majalah jiwaraga edisi iii 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

36
Diterbitkan oleh : Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga Edisi III Tahun 2015 Edisi III Tahun 2015 Edisi III Tahun 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Diterbitkan oleh :Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga

Edisi III Tahun 2015Edisi III Tahun 2015Edisi III Tahun 2015

Page 2: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

una memperingati Hari Kemerdekaan

GRI ke 70, Pemerintah Kota Salatiga menggelar upacara di lapangan

Pancasila. Hadir pada acara tersebut Pimpinan DPRD beserta segenap anggota DPRD.

Pada kesempatan itu, Ketua DPRD Salatiga, M. Teddy Sulistio, SE berkenan membacakan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Selain unsur DPRD, segenap Forkompinda, Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kota Salat iga serta dar i unsur pendid ikan, masyarakatpun antusias menyaksikan upacara

tersebut.(ss/wj).

DPRD SalatigaDPRD SalatigaUpacara Peringatan HUT ke 70 Republik Indonesia Upacara Peringatan HUT ke 70 Republik Indonesia

DPRD SalatigaUpacara Peringatan HUT ke 70 Republik Indonesia

Lensa

2 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Foto: budi’sFoto: budi’sFoto: budi’s

Page 3: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Redaksi

ota Salatiga merupakan miniatur kerukunan umat beragama dan etnis di Indonesia, kondisi

Kmasyarakat yang beragam dari berbagai suku, bahasa, dan agama di Salatiga selama ini bisa hidup rukun. Hal ini nampak dari heterogenitas agama dan etnis yang ada di Salatiga.

Dengan begitu, Salatiga merupakan model yang tepat untuk dijadikan miniatur kerukunan umat beragama dan etnis.

Puluhan suku bangsa ada di Salatiga. Ini perlu dipertahankan karena selama ini terbukti terjalin kerukunan. Dalam konsep pembangunan kawasan Indonesia mini di Salatiga, perlu dibangun rumah-rumah adat yang mencerminkan suku-suku di Indonesia. Meskipun selama ini keberagaman suku-suku dan agama itu telah ditunjukkan dengan berbagai cara, diantaranya dengan pentas kesenian yang menampilkan adat dari suku-suku yang ada.

Dengan dasar miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia itulah, Kota Salatiga telah dipilih berbagai kota lain untuk menimba ilmu. Bahkan, kota-kota dari luar Jawa juga memberikan apresiasi akan rukunnya agama-agama dan berbagai etnis yang ada di Salatiga ini, termasuk Kota Bandar Lampung yang telah berkunjung ke Salatiga.

Redaksi

3

Daftar Isi4 Redaksi: Salatiga Perlu Membangun Kawasan Indonesia Mini

6 Mimbar: Salatiga Kota Bhinneka Tunggal Ika; Bantuan Hibah Surat Edaran Baru Mendagri menjadi Solusi;Upacara Bendera Wujudkan Jiwa Patriotisme.

20 Artikel: Melestarikan Pesinden di Era Modern.

11 Wacana: Silpa Terus Melonjak, Prestasi Buruk bagi Pemerintah.

12 Laporan Utama: e-Government... ya Harus !; Pemimpin yang Baik, Warga akan Merasa Aman dan Nyaman; Proposal tidak Cair, Tujuan Hibah Bansos untuk Memberdayakan Masyarakat tidak Tercapai; Warga Salatiga Menjunjung Nilai-Nilai Kebhinnekaan; Tanamkan Kesadaran Kemerdekaan kita Diraih dengan Perjuangan; Kebutuhan Pangan jangan Ketergantungan.

26 Opini: SIMADU POLRES, Sistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu.

28 Warta: Seputar Kegiatan Kota Salatiga.

33 Profil: Bambang Wiryawan, Inspirasi Kedermawanan Warga Salatiga

34 Rileks: Tebak Wajah Jiwaraga 28.

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

EDISI III Tahun 2015

Diterbitkan oleh : SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA. PENASEHAT : Ketua DPRD, M. Teddy Sulistio, SE; Wakil Ketua DPRD, M. Fathur Rahman, SE., MM; PEMBINA : Wakil Ketua DPRD, Ir. Hj. Diah Sunarsasi; PENGARAH : Sekretaris DPRD : Drs. V.T. Haribowo; PEMIMPIN REDAKSI : Kepala Bagian Humas, Rumah Tangga dan Perpustakaan, Kukuh Ngudiono, SIP; REDAKTUR PELAKSANA : Kepala Sub Bagian Humas, Budi Susilo, S.Sos; KOORDINATOR LIPUTAN : Inna Kartikasari, S.Pt, MM; PELIPUT/PENYUNTING : Ign. Budi Kristiawan, Esti Priyanti, Lukman Fahmi, S.HI, Dwi Kadarsih, Devyna Kristiyani; Sudibyo, Fatih Ashthifani, Hari Oktavia; SETTING & LAY OUT : Putra Karya Offset; DISTRIBUSI : Udiono, Kusno dan distributor Kelurahan se-Kota Salatiga; ALAMAT REDAKSI : SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SALATIGA, Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326674.

Redaksi menerima sumbangan naskah, tulisan, karikatur. Redaksi berhak mengubah atau mengedit tanpa menghilangkan esensinya. Tulisan/naskah yang dilengkapi foto dialamatkan ke Humas Sekretariat DPRD Kota Salatiga Jl. Letjend. Sukowati 51 Salatiga, atau ke email: [email protected]. Bagi yang dimuat, akan mendapat imbalan.

Jendela Informasi Wakil Rakyat SalatigaJendela Informasi Wakil Rakyat SalatigaJendela Informasi Wakil Rakyat Salatiga

iwaragaiwaragaiwaragaJJJ

Salatiga PerluSalatiga PerluMembangun Kawasan Indonesia MiniMembangun Kawasan Indonesia Mini

Salatiga PerluMembangun Kawasan Indonesia Mini

Page 4: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

4 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

etua DPRD Kota Salatiga, M.Teddy Sulistio

KSE mengatakan, idealnya membangun suatu bangsa berarti harus membangun

jiwa dulu bukan badan.Bahwa ketika kita ingin membangun badan, kita

harus terlebih dahulu harus membangun jiwa.Da lam ar t i , ke t ika ing in me lakukan

pembangunan, baik pembangunan fisik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya, seharusnya terlebih dahulu dilakukan pembangunan jiwa seluruh rakyat termasuk para pemimpin bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila, dan bukan nilai-nilai yang lain.

Hal tersebut disampaikannya dalam seminar kebangsaan yang mengusung tema ”Memperkokoh penerapan nilai luhur budaya bangsa sebagai modal utama menuju Indonesia Emas 2045”. Seminar sehari ini merupakan wadah komunikasi antar semua elemen masyarakat Salatiga.

Hadir dalam seminar ini segenap jajaran Forkompinda, tokoh masyarakat dan tokoh agama,

pelajar dan mahasiswa Kota Salatiga.(ss/wj)

FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH

MembangunMembangunMembangunJiwa Masyarakat SalatigaJiwa Masyarakat SalatigaJiwa Masyarakat Salatiga

PemimpinnyaPemimpinnyaPemimpinnya

Foto: boedy’s

Page 5: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Surat Pembaca

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 5

ering terjadinya kecelakaan lalu lintas

Sdi Jalan Lingkar Salatiga sangat memprihatinkan, kurangnya rambu-

rambu lalu lintas dan lampu penerangan jalan disamping medan yang menanjak dan menurun membuat pengemudi harus extra hati-hati. Kejadian terakhir bus dari Bantul yang melaju dari arah Kopeng mengalami rem blong.

Melihat kejadian kecelakaan ini perlu perhatian dari instansi terkait terutama untuk perempatan Salib Putih yang sering terjadi kecelakaan. Pembuatan jalur penyelamatan untuk mengatasi kendaraan yang mengalami rem blong atau pun dengan pembangunan fly over bisa dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah kecelakaan di daerah rawan ini disamping juga penambahan rambu-rambu dan lampu penerangan tentunya.

Mohon Pemerintah Kota terutama dinas terkait bisa mengkaji solusi ini, kita tak ingin ada korban lagi jangan sampai ada anggapan bahwa JLS adalah jalur tengkorak yang ada membuat seram kota kita ini.

Syafaat, Kecandran

Salatiga

Aksi Pemkot AtasiAksi Pemkot AtasiDaerah Rawan KecelakaanDaerah Rawan Kecelakaan

Aksi Pemkot AtasiDaerah Rawan Kecelakaan

PengelolaanPengelolaandan Pemeliharaan Sumber Airdan Pemeliharaan Sumber Air

Pengelolaandan Pemeliharaan Sumber Air

Karikatur

aya sangat prihatin melihat kondisi

Ssungai yang ada Kota Salatiga, saat musim kemarau sungai-sungai

tersebut ibaratnya hanya sebuah selokan, dan kadang tak ada air sama sekali. Ini sangat mengkhawatirkan di daerah lain telah terkena bencana kekeringan maka kita di Salatiga tentunya tidak ingin mengalami hal serupa.

Peran Pemerintah Kota untuk memikirkan hal ini sangat diperlukan. Sehingga tidak terjadi masalah kekurangan air dikemudian hari. Pemeliharaan daerah resapan air di hulu terutama di daerah aliran sungai sangat dibutuhkan. Disamping juga reboisasi lahan kosong, sehingga cadangan air tanah akan meningkat. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola dan memelihara sumber air, dibantu peran serta masyarakat .

Dinas Bina Marga dan Pengelolaan Sumber Daya Air dan Kantor Lingkungan Hidup bisa bersinergi agar kelestarian air untuk anak cucu kita tetap terjamin, ayo diadakan lagi Gerakan Menanam Pohon dan pembagian bibit pohon gratis untuk masyarakat. Kami tunggu aksinya !

Abi Ridho, Nanggulan

Salatiga

dagelan PUNAKAWANOleh : Gatot RNapak Tilas

Page 6: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Mimbar

Perbedaan pada hakikatnya sudah ada

sejak awal perjalanan manusia.

Selain asal-muasal kita itu berbeda, manusia juga

mempunyai kebebasan untuk memilih

apa yang menjadi keinginan dan tujuan kita.

Untuk menjaga agar semua tetap sesuai dengan

nilai-nilai sosial dan nilai-nilai

yang ditanamkan pendiri dan pahlawan bangsa,

yaitu persatuan dan kesatuan Indonesia,

Maka jawaban yang paling tepat adalah

saling menghormati dan menghargai perbedaan.

ak perlu diragukan lagi, Salatiga adalah

Tsalah satu kota paling toleran dalam kehidupan beragama. Tak hanya soal

agama, kehangatan masyarakat Salatiga terhadap para pendatang, menjadi nilai lain. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan hal yang mendasari perilaku masyarakat Salatiga dalam pergaulan sehari-hari. Kalimat singkat yang memiliki arti begitu dalam mewakili seluruh sendi kehidupan masyarakat ini benar-benar telah dijadikan sebagai perilaku masyarakat di Kota Salatiga.

Di Salatiga ada Kelenteng Hok Tek Bio, kelenteng ini adalah terbesar di Kota Salatiga dan merupakan saksi bisu berkembangnya kawasan pecinan di Kota Salatiga. Kelenteng yang berada di Jalan Letjen Sukowati ini diperkirakan dibangun pada sekitar 1837. Keberadaan kelenteng ini sekaligus menjadi simbol masuknya ajaran Tridharma di Salatiga yang saat itu berstatus kawasan perdikan.

Ada juga Gereja Kristen Jawa Salatiga Selatan atau Sinode Gereja-gereja Kristen Jawa (disingkat GKJ) didirikan pada tanggal 17 Februari 1931 adalah sebuah ikatan kebersamaan Gereja-gereja Kristen Jawa yang seluruhnya berjumlah 307 gereja yang terhimpun dalam 32 klasis dan tersebar di 6 provinsi di pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Masih banyak Gereja-gereja yang ada di Salatiga.

Bagi Umat Islam, Masjid Agung Salatiga atau biasa disebut Masjid Raya Darul Amal merupakan masjid termegah di Salatiga. Masjid ini terletak di Jalan Tentara Pelajar, kompleks Lapangan Pancasila, dan

masjid ini mulai direnovasi pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2010.

Bicara tentang masjid di Salatiga, jika kita mau menyusuri jalan-jalan kampung sempit, ada juga sebuah bangunan yang cukup menarik.Bangunan tersebut bernama Masjid Damarjati. Masjid ini terletak disebuah gang di Jalan Beringin, Krajan, Salatiga. Menurut informasi, Masjid Damarjati merupakan masjid tertua di Salatiga.

Memang tidak tampak kesan istimewa bangunan Masjid Damarjati dari luar, yang sudah seperti bangunan baru. Namun masjid ini merupakan cikal bakal sejarah penyebaran ajaran agama Islam di Kota Salatiga. Masjid Damarjati merupakan masjid pertama dan tertua yang dibangun di Kota Salatiga.

Salatiga memiliki IAIN yang merupakan hasil alih status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. IAIN Salatiga adalah Perguruan

Jiwaraga, Edisi III Tahun 20156

Kota Bhinneka Tunggal IkaKota Bhinneka Tunggal IkaKota Bhinneka Tunggal Ika

SalatigaSalatigaSalatiga

Foto: boedy’s

M. Teddy Sulistio, SEM. Teddy Sulistio, SEM. Teddy Sulistio, SE

Ketua DPRD akan membacakan teks UUD45 pada upacaraKetua DPRD akan membacakan teks UUD45 pada upacaraHUT RI ke 70 di lapangan Panasila Salatiga.HUT RI ke 70 di lapangan Panasila Salatiga.Ketua DPRD akan membacakan teks UUD45 pada upacaraHUT RI ke 70 di lapangan Panasila Salatiga.

Page 7: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Tinggi Islam Negeri untuk belajar menggali ilmu dan meniti karir keilmuan dan profesionalitas.

Ada juga Universitas Kristen Satya Wacana. Universitas ini merupakan universitas swasta tertua dan salah satu yang terbaik di Indonesia,

Masih banyak lagi perbedaan-perbedaan yang ada di Salatiga. Maka tidak salah jika Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistio, SE menyebut Salatiga dengan sebutan Kota Bhinneka Tunggal Ika. Karena selain Bhinneka Tunggal Ika merupakan sebuah kalimat yang sering didengungkan dalam setiap kesempatan oleh bangsa kita, kalimat ini juga menjadi semboyan yang mendasari perilaku masyarakat Salatiga dalam pergaulan.

“Kalimat singkat ini memiliki arti begitu dalam, untuk mewakili seluruh sendi kehidupan masyarakat kita. Bhinneka Tunggal Ika perlu kita dengungkan terus di kota ini, karena Salatiga merupakan miniatur Indonesia” kata M. Teddy Sulistio, SE.

I d e Ke tua DPRD da l am menggagas pembentukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Wawasan Kebangsaan merupakan nilai tambah tersendiri bagi Kota Salatiga. Nantinya, Perda Wawasan Kebangsaan ini akan menjadi satu-satunya Perda di Indonesia.

“Bisa jadi Perda ini menjadi percontohan di Indonesia. Sebab, kondisi masyarakat yang beragam dari berbagai suku, bahasa, dan agama di Indonesia selama ini bisa hidup rukun di daerah ini,” kata Ketua DPRD Salatiga.

Puluhan suku bangsa ada di Salatiga, hal ini perlu dipertahankan karena selama ini terbukti terjalin kerukunan antar umat beragama dan etnis di Salatiga. Menurut Ketua DPRD, dalam konsep pembangunan kawasan Indonesia mini di Salatiga ini perlu dibangun rumah-rumah adat yang mencerminkan suku-suku di Indonesia, meskipun selama ini keberagaman suku-suku dan agama itu telah ditunjukkan misalnya

pentas kesenian yang menampilkan adat dari suku-suku yang ada. Begitu juga berbagai agama yang ada di Salatiga juga bisa membaur dan saling toleransi tanpa ada gesekan.

