psak no. 1 dan psak no. 5 (revisi 2009)

41
TEORI AKUNTANSI PSAK No. 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan PSAK No. 5 (Revisi 2009) Segmen Operasi Kelompok 8 A.A. Gede Raka Plasa N. (0915351128) Linda Ayu Utari (1115351098) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ekstensi

Upload: jungroland

Post on 10-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Standar Akuntansi Keuangan

TRANSCRIPT

TEORI AKUNTANSI

PSAK No. 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan

PSAK No. 5 (Revisi 2009) Segmen Operasi

Kelompok 8

A.A. Gede Raka Plasa N. (0915351128)

Linda Ayu Utari (1115351098)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Program Ekstensi

Universitas Udayana

2015

PSAK NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

I. Laporan Keuangan

A. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan

keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan

informasi mengenai entitas yang meliputi:

1. Aset;

2. Liabilitas/kewajiban;

3. Ekuitas;

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik;dan

6. Arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas

laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa

depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara

kas.

B. Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode

2. Laporan laba rugi komprehensif

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

penjelasan lain

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restropektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangan.

Selain komponen tersebut di atas entitas juga dianjurkan untuk menyajikan

laporan tambahan di luar laporan keuangan, misalnya tentang laporan lingkungan dan

laporan nilai tambah (value added statement) jika manajamen meyakini bahwa

informasi tambahan tersebut akan membantu pengguna dalam membuat keputusan

ekonomi. Laporan tambahan tersebut disajikan di luar laporan keuangan.

II. Karakteristik Umum

PSAK 1 menetapkan karakteristik umum penyajian laporan keuangan sebagai berikut:

A. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan Terhadap Persyaratan Standar

Akuntansi Keuangan

Penyajian secara wajar mensyaratkan bahwa dampak transaksi, peristiwa, dan

kondisi lainnya disajikan secara akurat, sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan

aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang ditetapkan dalam kerangka dasar.

Penyajian secara wajar juga mensyaratkan bahwa suatu entitas untuk:

1. Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi berdasarkan PSAK 25: Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. PSAK 25 antara lain

mengatur hierarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen

dalam hal tidak terdapat PSAK yang mengatur pos tertentu secara spesifik.

2. Menyajikan informasi termasuk kebijakan akuntansi sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan informasi yang releva, andal, dapat dibandingkan,dan mudah

dipahami.

3. Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dangan persyaratan

spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk

memahami pengaruh dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu terhadap

posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat

pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam

catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan

keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut talah patuh

terhadap semua yang disyaratkan dalam SAK.

Dalam keadaan yang jarang terjadi ketika manajemen menyimpulkan bahwa

kepatuhan terhadap persyaratan SAK dapat menimbulkan kesalahpahaman sehingga

bertentangan dengan tujuan pelaporan keuangan yang diatur dalam kerangka, PSAK 1

mensyaratkan bahwa entitas itu tidak menerapkan persyaratan tersebut sepanjang

tidak dilarang oleh kerangka peraturan yansg relevan. Bila keadaan tersebut terjadi,

PSAK 1 mengatur bahwa entitas itu mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa entitas itu telah memenuhi persyaratan semua SAK yang dapat diterapkan,

namun tidak menerapkan persyaratan tertentu guna mencapai penyajian secara

wajar.

2. Judul SAK yang tidak diterapkan oleh entitas itu, sifat, alasan tidak diterapkan,

dan perlakuan yang diterapkan.

Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan spesifik dari suatu PSAK

akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan

keuangan, manajeman harus mempertimbangkan:

1. Alasan tujuan laoran keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut

2. Bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi

persyaratan.

B. Kelangsungan Usaha

PSAK 1 mengatur bahwa manejemen mempertimbangkan kelangsungan usaha

entitas dalam menyusun laporan keuangan. manajemen memerhatikan semua

informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak dibatasi untuk) dua belas bulan

dari akhir periode pelaporan.

PSAK 1 lebih lanjut mengatur bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan

kelangsungan usaha, kecuali jika manajemen berniat melikuidasi entitas itu atau

menghentikan operasi, atau tidak memiliki alternatif realistis kecuali melakukan

kedua hal tersebut.

Namun bila manajemen menyadari ketidakpastian material yang terkait

dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan terhadap

kelangsungan usaha entitas itu, PSAK 1 mensayratkan agar ketidakpastian itu

diungkapan.

Bila laporan keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha ,

PSAK 1 mensyaratkan agar fakta tersebut beserta alasannya diungkapkan, beserta

dasar dalam menyusun laporan keuangan. Apabila laporan keuangan disusun misalnya

dengan asumsi perusahaan akan dilikuidasi, pos-pos dalam laporan posisi keuangan

diukur bukan dengan harga perolehannya namun dengan nilai bila perusahaan tersubut

dilikudasi.

