m03 - psak 56 - laba per saham
TRANSCRIPT
1Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
PSAK 56LABA PER SAHAMIAS 33 EARNING PER SHARE
Oleh:
IAS 33 EARNING PER SHARE
Ahmad Syakir, SE Ak CPA
Sumber:Dr. Dwi Martani
Ketua Departemen Akuntansi FEUIAnggota Tim Implementasi IFRS
2
Agenda
Tujuan dan Lingkup1.
Laba per Lembar Saham2.
Perbandingan PSAK3. g3
Contoh dan Ilustrasi4.
2
2Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
3
Laba per Lembar Saham
Laba per saham (LPS) banyak digunakan sebagai alatanalisis keuangan.g
LPS dengan ringkas menyaji kan kinerja perusahaandikaitkan dengan saharn beredar.
LPS dikaitkan dengan harga per saham (price-earningratio) memberikan gambaran tentang knerka perusahaandibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan.
Dua variabel penentu LPS, yaitu:a) Jumlah laba dalam satu periode; danb) Jumlah saham biasa yang beredar selama periode
bersangkutan.
3
4
Ruang Lingkup
Emiten atau perusahaan publikyang memiliki saham biasa atauefek berpotensi saham biasa.
Kecuali: Perusahaan yang bukanemiten atau perusahaan publikemiten atau perusahaan publik.
4
3Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
5
Tujuan
Menetapkan teknik perhitungan,penyajian, dan pengungkapan LPS.
Meningkatkan daya banding kinerjaantar perusahaan dan antar periode.antar perusahaan dan antar periode.
5
6
Laba per Saham Dasar
LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode.
LPS D Laba Bersih ResidualLPS Dasar = Laba Bersih ResidualJumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa
6
4Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
7
Laba Residual
Laba per Saham Dasar (Cont’d)
Laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama.
Dividen saham utama meliputi:a. Jumlah dividen dari saham utama (bukan kumulatif) yang diumumkan
bagi periode bersangkutan.b. Jumlah dividen utama kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.c. Jumlah dividen saham utama kumulatif untuk periode bersangkutan
tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipundividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini.
7
8
Laba per Saham Dasar (Cont’d)
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredary g
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredarmengalikan jumlah saham yang beredar selama jangkawaktu tertentu dengan faktor pembobot waktu.
Faktor pembobot waktu jumlah hari beredarnyasekelompok saham dibandingkan dengan jumlah harisekelompok saham dibandingkan dengan jumlah haridalam suatu periode.
8
5Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
9
Laba per Saham Dasar (Cont’d)
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredary g
Saham biasa dianggap saham beredar ketika:a. Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas
diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable).b. Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen
saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggalpembayaran dividen.
c. Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumenutang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utangtidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing).
d. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagiinstrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagiberbunga (the date interest ceases accruing).
9
10
Laba per Saham Dasar (Cont’d)
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredary g
e. Saham biasa yang diterbikan dalam rangka penyelesaianutang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejaktanggal penyelsaian tersebut.
f. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atasperolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggalperolehan tersebut diakui danperolehan tersebut diakui, dan
g. Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atasjasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yangbersangkutan diterima perusahaan.
10
6Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
11
Laba per Saham Dasar (Cont’d)
Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah sahamberedar yang tidak mengubah sumber daya selain peristiwaberedar yang tidak mengubah sumber daya, selain peristiwakonversi efek berpotensi saham biasa, maka jumlah rata-ratatertimbang saham biasa yang beredar selama satu periode danuntuk seluruh periode sajian harus disesuaikan.” (par. 20).
Contoh:a. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi
agio saham yang dikenal sebagai penerbitan sahamagio saham yang dikenal sebagai penerbitan sahambonus,
b. Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya,c. Pemecahan saham (stock split), dand. Penggabungan saham (consolidation of stocks atau
reverse of stock split).11
12
Laba per Saham Dasar (Cont’d)
Dalam perhitungan LPS dilusian, laba residual danjumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus
disesuaikan dengan memperhitungkan dampak darisemua efek berpotensi saham biasa yang dilutif
EPSLaba Bersih Residual
Jumlah Rata-rata
Penyesuaian atasEfek berpotensi
saham biasa yang
+/+atau=
Tertimbang Saham Biasasaham biasa yang
dilutif-/-
LPS Dasar
LPS Dilusian 12
7Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
13
Laba per Saham Dilusian
Penyesuaian Penyesuaian sahamLaba (setelah pajak)
Dividen dari efek berpotensisaham biasa yang bersifatdilutif.
