lv~&~~~fi$4~bvy~n - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/deteksi dana...

56
Lk'PQ~'i\lV~&~~~fi$4~bVy~N NECEDI DAD! dG E-IIRAH RERSA.l - +~'?QAFT/\ ? Ti\HUN IY (~lRiN-2~~l.'~~~m*~----- t 4 ,l:,tp'r/- I ,Tt.Pr?/i ~!p J!?~L :LL---.- * -7--~ - .----- UP *-f3* t 18:7c2 * 1132 DETEKSI DAN ADAPTACI ?'IERML4D4P PTRI RA IIAN Ih;lr,lhl Dl OT!\ PtlD.AFG Taltun kc ' tari rencana 2 tahun Olch Dr. Dcdi Hel-nn6)n, P. ?4 1 IIN: 610-2400-7404 Ratna Q'ilis, %."dl, 'rr R. SIDN : '10-2505-7712 oleh 1 - - - - - . . bi:)yai 111~~1 PXF Sesuai dengar1 aur~lt Penuga\;tn Pelalisarlaan Penelifian Desenltralisac;; 'So: 2~,8.;~.27/1~N35.2/PG~2013 '":v?lggal 15 \lei 2013

Upload: doankiet

Post on 05-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

Lk'PQ~'i\lV~&~~~fi$4~bVy~N NECEDI DAD! dG E-IIRAH RERSA.l - +~'?QAFT/\ ? Ti\HUN I Y ( ~ l R i N - 2 ~ ~ l . ' ~ ~ ~ m * ~ - - - - -

t 4 ,l:,tp'r/- I ,Tt.Pr?/i ~ ! p J!?~L :LL---.- *

-7--~ - .----- U P *-f3* t 18:7c2 * 1132

DETEKSI DAN ADAPTACI ?'IERML4D4P PTRI RA IIAN Ih;lr,lhl Dl OT!\ PtlD.AFG

Taltun kc ' tari rencana 2 tahun

Olch

Dr. Dcdi Hel-nn6)n, P. ?4 1 IIN: 610-2400-7404 Ratna Q'ilis, %."dl, 'rr R. SIDN : '10-2505-7712

oleh 1 - - - - - . .

bi:)yai 1 1 1 ~ ~ 1 PXF Sesuai dengar1 aur~ l t Penuga\;tn Pelalisarlaan Penelifian

Desenltralisac;; 'So: 2~ ,8 . ;~ .27/1~N35.2 /PG~2013 '":v?lggal 15 \lei 2013

Page 2: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

Kode/Rumpun Ilmu : 724/Geografi

LAPORAN TAHUNANHIBAH BERSAING TAHAP KE ITAHUN ANGGARAN 2013/2014

DETEKSI DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIMDI KOTA PADANG

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Oleh

Dr. Dedi Hermon, MP. NIDN: 00-2409-7404Ratna Wilis, S.Pd, MP. NIDN : 00-2605-7712

Dibiayai oleh DIPA UNPSesuai dengan Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Desentralisasi No: 298.a.27/UN35.2/PG/2013Tanggal 15 Mei 2013

UNIVERSITAS NEGERI PADANGNovember 2013

Kode/Rumpun Ilmu : 724/Geografi

LAPORAN TAHUNANHIBAH BERSAING TAHAP KE ITAHUN ANGGARAN 2013/2014

DETEKSI DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIMDI KOTA PADANG

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Oleh

Dr. Dedi Hermon, MP. NIDN: 00-2409-7404Ratna Wilis, S.Pd, MP. NIDN : 00-2605-7712

Dibiayai oleh DIPA UNPSesuai dengan Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Desentralisasi No: 298.a.27/UN35.2/PG/2013Tanggal 15 Mei 2013

UNIVERSITAS NEGERI PADANGNovember 2013

Kode/Rumpun Ilmu : 724/Geografi

LAPORAN TAHUNANHIBAH BERSAING TAHAP KE ITAHUN ANGGARAN 2013/2014

DETEKSI DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIMDI KOTA PADANG

Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun

Oleh

Dr. Dedi Hermon, MP. NIDN: 00-2409-7404Ratna Wilis, S.Pd, MP. NIDN : 00-2605-7712

Dibiayai oleh DIPA UNPSesuai dengan Surat Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Desentralisasi No: 298.a.27/UN35.2/PG/2013Tanggal 15 Mei 2013

UNIVERSITAS NEGERI PADANGNovember 2013

Page 3: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

1

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Deteksi dan Adaptasi Terhadap PerubahanIklim di Kota Padang

1. Bidang Penelitian : Rekayasa2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Dr. Dedi Hermon, MPb. NIP : 19740924 200312 1 004c. NIDN : 00 240974 04d. Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/ IIIde. Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Sosial/Geografif. No. HP/e mail : 081386334039/[email protected]. Alamat Institusi : Jl. Dr. Hamka Air Tawar Padang

3. Anggota Penelitia. Nama Lengkap : Ratna Wilis, S.Pd, MPb. NIDN : 00 260577 12c. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

4. Lama Penelitian Keseluruhan : 2 (dua) Tahun5. Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 130.000.000,-6. Biaya Tahun Berjalan : Rp. 50.000.000,-

Padang, 30 November 2013Mengetahui Ketua Tim PenelitiDekan FIS UNP

Prof. Dr. Syafri Anwar, M.Pd Dr. Dedi Hermon, MPNIP. 19621001 198903 1 002 NIP. 19740924 200312 1 004

MengetahuiKetua Lembaga Penelitian UNP

Dr. Alwen Bentri, M.PdNIP. 19610722 198602 1 002

Page 4: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

2

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan adaptasi terhadap perubahaniklim yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk. Tidak dapat dipungkiribahwa pemasanan global yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumahkaca telah memberikan dampak nyata pada perubahan iklim dalam bentuk :pergeseran pola musim, banjir, kekeringan, naiknya permukaan air laut, gelombangpanas, dan lainnya. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk pada kehidupan makhlukhidup di permukaan bumi. Sudah wajarlah kondisi ini menjadi perhatian kita semuaterutama bagi orang Geografi.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendeteksi perubahan iklim akibatpertambahan jumlah penduduk. Metode penelitian ini termasuk research, data yangberhubungan dangan iklim diambil dari beberapa kantor BMKG, dan data pendudukbisa dari BPS Kota Padang, Pengolahan data dengan software RClimDex, yakniExpert Team for Climate Change Detection and Indices (ETCCDMI) untukmendeteksi dan monitoring perubahan iklim dengan fokus utama pada kejadian-kejadian iklim ekstrim. Sedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisisCitra Landsat ETM +7 tahun 1985 dan 2013 dengan GIS-ERDAS 8.5.

Rerata konsentrasi CO2, CH4, dan N2O yang terukur sampai denganpertengahan tahun 2010 berturut-turut sebesar 381.7 ppm, 1824.5 ppb, dan 323 ppb.Dibandingkan dengan konsentrasi ketiga gas tersebut di masa pra-revolusi industri,terjadi peningkatan konsentrasi untuk CO2 sebesar 37.3%, 160.6% untuk CH4, dan19.6% untuk N2O. Peningkatan konsentrasi CO2 yang terukur menyebabkanterjadinya peningkatan nilai radiative forcing. Rerata nilai radiative forcing CO2

selama pengukuran sebesar 1.634 ± 0.04 Wm-2, radiative forcing CH4 sebesar 0.509± 0.003 Wm-2, dan nilai radiative forcing N2O sebesar 0.168 ± 0.005 Wm-2.Meningkatnya rerata gas rumah kaca tersebut adalah akibat terjadinya perubahantutupan lahan menjadi lahan terbangun yang cukup ekstrim terjadi pada lahan hutan,semak, sawah, dan kebun campuran. Perubahan tutupan lahan hutan menjadi lahanterbangun dari tahun 1985-2013 seluas 11.758,9 ha sedangkan perubahan tutupanlahan sawah menjadi lahan terbangun seluas 5.977,1 ha. Selain itu, perubahan tutupanlahan kebun menjadi lahan terbangun seluas 5.872,4 ha dan perubahan tutupan lahansemak menjadi lahan terbangun seluas 3.337,3 ha. Hasil analisis trend Rx1day yanglebih besar dari Rx5day menunjukan adanya kecenderungan curah hujan yang turunakan lebih banyak terakumulasi pada waktu 1 hari dibandingkan waktu yang lebihlama (5 hari). Trend Rx1day dan Rx5day, masing-masing terlihat pada Gambar 15dan 16. Curah hujan yang turun dalam satu hari (Rx1day), berhubungan denganterjadinya kondisi basah yang terus menerus (CWD) dan atau kondisi kering yangterus menerus (CDD). Trend CWD dan CCD di Kota Padang tahun 1982-2010

Kata Kunci : Perubahan Iklim, Deteksi, Tutupan Lahan

Page 5: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

3

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT, karena berkat rahmad-Nya laporan Kemajuan Penelitian Hibah Bersaing yang berjudul Deteksi danAdaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kota Padang ini dapat tersusun tepat padawaktunya.

Penelitian Hibah Bersaing termasuk salah satu bentuk penelitian yangdilaksanakan di Perguruan Tinggi UNP. Kegiatan penelitian ini sangat bermanfaatbagi dosen terutama untuk menambah pengalaman dan mewujudkan Tri DharmaPerguruan Tinggi. Dalam penelitian ini dibahas tentang deteksi dan adaptasi terhadapperubahan iklim di Kota Padang. Adanya pengaruh pertambahan penduduk terhadapunsur-unsur perubahan iklim yang terjadi di Kota Padang.

Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih berupa laporankemajuan penelitian. Masih ada lagi tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Olehkarena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semogakegiatan penelitian ini ada manfaatnya bagi kita semua.

