kiprah dakwah firdaus tamin, ba melalui perguruan …

95
KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN THAWALIB PADANG PANJANG SUMATERA BARAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: FAUZHAN NIM: 105051001929 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H  

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN THAWALIB PADANG PANJANG SUMATERA

BARAT Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

FAUZHAN NIM: 105051001929

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011 M / 1432 H

 

Page 2: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN THAWALIB PADANG PANJANG

SUMATERA BARAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

FAUZHAN NIM: 105051001929

Di Bawah bimbingan :

Drs. Masran MA 150275384

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011 M / 1432 H

 

Page 3: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

 

Page 4: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2010

FAUZHAN

 

Page 5: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

i

ABSTRAK

Fauzhan

105051001929

Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Perguruan Thawalib Padang

Panjang Sematra Barat.

Firdaus Tamin, BA tidak membatasi dirinya pada pengajaran yang di

khususkan bagi murid pada Perguruan Thawalib saja, ia juga senantiasa

mengundang masyarakat sekitar Perguruan Thawalib untuk hadir dalam pengajian

yang diselenggarakan. Antusiasme masyarakat tersebut membuat penulis merasa

tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam mengenai sosok Firdaus Tamin,

BA. Adapun rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini, secara umum adalah Bagaimana

Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Perguruan Thawalib Padang Panjang

Sumatera Barat?. Dari masalah umum ini dapat dirinci kedalam sub-sub masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui kegiatan belajar mengajar di

Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat?

2. Bagaiman Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui ceramah agama dalam

Peringatan Hari Besar Islam di Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat?

3. Bagaiman Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui bakti sosial di Perguruan

Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat?

4. Faktor yang mendukung dan menghambatnya Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA.

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena

beberapa pertimbangan yaitu, bersifat luwes, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep,

serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala fakta yang lebih

mendasar, menarik, dan unik di lapangan di dukung oleh tehnik analisis data berupa

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Setelah penelitian ini dilakukan penulis mengambil kesimpulan bahwa kiprah

dakwah Firdaus Tamin, BA dilaksanakan dalam tiga bentuk diantaranya: Kegiatan

Belajar Mengajar di Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat. Metode yang

digunakan oleh Firdaus Tamin, BA di Perguruan Thawalib adalah metode salafi,

yaitu pendidikan agama islam tradisional yang mempelajari kitab-kitab kuning.

Kemudian kegiatan ceramah agama dalam peringatan Hari Besar Islam di

Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat.

Kemudian dalam kegiatan bakti sosial di Perguruan Thawalib Padang

Panjang Sumatera Barat. Sedangkan faktor yang mendukung Kiprah Dakwah

Firdaus Tamin, BA ialah, terbentuknya 2 organisasi di Perguruan Thawalib

tersebut diantaranya PETAS (Pelajar Thawalib Sepakat) dan IPASTHA (Ikaktan

Penghuni Asrama Thawalib) yang setiap tahun diadakannya pergantian pengurus.

Sedangkan faktor penghambatnya bagi Firdaus Tamin, BA yang harus

dihadapi dari berbagai pihak diantaranya para ustadz yang mendidik para santrinya

dengan kekerasan yang selama ini masih menjamur di Perguruan Thawalib.

 

Page 6: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

ii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Alhamdulillah wa Syukurillah puji syukur penulis panjatkan atas semua

nikmat dan karunia yang Allah berikan selama ini, yang tak henti-hentinya

memberikan kekuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah dan jenuh

menghadapi semua kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi yang

berjudul Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Pondok Pesantren Thawalib

Padang Panjang Sumatera Barat telah disusun.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Nabi

Nesar Muhammad SAW yang dengan limpahan syafa’atnya menuntun umatnya

kejalan kebaikan, yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata

karena sesungguhnya tanpa kehendak-nya segala sesuatu tidak mungkin terjadi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Betapa pun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala sesuatunya

sendiri tanpa bantuan orang lain. untuk itu perkenankanlah penulis secara khusus

dengan hormat dan bangga menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam

kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

 

Page 7: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

iii

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi

Umum dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Drs. Jumroni, MSi, selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam.

4. Ibu Umi Musyarofah MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan

ini. terutama dalam pengurusan nilai-nilai kuliah.

5. Bapak Drs. Masran A Muin MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak henti-

hentinya meluangkan waktu, fikiran dan tenaga dalam memberikan arahan dan

bimbingan disela-sela kesibukan beliau.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai

harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. dan tidak lupa

pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga

para staff perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan

pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus.

7. Seluruh Pengurus Perguruan Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang

Provinsi Sumatra Barat, khususnya kepada Bapak Firdaus Tamin, BA selaku

Pimpinan Pondok Pesantren Thawalib yang telah banyak membantu dan

mempermudah jalan penulis untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren

 

Page 8: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

iv

Thawalib Padang Panjang Sumatra Barat ini, sehingga penulis mampu

menyelesaikannya dengan baik.

8. Seluruh keluarga besar sofyan tayib (Alm), Ayah serta Ibu tercinta yang

dengan kasih sayangnya tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan

membesarkan anak-anaknya dan selalu memberikan motivasi, doa dan seluruh

pengorbanannya baik moril maupun materil. Sehingga penulis bisa seperti

sekarang ini. Jasa kalian tidak dapat terbayar oleh apapun. Bahkan Goresan

tinta tidak akan mampu mewakili besarnya perjuangan kalian...

Terima kasih ayah, ibu…

9. Untuk semua saudara-saudaraku, kakak dan adik-adikku, Gadis, dan adik

bontot ku Mukhlis. Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini.

Semoga hal baik yang ada dalam diri penulis, bisa menjadi contoh yang baik

pula untuk kalian, khususnya untuk adik-adikku yang masih studi, semangat

terus untuk jadi yang sukses dunia akhirat. Amin...

10. Teman-teman seperjuangan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2005,

terima kasih banyak selama ini telah memberikan dukungan, doa, dan

motivasi selama kita menjalani studi di kampus ini. Semoga jalan hidup yang

kita ambil, tidak akan memutuskan ikatan silaturrahim kita selama ini dan

selalu akan tetap baik selamanya. Amin Allahumma Amin

Akhir kata, hanya do’a dan harapan yang dapat penulis panjatkan, semoga

semua kebaikan kalian senantiasa Allah balas dengan limpahan karunia dan

keberkahan bagi kita semua. Amin Amin Yaa Rabbal ‘alamiin…

Jakarta, 9 Mei 2010

 

Page 9: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 8

D. Metodologi Penelitian .......................................................... 9

E. Tinjauan Teoritis ................................................................... 10

F. Sistematika Penulis ............................................................... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Kiprah ................................................................. 13

B. Pengertian Dakwah ............................................................... 16

C. Unsur-Unsur Dakwah ........................................................... 18

1. Subyek Dakwah atau Da’i............................................... 18

2. Obyek Dakwah atau Mad’u ............................................ 24

3. Materi Dakwah ................................................................ 25

4. Metode Dakwah .............................................................. 29

5. Media Dakwah ................................................................ 33

D. Pengertian Pondok Pesantren ................................................ 35

E. Bentuk-Bentuk Pesantren ...................................................... 36

 

Page 10: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

BAB III PROFIL HABIB HAMID AL-KAFF

A. Latar belakang kehidupan Firdaus Tamin, BA dan

Keluarga ................................................................................ 38

B. Latar Belakang Pendidikan Firdaus Tamin, BA ................... 40

C. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Thawalib Padang

Panjang .................................................................................. 41

BAB IV KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI

PONDOK PESANTREN THAWALIB PADANG PANJANG

A. Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Kegiatan

Belajar Mengajar Pondok Pesantren Thawalib ..................... 49

B. Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Ceramah

Agama ................................................................................... 54

C. Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Bakti

Sosial..... ................................................................................ 54

D. Faktor pendukung dan penghambat Kiprah Dakwah

Firdaus Tamin, BA di Pondok Pesantren Thawalib .............. 55

1. Faktor Pendukung ........................................................... 55

2. Faktor Penghambat ......................................................... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 57

B. Saran ..................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

LAMPIRAN

 

Page 11: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah menjadi suatu keharusan bagi setiap individu muslim dan

muslimah untuk menyiarkan nilai-nilai ajaran agama Islam. Keberadaannya

menjadikan Islam tegak dan kokoh dimuka bumi ini. Aktivitas dakwah Islam

yang maju akan membawa pengaruh terhadap kemajuan agama. Sebaliknya

aktivitas dakwah yang lesu akan berakibat pada kemunduran agama. Oleh

karena itu, maka dapat di mengerti jika Islam meletakan kewajiban dakwah di

atas pundak setiap pemeluknya.

Dakwah merupakan kegiatan pengembangan agama yang telah lama

dirintis oleh para Nabi dan Rasul SAW. Kegiatan tersebut memanglah bukan

suatu hal yang mudah yang harus dilakukan umat Islam. Tindakan kita akan

banyak menemui tantangan dan halangan dalam melaksanakan kegiatan

dakwah. Allah SWT berjanji akan memberikan ganjaran pahala yang

berlimpah bagi yang menempuhnya. Islam adalah agama yang didalamnya

terdapat ajaran untuk melaksanakan dakwah baik secara berkelompok maupun

perorangan. Dakwah dapat direalisasikan melalui perkataan (bil lisan), tulisan

(bil qalam) dan perbuatan (bil hal). Dengan demikian dapat juga dikatakan

bahwa Islam adalah agama dakwah.1

1 Andy Darmawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: LESFI, 2002) h.13

 

Page 12: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

2

Sebagai umat Islam dan hamba Allah SWT, manusia mempunyai peran

yang sangat penting dalam penyebaran nilai-nilai kebenaran di tengah-tengah

kehidupan masyarakat. Sesungguhnya dakwah kepada agama Allah SWT

(baca: Islam) merupakan jalan (yang ditempuh) Rasulullah SAW dan para

pengikutnya. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Katakanlah: “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku

mengajak kepada Allah dengan bashira. Maha suci Allah dan aku tidak

termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108).2

Pentingnya dakwah bagi umat manusia menjadikan manusia harus

mempelajari dengan baik tentang dakwah itu sendiri. Dalam melaksanakan

dakwah, seorang da’i atau da’iyah harus mempunyai wawasan yang luas

tentang hal yang disampaikannya, sehingga hujjah atau pendapat yang

diberikan dapat diterima oleh mad’u. da’i atau da’iyah juga harus

menyesuaikan metode yang digunakan dengan mad’u yang dihadapi, bersifat

dinamis sesuai dengan perubahan zaman. Dan tidak keluar dari garis yang

telah ditetapkan oleh Allah SWT yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah

Rasulullah SAW.

Sungguh beruntung bagi manusia yang mampu mengemban tugas

dakwah, karena mereka termasuk golongan pilihan orang-orang terbaik dan

paling dicintai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT :

2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2005), cet. Ke-IV, h. 533.

 

Page 13: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

3

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya

Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui."

(QS. Al-baqarah: 30).3 Kegiatan dakwah di tengah-tengah masyarakat secara

langsung dapat juga disebut direct marketing atau kegiatan memperkenalkan

atau mengajak orang lain secara langsung dengan tujuan agar yang

bersangkutan menjadi tertarik dan kemudian menjadi bagian dari hasil

kegiatan tersebut.

Hakekat dari kegiatan dakwah adalah memperkenalkan dan kemudian

mengajak orang lain agar tertarik dan mendukung dakwah. Kegiatan dakwah

secara langsung pernah dilakukan Rasulullah saat awal-awal Islam

diperkenalkan. Beliau “memasarkan” produk yang bernama Islam dari pintu

ke pintu. Lambat laun upaya yang dilakukan Rasulullah membuahkan hasil

hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun. Dan hasilnya adalah tersebarnya

Islam keseluruh penjuru dunia. Cara Rasulullah tersebut tentu saja dengan

penuh perhitungan dan mendapat petunjuk dari Allah SWT.

3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Cet.

Ke- V, h.140.

 

Page 14: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

4

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa dakwah bukanlah kegiatan yang

pasif. Dalam berdakwah, seorang da’i janganlah hanya menunggu mad’u

untuk memanggilnya untuk mendapatkan pengetahuan agama. Tetapi sebagai

da’i yang mempunyai kewajiban untuk menyampaikan dakwah haruslah

mendekati mad’u sehingga mereka merasa mudah untuk mendapatkan

pengetahuan tentang agama yang mereka butuhkan di tengah-tengah

kesibukan mereka sehari-hari.

Selain itu, tujuan dari berdakwah adalah mengajak manusia ke jalan

Tuhan, jalan yang benar yaitu Islam dan untuk membuat manusia memiliki

kualitas akidah, ibadah dan akhlak yang tinggi. Bisri Affandi mengatakan

bahwa yang diharapkan dari dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri

manusia, baik kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi maupun masyarakat,

Way of thinking atau cara berfikirnya berubah, way of life atau cara hidupnya

berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas.4

Manusia akan mampu menggunakan potensi dirinya semaksimal

mungkin jika jiwanya tenang, hatinya tentram dan suasana yang

menyenangkan. Untuk mendapatkan semua itu manusia perlu pendorong

sebagai penggerak dalam hidupnya yaitu agama. M. syafaat Habib

mengungkapkan bahwa agama sebagai sesuatu yang memang diperlukan

manusia, untuk mengembangkan kemauan, kemampuan dirinya, penuntun

4 Bisri Affandi, Beberapa Percikan Jalan Dakwah. (Surabaya: Fakultas Dakwah

Surabaya, 1984), h.3.

 

Page 15: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

5

dalam hidup serta memudahkan manusia mencari apa yang di inginkan dalam

hidup baik berupa material maupun immaterial.5

Dari pendapat di atas memperkuat pendapat bahwa agama diperlukan

oleh manusia sepanjang manusia itu mengkaji, meneliti dan mempraktekan

agama dalam kehidupan sehari-hari maka manusia akan merasakan manfaat

dari agamanya.

Bila kita cermati ternyata orang-orang yang bekerja setiap hari dan

bergelut dengan kesibukan serta berlomba dengan waktu, kehidupannya

sangatlah terasa kering dari keterangan jiwa. Mereka cenderung lebih

mementingkan akan kehidupan dunia dan hampir melupakan akan kehidupan

akhirat. Layaknya pohon yang di tanam ditanah yang subur tetapi tak pernah

disiram, maka pohon itu akan layu bahkan mati. Begitu juga manusia,

walaupun ia bekerja di tempat yang bagus, posisi yang menguntungkan, dan

uang yang berlimpah, tetapi tanpa adanya ketenangan di dalam jiwanya. Oleh

karena itu, sangatlah penting dakwah bagi kehidupan mereka sebagai cara

untuk mendapatkan pendidikan dan menuntut ilmu agama. Sebagai manusia

yang peduli terhadap saudara-saudaranya maka kita harus menolong mereka

dengan memberikan kemudahan untuk mereka dalam mendapatkan siraman

rohani keagamaan.