Bung Teddy juga menyebutkan bahwa di Kantor Sekretariat DPRD Kota Salatiga telah dimulai dengan menamakan ruang-ruang rapatnya yang bernuansa persatuan dan kesatuan bangsa. Di Kantor Sekretariat DPRD ada ruang Bhinneka Tunggal Ika, Ruang Nusantara dan Ruang Garuda.

“Saya harap sekolah-sekolah di Salatiga bisa mencontoh dengan menamakan ruang kelas mereka dengan nama-nama pahlawan kita” harap Ketua DPRD Salatiga.

Perlu diketahui bahwa Salatiga telah menjadi percontohan nasional soal kerukunan antar agama dan etnis, Bhinneka Tunggal Ika, karena Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Salatiga dan semua rakyat Salatiga telah aktif berpartisipasi dalam menegakkan kedamaian.

Salatiga menjadi sorotan nasional dalam hal kerukunan antar umat agama dan etnis. Dengan heterogenitas agama dan etnis, Salatiga merupakan model yang tepat untuk dijadikan miniatur kerukunan umat beragama.

Jauh sebelum FKUB dibentuk secara nasional, di Salatiga sudah ada organisasi kerukunan beragama yang disebut Majelis Pemuka Agama Salatiga atau Majelis Puasa. Selain agama dan etnis yang beragam, ada sekitar 300 orang asing yang tinggal di Salatiga, itu menunjukkan betapa heterogennya Salatiga. Dengan begitu, adanya rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Wawasan Kebangsaan (Wasbang) di Salatiga sangat diperlukan.

“Kami ingin Salatiga ini menjadi percontohan kerukunan beragama. Jangan jadi orang Salatiga kalau tidak mau hidup berbhinneka,” tandas Bung

Teddy.(ss/wj)

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 7

Foto: boedy’s

Page 8: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Mimbar

8 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Sebelumnya masyarakat resah

dengan kabar tidak bisa cairnya dana hibah

dan bansos untuk lembaga sosial,

lembaga kemasyarakatan dan lembaga keagamaan,

karena dengan diterbitkannya UU Nomor 23

Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah,

dalam pasal 298 ayat 5 disebutkan bahwa: Belanja

hibah dapat diberikan kepada pemerintah pusat,

pemerintah daerah lain,

Badan Usaha Milik Negara, atau BUMD

dan atau badan, lembaga, dan organisasi

kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.

Adapun belanja hibah dan bantuan sosial

dianggarkan dalam APBD sesuai

dengan kemampuan keuangan daerah

setelah memprioritaskan pemenuhan belanja

urusan pemerintahan wajib

dan urusan pemerintahan pilihan,

kecuali ditentukan lain dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.

amun setelah dikeluarnya Surat Edaran

N(SE) Mendagri Nomor 900/4627/SJ tentang Dana Hibah dan Bansos yang

ditandatangani Mendagri Tjahjo Kumolo tertanggal 18 Agustus 2015 masyarakat seharusnya bisa lega, karena Surat Edaran tersebut sebenarnya ditujukan untuk memberikan solusi atas aturan di Pasal 298 Ayat 5 UU Nomor 23 Tahun 2014 yang mengharuskan penerima bantuan hibah berbadan hukum.

Syarat teknis dalam SE menyebutkan bahwa penerima tidak harus terdaftar di Kemenhukam melainkan cukup terdaftar dengan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) di Kesbanglinmas tingkat kabupaten atau provinsi.

Namun Surat Edaran ini menyisakan permasalahan papar Pak Maman, panggilan akrab M. Fathur Rahman, SE, MM. Menurut Wakil Ketua DPRD yang juga ketua DPD PKS ini karena dalam Surat Edaran (SE) Mendagri Nomor 900/4627/SJ poin ke-10 menyebutkan bahwa “hibah dan bansos (yang diberikan) yang tercantum dalam Peraturan Daerah

tentang APBD sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014″.

Padahal Perda APBD digedok Desember 2014 sementara UU tersebut diberlakukan per Oktober 2014. Permasalahan yang lain adalah karena kedudukan SE dibandingkan Undang-Undang lebih tinggi Undang-Undang, sehingga ini yang meresahkan. Jika salah mengambil keputusan, kedepannya mereka bisa berurusan dengan hukum.

Sebenarnya saya sepakat dengan kebijakan Pemerintah yang mengatur tentang hibah dan basos diperketat agar tidak ada penyalahgunaan dan bisa tepat sasaran namun jangan sampai masyarakat dirugikan, karena hibah dan bansos masih dibutuhkan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Beliau juga menyampaikan jika hibah dan bansos tersebut tertunda maka akan memunculkan SILPA yang tinggi ditahun 2015.

Saya berharap semoga regulasi terkait hibah dan

bansos secepatnya bisa kelar.(pris/ss)

M. Fathur Rahman, SE. MMM. Fathur Rahman, SE. MMM. Fathur Rahman, SE. MM

Wakil Ketua DPRD memberikan saat memberikan sambutan Wakil Ketua DPRD memberikan saat memberikan sambutan dalam suatu kegiatan di Kecamatan Sidomukti.dalam suatu kegiatan di Kecamatan Sidomukti.Wakil Ketua DPRD memberikan saat memberikan sambutan dalam suatu kegiatan di Kecamatan Sidomukti.

Foto: dokumen

Bantuan HibahBantuan HibahSurat Edaran Baru MendagriSurat Edaran Baru MendagriMenjadi SolusiMenjadi Solusi

Bantuan HibahSurat Edaran Baru MendagriMenjadi Solusi

Page 9: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Mimbar

9Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 9

Upacara BenderaUpacara BenderaWujudkan Jiwa PatriotismeWujudkan Jiwa Patriotisme

Upacara BenderaWujudkan Jiwa Patriotisme

“ M e l a l u i upacara bendera, g e n e r a s i m u d a diajarkan tentang n i l a i - n i l a i d a r i patriotisme, seperti penerapan sikap disiplin, tanggungjawab, menumbuhkan rasa cinta tanah air, pemersatuan bangsa, rasa memiliki terhadap bangsa, rasa kebanggaan terhadap bangsa, penghormatan jasa-jasa pahlawan, serta menumbuhkan rasa rela berkorban demi bangsa” jelasnya.

Hal terpenting yang perlu dilaksanakan pada saat melaksanakan upacara bendera adalah dengan menciptakan suasana kondusif, khidmat, tertib dan nyaman dalam pelaksanaannya.

“Faktor tempat dan faktor tata letak peserta upacara juga perlu diperhatikan”, tandasnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah efisiensi waktu, pada saat petugas mempersiapkan diri serta sarana dan prasarana, siswa dapat dipertontonkan film dokumenter bertemakan jiwa patriotisme. Menurutnya hal ini akan berdampak positif terhadap jalannya upacara dan perilaku peserta tersebut dalam kehidupan bermasyarakat dan bertanah air.

Sikap patriotisme bangsa kita ini telah dimulai sejak jaman penjajahan, dengan banyaknya pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangka mengusir penjajah seperti Sultan Hasanudin dari Makasar, Pangeran Diponegoro dari Jawa tengah, Cut Nyak Dhien, Teuku Umar dari Aceh dan lain-lain.

Sikap patriotis memuncak setelah proklamasi kemerdekaan pada priode perjuangan fisik antara tahun 1945 sampai 1949 ya i tu per iode mempertahankan negara dari keinginan Belanda untuk kembali menjajah negara kita.

“Sikap patriotisme adalah sikap rela berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk mempertahankan dan kejayaan negara” kata Ibu Diah.

Oleh karenanya, sikap patriotisme harus ditanamkan pada generasi penerus kita sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar generasi kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain.

“Jika upacara bendera sudah laksanakan dan ditanamkan dengan tepat maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita khususnya generasi penerus bangsa atau generasi muda akan memiliki kesadaran untuk mencintai dan menghargai tanah

airnya”, tutup ibu Diah Sunarsasi.(is/ss)

Penurunan jiwa patriotisme terjadi

di kalangan generasi penerus bangsa kita.

Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan

jiwa patriotisme tersebut,

diantaranya pengaruh globalisasi dan informasi

serta kurangnya pendidikan fisik terutama

di bidang kesejarahan.

enurut Wakil Ketua DPRD kota Salatiga

MIr. Hj. Diah Sunarsasi, generasi penerus bangsa harus sadar dan tidak

cukup hanya menghargai jasa-jasa pahlawan kita, namun harus mampu mengemban tugas sebagai penerus bangsa yaitu melanjutkan perjuangan mereka.

“Jiwa patriotisme harus tertanam sejak dini sehingga membentuk suatu karakter generasi penerus bangsa yang mencintai dan menghargai tanah airnya”, ungkap Ir. Hj Diah Sunarsasi usai mengikuti upacara bendera dalam rangka memperingati HUT RI ke 70 di Lapangan Pancasila Salatiga.

Menurutnya, upacara bendera merupakan salah satu metode peningkatan jiwa patriotisme pada generasi penerus bangsa, namun jika dilaksanakan secara baik dan terstruktur.

Ir. Hj. Diah Sunarsasi Ir. Hj. Diah Sunarsasi Ir. Hj. Diah Sunarsasi

Ex. TNI. BE. XVII Salatiga mengikuti upacara peringatan HUT Ex. TNI. BE. XVII Salatiga mengikuti upacara peringatan HUT RI ke 70 di Lapangan Pancasila Salatiga.RI ke 70 di Lapangan Pancasila Salatiga.Ex. TNI. BE. XVII Salatiga mengikuti upacara peringatan HUT RI ke 70 di Lapangan Pancasila Salatiga.

Foto: boedy’s

Page 10: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Artikel

inden atau pesinden merupakan sebutan

Sbagi kaum wanita yang menyanyi diiringi orchestra gamelan. Pada umumnya

sinden tampil sendiri sebagai penyanyi. Namun terkadang juga terdapat beberapa sinden dalam satu pagelaran. Terutama saat pagelaran besar dilaksanakan. Namun sinden berbeda dengan vokalis yang menjadi pusat perhatian karena tema yang terbalut oleh lirik- liriknya dan yang menjadi acuan dalam sebuah pertunjukan musik. Sementara sinden mempunyai kedudukan setara instrument (gamelan), tidak mencoba diiringi ataupun mengiringi. Dari kacamata musik, sinden dianggap sebagai satu kesatuan instrumen gamelan. Agar terwujud rasa ideal gending maka semua instrumen harus bersinergi, antara satu dan yang lain, tak terkecuali sinden.

Susan Pratt Walton dalam disertasi berjudul Heavenly Nymphs and Earthly Delights: Javanese Female Singers, Their Music and Their Lives (1996) menuliskan, walaupun suara sinden lebih terdengar nyaring ketimbang instrumen gamelan bukan berarti dia menjadi anutan dan dasar acuan. Inilah yang membedakan kedudukan sinden dari vokalis.

Pada masa emasnya, sinden merupakan profesi yang banyak digemari para wanita. Sinden dianggap begitu istimewa karena bisa dikatakan sinden merupakan satu- satunya instrument yang memberikan warna lain dalam pertunjukan karawitan. Dahulu, sukses atau tidaknya sebuah pagelaran ditentukan oleh sinden. Sebuah pagelaran yang diiringi sinden cantik dan memiliki suara yang memukau akan menarik banyak penonton.

Namun, di masa modern saat ini, keberadaan sinden semakin tergeser seiring dengan meredupnya pergelaran wayang kulit. Denyut hidup kesenian tradisi dewasa ini semakin tak menunjukkan detaknya. Tertimbun dalam tumpukan seni- seni populis yang glamour dan gemerlap. Selain itu, Globalisasi dan arus informasi yang berkembang cepat sekarang ini memang tidak dapat dibendung lagi. globalisasi telah masuk dan menjamah ke berbagai daerah masyarakat salah satunya adalah kebudayaan dan kesenian Indonesia. Tidak sedikit kebudayaan serta kesenian tradisional yang semakin luntur dan

Jiwaraga, Edisi III Tahun 201510

lepas dari akarnya terutama pesinden saat ini. Minat generasi mudapun untuk mempelajari kebudayaan khususnya sinden semakin menurun. Padahal peran sinden begitu penting dan tidak semua orang mampu menjadi pesinden yang handal.

Melestarikan seni dan budaya bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Keberadaannya bahkan sangat bergantung pada kita, yakni masyarakat sebagai pelaku kebudayan itu sendiri.

Hal yang cukup mengherankan sekaligus juga menggembirakan ketika Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Taman Budaya Jawa Tengah mengadakan Workshop Seni Musik Tradisi bertajuk “SINDENAN 2” yang diselenggarakan pada tanggal 11-12 Mei 2015. Workshop sinden yang diselenggarakan di Taman Kebudayaan Jawa Tengah Surakarta tersebut seolah-olah berusaha untuk memberikan sejumlah tawaran alternatif akan pemikiran dan generasi penerus sinden di Jawa pada umumnya serta meningkatkan pamor pesinden yang selama ini mungkin kurang begitu dikenal dibandingkan profesi-profesi seni lainnya. Karena pesinden acapkali dianggap sebagai pelengkap dalam pergelaran kesenian.

Saya berharap semoga mulai saat ini, kita semua memiliki semangat dan niat yang kuat untuk bersama- sama melestarikan kebudayaan Indonesia khususnya Jawa dan semakin sadar bahwa budaya dapat dijadikan sebagai senjata untuk memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan sumber daya Indonesia yang dapat menjadi kebanggaan kita. Dan hal tersebut dapat kita lakukan mulai dari kota kita sendiri dengan memunculkan serta mencetak generasi baru sinden dan mengembalikan kodrat sinden dalam takaran penilaian suara bukan lagi glamour visual yang selama ini banyak menghiasi wajah pertunjukan wayang kulit. Sehingga generasi muda yang kurang tertarik untuk belajar sinden dapat lebih terpacu semangatnya untuk belajar sinden.

*)Penulis adalah Siswa Kelas X-3

SMAN 3 Salatiga

MelestarikanMelestarikanPesinden di Era Modern Pesinden di Era Modern MelestarikanPesinden di Era Modern

*)Oleh: Brigitta Orizha Sativa

Keberadaannya sangat tergantung pada masyarakat sebagai pelaku kebudayan

Page 11: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Sisa Lebih Penghitungan Anggaran (Silpa)

APBD Pemkot Salatiga terus melonjak

di akhir tahun anggaran belakangan ini.

Hal ini menjadi sorotan tajam berbagai kalangan

baik dari akademisi, legislatif maupun

masyarakat umum.

Permasalahan ini laksana kanker

yang mengerogoti sendi-sendi kehidupan

masyarakat Kota Salatiga.

isa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa)

SPemkot Salatiga tahun anggaran 2014 yang mencapai Rp 274 miliar. Jumlah

tersebut naik sekitar 39 persen dibandingkan tahun anggaran 2013 yang nilainya Rp 197,164 miliar. dari nilai total Rp 274 silpa sepanjang 2014, Rp 114 miliar atau sekitar 42 persen berasal dari pos belanja modal senilai Rp 114 miliar. Belanja modal merupakan akumulasi dari sejumlah proyek fisik yang direncanakan namun gagal terlaksana. Sementara sisanya berasal dari kelebihan pendapatan daerah Rp 14 miliar, belanja operasi Rp 129 miliar dan belanja tak terduga sekitar Rp 15 miliar. Dan diperkirakan Silpa tahun 2015 terindikasi juga akan mengalami peningkatan.

Mandeknya sejumlah kegiatan dan proyek yang telah direncanakan dan dianggarkan di APBD Kota Salatiga ini bisa jadi menghambat pertumbuhan ekonomi yang pada multi effectnya akan kegiatan ekonomi lesu, mempersempit lapangan pekerjaan, jika rakyat tidak bekerja maka para pedagang juga akan merasakan dampaknya karena dagangan mereka menjadi sepi jika rakyat tidak mempunyai penghasilan maka angka kriminalitas juga meningkat.

