magic sejarah

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar dikelas guru memberikan materi dan konsep kepada siswa dengan kreativitas dan strategi pembelajaran yang berkaidah kepada pembelajaran-pembelajaran revolusioner seperti : PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inspiratif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dan PAINO (Pembelajaran Atraktif dan Inovatif), CTL (Contextual Teaching and Learning), CL (Cooperative Learning), Active Learning dan lain sebagainya. Kesemuanya ini diterapkan guru dalam upaya memberikan suasana demokratis, menyenangkan dan bermakna. Siswa yang belajar dilandasi dengan rasa suka, senang dan terbebas dari tekanan atau ancaman maka otak akan terbuka, kapasitas saraf untuk berpikir rasional akan membesar. Hal inilah yang dikenal sebagai eustress. Pada kondisi eustress, seseorang sangat intens terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain seakan-akan tidak berarti lagi. Dampak positipnya, siswa mampu mengakses Higher Order Thinking Skills (HOTS) yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi (Csikszentmihalyi,1990:4). Menurut Gardner (1995:94), agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai HOTS maka seorang siswa harus mengerjakan tugas yang tepat dan menemukan sesuatu yang menyenangkan. Hindari, siswa merasa bosan karena akan berontak dan berulah. (Doko Harwanto.hal 2) Sejalan dengan Gardner, psikolog bernama Walberg (1997) berpendapat bahwa siswa yang belajarnya memuaskan, menantang dan ramah serta dilibatkan dirinya dalam pembuatan keputusan akan meningkatkan partisipasi siswa secara sukarela. Hal ini akan meningkatkan hubungan dan kepercayaan dalam pembelajaran. Untuk menarik partisipasi siswa, seorang guru harus mampu membangun hubungan dengan cara menjalin rasa simpati dan saling pengertian.

Upload: bahar-sungkowo

Post on 12-Jun-2015

1.014 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Magic Sejarah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar dikelas guru memberikan materi dan konsep kepada

siswa dengan kreativitas dan strategi pembelajaran yang berkaidah kepada pembelajaran-

pembelajaran revolusioner seperti : PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inspiratif, Kreatif, Efektif

dan Menyenangkan) dan PAINO (Pembelajaran Atraktif dan Inovatif), CTL (Contextual

Teaching and Learning), CL (Cooperative Learning), Active Learning dan lain sebagainya.

Kesemuanya ini diterapkan guru dalam upaya memberikan suasana demokratis,

menyenangkan dan bermakna. Siswa yang belajar dilandasi dengan rasa suka, senang

dan terbebas dari tekanan atau ancaman maka otak akan terbuka, kapasitas saraf untuk

berpikir rasional akan membesar. Hal inilah yang dikenal sebagai eustress. Pada kondisi

eustress, seseorang sangat intens terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain

seakan-akan tidak berarti lagi. Dampak positipnya, siswa mampu mengakses Higher Order

Thinking Skills (HOTS) yaitu keterampilan berpikir tingkat tinggi (Csikszentmihalyi,1990:4).

Menurut Gardner (1995:94), agar kegiatan pembelajaran dapat mencapai HOTS maka

seorang siswa harus mengerjakan tugas yang tepat dan menemukan sesuatu yang

menyenangkan. Hindari, siswa merasa bosan karena akan berontak dan berulah. (Doko

Harwanto.hal 2)

Sejalan dengan Gardner, psikolog bernama Walberg (1997) berpendapat bahwa

siswa yang belajarnya memuaskan, menantang dan ramah serta dilibatkan dirinya dalam

pembuatan keputusan akan meningkatkan partisipasi siswa secara sukarela. Hal ini akan

meningkatkan hubungan dan kepercayaan dalam pembelajaran. Untuk menarik partisipasi

siswa, seorang guru harus mampu membangun hubungan dengan cara menjalin rasa

simpati dan saling pengertian. Membina hubungan akan memudahkan guru melibatkan

siswa, memudahkan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus belajar dan

meningkatkan kegembiraan. Selanjutnya, akan berdampak pada peningkatan minat, citra

dan hasil belajar siswa.(Doko Harwanto hal 2)

Pembelajaran Pendidikan Sosial bidang kajian Sejarah di SMP Internat Al-Kausar

Kabupaten Sukabumi dilaksanakan lebih banyak menggunakan cara konvensional yakni :

guru aktif menjelaskan materi sementara siswa mendengarkan dengan duduk manis, kalau

dirasa penting boleh dicatat, dan jangan ada yang mengantuk. Hal ini dilakukan karena

dalam paradigma guru bahwa siswa lebih berminat mata pelajaran yang di UN (ujian

nasinal) kan dari pada pelajaran Pengetahuan Sosial. Hal ini didukung oleh kebijakan

sekolah yang mengujikan mata pelajaran yang di ujian nasionalkan dalam tes blok terjadwal

Page 2: Magic Sejarah

(setting seperti ujian nasional) bagi seluruh kelas (7, 8, dan 9). Dalam diri siswa terbentuk

bahwa pelajaran selain yang diujian nasionalkan adalah tidak penting dan dianggap

sebelah mata (diremehkan).

Kondisi demikian sangatlah tidak efektif dan efisien, terutama pada pencapaian

kompetensi Pendidikan Sosial siswa.Bukan itu saja, tuntutan pembelajaran pendidikan

sosial bidang sejarah adalah mendidik siswa untuk menjadi pribadi-pribadi yang

menghargai sejarah Bangsanya, mengambil hikmah dari peristiwa masa lalu untuk

pelajaran di masa depan, dan akhirnya menjadi pribadi yang mencintai bangsa dan

negaranya. Sehingga guru sadar bahwa kondisi ini akan menimbulkan kontraproduktif dan

kontraindikasi yang tidak baik terutama dalam diri siswa. Jika kondisi ini semakin parah,

maka siswa akan merasakan suasana monoton, siswa hanya menerima dari guru,

kreativitas dan daya imajinasi akan hilang serta terjadi kebekuan dalam kelas dengan suhu

dan musim boring and lazy (bosan dan malas).

Proses pembelajaran tersebut mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:

1. Siswa kurang memiliki kemampuan berpikir dan mengolah informasi sejarah menjadi

suatu pelajaran untuk kehidupannya di masa depan .

2. Pengetahuan yang diperolehnya masih berupa sekedar informasi-informasi lepas tanpa

makna apalagi sampai menyentuh sanubari siswa dalam pembangunan karakter

(Caracter Building).

3. Kemampuan siswa dalam menanamkan konsep serta membenarkan lalu menjadikan

suatu karakter positif sebagai nilai-nilai kebaikan sangat rendah

4. Kreativitas dan kemampuan imajinasi dalam diri siswa sangatlah kurang, karena siswa

pasif akibat menerima saja tanpa aktivitas.

5. Siswa kurang mampu merubah informasi-informasi atau konsep-konsep pembelajaran

menjadi sesuatu yang memiliki daya dobrak ruhiyah mewujudkan suatu karakter mulia

yang melekat abadi dalam dirinya.

