mafia minyak di negeri dari si emas hitam ilegal. tak … gencar melobi aparat. karena itulah, kata...

7
Mafia minyak di negeri ini tak pernah mati. Mereka terus memompa fulus dari si emas hitam ilegal. Tak peduli di laut maupun darat, BBM terus disikat. Minyak bersubsidi dijual ke luar negeri. Jatah rakyat dikuras sebagian, lalu dioplos sebelum dikirim ke SPBU. Wartawan GATRA M. Agung Riyadi menguak aktivitas mafia minyak di jalur Merak- Jakarta- Balongan. Hasil liputannya ditulis oleh Heru Pamuji, Khudori, dan Heddy Lugito.

Upload: duonghanh

Post on 08-May-2018

238 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Mafia minyak di negeriini tak pernah mati.

Mereka terusmemompa fulusdari si emas hitamilegal. Tak peduli di

laut maupun darat,BBM terus disikat.

Minyak bersubsidi dijual keluar negeri. Jatah rakyatdikuras sebagian, lalu

dioplos sebelum dikirim keSPBU. Wartawan GATRAM.

Agung Riyadimenguak aktivitas

mafia minyak dijalur Merak-Jakarta-

Balongan. Hasilliputannya ditulis oleh

Heru Pamuji, Khudori, danHeddy Lugito.

bolak-balik. Peluit dari salah satu kapalmerobek keheningan malam, pertandakapal itu segera bertolak dari tempatnyaberlabuh.

Sehari sebelumnya, ketika sedang"melaut" di dekat pantai Pulo Rida, Gatrasempat memergoki sebuah kapal terlihatmerapat ke bungker Barokah. Kapal itumelaju kencang dari sebuah dermaga kecildi Pulo Rida menuju tengah laut. Tak jauhdari situ, sebuah sebuah tanker denganlambung berwarna oranye melaju dari arahbarat. Kapal tunda tadi bergerak secaradiagonal, mendekati tanker tersebut,sembari menyalakan lampu sorot.

Kedua kapal itu kemudian saling

LANGIT disaput mendung tipis. Sem-burat warna merah mengurung cakrawaladi Pantai Mabak, Merak, Banten, 29Januari 2004 lalu. Sepintas, suasana pantaidi ujung barat Pulau Jawa itu tampaktenang. Aktivitas berlangsung sepertibiasa. Bahkan suasana sore itu terkesandamai dan tenteram. Kapal-kapal besardan kecil buang sauh sekitar 30 meter daritepian pantai. Tak ada kesibukan berartidi geladak kapal-kapal itu.

Namun, tak semuanya tampak nor-mal. Sebuah aktivitas ganjil terlihat digeladak dua kapal yang bersandar lebihdekat ke pantai. Satu kapal bungkerdengan lambung bertuliskan "Barokah"terlihat berdempetan dengan kapal lainmirip tugboat (kapal tunda). Beberapaawak kapal tunda melompat ke geladakkapal bungker. Awak kedua kapal salingberbincang, seperti sedang bertransaksi.Pembicaraan berlangsung lebih darisetengah jam.

Sejurus kemudian, dari arah pantaimeluncur sebuah motorboat ke Barokah.Sedangkan kapal tunda di sebelahnyabelum juga beranjak. Lalu beberapa awakkapal dengan sigap menurunkan drum-drum besar ukuran 225 liter dari kapalbungker ke motorboat. Setelah menam-pung dua drum, motorboat menderu ke arahpantai dekat pangkalan kapal-kapal tundaMerak untuk menurunkan muatan, lalukembali menjemput muatan lain.

Begitu seterusnya, hingga malammembalut pantai. Anehnya, hampir semualampu kapal dimatikan, kecuali sebuahlampu merah di menara atas. Derumotorboat pun terhenti setelah belasan kali

mendekat, lalu beriringan di wilayahselatan Pulau Tempurung. Tetapi sayang,aksi tersebut tak bisa diamati lebihsaksama, terhadang kegelapan malam.Kedua kapal itu mematikan seluruh lampupenerangan, kecuali sebuah lampu kecildi tiang tertinggi. Selebihnya, tak jelas apaaktivitas di kedua kapal yang kelakuannyamirip angsa sedang bermesraan itu.

