampah, papan infor-
masi, lampu penerangan jalan, dan
halte.
Penataan kawasan tersebut dilaku-
kan Kementerian PUPR melalui Di-
rektorat Jenderal Cipta Karya secara
bertahap sejak Desember 2017 hingga
Juni 2019 dengan kontraktor pelak-
sana PT Brantas Abipraya. Adapun
total anggaran revitalisasi tersebut
mencapai sekitar Rp183 miliar miliar.
Selain mempercantik kawasan,
Menteri Basuki mengungkapkan, pe-
nataan juga bertujuan mewujudkan
kota Semarang menjadi kota pusaka
yang layak huni dan berkelanjutan.
“Nantinya bisa menjadi kawasan
wisata yang mewadahi berbagai ke-
giatan masyarakat, seperti car free day
(CFD), festival seni budaya dan ku-
liner yang akan meningkatkan eko-
nomi lokal,” tambah dia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pra-
nowo mengungkapkan sudah ada be-
berapa perhelatan yang akan digelar
dalam waktu dekat untuk mempopu-
lerkan kembali Kota Lama. Salah sa-
tunya gelaran terdekat adalah Festival
Kota Lama Semarang yang diseleng-
garakan pada 12-22 September 2019.
“Seluruh indonesia mencoba
membantu untuk menghidupkan
Kota Lama. Teman-teman luar ne-
geri juga datang untuk membantu.
Ada buku yang diberikan kepada saya
berjudul Kissing Sleeping Beauty Alive.
Buku tentang Kota Lama yang indah
bak gadis cantik yang tertidur. Butuh
banyak pangeran untuk menciumnya
agar dia bisa hidup lagi. Festival ini
adalah festival untuk mencium gadis
cantik yang tidur itu,” ujar Ganjar.
Ada banyak pertunjukan yang akan
ditampilkan pada festival tersebut an-
tara lain seni musik, menari, mem-
baca puisi, kuliner, diskusi mengenai
KKLS yang dulu, sekarang dan kede-
pan. “Saya tunggu anda untuk hadir
dan mari kita hidupkan kota lama.
Terima kasih teman-teman yang su-
dah membantu,” kata Ganjar.
Untuk menjaga kebersihan dan
kenyamanan KKLS, Ganjar menghim-
bau agar para pengunjung membuang
sampah pada tempat yang telah terse-
dia, tidak melakukan aksi vandalisme
dan pencurian ornamen-ornamen di
sekitar jalan. Selain itu, ia berharap pe-
ngunjung dapat memarkir kendaraan
secara teratur pada area yang sudah
ditentukan. Sebab, KKLS didesain ti-
dak ada kendaraan yang parkir di ping-
gir jalan baik roda 2 maupun roda 4
agar mencegah terjadinya kemacetan
karena tingginya volume lalu lintas
yang melewati KKLS. n
Suasana Kota Tua Semarang, Jateng
81
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
82
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Stadion Manahan Solo Segera Rampung
Dalam pembangunan stadion ter-
sebut, Menteri Basuki menugaskan
Ditjen Cipta Karya berkoordinasi de-
ngan Pemerintah Kota Solo untuk
memantau progres perampungan-
nya. Adapun kontraktor pelaksananya
yaitu PT Adhi Karya dan PT Penta
Rekayasa dengan Kerjasama Operasi
(KSO).
Pengerjaan seluruh area stadion
menelan dana negara (APBN) sebe-
sar Rp301,33 miliar. Stadion yang di-
lengkapi dengan fasilitas berstandar
FIFA itu memiliki kapasitas tampung
20.000 penonton dengan sistem kursi
tunggal (single seat). Pembangunan
RENOVASI Stadion Manahan
di Kota Solo, Jawa Tengah
sebentar lagi akan selesai.
Pengerjaan konstruksi yang
dimulai sejak Agustus 2018 lalu, kini
progresnya sudah mencapai 96%. Kami
targetkan bisa rampung sesuai jadwal
di bulan September 2019,” kata Men-
teri PUPR Basuki Hadimuljono, pekan
lalu.
Stadion Manahan Solo, Jateng
Konstruksinya sudah memasuki tahap akhir. Ditargetkan selesai pada akhir September 2019.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
83
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
kan kualitas penerangan hingga 1.500
lux.
Keunggulan lain dari Stadion
Manahan ini tampak dari papan skor
elektronik berukuran besar. Ruang
ganti pemain juga dilengkapi ko-
lam berendam air panas untuk ma-
sing-masing tim.