Bunga dari efek perpotensisaham biasa yang dilutif, yangdiakui pada periode
saham biasa beredar
Ditambah jumlah rata-ratatertimbang saham yang akanditerbitkan dengan asumsisemua efek berpotensi sahambiasa dikonversikan menjadidiakui pada periode
bersangkutan (1-T).
Perubahan pendapatan ataubeban dari konversi efekberpotensi saham biasa yangsifatnya dilutif.
biasa dikonversikan menjadisaham biasa.
Konversi tersebut diasumsikanterjadi pada awal periode,atau pada tanggal penerbitanefek berpotensi saham biasatersebut, jika penerbitannyalebih akhir.
13
Diasumsikan semua opsi yang dilutif dan efek berpotensi sahambiasa lainnya yang dilutif dilaksanakan.
Laba per Saham Dilusian - Opsi
Penerimaan dana dari penerbitan tersebut dianggap sebagaipenerimaan dari penerbitan sejumlah saham dengan nilai wajar.
Selisih antara:a. Jumlah saham yang diterbitkan berdasarkan opsi atau efek
berpotensi saham biasa lainnya, danb. Jumlah saham yang diasumsikan diterbitkan menurut nilai
wajarnya.
Diperlakukan sebagai penerbitan saham biasa tanpa penerimaanb d
Metode Treasury Stock atau Treasury Share
sumber daya.
14
8Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
PT ABC memiliki 2.000 opsi beredar dengan harga exercise Rp500.000,- dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalah
Contoh Transaksi – Metode Treasury Share
500.000, dan harga wajar saham yang akan diterbitkan adalahRp 600.000,-.
Berapakah asumsi penambahan jumlah saham biasa yangberedar ?
= Harga wajar – harga opsi x Jumlah lembar opsi
Penambahan jumlah saham biasa yang beredar:
=
=
g j g p pHarga wajar
600.0000 – 500.000 x 2.000 lembar opsi500.0000
400 lembar saham biasa15
Efek berpotensi saham biasa dianggap dilutif:MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi normal
Efek Berpotensi Saham Biasa Antidilutif
MENURUNKAN laba bersih per saham dari operasi normalberkelanjutan.Untuk menentukan efek dilutif menggunakan lababersih dari operasi normal dikurangi dividensaham utama (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan).Untuk menentukan efek dilutif menggunakan lababersih dari operasi normal dikurangi dividensaham utama (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan)saham utama (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan)berkelanjutan, atau menurunkan rugi per saham darioperasi norma yang berkelanjutan.Efek berpotensi saham biasa yang antidilutifDIABAIKAN.
16
9Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi sahammemiliki dampak dilutif atau antidilutif maka setiap penerbitan
Efek Berpotensi Saham Biasa Antidilutif
memiliki dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitanharus dipertimbangkan secara terpisah, bukan secaraagregat atau keseluruhan.
Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasadapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebutdigolongkan dilutif atau tidak.
Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitanatau setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkandalam urutan mulai dari yang paling dilutif ke yang palingsedikit sifat dilutifnya.
17
Contoh Transaksi LPS Dilusian
18
10Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
19
20
11Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
21
- Penyajian -
Penyajian dan Pengungkapan
Perusahaan harus menyajikan LPS Dasar dan LPS Dilusian pada laporan labarugi untuk seluruh periode yang disajikan.
Penyajian LPS Dasar dan Dilusian harus tetap dilakukan, meskipun jumlahnyanegatif karena perusahaan menderita rugi (rugi per saham).
P h h k k h l h l b ik t i i
- Pengungkapan -
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut ini:a. Jumlah laba (rugi) yang dipakai sebagai pembilang dalam perhitungan LPS
dasar dan dilusian, dan rekonsiliasinya dengan laba (rugi) untuk periodeyang bersangkutan, dan
b. Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar yang dipakai sebagaipenyebut dalam penghitungan LPS Dasar dan Dilusian, dan rekonsiliasipenyebut penyebut satu dengan yang lain.