Target yang dituju oleh para da’i yaitu target ingin membangun

masyarakat Islam sebagaimana dakwah para Rasul yang memulai dakwahnya

dikalangan masyarakat jahiliyah. Para Rasul mengajak manusia untuk

5 M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1982) Cet. Ke-1.

 

Page 16: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

6

memeluk agama Allah SWT, menyampaikan wahyu Allah SWT kepada

kaumnya dan memperingatkan dari syirik kepada Allah.

Kemudian target terakhir adalah ingin memelihara kelangsungan

dakwah dikalangan masyarakat yang telah berpegang kepada kebenaran. Di

Padang Panjang Sumatera Barat berdiri beberapa Pondok Pesantren, yayasan

dan Forum Majelis Ta’lim yang didirikan dan diasuh oleh para Habib, Kiayi,

dan Ustadz dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran Islam. Salah satu

institusi pendidikan keagamaan yang turut berkontribusi bagi penyebaran

nilai-nilai Islam adalah Perguruan Thawalib Padang Panjang di Sumatera

Barat pimpinan Firdaus Tamin, BA. Perguruan yang terletak dijalan Abd.

Hamid Hakim no 12 Rt 13 Sumatera Barat ini menggunakan metode

salafiyah, yakni mempelajari agama Islam secara tradisional yang tidak lepas

dari metode lama seperti mengkaji kitab kuning.

Firdaus Tamin, BA tidak membatasi dirinya pada pengajaran yang di

khususkan bagi murid pada pondok pesantrennya saja, ia juga senantiasa

mengundang masyarakat sekitar perguruannya untuk hadir dalam pengajian

yang diselenggarakannya. Alasan penelitian dilakukan kepada Firdaus Tamin,

BA dan Perguruan Thawalib Padang Panjang karena penulis ingin mengetahui

lebih dalam kiprah dakwah Firdaus Tamin, BA pada Perguruan Thawalib.

Menariknya, banyak masyarakat yang antusias mengikuti setiap acara

yang diadakan oleh Firdaus Tamin, BA. Antusiame masyarakat tersebut

membuat penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam

 

Page 17: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

7

mengenai sosok Firdaus Tamin, BA. Maka penulis mengambil judul dalam

penelitian ini

”Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Perguruan Thawalib

Padang Panjang Sumatera Barat.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada kiprah dakwah Firdaus Tamin, BA melalui

Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat dari tahun 1974

sampai dengan tahun 2009.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan-rumusan masalah dalam penelitian ini, secara umum

adalah Bagaimana Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Perguruan

Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat?. Dari masalah umum ini dapat

dirinci kedalam sub-sub masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui kegiatan

Belajar mengajar di Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera

Barat?

b. Bagaiman Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui ceramah agama

dalam Peringatan Hari Besar Islam di Perguruan Thawalib Padang

Panjang Sumatera Barat?

c. Bagaiman Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui bakti sosial di

Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat?

 

Page 18: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

8

d. Faktor yang mendukung dan menghambatnya Kiprah Dakwah Firdaus

Tamin, BA?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui

Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat.

a. Untuk Mengetahui proses kegiatan belajar mengajar di Perguruan

Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat.

b. Untuk mengetahui proses kegiatan ceramah agama dalam

Peringatan Hari Besar Islam di Perguruan Thawalib Padang

Panjang Sumatera Barat.

c. Untuk mengetahui proses kegiatan bakti sosial di Perguruan

Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah :

a. Segi Akademis

Menambah khazanah atau referensi bagi pengembangan dakwah islam

dan memberikan kontribusi positif studi tentang dakwah. Khususnya

tentang Kiprah Firdaus Tamin, BA sebagai da’i yang berdakwah

melalui Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat.

 

Page 19: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

9

b. Segi Praktis

Menambah wawasan bagi pengemban dakwah. Selain itu

memunculkan konsepsi baru hasil dakwah Firdaus Tamin, BA dan

memberikan kontribusi bagi para mubaligh dalam mengembangkan

dakwah islam.

D. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena

beberapa pertimbangan yaitu, bersifat luwes, tidak lazim mendefinisikan

suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan

manakala fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik di lapangan.6

2. Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi pada penelitian ini meliputi kegiatan memperhatikan suatu

objek dengan menggunakan seluruh indera. Dalam artian penelitian

observasi dapat dilakukan dengan tes, rekam gambar dan rekam suara.

Penulis mengamati, mencatat dan menggambarkan Kiprah Dakwah

Firdaus Tamin, BA yang bertempat di Kabupaten Padang Panjang

Sumatera Barat.

6 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003), h. 39.

 

Page 20: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

10

b. Interview/Wawancara

Interview/Wawancara adalah dialog yang dilakukan untuk

mendapatkan suatu informasi. Dalam hal ini interview yang dilakukan

adalah interviev bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview,

pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar

tentang aktifitas Firdaus Tamin, BA

c. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti berupa buku-buku majalah, artikel,

dokumentasi yang berkaitan dengan pembahasan skripsi diantaranya

buku Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang, kitab-kitab,

dokumentasi dan lampiran-lampiran lainnya

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan

judul di perpustakaan yang terletak di Fakultas Dakwah maupun di

perpustakaan utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang dilakukan

sampai saat ini, penulis menemukan beberapa judul yang menggunakan

metode yang sama dengan penulis gunakan, dengan menyoroti objek kajian

penelitiannya tentang kiprah seseorang, antara lain:

1. Kiprah Dakwah KH. Nasehuddin Tahun 1974-1990 di Tanjung Pura,

Karawang oleh Mohammad Baharuddin pada Tahun 2007,

 

Page 21: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

11

2. Kiprah KH. Ahmad Ismail Ibrahim Dalam Dakwah Bil Hal di Kelurahan

Ciracas, Jakarta Timur oleh Nur Sofian Chotib pada Tahun 2007,

3. Kiprah Chaerul Umam dalam Pengembangan Film-film Religi di

Indonesia oleh Agung Supriyadi pada Tahun 2008, Kiprah Prof. Dr.

Nasaruddin Umar Dalam Sosialisai Kesetaraan Gender oleh Heny Latifah

Sari pada Tahun 2002,

4. Pemikiran dan Kiprah Dakwah Baharuddin Jusuf Habibie di ICMI oleh

Hadi Saeful Rizal pada Tahun 2006, Kiprah NU Dalam Perpolitikan

Nasional Pasca Orde Baru oleh Bakar Kartadinata pada Tahun 2004.

Sementara itu tidak ditemui objek kajian yang sama dengan penulis,

yang mengangkat sosok Firdaus Tamin, BA baik dalam kapasitasnya sebagai

da’i atau meneliti tentang Pondok Pesantrennya.

F. Sistematika Penulis

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penelitian. Bab ini memberikan gambaran atau kerangka dari

penelitian yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Membahas pengertian Kiprah, Unsur-Unsur Dakwah, Pengertian

Pesantren.

 

Page 22: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

12

BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini terisikan tentang kehidupan sosok Firdaus Tamin, BA

dan sejarah singkat Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera

Barat.

BAB IV AKTIVITAS FIRDAUS TAMIN, BA DI PONDOK PESANTREN

THAWALIB PADANG PANJANG SUMATERA BARAT.

Membahas tentang Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA melalui

Perguruan Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat.

BAB V PENUTUP

Dari beberapa uraian diatas, maka penulis akan menguraikan

kesimpulan yang ada. Serta memberikan saran atas permasalahan

yang ditemui selama melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 23: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Kiprah

Segala sesuatu yang berhubungan dengan tindakan atau kegiatan yang

dilakukan oleh manusia merupakan aktifitas, yang mana aktifitas tidak bisa

dipisahkan dengan organ keseluruhan yang melekat pada diri. Aktifitas dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan

Nasional tahun (2000). Aktifitas berarti keaktifan; kegiatan; kerja; atau salah

satu kegiatan kerja yang dilakukan dalam tiap bagian. Menurut kamus besar

Bahasa Indonesia secara etimologi kiprah adalah derap kegiatan sedangkan

berkiprah adalah melakukan atau berpartisipasi dengan semangat tinggi, atau

bergerak, berusaha di sebuah bidang.1

Sedangkan aktifitas dakwah adalah salah satu aktifitas keberagaman

yang sangat urgent dalam dunia Islam, memiliki posisi strategis, sentral dan

menentukan. Didalamnya mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan

atau usaha mengubah situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan

sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran Islam,

dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada

pemeluknya.

1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999) hal. 442.

 

Page 24: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

14

Sedangkan menurut WJS Purwodarminta dalam kamus umum Bahasa

Indonesia kata kiprah diartikan sebagai, tindakan, aktifitas, kemampuan kerja,

reaksi, cara pandang seorang terhadap ideologi atau institusinya.2

Kegiatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah aktivitas,

kegairahan, usaha: pekerjaan.3 Arti kegiatan bila dikaitkan dengan dakwah

berarti aktivitas atau usaha yang berhubungan dengan dakwah.

Adapun bentuk dari kegiatan dakwah ialah dakwah bil lisan, dakwah bil

hal dan dakwah bil qolam. Dakwah bil lisan ialah kegiatan penyampaian

informasi atau pesan dakwah melalui lisan.4 Sedangkan dakwah bil hal ialah

kegiatan dakwah yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

kebahagiaan hidup umat baik rohani maupun jasmani.5

Dalam melakukan kegiatan dakwah hendaknya harus di titik beratkan

pada upaya:6

a. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengalaman agama setiap pribadi

muslim.

b. Meningkatkan dan mempererat ukuwah islamiyah.

c. Meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara di kalangan umat

Islam sebagai perwujudan dari pemahaman ajaran Islam.

2 W.J.S Purwodarminta, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976) hal. 735.

3 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:

Balai Pustaka 1990) hal. 276. 4 Fatmawati Ade Sofyan, Dakwah di TV: Analisis Terhadap Mimbar Da’i dan Da’iyah di

TPI dalam Perspektif dakwah, Jurnal Kajian Dakwah dan Komunikasi, Vol. VIII, No. 2,

(Novermber 2006) h. 161. 5 Ayub, Manajemen Masjid, h. 9

6 Nana, Rukmana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta, Al-Mawarddi Prima, 2002) h. 21

 

Page 25: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

15

d. Meningkatkan etos kerja dalam rangka mendukung kehidupan sosial

ekonomi umat atau meningkatkan taraf hidup umat.

e. Menumbuhkembangakan semangat gotong royong, kebersamaan, dan

kesetiakawanan sosial melalui kegiatan yang bersifat kemanusiaan.

Sebelum membuat kegiatan dakwah hendaknya ada penyusunan rencana

kegiatan dakwah seperti, menentukan kulifikasi sasaran dakwah, kemudian

merumuskan isi dakwah agar singkron dengan kebutuhan dan menjawab

persoalan spesifik dari sasaran dakwah, penentuan metode dan media yang

cocok.7

Terwujudnya dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman

keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, akan tetapi menuju

sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini, dakwah harus lebih

berperan menuju pelaksanaan ajaran agama Islam secara menyeluruh dalam

berbagai aspek kehidupan.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya:

“Barang siapa yang menyeru kepada petunjukNya, maka bagiNya pahala

seperti yang di peroleh orang yang telah mengikutiNya. Dan tidak

dikurangkan sedikitpun dari padaNya (pengikutNya).”8

Dari pengertian hingga hadist tentang mengenai aktifitas dakwah maka

di dalam dakwah untuk menyeru manusia kejalan kebenaran maka dakwah itu

haruslah atau hendaknya tidak dilakukan pemaksaan dan kekasaran.

7 Rukmana, Ibid, h. 149-150.

8 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Indonesia; Dar Ilya al-Kutub al-Arabiyah, tth), Juz II.

(Kitab al-ihni, bab Man Sanna Saunnatan Hasanatan), h, 466

 

Page 26: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

16

B. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari segi bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu

(Da’aa, Yad’uu, Da’watan) yang berarti memanggil, mendo’a, memohon.9

Menurut K.H. Irfan Helmy dalam bukunya yang berjudul Dakwah Bil Hikmah

menulis “Dakwah secara etimologis memiliki makna yang luas dan netral,

karena ia bisa berarti menyeru atau mengajak orang kepada kebaikan dan

keburukan”.10

Akan tetapi dakwah menurut konsepsi Islam sepenuhnya mengandung

arti menyeru/mengajak kepada kebaikan, sesuai dengan ajaran dan nilai Islam.

Jadi, seruan atau mengajak kepada kejahatan tidak termasuk dalam konsep

dakwah Islam. Secara istilah (terminologi) pengertian dakwah sangatlah

beragam, karena setiap ahli memberikan pengertian dan sudut pandang yang

berbeda sehingga pendapat satu ahli dakwah dengan ahli dakwah lainnya

seringkali terdapat persamaan dan perbedaan.

Menurut M. Isa Anshori yang dikutip Hasanuddin, dakwah yaitu

menyampaikan seruan Islam, mengajak, memanggil umat manusia agar

menerima dan mempercayai keyakinan dan hidup Islam.11

Menurut Prof. Toha Yahya Umar mendefinisikan dakwah sebagai upaya

mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat.12

9 Maftuh Ahnan, Kamus Arab Indonesia-Arab, Arab-Indonesia.

10 K.H. Irfan Helmy, Dakwah bil Hikmah, h. 10.

11 Hasanuddin, Retorika dakwah dan publisistik dalam kepemimpinan, (Surabaya: usaha

Offset Printing, 1992), h.53 12

Toha Yahya Umar, Ilmu dakwah.

 

Page 27: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

17

Menurut Prof. Dr. M. Quraisyh Shihab, mendefinisikan “Dakwah

sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha untuk mengubah

situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi

masyarakat dan seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara

lebih menyeluruh dalam berbagai asspek kehidupan.13

Ada beberapa pendapat dari kamus dan pernyataan ulama mengenai arti

asal kata dakwah. Diantaranya:

a. Menurut kamus Munjid, dakwah berasal dari fi’il madi (da’a) yang

mempunyai arti nadah yaitu menyeru atau memanggil.

b. Menurut pendapat Prof. H. Mahmud Yunus dalam kamus bahasa arab

karangannya mempunyai dua akar kata yaitu:

1. Da’a-yad’u-da’watan (menyeru, memanggil, mengajak, menjamu),

2. Da’a-yad’u-da’an (memanggil, mendoa, memohon).

Orang yang berdakwah disebut da’i yaitu menyeru, yang memanggil, yang

mendo’a. Da’i (orang yang berdakwah) disebut juga mubaligh (yang

menyampaikan) diambil dari kata (balago).14

Kemudian dari berbagai pengertian dakwah diatas penulis

menyimpulkan bahwa “Dakwah berarti mengajak orang lain kepada jalan

kebenaran, menyampaikan Islam kepada individu ataupun golongan baik

secara lisan, tulisan maupun perbuatan, agar mereka masuk kejalan Allah,

mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Hidup sesuai dengan

13

Quraisy Shihab, Memberikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat h. 194 14

H.Munzier Suparta dan Harjuni Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Prenada Media,

2003), h.7

 

Page 28: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

18

ajaran Islam dalam semua segi kehidupan yang berpokok pada Al-Qur’an dan

hadist Nabi Muhammad SAW”.