Menteri Basuki berharap pem-
bangunan Stadion Manahan yang
tribun penonton juga akan dihiasi
motif batik Kawung sebagai ciri khas
budaya Solo.
Pembangunan stadion ditujukan
agar menjadi arena perhelatan olahra-
ga berskala nasional dan internasio-
nal. Karena itu, kualitas stadion juga
ditingkatkan. Misalnya, rumput la-
pangan sepakbola yang menggunakan
jenis Zoysia Japonica, sama dengan
yang digunakan di Stadion Gelora
Bung Karno karena memiliki keung-
gulan lebih hijau dan berakar kuat.
Selain itu, stadion didukung drai-
nase lapangan yang baik agar mes-
kipun hujan, tidak terjadi genangan
pada saat pertandingan. Meski demi-
kian, penyelesaian bangunan secara
keseluruhan termasuk lansekap dan
drainase diperkirakan baru akan se-
lesai seluruhnya pada akhir tahun ini.
Selanjutnya pada bagian atap sta-
dion juga dibuat mengelilingi area
duduk sehingga membuat penonton
aman dari hujan maupun cuaca panas.
Untuk pencahayaan akan mengguna-
Stadion Manahan Solo, Jateng
Stadion Manahan Segera Solo Rampung
Stadion Manahan Solo, Jateng
84
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
baru ini akan menjadi ikon baru Kota
Solo. Di sisi lain, ikut meningkatkan
prestasi olahraga lokal Solo, termasuk
di tingkat nasional dan internasional.
venue Piala Dunia Stadion Manahan rencananya diu-
sulkan menjadi salah satu venue ke-
juaraan sepak bola Piala Dunia U-20
pada 2021. Sekretaris Jenderal Persa-
tuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
(PSSI) Ratu Tisha Destria mengata-
kan, ada tiga pihak yaitu PSSI, FIFA,
dan Pemda setempat yang akan ber-
peran menawarkan stadion menjadi
venue Piala Dunia U-20 tersebut.
Selain kondisi fisik stadion sebagai
venue utama, kelengkapan lapangan
pendukung untuk latihan tim-tim du-
nia juga harus disiapkan. “Kita akan
kerja bersama-sama untuk fasilitas-
nya,” kata Tisha.
Arena lain yang diusulkan yaitu
Stadion Gelora Bung Karno (GBK),
Wibawa Mukti Bekasi, Patriot Can-
drabhaga Bekasi, Si Jalak Harupat
Bandung, dan Pakansari Bogor. Ke-
lima stadion itu sudah digunakan
untuk Asian Games 2018. Tiga sta-
dion lainnya Manahan Solo, Kapten
I Wayan Dipta di Gianyar Bali, dan
Mandala Kridha Yogyakarta.
Wali Kota Surakarta FX Rudiatmo
mengatakan, Stadion Manahan su-
dah sesuai standar FIFA. Tinggal
melengkapi lima stadion untuk men-
dukung latihan tim, ruang ganti pa-
kaian, dan toilet. Kelima lapangan
itu yang disiapkan adalah Stadion
Sriwedari, Kotabarat, Banyunyar,
Sriwaru, dan Karangasem atau Sum-
ber. “Nantinya rumput, fasilitas ru-
ang ganti dan toilet akan dibenahi
seperti standar FIFA. Kita siap men-
dukung suksesnya Piala Dunia U-20,”
kata Rudiatmo optimis.
Ia berharap nantinya suporter bisa
ikut merawat stadion dengan tidak
melakukan vandalism seperti men-
coret atau merusak fasilitas stadion.
“Jangan berdiri atau joget di atas kursi
nanti sempal kabeh (rusak semua),”
pesannya. nStadion Manahan Solo, Jateng
85
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
86
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Sei Gong Mulai Beroperasi dari Badan Pengelola (BP) Batam dalam
hal proses pembebasan lahan. Total
luas areanya mencapai 3,5 hektare.
Bendungan Sei Gong dibangun
untuk menambah tampungan air di
Kepulauan Riau. Kapasitas waduk ini
diproyeksikan mampu menampung
debit air hingga 11,8 juta meter kubik.
“Mampu memproduksi atau menyu-
plai air baku sebesar 400 liter per detik
yang akan diolah di instalasi pengo-
lahan air di Kota Batam,” urai Hari.