Padang, November 2013

Peneliti

Page 6: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

4

Page 7: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

5

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

RINGKASAN ............................................................................................. 2

PRAKATA .................................................................................................. 3

DAFTAR ISI .............................................................................................. 5

DAFTAR TABEL .................................................................................... 6

DAFTAR GAMBAR................................................................................... 7

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 11

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN................................ 15

BAB IV. METODE PENELITIAN............................................................. 19

BAB V. HASIL YANG DICAPAI............................................................. 25

BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA........................................ 43

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 45

Page 8: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

6

DAFTAR TABEL

TABEL 1 .............................................................................................. 21

TABEL 2 .............................................................................................. 22

TABEL 3 .............................................................................................. 29

Page 9: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ........................................................................................................ 20

Gambar 2 ........................................................................................................ 22

Gambar 3 ........................................................................................................ 25

Gambar 4a ........................................................................................................ 26

Gambar 4b ........................................................................................................ 27

Gambar 4c ........................................................................................................ 27

Gambar 5 ........................................................................................................ 30

Gambar 6 ........................................................................................................ 30

Gambar 7 ........................................................................................................ 31

Gambar 8 ........................................................................................................ 32

Gambar 9 ........................................................................................................ 34

Gambar 10 ........................................................................................................ 35

Gambar 11 ........................................................................................................ 35

Gambar 12 ........................................................................................................ 36

Gambar 13 ........................................................................................................ 36

Gambar 14 ........................................................................................................ 38

Gambar 15 ........................................................................................................ 39

Gambar 16 ........................................................................................................ 40

Gambar 17 ........................................................................................................ 40

Gambar 18 ........................................................................................................ 40

Gambar 19 ........................................................................................................ 41

Gambar 20 ........................................................................................................ 42

Page 10: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

8

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemanasan global yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah

kaca telah memberikan dampak nyata pada perubahan iklim. Di Indonesia, perubahan

iklim merupakan keniscayaan. BMKG mencatat bahwa dalam 30 tahun terakhir telah

terjadi pergeseran awal musim dalam 1-2 dasarian, kenaikan temperature rata-rata di

Indonesia dalam 100 tahun hingga 1.14 OC, dan kenaikan permukaan air laut setinggi

18 cm. (BMKG, 2010)

Menumpuknya gas rumah kaca seperti CO2 (Karbon Dioksida), CH4 (Metana),

dan N2O (Dinitrogen Oksida) di atmosfer menyebabkan tertahannya energi panas

matahari di atmosfer yang seharusnya dilepaskan kembali keluara angkasa, karena

gas rumah kaca mempunyai sifat menyerap dan kemudian memancarkan kembali

energi matahari tersebut. Pada kondisi yang normal gas-gas tersebut dalam jumlah

yang proporsional menyebabkan suhu atmosfer bumi menjadi hangat, tetapi jika

jumlahnya tidak lagi proporsional (semakin bertambah) maka fungsi menghangatkan

atmosfer menjadi berlebih sehingga mengakibatkan suhu atmosfer bumi menjadi

meningkat.

Terjadinya pemanasan global memicu perubahan iklim yang telah dipengaruhi

oleh beberapa faktor, baik faktor alami dan antropogenik (keterlibatan aktivitas

manusia). Beberapa kegiatan manusia, terutama produksi dan konsumsi energi

(pembakaran bahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan) menyebabkan

peningkatan kadar gas-gas rumah kaca di atmosfer, sehingga meningkatkan efek

rumah kaca dan terjadi pemanasan global. Perubahan iklim yang terjadi dalam

periode 2 abad terakhir ini terjadi begitu cepat dan sangat dipengaruhi oleh campur

tangan manusia. Ulah manusia yang ditengarai menyebabkan terjadinya pemanasan

global dan memicu terjadinya perubahan iklim diantaranya urbanisasi, perubahan tata

guna lahan, kerusakan dan kebakaran hutan, dan sebagainya

Page 11: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

9

Pemanasan global dan beberapa faktor ini telah menyebabkan terjadinya

pergesaran terhadap pola iklim secara global. Beberapa hal yang dapat dijadikan

bukti bahawa telah terjadi perubahan iklim diantaranya adalah semakin seringnya

terjadi badai tropis (siklon tropis) di daerah tertentu yang menyebabkan banjir atau

semakin keringmya suatu daerah karena curah hujan semakin langka, atau kombinasi

keduanya, menyebabkan kondisi yang ekstrim karena pada saat tertentu terjadi banjir

dan pada saat yang lain akan terjadi kekeringan. Perubahan iklim yang lain juga dapat

dilihat dari terjadinya perubahan pola musim, frekuensi dan/atau intensitas curah

hujan, terjadinya cuaca ekstrim, gelombang panas. Selain itu suhu udara rata-rata

harian yang semakin meninggi dan semakin naiknya level permukaan air laut di

beberapa lokasi di bumi merupakan bukti adanya perubahan iklim yang paling mudah

disaksikan.

Hasil studi trend curah hujan ekstim di Kota Padang dengan menggunakan data

curah hujan tahun 1970-2008 menunjukan bahwa adanya kecenderungan jumlah

curah hujan tahunan di Kota Padang pada periode tersebut yang semakin berkurang

dan curah hujan yang turun di Kota padang pada periode tersebut cenderung

terakumulasi pada satu waktu sehingga curah hujan yang terjadi cenderung semakin

tinggi intensitasnya (Nugroho, 2009).

Sementara hasil monitoring tinggi permukaan air laut di pantai Padang, periode

2005-2010 terlihat adanya trend kenaikan tinggi muka air laut di pantai Padang

dengan slope sebesar 4.5 mm.

Perubahan iklim adalah perubahan dari keadaan iklim (seperti: suhu, curah

hujan, angin, dan variable cuaca lainnya), baik itu nilai rata-ratanya dan atau

variabilitasnya yang berlangsung lama pada periode berikutnya, baik pada periode

decadal atau yang lebih panjang. Dari laporan IPCC tahun 2007 juga dapat diketahui

bahwa proyeksi temperatur udara permukaan bumi di masa depan akan meningkat

sekurang-kurangnya 0,2°C setiap dekadenya. Beberapa skenario bahkan memberikan

hasil yang jauh lebih tinggi dari nilai tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa

Page 12: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

10

terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang

terus dihadapi di masa yang akan datang. (AR4-IPCC, 2007).

Dengan fakta tersebut diatas, jelaslah bahwa deteksi terhadap perubahan iklim

harus segera diteliti dari berbagai factor penyebab diantaranya peningkatan jumlah

penduduk.. Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap beberapa kegiatan

manusia, terutama produksi dan konsumsi energi (pembakaran bahan bakar fosil,

penebangan dan pembakaran hutan) menyebabkan peningkatan kadar gas-gas rumah

kaca di atmosfer, sehingga meningkatkan efek rumah kaca dan terjadi pemanasan

global. Terjadinya pemanasan global ini akan memicu perubahan iklim. Deteksi

perubahan iklim akan dilanjutkan dengan upaya simulasi adaptasi terhadap perubahan

iklim.

Page 13: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

11

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pemanasan global

Pemanasan global merupakan salah satu buah dari kemajuan peradapan

manusia, yakni masyarakat industrial yang dilandasi dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi modern. Memang harus diakui dengan industrialisasi,

transportasi, dan teknologi-teknologi yang menggunakan energi minyak terbukti

dapat memacu pertumbuhan ekonomi bangsa, namun membawa dampak yang tidak

nyaman yakni meningkatnya suhu permukaan bumi yang diikuti dengan perubahan

iklim secara global. Pemanasan global terjadi sebagai efek dari emisi GRK (Gas

Rumah Kaca), seperti metana, nitrat oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan

heksafluorida. Belum lagi pabrik dan kendaraan yang berbahan bakar minyak

menghasilkan gas buang berupa karbondioksida (CO2). Semakin deras perkembangan

industri dan transportasi, maka semakin tinggi pula konsentrasi CO2 dan gas rumah

kaca di atmosfir (Guntoro, 2011).

Pemanasan global telah menyebabkan terjadinya pergesaran terhadap pola

iklim secara global. Beberapa hal yang dapat dijadikan bukti bahawa telah terjadi

perubahan iklim diantaranya adalah semakin seringnya terjadi badai tropis (siklon

tropis) di daerah tertentu yang menyebabkan banjir atau semakin keringmya suatu

daerah karena curah hujan semakin langka, atau kombinasi keduanya, menyebabkan

kondisi yang ekstrim karena pada saat tertentu terjadi banjir dan pada saat yang lain

akan terjadi kekeringan. Perubahan iklim yang lain juga dapat dilihat dari terjadinya

perubahan pola musim, frekuensi dan/atau intensitas curah hujan, terjadinya cuaca

ekstrim, gelombang panas. Selain itu suhu udara rata-rata harian yang semakin

meninggi dan semakin naiknya level permukaan air laut di beberapa lokasi di bumi

merupakan bukti adanya perubahan iklim yang paling mudah disaksikan.

Page 14: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

12

Perubahan iklim adalah perubahan dari keadaan iklim (seperti: suhu, curah

hujan, angin, dan variable cuaca lainnya), baik itu nilai rata-ratanya dan atau

variabilitasnya yang berlangsung lama pada periode berikutnya, baik pada periode

decadal atau yang lebih panjang. Dari laporan IPCC tahun 2007 juga dapat diketahui

bahwa proyeksi temperatur udara permukaan bumi di masa depan akan meningkat

sekurang-kurangnya 0,2°C setiap dekadenya. Beberapa skenario bahkan memberikan

hasil yang jauh lebih tinggi dari nilai tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa

terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang

terus dihadapi di masa yang akan datang. (AR4-IPCC, 2007).

Dampak dari perubahan iklim secara radikal antara lain adanya perubahan pola

curah hujan dan pergeseran musim, semakin sering terjadi badai dan angin kencang,

serta es di kutup mencair dan menyebabkan kenaikan permukaan air laut, sehingga di

dasawarsa ketiga abad 21 ini diperkirakan sebagian wilayah beberapa kota pesisir dan

pulau kecil akan tenggelam (Guntoro, 2011). Perubahan iklim yang terjadi sangat

membahayakan bagi kehidupan di muka bumi. Semakin diperlukan suatu kajian

untuk meneliti dan mengurangi factor-faktor sebagai penyebab terjadinya pemanasan

secara global.

Pengaruh Aktifitas Manusia

Terjadinya pemanasan global memicu perubahan iklim yang telah dipengaruhi

oleh beberapa faktor, baik faktor alami dan antropogenik (keterlibatan aktivitas

manusia). Beberapa kegiatan manusia, terutama produksi dan konsumsi energi

(pembakaran bahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan) menyebabkan

peningkatan kadar gas-gas rumah kaca di atmosfer, sehingga meningkatkan efek

rumah kaca dan terjadi pemanasan global. Perubahan iklim yang terjadi dalam

periode 2 abad terakhir ini terjadi begitu cepat dan sangat dipengaruhi oleh campur

tangan manusia. Ulah manusia yang ditengarai menyebabkan terjadinya pemanasan

global dan memicu terjadinya perubahan iklim diantaranya urbanisasi, perubahan tata

guna lahan, kerusakan dan kebakaran hutan, dan sebagainya.