6. Siswa kurang mampu mengingat, memahami serta menghayati peristiwa sejarah

bangsa dan negara Indonesia sehingga kurang sekali dalam pemaknaan sikap

patriotisme di kehidupan sehari-hari

Permasalahan di atas harus segera dicarikan solusinya. Alternatif tindakan, antara

lain meningkatkan derajat hasil belajar siswa pada taraf kemampuan bersikap dan

bertindak. Untuk itu, penulis menerapkan pembelajaran Pendidikan Sosial bidang Sejarah

materi Pendudukan Jepang dan persiapan Indonesia Merdeka melalui Teknik

Pembelajaran MAGIC (Media Aktif, Gestural, Integratif dan Cerdas) pada siswa kelas VIII

SMP Internat Al-Kausar Kabupaten Sukabumi pada semester dua Tahun Pelajaran

2008/2009 .

2

Page 3: Magic Sejarah

Belajar menggunakan teknik pembelajaran MAGIC memungkinkan siswa terlibat

aktif dalam proses belajar. Suasana senang, menantang, aktif akan menjadikan suasana

kelas semakin hidup. Menurut Arief S.Sadiman (1993:77) permainan dapat memberikan

umpan balik langsung.Umpan balik secepatnya atas apa yang dilakukan akan

memungkinkan proses belajar yang lebih efektif. Umpan balik tersebut memberitahukan

apakah yang dilakukan tersebut benar, salah, menguntungkan atau merugikan. Permainan

memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun pesan-pesan kedalam situasi dan

peranan yang sebenarnya di masyarakat. Menurut Melvin L Silberman (1996:10) belajar

aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat, dan penuh gairah. Siswa bahkan sering

meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa, dan berpikir keras ( moving about

and thinking aloud). M.Uzer Usman (1992:20) mengatakan bahwa makin banyak siswa

terlibat aktif dalam belajar, makin tinggilah kemungkinan prestasi atau hasil belajar yang

dicapainya.

Pembelajaran melalui MAGIC memiliki beberapa keuntungan bagi siswa. Terutama

berkaitan dengan konsep kecerdasan ganda (multiple intelegences) yang dikembangkan

oleh Howard Gardner. dari Harvard University. Keuntungan tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Siswa SMP Kelas VIII yang rata-rata berusia antara 13-14 tahun masih berproses dalam

menemukan jati diri ini masih sangat labil pembangunan karakternya. Adanya strategi

terpadu ini dapat membantu siswa untuk memahami karakter-karakter positif sebagai

generasi penerus bangsa.

2. MAGIC yang dibuat secara terpadu antara Media Balajar Aktif (Melati), Permainan dan

Sosiodrama Jejak Pejuang menarik perhatian siswa untuk berusaha memahami konsep

materi dan penanaman jiwa patriotisme.

3. Konsep-konsep yang dituangkan dalam MAGIC yang unik dan menarik

(mengembangkan Multiple Inteligence)akan lebih mudah dipahami oleh siswa yang

cenderung memiliki kecerdasan Majemuk

4. MAGIC yang diterapkan dengan Melati, Permainan dan Simulasi akan mudah

menanamkan kognitif dan afektif dari konsep-konsep yang diberikan.Ini sangat efektif

diberikan kepada siswa dalam menanamkan kecerdasan sosial (Social Inteligence)

5. Tindakan belajar yang dilakukan secara kelompok (tim) dalam melaksanakan MAGIC

dapat menumbuhkan sentuhan sanubari secara efektif, membangun semangat juang dan

saling percaya akan kontribusi teman setim. Teknik ini membantu siswa

mengembangkan kecerdasan spiritual (keyakinan).

Mengingat beberapa kelebihan di atas, maka penulis berusaha secara serius untuk

menerapkan Teknik Pembelajaran MAGIC dalam pembelajaran Pendidikan Sosial bidang

Sejarah kajian materi Pendudukan Jepang dan persiapan Indonesia Merdeka untuk

3

Page 4: Magic Sejarah

meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis dalam memaknai nilai-nilai

patriotisme siswa kelas VIII SMP Internat Al-Kausar Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian di latar belakang, penulis menyusun permasalahan sebagai

berikut, ”Apakah Teknik Pembelajaran MAGIC dalam pembelajaran Pendidikan Sosial

bidang Sejarah kajian materi Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia

dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis dalam memaknai nilai-

nilai patriotisme pada siswa kelas VIII SMP Internat Al-Kausar Kabupaten Sukabumi

Provinsi Jawa Barat semester 2 Tahun Pelajaran 2008/2009?”.

C. Sajian Definisi

1. MAGIC : Akronim dari Media Aktif, Gestural, Inspiratif dan Cerdas. Media

Aktif adalah Bahan atau alat pembelajaran yang meningkatkan

keaktifan dalam berpikir kritis dengan media Tangga Sejarah

dan Papan Ingatan. Gestural Inspiratif adalah bentuk-bentuk

permainan yang mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan dan langkah bijak, sedangkan kritik sinema sejarah

adalah bentuk dari cerdas sejarah yakni mengamati film

sejarah (Soerabaya 45) lalu siswa mendiskusikan, mengkritik

dalam bentuk diskusi sinse. (definisi penulis)

2. Pengetahuan

Sosial Sejarah : Ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generaliasai yang berkaitan dengan isyu sosial. Sedangkan

Sejarah adalah bagian dari pengetahuan Sosial yang mempelajari

kejadian kejadian masa lalu atau silsilah-silsilah yang merupakan

babak atau periode kehidupan manusia 1945. (Mamat Ruhimat

dkk, 2008: III)

3. Berpikir Kritis :aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran

sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan

untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran

pernyataan yang bersangkutan (Matildas. 1996:17).

4

Page 5: Magic Sejarah

4.Patriotisme : Faham atau isme mencintai tanah air dengan nilai-nilai

kejuangan para pahlawan bangsa. (Leonardo D Marsum dkk,

2000:267)

D. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

1. Tujuan Kegiatan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memaknai nilai-nilai patriotisme siswa

pada kajian pendudukan Jepang dan persiapan Indonesia Merdeka

b. Tujuan Khusus

1).Meningkatkan hasil belajar siswa sebagai wujud dari kemampuan berpikir kritis

siswa dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial bidang Sejarah.

2).Meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

Pengetahuan Sosial bidang Sejarah.

3).Meningkatkan penguasaan konsep dan pengamalan sikap Patriotisme sebagai

penanaman segi afektif dalam kajian materi pendudukan Jepang dan

perjuangan mewujudkan Indonesia merdeka.

2. Manfaat Kegiatan

a. Siswa

1). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan memahami

materi dalam upaya meningkatkan hasil belajar.

2). Membantu dalam keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan.

yang tepat dan bekerja scara kelompok (sosialisasi).

b. Bagi Guru

1). Memperbaiki kinerja guru.

