magma differentiation
DESCRIPTION
ATRANSCRIPT
MAGMA DIFFERENTIATION
Magma adalah cairan atau larutan silikat pejar yang terbentuk secara alamiah, bersifat
mudah bergerak (mobile), bersama antara 90°-110°C dan berasal atau terbentuk pada kerak
bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas (F.F Grounts,1947;
Turner&Verhoogen,1960; H.Williams,1962). Secara fisika, magma merupakan sistem
berkomponen ganda (multi compoent system) dengan fase cair dan sejumlah kristal yang
mengapung di dalamnya sebagai komponen utama, dan pada keadaan tertentu juga berfase
gas.
Para ahli berpendapat bahwa panas bumi berasal dari proses “pembusukan” material-
material radioaktif yang kemudian meluruh atau mengalami disintegration menjadi unsur
radioaktif dengan komposisi yang lebih stabil dan pada saat meluruh akan mengeluarkan
sejumlah energi (panas) yang kemudian akan melelehkan batuan-batuan disekitarnya.
Dimungkinkan, dari proses tersebut dan pengaruhnya terhadap geothermal gradient yang
mencapai 193.600°C inilah magma dapat terbentuk.
Pembentukan magma sebenarnya adalah suatu proses yang sangat rumit. Proses-
proses ini berlangsung tahap demi tahap yang kemudian membentuk sebuah rangkaian
khusus yang meliputi proses pemisahan atau differentiation, pencampuran atau assimilation,
dan anateksis atau peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar. Sementara itu, faktor
atau hal-hal yang selanjutnya akan menentukan komposisi suatu magma adalah bahan-bahan
yang meleleh, derajat fraksinasi, dan jumlah material-material pengotor dalam magma oleh
batuan samping (parent rock).
Magma pada perjalanannya dapat mengalami perubahan atau disebut dengan evolusi
magma. Proses perubahan ini menyebabkan magma berubah menjadi magma yang bersifat
lain oleh proses-proses sebagai berikut :
a. Hibridasi : proses pembentukan magma baru karena pencampuran 2 magma yang
berlainan jenis.
b. Sintetis : Pembentukan magma baru karena adanya proses asimmilasi dengan
batuan samping.
c. Anateksis : proses pembentukan magma dari peleburan batu-batuan pada
kedalaman yang sangat besar.
Dan dari proses-proses diatas, magma akan berubah sifatnya, dari yang awalnya
bersifat homogen pada akhirnya akan menjadi suatu tubuh batuan beku yang bervariasi.
Magma Differentiation
Diferensiasi magma adalah suatu tahapan pemisahan atau pengelompokan magma
dimana material-material yang memiliki kesamaan sifat fisika maupun kimia akan
mengelompok dan membentuk suatu kumpulan mineral tersendiri yang nantinya akan
mengubah komposisi magma sesuai penggolongannya berdasarkan kandungan magma.
Proses ini dipengaruhi banyak hal. Tekanan, suhu, kandungan gas serta komposisi kimia
magma itu sendiri dan kehadiran pencampuran magma lain atau batuan lain juga
mempengaruhi proses diferensiasi magma ini. Secara umum, proses diferensiasi magma
terbagi menjadi :
a. Fraksinasi (Fractional Crystallization)
Proses ini merupakan suatu proses pemisahan kristal-kristal dari larutan magma karena
proses kristalisasi perjalan tidak seimbang atau kristal-kristal tersebut pada saat pendinginan
tidak dapat mengubah perkembangan. Komposisi larutan magma yang baru ini terjadi sebagai
akibat dari adanya perubahan temperatur dan tekanan yang mencolok serta tiba-tiba.
Gambar 2: Crystallization and settling
Sumber: Pearson Prentice Hall,Inc.2005
b. Crystal Settling/gravitational settling
Proses ini meliputi pengendapan kristal oleh gravitasi dari kristal-kristal berat yang
mengandung unsur Ca, Mg, Fe yang akan memperluas magma pada bagian dasar magma
chamber. Disini, mineral-mineral silikat berat akan berada di bawah. Dan akibat dari
pengendapan ini, akan terbentuk suatu lapisan magma yang nantinya akan menjadi tekstur
kumulat atau tekstur berlapis pada batuan beku.