Masyarakat memandang DPRD adalah bagian dari pemerintah telah mengajak pihak eksekutif duduk bersama untuk mencari solusi masalah mandeknya kegiatan pembangunan. Bahkan telah memfasilitasi dengan mengundang Forkompinda yang ada di Kota Salatiga bersama membahas apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Namun semua terasa cuma sekedar acara seremonial tanpa makna karena tidak ada tindak lanjut dari pemerintah kota sebagai pihak yang mejalankan APBD.

Silpa diakhir masa bakti Walikota Yulianto dan Wakil Walikota Muh Haris merupakan preseden dan prestasi buruk bagi Salatiga, ini membuka mata masyarakat kita bahwa pilihan mereka di Pilwakot 2011 kurang bisa mengemban amanat yang telah diberikan, tidak sesuai dengan janji dan jargon pasangan Yaris ketika masa kampanye. Pandangan masyarakat, DPRD adalah bagian dari pemerintah yang selanjutnya Pilkada serentak yang akan dilaksanakan di Kota Salatiga pada tahun 2017 nanti harus dijadikan momentum bagi masyarakat untuk mencari pemimpin kota yang lebih amanah, bersemangat dalam membangun kota ini. Leadership yang tangguh dan visioner akan membawa kesejahteraan bagi warga Salatiga dan dapat menumbuhkan optimisme di tengah perekonomian nasional yang kurang stabil ini.

PDI Perjuangan sebagai pemenang Pemilu Legislatif tahun 2014 baik di tingkat Kota Salatiga, P rov ins i maupun t ingka t Nas i ona l s i ap menyumbangkan kader partainya yang mumpuni untuk memimpin Kota Bhinneka Tunggal Ika ini menuju ke arah yang lebih baik.

*)Penulis adalah Ketua Fraksi

PDI Perjuangan Salatiga

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 11

Wacana

Silpa Terus MelonjakSilpa Terus Melonjak

Prestasi Buruk Prestasi Buruk bagi Pemerintah Kotabagi Pemerintah Kota

Silpa Terus Melonjak

Prestasi Buruk bagi Pemerintah Kota

*)Oleh : H. Suniprat

Foto: boedy’s

H. Suniprat meninjau pembangunan jalan Tol Salatiga-BawenH. Suniprat meninjau pembangunan jalan Tol Salatiga-Bawenyang melintasi Kota Salatiga.yang melintasi Kota Salatiga.H. Suniprat meninjau pembangunan jalan Tol Salatiga-Bawenyang melintasi Kota Salatiga.

Page 12: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

Kota Salatiga sudah mulai menerapkan

e-government, sayangnya masih bersifat parsial

dan belum terintegrasi

sehingga hasilnya tidak maksimal bahkan

terkesan membingungkan dalam membaca data.

Padahal integrasi data penting dalam

pengambilan kebijakan.

ijelaskan Ketua Komisi A DPRD Salatiga,

DDance Ishak Palit, bahwa penerapan e-government di Pemerintahan Kota

Salatiga sudah dilakukan tapi masih bersifat parsial dan sendiri-sendiri. Masing-masing SKPD menerapkan sesuai kebutuhannya tanpa melihat adanya keterhubungan data dengan SKPD lainnya. Akhirnya kadang tumpang tindih data bahkan terjadi perbedaan data yang mendasar sehingga itu mempengaruhi dalam pengambilan kebijakan. Akibatnya efisiensi dan efektifitas kerja sulit dicapai. Ambil contoh, data kemiskinan. Masing-masing SKPD terkait akan mengeluarkan data sendiri-sendiri yang berbeda. Memang mesin ketik telah diganti dengan komputer, tapi budaya kerjanya masih mesin ngetik yang bersifat desktop base belum online, meskipun sarana untuk itu sebenarnya sudah ada.

Menurutnya, ini semua karena penerapan e-government belum berdasar pada master plan yang mengintegrasikan semua data yang terkait sehingga sistem ini belum mampu menjadikan kekuatan dalam menjalankan roda birokrasi yang efisien dan efektif. Untuk itu menurutnya perlu ada review terhadap master plan yang ada karena juga telah terjadi perubahan regulasi yang mengatur nomenklatur pemerintahan daerah.

“Coba kita belajar dari Bandung atau Surabaya, ataupun yang di Jawa Tengah di Sragen, Pimpinan Daerahnya dalam pengambilan kebijakan semua hanya dengan 1 (satu) klik aja sudah dapat melihat secara terintegrasi informasi atau data yang dibutuhkan. Sehingga dengan kesiapan sistem informasi ini akan dapat meningkatkan daya saing kota. Juga memotong banyak prosedur maupun waktu dalam pengambilan kebijakan. Kemudahan-kemudahan dalam pelayanan publik juga akan terjadi.

12 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Semua berjalan dengan kepastian! Kepastian waktu, kepastian prosedur maupun kepastian biaya” pungkasnya.

“Semuanya itu berawal dari kebijakan yakni niat dan komitmen pimpinan daerah untuk melaksanakan” tegas Dance karena dari sisi SDM sebenarnya kita cukup, Perangkat kerasnya juga sudah dimiliki oleh semua perangkat daerah sampai ke tingkat kelurahan, jaringan baik intranet maupun internetnya sudah tersedia. Untuk itu e-government sebagai sistem informasi ini yang harus dirancang dan dibangun sesuai dengan kebutuhan masing-masing SKPD ataupun kebutuhan yang secara terintegrasi. “Karena jika ini tidak segera dimulai dan dilakukan, maka daya saing Kota Salatiga akan menjadi rendah”.

Jangan lupa jalan tol Semarang – Solo akan selesai, dampaknya kalau kita tidak segera berbenah maka kita bukan lagi menjadi kota transit, tapi kota perlintasan. Iklim dan keindahan kota kita yang dulunya disebut Belanda sebagai Paris van Central Java. tidak lagi menjadi magnet yang membuat orang mampir disini. Sementara itu kita sering mengidentifikasi diri sebagai kota yang berada di segitiga emas Joglosemar (Jogja, Solo dan Semarang) tetapi daya saing apa yang kita berikan untuk menjadi daya saing daerah agar kita bisa menjadi pusat dari Joglosemar belum ditata dengan baik. Dari hasil survey Kominfo Pusat terhadap penerapan e-government di Jawa Tengah tahun 2013, hasilnya dari 27 Kabupaten/Kota yang disurvey, kita masih berada diurutan 19. Artinya apa? Data dan informasi masih parsial, kekuatan birokrasi yang sangat bergantung dari koordinasi dan informasi data belum teritegrasi dan implikasi terhadap semuanya pelayanan publik akan tidak maksimal.

Lebih lanjut Ketua Komisi A DPRD ini menilai bahwa penerapan e-government yang terintegrasi di Salatiga memiliki arti strategis. Mau tidak mau kita harus melakukannya karena ini akan menentukan masa depan kota kita.

"Pemerintah harus menjadi pelayan, yang melayani masyarakat secara cepat dan penuh kepastian, kata Dance. Investasi di Salatiga pun akan sulit masuk jika kondisinya seperti ini. Padahal potensi PAD (Pendapatan Asli Daerah) kita sebagai kekuatan fiskal daerah masih berkisar 28 persen yakni sekitar 174 milyar dari 850 milyar total APBD kita. Itupun kalau dibedah lebih lanjut pemasukan terbesar hanya pada pendapatan lain-lain yang sah. “jadi untuk bayar gaji PNS yang totalnya 4451 orang saja PAD kita tidak mampu”.

“Saatnya untuk memberi penguatan birokrasi melalui penerapan e-government yang terintegrasi”

kata Bung Dance(ss/wj)

e-Government...e-Government...

ya Harus !ya Harus !

e-Government...

ya Harus !

Dance Ishak Palit, M.SiDance Ishak Palit, M.SiDance Ishak Palit, M.Si

Page 13: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

dikarenakan ada yang salah dalam management sumber daya manus ia karena l emahnya kepemimpinan ditataran Pemerintah Kota Salatiga.“ kata Budi Santoso.

Pemimpin harus mempunyai visi yang baik, rencana yang matang dan power untuk mengeksekusi rencana yang telah dia buat. Dan komitmen itu harus dia tanamkan ke semua jajaran bawahannya sehingga apa yang menjadi tujuan pemimpin itu dapat dicapai. Dengan begitu Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) yang sekarang terjadi dapat diminimalisir.

”Kesan yang dilihat rakyat karena kurang diserapnya APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Salatiga, gelem upahe ning ora gelem kerjane, padahal rakyat menunggu action dari Pemkot dalam rangka membangun kota ini karena terkesan pembangunan di Salatiga jalan ditempat. Hingga muncul istilah Republik Mangkrak, Negara Rencana, Kota Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) dan sebagainya” imbuh anggota dewan dari Dapil Argomulyo ini.

Dalam pertemuan Forkompinda yang lalu dimana unsur penegak hukum yang ada di Kota Salatiga hadir baik itu dari Polres Salatiga, Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dan Jajaran Eksekutif Pemkot Salatiga telah berkomitmen untuk membantu pelaksanaan kegiatan pembangunan Salatiga sesuai dengan kapasitas masing-masing. Terutama yang berkaitan dengan masalah hukum yang mungkin timbul dalam pelaksanaan suatu kegiatan.

”Untuk mengawasi perkembangan pengerjaan proyek, PPKom (Pejabat Pembuat Komitmen) tidak berkerja sendiri, perlu menjalin komunikasi serta koordinasi yang baik dengan pihak terkait. Jadi kalau mereka berada di jalan yang benar mengapa musti takut ?, laksanakan kegiatan sesuai aturan yang ada maka kita InsyaAllah akan selamat dan ini butuh keteladanan dari seorang pemimpin. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) harus tegas untuk menyikapi jika ada pemborong (kontraktor) dalam menjalankan pekerjaan yang dianggap kurang atau tidak sesuai dengan perjanjian kontrak pungkas politisi PKS (Partai

Keadilan Sejahtera) ini”.(wj/ss)

Menilik sejarah bangsa ini

diawal masa kemerdekaan kita lihat sederet

pemimpin negara yang begitu amanah.

Pemimpin bangsa saat itu sangat ikhlas dan tulus

dalam menjalankan amanah

yang dibeban rakyat Indonesia kepada mereka.

Kini setelah 70 th Indonesia merdeka

apalagi diera otonomi daerah

kita bisa melihat ada pemimpin suatu daerah

yang begitu baik dalam mengelola daerahnya

sehingga warga merasa aman dan nyaman,

namun ada juga kepala daerah yang malah

menempatkan diri sebagai penguasa

sehingga rakyat tidak mendapatkan manfaat

dari kepemimpinannya.

etua Komisi B DPRD Kota Salatiga H.

KBudi Santoso, SE. MM memandang leadership menjadi salah satu masalah

yang dihadapi oleh kota ini. Penyebab dari menumpuknya Silpa (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) antara lain anggaran yang ada tidak didukung dengan Juknis (Petunjuk Teknis) yang memadai, proses pelelangan yang gagal dan kurang siapnya PPKom (Pejabat Pembuat Komitmen) untuk menjalankan sebuah kegiatan.

”Saya melihat di Kota Salatiga khususnya, kurang siapnya PPKom (Pejabat Pembuat Komitmen)

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 13

Pemimpin yang BaikPemimpin yang BaikPemimpin yang BaikWarga akanWarga akan

Merasa Aman dan NyamanMerasa Aman dan NyamanWarga akan

Merasa Aman dan Nyaman

Budi Santoso, SE. MM Budi Santoso, SE. MM Budi Santoso, SE. MM

Foto: boedy’s

Page 14: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

Masyarakat yang mengajukan bantuan hibah

ke Pemerintah Kota Salatiga,

namun lembaganya tidak berbadan hukum

minimal sejak 3 tahun lalu tidak cair.

Pemkot Salatiga melalui

Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Salatiga

memastikan sampai saat ini tidak berani

mencairkan dana bantuan hibah.

Sebab, sesuai dengan UU No.23/2014,

penerima bantuan hibah harus berbadan hukum.

al itu disampaikan Ketua Komisi C

HB i d a n g P e m b a n g u n a n d a n Kesejahteraan Rakyat, H. Kemat, S.Sos.

“Sampai sekarang bantuan hibah belum bisa dicairkan, karena terkait UU No.23/2014 tentang Pemda, Pasal 298 ayat 5, huruf d. yang berbunyi belanja hibah dapat diberikan kepada badan, lembaga, dan ormas yang berbadan hukum Indonesia,” ungkapnya.

Dijelaskan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun masyarakat terkait minimnya program kegiatan pembangunan fisik/non fisik akibat penerapan UU No 23/2014 pasal 298 ayat 5 tersebut.

Menurutnya, hal itu mengakibatkan sejumlah kegiatan di Salatiga gagal dalam pembangunannya. "Banyak dana pembangunan baik yang bersumber dari APBN maupun APBD akhirnya tidak bisa dimanfaatkan. Beberapa kegiatan fisik dengan sumber dana dari pusat yang terganjal salah satunya adalah pembangunan distribusi air bersih di sejumlah tempat. Adapun yang bersumber dari APBD disebutkan antara lain pembangunan tempat ibadah, balai dusun, balai RW, pembebasan lahan untuk makam hingga pembangunan gapura kampung”. kata H. Kemat, S.Sos.

"Kami telah meminta Pemkot untuk membuka komunikasi dengan kementerian untuk mencari solusi atas persoalan ini," imbuh Kemat.

Menurutnya, hal ini perlu segera dicari jalan keluarnya, karena jika kebuntuan ini tidak segera dipecahkan banyak kegiatan pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat gagal terlaksana.

14 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Ketentuan mengenai kewajiban lembaga penerima bantuan dalam bentuk badan hukum ini mengacu pada pasal 298 ayat 5 UU Nomor 23 Tahun 2014. Dalam pasal itu ditegaskan, belanja hibah hanya bisa diberikan kepada badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Aturan ini pun, masih ditambahi penjelasan teknis dari Pemerintah Provinsi Jateng yang menegaskan bahwa lembaga, ormas atau organisasi yang bisa menerima bantuan adalah lembaga yang sudah memiliki badan hukum selama tiga tahun.

Aturan tersebut secara teknis berlaku sejak tanggal 02 Oktober 2014. Maka sejak itu, lanjutnya, semua pemberian hibah tidak diperbolehkan bila penerima bantuan tidak berbentuk badan hukum.

Dengan begitu, panitia pembangunan masjid, Tempat Pendidikan Quran (TPQ) atau takmir masjid, tidak bisa lagi menerima bantuan dana hibah atau dana bansos bila tidak memiliki status sebagai badan hukum.

Menurut H. Kemat, aturan tersebut mengakibatkan banyak proposal yang tidak bisa cair. “Kasihan rakyat kalau tidak bisa cair, tujuan hibah atau bansos itu kan untuk membantu rakyat kecil tidak akan tercapai. Yang di daerah-daerah itu kan banyak yang tidak berbadan hukum. Kalau nanti banyak proposal hibah tidak bisa cair, berarti tujuan dari penyaluran hibah/bansos untuk memberdayakan masyarakat tidak akan tercapai. Maka surat edaran Menteri No. 900/4627/SJ tanggal 18 Agustus 2015 tentang dana hibah bansos sebaiknya disikapi bersama. Jika Pemerintah ragu, maka harus segera

dikonsultasikan”, ungkapnya.(ss/wj)

Proposal tidak CairProposal tidak CairProposal tidak CairTujuan Penyaluran Hibah/Bansos untuk Memberdayakan Masyarakat tak Tercapai

H. Kemat, S.SosH. Kemat, S.SosH. Kemat, S.Sos

H. Kemat, mengunjungi pembangunan TPQ di SalatigaH. Kemat, mengunjungi pembangunan TPQ di SalatigaH. Kemat, mengunjungi pembangunan TPQ di Salatiga

Foto: boedy’s

Page 15: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Itulah yang diungkapkan Bambang Riantoko Wakil Ketua Komisi A DPRD yang membidangi hukum dan pemerintahan.