Menurut Tirta, nama samaran darinelayan yang menemani Gatra berkelilingperairan Merak, kapal dari Pulau Rida itubukan kapal tunda, melainkan sebuahkapal bungker. Ia menduga, kapal ituadalah bungker David I milik bos lokaldari jaringan mafia minyak di wilayahMerak. David I, yang berkapasitas 125 ton,sehari-hari berlabuh di dekat Pulo Rida."Biasanya, ia menunggu kontak lewatsaluran telepon seluler dari kapal tankeryang mau menjual muatannya secarailegal," kata Tirta. Setelah ada kontak,barulah David I, melaju ke titik pertemuanyang ditentukan dengan kapten kapaltanker. Dengan isyarat lampu, David Imendekati tanker, lalu berlayar beriringansembari memindahkan muatan denganpenerangan yang sangat terbatas.

Setelah mendapat kucuran BBM daritanker, esoknya David I menumpah-kannya ke kapal bungker Barokah, laludikirim ke daratan. Aktivitas itu berlang-sung saat matahari masuk peraduan,sehingga sulit dideteksi. Sejatinya, kapalBarokah adalah bungker penampunglimbah. "Dia dapat izin menampunglimbah kimia atau oli dari kapal-kapaltanker," tuturnya. Toh, Tirta seringmemergoki, muatan Barokah bukan cuma

48 GATRA 12 FEBRUARI 2005

KAPAL DAVID I; MENUNGGU KONTAK

FOTO

-FO

TO:

DO

K G

ATR

A

Merak, dua kapal bungker paling bekenadalah David I dan Barokah. Masing-masing dimiliki bos lokal, sebut saja MatSolar dan Min Bensin. Keduanya dikenalsebagai perantau asal Sumatera Utara.

Min Bensin dengan bungker Davidberoperasi dari pangkalannya di Pulo Rida,sedangkan Mat Solar dengan Barokah-nyabergerak dari Pulau Merak Kecil. Uniknya,pangkalan Mat Solar berada persis di depansebuah hotel milik kepolisian. Masyarakatsekitar menyebutnya Hotel Mabak, sesuaidengan nama pantai di depannya.

Masing-masing bos lokal itu memilikitempat penampungan BBM curian. TotoTongkang, seorang pekerja kapal David Idan Barokah yang minta namanya disa-markan, mengungkap bahwa penam-pungan minyak haram milik Min Bensinterletak di pantai dekat Pulo Rida. Darisitu, barulah drum-drum yang berisi solaritu dibawa ke penyimpanan miliknya diJalan Raya Yos Sudarso km 17-24, Merak.

Terkadang, Min Bensin menjuallangsung solar curian di pelabuhanmiliknya seputar Pulo Rida. Konsumennyaadalah kapal-kapal tunda pengangkut batuke Kalimantan. Gatra sempat memergokisebuah kapal tunda bernama lambungTakashi II, yang sedang asyik mengisi solardi pelabuhan milik Min Bensin. Seorangawak kapal Takashi yang ditemui Gatramenceritakan, kapal itu sedang mengisisolar untuk membawa Tongkang GoldenSari ke Kalimantan. "Kita juga lagimenunggu muatan batu," katanya.

Mat Solar memilih wilayah Serangsebagai tempat menumpuk hasil jarahan-nya. Ia memiliki dua tempat penyimpanan

limbah kimia. Kapal itu kerap menampungBBM ilegal yang disedot dari tanker milikPertamina atau tanker swasta rekananPertamina.

Menurut Tirta, bisa jadi tanker yangdidekati David I adalah tanker bernamaGandini. Tirta yang mengaku sempatberkerja di Gandini, pernah melihat kapalkelir oranye di lambungnya itu menjualsolar ke tanker berbendera Singapura diperairan pulau Panjang. Gandini berka-pasitas muat 30.000 ton. Tanker ini biasamengangkut solar dari kilang minyak diSumatera dan Kalimantan menuju depoPertamina di Jakarta. Selain Gandini,tanker lain yang rajin "kencing" —istilahuntuk menuangkan minyak secara ilegaldi tengah perjalanan—adalah Ontari.Seperti Gandini, kapal ini memiliki lam-bung berkelir oranye. Hanya saja, kapasitasOntari lebih besar, yakni 40.000 ton.