2). Menciptakan proses pembelajaran lebih inovatif dan menyenangkan.

3). Meningkatkan profesionalisme guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran.

4). Menambah wawasan terhadap pemanfaatan strategi pembelajaran di kelas.

b. Bagi Sekolah

1). Menemukan solusi bagi peningkatan kemampuan guru dan siswa dalam

memanfaatkan berbagai strategi pembelajaran yang efektif.

2). Memperbaiki kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang

lebih inovatif, kreatif, menyenangkan, dan tidak monoton.

3). Membantu sekolah dalam memberikan pendidikan anti korupsi sebagai

perwujudan pembinaan generasi anti korupsi.

4). Membantu dalam membuat kebijakan sistem pembelajaran di sekolah.

5

Page 6: Magic Sejarah

BAB II

METODOLOGI

A. Ruang Lingkup Kegiatan

1. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah mata pelajaran IPS Sejarah materi Pendudukan Jepang

dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia, pada :

a. Standar Kompetensi

Memahami usaha persiapan kemerdekaan.

b. Kompetensi Dasar

Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia.

b.1 Pendudukan Militer Jepang di Indonesia dan Pergerakan Kebangsaan

Indonesia.

b.2 Usaha Mempersiapkan Kemerdekaan dan Pembentukan Indonesia Merdeka

c. Materi Pokok Pembelajaran

c.1. Pendudukan Jepang di Indonesia.

c.2. Kekalahan pasukan Jepang dan Janji Kemerdekaan bagi Bangsa Indo

nesia.

c.3. Sidang BPUPKI bagi persiapan Kemerdekaan Indonesia.

c.4. Terbentuknya PPKI.

2. Model / Metode / Teknik Pembelajaran

1) Model Pembelajaran : Gestural Learning and Active Learning

2) Strategi Pembelajaran :

a) Penggunaan Media Belajar Aktif (Melati).

b) Permainan Berpikir Kritis Sejarah (Gestural critical thinking)..

c) Diskusi dan Tanya Jawab Sinse (Sinema Sejarah)

3) Teknik Pembelajaran : MAGIC

3. Media Pembelajaran

a. Sinse (Sinema Sejarah).

b. Tangga Sejarah (Taser).

c. Papan Ingatan Sejarah ( Papingah).

4. Hasil Kegiatan Pembelajaran

Hasil pembelajaran IPS Sejarah materi Pendudukan Jepang dan persiapan

Indonesia Merdeka pada siswa kelas VIII SMP Internat Al-Kausar semester 2 Tahun

6

Page 7: Magic Sejarah

Pelajaran 2008/2009, meliputi kemampuan : a. Menjelaskan konsep, b.

membandingkan c. korelasi sebab akibat, d. berimajinasi, e. berkontemplasi, f.

menguraikan,g. menyimpulkan, h. analisis, i. Problem Solving dan j. evaluasi.

B. Penyusunan Program Pembelajaran

1. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

a. Menyusun lembar observasi kegiatan pembelajaran

Lembar observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan unjuk

kerja (proses dan hasil) dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(format terlampir).

b. Membuat Media Belajar Aktif (Melati)

Media ini dibuat dari kaso bekas/papan bekas yang sudah tidak digunakan

lagi.Sedangkan Media Sinse (Sinema Sejarah) mengambil film Dokumentasi

(pendudukan jepang dan latihan HEIHO serta PETA) dan Playernya. Media Belajar

Aktif (Melati) yang perlu disiapkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran meliputi :

1. Papan Ingatan Sejarah (Papingah)

Papingah merupakan produk inovasi penulis yang di disain dari papan-papan

bekas. Papan Ingatan sejarah berbentuk papan vertikal dan diagonal dimana

papan vertikal di cat dengan warna-warna berbeda (6 warna melambangkan 5W 1

H), sedangkan papan diagonal terdapat 25 angka (1 sampai 25) yang berisikan

istilah, nama, ataupun kata yang diambil dari materi yang diajarkan.Ada alat

pelontar untuk menentukan pemecahan masalah serta kemampuan dalam

membuat pertanyaan, menggunakan bekas stik es cream Walls.

2. Tangga Sejarah (Taser)

Tangga sejarah di buat dari kaso bekas dengan 12 anak tangga yang di paku.

Setelah dibuat tangga dengan tinggi + 160 cm. Dibuat 3 tangga dengan warna-

warna yang berbeda yakni warna/cat hijau untuk tangga ”Apa”, warna/cat kuning

untuk ”mengapa” dan warna/cat merah untuk ”bagaimana”. Media ini digunakan

secara berkelompok dengan potongan karton bertuliskan istilah, nama lembaga,

maklumat dan lain-lain yang harus disesuaikan dengan tangga apa, mengapa dan

bagaimana. Adapun jumlah potongan karton bertuliskan itu adalah 27 yang

masing-masing tangga berjumlah 9 karton. Karton dibuat dari bekas cover buku

gambar bekas.

c. Menyusun Permainan dan peraturan permainannya.

1. Permainan Tim Regu tembak.

2. Permainan Rally tiup gelas.

(penjelasan permainan akan dipaparkan dalam lampiran)

7

Page 8: Magic Sejarah

2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran dengan teknik pembelajaran MAGIC adalah sebagai

berikut :

a. Memberikan apersepsi disetiap awal kegiatan pembelajaran.

b. Menggunakan media belajar aktif (melati) berupa papan ingatan sejarah dan tangga

sejarah serta menjelaskan cara menggunakan Melati serta apa-apa yang harus

dilaksanakan.

c. Mendampingi dan membimbing siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

khususnya bermain dan diskusi sinema sejarah.

d. Mengelola pembelajaran lebih kondusif sehingga siswa dapat belajar secara efektif

dan menyenangkan.

e. Menampilkan dan mempresentasikan hasil sharing di kelompok dalam diskusi sinse

(sinema sejarah).

f. Menyimpulkan dan merefleksikan hasil kegiatan pembelajaran.

g. Mengadakan evaluasi kegiatan pembelajaran.

C. Pelaksanaan Pembelajaran

Implementasi pembelajaran IPS bidang kajian Sejarah materi Pendudukan Jepang

dan persiapam kemerdekaan Indonesia menggunakan teknik pembelajaran MAGIC adalah

sebagai berikut :

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Pembelajaran di SMP Internat Al-Kausar, Kabupaten Sukabumi

Provinsi Jawa Barat. Dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, sejak bulan Januari 2009

sampai dengan bulan Maret 2009. Jumlah pertemuan sebanyak 14 Jam Pelajaran (7

TM x 2 Jam Pelajaran x 35 Menit). Adapun rincian pelaksanaannya sebagai berikut :

Mata Pelajaran : IPS Sejarah

Kelas / Semester : VIII / 2 (dua )

Jumlah siswa : 33 siswa.