Tugas Pemerintah Kota Salatiga saat ini adalah mengajak masyarakatnya untuk tetap menjaga kebudayaan yang ada. Seperti mengajak masyarakat untuk mencintai kesenian yang ada. Seperti wayang, tari daerah, serta kesenian-kesenian lainnya. Jangan sampai generasi penerus bangsa ini tidak mengenal kebudayaan yang ada dan juga jangan sampai kebudayaan yang menjadi jati diri bangsa ini hilang digantikan dengan kebudayaan-kebudayaan asing.

Bambang Riantoko juga mengungkapkan bahwa dengan adanya akulturasi budaya serta sinkritisme budaya yang masuk di Salatiga ini diharapkan mampu menciptakan kebudayaan yang baru tanpa meninggalkan nilai dan norma kebudayaan yang lama sehingga nilai Bhinneka Tunggal Ika di Kota Salatiga akan tetap terjaga.

“Kita tahu bahwa di Salatiga memiliki masyarakat yang plural. Namun masyarakat kita sudah menanamkan multikulturalisme dalam keberagaman yang ada di kota ini. Dengan begitu, ancaman d i s in tegras i karena kurangnya multikulturalisme tidak akan terjadi di Salatiga”, kata Bambang Riantoko.

Indonesia memang merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat keberagaman yang sangat tinggi, termasuk didalamnya adalah Salatiga. Salatiga memiliki beragam dalam sosial, budaya, ekonomi, sumber daya manusia, agama dan lain sebagainya.

Namun keberagaman ini merupakan anugerah yang luar biasa. Anugerah yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Dengan begitu seharusnya semua elemen masyarakat harus pandai-pandai mensyukurinya, sehingga keberagaman yang tinggi ini bisa menjadi sebuah modal luar biasa dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

“Mimpi Salatiga sebagai kota Bhinneka Tunggal Ika harus sepenuhnya tercapai, sikap yang terlalu fanatik kepada budayanya sendiri serta kurang terbuka kepada kebudayaan lainnya perlu segera kita

tinggalkan”.pungkas Bambang Riantoko.(pris/ss).

Bhinneka Tunggal Ika

yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap

satu jua ini merupakan

semboyan Bangsa Indonesia.

Dalam arti luas walaupun berbeda suku,

ras, bahasa dan budaya namun tetap hidup rukun

dalam satu kesatuan yaitu

bangsa Indonesia.

egitu juga di Kota Salatiga, meskipun

Bkota kecil namun banyak terdapat berbagai suku, ras, bahasa serta budaya

di dalamnya. Bahkan Warga Negara Asingpun juga ikut tinggal di Kota Salatiga ini.

Meskipun demikian, Kota Salatiga tetap menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tinggal Ika. Untuk tetap menjaga nilai Bhinneka Tunggal Ika ini perlu adanya komunikasi yang baik dari berbagai pihak baik melalui saling silaturahim serta mengadakan event-event tertentu, saling menghargai, tidak melanggar kebudayaan yang ada.

Ada pepatah yang berbunyi : Dimana bumi dipijak, disitulah langit di junjung, hal ini berarti dimana kita tinggal, disitu kita harus menghormati termasuk menghargai dan menaati budaya dan adat yang ada di daerah tersebut.

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 15

Drs.H. Bambang RiantokoDrs.H. Bambang RiantokoDrs.H. Bambang Riantoko

Warga SalatigaWarga SalatigaWarga SalatigaMenjunjungMenjunjung

Nilai-nilai KebhinnekaanNilai-nilai KebhinnekaanMenjunjung

Nilai-nilai Kebhinnekaan

Pentas Kesenian Tradisional di Lapangan Pancasila Pentas Kesenian Tradisional di Lapangan Pancasila Pentas Kesenian Tradisional di Lapangan Pancasila

Foto: boedy’s

Page 16: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

Kesadaran mengibarkan bendera

pada masyarakat tentunya dimulai dengan

menanamkan kesadaran bahwa kemerdekaan itu

diraih dengan perjuangan.

Tidaklah mudah dalam mendapatkan sebuah arti

kemerdekaan.

erjalanan bangsa kita akan mencatat,

Pbahwa pada tanggal 17 Agustus 2015, bangsa kita telah memperingati 70 tahun

kemerdekaannya. Bukanlah suatu masa yang singkat bagi kita untuk meneruskan perjuangan dan cita-cita Sang Proklamator beserta seluruh pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raganya selama masa penjajahan (350 tahun) untuk melepaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan.

Para pejuang kita dulu tidak sedikit yang dengan rela mengorbankan keluarga, harta bahkan nyawa sekalipun demi terciptanya kemerdekaan. Hal ini sangat perlu untuk secara terus menerus di tanamkan pada masyarakat khususnya pada generasi muda bangsa kita agar mereka tidak kehilangan mata rantai sejarah kemerdekaan itu.

Hal itu disampaikan oleh Anggota DPRD Kota Salatiga M. Miftah disela-sela kesibukannya. Ditambahkan bahwa antusias para pejuang veteran dalam melaksanakan upacara bendera sangat perlu dijadikan contoh bagi generasi muda. Mereka para veteran sangat bersemangat, begitu haru dan khusuk, tidak seperti masyarakat dan generasi muda kita yang sekarang ini.

Menurut M. Miftah, hal yang paling efektif dalam menggugah kembali semangat itu melalui lembaga lembaga pendidikan, baik pendidikan formal (sekolah) ataupun non formal seperti pesantren melalui upacara pengibaran bendera dan menanamkan nilai-nilai perjuangan para pejuang kemerdekaan.

Para pejuang kita dulu banyak sekali yang menempuh pendidikan non formal yang di komando oleh para kyai. Dengan begitu di harapkan generasi penerus saat ini dapat melihat dari konteks pejuang masa lalu. Sehingga generasi sekarang akan selalu tetap mengobarkan jiwa patriotisme serta nasinalisme

16 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

dalam melawan penjajahan di masa kini.“Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai

penikmat kemerdekaan?, Pernahkah kita merenung secara mendalam, apa yang harus kita lakukan untuk melanjutkan visi dan misi perjuangan para pahlawan, serta apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini?” tanya M. Miftah.

Menurut M. Miftah, kualitas perjuangan kita untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan perlu kita tingkatkan, akan tetapi yang kita lakukan di alam kemerdekaan ini harus tetap di dalam rel hakikat kemerdekaan, jangan sampai melenceng, bahkan keluar atau bahkan berlawan arah.

Maka dari itu M. Miftah mengharapkan agar sosialisasi serta membangun kesadaran yang dari hari ke hari menjadi rapuh karena kesibukan dalam pekerjaan dan tuntutan hidup msyarakat yang tinggi ini kita rubah. Karena ini akan mempengaruhi berkurangnya kesadaran dalam mengibarkan simbol negara yang kita cintai ini.

“Saya berpesan kepada masyarakat Salatiga serta generasi muda kita untuk senantisa menjujung tinggi jiwa nasionalisme serta melestarikan nilai nilai simbol sejarah bangsa dan negara kita tercinta ini”,

M. MiftahM. MiftahM. Miftah

Upacara pengibaran Bendera tanggal 17 Agustus di Lapangan Upacara pengibaran Bendera tanggal 17 Agustus di Lapangan Pancasila Salatiga. Pancasila Salatiga. Upacara pengibaran Bendera tanggal 17 Agustus di Lapangan Pancasila Salatiga.

Kemerdekaan KitaKemerdekaan KitaDiraih dengan PerjuanganDiraih dengan PerjuanganKemerdekaan KitaDiraih dengan Perjuangan

Tanamkan KesadaranTanamkan KesadaranTanamkan Kesadaran

Foto: boedy’s

Page 17: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Sedangkan untuk jagung hingga kini produksinya mencapai 478 ton per tahun dan konsumsi mencapai 127 ton pertahun, dari sini mencapai surplus sebanyak 351 ton per tahun atau kelebihan sebanyak 27,63 persen. Untuk kedelai produksinya nol per tahun dan konsumsi sebanyak 2.990 ton per tahun sehingga minus 100 persen.

Menurut Eni Tri Yuliastuti anggota DPRD Kota Salatiga, mewujudkan ketahanan pangan tidaklah mudah. Dibutuhkan policy yang kuat dari seluruh stakeholder yang ada, kerjasama lintas sektoral baik dari instansi daerah maupun pusat.

”Pembangunan pertanian di Salatiga menemui berbagai kendala dari mulai penyusutan lahan pertanian, kurangnya sarana dan prasarana pertanian, masalah pupuk bahkan Sumber Daya Manusia (SDM) disektor pertanian.” Kata Eni Tri Yuliastuti.

Anggota DPRD dari Fraksi Golongan Karya ini menjabarkan, komoditas padi di Salatiga rata-rata mampu memproduksi sebanyak 4.788 ton per tahun. Tetapi masyarakat butuh sekitar 14.350 ton per tahun dan apabila diprosentase kekurangannya masih 66,63 persen atau masih kurang 9.562 ton per tahun.

Jadi masih panjang jalan yang harus ditempuh Kota Hatti Beriman ini untuk bisa mewujudkan ketahanan pangan, apalagi tahun ini terjadi musim kekeringan yang panjang yang tentunya akan berimbas pada menurunnya hasil produksi pertanian.

Dalam beberapa kesempatan Komisi C DPRD mengadakan sidak ke proyek irigasi yang ada di Kota Salatiga, kami menemukan bahwa perencanaan yang baik oleh Pemerintah Kota Salatiga tidak diikuti dengan pelaksanaan pengerjaan proyek yang baik.

Sering ditemui kualitas saluran yang dikerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas bahan dan hasil pengerjaan yang seharusnya, kami sering menegur rekanan yang mengerjakan namun tidak ada tindak lanjutnya.

”Pemkot perlu mem-blacklist rekanan yang seperti ini agar dapat memberikan efek jera baik rekanan tersebut maupun rekanan yang lain” lanjut

politisi Golkar ini.(wj/ss)

Ketahanan pangan adalah suatu bukti bahwa

negara itu telah mampu berdiri

di atas kaki sendiri,

karena kebutuhan pangan untuk rakyatnya dapat

dipenuhi sehingga tidak bergantung

kepada negara lain.

Dengan demikian kita dapat dikatakan terbebas

dari penjajahan modern,

yaitu penjajahan dari segi ekonomi.

Kebutuhan pangan di Indonesia saat ini sangat

bergantung dari impor.

Ini sangat membahayakan bagi kedaulatan kita.

eski produksi padi di Kota Salatiga

Mmeningkat namun kebutuhan akan konsumsi padi menjadi berkurang

mencapai 66,63 persen. Komoditi padi di Salatiga adalah produksinya 4.788 ton per tahun sedang konsumsinya mencapai 14.350 ton per tahun. Sehingga mengalami pengurangan sebesar 9.562 ton per tahunnya atau jika diprosentase kekurangannya sebesar 66,63 persen. Hal ini pernah diungkapkan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertankan) Kota Salatiga dalam Rakor Ketahanan Pangan di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga.

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 17

Eny Tri Yuliastuti Eny Tri Yuliastuti Eny Tri Yuliastuti

Kepala Disperindagkop UMKM Salatiga, Muthoin memberikan Kepala Disperindagkop UMKM Salatiga, Muthoin memberikan penjelasan tentang konsumsi beras di Salatiga.penjelasan tentang konsumsi beras di Salatiga.Kepala Disperindagkop UMKM Salatiga, Muthoin memberikan penjelasan tentang konsumsi beras di Salatiga.

Kebutuhan PanganKebutuhan PanganKebutuhan PanganJanganJangan

KetergantunganKetergantunganJangan

Ketergantungan

Foto: boedy’s

Page 18: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

18 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Menurut anggot

a DPRD Salatiga H. S u n i p r a t , nasionalisme atau rasa cinta tanah air s u d a h s a a t n y a untuk digenjot lagi

mulai dari anak-anak sampai dengan yang dewasa. “Jika perlu ibu hamilpun harus menanamkan

sifat nasionalisme kepada calon anaknya, sehingga begitu lahir anak tersebut sudah mempunyai bekal atau bibit-bibit rasa nasionalisme” jelas Ketua Fraksi PDI Perjungan ini.

Berkurangnya rasa nasionalisme saat ini banyak yang mempengaruhi. Diantaranya karena pengaruh budaya asing yang masuk ke negara kita. Faktor internal juga ikut mempengaruhi, misalnya kurangnya pendidikan cinta tanah air serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung.

“Saat ini generasi muda kita lebih memilih produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Baik dalam hal berbusana sampai hal lain pun mereka mencontoh dari budaya barat dari pada budaya di negeri sendiri, hal ini menunjukkan kurangnya rasa nasionalisme kita” kata Suniprat.

Dijelaskan, bahwa apabila hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka bangsa Indonesia akan semakin terpuruk karena tidak memiliki jati diri.

“Untuk itu, perlu adanya peran pemerintah bersama masyarakat untuk menggalakkan kembali rasa nasionalisme” tandasnya.

Menurut politisi PDI Pejuangan ini, untuk menumbuhkan rasa nasionalisme adalah tanggung jawab bersama. Baik dari pihak keluarga, pihak sekolah atau lembaga, serta pemerintah harus menanamkan kembali rasa nasionalisme.

“Salah satunya adalah pelaksanaan upacara bendera bagi anak didik yang di laksanakan setiap hari senin dan hari-hari besar lainnya”, kata

Suniprat.(pris/ss)

Tanpa NasionalismeTanpa NasionalismeTanpa NasionalismeBangsa Kita tidak Memiliki Jati DiriBangsa Kita tidak Memiliki Jati DiriBangsa Kita tidak Memiliki Jati Diri

H. Suniprat H. Suniprat H. Suniprat

ernadus Supriyono, SE selaku

BSekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Salatiga menyoroti masalah

kondisi bangsa saat ini yang seolah telah sedikit melupakan dasar negara kita Pancasila.

Pancasila yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945 itu menurut Supriyono adalah jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun.

Untuk itu kita sebagai Warga Negara Indonesia dituntut harus mampu menjalankan sila-sila yang termaktub dalam Pancasila.

“Bagaimana kita bisa menjalankan jika kita saja mulai lupa dan tidak hafal sila-sila Pancasila” Kata Politisi PDI Perjuangan ini.

Menurut pria berkacamata ini, Pemerintah Kota harus mulai mensosialisasikan kembali nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, agar kehidupan bermasyarakat yang ada di Salatiga makin kondusif.

“Dengan pengamalan Pancasila saya yakin masyarakat dan Pemerintah bisa lebih mengerti hak dan kewajiban masing-masing, Pemerintah wajib memberikan pelayanan yang maksimal untuk rakyat

dan rakyat harus ikut mensukseskan p r o g r a m pemerintah” imbuh anggota DPRD dapil Sidorejo ini.

Budaya dari luar kini sedemikian gencar, hal ini telah menggerus budaya lokal yang ada di Indonesia, kebudayaan lokal semakin tersisihkan oleh kebudayaan dari luar yang belum tentu sesuai dengan falsafah bangsa ini.

Ada orang pintar yang mengatakan : Wong Jowo pinter boso Inggris ki nggumunke, wong Jowo pinter boso Jerman ki yo nggumunke, ananging luwih nggumunke maneh yen wong Jowo ora iso boso Jowo.

“Generasi kita enggan mempelajari wayang padahal dalam cerita wayang itu terdapat pitutur yang sangat baik. Saya takut jika hal ini terjadi maka anak cucu kita kelak harus belajar basa Jawa dan

wayang kepada orang asing” tutupnya.(wj/ss).

Nilai-Nilai PancasilaNilai-Nilai PancasilaNilai-Nilai PancasilaPerlu Disosialisasikan KembaliPerlu Disosialisasikan KembaliPerlu Disosialisasikan Kembali

Bernardus Supriyono, SEBernardus Supriyono, SEBernardus Supriyono, SE

Page 19: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 19

elama Indonesia merdeka pembangunan

Smasih kurang di beberapa daerah meskipun sebagian daerah telah mampu

mencapai apa yang diharapkan, yaitu kesejahteraan rakyat.