C. Dasar Akrual Akuntansi

PSAK1 mensyaratkan bahwa suatu entitas dalam menyusun laporan

keuangannya, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual akuntansi.

D. Materialitas dan Agregasi

PSAK 1 mengatur bahwa masing-masing unsur material diungkapkan secara

terpisah dalam laporan keuangan.

Suatu informasi disebut material jika informasi tersebut dihapuskan atau

disajikan secara tidak tepat, maka keputusan ekonomi pengguna berdasarkan laporan

keuangan itu akan terpengaruh. Materialitas bergantung pada besaran dan sifat

penghapusan atau penyajian yang tidak tepat, yang dipertimbangkan menurut kondisi

yang ada. Besaran atau sifat suatu unsur, atau gabungan keduanya, dapat menjadi

faktor penentu.

PSAK 1 juga mengatur bahwa unsur-unsur tidak material harus digabungkan

dengan unsur lain yang sejenis dan tidak perlu disajikan secara terpisah.

Penerapan konsep materialitas juga berarti bahwa persyaratan pengungkapan

dalam SAK tidak perlu dipenuhi jika informasi yang dihasilkan tidak maerial.

E. Saling Hapus (Offsetting)

PSAK1 mengatur bahwa aset dan liabilitas, serta pendapatan dan beban tidak

boleh saling hapus kecuali bila disyaratkan atau diijinkan oleh SAK lain karena saling

hapus dapat mempengaruhi pemahaman pengguna laporan keuangan.

Dalam konteks ini, aset yang dilaporkan sebesar nilai setelah dikurangi

penyisihan (misalnya penyisihan pitang ragu-ragu) tidak termasuk saling hapus.

F. Frekuensi Pelaporan

Kebermanfaatan laporan keuangan akan berkurang bila laporan keuangan itu

tidak diberikan kepada pengguna secara tepat waktu. PSAK1 mensyaratkan bahwa

laporan keuangan disajikan paling sedikit satu tahun sekali.

Apabila tanggal pelaporan berubah, PSAK 1 mensyaratkan bahwa entitas

mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Alasan menggunakan periode yang lebih atau kurang darpi satu tahun kalender

2. Fakta bahwa informasi komparatif laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas, dan

catatan terkait tidak seluruhnya dapat dibandingkan

G. Informasi Komparatif

PSAK 1 mengatur bahwa informasi komparatif diungkapkan secara

komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh informasi angka dalam laporan

keuangan kecuali bila tidak diperbolehkan atau dipersyaratkan oleh SAK lain.

Informasi komparatif diuangkapkan dalam informasi naratif dan deskriptif bila

relevan untuk pemahaman laporan keuangan untuk periode berjalan.

Bila ada perubahan penyajian laporan keuangan, informasi komparatif

umumnya disesuaikan atau diklasifikasikan ulang agar sesuai dengan penyajian

periode berjalan. Fakta ini juga diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

H. Konsistensi Penyajian

PSAK 1 mengatur bahwa penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan

antarperiode harus konsisten.

PSAK 1 memperbolehkan penyajian dan klasifikasi untuk diubah apabila perubahan

tersebut:

1. Menghasilkan penyajian yang lebi tepat

2. Disyaratkan oleh SAK atau interpretasi

III. Struktur dan Isi Laporan Keuangan

A. Identifikasi Laporan Keuangan

Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan

membedakannya dari informasi lain dalam dokumen publikasi yang sama. Entitas

mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan

keuangan dengan menyajikan informasi berikut ini secara jelas:

1. Nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan

informasi dari akhir periode laporan sebelumnya

2. Apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas

3. Tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan

keuangan atau catatan atas laporan keuangan

4. Mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52

5. Pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan

B. Laporan Posisi Keuangan

1. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:

a. Aset tetap

b. Properti investasi

c. Aset tidak berwujud

d. Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i))

e. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas;

f. Aset biolojik

g. Persediaan;

h. Piutang dagang dan piutang lainnya;

i. Kas dan setara kas;

j. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan

aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai

yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58

k. Utang dagang dan terutang lainnya

l. Kewajiban diestimasi

m. Laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l))

n. Laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46

o. Laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK

46

p. Laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang

diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;

q. Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas

r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk.

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan

posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan

entitas.

Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka

pendek dan jangka panjang sebagai klasfikasi yang terpisah dalam laporan posisi

keuangan, maka aset (laibilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan

sebagai aset lancar (laibilitas jangka pendek)

PSAK 1 tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos, namun

memberikan pedoman sebagai berikut:

a. Suatu pos disajikan terpisah jika ukuran, sifat, atau fungsi dari pos tersebut

atau agregasi pos-pos yang sama menyebabkan penyajian terpisah menjadi

relevan untuk memahami laporan posisi keuangan entitas.

b. Penjelasan yang digunakan dan urutan dari pos-pos atau agregasi pos-pos yang

sama dapat diubah sesuai dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk

memberikan informasi yang relevan dalam memahami posisi keuangan entitas.