Jadi, kiprah dakwah adalah kegiatan yang mengajak manusia kepada

jalan yang benar dengan cara yang bijaksana dan semangat yang tinggi untuk

kemaslahatan dan kebahagiaan umat manusia di dunia dan akhirat berdasarkan

Al-Qur’an dan Hadist Nabi Saw.

C. Unsur-Unsur Dakwah

Agama Islam dapat bertahan sampai saat ini berkat adanya kegiatan

dakwah. Dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajarkan dan mewariskan

nilai-nilai keislaman. Dakwah merupakan suatu proses, sehingga dalam

pelaksanaannya memerlukan unsur-unsur dakwah dngan tujuan agar tidak

menemui kepincangan dalam pelaksanaannya. Adapun unsur-unsur dakwah

ialah :

1. Subyek Dakwah atau Da’i

Subyek dakwah ialah orang yang melakukan dakwah. Subyek dakwah

lebih dikenal dengan istilah da’i, mubaligh, juru dakwah, dan pengemban

dakwah. Pada dasarnya seluruh orang mukmin baik pria maupun wanita,

perorangan maupun kelompok berkewajiban untuk berdakwah yaitu amar

ma’ruf nahi munkar. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat At-

Taubah ayat 71 :

 

Page 29: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

19

وانمؤمىىن وانمؤمىبث بؼضهم أونيبء بؼض يأمزون ببنمؼزوف ويىهىن ػه

انمىكز ويقيمىن انصهبة ويؤحىن انزكبة ويطيؼىن انهه ورسىنه أونئك

سيزحمهم انهه إن انهه ػزيز حكيم

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka

adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh

yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sembahyang,

menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka

itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa

Lagi Maha Bijaksana.”

Meskipun dakwah merupakan kewajiban setiap muslim, namun

sebelum ia melakukan dakwah ia harus tahu tugas, syarat dan sifat apa

yang harus dimiliki.

a. Tugas da’i

Di dalam sebuah misi penyebaran agama khususnya agama Islam tidak

terlepas dari penyampaiannya yang sering disebut dengan da’i, da’i

adalah orang yang melakukan dakwah.15

Atau dapat diartikan sebagai

orang yang menyampaikan pesan dakwah kepada khalayak (mad’u).

Seseorang dapat dikatakan da’i apabila secara keilmuan ia telah

menguasai tentang ajaran-ajaran Islam. Dari segi wawasan intelektual,

pengalaman spiritual, sikap mental dan kewibawaannya. Seorang yang

disebut da’i biasanya akan terlihat lebih matang tentang keilmuan

dibandingkan mad’unya.16

Karena seorang da’i haruslah bisa

15

Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta:PT. Ikhtiar Ouve, 1992), h. 137 16

Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah, (bandung: Pustaka Setia, 2002), h.

137

 

Page 30: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

20

mengarahkan orang yang diajak agar tidak ada kekeliruan dalam

menjalani ibadah dan kehidupan agar selamat dunia akhirat.

Da’i merupakan penerus Rasul, oleh karena itu tugas da’i sama

dengan Rasul yaitu melakukan amar ma’ruf nahi munkar (Mengajak

kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan) serta mengajak

manusia beriman kepada Allah dengan diiringi mengerjakan

perintahNya dan menjauhi laranganNya.17

Hal ini sesuai dengan

Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 110 yang artinya:

كىخم خيز أمت أخزجج نهىبس حأمزون ببنمؼزوف وحىهىن ػه انمىكز

وحؤمىىن ببنهه ونى آمه أهم انكخبة نكبن خيزا نهم مىهم انمؤمىىن

وأكثزهم انفبسقىن

“Kamu adalah umat yang terbaik dilahirkan untuk manusia menyuruh

kepada ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada

Allah sekitarnya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka, di antara mereka ada yang beriman, ada kebanyakan dari

mereka adalah orang fasik”.

Setiap muslim yang hendak menyampaikan dakwah, khususnya

da’i seyogyanya memiliki kepribadian yang baik untuk menunjang

keberhasilan dakwah, baik kepribadian yang bersifat rohaniah

(psikologi) ataupun kepribadian jasmaniah (fisik).

b. Syarat dan Sifat Da’i

Dalam kegiatan dakwah, peranan da’i sangatlah penting yaitu: sebagai

penyebar agama Islam. Tanpa da’i ajaran Islam hanyalah berupa

17 Sa’id Al-Qahthan, menjadi da’I yang sukses,( Jakarta: Gema Insani, 2005), h. 84-85

 

Page 31: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

21

ideologi yang tidak terwujud dalam kehidupan masyarakat. Oleh

karena itu, untuk menyebarkan ajaran Islam seorang da’i harus tahu

syarat dan sifat-sifat yang harus dimilikinya sehingga ia mampu

menghadapi beragam mad’u dan beragam persoalannya.

1. Adapun syarat da’i :

a) Pengetahuan mendalam tentang Islam

Dakwah pada dasarnya ialah aktivitas mengajarkan ajaran Islam,

sedangkan da’i adalah yang mengajarkan ajaran Islam. Oleh karena

itu sebelum ia mengajarkan kepada orang lain ia harus tahu lebih

mendalam tentng Islam, sehingga ia bisa menjelaskan kepada

mad’u bahwa Islam merupakan ajaran yang berbeda dengan ajaran

lain yaitu bersifat universal, yang ajarannya tidak terbatas, pada

hubungannya manusia dengan penciptanya, melainkan juga

hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya.18

b) Juru dakwah jiwa kebenaran

Maksud dari juru dakwah jiwa kebenaran ialah da’i

haruslah menjadi ruh yang penuh kebenaran, kesadaran dan

kemauan serta mampu menjadi pengingat terhadap penyimpangan

dalam masyarakat.19

18

A. Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an (Jakarta: Bulan Bintang, 1994) h. 148 19

Ibid, h.149

 

Page 32: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

22

2. Sifat Da’i/karakter da’i

Karakteristik ialah sifat yng khas kepribadian seseorang

dipertimbangkan dari titik pandang etis atau moral.20

a) Hubungan dengan Allah

Adanya hubungan dengan Allah merupakan dasar utama pada

Akhlak da’i, Karena tanpa adanya hubungan dengan Allah, maka

dakwahnya tidak menghasilkan hasil yang optimal. Adapun jalan

mengikat hubungan dengan Allah antara lain dengan memuliakan

kitabnya, memahami pembacanya, memperhatikan maknanya,

merenungkan alam ciptaan-Nya.21

b) Meningkatkan perbaikan diri

Meningkatkan perbaikan diri merupakan kewajiban yang mutlak

harus ada pada seorang da’i. Karena segala tingkah laku da’i itu

dijadikan sebagai contoh bagi mad’unya sehingga setiap saat ia

harus introspeksi diri agar apa yang ia sampaikan sesuai dengan

perbuatannya.22

c) Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi.

Pemahaman terhadap karakteristik mad’u sangatlah penting. Bila

mad’u nya telah diketahui karekteristiknya, maka da’i dapat

20

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Dr. Kartini Kartono (Jakarta, Raja

Grafindo Persada, 2004 Cet. 9 h. 82) 21

A. Hasjmy, Dustur Dakwah, h. 152 22

Al-Qahthani, Menjadi Da’I Yang Sukses, h. 314

 

Page 33: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

23

menyesuaikan materi, metode serta media apa yang cocok yang

digunakan.23

Di samping sifat-sifat yang dijelaskan diatas, Hamzah Ya’kub

menambahkan sifat-sifat sebagai berikut :

a) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang Al-Qu’ran dan As-Sunnah

Rasul serta ilmu-ilmu yang berinduk kepada keduanya seperti tafsir, ilmu

hadist, sejarah kebudayaan Islam dan lainnya.

b) Memiliki pengetahuan yang menjadi kelengkapan dakwah.

c) Penyantun dan lapang dada.

d) Berani kepada siapapun dalam menyatakan dan membela kebenaran.24

Adapun sifat da’i yang dijelaskan dalam Al-Qur’an tertera pada surat

Asy-Syura ayat 15.

فهذنك فبدع واسخقم كمب أمزث ونب حخبغ أهىاءهم وقم آمىج بمب أوزل انهه مه

كخبة وأمزث نأػدل بيىكم انهه ربىب وربكم نىب أػمبنىب ونكم أػمبنكم نب حجت

بيىىب وبيىكم انهه يجمغ بيىىب وإنيه انمصيز

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah

sebagaimana diperintahkan kepada-Mu dan janganlah mengikuti hawa nafsu

mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua kitabnya yang

diturunkan Allah dan aku perintahkan supaya berlaku adil diantara kamu.

Allah Tuhan kami dan Tuhan-mu... (Qs. Asy-Syura: 15).

23

Mustofa Ar-Rafi’I, Potret Juru Dakwah, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002), h. 38-50 24

Aziz, Ilmu Dakwah, h. 82-83

 

Page 34: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

24

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa da’i: istiqomah, tidak mengikuti

hawa nafsu, menjelaskan tentang ketegarannya dalam iman, berbuat adil dan

berusaha berdakwah sampai non muslim.25

2. Obyek Dakwah atau Mad’u

Obyek dakwah atau lebih dikenal dngan istilah dengan mad’u ialah

manusia yang menjadi sasaran atau penerima dakwah baik sebagai

individu maupun kelompok. Allah menciptakan manusia dari beberapa

keragaman sehingga da’i tahu untuk pengelompokan mad’u dari beberapa

aspek. Ada berbagai pendapat tentang pengelompokan mad’u diantaranya :

Berdasarkan klarifikasi masyarakat dibagi menjadi 2 dengan

menggunakan pendekatan :

(a) Pendekatan kondisi sosial budaya, yang dibagi dalam masyarakat kota

dan masyarakat desa.

(b) Pendekatan tingkat pemikiran, terbagi dalam 2 kelompok: kelompok

masyarakat maju dan masyarakat terbelakang.26

Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi 3 golongan, yaitu :

(a) Golongan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir secara

kritis dan mendalam, cepat menangkap persoalan.

(b) Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir

secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-

pengertian yang tinggi.

25

Ibid, h. 80 26

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 1997) Cet. 1

h. 45-49

 

Page 35: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

25

(c) Golongan yang berbeda dengan golongan yang diatas, mereka senang

membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup

mendalam.27

Berdasarkan respon mereka terhadap dakwah, mad’u dikelompokkan

menjadi 3 golongan, yaitu :

(a) Golongan simpati aktif, yaitu mad’u yang menaruh simpati dan secara

aktif memberi dukungan moril dan materil terhadap kesuksesan

dakwah.

(b) Golongan pasif, yaitu mad’u yang masa bodoh terhadap dakwah, tidak

merintangi dakwah.

(c) Golongan antipati, yaitu mad’u yang tidak rela atau tidak suka akan

terlaksananya dakwah.28

Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan ada 3 kelompok mad’u yaitu yang

tertera pada Surat al-Baqarah ayat 1-20 dengan rincian :

(a) Golongan pertama, golongan mukmin yang diterangkan pada ayat 1-5.

(b) Golongan kedua, golongan kafir diterangkan pada ayat 6-7.

(c) Golongan ketiga, golongan munafik diterangkan pada ayat 8-20.29

3. Materi Dakwah

Pada prinsipnya materi dakwah adalah sesuatu yang sudah diketahui

sampai pada sesuatu yang belum di ketahui untuk disampaikan oleh

seorang da’i kepada jama’ah. Dalam dakwah, materi yang disajikan harus

menarik, dapat merangsang pendukung untuk mengikuti dan mengetahui.

27

Nasir, Fiqhu Dakwah, (Jakarta, Media Dakwah, 2000) h. 162 28

Aziz, Ilmu Dakwah, h. 92

29

Yusuf, Metode Dakwah, h. 105

 

Page 36: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

26

Bila demikian dakwah akan tetap hidup, jalan terus dan tidak

membosankan.30

Materi dakwah merupakan isi pesan yang disampaikan da’i pada

mad’u. Adapun yang menjadi materi dakwah ialah seluruh ajaran Islam

yang secara garis besar dikelompokan menjadi: aqidah yang meliputi,

rukun iman, syari’ah yang meliputi, ibadah dan muamalah, akhlak yang

meliputi, akhlak terhadap khalik dan akhlak terhadap makhluk.31

1) Aqidah

Secara etimologis, aqidah berarti ikatan, sangkutan.32

Aqidah

merupakan materi yang pokok dan yang pertama kali dijadikan materi

dalam dakwah Islam. Dari aqidah inilah yang akan membentuk

keyakinan untuk mengikuti ajaran-ajaran islam.

Aqidah merupakan ajaran Islam tentang ketuhanan dan

kepercayaan. Kehendak Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril

kini dihimpun dalam kitab-kitab suci yang masih murni dan asli yang

terdapat dalam Al-Qur’an. Aspek ajaran Islam mengenai aqidah pada

intinya mengandung keyakinan terhadap ke-Maha Esa-an Allah SWT

dan hari akhir sebagai balasan.

Keyakinan terhadap Allah dalam kehidupan nyata, akan

mengimplementasikan pembebasan manusia dari bentuk perbudakkan

dan penyembahan selain Allah. Sementara keyakinan pada hari akhirat

30

Coirul Umam, Rahasia keberhasilan Dakwah K.H. Zainuddin MZ, ( Surabaya; Ampel

Suci, 1994), h. 121

31

Aziz, ilmu dakwah, h. 94-95 32

Moh. Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1995) h. 22

 

Page 37: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

27

akan berdampak perwujudan dari tanggung jawab manusia atas segala

tindakannya selama hidup di dunia, sehingga insani akan senantiasa

menjalani hidup dengan rasa tanggung jawab bahwa segala yang

diperlukan pasti ada balasan dari Allah.

2) Syariah

Secara etimologis, syariah adalah jalan yang harus ditempuh oleh

setiap umat Islam.33

Syariah adalah peraturan-peraturan yang

diwahyukan Allah di dalam kitab suci yang merupakan pegangan bagi

umat manusia yang kebanyakan bersifat global, menyangkut pokok-

pokok ajaran agama agar manusia berpegang kepadanya dalam

melakukan hubungan dengan Tuhan, dengan saudara sesama muslim,

dengan saudara sesama manusia, alam semesta, dan kehidupan.

Syariah menurut para ulama pada dasarnya merupakan kumpulan

hukum-hukum atau peraturan-peraturan yang dimaksudkan untuk

memelihara kehidupan masyarakat atau individu. Oleh karena itu,

syariah dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi masing-

masing umat yang menjadi tujuan syariah.