c. Liquid Immisbility
Larutan magma yang memiliki suhu rendah akan pecah menjadi larutan yang masing-masing
akan membentuk suatu bahan yang heterogen.
d. Crystal Flotation
Pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium akan naik ke bagian atas magma
karena memiliki densitas yang lebih rendah dari larutan kemudian akan mengambang dan
membentuk lapisan pada bagian atas magma.
e. Vesiculation
Vesiculation merupakan suatu proses dimana magma yang mengandung komponen seperti
CO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu-waktu naik ke permukaan sebagai gelembung-
gelembung gas dan membawa komponen-komponen sodium (Na) dan potassium (K).
f. Asimilasi magma
Proses ini dapat terjadi pada saat terdapat material asing dalam tubuh magma seperti adanya
batuan disekitar magma yang kemudian bercampur, meleleh dan bereaksi dengan magma
induk dan kemudian akan mengubah komposisi magma.
Gambar 3: asimilasi magma
Sumber : Prentice Hall,Inc
Dalam proses asimilasi, terkadang batuan-batuan yang ada di sekitar magma chamber
yang kemudian masuk ke dalam magma membeku sebagai satu bentuk inklusi batuan yang
disebut dengan xenolith. Namun bentukan inklusi ini juga dapt terbentuk sebagai suatu
inklusi kristal yang disebut dengan xenocrsyt.
Gambar 4: xenolith
Sumber : http://www.go2add.com/images/Pultusk/XenolithSierra.jpg
Gambar 5: xenocrsyt
Sumber : http://www.museum.mtu.edu/Gallery/Ironcountry/DM21546.jpg
Sebagai ringkasan, Jakcson (1970) memberikan gambaran skematis mengenai proses-
proses differensiasi magma dalam suatu magma chamber. Kemudian dihasilkanlah skema
seperti berikut ini:
Gambar 6: Skema differensiasi magma menurut Jackson K.C.(1970)
Sumber : sourcerocks.blogspot.com
Dr. Lucas Donni Setiadji, seorang petrologist yang juga merupakan dosen Jurusan
Teknik Geologi FT-UGM menyatakan bahwa Diferensiasi (Differentiation) merupakan suatu
proses yang menghasilkan magma turunan (derivative magmas) yang berbeda komposisi
kimia dan mineralogi dari Primitive Parental Magma atau yang kita sebut sebagai magma
induk. Secara umum proses diferensiasi dianggap terjadi dalam reservoir magma di dalam
kerak (kedalaman < 10 km), dimana magma dalam kondisi yang stagnan, mendingin secara
perlahan dan memiliki waktu ysng cukup untuk mengkristal. Proses diferensiasi yang paling
penting adalah Kristalisasi Fraksinasi (fractional crystallization), sedangkan proses lainnya
antara lain asimilasi dan magma mixing.
Gambar 7: Magma mixing dan asimilasi
magma
Sumber: http://www.geology110.com
Magma mixing terjadi saat dua jenis magma yang berbeda bertemu dan kemudian
bercampur menjadi satu menghasilkan satu jenis magma lain yang homogen yang disebut
dengan magma turunan. Magma turunan ini biasanya bersifat pertengahan dari kedua jenis
magma yang bercampur. Sebagai contoh, magma andesitic dan dacitic kemungkinan adalah
magma intermediet yang terbentuk dari hasil pencampuran magma asam dan magma basa.
Kedua jenis magma ini dpat bertemu apabila dalam suatu regional terdapat 2 magma
chamber yang memiliki potensi dan berjarak tidak jauh dan kemudian terjadi intrusi magma
berupa sill atau dike dari salah satu magma chamber lalu intrusi ini mencapai magma
chamber yang lain. Dari intrusi yang menerobos dan bertemu dengan magma chamber inilah
kemudian terjadi proses pencampuran 2 jenis magma yang berbeda menghasilkan satu jenis
magma baru yang bersifat tengahan dari 2 jenis magma yang bercampur tersebut.
Gambar 8 : Magma mixing
Sumber : http://hays.outcrop.org/images/rocks/igneous/press4e/figure-05-06.jpg
.
REFERENSI
http://sourcerocks.blogspot.com/2010/04/magma-differentiation.html diakses pada
tanggal 27 Maret 2011 pukul 09.16 WIB
http://www.geology110.com diakses pada tanggal 27 Maret 2011 pukul 09.10 WIB