Page 15: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

13

Pertumbuhan penduduk merupakan kontributor tidak langsung dan salah satu

penyebab utama efek rumah kaca. Dengan meningkatnya populasi terjadi pula

peningkatan berbagai kebutuhan. Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri

yang menyebabkan peningkatan pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek

rumah kaca. Gas rumah kaca juga bisa dilepas ke atmosfer karena pembakaran bahan

bakar fosil seperti minyak, batubara, dan gas. Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil

berkontribusi terhadap penambahan gas rumah kaca yang pada gilirannya memicu

pemanasan global. Sumbangan utama terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer

berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara dan gas

bumi. Pembakaran bahan-bahan tersebut menambahkan 18,35 miliar ton karbon

dioksida ke atmosfer tiap tahun. 18,35 miliar ton karbon dioksida = 18,35 x 1012 atau

18.350.000.000.000 kg karbon dioksida. Dari konsumsi energi dunia saat ini (tidak

termasuk kayu bakar), sedikit di bawah 40 persen adalah minyak bumi, 27 persen

batu bara, dan 22 persen gas bumi, sementara listrik tenaga air dan nuklir merupakan

11 persen sisanya. Penggundulan hutan serta perluasan wilayah pertanian juga

meningkatkan jumlah karbon dioksida di atmosfer. Walaupun perhitungan tepat tidak

mungkin dilakukan, namun diperkirakan bahwa kedua aktivitas tersebut menambah

3,67 - 7,34 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer tiap tahun (Faley, hal 7-8, 1993).

Dampak aktifitas manusia terhadap atmosfir dan akibatnya pada kesehatan

manusia dan lingkungan sangat signifikan. Karbondioksida sebagai gas rumah kaca

mempunyai efek pemanasan permukaan bumi. Karbon monoksida (CO) secara kimia

adalah gas aktif yang sangat beracun. Gas ini berbahaya bagi kesehatan jika kadar CO

melebihi 100 ppm = 0,01%. Belerang dioksida (SO2) dan asam belerang (H2SO4)

lebih beracun lagi. Jika asam belerang terhirup oleh pernafasan maka akan terjadi

kerusakan jaringan secara permanen. Gas buang industri hidrogen sulfida (H2S)

dalam dosis tinggi sangat mematikan. Hidrogen fluorida (HF) yang dihasilkan oleh

proses industri adalah slah satu bahan kimia yang sangat korosif. Aerosol atmosferik

akibat aktifitas manusia maupun dihasilkan secara alamiah mempunyai dampak

pendinginan terhadap atmosfir jika partikel ini memantulkan kembali radiasi, atau

Page 16: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

14

mempunyai dampak pemanasan jika partikel ini menyerap raadiasi matahari. Reduksi

kadar ozon stratosferik atau penipisan ozonosfir dapat menyebabkan kanker kulit,

meningkatkan penyakit katarak, menurunkan sistim kekebalan tubuh, penurunan

jumlah plakton di laut, dan penurunan hasil pertanian.

Page 17: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

15

BAB IIITUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan penelitan

Tujuan penelitian antara lain : pertama, penelitian ini secara khusus bertujuan

untuk: (1) Mendeteksi perubahan iklim yang terjadi akibat pertambahan jumlah

penduduk di Kota Padang. (2) Menganalisis keterkaitan perubahan iklim dengan

pertambahan jumlah penduduk yang terjadi di Kota Padang (3) Mendeteksi

perubahan iklim yang terjadi akibat penambahan jumlah penduduk di Kota Padang.

Kedua : (1) Mengidentifikasi dan menyusun sistem adaptasi untuk menyikapi

perubahan iklim yang terjadi akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang,

(2) Mensosialisasikan kepada masyarakat sistem adaptasi dalam menyikapi

perubahan iklim akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang, (3)

Mensimulasikan kepada masyarakat sistim yang adaptasi dalam menyikapi perubahan

iklim akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang.

Manfaat penelitian

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada (1) masyarakat di Kota

Padang karena perubahan iklim ini berpengaruh lansung terhadap aktifitas

masyarakat dan kehidupan sehari-harinya, (2) membantu Pemerintah Kota Padang

dan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pengambilan kebijakan terhadap

kegiatan masyarakat terutama yang berhubungan dengan perubahan iklim, (3)

menjalin terjadinya komunikasi dan transformasi pengetahuan antara Lembaga

Pendidikan Tinggi khususnya Universitas Negeri Padang dengan masyarakat Kota

Padang, dan (4) menjadi wadah yang akan mengakomodir berbagai persoalan-

persoalan perubahan iklim yang dihadapi masyarakat di daerah yang nantinya

diharapkan mampu dicarikan pemecahannya oleh pemerintah atau instansi terkait.

Pentingnya Penelitian

Pemanasan Global adalah fenomena naiknya suhu permukaan bumi karena

meningkatnya efek rumah kaca. Efek rumah kaca di atmosfer meningkat akibat

Page 18: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

16

adanya peningkatan kadar gas-gas rumah kaca, antara lain karbon dioksida, metana,

dinitrogen oksidan dan lainnya.

Menumpuknya gas rumah kaca seperti CO2 (Karbon Dioksida), CH4

(Metana), dan N2O (Dinitrogen Oksida) di atmosfer menyebabkan tertahannya energi

panas matahari di atmosfer yang seharusnya dilepaskan kembali keluara angkasa,

karena gas rumah kaca mempunyai sifat menyerap dan kemudian memancarkan

kembali energi matahari tersebut. Pada kondisi yang normal gas-gas tersebut dalam

jumlah yang proporsional menyebabkan suhu atmosfer bumi menjadi hangat, tetapi

jika jumlahnya tidak lagi proporsional (semakin bertambah) maka fungsi

menghangatkan atmosfer menjadi berlebih sehingga mengakibatkan suhu atmosfer

bumi menjadi meningkat.

Rerata konsentrasi CO2, CH4, dan N2O yang terukur di Bukit Kototabang

sampai dengan pertengahan tahun 2009 berturut-turut sebesar 381.7 ppm, 1824.5 ppb,

dan 323 ppb. Dibandingkan dengan konsentrasi ketiga gas tersebut di masa pra-

revolusi industri, terjadi peningkatan konsentrasi untuk CO2 sebesar 37.3%, 160.6%

untuk CH4, dan 19.6% untuk N2O. Peningkatan konsentrasi CO2 yang terukur di

udara Bukit Kototabang menyebabkan terjadinya peningkatan nilai radiative forcing.

Rerata nilai radiative forcing CO2 selama pengukuran sebesar 1.634 ± 0.04 Wm-2,

radiative forcing CH4 sebesar 0.509 ± 0.003 Wm-2, dan nilai radiative forcing N2O

sebesar 0.168 ± 0.005 Wm-2 (Nahas & Setiawan, 2009)

Hasil studi trend curah hujan ekstim di Kota Padang dengan menggunakan

data curah hujan tahun 1970-2008 menunjukan bahwa adanya kecenderungan jumlah

curah hujan tahunan di Kota Padang pada periode tersebut yang semakin berkurang

dan curah hujan yang turun di Kota padang pada periode tersebut cenderung

terakumulasi pada satu waktu sehingga curah hujan yang terjadi cenderung semakin

tinggi intensitasnya (Nugroho, 2009). Sementara hasil monitoring tinggi permukaan

air laut di pantai Padang, periode 2005-2010 terlihat adanya trend kenaikan tinggi

muka air laut di pantai Padang dengan slope sebesar 4.5 mm.

Page 19: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

17

Perubahan iklim adalah perubahan unsur-unsur iklim yang terjadi dalam

jangka waktu panjang (50-100 tahun). Perubahan ini dipengaruhi oleh kegiatan

manusia yang menghasilkan gas rumah kaca. Perubahan iklim global sesungguhnya

merupakan salah satu buah dari kemajuan peradapan manusia, yakni masyarakat

industri yang dilandasi dengan budaya ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Budaya industri sangat bergantung pada energi minya (fosil), baik dalam proses

produksi, transportasi, penerangan, penerangan, pariwisata, dan lain-lain (Guntoro,

2011).

Pertumbuhan penduduk merupakan kontributor tidak langsung dan salah satu

penyebab utama efek rumah kaca. Dengan meningkatnya populasi terjadi pula

peningkatan berbagai kebutuhan. Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri

yang menyebabkan peningkatan pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek

rumah kaca. Gas rumah kaca juga bisa dilepas ke atmosfer karena pembakaran bahan

bakar fosil seperti minyak, batubara, dan gas. Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil

berkontribusi terhadap penambahan gas rumah kaca yang pada gilirannya memicu

pemanasan global. Sumbangan utama terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer

berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi, batu bara dan gas

bumi. Pembakaran bahan-bahan tersebut menambahkan 18,35 miliar ton karbon

dioksida ke atmosfer tiap tahun. 18,35 miliar ton karbon dioksida = 18,35 x 1012 atau

18.350.000.000.000 kg karbon dioksida. Dari konsumsi energi dunia saat ini (tidak

termasuk kayu bakar), sedikit di bawah 40 persen adalah minyak bumi, 27 persen

batu bara, dan 22 persen gas bumi, sementara listrik tenaga air dan nuklir merupakan

11 persen sisanya, (Faley, hal 7-8, 1993).

Peningkatan populasi penduduk bepengaruh juga terhadap pemakaian

peralatan listrik, misalnya lemari es model lama menggunakan gas yang dikenal

sebagai Chlorofluorocarbon (CFC), farfum yang memakai sedikit gas, dan lainnya.

Gas CFC yang terlepas ke atmosfer dapat berperan sebagai gas rumah kaca yang

memicu peningkatan suhu bumi. Begitu juga pemakaian gas tersebut dibidang

produksi, penerangan, transportasi, pariwisata dan lainnya.

Page 20: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

18

Pada dasa warsa terakhir ini perubahan iklim yang melanda dunia telah

menyibukkan perhatian masyarakat internasional. Pertemuan demi pertemuan di

tingkat global, yang kemudian diikuti dengan pertemuan di tingkat nasional

diselenggarakan untuk membahas bagaimana manusia bisa beradaptasi dan bisa

memitigasikan dampak dari perubahan iklim yang tengah terjadi. Di mana-mana

bencana alam yang terjadi seperti banjir, kekeringan, angin putting beliung, ketebalan

salju yang turun, es kutup yang mencair, diduga terkait dengan perubahan iklim

dunia. Para cerdik pandai menginformasikan bahwa iklim berubah secara pasti karena

terpicu oleh kegiatan-kegiatan manusia (Sastrapradja, 2010).

Keseluruhan permasalahan diatas perlu dikaji secara komprehensif guna

mendeteksi adanya perubahan iklim akibat pertambahan jumlah penduduk dan perlu

diterapkan adaptasi dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim tersebut.