3) Akhlak

Akhlak berasal dari kata khuluq yang berarti perangai, sikap,

tingkah laku, watak, dan budi pekerti.34

Sedangkan menurut istilah

yang dikemukakan oleh Al-Ghozali, akhlak ialah sifat yang tetap pada

33 Ibid, h. 28

34 Aziz, Ilmu Dakwah, h 117

 

Page 38: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

28

seseorang, yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah

tanpa membutuhkan sebuah pemikiran.35

Materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria

perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhi.

Karena setiap perbuatan yang dilakukan harus di pertanggungjawabkan

sehingga Islam mengajarkan kriteria perbuatan dan kewajiban yang

mendatangkan kebahagiaan. Bertolak dari prinsip perbuatan manusia

ini, maka materi akhlak membahas tentang norma luhur yang harus

menjadi jiwa dari perbuatan manusia serta etika yang harus

dipraktekkan dalam perbuatan manusia sesuai dengan jenis sasarannya.

Adapun materi akhlak tidak hanya membahas akhlak terhadap

Allah sebagai pencipta, namun juga akhlak kepada sesama dan

lingkungan.

M. Quraish Shihab dalam bukunya wawasan Al-Qur’an akhlak

agama atas 3 aspek yang meliputi :

(a) Akhlak kepada Allah, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan

kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.

(b) Akhlak terhadap manusia.

(c) Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala

sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-

tumbuhan, maupun benda-benda yang bernyawa.36

35

Ibid, h. 118

36

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung, Mizan, 2000) h. 261-272.

 

Page 39: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

29

4. Metode Dakwah

Dari segi etimologi ( bahasa) “metode” berasal dari dua kata yaitu

“meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara).37

Sumber yang lain

menyebutkan bahwa metode berasal dari bahasa Jerman methodica,

artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani “metode” berasal

dari kata methodos artinya jalan yang dalam bahasa Arab disebut thariq.38

Sedangkan secara terminologi (istilah) “metode” adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan yang ditempuh

untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efesien. Efektif

artinya antara biaya, tenaga, dan waktu dapat seimbang. Sedangkan

efesien atau sesuatu yang berkenaan dengan pencapaian suatu hasil. Jadi

“metode dakwah” adalah ilmu yang efektif dan efesien.39

Bentuk-bentuk

dakwah secara umum dijelaskan di dalam Al-Qur’an dalam Surat an-Nahl:

125

ادػئنيسبيهزبكببنحكمتوانمىػظتانحسىتوجبدنهمببنخيهيأحسىئن ربكهىأػهمبمه

ضهؼه سبيههىهىأػهمببنمهخديه

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk.”

37

M. Arifin, Ilmu Pendidikn Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) h. 61 38

Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 35 39

Asmuni Syakir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 21

 

Page 40: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

30

Ayat tersebut tersebut mengandung arti tentang cara menjalankan

dakwah atau seruan terhadap manusia, agar mereka berjalan diatas jalan

Allah dengan memakai tiga macam cara, yaitu :

a. Al-Hikmah (kebijaksanaan)

Kata “hikmah” sering disebut dalam Al-Qur’an baik dalam nakiroh

maupun ma’rifat. Bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan

secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum

berarti mencegah dari kedzaliman, dan jika dikaitkan dengan dakwah

berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dengan tugas

dakwah.40

Menurut M. abduh, seperti yang di kutip oleh H, Munzier Suparta,

M.A dalam bukunya yang berjudul metode dakwah berpendapat

bahwa, hikmah mengetahui rahasia dan faedah didalam tiap-tiap hal.

Hikmah juga digunakan dalam arti ucapan yang sedikit lapazh akan

tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan sesuatu pada

tempatnya atau semestinya

Al-Raghib Al-Isfani dalam Mufradat al-Qur’an mengatakan, al-

hikmah adalah mencapai kebenaran dengan ilmu dan akal. Menurut

beliau kata hikmah jika disandarkan kepada Allah maka berarti

mengetahui dan pencipta segala sesuatu dengan sempurna, namun jika

40

Aziz, Ilmu Dakwah,, h.8

 

Page 41: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

31

disandarkan kepada manusia maka akan berarti mengetahui segala

yang ada dan melakukan segala kebaikan.41

Sedangkan hikmah menurut beberapa pendapat diantaranya,

Ahmad Mustofa Al Maraghi, hikmah adalah perkataan yang tegas

yang disertai dengan dalil-dalil yang memperjelas kebenaran dan

menghilangkan keraguan.42

Sedangkan Nasarudin Razak, hikmah adalah karunia Allah

terhadap seorang hamba Allah berupa kemampuan menangkap sesuatu

secara ilmiah dan falsafah.43

Dari pengertian diatas, maka dapat dipahami bahwa al-hikmah

adalah merupakan kemampuan da’i dalam memilih dan menyelaraskan

tehnik dakwah dengan kondisi objektif mad’unya. Disamping itu juga

al-hikmah merupakan kemampuan da’i menjelaskan doktrin-doktrin

Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi yang sangat logis

agar mad’u lebih memahami tentang Islam dengan demikian manusia

bisa masuk ke agama Islam dengan kaffah.

b. Mau’idzah hasanah

Terminologi mau’idzah hasanah dalam perspektif dakwah sangat

populer, bahkan dalam acara keagamaan seperti seperti maulid Nabi

dan Isra Mi’raj. Istilah mau’izah hasanah mendapat tempat khusus

41

Al-Raghib al-Isfahani, Mufradat al-Qur’an (Beirut: Dar al-Mishriyya, t.th.), h. 127. 42

Imam Sayuti Farid dan Abd Jaabbar Aldan, Tafsir Dakwah (Surabaya, Fak Dakwah

IAIN Sunan Ampel 1989) h.1 43

Nasaruddin Razak, Metodologo Dakwah, (Semarang, Toha Putra 1976). h. 6-7

 

Page 42: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

32

dengan sebutan “acara yang ditunggu-tunggu’ yang merupakan inti

dari sekian banyak acara yang berlangsung.

Menurut bahasa, mau’idzah hasanah terdiri dari 2 kata, yaitu

mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah berasal dari kata wa’adzan–

ya’idzu–wa’dzan idzatan yang artinya pengajaran, nasehat.44

Sedangkan hasanah merupakan mufrad dari hasanatan yaitu kebaikan.

Adapun pengertian secara istilah, ada beberapa pendapat seperti,

menurut Abdul Hamid Al-Bilah mau’idzah hasanah ialah salah satu

metode dalam dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan

memberikan nasehat atau membimbing lemah lembut agar mereka

mau berbuat baik.45

Mau’idzah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang

mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah,

berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif (wasiat) yang bisa

dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapat keselamatan dunia

dan akhirat.

c. Mujadalah

Menurut bahasa, mujadalah berasal dari asal kata jaadala–

mujaadalatan–jidaalan yang artinya berbantah, berdebat, merupakan

tukar pendapat yang dilakukan oleh 2 pihak secara sinergis, yang tidak

44

Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 502

45

Yusuf, Metode Dakwah,. h. 16

 

Page 43: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

33

melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat

yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.46

Mujadalah yang lebih dikenal dengan istilah diskusi, karena

metode ini merupakan penyampaian pesan dakwah dengan jalan

bertukar pendapat atau informasi, tentang masalah agama antara

beberapa orang dalam tempat tertentu. Menurut Syekh Muhammad

Abduh metode diskusi ialah metode yang dapat digunakan pada

golongan yang tingkat kecerdasannya dalam kategori tinggi.47

Apabila ada suatu perbantahan antara da’i dengan mad’u, yang

disebut polemik, maka dapat diluruskan dengan bantahan yang

bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah dengan penyampaian yang

baik. Sehingga mad’u tersebut dapat menerimanya. Tujuan berdebat

bukan untuk bertengkar dan menyakiti hati lawan, tetapi untuk

meluruskan akidah yang melenceng dari aturan-aturan agama.

Dari pengertian diatas maka dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa Al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh

dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan diantara

keduanya, sehingga apa-apa yang menjadi permasalahan bisa ditangani

dengan baik.

5. Media Dakwah

Kata media berasal dari kata latin dan bentuk jamak dari kata

“medium”, yang secara harfiahnya berarti peranan atau pengantar.

46

Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 89

47

M. Natsir, Fiqhud Dakwah, h. 161-162

 

Page 44: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

34

Menurut Association for Education Technology (AECT), mendefinisikan

media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses

penyaluran informasi. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan.

Media dakwah adalah sasaran atau perantara, yang membantu juru

dakwah (da’i) dalam menyampaikan dakwah secara efektif dan efesien.48

Ada berbagai macam media dakwah, diantaranya :

1. Spoken words, yaitu media dakwah yang berbentuk ucapan atau

bunyi yang dapat ditangkap dengan indera telinga seperti radio,

telepon.

2. Printed writing, yaitu media dakwah yang berbentuk tulisan,

gambar, lukisan dan sebagainya yang dapat ditangkap dengan

indera mata seperti koran, majalah.

3. The audio visual, yaitu media dakwah yang berbentuk gambar

hidup yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat seperti TV, Film,

Video.49

Media dakwah berdasarkan sifatnya:

(1) Media tradsionl, yaitu berbagai macam seni pertunjukkan yang secara

tradisisonal dipentaskan di depan umum terutama sebagai sarana

hiburan yang memiliki sifat komunkatif contoh: ludruk, wayang,

drama.

48

Abdul Karim Zaisan, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1984), h.

49

Yusuf, Metode Dakwah, hal. 329-341

 

Page 45: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

35

(2) Media modern, media yang dilahirkan dari teknologi seperti TV,

Radio, Pers, dsb.50

D. Pengertian Pondok Pesantren

Dalam kamus Bahasa Indonesia pesantren berarti madrasah, tempat

mengaji, belajar agama Islam.51

Sedangkan dalam Ensiklopedia Nasional

Indonesia, pesantren diartikan sebagai tempat orang-orang atau pemuda

menginap (bertempat tinggal) yang dibarengi dengan suatu kegiatan untuk

mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran

Islam.52

Kata pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu pondok dan pesantren,

kata pondok berasal dari bahasa Arab funduqun yang artinya hotel atau

penginapan.53

Sedangkan kata pesantren atau santri berasal dari bahasa Tamil

yang berarti guru ngaji, sumber lain mengatakan bahwa kata itu berasal dari

bahasa India, shastri, dari akar kata shastra, yang berarti buku-buku suci, buku

agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.54

Sebelum Islam masuk di Indonesia, masyarakat Indonesia telah

memeluk Agama Hindu, pendidikan pesantren pada awal pertumbuhannya

merupakan akulturasi Hindu, Jawa dan Islam.

Pesantren sebagai tempat tinggal santri sering disebut dengan pondok.

Pondok dalam pengertian ini berarti asrama santri. Kata pondok dan pesantren

50

Ibid, hal. 149 51

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka) hal. 67 52

Ensiklopedia Nasional Indonesia, hal. 187 53

Ahmad Warsan Munawar, Al-Munir, Kamus Arab Indonesia, h. 1073 54

H.A., Hafidz Dazuki, dkk. Ensiklopedi Islam, h. 99

 

Page 46: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

36

sering digunakan secara bersama-sama dalam satu pengertian, sehingga dari

pondok pesantren sering digunakan salah satu kata saja, pondok atau

pesantren. Pesantren biasa dikatakan juga sebagai bentuk pendidikan

keislaman yang melembaga di Indonesia. Sedangkan menurut Soejoko

Prasaojo, pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam

umumnya dengan cara non klasikal, dimana seorang kiayi mengajarkan ilmu

agama Islam kepada santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa

Arab oleh ulama-ulama Arab abad pertengahan, para santri biasanya tinggal di

pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.55

Dari keterangan diatas, dapat

disimpulkan bahwa pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang

menjadi tempat untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran Islam.

E. Bentuk-Bentuk Pesantren

Pada awalnya, pesantren hanyalah sebuah lembaga yang sangat

sederhana dari segi bangunan, manajemen, ataupun kurikulumnya, namun

seiring berkembangnya waktu, pesantren mengalami perubahan dalam

berbagai aspek baik dari segi bangunan yang semakin besar, menggunakan

manajemen modern, hal tersebut berimbas pada sistem belajar dan mengajar

dalam pesantren.

Berdasarkan hal tersebut, bentuk-bentuk pesantren dapat dikategorikan

sebagai berikut:

55 Soejoko Prasojo, et-al., profil Pesantren dan Hasil Penelitian Pesantren AL-Falaq dan

Delapan Pesantren Lainnya di Bogor, (Jakarta: LP3ES, 1982), h. 7.

 

Page 47: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

37

a. Pesantren Tradisional. Yaitu pesantren yang sistem belajar dan

mengajarnya menggunakan sistem tradisional di mana seorang kiayi

membaca kitab dan para santri mendengarkannya. Kegiatan ini biasanya

dilakukan di masjid tidak di kelas. Cara tersebut sudah dipraktekkan secara

turun temurun dan ilmu yang dipelajari di pesantren model ini pada

umumnya sama, demikian pada kitab-kitab yang dipakainya. Hanya saja

ada beberapa perbedaan diantara pesantren-pesantren tersebut yaitu

terletak pada ilmu yang dimiliki oleh kiayi yang bersangkutan.56

b. Pesantren Tradisional Modern. Yaitu pesantren yang menggabungkan

sistem tradisional di satu sisi dan di sisi lain menggunakan madrasi

(kalsikal)57

, yang mengarah kepada sistem atau pola modern dari segi

penyampaian dan pengajarannya. Ciri pesantren ini adalah kewenangan

seorang kiayi sudah tidak mutlak lagi akan tetapi sudah ada pembagian

tugas diantara pengurusnya. Selain itu, sistem pengajarannya di samping

menggunakan cara tradisional juga menggunakan sistem modern (kalsik).

c. Pesantren Modern. Yaitu pesantren yang menggunakan sistem modern

(baru) dari segi penyampainnya dan pengajaran materinya.58

Sedangkan

ciri-ciri pesantren ini adalah dalam penyampaian materi menggunakan

sistem diskusi dan tanya jawab.

56 Soejoko Prasojo, op. cit., hal. 90

57 Masdar F. Mas’udi, et-al., Direktori Pesantren, (Jakarta: P3M, 1986) hal. 203

58

Ensiklopedia Islam, (Jakarta; Depag, 1992/1993). hal. 928

 

Page 48: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

38

BAB III

PROFIL FIRDAUS TAMIN, BA

A. Latar belakang kehidupan Firdaus Tamin, BA dan Keluarga

Firdaus Tamin, BA dilahirkan di Kota Padang Panjang Sumatera Barat

pada tanggal 23 Juni 1946. Nama lengkapnya adalah Muhammad Firdaus

Tamin, BA bin Muhammad Tamin. Ayahnya bernama Muhammad Tamin,

yang memiliki gelar Rajo Bandaro di Padang Panjang Sumatera Barat. Ayah

Beliau memulai pendidikan di SR (Sekolah Rakyat) hingga lulus. Puluhan

tahun sang ayah menjabat sebagai sekretaris wali nagari di Kota Padang

Panjang sehingga sebelum meninggal pun beliau menjabat sebagai

bendaharawan koperasi di Kabupaten Sijunjung Padang Panjang.

