macam teori belajar

31
Senin, 02 Juli 2012 MACAM-MACAM TEORI BELAJAR DAN PANDANGANNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MANUSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon

Upload: susila-hartono

Post on 30-Jun-2015

12.576 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Macam teori belajar

Senin, 02 Juli 2012

MACAM-MACAM TEORI BELAJAR DAN PANDANGANNYA TERHADAP PERKEMBANGAN TINGKAH LAKU MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar

sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan

perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting

adalah input yang berupa stimulus dan output yang

berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan

guru kepada pembelajar, sedangkan respon berupa reaksi

atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang

diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara

stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan

karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang

dapat diamati adalah stimulus dan respon. Oleh karena itu

apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang

diterima oleh pembelajar (respon) harus dapat diamati dan

Page 2: Macam teori belajar

diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab

pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat

terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.[1]

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran

behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila

penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka

respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon

dikurangi/ dihilangkan (negative reinforcement) maka

respon juga semakin kuat.[2]

Memasuki abad ke-19 beberapa ahli mengadakan

penelitian eksperimental tentang teori belajar, walaupun

pada waktu itu para ahli menggunakan binatang sebagai

objek penelitiannya. Penggunaan binatang sebagai objek

penelitian didasarkan pada pemikiran bahwa apabila

binatang yang kecerdasannya dianggap rendah dapat

melakukan eksperimen teori belajar, maka sudah dapat

dipastikan bahwa eksperimen itupun dapat berlaku

bahkan dapat lebih berhasil pada manusia, karena

manusia lebih cerdas daripada binatang.[3]

Page 3: Macam teori belajar

Menurut Arden N. Frandsen mengatakan bahwa hal

yang mendorong seseorang itu untuk belajar antara lain

sebagai berikut:

1.         Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia

yang lebih luas;

2.         Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan

keinginan untuk maju;

3.         Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari

orang tua, guru, dan teman-teman;

4.    Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang

lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi

maupun dengan kompetensi;

5.         Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman;

6.         Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari

pada belajar. [4]

Berlatarbelakang masalah tersebut di atas, maka makalah ini kami beri judul “Macam-Macam Teori Belajar Dan Pandangannya Terhadap Perkembangan Tingkah Laku Manusia”

B. Rumusan Masalah

Page 4: Macam teori belajar

Rumusan masalah yang kami angkat dalam  makalah

ini adalah :

1.        Apa saja teori belajar berdasarkan kelompoknya itu ?

2.        Bagaimana pandangan teori belajar tersebut terhadap

perkembangan tingkah laku manusia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita

dapat mengetahui :

1.        Macam-macam teori belajar berdasarkan

kelompoknya

2.        Pandangan teori belajar terhadap perkembangan tingkah

laku manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-macam teori belajar berdasarkan kelompok

Dari berbagai tulisan yang membahas tentang

perkembangan teori belajar seperti (Atkinson, dkk. 1997;

Gledler Margaret Bell, 1986) memaparkan tentang  teori

Page 5: Macam teori belajar

belajar yang secara umum dapat dikelompokkan  dalam

empat kelompok atau aliran meliputi:

1. ALIRAN BEHAVIORISTIK (Tingkah Laku)

Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku

(behavioristik), tidak lain adalah perubahan dalam tingkah

laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan

respon. Atau dengan kata lain, belajar adalah perubahan

yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil

interaksi antara stimulus dan respon. Para ahli yang

banyak berkarya dalam aliran ini antara lain; Thorndike,

(1911); Wathson, (1963); Hull, (1943); dan Skinner,

(1968).[5]

a). Thorndike

Menurut Thorndike (1911), salah seorang pendiri

aliran tingkah laku, belajar adalah proses interaksi antara

stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau

gerakan) dan respons ( yang juga bisa berupa pikiran,

perasaan, atau gerakan). Jelasnya, menurut Thorndike,

perubahan tingkah laku boleh berwujud sesuatu yang

konkret (dapat diamati), atau yang nonkonkret (tidak bias

Page 6: Macam teori belajar

diamati). Teori Thorndike disebut sebagai “aliran

koneksionis” (connectionism).[6]

Menurut teori trial and error (mencoba-coba dan gagal)

ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru

akan melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-

coba secara membabi buta. Jika dalam usaha mencoba

itu kemudian secara kebetulan ada perbuatan yang

dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka perbuatan

yang cocok itu kemudian “dipegangnya”. Karena latihan

yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk

melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin

efisien. Jadi, proses belajar menurut Thorndike melalui

proses:

1). Trial and error (mencobva-coba dan mengalami

kegagalan), dan

2). Law of effect, yang berarti bahwa segala tingkah laku

yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan

(cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari

dengan sebaik-baknya.[7]

           

b). Watson

Page 7: Macam teori belajar

     Berbeda dengan Thorndike, menurut Watson pelopor

yang datang sesudah Thorndike, stimulus dan respons

tersebut harus berbentuk tingkah laku yang “bisa

diamati”(observable). Dengan kata lain, Watson

mengabaikan berbagai perubahan mental yang mungkin

terjadi dalam belajar dan menganggapnya sebagai faktor

yang tidak perlu diketahui. Bukan berarti semua

perubahan mental yang terjadi dalam benak siswa tidak

penting. Semua itu penting, akan tetapi faktor-faktor

tersebut tidak bisa menjelaskan apakah proses belajar

sudah terjadi atau belum.[8]

c). Clark Hull

Teori ini, terutama setelah Skinner memperkenalkan

teorinya, ternyata tidak banyak dipakai dalam dunia

praktis, meskipun sering digunakan dalam berbagai

eksperimen dalam laboratorium.[9]

Dua hal yang sangat penting dalam proses belajar dari

Hull ialah adanya Incentive motivation (motivasi insentif)

dan Drive reduction (pengurangan stimulus pendorong).

Page 8: Macam teori belajar

Kecepatan berespon berubah bila besarnya hadiah

(revaro) berubah.[10]

Penggunaan praktis teori belajar dari Hull ini untuk

kegiatan dalam kelas, adalah sebagai berikut:

1).    Teori belajar didasarkan pada Drive-reduction atau

drive stimulus reduction.

2).    Intruksional obyektif harus dirumuskan secara

spesifik dan jelas.

3).    Ruangan kelas harus dimulai dari yang sedemikian

rupa sehingga memudahkan terjadinya proses belajar.

4).    Pelajaran harus dimulai dari yang sederhana/ mudah

menuju kepada yang lebih kompleks/ sulit.

5).    Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong

kemauan belajar.

6).    Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya

tidak terjadi inhibisi. Dengan perkataan lain, kelelahan

tidak boleh menggangu belajar.

7).    Urutan mata pelajaran diatur sedemikian rupa sehingga

mata pelajaran yang terdahulu tidak menghambat tetapi

justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar

pada mata pelajaran berikutnya.[11]

Page 9: Macam teori belajar

d). Edwin Guthrie

Guthrie juga mengemukakan bahwa “hukuman”

memegang peran penting dalam belajar. Menurutnya

suatu hukuman yang diberikan pada saat yang tepat, akan

mampu mengubah kebiasaan seseorang. Sebagai contoh,

seorang anak perempuan yang setiap kali pulang sekolah,

selalu mencampakkan baju dan topinya di lantai.

Kemudian ibunya menyuruh agar baju dan topi dipakai

kembali oleh anaknya, lalu kembali keluar, dan masuk

rumah kembali sambil menggantungkan topi dan bajunya

di tempat gantungan. Setelah beberapa kali melakukan

hal itu, respons menggantung topi dan baju menjadi

terisolasi dengan stimulus memasuki rumah. Meskipun

demikian, nantinya faktor hukuman ini tidak lagi dominan

dalam teori-teori tingkah laku. Terutama Skinner makin

mempopulerkan ide tentang “penguatan” (reinforcement).

e). Skinner

      Dari semua pendukung teori tingkah laku, mungkn

teori Skinner lah yang paling besar pengaruhnya terhadap

perkembangan teori belajar. Beberapa program

Page 10: Macam teori belajar

pembelajaran seperti Teaching machine, Mathetics, atau

program-program lain yang memakai konsep stimulus,

respons, dan factor penguat (reinforcement), adalah

contoh-contoh program yang memanfaatkan teori skinner.

[12]

Prinsip belajar Skinner adalah :

1).    Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa

jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.

2).    Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.

3).    Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan

aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu

lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.

4).    Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah

dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya

jadwal variable ratio reinforcer.