Ia menjelaskan, sebagai bendungan
muara, maka proses selanjutnya se-
telah bendungan terisi penuh akan di-
lakukan desalinasi atau proses menghi-
langkan kadar garam berlebih dalam air
untuk mendapatkan kualitas air tawar
yang baik. Setelah itu, akan dibangun
instalasi pengolahan air lengkap de-
ngan pipa saluran air untuk mendistri-
ALIRAN air terus memenuhi
Bendungan Sei Gong di Ke-
lurahan Sijantung, Keca-
matan Galang, Kota Batam.
Proses pengisian air atau impounding
itu dimulai pada pertengahan Juli me-
nyusul rampungnya konstruksi waduk
yang dibangun sejak 2015 tersebut.
Sei Gong merupakan satu dari 49
bendungan baru yang dibangun peme-
rintah pada periode 2015-2019. Secara
keseluruhan, ada 65 bendungan yang
menjadi target diselesaikan pemerin-
tah. Sebanyak 16 di antaranya merupa-
kan proyek lanjutan. Adapun Sei Gong
adalah satu-satunya bendungan muara
atau estuari dam yang dibangun pada
periode ini.
Direktur Jenderal Sumber Daya
Air (SDA) Hari Suprayogi menutur-
kan, rampungnya pembangunan ben-
dungan ini tidak terlepas dari bantuan
Bendungan Sei Gong, Batam
Setelah terisi penuh, akan dilakukan proses desalinasi untuk menghilangkan kadar garam sehingga mendapatkan kualitas air tawar yang baik.
Oleh: Tim Kiprah
87
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Sei Gong Mulai Beroperasi
busikan air baku.
Hari menuturkan, Bendungan Sei
Gong juga menjadi bendungan pertama
yang dibangun pemerintah pusat di Ba-
tam. Waduk tersebut dibangun dengan
anggaran APBN senilai Rp238,44 miliar
melalui kerjasama (KSO) kontraktor
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT
Tusenss Krida Utama.
Bendungan yang masuk Proyek
Strategis Nasional (PSN) tersebut di-
bangun untuk mengantisipasi pening-
katan kebutuhan air baku yang men-
desak, baik untuk domestik maupun
industri di Kota Batam. Sebab menurut
perkiraan, Kota Batam dalam beberapa
tahun mendatang akan mengalami
defisit air akibat pertumbuhan jum-
lah penduduk. Padahal ketersediaan
air baku juga vital bagi perkembangan
Kota Batam sebagai pusat pertum-
buhan ekonomi di Provinsi Kepulauan
Riau. “Karena itu, penting untuk meng-
optimalkan potensi air yang tersedia,
salah satunya dengan menampung
aliran Sungai Gong. Pastinya Kota Ba-
tam dan sekitarnya akan menikmati
manfaatnya,” ujarnya.
Saat ini, pemerintah tengah mela-
kukan perencanaan desain untuk pem-
bangunan Bendungan Sei Busung di
Kabupaten Bintan. Jika tidak ada per-
masalahan dalam proses pembebasan
lahannya, bendungan tersebut ditar-
getkan mulai dibangun pada 2021. Sei
Busung diproyeksikan dapat memasok
air baku untuk Kota Batam, Tanjung
Pinang, dan Kabupaten Bintan dengan
kapasitas 4.000 liter per detik. n
Bendungan Sei Gong, Batam
Bendungan Sei Gong, Batam
88
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Kementerian PUPR Siap Jalankan visi Presiden
neksi dengan jaringan irigasi persawa-
han. “Infrastruktur PUPR menjadi
tulang punggung ekonomi nasional.
Nantinya ini juga akan diikuti dengan
mempercepat pembangunan SDM,”
imbuh dia.
Terkait pelaksanaan reformasi
birokrasi, Menteri Basuki menya-
takan bahwa hal tersebut harus
didukung dengan kesiapan Sumber
Daya Manusia (SDM) dari Aparatur
Sipil Negara (ASN) PUPR. Menurut-
nya, reformasi birokrasi merupakan
suatu keharusan untuk mendukung
peningkatan pelayanan publik yang
efektif dan efisien. Reformasi biro-
krasi bertujuan untuk menyederha-
nakan lembaga dan peraturan yang
dinilai tidak efektif, sehingga kece-
patan pelayanan serta perizinan se-
makin baik untuk meningkatkan
iklim investasi di Indonesia.