Ibunya bernama Fatimah, bekerja hanya sebagai petani. Firdaus Tamin

memiliki 6 saudara diantaranya: Sya’ir lahir pada tahun 1936, Syahrin lahir

pada tahun 1941, Sya’id lahir pada tahun 1943, Fidraus Tamin lahir pada

tahun 1946, kemudian Samsul Bahri lahir pada tahun 1951, yang terakhir

Marsiah yang lahir pada tahun 1953.

Kelima saudara beliau mendapat pendidikan yang sama akan tetapi

hanya lulus sampai SD. seperti, Sya’ir, kakak pertama dari Firdaus Tamin,

BA menempuh pendidikan hanya sampai SD Sijunjung di Kabupaten

Sijunjung. Kemudian beliau meneruskan pendidikannya di Thawalib tingkat

Tsanawiyah pada tahun 1958 karena adanya pergolakan daerah. Pada tahun

 

Page 49: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

39

1959 Sya’ir pulang ke kampung halaman untuk membantu ayah dan ibunya

bertani sehingga Sya’ir menempuh pendidikan hanya 1 tahun.

Yang kedua Syahrin, beliau mengakhiri pendidikannya di Sekolah

Dasar di Sijunjung karena banyak adik-adiknya yang ingin bersekolah.

Sehingga beliau mengakhiri pendidikannya demi masa depan adik-adiknya.

Yang ketiga Sya’id, beliau tidak sekolah akan tetapi beliau bekerja di P.U

(Pekerjaan Umum) hingga berakhir masa kerjanya.

Yang Keempat Firdaus Tamin, BA, beliau memulai pendidikannya di

SD Sijunjung. Hingga lulus pada tahun 1958. Kemudian beliau melanjutkan

pendidikannya di STM Solok kabupaten Padang. Pada tahun 1964 beliau

mendalami ilmu agamanya di Perguruan Thawalib Padang Panjang yang

dahulu namanya Thawalib Bagian B. Pada tahun 1966 beliau meneruskan

pendidikannya di KUI (Kuliyatul Ulum Islamiyah) di Perguruan Thawalib

dan lulus pada tahun 1969. Kemudian mengajar di Perguruan Thawalib pada

tahun 1968. Pada tahun 1968 pula beliau mulai melanjutkan pendidikannya

di perguruan tinggi IAIN Imam Bonjol Padang Panjang dan lulus pada tahun

1971 sehingga beliau mendapatkan gelar sarjana muda, BA (Bachelor of Art)

pada usia 25 tahun. Kemudian diangkat menjadi staff pengajar di Thawalib.

Pada tahun 1974, beliau mendapatkan kesempatan untuk menduduki jabatan

sebagai anggota DPRD Kota Padang sampai 1976.

Yang kelima Samsul Bahri dan yang terakhir Marsiah, berawal di

Tsanawiyah hingga melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi IAIN

Imam Bonjol. Kini dari 6 anak Muhammad Tamin dan Fatimah hanya 3 yang

 

Page 50: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

40

hingga kini masih hidup di antaranya Firdaus Tamin, BA, Samsul Bahri, dan

Marsiah.1

B. Latar Belakang Pendidikan Firdaus Tamin, BA

Fidraus Tamin, BA adalah anak keempat dari 6 bersaudara. Anak dari

seorang ayah bernama Muhammad Tamin dan seorang Ibu bernama Fatimah.

Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Sijunjung kabupaten Sijunjung hingga

lulus pada tahun 1958. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama

di kabupaten Sijunjung pada tahun 1961. Lalu melanjutkan di STM di Kota

Solok. Akan tetapi beliau tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di

sekolah tersebut.

Kemudian beliau masuk thawalib pada tahun 1964. Pada waktu itu

namanya masih Thawalib bagian B. Pada tahun 1966 beliau melanjutkan

pendidikannya di Kuliyatul Ulum Thawalib hingga lulus pada tahun 1969.

kemudian merasa sudah cukup ilmu yang ia serap, beliau pun mengajar di

Perguruan Thawalib tempat ia menempuh pendidikannya, sekaligus

persiapan kuliah di perguruan tinggi IAIN Imam Bonjol Padang Panjang

Pada Tahun 1971 hingga lulus. Pada tahun 1970 pimpinan memberikan

kesempatan kepada beliau untuk menjadi staff pengajar di Perguruan

Thawalib. Kemudian pada tahun 1974 beliau pun mendapat kehormatan

untuk menduduki kursi kepemerintahan anggota DPRD Kota Padang sampai

1976.

1 Wawancara Dengan Bapak Firdaus Tamin, BA pada tanggal 08 Maret 2010.

 

Page 51: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

41

Sehingga jika pagi beliau pergi mengajar ke Perguruan Thawalib,

menjelang siang beliau pergi ke DPRD untuk melaksanakan tugasnya

sebagai pejabat pemerintah. Ketika sore beliau baru pulang ke Thawalib dan

tinggal di asrama bersama santri lainnya.2

C. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang

Jauh sebelum tahun 1900, sudah berjalan lama pengajian di surau

Jembatan Besi Padang Panjang di bawah asuhan Syekh Abdullah, merupakan

salah satu di antara pengajian-pengajian cara lama yang banyak tersebar di

Minangkabau. Pada tahun 1907 Syekh Abdullah pindah mengajar ke Padang,

dan pimpinan Pengajian Surau Jembatan Besi pindah kepada Syekh Daud

Rasjidi (ayahanda dari H.M.D. Datuk Palimo Rajo) dan murid-murid

pengajian mendapat kunjungan dari negeri-negeri sekelilingnya dan pelajaran

kitab-kitab arab meningkat.

Berhubung dengan keberangkatan Syekh Daud Rasjidi ke Makkah Al

Mukarramah untuk memperdalam pengetahuannya dengan Syekh Abdul

Khatib, sementara digantikan oleh kakak beliau Syekh Abdul Latief Rasjidi

(ayahanda dari H. Muchtar Lutfi). Tidak Lama Kemudian pada tahun 1901

pimpinn Pengajian Surau Jembatan Besi pindah ke tangan Syekh Abdul

Karim Amarullah yang di waktu itu lebih dikenal dengan sebutan Inyik Haji

Rasul (ayahanda dari HAMKA). Di bawah asuhan Syekh Abdul Karim

Amarullah, Pengajian Surau Jembatan Besi bertambah maju, pelajaran kitab-

kitab Arab bertambah meningkat, penuntut-penuntut ilmu Agama bertambah

2 Wawancara Dengan Bapak Firdaus Tamin, BA pada tanggal 08 Maret 2010

 

Page 52: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

42

banyak berdatangan dari sekeliling Minangkabau dan juga dari daerah-

daerah lain, Tapanuli, Aceh, Bengkulu, Malaya, Siam.

Pada tahun 1912 jiwa berorganisasi bertiup kencang menghidupkan

kebathinan penuntut-penuntut ilmu Surau Jembatan Besi, maka terbentuklah

satu organisasi dari guru-guru dan pelajar-pelajar Pengajian Surau Jembatan

Besi. Mulanya bernama SUMATERA THUWAILIB dan kemudian bernama

Sumatera Thawalib. Organisasi tersebut pada tahun 1914 telah berubah

bentuk. Pengajian Surau Jembatan Besi mendekati bentuk sekolah, terdiri

atas tujuh kelas, dengan kitab-kitab yang lebih teraruruntuk setiap kelas

dengan pimpinan Guru Besar Syekh Abdul Karim Amarullah dan Tuangku

Mudo Abdul Hamid Hakim selaku wakil Guru besar dan dibantu oleh Guru-

guru dibawahannya, dan pengawasan dari Pengurus Sumatera Thawalib yang

ketika itu diketuai oleh Engku Hasjim Tiku, dan di bimbing oleh Zainuddin

Labay El Junusy yang baru saja pulang dari padang panjang. Pengajian Surau

Jembatan Besi semakin maju dan ramai, walaupun masih duduk bersela

dikelas masing-masing.

Pada tahun 1915 Zainuddin Labay El Junusy menciptakan suatu sistem

Perguruan Islam yang terbaru bernama Diniyah School atau Madrasah

Diniyah, yang lebih banyak memasukkan pelajaran-pelajaran ilmu umum,

menyebabkan Perguruan Sumatera Thawalib semakin hebat berlomba-lomba

atas kebajikan. Kemajuan Perguruan Islam bertambah meningkat dengan

Sumatera Thawalib yang lebih menjurus kepada Alim’ Ulama ahli fiqh,

 

Page 53: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

43

sedangkan Madrasah Diniyah mengikuti serta ilmu umum. Sehingga kedua-

duanya merupakan kader Alim Ulama yang intelek.

Modernisasi Pengajian Surau-surau yang telah dimulai oleh Surau

Jembatan Besi tersebut sudah mengajar ke tempat lain-lain, dan

bertumbuhlah Sumatera Thawalib di Parabek dibawah pimpinan Syekh

Ibrahim Musa, di Padang Panjang dibawah pimpinan dua orang bersaudara

Syekh Mushthafa Abdullah dan Syekh Abbas Abdullah, di Sungayang

dibawah pimpinan Syekh Muhammad Thaib, di Maninjau dibawah pimpinan

Syekh Abdul Rasjid, dan lain-lain. Masing-masingnya berlomba-lomba

untuk lebih maju, sehingga pelajaran-pelajaran pun semakin bertambah dan

membanjir.

Pada tahun 1918 Sumatera Thawalib Padang Panjang melangkah maju

lagi ke depan. Di samping meningkatkan Pelajaran dalam Perguruan

Thawalib, juga mulai mengadakan penerbitan Majalah Al Munir dipimpin

oleh Zainuddin Labay El Junusy dibantu oleh Tuangku Mudo Abdul Hamid

Hakim, memuat karangan-karangan yang berisi: Pelajaran atau nasihat

agama, menjawab pertanyaan-pertanyaan, memberantas khufarat, takhyul

dan bid’ah, serta sejarah.

Untuk kesempurnaan dan memupuk perkembangan ilmu karang-

mengarang, Sumatera Thawalib mengadakan Debating Club sekali seminggu

yang diikuti oleh Guru-guru dan Pelajar-pelajar Thawalib yang sudah agak

besar. Dalam Debating Club mereka berlatih mengarang, berpidato, berdebat

 

Page 54: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

44

dan berlatih mengemukakan suatu pandangan serta mempertahankan

pendapat masing-masing. Disamping usaha penerbitan Majalah Al-Munir itu,

diadakan perpustakaan untuk mengumpulkan surat-surat kabar dan majalah-

majalah dari seantero Indonesia, juga surat-surat kabar dari Mesir. Sehingga

kantor Al-Munir itu setiap sore penuh dikunjungi oleh pelajar-pelajar untuk

membaca surat-surat kabar dan buku-buku baik yang berisikan politik,

ekonomi, sosial, dan pendidikan, yang menyebabkan pelajar-pelajar

Thawalib mendapat pandangan yang luas selain dari pelajaran-pelajaran di

Thawalib atau Diniyah.

Perkembangan yang demikian juga menjalar ke Perguruan-perguruan

Thawalib yang lain, sehingga di Parabek terbit Majalah Al-Bayan dibawah

pimpinan Sain Al Maliki dibantu oleh Jama’in Abdul Murad, di Sungayang

terbit Majalah Al Basir dibawah pimpinan Mahmud Junus dan Mahmud

Azizi, di Padang panjang terbit Majalah Al Iman dibawah pimpinan

Sa’auddin Siarbaini. di Maninjau terbit Majalah Al Ittiqan dibawah pimpinan

Mahmud Rais. Di Padang Panjang terbit lagi Majalah “Perdamaian”

disamping Majalah Al Munir yang di pimpin oleh H. Jalaludin Thaib.

Di samping kemajuan buku-buku pelajaran Bahasa Arab untuk

Thawalib dan Diniyah yang sengaja di pesan dari Mesir, Damaskus, Beirut,

Makkah dan lain-lain, mulailah pula pelajar-pelajar Thawalib dan Diniyah

ketika itu mendapatkan bacaan Majalah-majalah, Brosur-brosur dan Surat

kabar Bahasa Arab dari Timur Tengah itu. Umumnya berisikan propaganda

pergerakan politik perjuangan kemerdekaan. Karena bertepatan dengan

 

Page 55: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

45

kebangkitan bangsa Arab yang berjuang melepaskan belenggu dari

penjajahan bangsa Barat atas Tanah Air Mereka. Karena setingkat lagi

kemajuan Thawalib dan Diniyah ketika itu, bukan saja menjadi Pembina

kader Alim Ulama dengan sistem pembaharuanya tetapi juga merupakan

sumber kader Pemimpin dan Pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia yang

diserap dari Timur Tengah. Maka para kader Alim Ulama dan Zuama dari

Thawalib dan Diniyah itu lebih banyak belajar pergerakan politik dari Timur

Tengah yang bernafaskan Islam.

Untuk meningkatkan kader Alim Ulama maka Sumatera Thawalib

Padang Panjang mengadakan perubahan, menambah kelas 6 menjadi 6A,

barulah diteruskan kelas 7. Pada pokoknya kelas 7 itu hanyalah untuk

kuliyah penghabisan yang dipimpin langsung oleh Guru Besar Syekh Abd.

Karim Amarullah, juga diikuti oleh Guru-guru Agama dari sekeliling Padang

Panjang. Kelas 7 itulah yang tertinggi, sehingga dari kelas 7 itu sudah boleh

dilepas untuk mengajar sendiri kemana saja. Pada tahun 1928 berlangsung

Konfrensi Sumatera Thawalib yang kedua yang dihadiri oleh utusan-utusan

seluruh Sumatera Thawalib memperkuat ikatan organisasi, yang berhasil

dengan terbentuknya Pengurus Besar Sumatera Thawalib yang baru terdiri :

1. H. Djalaluddin Thaib, Voorzitter,

2. Ali Imran Djamil, Secretaris,

3. H. Sju’ib El Junusy, Penningmeester,

4. Doesqi Samad,

5. Thaher By,

 

Page 56: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

46

6. H. Alaoeddin,

7. S.J. St. Mangkuto, masing-masing Commissarisen.

Dengan cabang-cabangnya di seluruh Perguruan Islam Sumatera Thawalib

Padang Panjang, semakin ramai dan maju dibawah Pimpinan Guru Besar

Tuangku Mudo Abdul Hamid Hakim dibantu oleh Guru-guru lain.