Page 21: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

19

BAB IVMETODE PENELITIAN

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan waktu pelaksanaan penelitian

adalah 2 tahun, yang dibedakan atas 2 tahap, yaitu : tahap I pada bulan April 2013 –

bulan April 2014 dan tahap II pada bulan April 2014 – bulan April 2015.

Pada tahun pertama dilakukan deteksi terhadap perubahan iklim dan hasil

yang ditargetkan adalah (1) Mendeteksi perubahan iklim yang terjadi akibat

pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang. (2) Menganalisis keterkaitan

perubahan iklim dengan pertambahan jumlah penduduk yang terjadi di Kota Padang

(3) Medeteksi perubahan iklim yang terjadi akibat penambahan jumlah penduduk di

Kota Padang.

Pada tahun kedua : (1) Mengidentifikasi dan menyusun sistem adaptasi untuk

menyikapi perubahan iklim yang terjadi akibat pertambahan jumlah penduduk di

Kota Padang, (2) Mensosialisasikan kepada masyarakat sistem adaptasi dalam

menyikapi perubahan iklim akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang, (3)

Mensimulasikan kepada masyarakat sistim yang adaptasi dalam menyikapi perubahan

iklim akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang.

Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Kota Padang, dengan menggunakan data iklim

yang dapat dianggap mewakili Kota Padang. Untuk adaptasi perubahan iklim yang

akan dilakukan pada penelitian tahap 2, akan dilakukan pada sebuah daerah terpilih

di Kota Padang dengan melaksanakan praktek simulasi terhadap perubahan iklim.

Data Penelitian

Untuk mendeteksi terjadinya perubahan iklim di Kota Padang, diperlukan data

unsur-unsur klimatologi terutama curah hujan, suhu udara minimum dan suhu udara

maksimum selama 30 tahun terakhir..Untuk mengetahui terjadinya perubahan iklim

juga digunakan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Selain itu juga digunakan

data sosial ekonomi, terutama data perrtumbuhan penduduk Kota Padang.

Page 22: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

20

Data unsur-unsur klimatologi bersumber dari Stasiun Klimatologi Sicincin.

Data konsentrasi gas rumah kaca bersumber dari Satasiun Pemantau Atmosfer Global

(GAW) Bukit Kototabang. Sedangkan data penduduk dan sosial ekonomi Kota

padang diperoleh dari BPS Kota padang.

Pengolahan data

- RclimDexData-data klimatologi diolah dengan menggunakan software RClimDex,

sebuah package software berbahasa R yang dikembangkan oleh Climate Research

Branch of Meteorological Service of Canada untuk kepentingan Expert Team for

Climate Change Detection and Indices (ETCCDMI) untuk mendeteksi dan

monitoring perubahan iklim dengan fokus utama pada kejadian-kejadian iklim

ekstrim.

Gambar 1. Software RclimDex 1.0 yang dijalankan dengan program R

- Indeks iklim ekstrimDalam studi ini digunakan 18 indeks iklim ekstrem, masing-masing 9 indeks

untuk temperatur ekstrim dan 9 indeks untuk kejadian hujan ekstrim. Indeks iklim

ekstrim tersebut merupakan rekomendasi dari Experts Team for Climate Change

Monitoring and Indices (ETCCDMI). Untuk indeks temperatur udara ekstrim

diantaranya adalah : trend maksimum temperatur udara maksimum (TXx),

Page 23: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

21

maksimum temperatur udara minimum (TNx), minimum temperatur udara

maksimum (TXn), minimum temperatur udara minimum (TNn), kecenderungan

jumlah hari dingin di malam hari (TN10p), jumlah hari dingin di siang hari (TX10p),

jumlah hari hangat pada malam hari (TN90p), hari hangat di siang dan diurrnal

temperature range (DTR). Secara lengkap indeks temperatur ekstrim ini dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Indeks temperatur ekstrimID Indicator name Definitions UNITS

TXx Max Tmax Monthly maximum value of daily maximum temp ºCTNx Max Tmin Monthly maximum value of daily minimum temp ºC

TXn Min Tmax Monthly minimum value of daily maximum temp ºC

TNn Min Tmin Monthly minimum value of daily minimum temp ºC

TN10p Cool nights Percentage of days when TN<10th percentile Days

TX10p Cool days Percentage of days when TX<10th percentile Days

TN90p Warm nights Percentage of days when TN>90th percentile Days

TX90p Warm days Percentage of days when TX>90th percentile Days

DTRDiurnaltemperaturerange

Monthly mean difference between TX and TN ºC

Sedangkan untuk kejadian hujan ekstrim, diantaranya menggunakan indkes :

jumlah curah hujan maksimum dalam 1 hari (RX1D), jumlah curah hujan maksimum

selama 5 hariberturut-turut (RX5D), indeks intensitas hujan harian (SDII), trend

terjadinya hujan sangat lebat, dalam hal ini ditentukan hujan dengan intensitas lebih

dari 125 milimeter per hari atau lebih (R125), trend jumlah hari dengan curah hujan

kurang dari 1 mm per hari (CDD), trend jumlah hari dengan jumlah hujan 1 mm per

hari atau lebih (CWD), trend kejadian dimana terjadi kondisi hari yang sangat basah

(R95p), trend kejadian dimana terjadi dengan kondisi hari basah yang ekstrim

(R99p), dan trend jumlah hujan tahunan (PRCPTOT). Selengkapnya indeks hujan

ekstrim ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 24: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

22

Tabel 2. Indeks curah hujan ekstrimID Indicator name Definitions UNITS

RX1D Max 1-dayprecipitation amount Monthly maximum 1-day precipitation Mm

Rx5D Max 5-dayprecipitation amount

Monthly maximum consecutive 5-dayprecipitation Mm

SDII Simple daily intensityindex

Annual total precipitation divided by thenumber of wet days (defined asPRCP>=1.0mm) in the year

mm/day

R125 Number of daysabove 125 mm

Annual count of days when PRCP>=125mm, (user defined threshold) Days

CDD Consecutive drydays

Maximum number of consecutive days withRR<1mm Days

CWD Consecutive wetdays

Maximum number of consecutive days withRR>=1mm Days

R95p Very wet days Annual total PRCP when RR>95th percentile Mm

R99p Extremely wet days Annual total PRCP when RR>99th percentile Mm

PRCPTOT Annual total wet-dayprecipitation Annual total PRCP in wet days (RR>=1mm) Mm

- Mann-Kendall test

Gambar 2. Program Mann-Kendall yang dijalankan dengan microsoft excel

Untuk mengetahui trend dan signifikanitas dari indeks-indeks ekstrim tersebut

dilakukan uji trend dengan dengan menggunakan Mann Kendal test dengan

Page 25: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

23

menggunakan program Makensen, yang menu utamanya seperti terlihat pada Gambar

2. Makensen merupakan sebuah template statistik yang di jalankan pada microsoft

excel, merupakan suatu program statistik yang digunakan untuk menghitung variasi

trend tahunan yang dibuat oleh Institute Meteorologi Finlandia pada tahun 2002.

- Perubahan Tutupan Lahan

Perubahan tutupan lahan di analisis melalui Citra Landsat ETM +7 tahun

1985 dan 2013 dengan GIS ERDAS 8.5

Bagan Alur Penelitian

Untuk lebih jelasnya berikut ini dipaparkan bagan alir penelitian sebagai berikut:

Tahun I (40 %)

1. Mendeteksi perubahan iklim yang terjadi akibat pertambahan jumlah penduduk

di Kota Padang.

2. Menganalisis keterkaitan perubahan iklim dengan pertambahan jumlah

penduduk yang terjadi di Kota Padang.

3. Memetakan deteksi perubahan iklim yang terjadi akibat penambahan jumlah

penduduk di Kota Padang.

Tahun II (60 %)

1. Mengidentifikasi dan menyusun sistem adaptasi untuk menyikapi perubahan

iklim yang terjadi akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang.

2. Mensosialisasikan kepada masyarakat sistem adaptasi dalam menyikapi

perubahan iklim akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang.

3. Mensimulasikan kepada masyarakat sistim adaptasi dalam menyikapi

perubahan iklim akibat pertambahan jumlah penduduk di Kota Padang.

Page 26: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

24

Dihasilkan Deteksi dan Adaptasi terhadap Perubahan Iklim di Kota Padang

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deteksi Perubahan Iklim Akibat Pertambahan Penduduk di KotaPadang

Pada tahun 1985 penduduk Kota Padang berjumlah 515.318 jiwa dan data

penduduk terakhir yang digunakan pada penelitian ini, jumlah penduduk Kota Padang

telah mencapai 833.562 jiwa, atau mengalami pertambahan penduduk sebanyak

Page 27: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

25

318.344 jiwa selama hampir 30 tahun. Pada Gambar 3 terlihat trend pertumbuhan

jumlah penduduk Kota Padang dari tahun 1985-2010. Pada gambar tersebut terlihat

trend positif pertumbuhan penduduk Kota Padang dengan pertumbuhan rata-rata

pertahun sebesar 1.87%. Pertumbuhan penduduk terbesar terjadi pada periode tahun

1985 hingga 1986. Pada tahun 2000-2001 dan 2010, pertumbuhan penduduk Kota

Padang mengalami penurunan yang diakibatkan oleh beberapa faktor penyebab,

seperti yang terjadi pada tahun 2010 disebabkan banyaknya penduduk Kota Padang

yang pindah domisili di luar Kota Padang akibat bencana gempa bumi yang melanda

Kota Padang pada September 2009.

Gambar 3. Trend pertumbuhan penduduk Kota Padang periode tahun1985-2010

Menumpuknya gas rumah kaca seperti CO2 (Karbon Dioksida), CH4

(Metana), dan N2O (Dinitrogen Oksida) di atmosfer menyebabkan tertahannya energi

panas matahari di atmosfer yang seharusnya dilepaskan kembali keluara angkasa,

karena gas rumah kaca mempunyai sifat menyerap dan kemudian memancarkan

kembali energi matahari tersebut. Pada kondisi yang normal gas-gas tersebut dalam

jumlah yang proporsional menyebabkan suhu atmosfer bumi menjadi hangat, tetapi

jika jumlahnya tidak lagi proporsional (semakin bertambah) maka fungsi

menghangatkan atmosfer menjadi berlebih sehingga mengakibatkan suhu atmosfer

bumi menjadi meningkat.

Page 28: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

26

Gambar 4a. Trend konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) periode tahun2004-2012, hasil monitoring di Stasiun PemantauAtmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, SumateraBarat.