Dalam mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah,

entitas mendasarkannya atas penilaian dari:

a. Sifat dan likuiditas aset

b. Fungsi aset tersebut dalam entitas

c. Jumlah, sifat dan jangka waktu laibilitas

2. Pembedaan Aset Lancar dengan Tidak Lancar dan Laibilitas Jangka Pendek

dengan Jangka Panjang

Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek

dan jangka panjang sebagai klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi

keuangan sesuai, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi

yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan,

maka entitas menyajikan seluruh aset dan laibilitas berdasarkan urutan likuiditas.

Untuk masing-masing pos asset dan laibilitas yang menggabungkan jumlah

yang diperkirakan dipulihkan atau diselesaikan baik sebelum maupun setelah 12

bulan sejak tanggal pelaporan, PSAK 1 mensyaratkan pengungkapan jumlah yang

diperkirakan dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari 12 bulan.

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:

a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk

menjual atau menggunakannya dalam siklus operasi normal;

b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;

c. Entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan

setelah periode pelaporan

d. Kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus

Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk

menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode

pelaporan

Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset

tidak lancar.

Suatu laibilitas diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek jika:

a. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas tersebut dalam siklus

operasi normalnya

b. Entitas memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan

c. Laibilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12

bulan setelah periode pelaporan; atau

d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas

selama sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

Laibilitas yang tidak termasuk kategori tersebut diklasifikasikan sebagai laibilitas

jangka panjang.

3. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas

Laporan Keuangan

Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas

laporan keuangan, subklasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan

dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas.

Entitas mengungkapkan masing-masing kelas modal saham dalam laporan

posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan

keuangan:

a. Jumlah saham modal dasar

b. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi

tidak disetor penuh

c. Nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal

d. Rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir periode

e. Hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham,

termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal

f. Saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau

entitas asosiasi

g. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak

penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan

PSAK 1 juga mensyaratkan pengungkapan penjelasan mengenai sifat dan tujuan

setiap pos cadangan dalam ekuitas.

C. Laporan Laba Rugi Komprehensif

PSAK 1 mengatur bahwa seluruh pos penghasilan dan pengelauaran yang

diakui dalam suatu periode dimasukkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif,

kecuali jika tidak diwajibkan oleh standar akuntansi lain. Dalam PSAK 1, perusahaan

juga harus menyajikan pendapatan komprehensif lain selain laba rugi dari operasi.

Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak

diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif. Komponen pendapatan

komprehensif lain meliputi:

1. Perubahan dalam surplus revaluasi (PSAK 16: Aset tetap dan PSAK 19: Aset tak

berwujud)

2. Keuntungan dan kerugian aktuaria aras program manfaat pasti yang diakui sesuai

dengan PSAK 24: Imbalan kerja paragraf 99

3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

kegiatan usaha luar negeri (PSAK 10: Pengaruh perubahan kurs valuta asing)

4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai

“tersedia untuk dijual” (PSAK 55: instrumen keuangan: Pengakuan dan

Pengukuran)

5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas (PSAK 55)

PSAK 1 memberikan dua pilihan dalam format laporan laba rugi

komprehensif. Yang pertama adalah laporan laba rugi komprehensif di mana

pendapatan komprehensif disajikan dalam satu kesatuan. Sedangkan pilihan kedua

adalah menyajikan secara terpisah yakni laporan laba rugi dan laporan laba rugi

komprehensif lain.

Laporan laba rugi komprehensif minimal menyajikan pos-pos sebagai berikut:

1. Pendapatan

2. Biaya keuangan

3. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan

menggunakan metode ekuitas

4. Beban pajak

5. Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari laba rugi setelah pajak dari

operasi yang dihentikan; dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui

dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan

aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan

6. Laba rugi

7. Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai

dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h))

8. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang

dicatat dengan menggunakan metode ekuitas

9. Total laba rugi komprehensif

Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan laba rugi komprehensif

sebagai alokasi laba rugi untuk periode:

1. laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

a. kepentingan non-pengendali; dan

b. pemilik entitas induk

2. total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:

a. kepentingan non-pengendali; dan

b. pemilik entitas induk

D. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau

Catatan atas Laporan Keuangan

Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan

sifat dan jumlahnya secara terpisah.

Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan

dan beban adalah sebagai berikut:

1. Penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset

tetap menjadi jumlah yang dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan

atas penurunan tersebut;

2. Restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas

diestimasi atas biaya restrukturisasi;

3. Pelepasan aset tetap;

4. Pelepasan investasi;

5. Operasi yang dihentikan;

6. Penyelesaian litigasi; dan

7. Pembalikan laibilitas diestimasi lain.

Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan

menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang

dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan.