Menurut Legislator dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Mahmudah, SH, sekarang yang perlu dipikirkan secara khusus adalah daerah perbatasan ataupun daerah pinggiran.

Mahmudah kembali menyoroti pembangunan yang ada Salatiga ini, yaitu masih terpusatnya kegiatan ekonomi di kawasan tengah kota. Walaupun telah ada upaya dari Pemerintah Kota Salatiga untuk mengembangkan beberapa wilayah ekonomi di daerah pemekaran namun dirasa kurang optimal dalam pengembangannya..

“Sarana dan prasarana yang ada di daerah pinggiran Kota Salatiga ini perlu terus ditingkatkan, supaya potensi yang ada di daerah tersebut dapat terpublikasikan ke luar dengan lebih optimal baik. Selain itu, peningkatan sarana dan prasarana bantuan berupa permodalan dan bimbingan

pelatihan ketram-p i l a n m u t l a k diberikan terutama u n t u k m e n g e m -bangkan potensi yang ada di daerah tersebut” tambah Mahmudah yang duduk di komisi B DPRD Kota Salatiga.

Dijelaskan anggota DPRD dari fraksi PPP (Partai Persatuan Pembangunan) ini bahwa persiapan untuk menjadikan desa wisata di Kota Salatiga masih belum nampak jelas. Hal ini terlihat dari segi pemberdayaan sarana dan prasarananya.

“Memang perlu peran serta dari semua stakeholder untuk mewujudkan pembangunan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat Salatiga. Jika ini dikembangkan maka taraf ekonomi dapat meningkat,angka pengangguran berkurang”, terang anggota Komisi B bidang Ekonomi dan Keuangan

DPRD Kota Salatiga.(wj/ss).

Daerah PinggiranDaerah PinggiranDaerah PinggiranPerlu Dipikirkan Secara KhususPerlu Dipikirkan Secara KhususPerlu Dipikirkan Secara Khusus

Sudah 70 t a h u n Indonesia

Me rdeka namun masalah agraria di negara ini khususnya di Kota Salatiga m a s i h s a n g a t berliku, sengketa

lahan kerap terjadi di berbagai daerah. Hal ini disoroti oleh anggota DPRD Kota Salatiga, Drs. Sarmin dari Komisi C bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat.

“Status kepemilikan tanah di Kota Salatiga terutama di wilayah pemekaran masih sangat pelik, dimana sebagian besar pemilik tanah belum memiliki Sertifikat Hak Milik, ini yang menyimpan masalah dikemudian hari. Ini juga berdampak pada pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan di Kota Salatiga yang sangat rendah, padahal jika pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dikelola dengan baik akan memberikan masukan untuk PAD

(Pendapatan Asli Daerah) kota Salatiga” ujar Legislator dari PDI Perjuangan.

Masih menurut Drs. Sarmin, ijin mengurus IMB masih sangat sulit dan bertele-tele. Untuk itu perlu sekiranya Pemerintah Kota mengadakan program pemutihan IMB atau dengan mewajibkan setiap ada jual beli bangunan harus melampirkan IMB-nya yang pada akhirnya akan menarik minat warga untuk mengurus IMB.

“Pemerintah Kota lewat SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait sekiranya bisa membentuk tim yang memantau IMB terhadap bangunan baik yang telah berdiri ataupun yang masih dalam pembangunan. Hal ini akan bisa efektif untuk menertibkan aturan dan juga menumbuhkan kesadaran warga untuk mengurus IMB, disamping juga dibarengi dengan kemudahan yang diberikan untuk proses kepengurusannya.” tandas anggota DPRD dari Dapil Sidorejo ini.

”Saya yakin jika hal tersebut dilaksanakan dengan sebaik, maka pendapatan asli daerah Kota

Salatiga akan meningkat” pungkasnya.(wj/ss)

Kepemilikan TanahKepemilikan TanahKepemilikan TanahMenyimpan Masalah di Kemudian HariMenyimpan Masalah di Kemudian HariMenyimpan Masalah di Kemudian Hari

Drs. SarminDrs. SarminDrs. Sarmin

Mahmudah, SHMahmudah, SHMahmudah, SH

Page 20: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

20 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Sl o g a n pemerintah da lam

r a n g k a memperingati HUT R I k e 7 0 i n i diharapkan tidak h a n y a m e n j a d i

slogan semata melainkan sebuah pergerakan untuk bekerja sebaik-baiknya. Hal ini disampaikan oleh Ibu Riawan Woro Endartiningrum, SE selaku anggota DPRD Kota Salatiga dari Partai Gerindra.

Target “AYO KERJA” ini tidak hanya untuk masyarakat, namun juga jajaran pemerintah. Mereka memiliki tanggung jawab besar untuk bekerja secara jujur, tanpa pamrih dalam melayani masyarakat tanpa diskriminasi.

Di Salatiga sendiri, pemerintah harus bisa bersikap pro aktif dalam menjalankan slogan ayo kerja ini. Misalnya dalam mengatasi sumber daya manusia, masih banyak masyarakat di kota ini yang

belum mendapat pekerjaan ataupun kesempatan dalam memanfaakan apa yang menjadi ide serta kreatifitasnya, sehingga masih banyak warga yang belum mendapatkan kesempatan untuk bekerja sesuai dengan pengalamannya.

Maka Pemerintah Kota Salatiga harus gencar memerangi permasalahan tersebut diatas. Baik melalui membuka lapangan perkerjaan yang baru serta memberikan pelatihan-pelatihan khusus kepada masyarakat.

Terlebih lagi dalam masalah birokrasi, pemerintah harus bisa lebih bersikap terbuka dalam menerima investor yang akan masuk ke Kota Salatiga, antara lain dengan cara mempermudah ijin serta biaya perijinan yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan.

“Jika para investor menjadikan Salatiga sebagai pilihan utama dalam mengembangkan usahanya, hal tersebut selainmenambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk pemerintah juga mampu menyerap

banyak tenaga kerja”, tandas Ibu Woro.(pris/ss)

Pemerintah KotaPemerintah KotaPemerintah KotaLebih Bersikap Terbuka bagi InvestorLebih Bersikap Terbuka bagi InvestorLebih Bersikap Terbuka bagi Investor

Hj. Riawan Woro E, SEHj. Riawan Woro E, SEHj. Riawan Woro E, SE

ir merupakan kebutuhan manusia

Auntuk hidup, dengan adanya air maka akan ada kehidupan begitulah kira-kira

perumpaman betapa pentingnya air untuk manusia. Sebagai mantan Direktur RSUD Salatiga dr. Suryaningsih, M.Kes sangat perduli terhadap masalah kesehatan terutama berkaitan dengan air bersih khususnya di Salatiga.

“Di musim kemarau panjang seperti ini kekeringan terjadi diberbagai daerah tak terkecuali di Salatiga, banyak sungai yang menjadi kering. Saat ini sumur warga banyak yang menyusut debit airnya. Hal ini bisa berdampak pada masalah kesehatan, contohnya karena air sulit didapat maka warga enggan menguras penampungan air. Hal ini bisa dijadikan sarang nyamuk sehingga berbagai penyakit akan timbul.” Kata Sekretaris Komisi A DPRD Kota Salatiga ini.

Menurutnya, sekarang ini jiwa gotong royong masyaraka mulai memudar. Kalo dulu warga dengan bersemangat kerja bakti memelihara sumber air dan menjaga pepohonan di daerah sekitar sungai, namun

s e k a r a n g masyarakat seolah-o lah tak pedu l i dengan hal tersebut.

“Ditambah lagi dengan mudahnya alih fungsi lahan y a n g i j i n n y a dikeluarkan oleh Pemerintah Kota, Pemerintah Kota sangat ini sangat mudah dalam hal mengalihkan fungsi lahan yang ada di daerah Kota Salatiga. Hal ini semakin membuat cadangan air tanah semakin menipis” ungkapnya

“Perlu kesadaran bersama dan juga kerjasama antara Pemkot dan juga masyarakat semisal Progam Penanaman Pohon Massal ataupun pembuatan sumur-sumur resapan yang dananya dari pemerintah dan pelaksanaannya diserahkan kepada masyarakat sehingga terpupuk rasa gotong royong dan kebersamaan disamping teratasinya masalah air

bagi warga” tandas Politisi Gerindra ini.(wj/ss)

Masalah Air BersihMasalah Air BersihMasalah Air BersihBerdampak pada Masalah KesehatanBerdampak pada Masalah KesehatanBerdampak pada Masalah Kesehatan

Drs. Suryaningsih, M.KesDrs. Suryaningsih, M.KesDrs. Suryaningsih, M.Kes

Page 21: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 21

endidikan Wawasan Kebangsaan lahir

Pdari suatu keprihatinan, yang sepertinya juga merupakan keprihatinan dari

berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Banyak kalangan yang melihat perkembangan wawasan kebangsaan d i Indones ia sudah sangat memprihatinkan, dan justru itu menjadi semakin nyata ketika melihat pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan.

Ironisnya lagi jika kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya perpecahan. Hal itu disampaikan anggota DPRD Kota Salatiga Sudiyono.

Menurut Sudiyono, Wawasan Kebangsaan merupakan sudut pandang atau cara memandang yang mengandung kemampuan sesorang atau kelompok orang untuk memaknai keberadaan jati dirinya dan bertingkah laku sesuai filsafah hidupbangsanya yang dapat menjiwai bangsa.

Maka pembentukan peraturan daerah tentang Wawasan Kebangsaan di Salatiga sangatlah tepat.

H a l i n i b e r tu juan un tuk m e n y e m a i , m e m e l i h a r a , menumbuh suburkan dan melanggengkan nilai-nilai penopang k e h i d u p a n y a n g harmonis, toleran, demokratis, tertib dan mensejahterakan dalam ranah kemasyarakatan dan kepemerintahan.

“Untuk menjaga Wawasan Kebangsaan kita buat perda, baru saja kita membahas Raperda Inisiatif DPRD Kota Salatiga mengenai Wawasan Kebangsaan” ungkap sudiyono.

“Debat pelajar Wasbang, tidak bisa bicara SARA, karena kita Bangsa Indonesia, itu sebagai contoh Salatiga Indonesia Mini, tidak bisa berbiocara satu suku, tetapi harus merangkul semua suku, dan selalu berdampingan membangun Salatiga. Wasbang jembatan mini masyarakat agar tidak terkotak-kotak

dan toleransi”, tutupnya.(is/ss)

Publik Hearing WasbangPublik Hearing WasbangPublik Hearing WasbangMerupakan Jiwa dan Semangat BangsaMerupakan Jiwa dan Semangat BangsaMerupakan Jiwa dan Semangat Bangsa

SudiyonoSudiyonoSudiyono

Berb icara mengenai p e m b a -

n g u a n d a n k e s e j a h t e r a a n rakyat, Pemerintah K o t a S a l a t i g a seharusnya lebih memfokuskan pada

pembangunan infrastruktur, terlebih lagi jika dilihat dari visi dan misi kerja pemerintahan.

Maka berhasil dan tidaknya bisa di lihat dari kemajuan pembanguan di suatu daerah tersebut. Hal itu jelas menjadi tolok ukur dalam kemajuan suatu daerah.

Hal tersebut disampaikan Supriyadi Fatkhi disela-sela kerjanya di Komisi C DPRD Salatiga. Menurutnya, Pemerintah Kota Salatiga harus mempunyai strategi yang tepat agar pembanguan infrastruktur bisa tercapai.

“Ada beberapa langkah yang bisa ditempuh agar pembangunan infrastruktur ini bisa terlaksana atau

tercapai, diantaranya adalah memiliki database untuk pembangunan infrastruktur yang ada, serta adanya komunikasi tingkat Forkompinda yang lebih baik. Selain itu juga dibutuhkan pengawasan yang berkualitas” kata Supriyadi Fatkhi.

Dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang bisa merugikan, sehingga mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian program yang ada serta berkurangnya kualitas suatu pembangunan. Pengalokasian anggaran yang tepat guna terkaitnya kesejahteraan masyarakat juga sangat dibutuhkan. Misalnya dalam bentuk insentif dalam bentuk bantuan modal usaha serta tersedianya sarana informasi dalam berbisnis.

“Kepememilikan database rakyat miskin di Kota Salatiga sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan agar alokasi bantuan bisa tepat sasaran. Dan yang paling penting adalah penyediaan dan pemberian pelatihan nonformal guna melatih masyarakat untuk siap bekerja bahkan kalau bisa membuka lapangan kerja

mandiri”, ungkap Supriyadi Fatkhi.(pris/ss)

Membangun InfrastrukturMembangun InfrastrukturMembangun InfrastrukturTingkatkan Kesejahteraan MasyarakatTingkatkan Kesejahteraan MasyarakatTingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Supriyadi FatkhiSupriyadi FatkhiSupriyadi Fatkhi

Page 22: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

22 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Pemberda-y a a n Kope ras i

dan UMKM(Usaha M i k r o K e c i l M e n e n g a h ) merupakan langkah s t r a t e g i s g u n a m e n u m b u h k a n

perekonomian masyarakat. Kebijakan ini dapat menjadi solusi konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan mendorong Koperasi dan UMKM meningkatkan kapasitas dan perannya.

Demikian disampaikan Anggota DPRD Salatiga Taufiq Eko Prayitno disela-sela kunjungannya di salah satu pedagang kaki lima di komplek Pasar Raya II Salatiga. Menurutnya, Dinas Koperasi dan UMKM perlu terus melakukan berbagai pendekatan strategis, tidak hanya melalui integrasi koordinasi dan kerja sama berbagai pihak, tetapi juga dengan program dan kegiatan melalui aksi pemberdayaan

Koperasi dan UMKM yang semuanya bermuara pada upaya mendorong pertumbuhan dan perkembangan Koperasi dan UMKM yang kreatif, mandiri, dan berdaya saing tinggi.

“Semua itu dimaksudkan agar Koperasi dan UMKM sebagai entitas usaha mampu menjadi Soko Guru Perekonomian Nasional dan mampu berperan sebagai pendorong eskalasi pertumbuhan ekonomi rakyat” tandas politisi Partai Demokrat ini.

Dijelaskan bahwa Koperasi dan UMKM akan mampu menciptakan perekonomian yang stabil melalui kemandirian ekonomi. Selain itu, penumbuhan wirausaha baru juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan jumlah UMKM produktif, dengan harapan dapat memberikan dampak pada peningkatan daya saing UMKM.

“Beberapa strategi perlu dilakukan untuk penumbuhan wira usaha baru, di antaranya melalui kemitraan dengan dunia usaha. Dengan begitu akan terjadi proses tranformasi pengetahuan dan manajemen kepada kelompok UMKM” tambah Mas

Ipung, sapaan Taufiq Eko Prayitno.(ss/is)

Pembinaan UMKMPembinaan UMKMPembinaan UMKMdapat Meningkatkan Perekonomiandapat Meningkatkan Perekonomiandapat Meningkatkan Perekonomian

Taufiq Eko PriyatnoTaufiq Eko PriyatnoTaufiq Eko Priyatno

ahasa Indonesia yang asli sekarang ini

Bmengalami degradasi ni la-ni lai penghargaan dan penghormatan dari

masyarakat umum dan khususnya mahasiswa, yang mana hampir disingkirkan di setiap komunikasi mereka secara keseluruhan. Masyarakat umum dan mahasiswa lebih senang menggunakan bahasa non-Indonesia atau bahasa gaul dan sebagainya yang lebih lazim dan lebih nyaman.

Menurut Agus Setiawan anggota Komisi C, hal itu bisa jadi disebabkan karena mereka lebih sering mendengarkan bahasa bukan Indonesia ketimbang bahasa Indonesia yang sebenarnya. Sehingga mereka menjadi terbiasa untuk menggunakan bahasa bukan Indonesia tersebut dan itu terjadi secara berantai ketika mereka bergaul dengan satu sama lain.

Hampir satu abad yang silam, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia mengikrarkan Sumpah Pemuda dengan menjunjung tinggi semangat kebangsaan.