Standard Kompetensi : Memahami usaha persiapan kemerdekaan Indonesia

Pertemuan I & II : Rabu, 28 Januari 2009 & 4 Februari 2009

Kompetensi Dasar :Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia

Materi Pokok : Pendudukan Jepang di Indonesia

Mendirikan organisasi bentukan Jepang

Kekalahan pasukan Jepang dan janji kemrdekaan

8

Page 9: Magic Sejarah

Bagi bangsa Indonesia

Pertemuan III : Rabu, 11 Februari 2009

Materi Kegiatan : Evaluasi (Penilaian) I

Pertemuan IV & V : Rabu, 18 & 25 Februari 2009

Kompetensi Dasar :Usaha Mempersiapkan Kemerdekaan dan Pembentukan

Negara Indonesia

Materi Pokok : Pembentukan BPUPKI

Sidang BPUPKI bagi Persiapan Kemerdekaan

Indonesia

Pertemuan VI : Rabu, 04 Maret 2009

Kompetensi Dasar : Usaha Mempersiapkan Kemerdekaan dan Pem-

bentukan Negara Indonesia

Materi Pokok : Terbentuknya PPKI

Pertemuan VII : Rabu, 11 Maret 2009

Materi Pokok : Evaluasi penilaian (II)

Berikut ini disajikan dokumentasi beberapa kegiatan pembelajaran menggunakan

teknik pembelajaran MAGIC.

Gambar 2.1 : Alat Media Aktif Tangga Sejarah (Taser) setelah digunakan

9

Page 10: Magic Sejarah

Gambar 2.2 : Suasana siswa sedang mengikuti permainan Tangga sejarah

Gambar 2.3 : Suasana siswa sedang berdiskusi kritik Fildok dan Papan Ingatan Sejarah

Gambar 2.5 : Bahagia menjadi pemenang Games MAGIC

10

Page 11: Magic Sejarah

2. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran

a. Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses pembelajaran dilaksanakan dengan teknik Penilaian Unjuk Kerja

(Performance). Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan

mengamati berbagai kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini

digunakan untuk menilai kemampuan berpikir kritis dan penanaman sikap patriotisme

siswa dengan melakukan teknik-teknik pembelajaran MAGIC tertentu seperti : Media

Papan Ingatan Sejarah, Tangga Sejarah , Sinse (Sinema Sejarah), permainan (Tim regu

tembak dan Flying Ball) serta diskusi kritik sinema sejarah (sidang BPUPKI II)

Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik digunakan instrumen Skala Penilaian

(Rating Scale). Kategori nilai yang digunakan adalah : 1 = Kurang , 2 = Sedang, 3 =

Cukup Baik , 4 = Baik. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, penilaian dilakukan lebih

dari satu orang oleh seorang observer (kolaborator), agar hasil penilaian lebih akurat.

Secara umum, aspek-aspek yang dinilai dalam pelaksanaan unjuk kerja

sebagaimana disajikan pada format berikut ini.

Tabel 2.1. Format Penilaian Aspek-aspek Unjuk Kerja

Nama Siswa: ________ Kelas: _____

No Aspek yang dinilaiNilai

1 2 3 4

1 Kemampuan memahami konsep yang diberikan

2 Kemampuan memahami materi dengan media

Papingah (Papan Ingatan Sejarah)

3 Kemampuan memahami materi dengan media Taser

(tangga Sejarah)

4 Kemampuan memahami materi dengan sinse (Sinema

Sejarah)

5 Kemampuan kritik sejarah diskusi fiim Dokumenter

(Fildok) sejarah

b. Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran dilakukan dengan tes tertulis. Untuk memudahkan

penyusunan tes tertulis maka dibuatlah lembar pemetaan penilaian kompetensi. Pemetaan

penilaian digunakan untuk menyusun persebaran soal-soal evaluasi dalam rangka

memperoleh data berapa persentase kemampuan siswa menguasai dan meningkatkan

kemampuan berpikir kritis materi Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan

11

Page 12: Magic Sejarah

Indonesia sebagai dasar bersikap patriotisme saat kegiatan pembelajaran berakhir.

Pemetaan butir-butir soal diperlihatkan pada tabel berikut ini !

Tabel 2. 2. Pemetaan Butir-butir Soal Evaluasi Berdasarkan Aspek Kemampuan pemahaman konsep dan materi

No.Aspek Pemahaman Konsep dan materi

Materi Pokok / Sub Materi Pembelajaran

Nomor Soal

1 Menjelaskan konsep

Jepang bagian dari negara-negara

imperialis dalam blok Timur (Jerman, dan

Italia) sedangkan sekutu dengan blok

ABCD nya

1

2 Membandingkan

BPUPKI dan PPKI sebagai lembaga

dalam mempersiapkan Indonesia

Merdeka

2

3 Hubungan sebab akibatBerjuang dengan cara kooperatif dan

berjuang dengan cara nonkooperatif3

4 Memberi alasanDeklarasi Kaiso bagi Bangsa Indonesia

(Instruksi PM Jepang Koiso)4

5 BerpendapatDiplomasi dan militer adalah bentuk

usaha mencapai kemerdekaan Indonesia5

6 MenguraikanJepang membentuk Dokuritsu Junbi

Cosakai (BPUPKI)6

7 Menyimpulkan

Pembentukan Dokuritsu Jumbi Inkai

sebagai wadah buatan tokoh-tokoh

nasional bangsa untuk mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia

7

8 AnalisisTugas dan kewenangan Panitia Perumus

(Panitia Sembilan)8

9 Evaluasi

Keputusan dihapuskannya 7 kata dalam

piagam Jakarta sebagai bentuk toleransi

umat Islam terhadap keutuhan NKRI

9

10 Memecahkan masalah

Lunturnya sikap Patriotisme di kalangan

generasi muda dan bagaimana cara

meningkatkannya

10

Jumlah soal 10

Penilaian tes motivasi dan angket pembelajaran dilakukan untuk memberikan

gambaran bahwa teknik MAGIC yang diterapkan dalam pembelajaran memiliki hubungan

yang signifikan dengan angket serta hasil evaluasi pemahaman materi dengan kompetensi

berpikir kritis siswa. Adapun kriteria tes motivasi adalah sebagai berikut:

12

Page 13: Magic Sejarah

Tabel 2.3. Kriteria kualitatif dan kuantitatif tes motivasi

Kode nomor Kualitatif Kuantitatif KeteranganEmpat Baik Sekali 85,01 - 90 Nilai Perorangan

adalah pengamatan (proses) dan nilai Melati adalah Proses dan Hasil dijumlahkan dan di bagi 2

Tiga Baik 75,01- 85

Dua Cukup Baik 70 - 75

Satu Kurang 40 - 69,99

Sedangkan hasil dari angket adalah kualitas hasil dalam lembar angket dengan kriteria

sebagai berikut :