Gambar 4b. Trend konsentrasi Methan (CH4) periode tahun 2004-2012, hasil monitoring diStasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang, Sumatera Barat.

Page 29: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

27

Gambar 4c. Trend konsentrasi Dinitrogen Oksida (N2O) periode tahun 2004-2010, hasilmonitoring di Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang,Sumatera Barat.

Rerata konsentrasi CO2, CH4, dan N2O yang terukur sampai dengan

pertengahan tahun 2010 berturut-turut sebesar 381.7 ppm, 1824.5 ppb, dan 323 ppb.

Dibandingkan dengan konsentrasi ketiga gas tersebut di masa pra-revolusi industri,

terjadi peningkatan konsentrasi untuk CO2 sebesar 37.3%, 160.6% untuk CH4, dan

19.6% untuk N2O. Peningkatan konsentrasi CO2 yang terukur menyebabkan

terjadinya peningkatan nilai radiative forcing. Rerata nilai radiative forcing CO2

selama pengukuran sebesar 1.634 ± 0.04 Wm-2, radiative forcing CH4 sebesar 0.509

± 0.003 Wm-2, dan nilai radiative forcing N2O sebesar 0.168 ± 0.005 Wm-2 (Nahas

CN dan B. Setiawan, 2009). Trend konsentrasi CO2, CH4, dan N2O periode tahun

2004-2010, terlihat pada Gambar 4a, 4b dan 4c.

B. Keterkaitan Perubahan Iklim Akibat Pertambahan Penduduk di KotaPadang

Perubahan tutupan lahan (land cover change) merupakan suatu fenomena

perkotaan yang sangat sulit ditanggulangi secara cepat dan tepat. Hal ini disebabkan

Page 30: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

28

oleh pembangunan yang dilaksanakan secara langsung mendesak lahan-lahan alami

untuk berubah fungsi. Sejalan dengan perkembangan kota, dengan semakin besar

desakan terhadap lahan-lahan dan wilayah-wilayah yang tergolong sebagai hutan

yang dikonversi menjadi lahan terbangun akan mengakibatkan persentase CO2

meningkat di atmosfer. Demikian pula dengan perubahan lahan pertanian dan

peternakan menjadi lahan terbangun akan mengakibatkan persentase N2O dan NH4

menunjukan trend yang selalu meningkat, sehingga akan berpengaruh langsung

terhadap perubahan-perubahan kondisi iklim pada suatu wilayah (Hermon, 2012).

CO2, N2O, dan NH4 tergolong pada gas rumah kaca (GRK) yang secara

alami dapat menjerap radiasi panas tersebut di atmosfer, sehingga terjadi kondisi-

kondisi iklim yang tidak stabil dan tergolong iklim ekstrim, baik kondisi temperatur

dan curah hujan yang semakin ekstrim. Emisi GRK juga akan meningkat tajam akibat

meningkatnya konsumsi bahan bakar fosil (BBF) sejak revolusi industri pada

pertengahan tahun 1980-an. Meskipun dalam dekade terakhir ini, emisi CH4

mengalami penurunan hingga 22 juta ton/tahun dari 37 juta ton/tahun pada dekade

sebelumnya dan emisi N2O juga menurun sedikit dari 3,9 menjadi 3,8 juta ton/tahun.

Emisi CO2 meningkat lebih dari dua kali lipat dari 1400 juta ton/tahun menjadi 2900

juta ton/tahun. Akibatnya suhu atmosfer Bumi sekarang menjadi 0,50C lebih panas

dibanding suhu pada zaman pra-industri. Dalam jangka panjang suhu Bumi akan

cenderung semakin panas dari suhu sekarang (IPCC, 2001; Hermon, 2010).

Hasil analisis Citra Landsat 5+TM tahun 1985 dan Citra Landsat 7+ETM

tahun 2013. Perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun di Kota Padang

menunjukkan trend perubahan yang meningkat. Trend peningkatan perubahan

tutupan lahan menjadi lahan terbangun umumnya terjadi pada kawasan bagian timur

Kota Padang melalui alih fungsi tutupan lahan hutan, kebun, semak, dan sawah

menjadi lahan terbangun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 3. Luas Masing-Masing Tutupan Lahan Tahun 1985 dan 2013di Kota Padang

No Tipe Tutupan Lahan Luas (ha)1985 2013

1 Terbangun 3.157,0 28.573,22 Lahan Terbuka 513,4 1.709,9

Page 31: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

29

Sumber: Hasil Analisis GIS Matrix Citra Landsat 5+TM tahun 1985 danCitra Landsat 7+ETM tahun 2013 dengan ERDAS 8.6 (2013)

Perubahan tutupan lahan menjadi lahan terbangun yang cukup ekstrim

terjadi pada lahan hutan, semak, sawah, dan kebun campuran. Perubahan tutupan

lahan hutan menjadi lahan terbangun dari tahun 1985-2013 seluas 11.758,9 ha

sedangkan perubahan tutupan lahan sawah menjadi lahan terbangun seluas 5.977,1

ha. Selain itu, perubahan tutupan lahan kebun menjadi lahan terbangun seluas 5.872,4

ha dan perubahan tutupan lahan semak menjadi lahan terbangun seluas 3.337,3 ha.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Perubahan Tutupan Lahan menjadi Lahan Terbangundi Kota Padang tahun 1985-2013

Kondisi tersebut mengakibatkan trend GRK juga mengalami peningkatan

yang signifikan, baik peningkatan CO2, N2O, maupun NH4 di atmosfer yang

3 Semak 4.901,6 1.917,54 Kebun Campuran 13767,2 7.539,75 Hutan 40.879,5 29.375,76 Sawah 5897,3 1.997,57 Sungai dan Laut 380,0 380,0

Jumlah 69.496 69.496

Page 32: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

30

mengakibatkan terjadinya perubahan temperatur dan perubahan pola hujan di Kota

Padang.

Gambar 6. Trend Perubahan GRK di Kota Padang

Terjadinya peningkatan CO2 di Kota Padang akibat terjadinya konversi

tutupan lahan hutan menjadi lahan terbangun yang cukup ekstrim. Kondisi tersebut

juga didukung oleh konversi tutupan lahan semak dan kebun menjadi lahan

terbangun, akibat mendesaknya kebutuhan masyarakat untuk membangun

permukiman dan fasilitas-fasilitas terbangun lainnya. Akibat yang terjadi, cadangan

Karbon yang tersimpan pada lahan hutan, semak, dan kebun terbebaskan (removal)

menjadi CO2. Trend N2O dan NH4 juga meningkat akibat dikonversinya lahan sawah

dan lahan-lahan perikanan serta peternakan menjadi lahan terbangun di Kota Padang.

Page 33: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

31

Gambar 7. Trend Indeks Temperatur Ekstrim di Kota Padang

Trend peningkatan GRK secara langsung mempengaruhi trend indeks

temperatur dan indeks curah hujan ekstrim di Kota Padang. Trend indeks temperatur

ekstrim yang ditandai trend TX10p yang menurun yang diikuti oleh trend TX90p

yang meningkat. Selain itu, trend TN10p secara langsung akan menurun dan trend

TN90p meningkat. Kondisi tersebut pada siang dan malam hari panas, akibat trend

TX90p dan TN90p meningkat, sehingga Kota Padang sudah mengalami pemanasan

global (global warming). Menurut IPCC (2001) pemanasan global merupakan

petunjuk sudah terjadinya perubahan iklim akibat meningkatnya GRK di atmosfer.

Page 34: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

32

Gambar 8. Trend Indeks Curah Hujan Ekstrim di Kota Padang

Trend curah hujan ekstrim terjadi di Kota Padang ditandai oleh tingginya

peningkatan Rx1day dibandingkan dengan peningkatan Rx5day, sehingga kondisi

hujan di Kota Padang memiliki intensitas yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif

pendek. Dengan kondisi tutupan lahan yang sudah banyak dikonversi menjadi lahan

terbangun, mengakibatkan tingginya akumulasi air di permukaan, sehingga

berpotensi menimbulkan bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor (Hermon,

2009; Hermon, 2012). Kondisi dengan intensitas yang cukup ekstrim dan tinggi

dalam waktu yang relatif pendek akan mengakibatkan trend CWD menurun dan trend

CDD meningkat. Hal ini juga mengakibatkan kondisi hidrologi yang tidak lagi stabil

di Kota Padang.

C. Memetakan Deteksi Perubahan Iklim yang Terjadi akibat PenambahanJumlah Penduduk di Kota Padang

1. Indeks Iklim Ekstrim

- Trend indeks temperatur ekstrim

Hasil pengamatan di banyak wilayah di dunia menunjukan terjadinya

penuruanan trend DTR. Secara global, rata-rata terjadi penurunan DTR sebesar 0.4OK selama periode pengamatan 1950-1993. Penurunan trend DTR secara konsisten

berhubungan dengan adanya beberapa pengaruh lokal, seperti laju urbanisasi, irigasi,

desertifikasi, dan laju perubahan lahan yang semuanya dapat berpengaruh pada trend

Page 35: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

33

DTR, khususnya laju urbanisasi yang menyebabkan trend DTR yang bernilai negatif.

Namun penurunan trend DTR tidak terjadi di stasiun-stasiun pemantauan iklim yang

terletak di daerah-daerah rural (Geerts, 2002)

Perubahan lahan sebagai akibat dari semakin meningkatnya laju urbanisasi

yang tidak terkendali akan menciptakan apa yang disebut sebagai urban heat island

(UHI) yand diduga ikut bertanggung jawab dalam menyebabkan terjadinya

pemanasan di atas daratan sebagai akibat dari penurunan trend rata-rata DTR dalam

beberapa dekade terakhir (Zhou, L., et al, 2004)

Di negara-negara bekas pecahan Uni Soviet dan Amerika Serikat, DTR

mempunyai korelasi yang signifikasn dengan besarnya nilai rata-rata laju penguapan

panci terbuka. Penurunan trend DTR di wilayah ini diduga diakibatkan oleh

meningkatnya jumlah tutupan awan dan penurunan insolasi. Lebih jauh, hasil studi

dengan menggunkan model, terlihat bahwa menurunnya trend DTR ni diduga

disebabkan oleh kombinasi dari penyerapan secara langsung incoming solar radiation

pada bagian panjang gelombang infra merah, transport aerosol, dan radiative forcing

dari awan-awan rendah, termasuk didalamnya pengaruh dari penguapan yang terjadi

di permukaan tanah (Hasen, J. et al, 1995).