Kedua tanker itu kerap mampir diperairan Merak untuk menurunkansebagian muatannya secara ilegal. Bisajuga, muatan di-drop dulu ke Plumpang,Jakarta, lalu berputar balik ke perairanMerak untuk menjual sebagian minyakyang dicuri. Jika pola terakhir yangdilakukan, kapal tanker menyimpanminyak curian di tangki ballast. Tankerdilengkapi dengan pompa untuk mengurasminyak ke ruang ballast. "Begitu muatanditurunkan, minyak di ballast tak ikutmengucur," tutur Tirta, yang mengakuberpengalaman menilep solar dari tanker.

Minyak di ballast itu kemudian dibawakabur ke Merak, lalu berpindah tangan kepara bos BBM lokal lewat kapal bungkeratau tunda milik mereka. Di wilayah

di sekitar Jalan Raya Kramat Watu Serang.Kedua penyimpanan BBM yang berde-katan itu terlihat mencolok, dengan tutupseng dari bekas drum setinggi 3 meteran.Toto Tongkang menguraikan, kedua boslokal itu menjarah 100 hingga 125 tonBBM setiap kali operasi. Selain dijual kekapal-kapal tunda, BBM ilegal itu dijualke seorang cukong dari Jakarta. Merekasering memanggilnya Pak David," kataToto Tongkang. Pengusaha keturunanTionghoa ini yang menyalurkan kepabrik-pabrik. "Ada solar murni, ada pulayang sudah dioplos," Toto menambahkan.

Gatra mengamati, aksi penjarahanminyak di Merak dan Serang dilakukansecara terbuka. Anehnya, tak pernah adaaparat yang menggerebek tempat-tempatpenimbunan minyak ilegal. Menurut TotoTongkang, si ABK kapal bungker, mulus-nya aksi mafia perompak BBM ini lantaranmereka pandai melobi aparat danmenjalankan aksi tipu-tipu.

Tipu muslihat dilakukan dengan caramengecat lambung dan lunas (bagianbawah kapal) warna hitam. Maksudnyauntuk mengelabui agar kapal itu disangkapenyuplai air bersih. Lazimnya dalamdunia pelayaran, lunas pada kapal tankeratau bungker BBM dibalut warna merah.Jika muatan penuh, sebagian besar lunasterendam air laut. "Kamuflase ini untukmengecoh petugas," ungkap TotoTongkang.

Suatu kali, kata Toto, ada pemeriksaandi kapal David. Ternyata bungker itusudah terisi air, sehingga petugas takmenemukan bukti kejahatan. Setelahpetugas pulang dengan tangan hampa,

GATRA 12 FEBRUARI 2005 49

AKSI SALAH SATU BUNKER LIAR DI PERAIRAN MERAK

majikan gencar melobi aparat. Karenaitulah, kata Toto, aparat tak pernahbertindak lebih jauh, selain memeriksamuatan.

Soal upeti untuk memuluskan aksi,

nakhoda David mendapat kontak darisebuah kapal tanker bernama Andika.David langsung angkat sauh menuju titiksasaran di Pulau Panjang sembari membu-ang muatan air bersih.

Kepandaian berkamuflase itumembuat mereka tetap aman di laut ketikamenjalankan aksi. Tak jarang merekakepergok patroli Polisi Perairan (PolAirud) dan Administratur Pelabuhan(Adpel). "Biasanya aparat mendiamkansaja, entah karena terkecoh kamuflase ataumemang sudah disogok," kata Toto Tong-kang. Menurut Toto, jika aparat meme-riksa dua kapal bungker itu, pasti takmenemukan dokumen resmi. Termasuksemua ABK dan nakhoda tak memilikiijazah pelayaran.

"Mestinya tinggal diciduk saja, wongkapal liar kok," ungkap Toto. Nyatanya,aparat enggan memeriksa dokumen. Aksitipu-tipu ini berjalan lancar, lantaran sang

dibantah pihak kepolisian ataupunadministratur pelabuhan. Tetapi KasubditOperasional Direktorat Pol Airud Merak,AKP Antonius, mengakui adanya aksi tipuoleh kawanan pencoleng minyak. "Merekamemang melakukan berbagai kamuflaseuntuk mengelabui aparat yang sedangpatroli," katanya. Seringkali merekaberaksi setelah kapal-kapal patroli.

