macam- macam pasar dlm makro ekonomi

14
Macam – macam Pasar dalam Makro Ekonomi Empat macam pasar dalam makro ekonomi yaitu : a. Pasar Barang (Good of Market) Pasar barang menggambarkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang. Sebuah perusahaan atau individu dapat beroperasi di pasar barang dengan menawarkan barang hasil produksi atau pula melakukan permintaan akan produk. Misalnya, perusahaan tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam kain, pakaian, kaos, jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat sebagai sektor rumah tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar negeri) yang mengimpor barang-barang tersebut (Shaleha, 2012). Keseimbangan Di Pasar Barang Suku bunga memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi tingkat investasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga (r) akan meningkatkan tabungan (S) dan menurunkan investasi (I). Perubahan dalam investasi dapat mempengaruhi pembelanjaan agregat (AE) dan pendapatan nasional (Nurbiyah, 2011). Rentetan pengaruh ini dapat disederhanakan dengan persamaan : Δr ΔI ΔAE ΔY Keseimbangan dalam pasaran barag akan tercapai manakala jumlah tabungan sama dengan invetasi, sederhananya S=I. Pada gilirannya persamaan ini akan mempengaruhi tingkat pembelanjaan agregat (AE) dan pendapatan riil. Secara tidak

Upload: arerumemank-febria

Post on 07-Nov-2015

904 views

Category:

Documents


176 download

DESCRIPTION

Ekonomi Makro

TRANSCRIPT

Macam macam Pasar dalam Makro Ekonomi

Empat macam pasar dalam makro ekonomi yaitu :a. Pasar Barang (Good of Market)Pasar barang menggambarkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang. Sebuah perusahaan atau individu dapat beroperasi di pasar barang dengan menawarkan barang hasil produksi atau pula melakukan permintaan akan produk. Misalnya, perusahaan tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam kain, pakaian, kaos, jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat sebagai sektor rumah tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar negeri) yang mengimpor barang-barang tersebut (Shaleha, 2012). Keseimbangan Di Pasar BarangSuku bunga memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi tingkat investasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga (r) akan meningkatkan tabungan (S) dan menurunkan investasi (I). Perubahan dalam investasi dapat mempengaruhi pembelanjaan agregat (AE) dan pendapatan nasional (Nurbiyah, 2011).Rentetan pengaruh ini dapat disederhanakan dengan persamaan :r I AE YKeseimbangan dalam pasaran barag akan tercapai manakala jumlah tabungan sama dengan invetasi, sederhananya S=I. Pada gilirannya persamaan ini akan mempengaruhi tingkat pembelanjaan agregat (AE) dan pendapatan riil. Secara tidak langsung, keseimbangan ekonomi yang dapat dicapai oleh tabungan (S) dan Investasi adalah ketika perekonomian mencapai keadaan AE=Y (Nurbiyah, 2011). Keadaan ini dapat dituangkan dalam grafik di bawah ini:

Gambar 1. kurva keseimbangan di pasar barang

b. Pasar Tenaga Kerja (Labour of Market)Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pertemuan ini akan menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya yang melakukan permintaan adalah badan usaha (perusahaan), lembaga-lembaga, instasi-instasi, atau dapat juga perseorangan, sedangkan yang melakukan penawaran tenaga kerja adalah angkatan kerja yang tersedia di pasar kerja. Sebagai contoh Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan beberapa negara di Eropa banyak melakukan permintaan terhadap tenaga kerja Indonesia. Sedangkan Indonesia meminta tenaga kerja ahli dari Jepang, Amerika, Inggris, Jerman untuk menjadi konsultan (Shaleha, 2012).Pasar tenaga kerja ini tidak ada bedanya dengan pasar barang lainnya. Bila harga dari tenaga kerja (upah) juga cukup fleksibel maka permintaan akan tenaga kerja selalu seimbang dengan penawaran akan tenaga kerja. Sedangkan, mereka yang menganggur dengan demikian hanyalah mereka yang tidak bersedia bekerja pada tingkat upah yang berlaku, jadi mereka inilah yang disebut pengangguran sukarela. Keseimbangan dalam Pasar Tenaga Kerja Single Competitif Kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja dari pekerja pada berbagai tingkat upah. Sedangkan kurva permintaan tenaga kerja menunjukkan jumlah jam kerja yang digunakan oleh perusahaan pada berbagai tingkat upah. Keseimbangan terjadi pada saat penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja yaitu di titik upah keseimbangan w* dan jumlah jam kerja sebanyak E*. Setelah tingkat upah keseimbangan tercapai, setiap perusahaan di dalam industri berusaha mempekerjakan orang sampai pada titik dimana nilai marjinal produk tenaga kerja (value of marginal product of labor) sama dengan upah di pasar kerja yang kompetitif yaitu di titik E.