“Hal itu merupakan sebuah bukti bahwa bangsa Indonesia dilahirkan dan tentunya pula

bahasa Indonesia s e b a g a i b a h a s a persatuan”, tegas W a w a n .

M e n j u n j u n g t i n g g i b a h a s a persatuan bahasa Indones i a , y ang mana sudah jelas bahwa sejarah Indonesia mencatat ikrar tersebut. Namun, hal itu hanyalah sekedar catatan masa lalu saja. Bagi sebagian besar generasi sekarang, hal itu tidak lebih hanya dianggap sebagai simbol tertulis bahwa Indonesia memiliki bahasa persatuan. Menutur Wawan, penerapan yang sebenarnya sangatlah memperihatinkan dan tentunya juga hal ini sudah sangat serius.

“Saya harap agar masyarakat Indonesia membudayakan bahasa Indonesia disamping melestarikan kekayaan bahasa daerah masing-masing dan juga harus bisa meminimalisir bahasa

asing.” harapnya.(is/ss)

Berbahasa IndonesiaBerbahasa IndonesiaBerbahasa IndonesiaBerarti Menjunjung Persatuan BangsaBerarti Menjunjung Persatuan BangsaBerarti Menjunjung Persatuan Bangsa

Agus Joko SetiawanAgus Joko SetiawanAgus Joko Setiawan

Page 23: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 23

otong royong adalah budaya bangsa

GIndonesia yang tetap lestari hingga saat ini. Rasa kebersamaan, senasib

sepenanggungan yang mengobarkan api perjuangan membebaskan diri dari belenggu penjajahan dulu, kini nikmat kemerdekaan dapat kita kecap.

Ir. Hj. Adriana Susi Yudhawati. M.Pd, anggota DPRD Kota Salatiga kembali menggugah semangat tersebut. “CSR (Corporate Social Responsibility) adalah bentuk kepedulian dari pelaku usaha untuk membantu warga di sekitar perusahaan itu berada, bantuan berupa permodalan, pelatihan atau bahkan sponsorship bisa dilakukan untuk membantu roda ekonomi masyarakat.” Katanya.

Dicontoh, jika penataan PKL yang ada disekitaran Lapangan Pancasila dapat melibatkan dana CSR, PKL tersebut ditata sedemikian rupa dengan diberikan tenda yang seragam dari sebuah perusahaan ini akan bermanfaat ganda, dari perusahaan bisa beriklan dengan murah,PKL bisa mendapatkan fasilitas tempat usaha yang bagus sehingga tampak indah dan bisa menarik

wisatawan kuliner u n t u k m e n c i c i p i aneka makanan yang P K L s a j i k a n .

Dimana peran Pemer in t ah Ko ta S a l a t i g a ? , menurutnya, melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol Pp). Pemkot bisa berkontribusi untuk menjaga keamanan dari gangguan preman yang menganggu ketertiban sekaligus untuk memberikan pengarahan kepada PKL agar menjaga kebersihan ditempat mereka berjualan. Dengan begitu wajah kota tetap bersih dan indah.

Selanjutnya Bu Susi menyampaikan agar pedagang menaati jam operasional yang telah disepakati sehingga warga lain yang akan memanfaatkan ruang publik tidak merasa terganggu karena Lapangan Pancasila juga mempunyai fungsi sebagai alun-alun kota yang harus dijaga nilai

estetikanya.(wj/ss)

Perusahaan BesarPerusahaan BesarPerusahaan BesarPerlu Membatu Warga Sekitar Perlu Membatu Warga Sekitar Perlu Membatu Warga Sekitar

Ir. Hj. Adriana Susi Y, M.PdIr. Hj. Adriana Susi Y, M.PdIr. Hj. Adriana Susi Y, M.Pd

Semangat U s a h a M i k r o ,

Kecil dan Menengah ( U M K M ) s e j a l a n dengan c i ta-c i ta kemerdekaan yaitu semangat untuk m a n d i r i d a n

berdikari. Pemerintah mengakomodir lewat UU no 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang menerangkan bahwa UMKM salah satu pilar utama ekonomi nasional yang perlu mendapat kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada usaha ekonomi rakyat seperti halnya pada aktifitas industri rumahan dan kelompok usaha bersama dengan tidak mengabaikan peran Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Program 1000 UMKM yang dicanangkan Pemkot Salatiga sangat didukung oleh Bagas Aryanto,SP anggota DPRD Kota Salatiga.

“Lewat Badan Layanan Umum Dana Bergulir (BLU DB) yang dijalankan oleh Disperindagkop Kota Salatiga sangat membantu dalam pengembangan dan pertumbuhan UMKM ini ”. Ujarnya

Lebih lanjut menurut Bagas selain memberikan bantuan permodalan perlu adanya bantuan secara managerial dan pendampingan dari dinas terkait sehingga modal yang digulirkan dapat tepat sasaran sesuai yang diharapkan.

“Jika UMKM yang kita bina telah bisa mandiri maka modal bergulir itu dapat dialihkan kepada UMKM lain yang lebih membutuhkan sehingga pertumbuhan UMKM yang ada akan meningkat secara kualitas maupun kuantitas” imbuhnya

Menurutnya, program BLU DB ini juga bisa ditingkatkan dengan di sinergikan antar SKPD terkait, contohnya Kampung Buah yang digagas Dispertan bisa dilengkapi dengan UMKM yang berkaitan dengan pengolahan produk yang dihasilkan oleh Kampung Buah tersebut.

“Selain itu Salatiga juga mempunyai ikon enting-enting gepuk yang bisa dijadikan buah tangan

jika mudik ke Salatiga” terang Bagas.(wj/ss)

Semangat UMKMSemangat UMKMSemangat UMKMSemangat Mandiri dan BerdikariSemangat Mandiri dan BerdikariSemangat Mandiri dan Berdikari

Bagas Aryanto, SPBagas Aryanto, SPBagas Aryanto, SP

Page 24: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Laporan Utama

24 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

Keberagam a n a d a l a h

b e r k a h y a n g diberikan kepada bangsa Indonesia disamping nikmat sumber daya alam yang melimpah dan

sumber daya manusia yang beragam pula. Hal itu disadari oleh Nono Rohana, S.Ag anggota DPRD Kota Salatiga.

“Perbedaan dan keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia adalah ciri khas yang harus terjaga sampai kapan pun karena NKRI adalah harga mati. Sebagai anak bangsa kita wajib menjaga persatuan dan memandang perbedaan suku,ras dan agama adalah perekat bagi bangsa ini, keutuhan bangsa ini adalah prioritas yang harus didahulukan dibandingkan kepentingan-kepentingan yang lain. Toleransi yang selama ini ada harus tetap tumbuh diantara masyarakat dan keteladanan para

pemimpin negara ini harus juga dikedepankan.” Kata Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Salatiga sebagai salah satu daerah dengan penduduk yang sangat beragam baik secara agama dan suku bangsa bisa menjadi tolok ukur dan contoh daerah lain dalam hal kerukunan dan toleransi antar warga kotanya. “Julukan Indonesia Mini ataupun Kota Bhinneka Tunggal Ika sangatlah sesuai karena hampir semua suku dan agama yang ada di Indonesia ada di Kota Hatti Beriman ini. Gesekan antar suku dan agama hampir tak pernah ada di Kota Salatiga ini harus kita jaga dan pelihara” imbuh anggota DPRD Kota Salatiga dari dapil Tingkir ini.

Pria Sunda ini juga merasakan betapa hangatnya kehidupan yang terasa di Salatiga ada ketentraman yang dia rasakan.

“Suasana seperti ini sulit kita dapatkan didaerah lain, terutama di kota-kota besar. Setiap hari kita dihadapkan dengan tontonan di televisi yang kurang bisa memupuk rasa nasionalisme, nilai-nilai keagamanan dan toleransi antar anak bangsa” kata

Nono Rochana, S.Ag.(wj/ss)

Kota SalatigaKota SalatigaKota SalatigaSebagai Kota Bhinneka Tungga Ika Sebagai Kota Bhinneka Tungga Ika Sebagai Kota Bhinneka Tungga Ika

Nono Rohana, S.AgNono Rohana, S.AgNono Rohana, S.Ag

epat pada tanggal 24 Juli 2015 kemarin

TSalatiga genap berusia 1.265 tahun, sebuah usia yang cukup tua bagi Salatiga

jika dibandingkan dengan daerah lainnya.Yang menjadi masalah bagi kita adalah sejauh

mana masyarakat sudah bisa merasakan hasil-hasil pembangunan dan merasakan nyamannya tinggal di Salatiga yang dahulu pada jaman Belanda terkenal sebagai tempat tujuan favorit untuk berkunjung ke Salatiga.

Hal tersebut disampaikan anggota DPRD Salatiga dari Komisi C, Latif Nahari, ST. Menurutnya, momentum hari ulang tahun ini Salatiga perlu dijadikan sebagai sarana untuk introspeksi diri, sejauh mana kita dalam hal ini pemerintah kota berbuat untuk rakyatnya.

“Ki ta harus apres ias i keberhasi lan-keberhasilan yang dicapai oleh pemeritah kota seperti yang disampaikan oleh Walikota dalam upacara peringatan HUT Salatiga ke 1.265 lalu, namun disisi lain juga masih banyak hal-hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota” kata Latif Nahari.

D i contohkan dengan fas i l i t as publik yang ada, d e n g a n c a p a i a n Ruang Terbuka Hijau kita untuk publik yang baru tercapai 4,6% dari 20% dan Ruang Terbuka Hijau untuk privat yang baru tercapai 6,4% dari 10% sesuai yang diamanatkan Undang-Undang No. 26/ 2007, saya kira ini menjadi renungan tersendiri bagi pemerintah kota.

“Ini baru masalah capaian luasan lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH), belum yang lainnya. Meski Pemkot dihadapkan pada masalah ketersediaan lahan, tetapi Pemkot harus tetap memiliki komitmen yang kuat untuk mewujudkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 30% sesuai amanat undang-undang, karena RTH merupakan energi kota yang mempunyai manfaat besar sebagai tempat interaksi dan

pembentukan estetika kota” tandasnya.(pris/ss)

Refleksi 1.265 Tahun Kota SalatigaRefleksi 1.265 Tahun Kota SalatigaRefleksi 1.265 Tahun Kota Salatiga

Latif Nahari, STLatif Nahari, STLatif Nahari, ST

Page 25: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 25

emerdekaan menurut Bapak KH. M.

KSyafi'i adalah “bebas” yaitu bebas dari tekanan pihak manapun, kemerdekaan

Republik Indonesia yaitu kemerdekaan dari belenggu penjajah dahulu seperti Belanda dan Jepang. Amanat dan jiwa ikhlas berkorban untuk bangsa dan negara perlu diwarisi setiap warga negara.

Menurut Syafi'i yang merupakan anggota Komisi C DPRD Kota Salatiga, cara mewujudkan kemerdekaan untuk Salatiga, salah satunya dengan mewujudkan semboyan Salatiga yaitu Salatiga “hatti beriman” sehat, tertib, bersih, indah dan aman.

“Masyarakat Salatiga hendaknya dapat mewujudkan Salatiga yang sehat yaitu dengan cara melakukan kerja bakti dalam lingkungan agar sehat, bersih dan indah”, terangnya.

Masyarakat ikut serta menciptakan kondisi tertib dan aman agar sesuai pada nilai-nilai yang terkandung dalam semboyan Salatiga.

Selain mewujudkan Salatiga yang merdeka, kita juga perlu menjadikan Salatiga agar bisa dikenal di masyarakat luar Salatiga. Pemerintah Kota Salatiga

d a p a tbekerja sama untuk menjadikan kota ini terkenal.

D e n g a n t e r l a k s a n a n y a S a l a t i g a y a n g merdeka serta sesuai dengan semboyannya yaitu Salatiga Hatti Beriman, menjadikan Kota Salatiga memiliki ciri khusus yang bertujuan agar orang yang melewati Kota Salatiga akan tertarik untuk mampir.

“Mereka akan memberi kesan bahwa Salatiga ternyata benar-benar hati beriman dan sejuk”, tutur Muh Syafi’i.

Muh Syafi ' i anggota Fraksi PKB ini menambahkan bahwa kita sebagai masyarakat Salatiga bersama sama wajib menjaga Salatiga agar sehat, tertib, bersih, indah dan aman. Sehingga Salatiga bisa menjadi kota yang mandiri, sejahtera dan bermartabat serta memiliki daya tarik tersendiri

bagi pengunjung.(is/ss).

Warga SalatigaWarga SalatigaWarga SalatigaWajib Menjaga Ketertiban KotaWajib Menjaga Ketertiban KotaWajib Menjaga Ketertiban Kota

KH. Muh. Syafi'iKH. Muh. Syafi'iKH. Muh. Syafi'i

SSa a t i n i a a t i n i nilai-nilai nilai-nilai l u h u r l u h u r

Pancas i l a mu la i Pancas i l a mu la i m e m u d a r d a n m e m u d a r d a n m e r e d u p d a l a m m e r e d u p d a l a m pelaksanaannya. Hal pelaksanaannya. Hal i n i t e r j a d i i n i t e r j a d i dikarenakan adanya dikarenakan adanya

pengaruh globalisasi di Indonesia. Seakan-akan pengaruh globalisasi di Indonesia. Seakan-akan masyarakat Indonesia melupakan bangsanya sendiri masyarakat Indonesia melupakan bangsanya sendiri yang dibangun dengan semangat juang yang gigih yang dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan.dan tanpa memandang perbedaan.

“Ini tentu berdampak negatif bagi kehidupan “Ini tentu berdampak negatif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.”, ungkap Sri Setyo Pamilih berbangsa dan bernegara.”, ungkap Sri Setyo Pamilih Karni anggota DPRD Kota Salatiga.Karni anggota DPRD Kota Salatiga.

Beberapa di antara masyarakat Indonesia Beberapa di antara masyarakat Indonesia terlebih generasi muda lebih mudah berbaur dan terlebih generasi muda lebih mudah berbaur dan mengikuti perkembangan budaya asing dari pada mengikuti perkembangan budaya asing dari pada harus ikut membanggakan budaya bangsa sendiri. harus ikut membanggakan budaya bangsa sendiri. Mungkin sejarah perjuangan bangsa hanya akan ada Mungkin sejarah perjuangan bangsa hanya akan ada dibuku tanpa diingat oleh bangsanya. dibuku tanpa diingat oleh bangsanya.

Sa a t i n i nilai-nilai l u h u r

Pancas i l a mu la i m e m u d a r d a n m e r e d u p d a l a m pelaksanaannya. Hal i n i t e r j a d i dikarenakan adanya

pengaruh globalisasi di Indonesia. Seakan-akan masyarakat Indonesia melupakan bangsanya sendiri yang dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan.

“Ini tentu berdampak negatif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.”, ungkap Sri Setyo Pamilih Karni anggota DPRD Kota Salatiga.

Beberapa di antara masyarakat Indonesia terlebih generasi muda lebih mudah berbaur dan mengikuti perkembangan budaya asing dari pada harus ikut membanggakan budaya bangsa sendiri. Mungkin sejarah perjuangan bangsa hanya akan ada dibuku tanpa diingat oleh bangsanya.

Menurut beliau sebagai generasi penerus yang Menurut beliau sebagai generasi penerus yang hanya penikmat dari hasil perjuangan seharusnya hanya penikmat dari hasil perjuangan seharusnya kita bangga, menjaga dan melestarikan apa yang kita bangga, menjaga dan melestarikan apa yang menjadi nilai moral dan jati diri bangsa. menjadi nilai moral dan jati diri bangsa.

Pancasila memberikan nilai yang mengatur Pancasila memberikan nilai yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar menjadi masyarakat dengan kepribadian yang agar menjadi masyarakat dengan kepribadian yang bermoral, beretika, bertoleransi, bertanggung jawab, bermoral, beretika, bertoleransi, bertanggung jawab, berubudi pekerti dan berjiwa sosial. berubudi pekerti dan berjiwa sosial.