Sehingga terus silih berganti Konfrensi Sumatera Thawalib berturut-

turut, pada bulan November 1928 di Padang Panjang, pada bulan Mei 1929

di Batu Sangkar, pada bulan Januari 1930 di BukitTinggi. Setiap adanya

konfrensi Perkembangan bertambah baik dan lancar, yang menambah kuat

dan luasnya masyarakat thawalib. Pada tahun 1928 ketika Pemerintah Hindia

Belanda hendak menjalankan kontrol terhadap Guru-guru Agama yang

mengajarkan Agama Islam di Minangkabau ini, maka pada ketika itu

pemimpin-pemimpin Sumatera Thawalib ikut aktif bersama-sama dengan

Ninik Mamak, Alim Ulama mengumpulkan seluruh potensi rakyat

Minangkabau untuk menolaknya. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda

menarik kembali niatnya yang hendak merugikan bagi Agama dan Umat

Islam. Padahal ordonansi tersebut sudah semenjak tahun 1905 telah

dijalankan di tanah Jawa dan Madura dan daerah-daerah lain.

Pada tahun 1930 berlangung Kongres pertama dari Sumatera Thawalib

di Bukittinggi. Semangat yang sudah matang dari tamatan-tamatan Thawalib

mempertimbangkan pandangan-pandangan jauh ke masa depan untuk

kepentingan agama, bangsa dan tanah air. Baik dalam bidang politik,

ekonomi, sosial, dan pendidikan. Akhirnya telah membulatkan tekad

 

Page 57: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

47

persatuan dan perjuangan, terutama dalam menghadapi kekuasaan penjajah,

telah menghantarkan Kongres Sumatera Thawalib tersebut kepada satu

keputusan dengan suara bulat menjadikannya satu organisasi. Masa yang

lebih kuat bernama “PERSATUAN MUSLIM INDONESIA” yang kemudian

menjadi Partai Politik Islam “PERMI” yang bermarkas di Padang dengan

surat kabarnya bernama “MEDAN RAKYAT”. Disamping itu Perguruan

Islam Thawalib berjalan terus dibawah pengawasan Departemen Pendidikan

dan Pengajaran “PERMI”.

Pada tahun 1932, seluruh guru dan siswa Thawalib di manapun di

seluruh cabang-cabangnya serentak sudah merupakan kader pemuda

berjuang menuju Islam Mulia dan Indonesia Sentosa melalui Indonesia

Merdeka. Bahkan di setiap negeri sudah terdapat cabang dan ranting PERMI.

Bagaimana pun juga tekanan kecurigaan penguasa kolonial belanda, tetapi

semuanya itu tidaklah menyebabkan takut ataupun gentar di hati sanubari

siswa-siswa itu yang tegak berdampingan sejajar dengan anggota-anggota

PERMi. Sehingga Thawalib dan PERMI itu tidak dapat dipisahkan. Bukan

saja di Sumatera ini, akan tetapi juga di Tapanuli, Sumatera Timur, Aceh,

Jambi, Bengkulu dan Palembang. Dimana saja terdapat Perguruan Islam

yang berasal dari Thawalib dan Diniyah.

Ketika Pemerintahan kolonia Belanda hendak menjalankan ordonansi

Sekolah Liar (Wilde Schoolen Ordonansi) di seluruh Indonesia. Maka

seluruh guru dan siswa Thawalib serta Diniyah serentak bangkit memprotes

menolaknya rencana yang sangat merugikan itu. Baik terhadap Islam

 

Page 58: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

48

maupun terhadap masyarakat umumnya. Maka banyaklah guru dan siswa

Thawalib itu yang ditangkapdan disakiti. Dan seringkali sekolah-sekolah

Thawalib di geledah oleh kaki-tangan pemerintah kolonial dengan cara-cara

yang kasar dan zhalim. Namun demikian tiadalah semuanya mengendorkan

semangat perjuangan mereka. Dan suatu ketika Thawalib Padang Panjang

mendapat pukulan berat dengan keluarnya larangan mengajar oleh penguasa

colonial terhadap beberapa orang guru Thawalib yaitu: Zainal Abidin

Ahmad, Ahmad Syukur, Burhanuddin Sutan Pamuncak, Burhanuddin Datuk

Bandaro Sati, Ibrahim madun, Saydi Umar Sutan Permato, Sutan Syarif

Pitalah.

Para lulusan Thawalib semakin meluas memenuhi seluruh bidang

masyarakat, bukan saja menjadi guru, Tuangku-tuangku, Pemimpin-

pemimpin masyarakat, tetapi juga dalam bidang-bidang perdagangan,

pertanian, perusahaan, penerbitan, percetakan, bahkan juga dalam bidang

perjuangan politik dan organisasi-organisasi massa. Sehingga banyak dari

para lulusan Thawalib itu yang menderita ancaman kekuasaan penjajah

Hindia Belanda, yang masuk penjara korban bis’ dan ter, terjerat perangkap

kolonial yang terkenal. Pada tahun 1943 ketika Jepang menguasai Indonesia,

para lulusan Thawalib banyak yang melibatkan diri dalam pelatihan militer

dengan resiko yang sangat besar. Oleh karena tekanan ekonomi yang sangat

buruk ketika itu, jumlah pelajar Thawalib Padang Panjang agak sedikit

menurun. Pada tahun 1945 diproklamasikan kemerdekaan Indonesia maka

para lulusan Thawalib membanjir, memenuhi segala lowongan untuk

 

Page 59: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

49

mempertahankan proklamasi dan membina negara R.I. dalam segala bidang

apapun di seluruh Indonesia semenjak bawah sampai atas, semenjak

pemerintahan negeri sampai pemerintahan pusat, baik sipil, angkatan

bersenjata, lapangan diplomatic dan lain-lain. Tidak dapat disangkal lagi

bahwa Thawalib berhasil memasukkan andil yang sebanyak-banyaknya

dalam negara R.I.

Pada tahun 1946 didirikan Yayasan Thawalib Padang Panjang diketuai

oleh Guru Besar Tuangku Mudo Abdul Hamid Hakim, dan seluruh milik

kekuasaan Thawalib Padang Panjang jatuhlah menjadi hak milik dan

kekuasaan yayasan tersebut dengan akte notaris. Pelajar-pelajar Thawalib

kembali ramai yang dibanjiri oleh pemuda-pemuda dari segenap jurusan

setiap tahun lebih dari 1000 orang. Dan dari setiap tahun mengeluarkan para

lulusan Thawalib tidak kurang dari 1000 orang. Ada zaman suka dan ada

pula zaman duka. Dalam saat-saat Perguruan Islam Thawalib sedang bahagia

dibawah pimpinan Guru Besar Tuangku Mudo Abdul Hamid Hakim, tiba-

tiba zaman berubah gelap. Terjdilah Pergolakan hebat di Sumatera Barat

tahun 1958, keadaan tidak aman. Guru-guru dan pemuda-pemuda Thawalib

ikut dalam pergolakan, pelajar yang kecil-kecil pulang ke kampung, sekolah

ditutup, tinggal dengan tidak ada penjagaan. Dalam saat yang kritis itu 13 juli

1959, wafatlah Tuangku Mudo Abdul Hamid Hakim, berpulang

kerahmatullah dipanggil oleh yang kuasa. Semenjak dari mudanya sampai

tuanya mencurahkan seluruh tenaganya untuk Agama Islam umumnya dan

untuk mendidik mengasuh Thawalib khususnya. Selama lima tahun

 

Page 60: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

50

Thawalib Padang Panjang terhenti dan gedung perguruan serta asrama-

asramanya tinggal dengan tidak ada penjaga, bagai benda yang tidak bertuan.

Disana-sini rusak, bocor, hancur dan sebagian sudah rubuh. Sungguh sangat

menyedihkan.

Pada tahun 1963 dengan tenaga yang sangat sedikit dari beberapa orang

pencinta Perguruan Islam Thawalib, dimulai meneruskan kembali. Langkah

pertama ialah melengkapkan Pengurus Yayasan yang terdiri dari: Haji

Mansur Daud Datuk Panglimo Kayo, Adam Sutan Caniago, Mawardi

Muhammad, Haji Kamili, Haji Datuk Tumamad, dan beberapa pembantu

yang lain. Maka dibukalah kembali Perguruan Islam Thawalib Padang

Panjang dengan murid sebanyak 23 orang di gedung Thawalib yang sudah

bobrok itu. Dimana kalau hujan anak-anak belajar bagai orang berteduh

dibawah rumpun betung. Ketekunan guru-guru Thawalib dibawah pimpinan

ustadz Mawardi Muhammad dibantu oleh guru-guru yang lain tidak

memandang keuntungan gaji, sungguh menjadi modal pertama bagi

pembukaan kembali Perguruan Islam Thawalib Padang Panjang. Oleh karena

itu murid-murid bertambah. Dari tempat yang jauh mulai kembali datang.

Perasaan sedih dan pilu memandang gedung dan asrama-asrama

Thawalib demikian, yang bocor, rusak, lapuk dan sebagian ada yang sudah

rubuh, membangkitkan kemajuan Pengurus Yayasan Thawalib untuk

membangun, mengganti dengan yang baru, walaupun tidak sampai hati

melihat penderitaan para guru yang telah berkorban sedemikian rupa dalam

menghidupkan kembali Perguruan Islam Thawalib Padang Panjang, tetapi

 

Page 61: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

51

dalam hal ini tidaklah dapat dikecilkan sumbangan saudagar-saudagar

terutama di kota Padang Panjang. Pada tahun 1964 dibuatlah gambar rencana

pembangunan gedung dan asrama-asrama serta mushalla dan lain-lain yang

permanen, untuk perguruan Islam Thawalib Padang Panjang yang disahkan

oleh kepala Jawatan P.U. Kota Madya Padang Panjang dengan rencana biaya

kira-kira tiga puluh juta rupiah. Pada pertengahan tahun 1964 dimulai

peletakan batu pertama pembangunan asrama oleh bapak Wali Kota Madya

Padang Panjang dengan modal pertama sejumlah dua belas ribu rupiah.

Allhamdulillah dalam tempo Sembilan bulan lamanya, selesailah sebuah

gedung asrama ukuran 6 lokal kali 7 x 8 M. Dengen menelan biaya lebih

kurang tiga juta rupiah, atas bantuan para dermawan dan hartawan muslim.

Dan tidak dilupakan antara lain sumbangan dari saudara Barmasyah dari

Jakarta.

Pada tahun 1966 dimulai pula pembangunan asrama yang kedua,

sebesar asrama yang pertama juga. Allhamdulillah berkat usaha dan

sumbangan dari para dermawan dan hartawan Muslim, dalam tempo setahun

saja selesai pula asrama yang kedua ini. Sekarang hanya menyelesaikan

dapur dari kedua asrama kedua tersebut. Disamping memperbaiki gedung

perguruan yang masih terpaksa dipakai menanti kesanggupan untuk

mengganti dengan yang baru. Ketika itu pembangunan sedang terhenti,

karena kehabisan tenaga pembiayaan. Namun demikian Alhamdulillah

Murid-murid sudah bertambah banyak, setiap tahun semakin meningkat dan

pada ketika sejarah ini dibuat, murid-murid sudah mencapai jumlah lebih dari

 

Page 62: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

52

tiga ratus orang dari berbagai pelosok dan daerah lainnya. Dan guru-guru pun

sudah bertambah lengkap dan lebih mengembirakan.

Sekarang sedang direncanakan untuk melanjutkan bangunan-bangunan

diantaranya:

1. Gedung Perguruan Islam Thawalib dengan ruangan Aula, ruangan kelas

untuk belajar, ruangan Taman perpustakaan.

2. Mushola tempat beribadah serta tempat latihan memperkembang ilmu

pengetahuan berda’wah dan sebagainya

3. Tempat Guru-guru dan Pengawas Perguruan.

4. Dapur.

5. Kamar mandi.

Pengurus yayasan hendak mendahulukan pembangunan Mushola,

karena mushola termasuk ruang pelajaran dan pendidikan. Namun demikian

bergantung juga kepada minat perhatian para dermawan dan hartawan

Muslim seluruhnya. Kini Pengurus Yayasan Thawalib yang sedang bergiat

pada ketika ini, bukan saja hendak melanjutkan pembangunan gedung-

gedung Perguruan Islam Thawalib, akan tetapi hendak melanjutkan cita-cita

dan tujuan Thawalib semenjak bermula hendak menumbuhkan kader-kader

Alim Ulama dengan sehabis daya upaya, bersama-sama dengan Umat Islam

seluruhnya.3

3 H.M.D. Datuk Panglimo Kayo (Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang) Yayasan

Thawalib Padang Panjang.

 

Page 63: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

49

BAB IV

KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI

PONDOK PESANTREN THAWALIB PADANG PANJANG

A. Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Kegiatan Belajar Mengajar

di Pondok Pesantren Thawalib

Kiprah dakwah melalui belajar mengajar juga beliau lakukan, berawal

ketika Firdaus Tamin, BA di minta untuk mengajar di Pondok Pesantren

Thawalib pada tahun 1968. Begitu juga di lingkungan masyarakat Pondok

Pesantren Thawalib, sehingga bukan hanya santri yang mendapatkan ilmu

agama akan tetapi masyarakat lingkungan Pondok Pesantren juga dapat

memahami ilmu agama. Mereka juga dibekali beberapa dasar keimanan yang

materi pokoknya adalah pendidikan al-Qur’an dan buku-buku iqra sedangkan

materi penunjangnya meliputi: hapalan surat-surat pendek hapalan doa

sehari-hari, bacaan sholat dan prakteknya, menyanyi lagu-lagu yang

mengandung nilai-nilai islami dan lain sebagainya. Selain itu Firdaus Tamin,

BA juga mengajarkan kitab-kitab kuning diantaranya: Tarbiyah wal

azbasar’iyah, al-islamiyah, khulukal muslim, dan bulugul marrom. Metode

yang digunakan oleh Firdaus Tamin, BA di pondok pesantren adalah metode

salafi, yaitu pendidikan agama islam tradisional yang mempelajari kitab-

kitab kuning.

 

Page 64: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

50

Selanjutnya ada satu hal yang mesti kita perhatikan bahwa selama ini

yang dianggap dakwah hanyalah dakwah yang disampaikan secara lisan saja.

Seperti ceramah, khutbah dan lain-lain. Sebenarnya semua aktifitas manusia

selama itu bersifat dan mengandung ajakan terlaksananya ajaran Islam,

apapun bentuknya bisa dikategorikan dalam istilah dakwah.

Menyoroti fungsi da’I sebagai agent of change (orang yang mendorong

terciptanya perubahan) maka da’I diharapkan mampu memasuki beberapa

bidang kehidupan dalam masyarakat serta bisa memberikan perubahan.

Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa Firdaus Tamin, BA adalah seorang pengajar

dan da’I yang istikomah dalam pengamalan ilmunya.