Ada dua metode analisis dalam mengklasifikasi beban:

1. Berdasarkan Sifatnya

Entitas mengabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya

(misalnya, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan

kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan menurut berbagai fungsi

dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan karena tidak memerlukan adanya

alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.

Contoh dari klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah sebagai

berikut:

Pendapatan XXX

Pendapatan lainnya XXX

Perubahan atas persediaan

Barang jadi dan barang dalam proses XXX

Bahan baku yang digunakan XXX

Beban imbalan kerja XXX

Beban penyusutan dan amortisasi XXX

Beban lainnya XXX

Total beban (XXX)

Laba sebelum pajak XXX

2. Berdasarkan Fungsinya

Mengklasifikasikan beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari

biaya penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif.

Sekurang-kurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan

metode ini secara terpisah dari beban-beban lainnya. Metode ini dapat

memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan

dibandingkan dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun

pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan pengalokasian

secara arbiter dan pertimbangan yang matang. Contoh klasifikasi berdasarkan

metode fungsi beban adalah sebagai berikut:

Pendapatan XXX

Beban penjualan XXX

Laba bruto XXX

Pendapatan lainnya XXX

Beban distribusi XXX

Beban administratif XXX

Beban lainnya XXX

Laba sebelum pajak XXX

E. Laporan Perubahan Ekuitas

Beberapa jenis laba/rugi seperti surplus/defisit revaluasi, selisih penjabaran

mata uang, dan laba/rugi akibat perubahan nilai pasar aset kuangan tersedia untuk

dijual tidak disajikan dalamlaporan laba rugi namun diakui secara langsung dalam

ekuitas. Oleh karena seluruh informasi laba/rugi penting untuk diperhitungkan dalam

menilai posisi keuangan entitas, PSAK 1 mensyaratkan suatu laporan tersendiri yaitu

laporan perubahan ekuitas.

a. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:

b. Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara

terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan

kepada kepentingan non-pengendali;

c. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian

kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan psak 25;

d. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan

akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang

timbul dari:

1. laba rugi;

2. masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan

3. transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang

menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada

pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak

menyebabkan hilang pengendalian.

F. Modal

PSAK 1 mensyaratkan agar entitas juga mengungkapkan informasi yang

memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan,

dan proses entitas dalam mengelola permodalannya baik dalam bentuk informasi

kualitatif maupun ringkasan informasi kuantitatif.

1. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan

keuangan.

PSAK 1 mengatur bahwa catatan atas laporan keuangan harus:

a. Menyajikan informasi tentang dasar akuntansi dan kebijakan akuntansi

penting yang diterapkan

b. Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh SAK yang tidak disajikan

di bagian lain dari laporan keuangan; dan

c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan tetapi diperlukan untuk penyajian secara wajar.

PSAK 1 lebih jauh mensyaratkan bahwa catatan atas laporan keuangan

disajikan secara sistematis. Selain itu, masing-masing pos dalam laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas harus berkaitan

dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

PSAK 1 mengatur bahwa catatan atas laporan keuangan secara umum mencakup

hal-hal berikut dan biasanya disajikan secara berurutan:

a. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK (sebagaimana diwajibkan oleh paragraf

17)

b. Dasar akuntansi

c. Kebijakan akuntansi signifikan

d. Informasi pendukung untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan

sesuai urutan penyajiannya; dan (misalnya peristiwa setelah periode

pelaporan (PSAK 8), informasi segmen operasi (PSAK 5), dan

pengungkapan pihak-pihak berelasi (PSAK 7); dan

e. Pengungkapan nonkeuangan (misalnya kebijakan pengelolaan risiko)

2. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi adalah serangkaian prinsip, dasar, konvensi, peraturan,

dan praktik spesifik yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan

menyajikan laporan keuangan.

PSAK 1 mengatur bahwa bagian kebijakan akuntansi dalam catatan atas laporan

keuangan harus mencakup hal-hal berikut:

a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan (yang

biasanya disebut ‘dasar akuntansi’)

b. Setiap kebijakan akuntansi spesifik yang diperlukan untuk memahami

laporan keuangan.

IV. PSAK No. 1 dan Perkembangan Ekonomi dan Bisnis

Seiring jaman yang mulai berkembang dimana teknologi telah membuka batas

dalam perkembangan bisnis, dibutuhkan Standar yang dapat dimengerti oleh pihak-pihak

luar di seluruh dunia. Maka dari itu, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah

mensahkan PSAK No. 1 (revisi 2009) pada tanggal 15 Desember 2009 untuk merevisi

PSAK 1 tahun 1998.

Pada kesempatan ini, akan dipaparkan tentang beberapa perubahan-perubahan

yang terkait dengan PSAK No. 1 tantang penyajian laporan keuangan yang akan dimulai

dari istilah-istilah apa saja yang berubah, disusul dengan komponen laporan keuangan

yang lengkap, dan bagaimana bentuk penyajian laporan keuangan, dan alasan mengapa

pos luar biasa (extraordinary items) tidak diperbolehkan lagi disajikan dalam laporan

keuangan.