Pada Gambar 9, terlihat trend DTR di Kota Padang, mempunyai trend DTR

bernilai negatif, trend negatif DTR yang terjadi di Kota Padang mengindikasikan

adanya faktor-faktor mempengaruhi trend DTR tersebut bernilai negatif di kedua

wilayah studi tersebut, seperti teori yang dikemukakan sebelumnya.

Page 36: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

34

Gambar 9. Trend DTR di Kota Padang tahun 1982-2010.

Pada Gambar 10, ditunjukkan indeks temperatur ekstrim TX10p, dimana

trend TX10p di Kota Padang mempunyai trend bernilai negatif. Indeks temperatur

ekstrimTX10p merupakan indeks temperatur ekstrim dengan indikator jumlah hari

dingin di siang hari. Indeks TX10p mempunyai makna yang berlawanan dengan

indeks TN90p, yang merupakan indeks tempaeratur ekstrim dengan indikator jumlah

hari panas di malam hari, yang pada Gambar 11, terlihat trend indeks temperatur

ekstrim TN90p mempunyai trend positif (berkebalikan dengan trend TX10p) di Kota

Padang. Hal tersebut mengandung arti bahwa di Kota Padang, jumlah hari dingin

pada siang hari mengalami penurunan dan jumlah hari panas di malam hari

mengalami kenaikan.

Page 37: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

35

Gambar 10. Trend TX10p di Kota Padang tahun 1982-2010.

Gambar 11. Trend TN90p di Kota Padang tahun 1982-2010.

Hal yang hampir sama juga terjadi untuk trend indeks temperature ekstrim

TX90p dan TN10p. TX90p merupakan indeks temperatur ekstrim dengan indikator

jumlah hari panas di siang hari, sedangkan TN10p adalah indeks temperatur ekstrim

dengan indikator jumlah hari dingin pada malam hari. Pada Gambar 12, dapat dilihat

bahwa indeks temperatur ekstrim TX90p mempunyai nilai trend positif di Kota

Page 38: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

36

Padang. Sedangkan indeks temperatur ekstrim TN10p mempunyai trend negatif,

seperti pada Gambar 13, (berkebalikan dengan trend TX90p). Hal ini berarti bahwa di

Kota Padang, jumlah hari panas pada siang hari mengalami kenaikan dan jumlah hari

dingin di malam hari mengalami penurunan.

Gambar 12. Trend TX90p di Kota Padang tahun 1982-2010.

Gambar 13. Trend TN10p di Kota Padang tahun 1982-2010.Terjadinya kenaikan trend jumlah hari panas pada malam hari dan jumlah hari

panas pada siang hari dapat menggambarkan kemungkinan adanya peningkatan

frekuensi hari-hari dimana akumulasi jumlah awan-awan rendah yang lebih sering

terjadi pada malam hari dan peningkatan kondisi langit yang cerah pada siang hari.

Page 39: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

37

Kondisi langit yang cerah pada siang hari akan memberikan peluang lebih

besar untuk masuknya radiasi matahari yang lebih banyak sehingga menyebabkan

suhu udara maksimum menjadi lebih tinggi. Selain itu adanya intensitas radiasi

matahari akan menyebabkan penguapan dari sumber-sumber perairan di permukaan

bumi. Dari penguapan yang intensif pada siang hari tersebut, akan menghasilkan

awan-awan rendah jenis konvektif pada sore menjelang malam hari. Akumalasi

jumlah awan-awan rendah pada malam hari ini akan menjadi green house effect bagi

radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi yang akan kembali ke angkasa,

yang akan memantulkan sebagian radiasi gelombang panjang tersebut ke permukaan

bumi.

Semakin banyak radiasi matahari yang masuk permukaan bumi pada siang

hari maka akan semakin banyak pula radiasi gelombang panjang yang akan

dikembalikan ke angkasa dari permukaan bumi. Demikian pula, semakin banyak

jumlah awan-awan rendah di angkasa pada malam hari, maka semakin besar pula

radiatif forcing dari awan-awan tersebut memantulkan radiasi gelombang panjang ke

permukaan bumi. Dan semakin banyak radiasi gelombang panjang yang masuk

permukaan bumi pada malam hari, maka suhu permukaan bumi pada malam hari juga

semakin tinggi. Selain peningkatan jumlah awan-awan rendah pada malam hari, hal

ini juga dapat disebabkan oleh karena faktor lingkungan, misalnya di lingkungan

perkotaan atau di daerah yang awalnya berupa daerah remote menjadi daerah yang

mulai berkembang oleh adanya pembangunan infrastruktur ataupun fungsi alih lahan

di daerah tersebut.

Jika diperhatikan, trend yang tampak signifikan dari indeks temperatur

ekstrim (TX10p, TX90p, TN10p dan TN90p), terjadi di Kota Padang. Kota Padang

merupakan kota terbesar di wilayah Propinsi Sumatera Barat. Pada daerah perkotaan,

dimana sebagian besar mobilitas masyarakat terpusat, baik perniagaan, perkantoran,

pendidikan dan aktivitas masyarakat lainnya menyebabkan transportasi menjadi padat

yang selanjutnya akan menambah konsentarsi polutan (baik berupa padatan maupun

gas) di atmosfer. Belum lagi ditambah dengan jumlah penduduk yang semakin

Page 40: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

38

meningkat yang akan terus membutuhkan lahan untuk tempat tinggal maupun

kebutuhan akan ruang lainnya yan sudah pasti akan mengurangi luas ruang terbuka

hijau. Hal-hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi

kondisi iklim mikro dan iklim lokal terutama temperatur udara di Kota Padang.

- Trend indeks curah hujan ekstrim

Hasil studi Nugroho (2009), tentang trend hujan ekstrim di Kota Padang

dengan menggunakan data curah hujan selama tiga puluh tahun menyatakan bahwa

trend jumlah curah hujan tahunan di Kota Padang cenderung mengalami penurunan,

hal yang sama juga terlihat pada ploting jumlah curah hujan tahunan periode 1982-

2010, seperti yang terlihat pada Gambar 14. Penurunan curah hujan tahunan sangat

signifikan terjadi pada saat munculnya fenomena atmosfer global; dipole mode event

positiv (IOD+) tahun1994 dan El Nino tahun 1997, yang pada dasarnya kedua

fenomena atmsfer global tersebut menggambarkan pengaruh suhu permukaan laut,

khususnya yang berada di Samudera Hindia terhadap curah hujan di wilayah

Sumatera Barat pada umumnya dan di Kota Padang pada khususnya. (Nugroho,

2003; Nugroho, 2005).

Gambar 14. Trend Jumlah Hujan Tahunan (PRCPTOT) di Kota Padang tahun 1982-2010Kecenderungan penurunan jumlah curah hujan di daerah tropis ini disebabkan

karena bertambah luasnya daerah tropis atau terbentuknya daerah tropis baru

sementara jumlah uap air sebagai pembentuk curah hujan jumlahnya relative tetap.

Secara sederhana, kenaikan suhu bumi sebagai akibat dari pemanasan global akan

Page 41: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

39

menyebabkan curah hujan yang turun di daerah tropis cenderung berkurang, dengan

curah hujan menjadi lebih lebat, tetapi dalam periode waktu yang lebih pendek atau

dengan kata lain intensitas hujan yang turun menjadi lebih lebat (Aldrian, 2007).

Hasil analisis trend Rx1day yang lebih besar dari Rx5day menunjukan adanya

kecenderungan curah hujan yang turun akan lebih banyak terakumulasi pada waktu 1

hari dibandingkan waktu yang lebih lama (5 hari). Trend Rx1day dan Rx5day,

masing-masing terlihat pada Gambar 15 dan 16. Curah hujan yang turun dalam satu

hari (Rx1day), berhubungan dengan terjadinya kondisi basah yang terus menerus

(CWD) dan atau kondisi kering yang terus menerus (CDD). Trend CWD dan CCD di

Kota Padang tahun 1982-2010, berturut-turut seperti terlihat pada Gambar 17 dan 18.

Gambar 15. Trend Rx1day di Kota Padang tahun 1982-2010.

Page 42: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

40

Gambar 16. Trend Rx5day di Kota Padang tahun 1982-2010.

Gambar 17. Trend CWD di Kota Padang tahun 1982-2010.

Gambar 18. Trend CDD di Kota Padang tahun 1982-2010.

Page 43: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

41

Sementara indeks SDII yang positif menunjukan curah hujan yang cenderung

semakin lebat, namun waktunya semakin singkat atau dengan kata lain intensitas

curah hujan yang turun cenderung semakin tinggi. Trend indeks SDII seperti terlihat

pada Gambar 19.

Gambar 19. Trend Intensitas Hujan Harian (SDII) di Kota Padang tahun 1982-2010.

Analisis lain yang juga memperkuat pernyataan tersebut adalah dengan

membuat semacam trend banyaknya jumlah hari hujan dengan intensitas tertentu,

misalnya pada saat curah hujan ≥ 10 mm/hari (R10), ≥ 20/hari mm (R20), dan

seterusnya hingga jumlah hari hujan pada saat curah hujan ≥ 200 mm/hari (R200),

seperti yang terlihat pada Gambar 20.

Pada gambar terlihat slope trend R10 hingga R75 masih berada dibawah garis

nol atau bernilai negatif. Slope mulai bernilai positif setelah intensitas curah hujan

sedikit lebih besar dari 75 mm/hari (sekitar 76 mm/hari) dan slope tertinggi terjadi

antara R100-R125. Hal ini berarti bahwa curah hujan dengan intensitas 10 mm/hari

hingga 75 mm/hari yang terjadi di Kota Padang pada periode 1970-2008 cenderung

semakin berkurang terjadi, sedangkan curah hujan dengan intensitas lebih besar dari

75 mm/hari cenderung sering terjadi dengan intensitas yang paling sering terjadi di

Page 44: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

42

Kota Padang pada periode tersebut adalah curah hujan dengan intenitas 100 mm/hari

dan 125 mm/hari.

Gambar 20. Rata-Rata Slope Trend Curah Hujan Maksimum Harian 1982-2010di Kota Padang

Perubahan-perubahan indeks curah hujan ekstrim yang terjadi di Kota Padang

tidak terlepas dari adanya variabilitas pola sirkulasi atmosfer pada sekala yang lebih

luas (regional/global), yang diduga berhubungan dengan gejala pemanasan global

yang terjadi akibat semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca yang ada

di atmosfer. Pola sirkulasi atmosfer sekala regional/global yang turut berpengaruh

terhadap terjadinya curah hujan ekstrim di Kota Padang antara lain ENSO, IOD, ISO,

dan terjadinya siklon tropis.