Karena itu, Antonius merasa kewalahanmenangkap penjarah BBM itu. "Untukmengungkap kejahatan pencurian minyakdi laut, kita harus memergoki aksi mereka.Repotnya, aksi itu dilakukan tengah malamtanpa menyalakan lampu," Antoniusberkilah. Padahal untuk memberantas parapencoleng minyak dan cukong-cukong-nya, Direktorat Pol Airud Merak diper-kuat empat armada siap operasi.

Administratur Pelabuhan pun kesulitanmengungkap bisnis haram ini. MenurutKepala Bidang Penjagaan dan Penga-matan Adpel Banten, Sarwo, ternyatakapal bungker milik bos bos lokal itumengantungi surat-surat resmi. Merekapunya izin sebagai reception facilities."Izin tersebut memang dari kita," tuturSarwo, yang didampingi dua stafnya.Dengan izin tersebut, David dan Barokahseharusnya menampung limbah kimia danoli. Izin tersebut ditinjau tiap tahun. Sarwomenjamin, jajarannya selalu mengawasitingkah laku kedua kapal itu agar tidakmenyimpang.

Jadi, selama memiliki izin, AdpelBanten tidak akan menangkap kapal yangberoperasi di wilayahnya. Sarwo menepisanggapan bahwa kapal bunker David danBarokah bertindak sebagai perompakminyak. Sebab, menurutnya, setiapmuatan kapal yang berlayar di wilayahBanten, harus dilaporkan ke Adpel."Prosedurnya ketat, nggak mungkinmereka berani main-main," kata Sarwo.

Pejabat di lapangan boleh berkilah.

50 GATRA 12 FEBRUARI 2005

Emas Hitam Pendulang Untung ]MESKI harus menanggung berbagai risiko,geliat bisnis penggarongan BBM seolah tidakada matinya. Janji keuntungan yang tak putus-putusnya dan minimnya risiko kerugian adalahenergi yang membuat para mafia BBM terusbergentayangan.

Seperti dituturkan Toto Tongkang, namasamaran untuk seorang ABK yang biasabertugas di kapal bungker David dan Barokah.Penilap emas hitam di perairan Merak itumenghitung, setiap kali operasi, bungkerDavid bisa memuat 125 ton atau setara dengan125.000 liter BBM. Namun, yang dibayar taklebih dari 80 ton. Artinya, bungker David selalumengantongi minyak "gratisan" hingga 45 tonsetiap operasi.

Minyak curian yang umumnya solar itudijual oleh kapal tanker seharga Rp 1.200 per

liter. "Itu masih solar murni kualitas bagusdengan berat jenis antara 82-84," kata Toto.Jadi, sekali operasi, awak kapal Davidmenenteng duit Rp 96 juta.

Di darat, solar dijual dengan hargapasaran Rp 1.600 seliter. Dari minyak "gratis-an" saja, pemilik bungker sudah mengantongikeuntungan bersih Rp 7,2 juta. Sementara dariminyak yang dibayar, ia bisa mengantongikeuntungan sebesar Rp 400 (selisih hargapembelian dengan penjualan) x 80.000 liter =Rp 32.000.000. Maka, dalam sekali operasi,kata Toto Tongkang, bosnya bisa meraup duithampir Rp 40 juta lebih. Padahal mereka bisaberoperasi tiga kali seminggu.

Karena itu, Toto Tongkang pun betahbergelut dengan bisnis haram ini. "Di sini kitagak kenal sistem gaji, tetapi kalau butuh duit,tinggal bilang bos, pasti dikasih," katanya.

TEMPAT PENIMBUNAN BBM DI PULAU RIDA

DO

K G

ATR

A

perjalanan minyak mentah dari Babelanke kilang Balongan, yang berpotensimerugikan Pertamina hingga ratusanmilyar rupiah per tahun (baca: Alap-AlapMinyak Mentah).