A. Istilah dan Perubahan Istilah

Dalam PSAK No. 1 (Revisi 2009) terdapat beberapa istilah baru yang

diungkap dan terdapat juga beberapa istilah yang telah berubah jika dibandingkan

dengan PSAK No. 1 tahun 1998. Istilah-istilah baru yang diungkap dalam PSAK No.

1 (Revisi 2009), yang sebelumnya tidak diungkap dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998),

adalah:

1. Catatan atas laporan keuangan

2. Laba atau rugi

3. Laporan keuangan bertujuan umum

4. Material

5. Pemilik

6. Pendapatan komprehensif lain

7. Penyesuaian reklasifikais

8. Standar akuntansi keuangan

9. Tidak praktis

10. Total laba rugi komprehansif

Beberapa perubahan istilah diantaranya adalah:

1. Penggantian istilah “kewajiban” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) menjadi

“liabilitas” pada PSAK No. 1 (Revisi 2009).

2. Penggantian istilah “aktiva” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) menjadi “aset”

pada PSAK No.1 (Revisi 2009).

3. Penggantian istilah “neraca” pada PSAK No. 1 (Revisi 1998) menjadi “laporan

posisi keuangan” pada PSAK No. 1 (Revisi 2009)

4. Satu hal penting dalam kaitannya dengan istilah, PSAK No. 1 (Revisi 2009)

tidak lagi memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar Biasa”, sedangkan

PSAK No. 1 (1998) masih memperkenankan penggunaan istilah tersebut.

Pertanyaannya adalah, mengapa pos luar biasa tidak diperkenankan lagi ada?

B. Komponen Laporan Keuangan Lengkap

Berdasar pada PSAK No. 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan

lengkap mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang

mencakup enam item.

Berdasar PSAK No. 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi:

1. Neraca,

2. Laporan laba rugi,

3. Laporan perubahan ekuitas,

4. Laporan arus kas, dan

5. Catatan atas laporan keuangan.

Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15

Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang

dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap

harus meliputi komponen-komponen berikut ini :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan

6. Informasi penjelasan lain; dan

7. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangannya.

Jika kita bandingkan antara PSAK No. 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1

(Revisi 2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan

utama yaitu:

perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya mensyaratkan

laporan laba rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif PSAK

No. 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal

periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan

akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi

komprehensif memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan

dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain.

Sedangkan laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi

dan pendapatan komprehensif. Pendapatan komprehensif mencakup (paragraf 7):

1. Perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK No. 16 (Revisi 2007): Aset

Tetap dan PSAK No. 19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)

2. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui

sesuai dengan PSAK No. 24: Imbalan Kerja

3. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

entitas asing (lihat PSAK No. 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai

Tukar Valuta Asing)

4. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang

dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK no. 55 (Revisi 2006) :

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)

5. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam

rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK No. 55 (Revisi 2006) : Instrume

Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran)

C. Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK No.1 merupakan adopsi

dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009). Terdapat beberapa perbedaan

berdasar PSAK No. 1 (Revisi 2009) dengan PSAK No. 1 (Revisi 1998). Beberapa

perbedaan terkait penyajian laporan keuangan di antaranya:

1. Dalam paragraf 9 PSAK No. 1 (Revisi 2009), laporan keuangan menyajikan

beberapa informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas,

pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan

distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas

sedangkan menurut PSAK No. 1 (1998), informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban,

serta arus kas.

2. PSAK No. 1 (Revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya

mengeluarkan laporan keuangan, sedangkan PSAK No. 1 (1998) mengatur

bahwa entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan

setelah tanggal neraca.

3. Paragraf 84 PSAK No. 1 (Revisi 2009) tidak memperkenankan penyajian “pos

luar biasa” dalam laporan laba rugi komprehensif (akan dibahas spada bagian

berikutnya).

4. Dalam paragraf 78 PSAK No. 1 (Revisi 2009) mensyaratkan bahwa seluruh pos

penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode dapat disajikan dengan

dengan memilih salah satu format berikut:

a. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau

b. Dalam bentuk dua laporan, yaitu:

1) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi

terpisah), dan

2) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen

pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif)

PSAK NO. 5 (REVISI 2009) SEGMEN OPERASI

I. PENDAHULUAN

A. Prinsip Utama

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan

keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang

mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

B. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan atas:

a) Laporan keuangan tersendiri atau laporan keuangan individual dari entitas:

i. yang instrumen utang atau instrumen ekuitasnya diperdagangkan di

pasar publik (pasar modal domestic atau luar negeri atau over-the-

counter, termasuk pasar modal lokal dan regional), atau

ii. yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada regulator pasar modal atau

regulator lainnya untuk tujuan menerbitkan semua jenis instrumen

dipasar publik; dan

b) Laporan keuangan konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk:

i. yang instrumen utang atau instrumen ekuitasnya diperdagangkan di

pasar publik (pasar modal domestik atau luar negeri atau over-the-

counter, termasuk pasar modal lokal dan regional), atau

ii. yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada regulator pasar modal atau

regulator lainnya untuk tujuan penerbitan semua kelas instrumen di

pasar publik.

