luka tumpul
DESCRIPTION
tugas forensikTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan
perkembangan hukum acara pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang
terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan sejarah manusianya itu sendiri.
Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Luka
bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Dalam ilmu perlukaan dikenal
trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan kerusakan atau hilangnya hubungan
antara jaringan ( discontinuous tissue ) seperti jaringan kulit, jaringan lunak, jaringan
otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang.
Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang memadati seluruh daerah yang
ada, meningkat pula tindak kejahatan antar penduduk terutama dalam kasus kematian
akibat luka benda tajam maupun luka benda tumpul. Penyebab kematian akibat luka
benda tajam maupun luka benda tumpul sering terjadi menyebabkan hilangnya nyawa
seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyebab tersering
kematian yang disebabkan oleh luka benda tajam maupun luka benda tumpul pada
periode 1 Januari 2007 sampai 31 Agustus 2010 yang diotopsi di Instalasi Kedokteran
Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yaitu mengumpulkan data.
Data yang digunakan adalah kasus penyebab tersering kematian akibat luka benda
tajam maupun luka benda tumpul yang dikirim di Instalasi kedokteran Forensik Rumah
Sakit Bhayangkara Semarang periode 1 Januari 2007 – 31 Agustus 2010. Dari 74 kasus
yang masuk di Instalansi Forensik RS. Bhayangkara Semarang periode ahun 1 Januari
2007 sampai 31 Agustus 2010 didapatkan kasus tersering adalah trauma benda tumpul 40
kasus (54,05%) dan lokasi perdarahan kepala merupakan lokasi perdarahan yang
menyebabkan kematian tersering adalah 46 kasus (62,16%).
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah yang dipakai penulis
yaitu ”Bagaimana cara identifikasi luka pada jenazah yang diakibatkan benda tumpul”.
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana mengidentifikasi luka pada jenazah yang diakibatkan
karena benda tumpul.
D. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat menjadi bahan masukan untuk pembuatan program Rumah Sakit, khususnya
2. Bagi Penulis
Sebagai bekal pengalaman dalam menjalankan kewajiban profesi sebagai dokter.
3. Bagi Pembaca
Agar dapat semakin menambah wawasan dan ilmu yang dapat berguna untuk diri
sendiri dan masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. DEFINISI LUKA
Suatu luka dapat didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh
suatu trauma. Ada bermacam-macam penyebab luka yaitu yang disebabkan oleh tembakan,
aliran listrik, persentuhan dengan benda tumpul, benda tajam, bahan kimia dan sebagainya.
II. 2. LUKA AKIBAT BENDA TUMPUL
Kekerasan akibat benda tumpul (Blunt Force Injures) merupakan kasus yang paling
banyak terjadi dan selalu menduduki urutan pertama yang masuk di bagian ilmu kedokteran
forensik.
Cara kejadian yang terutama adalah kecelakaan lalu lintas. Jika ditambah dengan
kasus-kasus yang tidak fatal, jumlahnya tentu akan berlipat ganda. Benda ”tumpul” dimaksud
sebagai benda yang tidak bermata tajam ( tidak dapat untuk mengiris, membacok, atau
menusuk ). Mempunyai konsistensi yang keras atau kenyal, permukaannya dapat halus
ataupun kasar. Kadang-kadang dalam satu benda didapat bagian yang tajam dan yang tumpul,
misalnya celurit dengan ujung tajam dan tangkainya tumpul.
Benda-benda tumpul banyak terdapat disekitar kita, dimanapun kita berada. Jika
benda tersebut dibenturkan, membentur atau terbentur tubuh dengan keras akan menimbulkan
rasa sakit dan kelainan atau kerusakan pada tubuh. Cara kematian pada kasus kekerasan
karena benda tumpul adalah tidak wajar. Yang tersering adalah kecelakaan, misalnya
kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi. Berikutnya pembunuhan, kasusnya juga
cukup banyak misalnya dipukul besi di kepalanya, diinjak-injak dadanya dan sebagainya.
Sedang yang jarang adalah bunuh diri dari gedung tinggi, menubrukkan diri pada kereta api
dan sebagainya.
Karena merupakan kasus yang akan banyak kita jumpai baik di rumah sakit, ditempat
praktek, atau dimana saja kita berada sudah selayaknya kita pelajari dengan sebaik- baiknya.
Sebab kematian korban kekerasan karena benda tumpul adalah kerusakan organ-organ
vital, perdarahan, shock, infeksi ataupun thrombosis dan embolisme.