Lebih parah lagi, BBM dari depoPertamina yang dikirim ke agen atauSPBU (stasiun pengisian bahan bakarumum) pun tak luput dari sergapan mafia.Ironisnya, pos-pos "kencingan" --istilahuntuk penurunan sebagian muatan BBMyang dikirim ke agen— danpengoplosan BBM tak jauhdari kilang maupun depomilik Pertamina. Penelu-suran Gatra selama duaminggu menemu-kan aktivitas pen-curian minyakterjadi di

Toh, pihak Pertamina mengakui, isi kapaltankernya memang kerap dibobol."Terutama yang diangkut tanker darikilang ke depo," ungkap Deputi DirekturPemasaran dan Niaga, Rachmat Drajat.Para mafia minyak ini memanfaatkan batastoleransi kehilangan 0,5% yang direstuiPertamina. Misalnya muatan 30.000 ton,bisa disedot sekitar 150 ton. "Secaraadministratif, kehilangan 0,5% memangdiizinkan," kata Rachmat.

Toh, kenyataannya, para mafiaminyak tak puas hanya membobol sebatas0,5%. Berbagai modus dipakai untukmencuri BBM dari kapal tanker maupuntruk tangki pendistribusi minyak (baca:Beragam Cara BBM Menguap). Carakonvensional yang sudah berlangsungpuluhan tahun adalah permainan deliveryorder (DO). Cara ini melibatkan pejabatPertamina dan perusahaan pelanggan.

Selain me-mark up jatah minyak kepelanggan, DO juga kerap diberikan untukperusahaan fiktif. Tangsi militer, misalnya,meminta kiriman lebih dari jatah yangditetapkan. Juga perusahaan yang sudahgulung tikar akibat resesi, tetap tercatatsebagai pelanggan. Nah, jatahbodong minyak bersubsidi itu dijualke kapal asing yang bergerilya dilaut Nusantara, menyaru sebagaikapal ikan. Mereka berbagiuntung dari selisih harga lokaldan internasional yanglumayan gede.

Di jalur darat,tikus-tikus minyaklebih ganas mengge-rogoti BBM jatah rakyat.Bahkan pencurian terjadisejak minyak mentah dikirimdari tempat eksplorasi menujukilang pengolahan. Ambil contoh

sepanjang Merak-Jakarta-Balongan.Di wilayah Jakarta Utara, pusat-pusat

kencingan dan pengoplosan BBM justruberada di seputar wilayah Sunter, tak jauhdari depo Plumpang. Di wilayah ini, palingtidak, ada lima titik pusat pengoplosan.Titik pertama di Jalan Agung Timur 8,persis di pojok berpotongan dengan JalanAgung Timur 7. Titik kedua terletak diJalan Agung Timur 6, jugadi dekat perpotongan de-

GATRA 12 FEBRUARI 2005 51

ngan Jalan Agung Timur 8. Titik ketigadi Jalan Agung Timur 3, dekat DanauSunter. Titik keempat ada di Jalan AgungTimur 13, berdekatan dengan Jalan Agung

52 GATRA 12 FEBRUARI 2005

MENCURI secara halal. Jurus itulah yangdigunakan para pencuri BBM di kapal tankerpengangkut minyak. Mereka mengakalitoleransi penguapan BBM selama pengang-kutan sebesar 0,5%. Angka toleransi penguap-an ini berlaku untuk semua jenis BBM, mulaiminyak tanah, solar, bensin, sampai avtur yangdiangkut kapal tanker dari kilang minyakmenuju depo Pertamina.

Misalnya, sebuah kapal tanker mengang-kut minyak sebanyak 50.000 ton, ketika sampaidi pelabuhan tujuan, muatannya tinggal 49.750ton. Penyusutan ini masih ditoleransi, karenamasih dalam ambang batas 0,5%. Selisih nilaimuatan sebesar 250 ton itu sebenarnya bukankarena penguapan.

"Tapi, minyak itu dijual oleh awak kapaltanker kepada kapal-kapal tunda," kata seorangpensiunan kepala kamar mesin kapal tankerpengakur minyak Pertamina di Jakarta. Sebutsaja ia bernama Sa'al, 60 tahun, warga Tanjung-priok, Jakarta Utara. "Bagaimana mungkin bisamenguap, kalau minyak itu diangkut padamalam hari," ujar Sa'al sembari tertawa lepas.