II. SEGMEN OPERASI

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

(a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan

menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan

komponen lain dari entitas yang sama);

(b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk

membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan

menilai kinerjanya; dan

(c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Segmen operasi dapat terlibat dalam

aktivitas bisnis yang belum menghasilkan pendapatan, misalnya operasi permulaan dapat

menjadi segmen operasi sebelum memperoleh pendapatan.

Secara umum, segmen operasi memiliki seorang manajer segmen yang bertanggung

jawab secara langsung pada dan memelihara hubungan secara reguler dengan pengambil

keputusan operasional untuk mendiskusikan aktivitas operasi, hasil keuangan, perkiraan, atau

rencana atas segmen tersebut. Istilah “manajer segmen” mengidentifi kasikan suatu fungsi,

tidak perlu seorang manajer dengan jabatan tertentu.

Pengambil keputusan operasional juga dapat menjadi manajer segmen untuk beberapa

segmen operasi.

III. SEGMEN DILAPORKAN

A. Kriteria Agregasi

Segmen operasi seringkali memperlihatkan kinerja keuangan jangka panjang

serupa jika mereka memiliki karakteristik ekonomi serupa. Misalnya, rerata margin bruto

jangka panjang untuk dua segmen operasi diperkirakan serupa jika karakteristik

ekonominya serupa. Dua atau lebih segmen operasi dapat diagregasikan dalam suatu

segmen operasi tunggal jika agregasi tersebut konsisten dengan prinsip utama Pernyataan

ini, segmen tersebut memiliki karakteristik ekonomi serupa, dan segmen tersebut serupa

dalam setiap hal berikut ini:

a. Sifat produk dan jasa;

b. Sifat proses produksi;

c. Jenis atau kelompok pelanggan untuk produk dan jasanya;

d. Metode yang digunakan untuk mendistribusikan produk dan penyediaan

jasanya; dan

e. Jika dapat diterapkan, sifat lingkungan pengaturan, misalnya, perbankan,

asuransi atau utilitas publik.

B. Ambang Batas Kuantitatif

Entitas secara terpisah melaporkan informasi tentang suatu segmen operasi yang

memenuhi ambang batas kuantitatif berikut:

a. Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke

pelanggan eksternal dan penjualan atau transfer antar segmen, adalah 10% atau

lebih dari gabungan pendapatan internal dan eksternal dari semua segmen

operasi.

b. Jumlah absolut dari laba atau rugi yang dilaporkan dari segmen adalah 10%

atau lebih dari jumlah yang lebih besar dari, dalam jumlah absolut, (i)

gabungan laba yang dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang tidak

melaporkan kerugian, dengan (ii) gabungan kerugian yang dilaporkan dari

seluruh segmen operasi yang melaporkan kerugian.

c. Memiliki aset 10% atau lebih dari gabungan aset seluruh segmen operasi.

Segmen operasi yang tidak memenuhi ambang batas kuantitatif dapat

dipertimbangkan sebagai dilaporkan, dan diungkapkan secara terpisah, jika

manajemen percaya bahwa informasi tentang segmen tersebut akan berguna

bagi para pengguna laporan keuangan.

Jika total pendapatan eksternal yang dilaporkan oleh segmen operasi kurang dari

75% dari pendapatan entitas, maka tambahan segmen operasi diidentifi kasi sebagai

segmen dilaporkan hingga sedikitnya 75% dari pendapatan entitas tercakup dalam

segmen dilaporkan.

Jika segmen operasi diidentifikasi sebagai segmen dilaporkan pada periode kini

sesuai dengan ambang batas kuantitatif, maka data segmen sajian periode lalu untuk

tujuan perbandingEn disajikan kembali untuk men cermin kan segmen dilaporkan yang

baru sebagai suatu segmen terpisah.

IV. PENGUNGKAPAN

Entitas mengungkapkan informasi untuk memungkinkan para pengguna laporan

keuangan mengevaluasi sifat dan dampak keuangan atas aktivitas bisnis yang mana entitas

terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Entitas mengungkapkan hal-hal

berikut untuk setiap periode laporan laba rugi komprehensif disajikan:

a) Informasi umum.

b) Informasi tentang laba atau rugi segmen dilaporkan, termasuk pendapatan dan beban

tertentu.