Gambar 2. Keseimbangan di Pasar kerja yang kompetitifMengapa upah bisa naik turun? Dalam perekonomian yang modern, terdapat kendala yang dihadapi berupa gangguan (shock) yang terjadi baik di sisi permintaan maupun penawaran. Upah dan kesempatan kerja yang selalu berubah merupakan respon dari perubahan yang terjadi dari sisi ekonomi, politik dan sosial. Ketika pasar kerja bereaksi terhadap gangguan yang terjadi, upah dan kesempatan kerja akan selalu bergerak menuju titik keseimbangan yang baru. Keseimbangan Kompetitif antar Pasar Tenaga KerjaBagaimana keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi bila di daerah utara mempunyai upah yang lebih tinggi dari daerah selatan? Diasumsikan dua pasar ini mempekerjakan pekerja yang memiliki ketrampilan yang sama sehingga orang yang bekerja di daerah Utara memiliki substitusi yang sempurna dengan daerah di Selatan. Upah keseimbangan di daerah Utara wN melebihi upah keseimbangan di daerah Selatan wS. Kurva permintaan dan penawaran di masing-masing pasar yaitu SN dan DN untuk daerah Utara sedangkan SS dan DS untuk daerah Selatan. Pekerja di daerah Selatan melihat upah di daerah Utara lebih besar, akan berpindah untuk bekerja di Utara. Penghasilan yang besar menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih besar. Sebaliknya perusahaan melihat adanya perbedaan upah di kedua daerah, akan berpindah ke daerah Selatan yang memiliki karakteristik tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan di Utara, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dengan mempekerjakan pekerja yang lebih murah. Jika pekerja berpindah antar daerah dengan bebas, perpindahan pekerja (migrasi) akan mengubah kur!a penawaran baik di daerah Utara maupun Selatan. Di daerah Selatan, kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kiri (ke SS) sampai sebagian pekerja di daerah Selatan meninggalkan daerahnya menuju daerah Utara. Akibatnya karena pekerja sangat langka di daerah Selatan, upah pekerja mengalami kenaikan. Sebaliknya di daerah Utara, kurva penawaran tenaga kerja akan bergeser ke kanan (ke SN) sebagai akibat pekerja di daerah Selatan terus berdatangan. Dampaknya, upah di daerah Utara mengalami penurunan. Jika ada kebebasan bagi pekerja untuk berpindah dan kebebasan untuk keluar atau masuk ke pasar, maka dampaknya perekonomian nasional akan menghasilkan tingakat upah tunggal yaitu sebesar w*.

Gambar 3. Pasar tenaga kerja

c. Pasar Uang (Money of Market)Di pasar uang, permintaan akan uang bertemu dengan penawaran akan uang. Diasumsikan bahwa, penawaran akan uang, yaitu jumlah uang yang beredar ditentukan oleh pemerintah (uang giral) lembaga keuangan sesuai dengan kebijakan tertentu. Dengan kata lain, jumlah uang yang beredar (uang giral dan kartal) ditentukan oleh kebijakan moneter seperti di Indonesia. Fungsi pasar uang adalah sebagi sarana alternatif, khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan-perusahaan nin keuangan dan peserta lainnya untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya maupun untuk menempatkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Yang dimaksud dengan kelebihan likuiditas adlaah lembaga-lembaga keuangan yang mempunyai kelebihan dana dalam bentuk dana segar, baik berupa kas maupun dalam bentuk-bentuk suarat-surat berharga dengan jangka waktu satu tahun. Keseimbangan Di Pasar UangKondisi perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran uang. Permintaan uang adalah keseluruhan jumlah uang yang ingin dipegang oleh masyarakat dan perusahaan, yang dilatar belakangi oleh motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Sedangkan penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian yang digunakan untuk membiayai transaksi (Nurbiyah, 2011).Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal sedangkan penawarannya merupakan otoritas dari bank sentral. Dengan demikian, permintaan uang memiliki hubungan berbanding terbalik dengan suku bunga (r) tetapi penawaran uang tidak terpengaruh. Oleh karena itu, keseimbangan di pasar uang dapat terjadi ketika terjadi perpotongan antara permintaan dan penawaran uang dalam perekonomian (Nurbiyah, 2011). Dapat digambarkan dengan grafik di bawah ini:

Gambar 4. keseimbangan di pasar uang. Pasar ModalPasar modal dalam arti sempit identik dengan bursa efek. Dalam arti luas, pasar modal adalah pertemuan antara mereka yang mempunyai dana dengan mereka yang membutuhkan dana untuk modal usaha. Jika pasar uang lebih memfokuskan pada penggunaan jangka pendek, maka pasar modal lebih memfokuskan pada penggunaan jangka panjang (Shaleha, 2012).

d. Pasar Luar Negri (Foreigh of Market)Pasar luar negeri menggambarkan hubungan antara permintaan dalam negeri akan produk impor dan penawaran ke luar negeri berupa produk ekspor (Shaleha, 2012). Di pasar luar negeri pun kaum klasik juga mempertahankan pandangan mereka mengenai dunia yang selalu bisa mengoreksi ketidakseimbangan otomatis. Pemerintah hanya memakai salah satu dari sistem pembayaran luar negeri di bawah ini : Sistem Standart EmasSistem dimana uang dalam negeri (misalkan rupiah) dijamin penuh dengan emas. Standart Kertas dan Kurs Devisa yang FleksibelDalam sistem ini kita boleh mempunyai sistem keuangan dalam negeri yang mengikuti standart kertas yaitu menggunakan uang kertas.

Gambar 5. Pasar luar negeri

Model IS-LMSemua pelajar ekonomi pasti mengetahui masalah keseimbangan ekonomi. Hal yang sama juga dipahami mengenai luas kecilnya skala perekonomian sebagai dasar analisis utama. Ketika perekonomian masih dalam kondisi awal, kegiatan ekonomi hanya terdiri dari kegiatan konsumsi, investasi dan pemerintah (C,I,G). Ketika muncul peran hubungan luar negeri, perekonomian kemudian berkembang menjadi kegiatan konsumsi, investasi, pemerintah dan luar negeri (C,I,G,(X-I)). Perekonomian negara yang sudah memasukkan unsur hubungan luar negeri tentu membawa konsekuensi munculnya sistem aliran devisa negara serta sistem nilai tukar mata uang antar negara. Berbicara mengenai perekonomian secara luas, kita semua pasti mengetahui sebuah nama Mundell Flemming. Ekonom inilah yang kemudian memodifikasi bentuk analisa IS-LM yang sederhana dengan memasukkan unsurBalance of Payment (BOP) sehingga analisanya menjadi lebih kompleks. Dari hasil analisa IS-LM-BOP inilah nantinya dapat dijadikan dasar penentuan apakah kebijakan fiskal atau moneter yang lebih berperan bagi perekonomian suatau negara, berdasarkan sistem nilai tukar negara maupun sistem aliran devisa negara.

Gambar 6. Kebijakan Fiskal pada Fixed Exchange Rate

Sebagai contoh ilustrasi ekonomi berada pada kondisi awal di titik A dengan tingkat suku bunga domestik (r) sama dengan tingkat suku bunga luar negeri (rf). Karena kondisinya sedang krisis, sektor swasta tidak tumbuh sebagaimana mestinya dan sektor pemerintahlah yang memegang peranan dalam bentuk peningkatan suku bunga domestik menjadi r1. Kenaikan tingkat suku bunga ke r1 menyebabkan terjadinya aliran modal masuk bertambah (capital inflow) yang mengindikasikan BOP adanya kenaikan permintaan terhadap rupiah. Hal tersebut juga dapat diartikan tingkat suku bunga domestik lebih tinggi daripada tingkat suku bunga internasional sehingga orang tertarik untuk menabung di domestik. Naiknya demand terhadap Rupiah menyebabkan pemerintah harus menambah supply dari Rupiah (karena kurs tetap maka kurs tidak akan disesuaikan). Adanya kenaikan penawaran terhadap Rupiah inilah yang menyebabkan ekspor mengalami penurunan dan impor justru meningkat pesat. Peningkatan dari supply Rupiah menyebabkan kurva LM bergerak menuju LM1 yang artinya kurva LM mengalami penurunan. Keseimbangan ekonomi kembali berpindah menuju titik C dengan tingkat pendapatan naik dari Y menuju Y2. Kenaikan tingkat pendapatan inilah yang menjadi barometer kesuksesan kebijakan fiskal pada kondisi fixed exchange rate.