5).    Dalam pembelajaran digunakan shapping. [13]

2.   ALIRAN KOGNITIF

[13] http://alkohol7.wordpress.com/2008/11/21/makalah-psikopen-teori-belajar/

Page 11: Macam teori belajar

     a). Piaget

Menurut Jean Piaget (1975) salah seorang penganut

aliran kognitif   yang kuat, bahwa proses belajar

sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni 1). Asimilasi,

2). Akomodasi, dan 3). Equilibrasi (penyeimbangan).

Proses asimilasi adalah proses penyatuan

(pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang

sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah

penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.

Equilibrasi adalah penyesuain berkesinambungan antara

asimilasi dan akomodasi. [14]

b). Ausubel

Ausubel percaya bahwa “advance organizer” dapat

memberikan tiga manfaat;

1).    Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk

materi belajar yang akan dipelajari oleh siswa.

2).   Dapat berfungsi sebagai jembatan antara apa yang

sedang dipelajari siswa saat ini dengan apa yang akan

dipelajari siswa, sedemikian rupa sehingga;

Page 12: Macam teori belajar

3).      Mampu membantu siswa untuk memahami bahan

belajar secara lebih mudah.[15]

c). Bruner

Menurut pandangan Brunner (1964) bahwa teori belajar

itu bersifat deskriptif, sedangkan teori pembelajaran itu

bersifat preskriptif. Misalnya, teori penjumlahan,

sedangkan teori pembelajaran menguraikan bagaimana

cara mengajarkan penjumlahan.[16]

3.  ALIRAN HUMANISTIK

a).  Bloon dan Krathowl

Dalam hal ini, Bloom dan Krathowl menunjukkan apa

yang  mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, yang

tercakup dalam tiga kawasan berikut;

1). Kognitif

                  Kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu :

                                                i).            Pengetahuan

(mengingat, menghafal)

                                              ii).           

Pemahaman(menginterprestasikan)

Page 13: Macam teori belajar

                                            iii).            Aplikasi

(menggunakan konsep untuk memecahkan suatu

masalah)

                                            iv).            Analisis (menjabarkan

suatu konsep)

                                              v).            Sintesis

(menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu

konsep utuh)

                                            vi).            Evaluasi

(membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya)

2). Psikomotor

Psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu:

                                         i).         Peniruan (menirukan gerak).

                                        ii).        Penggunaan (menggunakan

konsep untuk melakukan gerak).

                                      iii).        Ketepatan (melakukan gerak

dengan benar).

                                      iv).        Perangkaian (beberapa

gerakan sekaligus dengan benar).

Page 14: Macam teori belajar

                                        v).        Naturalisasi (melakukan

gerak secara wajar).

3).  Afektif

      Afektif terdiri dari lima tingkatan;

                                          i).         Pengenalan (ingin

menerima, sadar akan adanya sesuatu)

                                        ii).         Merespons (aktif

berpartisipasi)

                                      iii).         Penghargaan (menerima

nilai-nilai, setia pada nilai nilai tertentu)

                                      iv).         Pengorganisasisan

(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)

                                        v).         Pengamalan (menjadikan

nilai-nilai sebagi bagian dari pola hidup).[17]

b). Kolb

Sementara itu, seorang ahli yang bernama Kolb membagi

tahapan belajar menjadi empat tahap, yaitu;

1).       Pengalaman konkret

2).       Pengamatan aktif dan reflektif

Page 15: Macam teori belajar

3).       Konseptualisasi

4).       Ekperimen aktif

Pada tahap paling dini dalam proses belajar, seorang

siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu

kejadian. Dia belum mempunyai kesadaran tentang

hakikat kejadian tersebut.

Pada tahap kedua, siswa tersebut lambat laun

mampu mengadakan observasi aktif terhadap kejadian itu,

serta mulai berusaha memikirkan dan memahaminya.

Pada tahap ketiga, siswa mulai belajar untuk

membuat abstraksi atau “teori” tentang suatu hal yang

diamatinya.