Upaya untuk menumbuh kembangkan Upaya untuk menumbuh kembangkan semangat Pancasila memang bukan perkara mudah semangat Pancasila memang bukan perkara mudah jika jiwa individu dan masyarakat itu sendiri sudah jika jiwa individu dan masyarakat itu sendiri sudah terpengaruh oleh budaya asing. terpengaruh oleh budaya asing.

“Banyak cara untuk membangkitkan semangat “Banyak cara untuk membangkitkan semangat Pancasila, diantaranya dengan mengingat kembali Pancasila, diantaranya dengan mengingat kembali Perjuangan Sejarah Bangsa, Banggakan Indonesia, Perjuangan Sejarah Bangsa, Banggakan Indonesia, Tanamkan semangat Pancasila”, terangnya.Tanamkan semangat Pancasila”, terangnya.

“Maka dari itu jiwa dan semangat Pancasila “Maka dari itu jiwa dan semangat Pancasila harus dibangkitkan, harus dipupuk sedini mungkin, harus dibangkitkan, harus dipupuk sedini mungkin, dan dijaga agar tidak hilang dari diri kita agar menjadi dan dijaga agar tidak hilang dari diri kita agar menjadi bangsa yang bertanggung jawab”, harap Sri Setyo bangsa yang bertanggung jawab”, harap Sri Setyo

Pamilih Karni.(is/ss)Pamilih Karni.(is/ss)

Menurut beliau sebagai generasi penerus yang hanya penikmat dari hasil perjuangan seharusnya kita bangga, menjaga dan melestarikan apa yang menjadi nilai moral dan jati diri bangsa.

Pancasila memberikan nilai yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar menjadi masyarakat dengan kepribadian yang bermoral, beretika, bertoleransi, bertanggung jawab, berubudi pekerti dan berjiwa sosial.

Upaya untuk menumbuh kembangkan semangat Pancasila memang bukan perkara mudah jika jiwa individu dan masyarakat itu sendiri sudah terpengaruh oleh budaya asing.

“Banyak cara untuk membangkitkan semangat Pancasila, diantaranya dengan mengingat kembali Perjuangan Sejarah Bangsa, Banggakan Indonesia, Tanamkan semangat Pancasila”, terangnya.

“Maka dari itu jiwa dan semangat Pancasila harus dibangkitkan, harus dipupuk sedini mungkin, dan dijaga agar tidak hilang dari diri kita agar menjadi bangsa yang bertanggung jawab”, harap Sri Setyo

Pamilih Karni.(is/ss)

Semangat PancasilaSemangat PancasilaSemangat PancasilaPerlu Upaya Menumbuh KembangkanPerlu Upaya Menumbuh KembangkanPerlu Upaya Menumbuh Kembangkan

Sri Setyo Pamilih KarnSri Setyo Pamilih KarnSri Setyo Pamilih Karn

Page 26: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Opini

eamanan menjadi kebutuhan yang

Kdiperlukan oleh siapa saja. Tidak hanya bagi mereka yang sering beraktifitas,

tetapi seluruh masyarakat membutuhkan. Aktivitas yang padat, ditambah suasana kota yang makin ramai, akan berdampak pada seringnya terjadi kejahatan. Dengan begitu, peran kepolisian sebagai pengayom masyarakat sangat dibutuhkan.

Di Salatiga, kota kecil yang berbatasan dengan Semarang, dimana berada di lereng sebelah timur Gunung Merbabu yang terkenal dengan sebutan kota yang sejuk ini semakin hari semakin ramai. Aktivitas masyarakatpun mulai padat.

Lantas, apa yang telah di ditawarkan oleh Kepolisian Resort Salatiga ?. Hal ini telah terjawab oleh Kepolisian Salatiga. Polres Salatiga telah penerapkan Sistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu (Simadu) di wilayah Kota Salatiga.

Hal ini bertujuan untuk terwujudkan peningkatan kenyamanan, ketertiban, serta keamanan masyarakat sesuai dengan misi Polres yaitu bertekad mewujudkan Kota Salatiga yang kondusif melalui upaya penegakan hukum secara profesional, transparan dan akuntabel dengan bekerjasama dengan instansi samping, TNI, tokoh agama dan tokoh masyarakat guna mewujudkan masyarakat yang tentram dan harmonis serta mengedepankan

26 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

SIMADU POLRESSIMADU POLRESSistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu Sistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu SIMADU POLRESSistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu

Kapolres Salatiga AKBP. Yudo Hermanto, SIK menjelas-kan tentang konsep Simadu Polres Salatiga.

Foto: andy

Foto: andy

Page 27: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Kapolres Salatiga, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Yudo Hermanto, SIK Simadu (Sistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu) ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Garis besar Konsep Simadu ini adalah menyatukan partisipasi seluruh komponen dan sumber daya keamanan yang ada di Kota Salatiga, baik dari kepolisian, satpam, Satpol PP hingga Linmas.

Sistem ini akan menjangkau hingga tingkat kelurahan di wilayah Salatiga yang berjalan secara online. Masyarakat bisa berpatisipasi aktif menyampaikan informasi terkait situasi keamanan di wilayah masing- masing.

Nantinya, jika ada masyarakat yang kehilangan kendaraan atau curanmor (pencurian kendaraan bermotor) bisa melapor secara online, pengelola aplikasi Simadu akan menyampaikan kepada petugas terdekat, mereka akan menghadang di wilayah itu.

Dengan begitu, penerapan Simadu nantinya akan menjadi pilot project sistem keamanan. Jika berhasil, bukan tidak mungkin konsep ini akan diterapkan di wilayah lainnya di Jateng. Intinya, sistem

ini mengintegrasikan seluruh upaya pengamanan kota. Sistem ini tidak hanya dimanfaatkan untuk penanganan kasus, namun juga upaya-upaya promotif (sosialisasi) dan preventif (pencegahan).

Aplikasi ini berbasis online, sehingga masyarakat dapat dengan mudah berpastisipasi aktif untuk menyampaikan informasi situasi keamanan di wilayahnya masing-masing dan akan terhubung dengan petugas yang terdekat di wilayahnya.

Selain itu Sistem ini tidak hanya untuk penanganan kasus, akan tetapi juga bisa di manfaatkan sebagai upaya-upaya sosialisasi dan pencegahan semacam himbauan kepada masyarakat melalui ponsel berupa sms.

Kedepan untuk pengembangan aplikasi ini Polres Salatiga juga akan menempatkan semacam alat yang di pasangkan pada tempat-tempat rawan kejahatan seperti toko modern “Panic Button”.

Kapolres AKBP. Yudo Hermanto, SIK menyebutkan, dimana alat tersebut akan memberikan signal secara cepat kepada Aplikasi Simadu sehingga apabila ada kejahatan di titik-titik tertentu, Polres Salatiga akan secara cepat dapat merespon kejahatan

tersebut.(red/ss).

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 27

Segenap Anggota DPRD yang tergabung dalam Komisi A, bersama Kapolres Salatiga AKBP. Yudo Hermanto, SIK menyaksikan dari dekat tentang Sistem Informasi Manajemen Keamanan Terpadu Polres Salatiga.

Foto: andy

Page 28: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Warta

Jiwaraga, Edisi III Tahun 201528

ertempat di Ruang Bhinneka Tunggal

BIka, baru-baru ini DPRD Kota Salatiga menyelenggarakan Rapat Paripurna

DPRD dalam rangka Penyampaian Rancangan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara) Perubahan APBD Kota Salatiga Tahun Anggaran 2015. Dalam Rapat Paripurna ini

diserahkan secara simbolis Rancangan KUA-PPAS dari Walikota Salatiga Yulianto,SE.MM kepada Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistio, SE.

Turut hadir dalam acara tersebut Pimpinan dan anggota DPRD, Wakil Walikota H.Muh Haris,SS.M.Si, Sekretaris Daerah, para Assisten Sekda, Staf Ahli dan jajaran SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Salatiga.

Setelah diserahkan Komisi DPRD akan berperan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan eksekutif sesuai dengan bidangnya. “Kalau komisi melaksanakan tugas pengawasannya dengan sungguh-sungguh selama tahun berjalan, mereka pasti tahu mana aspirasi yang murni dan mana yang tidak, mana kegiatan yang tepat mana yang kurang tepat” kata M. Kemat selaku Ketua Komisi C.

Dalam sambutannya Walikota Salatiga Yulianto,SE.MM berharap rancangan KUA-PPAS Perubahan APBD Kota Salatiga TA 2015 yang akan dibahas akan dapat diselesaikan tepat waktu sehingga APBD Perubahan TA 2015 Kota Salatiga

dapat segera ditetapkan.(wj/ss)

Rapat ParipurnaRapat ParipurnaRapat ParipurnaPenyampaian Rancangan KUA-PPAS PerubahanPenyampaian Rancangan KUA-PPAS PerubahanPenyampaian Rancangan KUA-PPAS Perubahan

Kasdim 0714/Salatiga Mayor Kav. Hyasintus WP.ST hadirhadir pada rapat paripurna DPRD Salatiga.

uang Nusantara Sekretariat DPRD Kota

RS a l a t i g a m e n j a d i t e m p a t terselenggaranya audiensi antara

B a d a n P e n y e l e n g g a r a J a m i n a n S o s i a l Ketenagakerjaan dengan Sejumlah Serikat Pekerja Nasional perusahaan yang ada di wilayah Kota Salatiga. Audensi ini difasilitasi oleh DPRD Kota Salatiga baik Komisi A,B maupun C.

Dalam audensi ini turut hadir Slamet Widodo selaku Kepala Unit Pemasaran dan Hafid Nugroho,S.Fam Kepala layanan Operasional BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) KLOK Salatiga, Drs Sri Jokonurhadi Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Supriyanto dari SPN (Sekolah Polisi Negara), Yusharno perwakilan dari SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dan beberapa perwakilan dari serikat pekerja lainnya. Audensi ini sendiri di pimpin oleh Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga M. Fathur Rahman, SE.MM dan dihadiri anggota DPRD Kota Salatiga.

Dalam pertemuan ini selain sosialisasi program BPJS Ketenagakerjaan yaitu, Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JK), Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK), Bukan Penerima Upah, Jasa Konstruksi dan tentu saja program yang baru yaitu Jaminan Pensiun. Masalah yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah masalah batas waktu pencairan Jaminan Hari Tua bagi karyawan/pekerja

yang diberhentikan atau di PHK.(wj/ss).

Audiensi BPJSAudiensi BPJSAudiensi BPJSBahas Batas Waktu Pencairan Jaminan Bahas Batas Waktu Pencairan Jaminan Bahas Batas Waktu Pencairan Jaminan

Beberapa Karyawan Damatex Salatiga mengikuti audiensi BPJS di Ruang Rapat Nusantara DPRD Kota Salatiga.

Foto: boedy’s

Foto: Andy

Page 29: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Warta

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 29

engar pendapat masyarakat atau

DPublic Hearing mengenai Raperda Jaminan Usaha Petani dan Raperda

Pengelolaan Lahan Pertanian Berkelanjutan kembali digelar DPRD Kota Salatiga di Ruang Nusantara Sekretariat DPRD Kota Salatiga baru-baru ini.

Dengar pendapat masyarakat kali ini dipimpin oleh Ketua Badan Legislasi DPRD Kota Salatiga Supriyadi Fatkhi serta dihadiri oleh anggota DPRD, SKPD terkait seperti Dinas Cipatkaru dan Bappeda, perwakilan dari Gapoktan dari masing masing kelurahan di wilayah Kota Salatiga. Untuk narasumbernya dari kalangan akademisi yaitu Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).

Gagasan penyusunan raperda ini untuk menjawab masalah keberlangsungan usaha para petani. Mereka mempunyai musuh salah satunya adalah penyempitan lahan. Lahan pertanian merupakan sarana utama dalam pekerjaannya. maka pemerintah harus tegas dalam pelaksanaan aturan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Jaminan ketersediaan lahan pertanian menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah

dan pemilik lahan. Jika perda ditegakkan namun masyarakat mengalihfungsikan lahan dengan dalih keterbatasan ekonomi, maka pemerintah juga tidak bisa berbuat apa. Keberadaan lahan pertanian yang mencukupi adalah salah penopang dalam rangka program pemerintah untuk meningkatkan produksi

pertanian” kata Supriyadi Fatkhi.(wj/ss)

Dengar PendapatDengar PendapatDengar PendapatRaperda Pengelolaan Lahan PertanianRaperda Pengelolaan Lahan PertanianRaperda Pengelolaan Lahan Pertanian

Kegiatan dengar pendapat DPRD Salatiga tentang jaminan usaha petani dan pengelolaan lahan pertanian.

indakan yang dilakukan perusahaan

T(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab

mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada sangatlah dibutuhkan.

Bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, maupun sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.

Raperda CSR (Corporate Social Responsibility) ini sekarang memasuki tahap dengar pendapat publik atau Public Hearing yang dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD Kota Salatiga. Dengan mengundang beberapa pihak yang berkompeten baik dari kalangkan akademisi, pemangku wilayah dalam hal ini lurah, camat di Kota Salatiga, SKPD terkait dalam hal ini Disperindagkop, KLH dan pelaku usaha yang ada di Kota Salatiga.

Dalam kesempatan itu dibahas berbagai hal yang terdapat dalam pasal-pasal Raperda. Misalnya besaran dana CSR ataupun badan atau lembaga yang akan menerima dana CSR. Juga kendala yang dihadapi pelaku usaha untuk menyisihkan sebagian

keuntungan sebagai dana CSR.(wj/ss)

Dengar PendapatDengar PendapatDengar PendapatTanggungjawab Sosial & Lingkungan PerusahaanTanggungjawab Sosial & Lingkungan PerusahaanTanggungjawab Sosial & Lingkungan Perusahaan

Dengar pendapat tentang pengelolaan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan di DPRD KotaSalatiga.

Foto: Andy

Foto: Andy

Page 30: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Warta

Jiwaraga, Edisi III Tahun 201530

alam rangka memeriahkan Hari

Dkemerdekaan RI ke 70, pemuda pemudi warga Isep-Isep, Cebongan

menggelar gerak jalan santai. Adapun rute yang dilewati para peserta yakni

mulai dari desa isep-isep, desa Cebongan, GOR

Wahid, kecamatan Argomulyo, desa Pendem, desa Gandu dan kemudian finis kembali ke desa Isep-isep-Cebongan. Adapun peserta di ikuti RT 01, 02 dan 03 RW 03 kelurahan Cebongan yang kurang lebih sekitar 400 peserta.

"Kegiatan ini merupakan acara untuk menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke 70, yang sebelumnya telah diadakan beberapa macam perlombaan seperti lomba tarik tambang, sepak bola joget lumpur, lomba makan kerupuk, lomba pecah air dan lain sebagainya," ungkap anggota Panitia HUT Hasyim As’ari.

Panitia penyelenggaran menyediakan beberapa kupon undian bagi para peserta dengan memperebutkan sekitar 50 hadiah doorprize. Adapun berbagai hadiah doorprize seperti tremos, setrika, rantang, piring, mangkok dan berbagai peralatan dapur lainnya.

"setelah kegiatan lomba gerak jalan sehat kemudian pada saat malam tirakatan dilaksanakan pula lomba panjat pinang dengan hadiah utama berupa uang sebesar Rp. 800.000,00," papar Hasyim

As’ari.(is/ss)

Isep-Isep - CebonganIsep-Isep - CebonganIsep-Isep - CebonganRamaikan HUT RI dengan Jalan santai Ramaikan HUT RI dengan Jalan santai Ramaikan HUT RI dengan Jalan santai

Warga Isep-isep Cebongan mengikuti jalan santai untuk me- meriahkan peringatan HUT RI ke 70.

Peraturan bagi yang sudah mampu s a m p a i d i puncak pinang y a k n i m e n g a m b i l h a d i a h m a x i m a l 3 amplop atau 3 item. Hadiah d a r i l o m b a panjat pinang i n i m e m a n g tidak seberapa, n a m u n per lomabaan ini tidak di ukur s e b e r a p a hadiah yang didapat namun seberapa usaha peserta berjuang untuk mencapai puncak seperti dahulu yang telah

dilakukan para pejuang.(is/ss)

Panjat PinangPanjat PinangPanjat PinangMeriahkan Perayaan HUT RI di KlasemanMeriahkan Perayaan HUT RI di KlasemanMeriahkan Perayaan HUT RI di Klaseman

Panjat pinang pohon pisang

erayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-70

PKemerdekaan Republik Indonesia (RI)� disemarakkan dengan berbagai lomba.