Ia pun mengingatkan tentang
arahan Presiden Jokowi untuk RAPBN
2020 yakni fokus pada belanja modal
yang efisien dan tepat sasaran. Hal ini
membutuhkan birokrasi dan institusi
PRESIDEN Joko Widodo kem-
bali terpilih untuk memimpin
Indonesia hingga lima tahun
ke depan. Menapaki masa ke-
pemimpinannya itu, ada lima visi yang
digaungkan untuk pembangunan In-
donesia di periode 2020-2024. Kelima-
nya yaitu pembangunan infrastruktur
yang terus dilanjutkan, memberikan
prioritas pada pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM), mengundang
investasi seluas-luasnya, reformasi
birokrasi, dan menjamin penggunaan
APBN yang fokus dan tepat sasaran.
Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki
Hadimuljono mengatakan siap me-
wujudkan visi tersebut. “Karena visi
Kementerian PUPR adalah menjalan-
kan visi Presiden,” tuturnya dalam
acara Rapat Koordinasi Jabatan Pim-
pinan Tinggi Kementerian PUPR di
Bogor, awal Agustus.
Komitmen itu akan diwujudkan
dengan meneruskan pembangunan
infrastruktur yang sudah dibuat dan
mengintegrasikan ke ke pusat-pusat
produksi. Tidak hanya peningkatan
konektivitas seperti jalan tol dan jalan
nasional, tetapi mencakup infrastruk-
tur lainnya. Misalnya bendungan yang
juga harus diteruskan sampai terko-
Menteri Basuki diskusi dengan emil Salim
Komitmen itu dalam rangka mewujudkan lima visi Presiden Jokowi di periode keduanya pada 2019-2024.
Oleh: Tim Kiprah/ biro Komunikasi publik, Kementerian pUpr
89
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
90
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
yang semakin ramping dan efisien se-
hingga pelayanan semakin cepat. “Kita
ingin merubah budaya untuk bekerja
lebih cepat dengan terobosan-terobo-
san baru (breakthrough),” ujarnya.
Menteri Basuki menilai, inovasi sa-
ngat diperlukan dalam pembangunan
infrastruktur guna meningkatkan ke-
cepatan dan kualitas hasil yang sangat
diharapkan manfaatnya oleh masyara-
kat. Saat ini masyarakat yang menjadi
obyek pajak sangat berharap manfaat
nyata dari pembangunan infrastruk-
tur. Sebagai salah satu kementerian
terbesar yang diamanahkan untuk
membelanjakan uang negara, maka
Kementerian PUPR harus dapat men-
jalankannya dengan baik, transparan,
dan akuntabel.
Menteri Basuki menyatakan, ke
depannya belanja infrastruktur ja-
ngan hanya berfokus pada APBN dan
akan terus mendorong inovasi pem-
biayaan pembangunan infrastruktur
melalui skema Kerjasama Pemerintah
Badan Usaha (KPBU) atau Public Pri-
vate Partnership (PPP). Sebab, kemam-
puan APBN 2020-2024 diproyeksikan
hanya mampu memenuhi 30 persen
atau sekitar Rp623 triliun dari total ke-
butuhan anggaran untuk penyediaan
infrastruktur sebesar Rp2.058 triliun.
Untuk memenuhi besarnya ke-
butuhan tersebut, solusinya yaitu me-
narik minat swasta untuk berinvestasi.
Ini menjadi tugas Ditjen Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Pe-
rumahan yang baru dibentuk khusus
untuk pengembangan skema KPBU.
“Siapkan betul data-data dan skema
pembiayaan yang akan ditawarkan.
Kita harus tahu betul kapasitas proyek
yang akan kita tawarkan,” pesannya.
Dalam kesempatan yang sama,
Menteri Keuangan Sri Mulyani me-
ngatakan bahwa belanja infrastruktur
di Indonesia masih rendah dibanding-
kan negara tetangga seperti Singapura
dan Malaysia. Untuk itu kemampuan
dalam menarik sumber daya dari pi-
hak swasta baik lokal maupun glo-
bal menjadi sangat penting. “Banyak
sumber pendanaan di dunia yang i-
ngin masuk ke Indonesia, namun me-
reka membutuhkan kerangka kebi-
jakan dan peraturan dari bisnis model
yang jelas untuk ditawarkan,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi
Emil Salim mengatakan, ketersediaan
infrastruktur di Indonesia masih jauh
tertinggal dibanding negara. Untuk itu
peranan Kementerian PUPR sangat
vital untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia agar bisa keluar
dari jebakan negara berpenghasilan
menengah atau middle income trap.