Page 45: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

43

BAB VIRENCANA TAHAP BERIKUTNYA

Hasil yang telah dicapai pada Laporan Kemajuan Penelitian Hibah Bersaing

ini belum sesuai tujuan yang diharapkan. Beberapa tujuan utama yang belum tercapai

hingga laporan kemajuan ini tersusun diantaranya adalah belum dilakukan uji

signifikansi trend dari bebera paparameter yang dianalisis, hubungan atau korelasi

antara faktor yang diduga penyebab terjadinya perubahan iklim (mis: pertumbuhan

penduduk) dengan indeks-indeks iklim ekstrim yang terjadi. Untuk melakukan

adaptasi terhadap perubahan iklim di Kota Padang, yang merupakan tujuan akhir dari

penelitian ini, diperlukan proyeksi unsur-unsur iklim pada waktu mendatang.

Rencana kerja tahap berikutnya yang akan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan-tujuan penelitian yang telah direncanakan adalah membuat signifikansi trend,

menghitung hubungan statistik antara faktor yang diduga penyebab perubahan iklim

dengan fenomena kejadian-kejadian iklim ekstrim, dan seterusnya membuat proyeksi

unsur-unsur iklim. Tahapan kerja yang tidak kalah penting adalah melakukan analisis

yang mendalam dalam hal pendeteksian perubahan iklim, proyeksi iklim dan rencana

adaptasi terhadap perubahan iklim di Kota Padang.

Page 46: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

44

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah:

1. Trend positif pertumbuhan jumlah penduduk Kota Padang dan terus

bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer di sekitar wilayah

Sumatera Barat.

2. Meningkatnya gas rumah kaca di Kota Padang akibat pertumbuhan penduduk

yang signifikan sehing menimbulkan alih fungsi lahan hutan dan pertanian

menjadi lahan permukiman, sehingga secara langsung akan menimbulkan

terjadinya trend indeks temperatur ekstrim yang terjadi di Kota Padang bernilai

positif untuk indeks TN90p and TX90p dan bernilai negatif TN10p and TX10p,

dan indeks DTR.

3. Pada umumnya trend indeks curah hujan ekstrim di Kota Padang menunjukan

trend positif, (R125, RX1D, RX5D, R95p, R99p dan SDII), sementara indeks

curah hujan ekstrim yang lainnya (CDD, CWD and PrcpTot) menunjukkan trend

yang negatif.

Saran

Dari hasil pengolahan data maka dapat disarankan antara lain :

1. Dengan adanya indikasi telah terjadinya perubahan iklim di Kota Padang, maka

disarankan kepada Pemerintah Kota Padang agar melaksanakan mitigasi dan

adaptasi terhadap perubahan iklim kepada masyarakat dan lingkungan.

2. Agar Pemeerintah Kota Padang segera memasukkan kebijakan adaptasi dan

mitigasi terhadap perubahan iklim di dalam kerangka kerja pemerintahan.

Page 47: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

45

DAFTAR PUSTAKA

Aldrian, E., 2007. Perubahan iklim global dan dampak terhadap iklim benua maritimdi laut dan di daratan. Prosiding Jurnal Club Tahun 2007. Badan Meteorologi danGeofisika. ISBN:978-979-1241-11-3

Geerts, B., 2002. Empirical estimation of the monthly-mean daily temperature range.Theor. Appl. Climatol. DOI 10.1007/s00704-002-0715-3.

Guntoro, Suprio. 2011. Saatnya Menerapkan Pertanian Tekno-ekologis. PTAgromedia Pustaka. jakarta

Hansen J, Sato M, and Ruedy R., 1995. Long-term changes of the diurnal temperaturecycle: implication about mechanism of global change. Atmos Res 37: 175-209.

Heddy, Suwasono, 2010. Agroekosistim Permasalahan Lingkungan Pertanian, BagianPertama. PT Rajawali Press. Jakarta

Hermon, D. 2013. Dinamika Cadangan Karbon akibat Perubahan Tutupan Lahan diKota Padang. Forum Geografi Jurnal

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). 2007. A report of the WorkingGroup of the Intergovernmental Panel on Climate Change Summary forPolicymakers, Geneva, Intergovernmental Panel on Climate Change.

Jones, C., Duane E. W., K. M. Lau, and W. Stern. 2004. Global Occurrences ofExtreme Precipitation and the Madden–Julian Oscillation: Observations andPredictability. Journal of Climate. American Meteorological Society

Nahas, C.N. dan B. Setiawan, 2010. Penentuan Radiative Forcing Dan AnnualGreenhouse Gas Index (Aggi) Dari Karbon Dioksida, Metana, Dan Nitrous OksidaHasil Pengukuran Di Bukit Kototabang. Buletin Megasains, Vol.4

Nugroho, S., Heron, T., dan Eddy, S. 2009. Trends Curah Hujan Ekstrim di KotaPadang, 1970-2008, Buletin Megasains, Vol.4.

Nugroho, S. 2011. Kajian Simulasi Adaptasi Terhadap Tingkat Kenyamanan TermalAkibat Perubahan Iklim Global Di Kota Padang, Karya Tulis Ilmiah DiklatFungsional Peneliti-LIPI, Tahun 2010. Jurnal Widyariset, Vol.14 Thn 2011,Pusbindiklat-LIPI.

Page 48: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

46

Pudja, I.P. dan Suhardi, B. 2010. Fenomena Perubahan Iklim di Indonesia. BadanMeteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta.

Sastrapradja, S.D dan Elizabeth A.W. 2010. Keanekaragaman Hayati PertanianMenjamin Kedaulatan Pangan. LIPI Press. Jakarta.

Zhang, X and Yang, F. 2004. User Manual RclimDex (1.0). Climate ResearchBranch, Enviroment Canada, Downsview, Ontario, Canada.

Zhou L, Dickinson RE, Tian Y, Fang J, Li Q, Kaufman RK, Tucker TH and MyneniRB., 2004. Evidence for a significant urbanization effect on climate in China. PNASVol. 101 No. 26 : 9540-9544.

Page 49: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

47

Lampiran 1. Biodata Ketua Peneliti1. Nama Lengkap : Dr. Dedi Hermon, MP2. Tempat dan tanggal lahir : Kepala Hilalang, 24-09-19743. NIP : 19740924 200312 1 0044. Pangkat/Golongan : Pembina (IV/a)/Lektor Kepala5. Lembaga/Unit Kerja : Jurusan Geografi Universitas Negeri Padang6. Pendidikan Terakhir : Doktor (S3)7. Alamat Kantor : Jl. Prof. Hamka Air Tawar Padang 25131

No. Telepon : 7051260No. Faximile : 7055628Email : [email protected] : http://www.unp.ac.id

8. Alamat Rumah : Komp. DPR Batang Kabung Ganting RT 02 RWII

No. Telepon :No. HP : 081386334039Email : [email protected]

9. Daftar Riwayat HidupI. PENDIDIKAN

Lulus Sekolah Dasar di SD Negeri 01 Kepala Hilalang, Kabupaten Padang

Pariaman pada tahun 1987, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP

Negeri Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 1990, dan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di SMA Negeri Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman

pada tahun 1993. Mendapat gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri

Padang (UNP), Padang pada tahun 1998. Pada tahun 1998 mendapatkan beasiswa

dari URGE dan BPPS melanjutkan pendidikan S2 ke Universitas Andalas (UNAND)

Padang pada jurusan Ilmu Tanah, Bidang Kajian Utama Genesis Tanah. Lulus S2

dengan predikat Cumlaude pada awal tahun 2001 dan mendapat gelar Master

Pertanian (MP). Tahun 2006 mendapat beasiswa dari BPPS untuk melanjutkan

pendidik doktor (S3) di Institut Pertanian (IPB) Bogor pada jurusan Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Lulus S3 dengan predikat Cumlaude pada

tahun 2009.

Page 50: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

48

II. PENGALAMAN BEKERJA

Tahun 2001 mulai bekerja di Proyek Penelitian Irigasi Pulau Punjung

Kabupaten Darmasraya, Sumatera Barat. Diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil

sebagai dosen di Jurusan Geografi UNP tahun 2003 sampai sekarang. Tahun 2010

aktif sebagai dosen Pascasarjana Universitas Negeri Padang pada Program Studi

Pendidikan Geografi dan Ilmu Lingkungan. Periode tahun 2013-2017 di angkat

sebagai Ketua Program Pascasarjana S2 Pendidikan Geografi FIS UNP.

III. PENGALAMAN PENELITIAN

Selama bekerja dan tugas belajar telah melakukan beberapa penelitian,antara lain sebagai berikut:

No. Kegiatan/Penelitian Tahun1. Kajian Litologi dan Genesis Tanah Upper DAS Anai 19992. Studi Perkembangan Tanah Abu Vulkanik pada Biosequent

Tergangu dan Alami2000

3. Studi Kontribusi Penggunaan Lahan dan Vegetasi terhadapKarakteristik Epipedon

2001

4. Analisis Spatial dan Risiko Longsorlahan Gunung PadangSumatera Barat

2004

5. Sistem dan Pengelolaan Tata Air Mikro di Lahan Pasang Surut 20056. Tingkat Bahaya Longsor Kawasan Upper DAS Anai Sumatera

Barat2005

7. Analisis Erodibilitas Tanah dengan Metode Bouyoucos untukArahan Pertanian Konservasi Ideal pada Biosequent MarapiSumatera Barat

2006

8. Prediksi Erosi Yang Diperbolehkan (edp) dan Degradasi FisikTanah Daerah Gunung Padang Sumatera Barat

2007

9. Tinjauan Degradasi Tanah Berdasarkan Penggunaan Lahan 200710. Dinamika Permukiman dan Arahan Kebijakan Pengembangan

Permukiman pada Kawasan Rawan Longsor di Kota PadangSumatera Barat

2009

11. Arahan Kebijakan Penataan Permukiman pada Kawasan RawanLongsor di Sumatera Barat

2010

12. Dinamika Cadangan Karbon Di Kota Padang 201113. Prediksi Erosi yang Diperbolehkan (edp) dan Degradasi Lahan 2012

Page 51: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

49

di Upper DAS Batang Kuranji Kota Padang14. Deteksi dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kota

Padang2013

IV. KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN ILMIAHKegiatan ilmiah yang pernah diikuti, antara lain seminar, workshop,

Lokakarya, dan Pelatihan yang secara rinci adalah sebagai berikut:

No. Keikutsertaan dalam Kegiatan IlmiahTahun Jenis Kegiatan Tempat

1. 2001 Pelatihan Konservasi Terpadu Padang2. 2001 Workshop “Strengthening Parcticipatory