Salah satu lomba paling favorit adalah panjat pinang. Untuk itu, guna memeriahkan Hari

Kemerdekaan ini, Desa Klaseman RT 05 RW 02 Salatiga mengadakan lomba panjat pinang dengan pohon pisang sebagai bahan utama pengganti pohon pinang. Lomba panjat pinang di ikuti oleh warga klaseman RW 02. Adapun peserta lomba di ikuti oleh usia remaja dan dewasa.

Banyak hadiah sederhana yang disediakan seperti gayung, ekrak, tempat sampah, sapu, makanan kecil dan minuman.

Pada perlombaan ini, pohon pinang diperebutkan oleh 6 kelompok yang diberi nama tim 1, tim 2, tim 3, tim 4, tim 5 dan tim 6. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Sehingga total peserta seluruhnya berjumlah 18 orang.

Tim 1 sampai tim 6 masing-masing diberi waktu 5 menit. Jika dalam waktu itu gagal mencapai puncaknya, maka diganti tim selanjutnya, begitu terus sampai ada yang berhasil.

Foto: Intan

Foto: Intan

Page 31: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Warta

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 31

PRD Kota Salatiga mengadakan

Dkegiatan public hearing mengenai Wawasan Kebangsaan di Ruang

Nusantara DPRD kota Salatiga. Kegiatan ini bekerja sama dengan Universitas

Kristen Satya Wacana guna membahas dan menyusun raperda mengenai wawasan kebangsaan.

Public hearing di ikuti oleh Kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat daerah) di lingkungan Pemerintah Kota Salatiga, LPMK, serta perwakilan partai di Salatiga.

K e g i a t a n p e n g e m b a n g a n W a w a s a n Kebangsaan ini merupakan upaya untuk menyemai, meme l iha ra , menumbuh suburkan dan melanggengkan nilai-nilai penopang kehidupan yang harmonis, toleran dan mensejahterakan dalam ranah kemasyarakatan dan kepemerintahan di Kota Salatiga sebagai model kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang menjamin persatuan dan kesatuan warga dalam masyarakat yang majemuk.

Adapun jangkauan pengaturan dalam Raperda Wawasn Kebangsaan ini adalah seluruh aktifitas

a tau keg ia tan yang be rkenaan dengan pengembangan Wawasan Kebangsaan di Kota Salatiga, baik yang menjadi peran dan tanggung jawab pemerintahan daerah maupun masyarakat

dan pemangku kepentingan lainnya.(is/ss)

Dengar PendapatDengar PendapatDengar PendapatTentang Raperda Wawasan Kebangsaan Tentang Raperda Wawasan Kebangsaan Tentang Raperda Wawasan Kebangsaan

Anggota DPRD bersama UKSW Salatiga membahas Ranca-ngan Peraturan Daerah tentang wawasan Kebangsaan.

ewan Perwakilan Rakyat Daerah

D(DPRD) Kota Salatiga menggelar Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka

mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo. Kegiatan itu merupakan awal dari seluruh rangkaian kegiatan Kota Salatiga dalam menyambut HUT RI ke-70 tahun.

Rapat Paripurna yang dipimpin oleh Ketua DPRD Kota Salatiga M. Teddy Sulistio, SE dan diikuti oleh seluruh Anggota DPRD tersebut dilaksanakan pada Jumat (14/8) di Ruang Sidang Bhinneka Tunggal Ika DPRD. Hadiri dalam acara Wakil Walikota Salatiga Muhammad Haris, S.S., M.Si, jajaran Forkompinda, Sekda Drs Agus Rudianto MM serta para jajaran pejabat eselon II dan eselon III Kota Salatiga.

Sebelum mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo sebagai kepala negara dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara di MPR yang dilanjutkan dengan pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR tersebut, berkenan ketua DPRD, M. Teddy Sulistio, SE mengundang masyarakat yang sudah mengabdi di Kota Salatiga untuk mendapatkan penghargaan serta bingkisan dari DPRD.

“Kepada saudara yang selama ini telah berjasa untuk perkembangan Salatiga, saya berharap melalui penghargaan ini mampu menggerakkan serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan kita

semua”, kata Ketua DPRD.(pris/ss)

Paripurna IstimewaParipurna IstimewaParipurna IstimewaDewan Beri Penghargaan Kepada MasyarakatDewan Beri Penghargaan Kepada MasyarakatDewan Beri Penghargaan Kepada Masyarakat

Pimpinan DPRD Salatiga akan menyerahkan penghargaankepada masyarakat yang berprestasi di berbagai bidang.

Foto: boedy’s

Foto: Intan

Page 32: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Warta

Jiwaraga, Edisi III Tahun 201532

una meningkatkan silaturrahmi

Gdiantara anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga

dengan warga masyarakat, digelar kegiatan halal bi halal di halaman gedung Sekretariat DPRD.

Acara dengan tajuk Halal Bihalal warga Kota Salatiga di Rumah Rakyat ini dihadiri Walikota Salatiga, Dandim 0714/Salatiga, Danyon 411/Raider, Kapolres Salatiga, Forkompinda Kota Salatiga, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Kota Salatiga serta masyarakat umum.

Kegiatan ini merupakan acara silaturahmi sambil berhalal bihalal yang dilandasi rasa kekeluargaan, kebersamaan dan keakraban seperti. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kerja sama dan saling berkomunikasi di antara sesama warga Kota Salatiga.

Dalam acara tersebut, Ketua DPRD M. Teddy Su l i s t i o , SE d ibe r i k esempa tan un tuk memperkenalkan semua anggota DPRD kepada masyarakat Kota Salatiga yang hadir.

Semua yang hadir menyatu jadi satu tanpa ada batasan apapun. Bahkan para anggota DPRD serta kalangan eksekutif juga ikut berbaur dengan warga masyarakat yang turut hadir. Beberapa anggota dewan juga memanfaatkan acara hiburan dengan

bernyanyi bersama.(pris/ss)

Silaturrahmi WargaSilaturrahmi WargaSilaturrahmi Wargadi Rumah Rakyat DPRD Kota Salatigadi Rumah Rakyat DPRD Kota Salatigadi Rumah Rakyat DPRD Kota Salatiga

M. Teddy Sulistio menyerahkan kenang-kenangan kepadapara mantan DPRD kota Salatiga yang sudah purna.

alam rangka memperingati HUT RI ke

D70, Dusun Sugihwaras Kelurahan Randuacir Kecamatan Argomulyo

mengadakan berbagai macam perlombaan.Dusun yang terletak di bagian selatan Kota

Salatiga dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang ini mengadakan acara dengan tujuan mempertahankan jiwa nasionalisme di tengah kesulitan ekonomi warganya.

Hal itu tercermin dengan adanya kegiatan lomba yang tetap berjalan dengan lancar dan meriah. Kegiatan lomba tersebut antara lain adalah makan krupuk yang diikuti oleh anak-anak serta orang dewasa.

Mengambil koin dalam buah yang sebelumnya sudah dilumuri oli, menggendong untuk para suami istri, panjat pinang ikut memeriahkan acara tersebut.

Menurut Ketua RT 4 RW 5 Supriyadi yang juga sebagai pemrakarsa acara, tidak harus lomba yang mewah dan hadiah yang mahal namun dengan diadakannya lomba ini diharapkan agar warga Dusun Sugihwaras bisa menjalin rasa kebersamaan serta mempertahankan jiwa nasionalisme bangsa.

“ W a l a u bermodal dari p a r a p e n g u s a h a s e k i t a r , koperasi, serta iuran warga k i t a s e m u a b e r j u a n g mewujudkan k e g i a t a n tersebut. Kita i n g i n menunjukkan b a h w a m a s y a r a k a t tingkat RT juga s e l a l u b e r u p a y a m e n j u n j u n g tinggi nilai-nilai nasionalisme”, kata ketua RW Dusun Sugihwaras yang terkenal dengan tempat ziarah

makam Ki Hajar Sampoerna ini.(pris/ss)

Dusun SugihwarasDusun SugihwarasDusun SugihwarasPertahankan Jiwa Nasionalisme dengan LombaPertahankan Jiwa Nasionalisme dengan LombaPertahankan Jiwa Nasionalisme dengan Lomba

Lomba Panjat Pucang dusun Sugihwara

Foto: Boedy’s

Foto: Sila

Page 33: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Sosok

Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015 33

endengar nama Bambang Wiryawan,

Mmaka kita akan langsung tertuju pada seorang pengusaha yang terkenal akan

kedermawanannya. Selain itu, juga pasti langsung akan membawa kita pada sosok pria muda sukses sebagai pemilik Aulia Car Audio & Variasi di Jalan Lingkar Salatiga Km 5,7, Kecandran, Sidomukti, Salatiga.

Kedermawanan yang diperlihatkan Bambang Wiryawan ini perlu dijadikan inspirasi bagi warga Salatiga. Saat ini pemilik Aulia Car Audio & Variasi

tersebut telah bersedia menanggung seluruh biaya pembangunan TPA Al Gufron III yang diperkirakan mencapai Rp 600 juta.

Hal ini dikarenakan adanya penolakan pemberian bantuan dana hibah dari Pemerintah Kota Salatiga karena penerapan UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah. Terutama pasal 298 ayat 5 yang mengatur penggunaan dana hibah mengakibatkan pembangunan TPA Al Gufron III hampir gagal terlaksana. Karena, dalam pasal tersebut tegas mengatur syarat penerima bantuan hibah diantaranya berbadan hukum untuk badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan (ormas). Padahal meskipun TPA tersebut belum berbadan hukum, namun keberadaan TPA ini sangat penting bagi masyarakat sekitar.

Sehingga dengan cara apapun TPA tersebut harus dibangun. Dengan dukungan dana dari pemilik Aulia Car Audio & Variasi inilah kini TPA Al Gufron III telah dibangun di atas lahan seluas 200 meter persegi dan terdiri atas dua lantai, dimana nantinya akan ada empat lokal yang masing-masing lokal mampu menampung 25-30 siswa.

Diharapkan, sebelum Tahun Ajaran Baru 2016 proses pembangunan tersebut telah rampung seluruhnya dan siap digunakan. Selain itu, Bambang Wiryawan juga telah membebaskan lahan tak jauh dari lokasi TPA seluas 600 meter persegi untuk pengembangan TPA tersebut. "Kami mohon doa restu agar pembangunan dapat berjalan lancar," katanya.

Bapak satu anak yang sangat sederhana ini juga telah membuat bisnis variasi mobil di Salatiga kian ramai. Hal ini setelah ia membuka bengkel Aulia Car Audio & Variasi di Jalan Lingkar Salatiga Km 5,7, Kecandran, Sidomukti, Salatiga. Bahkan di tempat tersebut telah dilengkapi dengan pelayanan spooring 3D (Tiga Dimensi).

Menurutnya, peralatan spooring tiga dimensi ini merupakan yang pertama di Salatiga. Selain spooring tiga dimensi, pelayanan lain, yakni balancing, pengisian nitrogen, ganti oli, pemasangan AC, alarm, kaca film, aksesori, doorsmer, salon mobil, penjualan ban, audio, cuci mobil, dan cuci motor.

Di awal memulai bisnisnya ini, Bambang Wiryawan mengadakan tasyakuran pembukaan Variasi Mobil Aulia yang ditandai dengan pemberian santunan kepada 55 anak Panti Asuhan Aisyah dan Panti Asuhan Abu Hurairah Salatiga.

Selain menyalurkan santunan kepada anak panti, Bambang didampingi istri juga memberi bantuan operasional dan pengembangan untuk kedua

panti asuhan tersebut.(ss/wj)

BAMBANG WIRYAWANBAMBANG WIRYAWANBAMBANG WIRYAWANInspirasi Kedermawanan Warga SalatigaInspirasi Kedermawanan Warga SalatigaInspirasi Kedermawanan Warga Salatiga

Foto: Andy

Page 34: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Tebak Wajah

1. KRISTINA, SE Kelurahan Tingkir Lor - Salatiga

2. ADE RIDHO W MI. Maafif Pulutan, Sawahan Candran RT. 3/4

Salatiga

3. UPIK NURHAYATI Kelurahan Sidorejo Kidul, Jl. Marditomo No. 39

Kec. Tingkir - Salatiga

4. CHETRIA PURBAYANTI Jl. Tritirto No. 20 RT. 15/04 Pancuran -

Kutowinangun, Kec. Tingkir - Salatiga

5. ARIF WICAKSANA Banyuputih Barat RT. 01/13 Salatiga

Jawaban Tebak Wajah Jawaban Tebak Wajah Jiwaraga 27 :Jiwaraga 27 :

dr. Suryaningsih, M.Kesdr. Suryaningsih, M.Kes

Jawaban Tebak Wajah Jiwaraga 27 :

dr. Suryaningsih, M.Kes

PEMENANG TEBAK WAJAHJIWARAGA 27

Foto: ss/lfFoto: ss/lfFoto: ss/lf

34 Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

TEBAK WAJAH JIWARAGA 28Total Hadiah senilai Rp. 250.000,00

untuk 5 orang Pemenang @ Rp. 50.000,00

KUPON TEBAK WAJAH JIWARAGA 28

KETENTUAN MENEBAK :

1. Susunlah penggalan foto ini di kartu pos sehingga membentuk foto aslinya secara utuh.

2. Sebutkan identitas namanya.3. Cantumkan Kupon Tebak Wajah Jiwaraga 28 yang telah

disediakan.4. Jawaban dikirim ke kantor Redaksi Majalah Jiwaraga, dengan

alamat Sekretariat DPRD Kota Salatiga, Jalan Letjend. Sukowati Nomor 51 Salatiga.

5. Tulis nama dan alamat lengkap pengirim serta Nomor Telepon.

6. Jawaban diterima Redaksi majalah Jiwaraga paling lambat tanggal 22 Oktober 2015.

7. Akan diundi 5 (lima) orang pemenang masing-masing berhak mendapat hadiah senilai Rp. 50.000,00.

8. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Jiwaraga Edisi IV Tahun 2015

9. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi dengan menyertai foto copy identitas diri.

dr. Suryaningsih, M.Kesdr. Suryaningsih, M.Kesdr. Suryaningsih, M.Kes

Page 35: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Lensa

DPRD SalatigaDPRD SalatigaMendengarkan Pidato Kenegaraan RIMendengarkan Pidato Kenegaraan RI

DPRD SalatigaMendengarkan Pidato Kenegaraan RI

35Jiwaraga, Edisi III Tahun 2015

elang Hari Kemerdekaan RI ke 70, DPRD

JSalatiga menggelar acara Rapat Paripurna Istimewa di ruang Rapat

Bhinneka Tunggal Ika. Pada kesempatan itu, Ketua DPRD Salatiga, M.

Teddy Sulistio, SE mengundang masyarakat serta anak bangsa yang sudah mengabdi di Kota Salatiga untuk mendapatkan piagam serta bingkisan.

Danrem 073/Makutarama yang diwakili Kasi Ops Mayor Inf. Teddy Himawan yang menghadiri acara tersebut berkenan memberikan piagam dan bingkisan kepada masyarakat Salatiga yang

berprestasi.(ss/wj).

Foto: budi’s Foto: budi’s Foto: budi’s

Foto: budi’s Foto: budi’s Foto: budi’s

Page 36: MAJALAH JIWARAGA EDISI III 2015 3 - dprd-salatigakota.go.id

Jendela Informasi Wakil Rakyat SalatigaJendela Informasi Wakil Rakyat SalatigaJendela Informasi Wakil Rakyat Salatiga

iwaragaiwaragaiwaragaJJJUpacara HUT RI ke 70di Lapangan Pancasila Salatiga.