Tabel 2.4. Kriteria kualitatif dan kuantitatif lembar angket pembelajaran siswa

No Nilai Kualitatif Konversi ke Nilai Kuantitatif(dalam %)1 Istimewa

=

100,002 Baik Sekali (BS) 99,99 – 90,003 Baik (B) 89,99 – 80,004 Cukup (C) 79,99 – 70,005 Kurang (K) 69,99 – 60,006 Kurang Sekali (KS) 59,99 – 50,00

13

Page 14: Magic Sejarah

BAB III

LAPORAN HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembelajaran

Data-data hasil pengamatan dan penilaian dalam pembelajaran IPS Sejarah materi

Pendudukan Jepang dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia menggunakan MAGIC di

kelas VIII SMP Internat Al-Kausar, Kabupaten Sukabumi dengan jumlah siswa sebanyak

33 siswa disajikan berikut ini :

1. Hasil Observasi Pelaksanaan Unjuk Kerja Siswa

Tabel 3. 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Unjuk Kerja Siswa

KKM yang di tetapkan dalam bidang studi IPS Sejarah 75

No Aspek yang dinilai

Hasil Pengamatan ( % )Pembelajaran I Pembelajaran II

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Kemampuan memahami konsep

yang diberikan 20% 25% 20% 35% 10% 20% 30% 40%

2 Kemampuan memahami materi

dengan media Papingah (papan

ingatan sejarah)

- 10% 20% 70% - - 40% 60%

3 Kemampuan memahami materi

dengan media Taser (tangga

sejarah)

10% 20% 40% 30% - - 30% 70%

4 Kemampuan memahami materi

dengan sinse (sinema sejarah) - - 30% 70% - - 40% 60%

5 Kemampuan kritik sejarah

dengan Film Dokumenter

(Fildok)

- 20% 30% 50% - - 40% 60%

Rata-rata 15% 34 % 28 % 51% 10% 20% 36% 58%

Dari tabel 3.1 di atas, diperoleh keterangan sebagai berikut :

a. Kemampuan siswa memahami konsep yang diberikan sangat baik. Pada

pembelajaran I sebesar 55% siswa dan pembelajaran II 70% siswa telah memahami

konsep pola perjuangan melawan Jepang dengan pembelajaran menggunakan

MAGIC. Bagi siswa, hal ini berarti tidak ada kendala terhadap berlangsungnya proses

pembelajaran.

14

Page 15: Magic Sejarah

b. Kemampuan siswa memahami materi dengan Papingah (papan ingatan sejarah) dapat

dikatakan sangat baik. Pada Pembelajaran I sebanyak 90% siswa bisa langsung

memahami materi, hanya ditemukan sebanyak 10% siswa mengalami kesulitan

memahami materi. Pada pembelajaran II, semua siswa (100%) siswa, langsung

memahami media aktif Papan Ingatan Sejarah. Untuk mengatasi beberapa siswa yang

mengalami kendala memahami media, maka penulis memberikan kesempatan kepada

rekan nya untuk menjelaskan kepada temannya materi-materi yang tidak di ketahui

sehingga dapat memahami dan mengejar ketinggalan materi.

c. Kemampuan dalam memahami konsep materi dengan tangga sejarah, berdasarkan

hasil pengamatan dapat dikategorikan sangat baik. Pembelajaran I dan II,

persentasenya sangat tinggi yaitu 70% dan 100%. Hampir semua siswa aktif dan

melakukan trik-trik untuk dapat memecahkan problem pembelajaran. Dengan beregu

dan membagi kerja untuk dapat menyelesaikan secepat-cepatnya tangga sejarah

(taser) menjelaskan indikator pemahaman siswa.

d. Kemampuan dalam memahami materi dengan sinema sejarah (sinse) , berdasarkan

hasil pengamatan dapat dikategorikan baik sekali yakni pada pembelajaran I dan II

sebesar 100% dan 100%. Dari angka-angka tersebut dapat diinterpretasikan bahwa

dengan media aktif sinema sejarah para siswa dapat langsung memahami materi

dengan menyaksikan film-film dokumentasi dan mendiskusikannya.Disamping itu

siswa aktif mengerjakan lembar sinopsis film sebagai pemahaman terhadap isi film

yang disaksikannya.

e. Kemampuan menjelaskan materi dengan kritik film dokumenter sangat signifikan

dengan teknik MAGIC. Pada pembelajaran I dan II didapatkan 80% dan 100%. Ada

20% siswa yang kurang menguasai materi, hal ini dikarenakan siswa-siswa tersebut

memang tidak suka pembelajaran dengan sosiodrama. Untuk melengkapi pemahaman

siswa-siswa tersebut di tugaskan untuk menyaksikan sinema sejarah serta

memberikan apresiasi terhadap film tersebut.

f. Hasil wawancara dan tanya jawab antara penulis dengan siswa tentang sejauhmana

siswa menguasai materi yang telah dikerjakan, hasilnya menunjukkan sebagai berikut,

pada pembelajaran I sebesar 80% dan pembelajaran II sebesar 90%. Artinya, sebesar

80% dan 90% siswa yang telah selesai mengerjakan tugas dapat menjawab hal-hal

yang telah dikerjakannya. Hal-hal baru yang didapatkan selama melakukan tindakan

belajar ternyata memberi kesan positip pada diri siswa. Kemampuan mengemukakan

alasan terhadap konsep-konsep yang diperoleh selama belajar dapat menjadi indikator

bahwa semangat serta motivasi siswa semakin baik dengan indikator adanya

peningkatan-peningkatan prosentasi di setiap pembelajaran dan aktivitas-aktivitas

belajar dengan teknik MAGIC.Disamping itu jawaban-jawaban atau argumentasi-

15

Page 16: Magic Sejarah

argumentasi yang disampaikan siswa meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam

memahami materi sejarah pendudukan Jepang dan Persiapan Indonesia Merdeka.

3. Hasil Angket pembelajaran dengan MAGIC

Kesimpulan hasil angket pembelajaran dengan siswa untuk mendapatkan kesan

terhadap pembelajaran dengan teknik MAGIC adalah sebagai berikut :

a. Semua siswa menyatakan lebih mudah memahami suatu materi pelajaran jika

suasana menyenangkan, disampaikan secara runtut, kegiatan belajar bervariatif

dan ada kesempatan bisa saling berinteraksi sesama siswa Prosentasinya sebesar

96,97%.

b. Adanya teknik MAGIC sangat membantu siswa memahami konsep yang sulit

dicerna dengan penjelasan verbal. Bekerja sambil bermain, menyaksikan sinema

sejarah dan kritisi film dokumenter ternyata sangat menyenangkan bagi siswa, juga

dapat menambah fokus dan konsentrasi mengikuti pelajaran, pikiran benar-benar

tercurahkan secara total untuk berusaha menyelesaikan semua tugas yang

dihadapinya dengan jumlah prosentasinya 96,97%

c. Beberapa penyelesaian tugas yang membutuhkan aktivitas gerak, misalnya

bermain tangga sejarah, bermain papan ingatan sejarah , dan sinema sejarah

serta kritisi film dokumenter ternyata sebagian siswa menyatakan cukup

melelahkan. Apalagi ketersediaan waktu yang sangat terbatas menjadikan aktivitas

siswa cenderung tergesa-gesa. Responden yang menjawab cukup melelahkan

adalah 42,42%.

d. Sebagian besar siswa menyatakan senang dengan pembelajaran MAGIC karena

banyak bergerak, tidak monoton mendengarkan ceramah, dan belajar dengan

berkelompok dengan jumlah prosentasinya 87,88%.

e. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa MAGIC dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa sehingga mempengaruhi kemauan untuk belajar sejarah serta

menghilangkan kejenuhan. Prosentasi dari responden yang menjawab itu sebesar

93,94%.