“Pembangunan juga harus dilakukan
secara integratif dengan menjaga ke-
lestarian lingkungan,” kata Menteri
Negara Pengawasan Pembangunan
dan Lingkungan Hidup periode 1978-
1993 tersebut. n
Peserta Rapat Koordinasi Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian PUPR
91
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
TEKS TIM KIPRAH FOTO ISTIMEWA
RUMAH tidak hanya sekedar tempat tinggal.
Rumah juga bisa menjadi tempat bersantai,
berkumpul bersama keluarga, hingga
mencari inspirasi kerja. Kalau rumah besar tentu
menyenangkan. Luas dan lebih nyaman.
Tapi bukan berarti rumah kecil enggak bisa
buat kita nyaman. Mungkin bagi orang yang punya
rejeki lebih, masih bisa beli rumah lebih besar atau
diperluas. Nah, buat yang mereka ekonominya ke
bawah, sebenernya sekarang masih bisa nyicil rumah.
Kalaupun memang belum bisa beli, mungkin masih
bisa sewa atau kontrak.
Apapun itu, yang penting tempat tinggal itu harus
buat kita nyaman. Kalau mau nyaman, salah satunya
itu dimulai dari kebersihan. Kalau rumah kecil, penuh
barang-barang tentu jadi bikin sumpek dan akhirnya
kurang nyaman. Enggak ada salahnya kan kita rajin
membersihkan secara teratur, termasuk merapikan lagi
isi rumah. Kalau mau di rumah terasa lebih nyaman,
mungkin itu bisa jadi solusi. Minimalis tapi lumayan
bikin betah di rumah.
Yang penting juga, jangan berhenti bersyukur kalau
kita masih punya rumah sendiri. Karena masih banyak
juga orang belum punya rumah, bahkan tinggalnya di
pinggir jalan atau di kawasan kumuh. n
Jendela
Harus Nyaman dan Bersih
Via Vallen
92
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Antisipasi Risiko Banjir di Kota Kendari
Timur dengan kapasitas 45,9 juta m3,
dengan progres fisik mencapai 60%.
Kemudian, Bendungan Ameroro de-
ngan kapasitas tampung 55,1 juta m3
di Kabupaten Konawe akan segera
ditenderkan pada akhir 2019. Angga-
rannya sekitar Rp1,3 triliun dan saat
ini telah sampai pada tahap pemba-
hasan teknis oleh Komisi Keamanan
Bendungan.
Selanjutnya pada tahun depan
akan disiapkan pembangunan ben-
dungan dengan kapasitas yang jauh
lebih besar yakni Bendungan Pelosika
yang berkapasitas 822 juta m3 dengan
membendung Sungai Konawe.
Selain itu, BWS Sulawesi IV Ken-
dari juga telah merencanakan mem-
bangun kolam retensi di tiga lokasi
dan satu waduk pengendali banjir di
daerah hulu sebagai upaya tambahan
dalam menanggulangi banjir. “Jika
sistem kolam retensi dan waduk pe-
ngendali banjir ini bekerja ditambah
tanggul yang sedang dikerjakan, maka
dapat mereduksi banjir di Kota Kendari
hingga 50%,” kata Kepala BWS Sulawe-
si IV Kendari, Haeruddin C Maddi.
Kepala BPJN XXI Kendari Yoha-
nis Tulak mengatakan, dalam pena-
nganan banjir di Kota Kendari juga
akan dibangun jembatan timbang
dan memasang portal permanen pada
Jembatan Rahabangga sekaligus me-
nambah bentang jembatan selebar
ambang Bendungan Ameroro. Saat ini
pembangunannya sedang menunggu
Surat Keputusan dari Gubernur Su-
lawesi Tenggara.