Ada juga awal kapal tanker pengangkutminyak yang sengaja mencuri, tapi tetap aman.

Caranya, mereka mengosongkan air pada duabuah ruang ballast, ruang penyeimbang kapalagar tetap mengapung. Pada saat kapal tankermengisi muatan BBM, pintu ballast dibukahingga kosong. Dengan begitu BBM akan

mengalir ke ruang ballast. Besarnya mencapai300-an ton atau 3.000-an liter BBM.

Di tempat tujuan, ketika kapal bongkarmuat, BBM dalam ballast tadi tidak ikutditurunkan. Baru setelah bongkar muat usai,

[ Laku Culas Penilap ]

Timur 9. Sedangkan titik kelima ada diJalan Agung Karya 9.

Sumber Gatra, seorang sopir truktangki yang biasa menyelewengkan

muatannya di wilayah tersebut, menyebutsatu nama sebagai pemilik lima tempat"kencingan" BBM itu. Bos minyak haramitu sudah malang melintang sejak 1998.Salah satu pemegang simpul jaringanmafia BBM di Jakarta itu cukup pintarmelobi aparat. "Makanya tempat ken-cingan miliknya selalu aman," ungkap sisopir tangki itu.

Gatra yang menyusuri wilayah ituselepas subuh, awal tahun lalu, memergokisebuah truk tangki bermuatan solar yangmenguras sebagian isinya di Jalan AgungTimur 13. Sebuah selang terjulur dari atastangki, mengalirkan solar ke drum-drumdi bawahnya. Truk solar bernomor polisiB 9122 WD itu mestinya langsung menujuSPBU, sesuai dengan tulisan di tangki.Tapi, seperti halnya sebagian besar truklain yang keluar dari depo Plumpang, sisopir menguras sebagian muatan ke mafiapenadah minyak. Anehnya, truk tangkicuek saja "kencing" di tempat terlarang,meski disaksikan mobil patroli polisi dariPolsek terdekat.

Di tempat ini, kata sumber tadi, muatanBBM di tiap truk tangki dari depoPlumpang disedot sekitar 20%. Sisa BBMALAT UKUR PENGISIAN BBM KE TRUK TANGKI DI DEPO PERTAMINA PLUMPANG

FOTO

-FO

TO:

DO

K G

ATR

A

PEMBUATAN TANGKI MODIFIKASI DI DAERAH JAKARTA UTARA

di tangki yang sudah terkuras itu dioplosdengan minyak tanah untuk mengelabuitukang tera di SPBU. Sedangkan BBMhasil jarahan juga dicampur minyak tanahsebelum dijual dengan harga resmi

GATRA 12 FEBRUARI 2005 53

BBM di ballast tadi dikeluarkan ke lambungkapal. Sebagai ganti, ballast diisi air. "BBMdari ballast itu dijual dalam perjalanan pulang,"Sa'al menjelaskan.

Penilapan minyak bukan hanya terjadi dijalur laut, penyaluran lewat darat pun diwarnaidengan berbagai laku culas. Seorang sopirtruk tangki BBM, sebut saja ia bernama Adeng,mengaku sering melakukan pengoplosan.Mobil tangki BBM yang mengambil minyakdari depo Pertamina kebanyakan tak langsungmembawa muatannya ke tempat tujuan.

"Mereka mampir dulu ke suatu tempatuntuk kencing BBM," kata Adeng. Di lokasi itu,sebagian premium "dikencingkan". Bensinyang dicuri itu lantas diganti dengan minyaktanah yang telah dioplos dengan formulatertentu. "Perngoplosan ini tidak bakalketahuan, karena berat jenis dan oktan BBMitu tidak bakal berubah," kata Aden. Hanyasaja, tidak semua armada pengangkut BBMmencuri dan mengoplos minyak.