3. Hasil Tes Tertulis Terhadap Kemampuan pemahaman materi sebagai evaluasi

berpikir kritis dan motivasi belajar

Untuk mengukur efektivitas pembelajaran maka diakhir kegiatan pembelajaran,

penulis mengadakan penilaian berupa tes tertulis. Bentuk soal adalah uraian terbuka

dan pemecahan masalah. Aspek yang dinilai meliputi 10 (sepuluh) kompetensi dari

indikator kemampuan berpikir kritis.

16

Page 17: Magic Sejarah

Teknik penilaiannya menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai 1 – 5.

Adapun pemberian skornya adalah : 5 = jawaban sempurna, 4 = jawaban hampir

sempurna, 3 = jawaban kurang sempurna, 2 = jawaban tidak sempurna,dan 1 = tidak

mengarah pada jawaban. Hasil rekapitulasi penilaian disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2. Rekapitulasi Hasil Tes Tertulis Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

No.

SoalAspek Kemampuan Berpikir Kritis

Skor Nilai /Jumlah Siswa

5 4 3 2 1

1 Mengelompokkan

2 Membandingkan

3 Hubungan sebab akibat

4 Memberi alasan

5 Berpendapat

6 Menguraikan

7 Menyimpulkan

8 Analisis

9 Evaluasi

10 Memecahkan masalah

Jumlah Total

Rata-rata

Persentase ( % )

Berdasarkan tabel 3.2. di atas, dapat diperoleh keterangan bahwa sebagian

besar siswa yakni mencapai persentase sebesar 71,8% jumlah siswa telah mampu

mengerjakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan

kemampuan berpikir kitis. Kemampuan berpikir kritis paling tinggi dikuasai siswa adalah

kemampuan untuk ”membandingkan” yakni sebanyak 36 siswa atau sebesar 90%.

Sedangkan kemampuan berpikir produktif yang paling rendah dikuasai oleh siswa adalah

kemampuan melakukan ”analisis” yakni hanya sebanyak 20 siswa atau sebesar 50%.

Bahkan untuk kemampuan ”analisis”, masih ada beberapa siswa yang kesulitan untuk

menguraikan jawaban yaitu sebanyak 4 siswa atau sebesar 10%. Jawaban dari keempat

anak tersebut sangat tidak logis dan kurang menuju pada jawaban yang benar.

Mengacu pada rentang nilai, maka skor nilai 1 dan 2 dapat dikatakan nilai untuk

jawaban yang kurang benar, tidak logis dan kurang mengarah pada jawaban benar.

Untuk kategori ini, maka masih ada 30 jawaban secara total dari siswa atau sebanyak

7,80% pertanyaan yang belum mampu dijawab oleh siswa secara benar. Namun, yang

17

Page 18: Magic Sejarah

cukup membanggakan pada aspek pemecahan masalah ternyata ada 25 siswa atau

sebesar 62,5% telah mampu menjawab pertanyaan dengan benar. Aspek ini merupakan

kategori yang cukup berat karena siswa harus menguaraikan dan menyusun konsep-

konsep yang diperolehnya untuk memberikan solusi suatu permasalahan. Hanya ada 6

siswa atau sebesar 15% siswa yang masih mengalami kesulitan untuk menyusun

konsep-konsep dalam pemecahan masalah.

4. Hasil tes motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

Tes motivasi dilakukan dengan ARCS Test. Dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan

pembelajaran (siklus) yang ditetapkan. Adapun hasilnya sebagai berikut. (dalam nilai kuantitatif

dengan nilai minimal = 75 atau Cukup Baik.

No Nama testee

Hasil ACRS TestTes I Tes II

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Abdul Aziz Mughni 77 80

2 Abubakar Tesar Daeng B 69 75

3 Aditya Kresna Bayu 73 76

4 Ahmad Sulthoni Baihaqi 65 70

5 Jumlah

6 Rata-rata

(Selengkapnya dapat di lihat dalam lampiran hal : )

B. Analisis Hasil Pembelajaran

Pengamatan dan penilaian kegiatan pembelajaran IPS Sejarah dengan teknik

MAGIC menitikberatkan pada 2 (dua) aspek, yaitu kemampuan melakukan unjuk kerja

(performance) dan kemampuan berpikir kritis sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan data di atas, pada aspek kemampuan unjuk kerja (performance)

diperoleh hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan (observasi) menunjukkan pada semua

kriteria unjuk kerja, besarnya persentase kemampuan unjuk kerja MAGIC sebesar 79%

(jumlah rata-rata 3 dan 4). Kriteria-kriteria tersebut meningkat pada kegiatan pembelajaran

II sehingga persentase kemampuan unjuk kerja banyak yang mencapai 94% (jumlah rata-

18

Page 19: Magic Sejarah

rata 3 dan 4). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan

atau tidak ada hambatan yang berarti untuk mengikuti pembelajaran dengan teknik MAGIC.

Menurut sebagian besar siswa, berdasarkan hasil wawancara mengatakan sangat

terbantu dengan adanya MAGIC. Adanya tindakan (aksi) dalam belajar menjadikan siswa

tidak merasa tertekan, bahkan tantangan yang harus dipecahkan menjadikan siswa benar-

benar melibatkan seluruh potensi yang dimiliki. Kondisi ini ternyata membuat pikiran siswa

sangat terfokus pada kegiatan belajar, tidak ada kesempatan lain yang membuat aktivitas

siswa tidak sejalan dengan proses belajar. Kemauan untuk segera menyelesaikan

tantangan dalam permainan memacu emosi, pikiran dan tindakan untuk menyatu menjadi

kekuatan belajar. Waktu sepertinya begitu cepat berlalu, tanpa terasa tanda berhenti

melakukan aktivitas tiba-tiba berbunyi.(Doko Harwanto:18). Hal ini berarti apa yang

dikemukakan oleh De Porter dan Hernacki (2003 : 65) terbukti kebenarannya. Pengalaman

yang dialami siswa, menurut De Porter adalah siswa mencapai kondisi eustress, yaitu

kondisi seseorang yang sangat intens dalam sebuah kegiatan karena merasa suasana

menyenangkan, tidak tertekan, dan partisipasi siswa dilibatkan.(Doko Harwanto : 19)

Menurut De Porter, jika siswa mencapai kondisi eustres maka kemampuan siswa

meningkat dan dapat mengakses berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir dan

keterampilan tingkat tinggi. Pendapat ini juga terbukti, karena berdasarkan penilaian hasil

belajar ternyata soal-soal yang mengacu pada kemampuan berpikir kritis dan logis dapat

diselesaikan dengan baik oleh siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian tertulis yang

menunjukkan bahwa minimal 77,8% siswa dapat menjawab dengan benar. Bahkan pada

beberapa indikator kemampuan berpikir kritis, persentase siswa menjawab dengan benar

mencapai 90% yaitu pada aspek ”membandingkan”. Indikator kemampuan berpikir kritis

lainnya juga dicapai dengan persentase yang sangat baik, di atas 75%.