Beliau juga dikenal sebagai guru dan da’I yang tidak beraliran keras,

sikapnya tidak berlebihan, dan selalu menerima hiwar (argumentasi orang

lain) dengan hikmah atau mau’izhah hasanah (nasihat yang baik) cita-citanya

ingin mengangkat derajat dan martabat muslimin menjadi manusia yang

berperilaku baik dalam mu’amalah kepada Allah dan kepada sesama, juga

bermartabat baik dalam perasaan, fikiran, serta perbuatan. Karakter Firdaus

Tamin, BA ini disimpulkan berdasarkan hasil pengamatan yang penulis

lakukan saat penulis mengikuti aktifitas Firdaus Tamin, BA di beberapa

tempat yang beliau ajarkan.

Firdaus Tamin, BA dalam kedudukannya sebagai pengajar serta da’I

dalam rangka menyampaikan dakwah tidak hanya dalam satu bidang, tetapi

juga menyentuh bidang-bidang yang lain untuk mencapai tujuan dakwah

 

Page 65: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

51

yaitu terealisasinya ajaran islam dalam segala aspek kehidupan sehingga

mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Firdaus

tamin, BA adalah sosok yang cerdas dan terpelajar, berani, jujur, adil, serta

penuh cinta kasih terhadap sesama. Hal ini terlihat dari mulai dakwahnya

setelah beliau menyelesaikan pendidikannya di kuliyatul ulum di Thawalib

(SMA) pada tahun 1969 dengan mengajar di pondok pesantren Thawalib,

mesjid-mesjid, mushola di daerah kelahirannya yaitu Padang Panjang.

Pada tahun 1970 pimpinan Pondok Pesantren memberikan kesempatan

kepada beliau untuk menjadi staff pengajar di pondok Pesantren Thawalib.

Kemudian pada tahun 1974 beliau pun mendapat kehormatan untuk

menduduki kursi kepemerintahan anggota DPRD Kota Padang sampai 1976.

Sehingga jika pagi beliau pergi mengajar ke Pondok Pesantren Thawalib,

menjelang siang beliau pergi ke DPRD untuk melaksanakan tugasnya

sebagai pejabat pemerintah. Ketika sore beliau baru pulang ke Thawalib dan

tinggal di asrama bersama santri lainnya.1

Metode pendidikan atau pengajaran yang digunakan oleh Firdaus

Tamin, BA di Pondok Pesantren adalah metode salafi, yaitu pendidikan

agama Islam tradisional yang mempelajari kitab-kitab kuning. Namun para

santri pun diberi bekal keterampilan dalam hal ceramah dan berkhotbah.

Disamping itu pula, beliau juga memberikan pelajaran umum. tetapi

pelajaran umum yang diberikan hanya pada waktu-waktu tertentu saja. yaitu

1 Wawancara pribadi Dengan Bapak Firdaus Tamin, BA pada tanggal 08 Maret 2010

 

Page 66: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

52

setelah zhuhur hingga waktu ashar dengan system paket, yaitu paket A untuk

SMP dan paket B untuk SMA.

Di Pondok Pesantren Thawalib, Firdaus Tamin, BA memulai dengan

mengarahkan santrinya agar dapat memahami litelatur Islam salafi dalam

bahasa aslinya dan memiliki keterampilan berdakwah. Pada setiap hari

jum’at para santri dilatih untuk mengajar dan berceramah di hadapan teman-

teman dan para ustadznya. Beberapa di antara santrinya juga memulai dilatih

berkhotbah serta mendapatkan kesempatan mengisi khutbah jum’at di masjid

pesantrennya sebanyak dua kali dalam setahun bagi yang sudah menguasai

metode khutbah. Beliau berharap akan dapat melengkapi santri-santri di

persantrennya dengan keterampilan umum, seperti Bahasa Inggris dan

komputer. keterampilan tersebut diberikan karena beliau berharap santri-

santrinya dapat menguasai keterampilan umum tersebut dan tidak gagap akan

tekhnologi.

Target yang ingin dicapai untuk para lulusan pesantren adalah agar para

santri dapat mengembangkan dan mempergunakan sebaik-baiknya

dimasyarakat ilmu yang telah dibekali di Pondok Pesantren Thawalib ini.

Sehingga alumni Thawalib ini tidak ada yang tidak berguna dimata

masyarakat. Walaupun sekurang-kurangnya menjadi Imam atau khatib di

mesjid di kampung mereka.

Adapun aktivitas di Pondok Pesantren Thawalib dimulai dari pukul 4

pagi, yaitu dengan melakukan shalat subuh berjamaah dan mengaji kitab

kuning sampai pukul 6.30 WIB. Dilanjutkan dengan persiapan belajar

 

Page 67: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

53

pelajaran umum paket A untuk tingkat SMP dan paket B untuk tingkat SMA

yang diadakan setiap hari Senin sampai Jum’at yang dimulai pukul 7.30 WIB

sampai pukul 15.00 WIB yang bertempat di ruang-ruang kelas. Materi yang

diajarkan pada paket A dan B adalah pelajaran Matematika, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Fisika, dan Akutansi.

Para ustadz yang mengajar Paket A dan B adalah para alumni dari

Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang. Diantaranya adalah

1. Rahman Yusuf, BA,

2. Zainal Arifin Dt. Maharajo Ameh,

3. H. Syawir Sulaiman,

4. H. Mukhtar Sariat,

5. Abbas Usman,

6. Drs. Abizar Lubis,

7. Drs. Abbas Arief,

8. Drs. Kasdanir Darin,

9. Miskar Dt. Bandaro Kuning, BA,

10. Aswardi, BA,

11. Maisunar Dt. Mandah Kayo.

Semua santri yang mengikuti sistem paket ini adalah seluruh santri

Pondok Pesantren Thawalib. Pesantren Thawalib juga mengadakan kegiatan

pengajian untuk masyarakat umum yang diadakan setiap hari Jum’at sore.

dengan menggunakan kitab Al-zkar An-nawawiyah. Membahas masalah

 

Page 68: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

54

ilmu Fiqh, membahas masalah doa-doa dan bermacam-macam pembahasan.

Setelah maghrib pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW sampai Isya.2

B. Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Ceramah Agama Dalam

Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

Dalam rangka menyemarakan syiar Islam, tradisi umat Islam di Indonesia

pada setiap peringatan hari besarnya secara seksama mengadakan acara yang

diadakan di berbagai tempat. Begitu pula dengan pondok pesantren Thawalib

yang secara rutin mengadakan peringatan hari besar islam seperti: tahun baru

hijriyah (1 Muharam), maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj dan lain

sebagainya. Dengan menghadirkan para penceramah yang sudah popular

dengan jama’ah dari berbagai pondok pesantren dan ini merupakan suatu

bentuk penghormatan dan kepedulian kita terhadap kelestarian agama

semakin terjalin persaudaraan sesame muslim.

Disamping kegiatan-kegiatan lainnya pun diadakan seperti kreasi

kegiatan ini diadakan menjelang maulid atau menjelang puasa. Kegiatan

rekreasi ini bukan hanya bertujuan untuk berlibur semata tetapi diikuti

dengan ziarah-ziarah para wali atau ulama.

C. Kiprah dakwah Firdaus Tamin, BA Dalam Bentuk Bakti Sosial

Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi Imani. Yang

memanifestasikan dalam bidang kemasyarakatan yang dilakukan secara

teratur untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertindak dalam

rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua kehidupan

2 Wawancara pribadi Dengan Bapak Firdaus Tamin, BA pada tanggal 08 Maret 2010

 

Page 69: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

55

yang menggunakan cara tertentu. Adapun cara yang dilakukan oleh pondok

pesantren Thawalib diantaranya: santunan kepada fakir miskin, yatim piatu

dan para lansia. Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan hari-hari besar

Islam terutama pada bulan Muharam.

Kegiatan yang bersifat sosial ini meliputi pemberian santunan kepada

fakir miskin seperti meliputi pemberian santunan kepada fakir miskin seperti

seorang janda yang harus mengurus anak-anaknya. Anak yatim piatu dan

juga para lansia yang lemah dalam hal fisik dan jompo. Adapun jenis

santunan yang diberikan berupa uang dan sembako. Sedangkan dana yang

dihimpun untuk menunjang kegiatan ini yaitu dari para jamaah Pondok

Pesntren Thawalib, para santriwan dan santriwati dan para donatur-donatur

tetap. tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk membantu

meringankan beban hidup mereka dan untuk membantu kesejahteraan masa

depan mereka. Disamping itu selain untuk mencari ridhanya Allah SWT

semata, agar jamaah dam masyarakat termotivasi dan ikut serta untuk ambil

bagian dalam program tersebut

D. Faktor pendukung dan penghambat Firdaus Tamin, BA di Pondok

Pesantren Thawalib

1. Faktor Pendukung

Faktor yang mendukung Firdaus Tamin, BA dalam menjalani sebagai

pemimpin ialah, adanya 2 organisasi di pondok pesantren tersebut

diantaranya PETAS atau OSIS (Pelajar Thawalib Sepakat) dan

 

Page 70: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

56

IPASTHA ( Ikatan Penghuni Asrama Thawalib) yang setiap tahun

diadakannya pergantian pengurus.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat bagi Firdaus Tamin, BA yang harus dihadapi dari

berbagai pihak diantaranya para ustadz, yang mendidik para santrinya

dengan kekerasan yang selama ini masih sangat menjamur di pondok

pesantren Thawalib. sikap kekerasan ini juga di terapkan oleh para

santriwan dan santriwati yang mendapat jabatan sebagai pengurus

PETAS dan IPASTHA. Padahal Firdaus Tamin, BA tidak menerapkan

sikap dan tindakan yang keras terhadap santri-santrinya tetapi

mengajarkan kedisiplinan, keagamaan, sikap sopan santun, dan

ketakwaan kepada Allah SWT.

 

Page 71: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

57

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan dan uraian dari bab sebelumnya yang

dilakukan penulis, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Kegiatan Belajar Mengajar di

Pondok Pesantren Thawalib yaitu Firdaus Tamin, BA dalam kedudukannya

sebagai pengajar serta da’I dalam rangka menyampaikan dakwah tidak hanya

dalam satu bidang, tetapi juga menyentuh bidang-bidang yang lain untuk

mencapai tujuan dakwah yaitu terealisasinya ajaran Islam dalam segala aspek

kehidupan sehingga mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan

akhirat. Mereka juga dibekali beberapa dasar keimanan yang materi pokoknya

ialah pendidikan Al-Qur’an, buku-buku iqra dan materi penunjangnya

meliputi: hapalan surat-surat pendek, hapalan doa sehari-hari, bacaan sholat

dan prakteknya menyanyikan lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai islami.

Selain itu Firdaus Tamin, BA juga mengajarkan kitab-kitab kuning yang

diantaranya Tarbiyah Wal Azbasar’iyah, Al-Islamiyah, Khulukal Muslim, dan

Bulugul Marrom. Metode yang digunakan oleh Firdaus Tamin, BA di

perguruan adalah metode salafi, yaitu pendidikan agama Islam tradisional

yang mempelajari kitab-kitab kuning.

 

Page 72: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

58

1. Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Melalui Ceramah Agama Dalam

Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) mengadakan peringatan hari besar

islam seperti: tahun baru hijriyah (1 Muharam), maulid Nabi Muhammad

SAW, Isra Mi’raj dan lain sebagainya. Dengan menghadirkan para

penceramah yang sudah popular dengan jama’ah dari berbagai perguruan

dan ini merupakan suatu bentuk penghormatan dan kepedulian kita

terhadap kelestarian agama semakin terjalin persaudaraan sesama muslim.

Disamping kegiatan-kegiatan lainnya pun diadakan seperti kreasi kegiatan

ini diadakan menjelang maulid atau menjelang puasa. Kegiatan rekreasi ini

bukan hanya bertujuan untuk berlibur semata tetapi diikuti dengan ziarah-

ziarah para wali atau ulama.

2. Kiprah dakwah Firdaus Tamin, BA Dalam Bentuk Bakti Sosial adalah

kegiatan yang bersifat sosial ini meliputi pemberian santunan kepada fakir

miskin seperti meliputi pemberian santunan kepada fakir miskin seperti

seorang janda yang harus mengurus anak-anaknya. Anak yatim piatu dan

juga para lansia yang lemah dalam hal fisik dan jompo. Adapun jenis

santunan yang diberikan berupa uang dan sembako. Sedangkan dana yang

dihimpun untuk menunjang kegiatan ini yaitu dari para jamaah Perguruan

Thawalib, para santriwan dan santriwati dan para donatur-donatur tetap.

tujuan diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk membantu meringankan

beban hidup mereka dan untuk membantu kesejahteraan masa depan

mereka.

 

Page 73: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

59

3. Faktor yang mendukung Firdaus Tamian, BA dalam menjalani sebagai

pemimpin ialah, terbentuknya 2 organisasi di pondok peantren tersebut di

antaranya PETAS dan IPASTHA yang setiap tahun diadakannya

pergantian pengurus.

Faktor penghambat bagi Firdaus Tamin, BA yang harus dihadapi dari

berbagai pihak diantaranya para ustadz yang mendidik para santrinya dengan

kekerasan yang selama ini masih menjamur di Perguruan Thawalib.

Setelah penelitian ini dilakukan penulis mengambil kesimpulan bahwa

Firdaus Tamin, BA adalah seorang pengajar dan da’i yang istikomah dalam

pengalaman ilmunya. Beliau juga sangat dikenal sebagai guru dan da’i yang

tidak beraliran keras, sikapnya yang tidak berlebihan, dan selalu menerima

argumentasi dari orang lain dengan hikmah atau mau’izhah hasanah sehingga

beliau bercita-cita ingin mengangkat derajat dan martabat muslimin menjadi

manusia yang berperilaku baik dalam mu’amalah kepada Allah dan kepada

sesama, juga bermartabat baik dalam perasaan, fikiran serta perbuatan.

Adapun kiprah dakwah Firdaus Tamin, BA dilakukan tidak hanya

ceramah di Pondok Pesantren saja, akan tetapi pada saat Peringatan Hari Besar

Islam, Khotbah Jum’at, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, maupun

undangan-undangan ceramah di Padang Panjang. beliau juga berkipah melalui

bakti sosial yang dilakukan di beberapa daerah yang membutuhkan khsusnya

di Pondok Pesantren Yatim Piatu, Panti Jompo, dan masyarakat yang benar-

benar membutuhkan.

 

Page 74: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

60

Adapun metode dakwah yang digunakan oleh Firdaus Tamin, BA

berupa dakwah bil lisan dan bil hal. Bil lisan dalam hal ini dapat dilihat dari

beberapa aktivitas Firdaus Tamin, BA mengajar, dan ceramah dengan

menyampaikan hal yang baik dan dengan tegas menerangkan mana yang haq

dan mana yang bathil. Sedangkan dakwah bil hal yang dilakukan oleh Firdaus

Tamin, BA adalah meliputi keseharian beliau yang ramah, sopan, dan disiplin

dalam beribadah. Adapun yang menjadi objek dakwah Firdaus Tamin, BA

adalah seluruh umat Islam yang mau melakukan perubahan menuju ke arah

perbaikkan.