Sementara itu, anggota Komisi V
DPR RI Sigit Sosiantomo dan Hamka
Baco Kady berharap agar disiapkan
pompa untuk masing-masing kolam
retensi dan persiapan pengadaan la-
han sesuai kebutuhan. Sarana itu di-
harapkan bisa membantu menganti-
sipasi dan menekan risiko banjir bila
terjadi di kemudian hari. n
BEBERAPA waktu lalu, rom-
bongan Komisi V DPR
RI yang dipimpin oleh
IbnuMunzir meninjau
perkembangan pembangunan infra-
struktur pengendali banjir pascabanjir
bandang di beberapa kota/kabupaten
di Sultra yang terjadi pada awal Juni
2019. Kunjungan itu didampingi mitra
kerja dari Kementerian PUPR, Kemen-
terian Perhubungan, dan Basarnas ke
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dalam mengurangi risiko banjir
di Sulawesi Tenggara, Kementerian
PUPR melalui Balai Wilayah Sungai
(BWS) Sulawesi IV Kendari tengah
menyelesaikan pembangunan Ben-
dungan Ladongi di Kabupaten Kolaka
Oleh: ditri/ astari, Biro Komunikasi Publik, Kementerian PUPPR
Rombongan Komisi v DPR RI
Sepakat Rapat Paripurna RUU SDAOleh: biro Komunikasi publik,
Kementerian pUpr
paripurna DPR. “Substansinya sudah
sesuai dengan UUD 1945 khususnya
Pasal 33 dan 6 batasan pengelolaan
SDA dalam putusan Mahkamah Kons-
titusi (MK),” terangnya. Sebelumnya,
putusan MK Nomor 85/PUU-XI/2013
telah membatalkan UU No.7 Tahun
2004 tentang Sumber Daya Air, se-
hingga UU No. 11 Tahun 1974 tentang
Pengairan berlaku kembali.
Rapat yang dipimpin Ketua Komisi
V DPR RI Fary Djemy Francis itu di-
awali dengan pembacaan kesimpulan
oleh Ketua Panitia Kerja RUU SDA
Lasarus. Pada sesi pembahasan nas-
kah RUU SDA, Menteri Basuki meng-
usulkan adanya tambahan ayat kedua
pada Pasal 33 yang berbunyi; ‘Setiap
orang dilarang melakukan Pendaya-
gunaan Sumber Daya Air di kawasan
suaka alam dan kawasan pelestarian
alam”. Ayat (2) pasal 33 disetujui yakni
“Larangan Pendayagunaan Sumber
Daya Air sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikecualikan bagi perseorangan
untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari yang tidak dimanfaatkan se-
bagai bentuk usaha”.
Menteri Basuki menyampaikan,
pertimbangan dari usulan tersebut
adalah di dalam kawasan konservasi
seluas 27,14 juta hektare terdapat
5.800 desa sudah dihuni sekitar 9,5
juta jiwa yang sebagian sudah tinggal
sebelum hutan tersebut ditetapkan
sebagai kawasan suaka alam. Pendu-
duk yang tinggal memanfaatkan air
untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia pun membacakan pandangan
Presiden Jokowi bahwa RUU SDA ini
mengatur prinsip pengelolaan sumber
daya air di Indonesia secara utuh, yang
meliputi: penguasaan negara dan hak
rakyat atas air, wewenang dan tang-
gung jawab, pengelolaan sumber daya
air, perizinan, sistem informasi, pem-
berdayaan dan pengawasan, penda-
naan, hak dan kewajiban, partisipasi
masyarakat, koordinasi, penyidikan
dan ketentuan pidana.
Menteri Basuki menyampaikan,
Presiden Jokowi menyambut baik dan
memberikan apresiasi atas RUU SDA,
yang merupakan inisiatif DPR-RI, te-
lah selesai dibahas oleh Panitia Kerja,
Tim Perumus DPR dan Tim Peme-
rintah. Presiden juga menilai RUU ini
telah mengakomodir berbagai peru-
bahan baru dan mengikuti dinamika
yang berkembang, antara lain jaminan
kebutuhan pokok minimal sehari-hari
sebesar 60 liter per orang per hari,
dan pengelolaan sistem irigasi seba-
gai satu kesatuan sistem pengelolaan
(single management), pengelolaan SDA
baik air tanah maupun air permukaan,
serta pengaturan pengawasan dalam
pengelolaan SDA. n
Komisi V DPR RI dan Peme-
rintah menyetujui Ran-
cangan Undang-Undang
Sumber Daya Air (RUU
SDA) untuk dibahas dalam rapat pa-
ripurna DPR sehingga dapat disahkan
menjadi Undang-Undang (UU). Kepu-
tusan itu diambil dalam Rapat Kerja
antara Komisi V DPR RI dengan wakil
pemerintah yang dipimpin oleh Men-
teri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono,
Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya serta
dihadiri perwakilan dari Kementerian
Pertanian, Kementerian Dalam Ne-
geri, serta Kementerian Hukum dan
HAM, di Ruang Rapat Komisi V DPR,
Jakarta, Senin pekan lalu.
Menteri Basuki mengatakan, pe-
ngesahan RUU SDA ini menunggu
Suasana Rapat Paripurna RUU SDA
93
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
Rumah Komunitas
94
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
OPINI
95
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019
96
Majalah KIPRah Vol 98 th XIX | Agustus 2019