Pada tahap akhir (eksperimentasi aktif), siswa sudah

mampu mengaplikasikan suatu aturan umum kesituasi

yang baru.[18]

c). Honey dan Mumford

Berdasarkan teori Kolb ini, Honey dan Mumford

membuat penggolongan siswa. Menurut mereka ada

empat macam atau tipe siswa, yaitu;

1). Aktivis

Page 16: Macam teori belajar

2). Reflector

3). Teoris, dan

4). Pragmatis[19]

d). Habermas

Ahli psikologi lain adalah Habermas yang dalam

pandangannya bahwa belajar sangat dipengaruhi oleh

interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan

sesama manusia. Dengan asumsi ini, Habermas

mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian, yaitu;

1). Belajar teknis (technical learning)

2). Belajar praktis (practical learning)

3). Belajar emansipatoris (emancipatory learning).[20]

4. ALIRAN SIBERNETIK

a). Landa

          Landa merupakan salah seorang ahli psikologi yang

beraliran sibernetik. Menurut Landa, ada dua macam

proses berfikir. Pertama, disebut proses berfikir algoritmik,

yaitu berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke suatu

target tertentu. Jenis kedua, adalah cara berpikir heuristic,

Page 17: Macam teori belajar

yakni cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target

sekaligus.[21]

b). Pask dan Scott

Ahli lain adalah pemikirannya beraliran sibernetik

adalah pask dan Scott. Pendekatan serialis yang

diusulkan oleh Pask dan Scott sama dengan pendekatan

algoritmik. Namun, cara berpikir menyeluruh (wholoist)

tidak sama dengan heuristik. Cara berpikir menyeluruh

adalah berpikir yang cenderung melompat ke depan,

langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.

Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang kita amati

lebih dahulu, tetapi seluruh lukisan itu sekaligus, baru

sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih kecil.[22]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.        Perkembangan teori belajar secara umum dapat

dikelompokkan  dalam empat kelompok atau aliran

meliputi:

Page 18: Macam teori belajar

a.         Aliran Behavioristik (Tingkah Laku)

b.         Aliran Kognitif

c.         Aliran Humanistik

d.        Aliran Sibernetik

2.        Pandangan teori belajar menurut  aliran

Behavioristik (Tingkah Laku) adalah perubahan dalam

tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus

dan respon. Menurut aliran Kognitif adalah proses

belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni

asimilasi, akomodasi dan equilibrasi (penyeimbangan)

menurut Piaget. Menurut aliran Humanistik adalah apa

yang mungkin dikuasai (dipelajari) oleh siswa, tercakup

dalam tiga kawasan yaitu kognitif, psikomotor, afektif

menurut Bloom dan Krathowl. Menurut aliran Sibernetik

adalah  ada dua macam proses berfikir yaitu berfikir

algoritmik, yaitu berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke

suatu target tertentu, berpikir heuristic, yakni cara berpikir

divergen, menuju ke beberapa target sekaligus, menurut

Landa.

     

B.  Saran

Page 19: Macam teori belajar

  Dengan mengetahui macam-macam teori belajar dan

pandangan terhadap tingkahlaku manusia diharapkan

agar guru dan siswa dapat menerapkan teori tersebut

sesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi

lingkungan belajar, sehingga tercipta kenyamanan dan

keberhasilan dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung,

Remaja Rosdakarya, 1990.

R.E, Slavin,.. Educational Psychology: Theory and Practice.

Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon. 2000.

Uno, B. Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi

Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2005.

http://alkohol7.wordpress.com/2008/11/21/makalah-

psikopen-teori-belajar/

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik.

Page 20: Macam teori belajar

http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/catatan/TEORI

%20BELAJAR%20DAN%20PEMBELAJARAN.htm.

[1] Slavin, R.E.. Educational Psychology: Theory and Practice. (Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon 2000), 143[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Belajar_Behavioristik[3] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,(Jakarta: PT. Bumi Aksara), 6.[4]http://www.freewebs.com/hijrahsaputra/catatan/TEORI%20BELAJAR%20DAN%20PEMBELAJARAN.htm [5] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru …., 7.[6] Ibid., 7.[7] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1990),  98 – 99.[8] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru……, 7.[9] Ibid, hlm. 8.[10] M. Ngalim Purwanto, Psikologi… …. 98.[11] Ibid.[12] Ibid.[14] Hamzah B. Uno, Orientasi Baru……, 10[15] Ibid. halm. 12[16] Ibid. halm. 13[17] Ibid. halm. 14.[18] Ibid, halm. 15.[19] Ibid, halm. 16[20] Ibid.[21] Ibid, 18.[22] Ibid.