Keberhasilan pembelajaran di atas, ternyata sangat didukung oleh aktivitas dan

keterlibatan secara fisik dan emosional siswa. Berdasarkan hasil tes motivasi belajar dan

angket pembelajaran siswa, kesan sebagian besar siswa sangat termotivasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran. Sangat nampak, siswa sangat aktif, interaksi sesama siswa

juga sangat menonjol. Hal inilah yang menjadikan kegiatan belajar berjalan sangat efektif.

Keefektifan ini terkait dengan tumbuhnya minat belajar siswa. Adanya minat belajar siswa

karena siswa memiliki citra yang sangat positip terhadap kegiatan pembelajaran.

Tumbuhnya motivasi pada sebagian besar siswa ternyata disebabkan oleh pembelajaran

yang mampu merangsang pada berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Adanya

MAGIC, ternyata mampu memfasilitasi beberapa siswa yang memiliki berbagai

kecerdasan, misalnya kecerdasan visual, lingusitik, kinestetik, inter personal, dan

sebagainya.

19

Page 20: Magic Sejarah

Kondisi di atas menyebabkan siswa dapat belajar sesuai dengan ragam belajarnya.

Menurut pendapat Gardner, seseorang akan mudah dan dapat belajar pada usia

berapapun asal sesuai dengan ragam mereka harus belajar. Kondisi lain yang mendukung

adalah adanya motivasi yang tinggi ternyata sangat mendukung efektivitas belajar. Dengan

demikian, pendapat kedua ahli di atas terbukti kebenarannya. Yakni motivasi akan tumbuh

jika sesuai dengan lingkungan belajar dan siswa belajar sesuai dengan ragam belajarnya.

Motivasi yang tinggi ternyata berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa

sebagaimana ditunjukkan oleh hasil evaluasi pembelajaran.

20

Page 21: Magic Sejarah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan penilaian maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS Sejarah dengan teknik MAGIC dapat

meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada materi pendudukan

Jepan dan Persiapan Indonesia Merdeka untuk siswa kelas VIII SMP Internat Al-Kausar

Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat semester 2 tahun pelajaran 2008 /2009.

B. Saran

Mengingat pembelajaran dengan teknik MAGIC dapat meningkatkan motivasi

belajar dan kemampuan berpikir kritis, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Teknik MAGIC ini dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk meningkatkan

motivasi belajar dan pemahaman serta kemampuan berpikir kritis pada kompetensi

dasar lain atau mata pelajaran lain.

2. Sekolah perlu menstimulus guru untuk mau melakukan penelitian-penelitian seperti :

penelitian eksperimen, penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya.Dengan

semangat guru untuk meneliti dan menulis karya ilmiah berdampak peningkatan

kualitas pembelajaran di kelas dan kemajuan pendidikan di sekolah.

3. Perlu masukan, saran dan kritis terhadap teknik MAGIC ini sehingga dapat lebih baik.

Sekiranya rekan sejawat melakukan kajian ataupun penelitian ulang untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran penulis sangat mendukung sekali.

4. Beberapa kendala-kendala yang dijumpai dalam pembelajaran dengan teknik MAGIC

ini, seperti : media yang harus dibuat sendiri, skenario sosiodrama, peralatan Audio-

Visual dan waktu yang cukup, siswa yang enggan atau malas dengan pembelajaran

gestural. Kesemuanya ini harus diatasi dengan cepat dan banyak persiapan dan

antisipasi kondisi dan situasi. Sekiranya peralatan-peralatan diatas tidak ada maka

guru harus pandai-pandai mensiasatinya.

21

Page 22: Magic Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Thomas. 1993. 7 Kinds of Smart. New York : Plume Books.

Craft, Anna. 2003. Membangun Kreativitas Anak. Depok : Inisiasi Press

Csikszentmihalyi, Mihaly. 1978. Flow: The Psychology of Optimal Experience. London : Rider.

Dave, Meier. 2000. The Accelerated Learning Handbook. New York : McGraw Hill

Drost, JIGM. 1998. Sekolah : Mengajar atau Mendidik. Yogyakarta : Kanisius & Universitas Sanata Dharma.

Gardner, Howard. 1985. Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences. New York : Basic Books.

Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik 2. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Kamdi, Waras. 2002. Mengajar Berdasarkan Model Dimensi Belajar. Jurnal dalam Majalah Gentengkali, Vol 2 No. 5 dan 6. Surabaya : Dinas P & K Propinsi Jawa Timur.

Lazanov, Georgi. 1978. Suggestology and Outlines of Suggestopedy. New York: Gordon & Breach.

Marzano, R.J. 1992. A Different Kind of Classroom: Teaching with Dimensions of Learning. Dalam Waras Kamdi (Jurnal Gentengkali), Mengajar dengan Model Dimensi Belajar. Dinas P&K Jatim.

Monty Satiadarma.2003. Mendidik Kecerdasan. Jakarta : Pustaka Populer Obor

Porter, Bobbi de & Mike Hernacki. 2000. Quantum Teaching. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa.

Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Muda. Bandung : AlFabeta

Suyanto . 2004. Ilmu Pengetahuan Sosial Kajian Ekonomi. Jakarta : Erlangga

22

Page 23: Magic Sejarah

SOAL EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN : IPS SEJARAHKELAS : VIII ( DELAPAN )ASPEK : KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISMATERI POKOK : 1. PENDUDUKAN JEPANG

2. PERSIAPAN INDONESIA MERDEKA

Jawablah pertanyaan dibawah ini pada lembar jawaban yang telah disediakan.

1. Tiga dari negara-negara di bawah ini BERBEDA dari tiga negara lainnya dalam keberpihakan menghadapi Perang Dunia ke II. Berilah lingkaran pada negara tersebut dan berilah alasannya mengapa mereka berbeda.

a. AMERIKA d. JEPANGb. BELANDA e. INGGRISc. ITALIA f. JERMAN

2. Tulislah persamaan dan perbedaan dari tabel berikut ini!

BADAN PERSIAPAN

KEMERDEKAANPERSAMAAN PERBEDAAN

1. BPUPKI

2. PPKI

1. ........................................... 1. ......................................2. ........................................... 2. ......................................