A. Informasi Umum

Entitas mengungkapkan informasi umum berikut ini:

a) Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifi kasi segmen yang dapat

dilaporkan dari entitas, termasuk dasar organisasi (misalnya, apakah

manajemen telah memilih untuk mengatur entitas diantara perbedaan dalam

produk dan jasa, wilayah geografis, lingkungan peraturan, atau gabungan dari

faktor-faktor tersebut dan apakah segmen operasi telah diagregasikan), dan

b) Jenis produk dan jasa yang menghasilkan pendapatan untuk dari setiap segmen

dilaporkan.

B. Informasi tentang Laba atau Rugi, Aset dan Kewajiban

Entitas melaporkan suatu ukuran atas laba atau rugi dan total untuk atas setiap

segmen yang dilaporkan. Entitas melaporkan suatu ukuran kewajiban untuk setiap

segmen dilaporkan jika jumlah tersebut secara reguler disediakan kepada pengambil

keputusan operasional. Entitas juga mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap

segmen dilaporkan jika jumlah tertentu termasuk dalam ukuran laba atau rugi segmen

yang dikaji oleh pengambil keputusan operasional, atau secara teratur disediakan

untuk pengambil keputusan operasional, bahkan jika tidak termasuk dalam mengukur

laba atau rugi segmen:

a) Pendapatan dari pelanggan eksternal;

b) Pendapatan dari transaksi dengan segmen operasi lain dalam entitas

yang sama;

c) Pendapatan bunga;

d) Beban bunga;

e) Penyusutan dan amortisasi;

f) Unsur-unsur material dari penghasilan dan beban;

g) Bagian entitas atas laba atau rugi entitas asosiasi dan ventura bersama;

h) Beban atau pendapatan pajak penghasilan; dan

i) Unsur-unsur material nonkas selain penyusutan dan amortisasi.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap segmen jika jumlah

tertentu yang dimasukkan dalam mengukur aset segmen yang dikaji ulang oleh

pengambil keputusan operasional atau sebaliknya secara reguler disediakan kepada

pengambil keputusan operasional, bahkan jika tidak termasuk dalam mengukur aset

segmen:

a) Jumlah investasi pada entitas asosiasi dan joint venture yang dicatat

dengan metode ekuitas, dan

b) Jumlah tambahan pada aset tidak lancar selain instrumen keuangan,

aset pajak tangguhan, aset imbalan

V. PENGUKURAN

Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan

kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk

mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya. Penyesuaian dan

eliminasi yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan entitas dan pengalokasian

pendapatan, beban, dan keuntungan atau kerugian termasuk dalam menentukan laba atau

rugi segmen yang dilaporkan hanya jika hal tersebut termasuk dalam pengukuran laba

atau rugi segmen yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional.

Jika pengambil keputusan operasional hanya menggunakan satu ukuran atas laba

atau rugi, aset atau kewajiban segmen operasi dalam menilai kinerja dan memutuskan

bagaimana alokasi sumber daya, maka laba atau rugi, aset dan kewajiban segmen

dilaporkan atas ukuran tersebut. Jika pengambil keputusan operasional menggunakan

lebih dari satu ukuran laba atau rugi, aset atau kewajiban segmen operasi, maka ukuran

yang dilaporkan adalah ukuran yang dipercayai manajemen ditentukan sesuai dengan

dasar pengukuran yang paling konsisten dengan yang digunakan dalam mengukur jumlah

yang terkait dalam laporan keuangan entitas.

Entitas menyampaikan penjelasan pengukuran laba atau rugi, aset dan kewajiban

segmen untuk setiap segmen dilaporkan. Paling tidak, entitas mengungkapkan sebagai

berikut:

a) Dasar akuntansi untuk transaksi di antara segmen dilaporkan.

b) Sifat dari setiap perbedaan antara pengukuran laba atau rugi segmen

c) Sifat dari setiap perbedaan antara pengukuran atas aset segmen

d) Sifat dari setiap perbedaan antara pengukuran atas kewajiban segmen

e) Sifat dari setiap perubahan dari periode lalu dalam metode pengukuran

yang digunakan.

f) Sifat dan dampak dari alokasi yang tidak simetris kepada segmen

dilaporkan

A. Rekonsiliasi

Entitas melakukan rekonsiliasi atas semua hal sebagai berikut:

a) Total pendapatan segmen dilaporkan terhadap pendapatan entitas.

b) Total ukuran laba atau rugi segmen dilaporkan terhadap laba atau rugi entitas

sebelum beban pajak (pendapatan pajak) dan operasi dihentikan.

c) Total aset segmen dilaporkan terhadap aset entitas.

d) Total kewajiban segmen dilaporkan terhadap kewajiban

e) Total jumlah dalam segmen dilaporkan untuk setiap informasi unsur material

yang diungkapkan terhadap jumlah terkait dalam entitas.