Research: Spatial and SystemDiseminasions”

Lembang,Bandung

3. 2002 Pelatihan Metodologi Berbasis Riset Padang4. 2006 Pelatihan GIS untuk Pengelolaan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan (ArcView 3.3, Ar GIS 9.1, ERDAS 8.5)

PSL Bogor

5. 2007 Pelatihan Analisis Sistem untuk RisetKebihajakan (AHP, ISM, Sistem Pakar)

PSL Bogor

6. 2009 Pemateri Mitigasi Bencana Gempa Bumidan Tsunami

Batang Anai,Sumatera Barat

7. 2010 Penyusunan Renstra PPKLH UNP Padang8. 2010 Peserta Seminar Nasional Mitigasi

BencanaPadang

9. 2010 Pemateri GIS dan Teknik PengambilanKeputusan

Seminar Nasional,FT UNP

10. 2011 Pemateri GIS dalam Kerjasama BasisData Spasial UNP-Pemda Mentawai

Padang

11. 2013 Pemateri Seminar Internasional Adaptasidan Mitigasi Perubahan Iklim

STKIP PGRIPadang

V. PUBLIKASISelama bertugas menjadi peneliti telah menghasilkan beberapa karya ilmiah

yang diterbitkan, baik pada Jurnal, Buletin, majalah ilmiah, dan publikasi lainnya

(koran). Karya ilimiah yang sudah diterbitkan adalah sebagai berikut:

Page 52: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

50

No. Judul ArtikelNama Tahun

Terbit bidang KeahlianPublikasi/Jurnal/Prosiding

1 Karakteristik Epipedon Melanikberdasarkan Biosequent padaFisiografi Marapi

Jurnal SAINSTEK Vol.III No.1 2005 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

2 Analisis Spasial Tingkat BahayaLongsor Toposequent Marapi BagianBarat Kab. Tanah Datar

Jurnal GEOGRAFI Vol.02 2010 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

3 Prediksi Erosi Yang Diperbolehkan(edp) dan Degradasi Fisik TanahDaerah Gunung Padang SumateraBarat

Jurnal HIDROLITAN Vol. 1 2010 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

4 Arahan Kebijakan PengembanganPermukiman pada Kawasan RawanLongsor di Kota Padang

Jurnal SKALA Vol.1 No.3 2010 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

5 Analisis Erodibilitas Tanah denganMetode Bouyoucos untuk ArahanPertanian Konservasi Ideal dalamPembangunan Berkelanjutan

Jurnal PELANGI Vol. 2 No. 2 2010 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

6 Dinamika Cadangan KarbonBerdasarkan Perubahan TutupanLahan Menjadi Lahan Permukiman diKota Padang

Jurnal Forum Geografi Vol.1 2012 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

PUBLIKASI BUKUNO Judul Buku Nama Publikasi Tahun

TerbitBidang

Keahlian1

2

3

Metode dan Teknik PenelitianGeografi Tanah: Aplikasi Instrumentdan Acuan Penelitian Geografi Fisik

Geografi Tanah: Suatu TinjauanTeoritis, Metodologis, dan AplikasiProposal Penelitian

Geografi Lingkungan: PerubahanLingkungan Global

YAJIKHA 2008ISBN 978-602-95994-2-8

YAJIKHA 2009ISBN 978-602-95994-1-1

UNP PressISBN 978-602-8819-07-7

2008

2009

2010

PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

4 Mitigasi Bencana Hidrometeorologi:Banjir, Longsor, Degradasi Lahan,Ekologi, Kekeringan, dan PutingBeliung

UNP Press 2012 PengelolaanSumberdaya Alamdan Lingkungan

Padang, Desember 2013

Dr. Dedi Hermon, MP.NIP. 19740924 200312 1 004

Page 53: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

51

Lampiran 2. Biodata Anggota Peneliti

Nama lengkap : Ratna Wilis, S.Pd, MPNIP : 197705262010122003Pekerjaan sekarang : Dosen Jurusan Geografi, FIS-UNP.Alamat : Jln. Prof. DR. Hamka Kampus UNP Air Tawar PadangTempat / tgl lahir : Lima Kaum, Tanah Datar / 26 Mei 1977Jenis Kelamin : PerempuanStatus Perkawinan : KawinAgama : IslamAlamat / tlp Rumah : Komplek Villa Anggrek 3 Blok V Nmor 10. Air Dingin

Kelurahan Balai Gadang, Kec Koto TangahHp. 081363194208

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Tempat Jurusan Thn LulusSDSMPSMASarjana (S1)Pascasarjana (S2)

SDN Lima KaumSMPN Lima KaumSMAN I BatusangkarUniversitas Negeri PadangUniversitas Andalas

------

A2 (Biologi)Geografi

Ilmu Tanah

19891992199519992003

Kursus / Pelatihan Non Formal

1. Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi padaBulan Mei 2011.

2. Pelatihan untuk Penulisan Ilmiah dan Buku Ajar di Fakultas Ilmu-Ilmu SosialUniversitas Negeri Padang pada bulan Oktober 2011.

3. Pelatihan Bahasa Inggris untuk dosen-dosen muda di Fakultas Ilmu-ilmu SosialUniversitas Negeri Padang pada bulan Oktober – Desember 2011.

4. Pelatihan Penulisan E Journal di Fakultas Ilmu Sosial pada Bulan Januari 2012.

5. Peserta dalam Seminar nasional agama dan Lintas Budaya ICRCS), SekolahPascasarjana UGM Pusat Studi Geografi dan Pengembangan Data Spasial(PUSNGEBANGDAL) tanggal 20 Desember 2012.

Page 54: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

52

6. Sebagai Pemateri dalam Seminar Internasional Social Sciences as A Solution toNation Problems diselenggarakan oleh FIS UNP di Pangeran Beach Hoteltanggal 21 November 2012.

7. Sebagai peserta dalam International Seminar Mitigation and Adaptation OnClimate Chage tanggal 11 Maret 2013.

Pengalaman Tugas/Keahlian

1. Pengawas Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tanggal 31Januari Tahun 2011.

2. Panitia Akreditasi untuk Jurusan Geografi pada Bulan Juli 2011

3. Panitia Persiapan Audit Exsternal ISSO 9001 : 2008 untuk Jurusan Geografipada Bulan Oktober 2011

4. Panitia Seminar Internasional Social Sciences as A Solution to Nation Problemsdiselenggarakan oleh FIS UNP di Pangeran Beach Hotel tanggal 21 November2012.

5. Panitia Audit Exsternal ISSO 9001 : 2008 untuk Jurusan Geografi pada BulanJanuari 2012.

6. Panitia Seminar Nasional Membangun Masyarakat Tangguh Bencana KajianIntegratif Ilmu Kebumian, Agama dan Budaya atas Bencana diselenggarakantanggal 20 Desember 2012.

7. Panitia Dosen untuk Kongres XII IMAHAGI dan Seminar Nasional MitigasiBencana 2012.

8. Panitia Tim Task Force Pengembangan Kurikulum Program Studi PendidikanGeografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang 2012.

9. Panitiaa Revisi Kurikulum Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas IlmuSosial Universitas Negeri Padang tahun 2012.

10. Panitia Pengarsipan nilai dan persiapan semester Juli-Desember 2012.

11. Panitia Olimpiade Geografi dan Kebumian tahun 2013

12. Pembina BEM di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang tahun 2013.

13. Panitia Seminar Nasional Kurukulum Geografi 2013.

14. Panitia Perisahan dengan Dosen Purna Bakti 2013.

Page 55: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

53

15. Panitia Kegiatan Workshop KKL Kependidikan 2013.

16. Pengelola Seminar Ujian Skripsi dan Proposal di Jurusan sejak 2013 sampaiSekarang.

17. Ketrampilan dalam pengoperasian komputer :b. Microsoft office (word, excel, dbase, powerpoint)c. Software statistik (SPSS, minitab)d. Software pemetaan (arc view, map info)

Pengalaman Penelitian/Karya Ilmiah

7. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung di Kecamatan Lima Kaum,Kabupaten Tanah Datar.

8. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung di Kanagarian Rambatan,Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.

9. Perbandingan Data Curah Hujan Grid dan Data Curah Hujan Hasil Observasi diWilayah Sumatera Barat Terbit sebagai penulis pertama terbit di BuletinMegasains Vol 2 no 4 Desember 2011.

10. Tingkat Kenyamanan Termal di kota Padang dan Pekanbaru periode Tahun 1982– 2002 sebagai penulis kedua terbit di Buletin Megasains Vol 2 no 4 Desember2011.

11. The Optimalize Agroclimate In The Effort To Improving Agriculture In The WestSumatra terbit di Presentasikan pada International Seminar On Social Sciencespada tanggal 21 November 2012 dan dimuat pada Prosiding Internasional padabulan November 2012.

12. The Applying Of Agriculture Tekno-Ekologis In Attitude Chage Of Climate InKenagarian Lima Kaum Tanah Datar Regency pada International SeminarMitigation and Adaptation On Climate Chage tanggal 11 Maret 2013 dan dimuatpada Prosiding Internasional bulan Maret 2013.

13. Deteksi dan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kota Padang ( sedangberjalan penelitian Hibah Bersaing periode 2013)

Pengalaman Pengabdian Masyarakat

1. Pengabdian Masyararakat yang berjudul Degradasi Lahan pada Lahan Pertaniandi Lubuk Minturun pada bulan Oktober 2011.

Page 56: lV~&~~~fi$4~bVy~N - repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/1229/1/DETEKSI DANA ADAPTASI.pdfSedangkan perubahan tutupan lahan diperoleh dari analisis Citra Landsat ETM +7 tahun 1985

54

2. Pengabdian Masyarakat yang berjudul Penghijauan Pada Hulu Das KandisSubangek Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah pada tanggal 23Januari 2012.

3. Menerapkan Pertanian Tekno-Ekologis Dalam Menyikapi Perubahan Iklim DiKenagarian Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar dengan Dana DIPA UNP tahun2012.

4. Peningkatan Penerapan Geografi Pertanian dengan Pembuatan Pestisida Nabatiuntuk Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) di Kenagarian Lima KaumKabupaten Tanah Datar ( sedang berjalan dengan Dana DIPA UNP tahun 2013).

KeluargaNama suami : Sugeng Nugroho, M.SiPekerjaan suami : PNS, Badan Meteorologi Klimatologi dan GeofisikaNama anak : Farid Nugroho

Padang, 15 November 2013Pembuat Curricullum Vitae

Ratna Wilis, S.Pd MPNIP 19770526 201012 2 003