22
12Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
Jika jumlah saham biasa atau efek berpotensi saham biasa naikdengan adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividen
Penyajian Kembali
dengan adanya penerbitan saham bonus (kapitalisasi agio saham), dividensaham (kapitalisasi laba) atau pemecahan saham, atau turun karenapenggabungan saham (reverse stock split), maka penghitungan LPS dasardan LPS dilusian untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan secararetrospektif. Jika perubahan terjadi setelah tanggal neraca, namunsebelum laporan keuangan diterbitkan, maka angka-angka per saham untukseluruh periode laporan keuangan yang disajikan harus didasarkan padajumlah baru saham yang beredar. Jika perhitungan angka per sahammencerminkan perubahan dalam jumlah saham, maka hal ini harusdi k k Di i it LPS d d dil i t k l h i ddiungkapkan. Di samping itu, LPS dasar dan dilusian untuk seluruh periodelaporan keuangan harus disesuaikan dengan:a. Dampak kesalahan mendasar dan penyesuaian yang terjadi karena
perubahan kebijakan akuntansi; danb. Dampak penggabungan usaha yang merupakan penyatuan kepemilikan
23
Laba bersih 20X0Laba bersih 20X1
Rp 1.800.000.000,00Rp 6 000 000 000 00
Contoh 2: Penerbitan Saham Bonus
Laba bersih 20X1Saham biasa yang beredarsampai30 September 20X1
Penerbitan saham bonus per
1 Oktober 20X1
Rp 6.000.000.000,00
2.000.000 saham2 saham bonus untuk setiap sahambiasaYang beredar pada 30 September 20X12.000.000 x 2 = 4.000.000 saham
L b h 20X1 R 6 000 000 000 00
24
Laba per saham 20X1= Rp 1.000,00
Rp 6.000.000.000,00(2.000.000+4.000.000)
LPS 20X0 yang telahdisesuaikan = Rp 300,00
Rp 1.800.000.000,00
(2.000.000+4.000.000)
13Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar dan dilusian atasl b t i d t di t ib ik k d h
PSAK 56 (R 2010)
laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang sahambiasa entitas induk dan, jika disajikan, laba atau rugi dari operasinormal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegangsaham biasa tersebut.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugiyang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitasinduk (pembilang) dengan jumlah rata-rata tertimbang sahambiasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode.U t k t j hit l b h dil i titUntuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitasmelakukan penyesuaian terhadap laba atau rugi yang dapatdiatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk danjumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampakdari semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yangbersifat dilutif.
25
Pernyataan ini diterapkan pada:(a) Laporan keuangan individual entitas; dan(b) Laporan keuangan konsolidasian suatu grup dengan entitas indukKetika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian sekaligus laporankeuangan tersendiri (PSAK 4 R 2009) pengungkapan yang disyaratkan hanyab d k i f i k lid iberdasarkan informasi konsolidasi.Entitas yang memilih untuk mengungkapkan LPS berdasarkan laporankeuangan tersendiri menyajikan informasi LPS hanya dalam laba rugikomprehensifnya. Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba persaham tersebut dalam laporan keuangan konsolidasianJika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugitersendiri (PSAK 1 R 2009), maka entitas menyajikan laba per saham hanyadalam laporan laba rugi tersendiri.
26
14Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)
PSAK 56 (2010) VS PSAK 56 (1999)
Ruang Lingkup Penyajian laba per saham hanyaboleh disajikan pada laporan labarugi tersendiri, jika entitas menyajikan komponen laba rugipada laporan laba rugi tersendiri.
Tidak diatur
LPS Dasar danDilusian
LPS Dasar dan Dilusian dihitungatas:
Laba per saham dasardan dilusian dihitung
27
atas:Laba atau rugi yang dapatdiatribusikan dan jika disajikan, laba atau rugi operasi normal berkelanjutan yang dapatdiatribusikan ke pemegang saham biasa entitas induk.
gatas laba atau rugi yang dapat diatribusikan.
PSAK 56 (2010) PSAK 56 (1999)
PSAK 56 (2010) VS PSAK 56 (1999)
Kontrak yangDapatdiselesaikandengan sahambiasa atau kas
Mengatur kontrak yang dapatdiselesaikan dengan saham biasaAtau kas pilihan entitas (at theentity’soption) dan pilihanpemegang kontrak (attheholder’soption).