3. Tulislah kata-kata yang tepat pada kolom SEBAB atau AKIBAT pada tabel berikut ini!

CARA BERJUANG SEBAB AKIBAT

1. KOOPERATIF Menghindari pertumpahan darah dan kehancuran

..........................................

...........................................2. NONKOOPERATIF ............................................ .......

...................................Jepang maupun Belanda dapat mengatur Indonesia

4. Tulislah alasanmu tentang pernyataan pada tabel berikut ini!

STRATEGI JEPANG KEBAIKAN KEKURANGAN

7 SEPTEMBER 1945 PM. JEPANG MENDEKLARASIKAN KAISO (INSTRUKSI KAISO)

..........................................

..........................................

................................................

................................................

5. Sebutkan tiga hal yang akan terjadi jika seluruh pemuda dan pejuang Indonesia hanya menempuh cara kooperatif saja tanpa melakukan perlawanan bersenjata mengusir penjajah dari tanah Indonesia.

6. Mengapa para tokoh-tokoh nasional Indonesia menyetujui Jepang untuk membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)

7. Tulislah kesimpulan dari pernyataan yang ada di tabel berikut ini!

23

Page 24: Magic Sejarah

Pernyataan Kesimpulan

1. PPKI beranggotakan tokoh-tokoh nasional

2. PPKI bertujuan mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai sikap pemerintah Jepang terhadap rencana kemerdekaan Indonesia

3. PPKI lembaga yang syah yang dibuat oleh bangsa Indonesia

4. PPKI sesuai dengan semangat mewujudkan Indonesia Merdeka

PPKI merupakan .............................................

.......................................................................

.......................................................................

......................................................................

......................................................................

......................................................................

8. Lengkapilah pernyataan pada tabel berikut ini!

PANITIA PERUMUS DASAR NEGARA

(PANITIA SEMBILAN)URAIAN

Adalah panitia yang dibentuk dari BPUPKI

yang beranggotakan sembilan tokoh-tokoh

nasional Indonesia yang berhasil

merumuskan Piagam Jakarta atau yang

disyahkan menjadi pembukaan UUD 1945

1. Dasar Hukumnya.

....................................................

2. Piagam Jakarta berisikan

....................................................

3. Apa yang diganti dalam Piagam tersebut

....................................................

9. Ketuhanan Dengan menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-pemeluknya di kritik oleh utusan dari Indonesia Timur dengan ancaman bila itu tetap dipertahankan dan menjadi dasar negara maka Indonesia Timur akan memisahkan diri dan memerdekakan negara sendiri. Para Tokoh-tokoh Islam di barisan tokoh Nasional (Panitia Sembilan) dengan ”legowo” menghapuskan 7 kata dan menggantikannya dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Setujukah kamu?. Bukankah Indonesia adalah mayoritas Islam dan berhak atas pelaksanaan syariat Islam?. Berikan komentarmu.

10. Kesadaran menghormati para pahlawan bangsa oleh generasi muda bangsa Indonesia adalah semakin rendah dan memudar. Hal ini karena perkembangan budaya dan Informasi yang datang dari barat menjadikan generasi muda menokohkan tokoh-tokoh barat dan melupakan pahlawan bangsa. Berikan 2 cara agar generasi bangsa Indonesia kembali bangga dan bersikap patriotisme serta nasionalis.

24

Page 25: Magic Sejarah

ANGKET PEMBELAJARAN SISWA

Nama Siswa : ……………………………………Kelas : VIIITanggal sebaran angket : ……………………………………

1. Apakah dengan MAGIC kamu merasakan pembelajaran sejarah menjadi lebih mudah di pahami?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah belajar sejarah menggunakan MAGIC dapat meningkatkan keaktifan dalam belajar kamu?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah MAGIC seperti : bermain tangga sejarah dan papan ingatan sejarah membuatmu mengalami kelelahan karena aktivitas belajar dengan fisik?

a. Ya b. Tidak

4. Melalui MAGIC , apakah anda dapat menjelaskan konsep yang belum pernah diajarkan oleh guru?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah MAGIC membuat kamu senang, enjoy dan riang dalam belajar? a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda dapat menjelaskan ke teman anda konsep yang baru dipelajari?a. Ya b. Tidak

7. Seandainya setiap tatap muka pembelajaran diajarkan dengan MAGIC, apakah kamu lebih menyukainya?a. Ya b. Tidak

8. Setujukah kamu bila MAGIC dapat meningkatkan motivasi belajar Sejarah?a. Setuju/ya b. Tidak setuju/tidak

9. Apakah kamu sanggup untuk mengamalkan nilai-nilai patriotisme dengan wujud cinta negara dan bangsa Indonesia.a. Sanggup/ya b. Tidak sanggup/Tidak

10.Apakah kamu merasakan bahwa MAGIC juga dapat meningkatkan nilai-nilai kepah- lawanan (patriotisme) generasi bangsa Indonesia?

a. Ya b. Tidak

#Jawablah dengan hati nurani kamu#

25

Page 26: Magic Sejarah

Lampiran : Hasil tes motivasi belajar menggunakan tes ACRS

No Nama testee

Hasil ACRS TestTes I Tes II

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Abdul Aziz Mughni 77 77

2 Abubakar Tesar Daeng B 54 69

3 Aditya Kresna Bayu 64 73

4 Ahmad Sulthoni Baihaqi 68 65

5 Aldi Wilitama 82 80

6 Aldy Syahrihaddin 66 67

7 Andre Wiranur Setiawan 88 79

8 Ayip Faruk AlHaddad 67 68

9 Fadia Riandra Putra 49 65

10 Faiz Fathur Rahman 69 50

11 Faiz Rizki Nauli Harahap 81 69

12 Firman Bani Taufik 65 88

13 Hero Kurniawan 70 71

14 Ishfan Taufik Munggaran 62 71

15 Izzurrahman 78 71

16 M.Azka Nurfauzi 85 89

17 M.Aditya Rahman 83 67

18 M.Fauzan Baharuddin 69 70

19 M.Helmi Malik 75 70

20 M.Ibnu Bakar 84 70

21 M.Ismail Faruki 67 77

22 M.Ismail Mubarak 67 86

23 M.Rafif Amir 92 94

24 M.Ridho Faizal Hartaji M 69

25 Muhammad Yusri 87 66

26 Nanda Kusuma Yudha 77 73

27 Rachmat Eka Purnama 63 54

28 Riansyah Fikri PA 45 50

29 Septian Maulana Rizwan 98 74

30 Zulvikar Nur Alamsyah 70 96

31 M.Haikal Pradika 54 88

32 M.Isra Nurullah 70 83

33 Ilham Fajar Pramadhia 66 42

Jumlah 1064 285 563 365 732 799 240 541

62,59 71,25 80,42 91,25 61 72,63 80 90,16

Jumlah Total 2363.13 2383,22

Rata-rata total 71,61 72,22

26

Page 27: Magic Sejarah

27