B. Penyajian Kembali Informasi yang Dilaporkan Sebelumnya

Jika entitas mengubah struktur organisasi internal yang menyebabkan

komposisi segmen dilaporkan berubah, maka informasi yang terkait untuk periode

sebelumnya (termasuk periode interim) disajikan kembali, kecuali infomasi tersebut

tidak tersedia dan biaya untuk mengembangkannya akan jauh lebih besar. Penentuan

apakah informasi tidak tersedia dan biaya untuk mengembangkannya akan jauh lebih

besar dilakukan untuk setiap unsur individual pengungkapan.

Jika entitas telah mengubah struktur organisasi internal yang menyebabkan

komposisi segmen dilaporkan berubah dan informasi segmen untuk periode yang

lebih awal (termasuk periode interim) tidak disajikan kembali untuk mencerminkan

perubahan tersebut, maka entitas mengungkapkan pada tahun dimana perubahan

tersebut mengakibatkan informasi segmen untuk periode kini dengan segmentasi

dasar baru dan dasar lama, kecuali informasi yang diperlukan tidak tersedia dan biaya

untuk mengembangkan nya akan jauh lebih besar.

VI. PENGUNGKAPAN PADA LEVEL ENTITAS

Beberapa aktivitas bisnis entitas tidak diatur berdasarkan perbedaan yang terkait

dengan produk dan jasa atau operasi wilayah geografis. Segmen dilaporkan entitas

tersebut dapat melaporkan pendapatan dari suatu jajaran produk dan jasa yang berbeda

secara esensial, atau lebih dari satu dari segmen dilaporkan dapat menyediakan produk

dan jasa yang sama secara esensial. Hal yang serupa, segmen dilaporkan entitas dapat

memiliki aset di wilayah geografis yang berbeda dan melaporkan pendapatan dari

pelanggan di wilayah geografis yang berbeda, atau lebih dari satu dari segmen

dilaporkan dapat beroperasi dalam wilayah geografis yang sama

A. Informasi tentang Produk dan Jasa

Entitas melaporkan pendapatan dari pelanggan eksternal untuk setiap produk

dan jasa, atau setiap kelompok produk dan jasa yang serupa, kecuali informasi yang

diperlukan tidak tersedia dan biaya untuk mengembangkan akan jauh lebih besar,

dalam hal demikian fakta tersebut diungkapkan. Jumlah pendapatan yang dilaporkan

berdasarkan pada informasi keuangan yang digunakan untuk meng hasilkan laporan

keuangan entitas.

B. Informasi tentang Wilayah Geografis

Entitas melaporkan informasi geografis berikut, kecuali jika informasi yang

diperlukan tidak tersedia dan biaya untuk mengembangkan akan jauh lebih besar:

a) Pendapatan dari pelanggan eksternal yang diatribusikan kepada negara

domisili entitas dan yang diatribusikan kepada semua negara asing

secara total dimana entitas memperoleh pendapatan.

b) Aset tidak lancar selain instrumen keuangan, aset pajak yang

ditangguhkan, aset imbalan pascakerja, dan hak yang timbul akibat

kontrak asuransi yang berlokasi di negara domisili entitas dan

berlokasi di semua negara asing secara total dimana entitas memiliki

aset tersebut.

C. Informasi tentang Pelanggan Utama

Entitas memberikan informasi tentang sejauh mana entitas menyandarkan

pada pelanggan utamanya. Jika pendapatan dari transaksi dengan pelanggan eksternal

tunggal mencapai jumlah 10% atau lebih dari pendapatan entitas, maka entitas harus

mengungkapkan fakta tersebut, total jumlah pendapatan dari setiap pelanggan, dan

identitas segmen yang melaporkan pendapatan tersebut. Entitas tidak perlu

mengungkapkan identitas pelanggan utama atau jumlah pendapatan yang setiap

segmen dilaporkan dari pelanggan tersebut. Untuk tujuan Pernyataan ini, kelompok

entitas yang merupakan sepengendali dengan entitas pelapor dianggap sebagai suatu

pelanggan tunggal, serta pemerintah entitas di bawah kendali pemerintah dianggap

sebagai suatu pelanggan tunggal.

VII. TANGGAL EFEKTIF

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan untuk periode yang

dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas

menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang dimulai sebelum 1 Januari

2011, maka entitas mengungkapkan fakta itu.

VIII. KETENTUAN TRANSISI

Informasi segmen untuk tahun-tahun lalu yang dilaporkan sebagai informasi

komparatif untuk awal tahun penerapan disajikan kembali sesuai dengan persyaratan

dari Pernyataan ini, kecuali jika informasi yang diperlukan tidak tersedia dan biaya

untuk pengembangannya akan jauh lebih besar.

IX. PENARIKAN

Pernyataan ini menggantikan PSAK 5 (revisi 2000): Pelaporan Segmen.