4
PEMBAGIAN KEKERASAN PADA BENDA TUMPUL
Menurut besar kecilnya tubuh yang terkena:
1. Lokal (localized)
Hanya mengenai sebagian kecil dari tubuh, merupakan akibat kekerasan dari sesuatu
benda dengan luas tertentu yang relatif kecil. Kekerasan yang timbul dapat pada kulit,
jaringan subcutan ataupun alat-alat tubuh yang lebih dalam. Biasanya dijumpai pada:
Serangan oleh manusia: ditinju, ditendang, dipukul dengan kayu dan sebagainya.
Serangan binatang: disepak kuda, tertindih binatang besar dan sebagainya.
Tubrukan atau jatuh.
2. Generalized
Kekerasan mengenai seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh. Cara kejadiannya ada 3
macam, yaitu:
a. Terlempar: Kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi dan sebagainya.
Trauma yang terjadi dapat direct dimana keruskannya pada tempat kontak ataupun
indirect yang tidak pada tempat kontak.
b. Tergilas/ tertindih: misal pada kecelakaan lalulintas, tertimpa bangunan, runtuh dan
sebagainya. Trauma terutama akibat direct kontak.
c. Terkoyak: terjadi bila arah kekerasan tangensial, misal pada kecelakaan lalulintas.
Menurut jaringan atau organ yang terkena dan mengalami kerusakan:
1. KULIT:
- Luka lecet (abrasion).
- Luka memar (contusion).
- Luka retak, robek,koyak (laceration).
2. KEPALA:
- Mengenai tengkorak.
- Jaringan intra cranial: selaput otak dan otak.
3. LEHER DAN TULANG BELAKANG
4. DADA:
- Mengenai tulang-tulang.
- Mengenai organ didalam dada (pericard, jantung, paru-paru,diafragma).
5. PERUT:
- Mengenai organ-organ parenchyma.
- Mengenai organ-organ berongga.
5
6. ANGGOTA GERAK:
- Mengenai tulang dan sendi-sendi.
- Mengenai jaringan lunak.
II. 3. IDENTIFIKASI LUKA
A. Umur luka
Untuk mengetahui kapan terjadi kekerasan, perlu diketahui umur luka. Hanya saja
tidak ada satupun metode yang dapat digunakan untuk menilai dengan tepat kapan
suatu kekerasan ( baik pada korban hidupataupun mati ) dilakukan mengingat adanya
factor individual, penyulit (misalnya infeksi, kelainan darah atau penyakit defisiensi )
serta faktor kualitas dari kekerasan itu sendiri. Kendati demikian ada beberapa cara dapat
digunakan untuk memperkirakannya yaitu dengan melakukan:
a. Pemeriksaan makroskopik Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat
memperkirakanberapa umur luka tersebut. Pada korban hidup, perkiraan di
hitungdari saat trauma sampai saat di periksa pada korban mati, mulai darisaat
trauma sampai saat kematiaanya.
b. Pemeriksaan mikroskopik ( histology ). Mengingat hasil makroskopik sangat
variatif dan jauh dari ketepatanmaka perlu di lakukan pemeriksaan mikroskopik
pada korban mati.Selain berguna bagi intravitalis luka, pemeriksaan mikroskopik
juga untuk menentukan umur luka secara lebih teliti. Caranya adalah dengan
mengamati perubahan-perubahan histologiknya. Perubahan-peruabahan
histologik dari luka ini sangat di pengaruhi ada tidaknya infeksi. Perlu di ketahui
bahwa infeksi akan memperlambat proses penyembuhan luka. Peningkatan
akitfitas adenosine triphosphatase dan aminopeptidase dapat dilihat lebih dini,
yaitu setengah jam setelah trauma. Peningkatan aktifitas amino peptidase dapat
dilihat sesudah 2 jam, sedangkan peningkatan acid phosphatase dan alkali
phosphatase sesudah 4 jam.
A. 1. Luka Lecet
Perkiraan umur luka lecet:
Umur luka lecet secara makroskopis maupun mikroskopis dapat diperkirakan
sebagai berikut:
6
Hari ke 1 sampai dengan hari ke 3 berwarna coklat kemerahan karena
eksudasi darah dan cairan lymphe.
2 atau 3 hari kemudian pelan-pelan bertambah suram dan lebih gelap.
Setelah 1 sampai 2 minggu mulai terjadi pembentukan epidermis baru.
Dalam beberapa minggu akan timbul penyembuhan lengkap.