Selain terjadi kebocoran di jalur distribusiBBM, pencurian juga belangsung dalampengiriman minyak mentah dari sumur minyakdi Babelan, Bekasi, menuju kilang minyak

Balongan, Indramayu. Di jalur ini, mafia malingminyak mentah memodifikasi tangki truk-nya. Truk tangki yang berkapasitas 16.000 liter,umumnya ada sebuah sekat vertikal yangmembagi tangki itu menjadi dua ruangan yangsama besar. Tiap ruang berkapasitas masing-masing 8.000 liter.

Untuk mencuri minyak, para pelakumembuat sekat tambahan di dalam tangki trukdi bagian depan dan belakang. Masing-masingsekat tambahan itu bisa menampung minyaksebanyak 2.000 liter. Ketika tangki diisi, si sopirtinggal menarik tuas hidrolis untuk membukasekat tambahan miliknya, sehingga minyakmengalirlah ke dalam tangki itu. Setelahpenuh, sekat tadi ditutup secara hidrolis pula.

Ketika muatan akan diturunkan, juru teradi kilang minyak Balongan hanya mengukurmuatan berdasarkan ketinggian permukaan.Yang ia ketahui, isi muatan masih sepertisemula. Padahal ketika diturunkan, muatan yangada dalam sekat tambahan tadi tidak ikut turun.

Minyak mentah yang tertingal di dalamsekat tambahan itu lantas dijual kepadapenadah. Selanjutnya diolah menjadi minyakbakar yang lazim disebut industrial diesel oil

(IDO). Tentu saja tidak semua truk tangkipengangkut minyak mentah dari Babelan keBalongan itu mencuri minyak dengan modusmenyekat tangkinya. Hanya anggota mafiamaling minyak yang melakukannya.

Untuk membuat truk tangki denganpenyekat, mereka memasan pada bengkel yangkhusus modifikasi tangki minyak. Bengkeltersebut, antara lain, terdapat di Jalan Jun-tinyuat, dekat kilang minyak Balongan. War-tawan Gatra menyusup ke bengkel itu menya-mar sebagai pembeli tangki. Awalnya, pemilikbengkel mengaku tidak memodifikasi tangki.

Ketika Gatra menyatakan akan membeli duatangki di depan halaman bengkel, si empunyabengkel menyarankan agar membuat saja.Ongkosnya Rp 1 juta per tangki. "Kalau tangkiitu mah, sudah dipesan orang," kata pemilikbengkel itu. Sekitar 50 meter dari bengkel itu,ada tempat penyewaan truk tangki yang sudahdimodifikasi. Sewanya sekitar Rp 4 juta sebulan.

Anehnya, berbagai modus pencurian mi-nyak itu berjalan mulus. Pertamina, sepertinya,kewalahan mengatasi ulah mafia pencuriminyak.

M. AGUNG RIYADI

pemerintah.Pengamat Perminyakan Kurtubi

menilai, ulah para mafia minyak ituberbuntut panjang. Pemilik pom bensinyang menerima minyak oplosan, tentu tak

mau rugi. Maka, terjadilah kecuranganketika mengucurkan BBM ke konsumen.Misalnya dengan memainkan alat ukur."Akhirnya konsumen yang dirugikan,sudah terima BBM oplosan, dipangkaspula jatahnya," kata Kurtubi.

Perompakan minyak di segala penjuruitu, tentu saja merugikan negara. Seorangpejabat Pertamina membocorkan angkakerugian itu kepada Gatra. "Hampirseperempat dari nilai subsidi minyak pertahun," ungkapnya. Saat ini, subsidi BBMmencapai Rp 72 trilyun per tahun. Artinya,tikus-tikus minyak itu menggerogoti uangrakyat hingga Rp 15 trilyun per tahun.

Buntutnya memang selalu tidak me-ngenakkan buat rakyat. Apalagi peme-rintah sudah memastikan bakal menaikkanharga BBM antara 30%-40%. "Jika takdinaikkan, pemerintah bakal menanggungsubsidi BBM hingga Rp 53 trilyun,"ungkap Dirjen Anggaran DepartemenKeuangan Achmad Rochyadi, Sabtu lalu.Andai saja kebocoran BBM bisa disumbat,uang yang diselamatkan bisa digunakanuntuk menambal subsidi, sehingga hargaBBM tak perlu dikatrol sebesar itu.

SALAH SATU TITIK KENCING DI SUNTER