Adapun efek yang didapat oleh para santri adalah mereka mendapatkan

pendidikan dari Firdaus Tamin, BA bertambahnya pemahaman tentang

keislaman yang sangat mendalam disbanding sebelum belajar dengan Firdaus

Tamni, BA. Karena dapat dilihat dari segi sosial para santri yang merasa lebih

memiliki jiwa solidaritas yang tinggi dengan saling menghormati dan

menyayangi satu sama lain seperti keteladana Firdaus Tamin, BA yang beliau

lakuan dalam kesehariannya.

B. Saran

1. Kepada Bapak Firdaus Tamin, BA alangkah baiknya jika metode yang

digunakan bukan hanya ceramah dan mengajar saja akan tetapi dengan

metode Tanya jawab.

2. Sarana dan prasarana yang belum tersedia dengan baik hendaknya

diperbaiki dengan segera guna memperlancar proses belajar santri dan

dakwah Firdaus Tamin, BA.

 

Page 75: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

61

3. Kepada para santriwan dan santriwati jadilah anda panji-panji dakwah

yang ikhlas dalam beramal. Jika keikhlasan sudah menjadi pondasi bagi

anda dalam segala hal, maka anda termasuk hamba-hamba Allah uyang

mendapatkan keridhaan-Nya

4. Bagi para aktivis dakwah di pondok pesantren Thawalib Padang Panjang,

hendaklah anda berpegang teguh kepada Akidah Ahlussunnah wal Jamaah

dan berhati-hatilah terhadap gerakan-gerakan Islam dan aliran-aliran yang

berusaha untuk merubah ajaran-ajaran Islam yang diajarkan oleh

Rasulullah SAW.

 

Page 76: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

60

DAFTAR PUSTAKA

…………, Retorika dakwah dan publisistik dalam kepemimpinan, Surabaya:

usaha Offset Printing, 1992,

Affandi, Bisri, Beberapa Percikan Jalan Dakwah. Surabaya: Fakultas Dakwah

Surabaya, 1984

al-Isfahani, Al-Raghib, Mufradat al-Qur’an Beirut: Dar al-Mishriyya, t.th.

Arifin, M., Ilmu Pendidikn Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Ar-Rafi’I, Mustofa, Potret Juru Dakwah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002

Bungin, Burhan, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003

Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Dr. Kartini Kartono Jakarta,

Raja Grafindo Persada, 2004 Cet. 9

Darmawan, Andy, Metodologi Ilmu Dakwah, Yogyakarta: LESFI, 2002

Daud, Habibah dan Daud, Ali Moh., Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Ensiklopedia Indonesia, Jakarta:PT. Ikhtiar Ouve, 1992

Ensiklopedia Islam, Jakarta; Depag, 1992/1993.

Ensiklopedia Nasional Indonesia,

Fatmawati Ade Sofyan, Dakwah di TV: Analisis Terhadap Mimbar Da’i dan

Da’iyah di TPI dalam Perspektif dakwah, Jurnal Kajian Dakwah dan

Komunikasi, Vol. VIII, No. 2, (Novermber 2006)

Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya 1997

H.M.D. Datuk Panglimo Kayo (Sejarah Perguruan Thawalib Padang Panjang)

Yayasan Thawalib Padang Panjang.

Habib, M. Syafaat, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1982, Cet. Ke-1.

Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996

 

Page 77: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

61

Hasjmy, A., Dustur Dakwah Menurut Al-Qur’an Jakarta: Bulan Bintang, 1994

Hefni, H.Munzier Suparta dan Harjuni, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media,

2003

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Jakarta: Balai Pustaka 1990

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

M. Natsir, Fiqhud Dakwah,

Mas’udi, Masdar F., et-al., Direktori Pesantren, Jakarta: P3M, 1986

Muhyidin, Asep, Metode Pengembangan Dakwah, bandung: Pustaka Setia, 2002

Munawar, Ahmad Warsan, Al-Munir, Kamus Arab Indonesia, H.A., Hafidz

Dazuki, dkk. Ensiklopedi Islam, Soejoko Prasojo, et-al., profil Pesantren

dan Hasil Penelitian Pesantren AL-Falaq dan Delapan Pesantren Lainnya

di Bogor, Jakarta: LP3ES, 1982,

Nasir, Fiqhu Dakwah, Jakarta, Media Dakwah, 2000

Purwodarminta, W.J.S, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1976

Razak, Nasaruddin, Metodologo Dakwah, Semarang, Toha Putra 1976.

Rukmana, Nana, , Masjid dan Dakwah, Jakarta, Al-Mawarddi Prima, 2002

Sa’id Al-Qahthan, menjadi da’I yang sukses, Jakarta: Gema Insani, 2005

Sa’id Al-Qahthan, menjadi da’I yang sukses,( Jakarta: Gema Insani, 2005)

Sayuti Farid, Imam dan Jaabbar Aldan, Abd, Tafsir Dakwah Surabaya, Fak

Dakwah IAIN Sunan Ampel 1989

Shahih Muslim, Imam Muslim, ,Indonesia; Dar Ilya al-Kutub al-Arabiyah, tth, Juz

II. Kitab al-ihni, bab Man Sanna Saunnatan Hasanatan,

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

Jakarta: Lentera Hati, 2005, cet. Ke-IV

Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran, Bandung, Mizan, 2000

Shihab, Quraisy, Memberikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat

 

Page 78: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

62

Suharsimi, Arikunto, , Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002

Syakir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983

Umam, Coirul, Rahasia keberhasilan Dakwah K.H. Zainuddin MZ, Surabaya;

Ampel Suci, 1994

Zaidsan, Abdul Karim, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Jakarta: Media Dakwah,

1984, Yusuf, Metode Dakwah,

 

Page 79: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

LAMPIRAN-LAMPIRAN

 

Page 80: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

LEMBAR KETERANGAN HASIL WAWANCARA

Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal

08 Maret 2010 Pukul 09.47 WIB, dengan

Nama : Firdaus Tamin, BA

Profesi : Pengajar/Ustadz

(Pimpinan Pondok Pesantren Thawalib)

Alamat : Jln.A. Hamid Hakim No. 12 Padang Panjang Sumatera

Barat.

1. T. Sejak kapan bapak Firdaus Tamin, BA mulai menjalankan Dakwah?

J. Saya mulai belajar dakwah bulan Januari tahun 1970. Mulanya yamat di

Kuliyatul Ulum (SMA) Thawalib pada tahun 1969 sampai Desember

1969. Ketika itu Pimpinan Thawalib meminta saya untuk mengajar di

Thawalib ini. “kamu janganlah kemana-mana. Disini saja! tahun baru

kamu masuk lagi.” Dan saya diminta untuk mengajarkan tauhid dan akhlak

tasawwuf.

2. T. Apa Visi, Misi, serta Tujuan dakwah bapak Firdaus Tamin, BA selama

ini?

J. Visi, Misi, serta Tujuan saya dalam berdakwah menyiarkan agama Islam

dan mengembangkan ajaran Islam dikalangan Pondok Pesantren dan

masyarakat.

 

Page 81: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

3. T. Bagaimana latar belakang pendidikan bapak Firdaus Tamin, BA?

J. Saya belajar di SD Sijunjung Kabupaten Sijunjung, lulus pada tahun 1958.

Saya melanjutkan pendidikan SMP di Kabupaten Sijunjung pada tahun

1961. Kemudian melanjutkan di Thawalib namanya Thawalib bagian B.

Kemudian pada tahun 1966 saya meneruskan pendidikan saya di Kuliyatul

Ulum Thawalib lulus pada tahun 1969. Kemudian mengajar di pondok

pesantren ini sekaligus Persiapan Kuliah di IAIN Imam Bonjol Padang

Panjang pada tahun 1971 hingga lulus. Pada tahun 1970 Pimpinan

memberikan kesempatan saya untuk menjadi staff pengajar di pondok

pesantren ini. Pada tahun 1974 saya diberi kesempatan untuk menduduki

kursi anggota DPRD sampai tahun 1976. jadi kalau pagi mengajar,

menjelang siang saya ke DPRD, menjelang sore saya baru pulang ke

Thawalib dan tinggal di asrama.

4. T. Bagaimana Kiprah dakwah bapak Firdaus Tamin, BA melalui kegiatan

belajar mengajar di Pondok Pesantren Thawalib?

J. Proses kiprah dakwah yang saya lakukan melalui belajar mengajar itu

berawal ketika saya di minta untuk mengajar di Pondok Pesantren ini pada

tahun 1968. Begitu juga di lingkungan masyarakat Pondok Pesantren

Thawalib, sehingga bukan hanya santri yang mendapatkan ilmu agama

akan tetapi masyarakat lingkungan Pondok Pesantren juga dapat

memahami ilmu agama.

 

Page 82: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

5. T. Bagaimana kiprah dakwah bapak Firdaus Tamin, BA melalui ceramah

agama dalam Peringatan Hari Besar Islam di Pondok Pesantren

Thawalib?

J. kiprah dakwah yang saya lakukan ini tidak hanya ceramah di Pondok

Pesantren jada pada saat ada Peringatan Hari Besar Islam, akan tetapi

ketika khotbah jum’at, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW,

maupun undangan-undangan ceramah di Padang Panjang ini.

6. T. Bagaimana Kiprah Dakwah bapak Firdaus Tamin, BA melalui bakti sosial

di Pondok Pesantren ini?

J. Jadi kiprah dakwah melalui bakti sosial ini, saya lakukan di beberapa

daerah yang membutuhkan khususnya di Pondok Pesantren anak-yatim,

panti jompo, dan masyarakat yang benar-benar sangat membutuhkan. dan

saya tidak ingin bakti sosial ini atas nama saya pribadi. Akan tetapi

mengatasnakmakan Pondok Pesantren Thawalib. karena saya ingin

meneruskan cita-cita para Pimpinan Pondok Pesantren terdahulu bahwa

berdakwah bukan hanya ceramah, akan tetapi berdakwah dalam hal

apapun.

7. T. Dari mana dana yang di keluarkan untuk menunjang aktivitas bapak di

Pondok Pesantren Thawalib?

J. Dana yang di gunakan berasal dari bantuan kaum muslimin yang berasal

dari para dermawan tempat saya mengajar di masjid-masjid dan mushola.

Dan dana yang di dapat dari sedikit bayaran santri.

 

Page 83: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

8. T. Apa Faktor pendukung dan penghambat selama bakap memimpin

Pesantren ini?

J. Faktor pendukungnya di pondok Pesantren ini ada 2 organisasi yaitu:

PETAS (Pelajar Thawalib Sepakat) dan IPASTHA (Ikatan Penghuni

Asrama Thawalib). PETAS itu sama dengan OSIS. setiap tahun sekali ada

pertukaran pengurus. Faktor pengambatnya banyak rintangan yang harus

dihadapi dari berbagai pihak. Diantaranya santriwan, santriwati, maupun

para ustadz. Yang mendidik mereka dengan sikap yang terlalu keras.

Hingga sampai saat ini penyakit ini masih menjamur di Pondok Pesantren

ini. “Jadi, janganlah terlalu keras untuk mendidik, karena Pondok ini

bukan Pondok bukan mengajarkan kekerasan, tetapi mengajarkan

kedisiplinan, keagamaan, sikap sopan santun, dan ketakwaan kepada Allah

SWT.

9. T. Apakah ada pengajian untuk masyarakat di Pondok Pesantren?

J. Kegiatan untuk masyarakat umum adalah pengajian setiap hari jum’at

sore. Menggunakan kitab Al-azkar An-nawawiyah. Membahas masalah

Ilmu fiqih, membahas masalah doa-doa dan bermacam-macam

pembahasan setelah maghrib Pembacaan maulid Nabi Muhammad SAW

sampai Isya.

10. T. Apa Target bapak untuk para lulusan Pesantren Thawalib ini?

J. Target yang ingin dicapai untuk para lulusan mereka sudah dibekali Ilmu

di pondok ini, kembangkanlah dan pergunakanlah dimasyarakat. Sampai

saat ini Alhamdulillah asal alumni Thawalib ini tidak ada yang tidak

 

Page 84: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

berguna dimata masyarakat. Sekurang-kurangnya menjadi Imam atau

khatib di mesjid di kampung mereka.

11. T. Metode apa saja yang bapak gunaka dalam dakwah?

J. Metode yang saya gunakan metode bil hal dan bil lisan. yaitu memberikan

contoh yang baik dalam ibadah dan ketakwaan, kedisiplinan, tata kerama

dan sopan santun.

12. T. Melihat kondisi saat ini, menurut bapak apa tantangan dakwahnya?

J. tantangan yang harus saya hadapi adalah teknologi yang semakin canggih,

khususnya masyarakat telah mengenal yang namanya internet. Banyak dari

para santriwan, santriwati maupun masyarakat kita menggunakan internet

untuk berbuat bathil sehingga banyak dari mereka terjelembab karena

menggunakan fasilitas yang ada tidak sesuai Jadi, pandai-pandailah

memilah-milah yang mana yang baik dan yang tidak.

13. T. Bagaimana hasil dakwah bapak Firdaus Tamin, BA di Pondok Pesantren

Thawalib??

J. Firdaus Tamin, BA adalah sosok guru yang tegas, berilmu, teliti. Sehingga

didalam praktek kehidupannya seharian, jika ada santri yang tidak

disisplin akan di tegur. Sehingga hasil dakwah yang selama beliau jalani

selama hidupnya membuahkan hasil yang baik terhadap santri-santrinya

maupun para ustadz-ustadznya.

 

Page 85: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Bapak Firdaus Tamim, BA

Pimpinan Pondok Pesantren Thawalib

Padang Panjang Sumatera Barat

 

Page 86: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Koleksi Kitab Bapak Firdaus Tamin, BA

Foto Bersama Bapak Fisdaus Tamin, BA

(Pimpinan Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang)

 

Page 87: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Kediaman Bapak Firdaus Tamin, BA

Masjid Pondok Pesantren Thawalib

Padang Panjang Sumatera Barat

 

Page 88: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Halaman Depan Asrama Santriwan Pondok

Pesantren Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat

Laboraturium Bahasa dan Komputer

Di Pondok Pesantren Thawalib

 

Page 89: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Kiprah Dakwah Firdaus Tamin, BA Dalam Kegiatan

Belajar Mengajar di Pondok Pesantren Thawalib

 

Page 90: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

 

Page 91: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

 

Page 92: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

 

Page 93: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

 

Page 94: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Halaman Depan Gerbang

Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang

Sumatera Barat

 

Page 95: KIPRAH DAKWAH FIRDAUS TAMIN, BA MELALUI PERGURUAN …

Menara Gerbang Pondok pesantren

Thawalib Padang Panjang Sumatera Barat