A. 2. Luka Memar
Umur luka memar :
Mula-mula hanya timbul pembengkakan
Kemudian berwarna merah kebiruan
Pada hari ke 1 sampai dengan 3 warna menjadi biru kehitaman
Kemudian warna menjadi biru kehijauan, berkutnya coklat dan akhirnya
menghilang dalam 1 sampai 4 minggu
Walaupun demikian umur uka memar secara pasti sulit ditentukan.
B. CIRI KHUSUS
1. Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari kulit,
yang ciri-cirinya adalah :
- Bentuk luka tak teratur
- Batas luka tidak teratur
- Tepi luka tidak rata
- Kadang-kadang di temukan sedikit perdarahan
- Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telahmongering )
- Warna coklat kemerahan
Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang masih di
tutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi). Bentuk luka lecet kadang-kadang
dapat memberi petunjuk tentang benda penyebabnya. Seperti misalnnya kuku,
ban mobil, tali atau ikat pinggang. Luka lecet juga dapat terjadi sesudah orang
meninggal dunia, dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Warna kuning mengkilat
- Lokasi biasnya didaerah penonjolan tulang
- Pemeriksaan mikroskopik tidak di temukan adanya sisa- siaepitel dan tidak di
temukan reaksi jaringan.
7
2. Luka Memar
Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan
tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut disebabkan
oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap kejaringan di
sekitarnya. Mula-mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan.
Sesudah 4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih
dari seminggu menjadi kekuningan. Pada orang yang menderita penyakit
defisiensi atau menderita kelainan darah, kerusakan yang terjadi akibat trauma
tumpul tersebut akan lebih besar di bandingkan pada orang normal. Oleh sebab
itu, besar kecilnya memar tidak dapat di jadikan ukuran untuk menentukan besar
kecilnya benda penyebabnya atau keras tidaknya pukulan. Pada wanita atau
orang-orang yang gemuk juga akan mudah terjadi memar. Dilihat sepintas lalu
luka memar terlihat seperti lebammaya, tetapi jika diperiksa dengan seksama
akan dapat dilihat perbedaan-perbedaanya, yaitu:
Pembeda Memar Lebam mayat
Lokasi Bisa dimana saja Pada bagian terendah
Pembengkakan (+) (-)
Bila ditekan Warna tetap Memucat/hilang
Mikroskopik Reaksi jaringan (+) Reaksi jaringan (-)
3. Luka Robek
Luka terbuka/robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan dengan
benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan kulit dan
jaringan di bawahnya. Seluruh tebal kulit mengalami kerusakan dan juga jaringan
di bawah kulit. Sehingga epidermis terkoyak, folikel rambut, kelenjar keringat,
dan sebacea juga mengalami kerusakan. Pada umumnya kalau sembuh akan
menyebabkan jaringan parut (sikatrik). Luka robek mudah terjadi pada kulit
dengan adanya tulang dibawahnya. Ciri-ciri luka robek adalah sebagai sebagai
berikut:
8
Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata
Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringanhancur )
Tepi luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan
Di sekitar garis batas luka di temukan memar
Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekatdengan tulang (
misalnya daerah kepala, muaka atau ekstremitas ).
Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk dari luka
tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika benda
tumpul yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada kepala
maka luka robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi.
Perbedaan luka robek dengan luka iris :
Ciri-ciri Luka robek Luka iris
Memar & lecet (+) (-)
Rambut Utuh Terpotong
Jembatan jaringan (+) (-)
Sudut/tepi luka Tumpul Tajam
4. Luka Retak
Yaitu luka pada kulit daerah tubuh yang ada tulang tepat di bawah kulit tersebut,
misalnya : kepala dan tulang kering. Luka ini akibat dari kekerasan benda tumpul
yang mempunyai pinggiran, misal tepi meja, tepi kikir, tepi pintu.
Perbedaan antara luka iris dan luka retak.
Ciri-ciri Luka iris Luka retak
Tepi luka Tajam Tidak tajam
Sudut luka Tajam Tidak tajam
Permukaan luka Rata Tidak rata
Jembatan jaringan Tidak ada Ada
Rambut Terpotong Tercabut
Memar/lecet sekita luka Tidak ada Ada
9
C. LUKA ANTER MORTEM ATAU LUKA POSTMORTEM
Luka lecet dapat terjadi ante mortem atau post mortem.
Ante mortem:
a. Warna coklat kemerahan karena eksudasi.
b. Mikroskopis terdapat sisa-sisa epithelium dan tanda-tanda intra vital.
Post mortem:
a. Tampak mengkilap, warna kekuningan.
b. Mikroskopis epidermis terpisah sempurna dari dermis dan tidak ditemukan tanda-
tanda intra vital.
c. Pada umumnya terjadi pada daerah penonjolan tulang.