Gambar 7. Kebijakan Moneter pada Fixed Exchange Rate

Dengan ilustrasi yang sama kita dapat menjelaskan jalannya perekonomian pada kondisi krisis dengan kebijakan moneter di dalamnya. Perekonomian diumpamakan berada pada kondisi keseimbangan awal di titik A dengan IS0-LM0. Perubahan yang terjadi pada fixed exchange rate juga sama di sini hingga terjadinya kenaikan penawaran Rupiah. Adanya peningkatan penawaran Rupiah akan menyebabkan bergeraknya LM ke LM1 sehingga perekonomian berpindah dari titik A menuju B. Perpindahan kondisi perekonomian dari A menuju B menyebabkan penurunan pada tingkat bunga dari r ke r1 sehingga terjadi aliran modal keluar (capital outflow) akibat rendahnya tingkat suku bunga domestik dibandingkan suku bunga internasional. Meningkatnya capital outflow ini akan menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan valuta asing. Peningkatan permintaan valuta asing di satu sisi menyebabkan terjadinya penurunan penawaran Rupiah sebagai substitusi valuta asing. Pengurangan penawaran Rupiah sama saja artinya dengan penurunan kurva LM sehingga kurva LM kembali bergerak dari LM1 ke LM0 dan keseimbangan kembali berpindah dari B menuju A. Keseimbangan ini biasanya tidak permanen dan hanya terjadi pada periode jangka pendek sehingga dapat disimpulkan pada negara dengan kebijakan fixed exchange rate, kebijakan moneter tidak efektif dibandingkan kebijakan fiskal.

Gambar 8. Kebijakan Fiskal pada Flexible Exchange Rate

Adanya kebijakan fiskal dalam arti terjadinya kenaikan government spending (fiskal ekspansif) akan menggerakkan kurva IS ke kanan atau berpindah dari IS0 menuju IS1. Akibatnya suku bunga domestik mengalami kenaikan dan terjadi capital inflow dari dunia internasional. Dengan kebijakan kurs yang flexible maka kenaikan permintaan terhadap Rupiah akan memungkinkan perubahan kurs yang menyebabkan harga tukar Rupiah meningkat (apresiasi Rupiah). Efek dari apresiasi Rupiah terhadap perdagangan Indonesia cukup merugikan, sebab secara relatif harga komoditi Indonesia lebih mahal dalam valuta asing sehingga mengurangi permintaan ekspor kita serta meningkatkan permintaan impor. Akibatnya apresiasi Rupiah akan kembali menurunkan kurva IS ke kiri dan menurunkan keseimbangan ekonomi dari titik B kembali ke titik A dalam jangka panjang. Jadi dapat disimpulkan pada negara dengan BOP kebijakan flexible exchange rate, kebijakan fiskal tidak efektif dibandingkan kebijakan moneter.

Gambar 9. Kebijakan Moneter pada Flexible Exchange Rate

Kebijakan moneter yang ekspansif akan menyebabkan kenaikan kurva LM sehingga bergeser dari LM0 menuju LM1. Akibatnya tingkat suku bunga domestic turun dan terjadinya capital outflow ke luar negeri. Dalam kondisi flexible exchange rate maka capital outflow akan menaikkan permintaan valuta asing sehingga harga valuta asing naik atau dengan kata lain terjadi depresiasi Rupiah. Depresiasi Rupiah akan menaikkan neraca perdagangan Indonesia dan kurva IS bergeser ke kanan (IS0- IS1). Keseimbangan akhir berada pada titik C dengan tingkat pendapatan sebesar Y1. Karenanya dapat disimpulkan kebijakan moneter justru sangat efektif untuk diterapkan di suatu negara yang menganut sistem nilai tukar yang flexible.

Daftar PustakaNurbiyah, Biyah Siti. 2011. Analisis Keseimbangan Ekonomi. STEI Cirebon.Shaleha, Nouna. 2012. Jenis Pasar Pada Ekonomi Makro. http://maphiablack. blogspot.com/2012/11/jenis-pasar-pada-ekonomi-makro.html Diakses pada 6 Maret 2015 pukul 11.01 wib.