Tidak diatur
O i j l Tid k di t
28
Opsi jual yangditerbitkan(written putoption)
Mengatur perlakuan kontrak yangmewajibkan entitas membelikembali sahamnya (misalnyawritten put option, forwardpurchase contract)
Tidak diatur
15Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
Untuk penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang
PSAK 56 (2010)
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitasinduk terkait dengan:a. Laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang
dapat diatribusikan kepada entitas induk; danb. Laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas
induk
M k j l h d h f d b di ikMerupakan jumlah pada huruf a dan b yang disesuaikandengan jumlah dividen preferen setelah pajak, selisih yangberasal dari penyelesaian saham preferen, dan akibat lainyang sejenis dari saham preferen yang diklasifikasikansebagai ekuitas.
29
Opsi, Waran, dan Instrumen Keuangan SejenisInstrumen yang Dapat Dikonversikan
PSAK 56 (R 2010)Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Instrumen yang Dapat DikonversikanSaham yang Dapat Ditempatkan Secara Kontinjen
Saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjendianggap sebagai saham yang beredar dandiperhitungkan dalam perhitungan laba per sahamdilusian jika kondisinya terpenuhi (yaitu peristiwanyatelah terjadi).Jik k di i tid k t hi k j l h hJika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah sahambiasa yang dapat ditempatkan secara kontinjendidasarkan pada jumlah saham yang seolah-olah akanditempatkan jika saat akhir periode merupakan akhirperiode kontinjensi.
30
16Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
Kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa ataukas
PSAK 56 (R 2010)Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
kasKetika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yangdapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa atau kasberdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggapkontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk sahambiasa dan efek berpotensi saham biasa yang dihasilkantersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian
bil h b if t dil tifapabila pengaruhnya bersifat dilutif.Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuksaham biasa ataupun kas berdasarkan pilihanpemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dansaham yang lebih bersifat dilutif digunakan dalamperhitungan laba per saham dilusian.
31
Opsi yang dibeliKontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli
PSAK 56 (R 2010)Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibelientitas (seperti opsi yang dimiliki entitas atassaham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalamperhitungan laba per saham dilusian karenamemasukkan opsi tersebut dapat bersifat antidilutif.
32
17Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
Opsi jual yang diterbitkan (Written put options)Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membeli
PSAK 56 (R 2010)Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membelikembali sahamnya sendiri, seperti opsi jual yangditerbitkan (written put option) dan forwardpurchase contract, tercermin dalam perhitunganlaba per saham dilusian jika berdampak dilutif.Jika kontrak-kontrak ini dalam kondisi “in themoney” selama periode tersebut (hargamoney selama periode tersebut (hargapenyelesaian di atas rata-rata harga pasar), makadampak dilutif potensial terhadap laba per sahamdihitung sebagai berikut:
33
a. Diasumsikan pada awal periode pelaporan sejumlah sahambiasa akan ditempatkan (pada rata-rata harga pasar selama
PSAK 56 (R 2010)Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
p (p g pperiode tersebut) untuk mendapatkan dana untuk memenuhikontrak ;
b. Diasumsikan dana hasil penerbitan saham tersebutdigunakan untuk memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembalisaham); dan
c. Tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yangdiasumsikan ditempatkan dan jumlah saham biasa yangp j y gditerima dari pemenuhan kontrak) harus dimasukkan dalamperhitungan laba per saham dilusian.
34
18Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
PSAK 56 (revisi 2010): Laba Per Saham mengadopsiseluruh pengaturan dalam IAS 33 Earning Per Share
Perbedaan dengan IFRS
seluruh pengaturan dalam IAS 33 Earning Per Shareper Januari 2009, kecuali:
Ruang lingkup mengenai "laporan keuangantersendiri (separate financial statement)" tidakdiadopsi karena pengaturannya disesuaikan denganPSAK 4 (revisi 2010): Laporan KeuanganK lid i d L K T di iKonsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.Tanggal efektif tidak diadopsi karena tidak relevan.
35
PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (1999)PSAK N 56 t t L b P S h (R i i 2010)
Referensi
PSAK No. 56 tentang Laba Per Saham (Revisi 2010)Intermediate Accounting IFRS Edition Vol. 2 (Kiesodkk.)
36
19Lokakarya PSAK Berbasis IFRS 2012, Jakarta 6 – 7 Juni 2012
TerimaTerima KasihKasihTerimaTerima kasihkasih