forensik luka tumpul

8
LUKA MEMAR AKIBAT PEMUKULAN OLEH REKAN KERJA LAPORAN KASUS Dewi Elkha Maisarah*, Dede Yusuf F.R*, Ngafif Muzaqin*, Yudi Pratama * Taufik ur!adi** *Mahasiswa Kepaniteraan Klinik SeniorBagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD dr !ainoel "#idin "$eh **Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Uni Syiah Kuala/ RSUD dr !ainoel "#idin Banda "$eh PENDAHULUAN Dalam masyarakat selalu sa%a terdapat perselisihan& penganiayaan& pem#unuhan& pen$urian& perkosaan & pera$unan dan lain'lain perkarayang menggangu ketenteraman dan kepentingan pri#adi Untuk menyelesaikan perkara demikiandiperlukan suatusystem atau $ara yang mem#erikan gan%arandan hukuman yang setimpal kepada yang #ersalah sehingga per#uatan yang serupa tidak terulang lagi dan se#aliknya tidak #ersalah tidak #ersalah ter#e#as dari tuntutan dan hukuman (uka merupakan salah satu kasus tersering dalam kedokteran Forensik (uka #isa ter%adi pada kor#anhidup maupun kor#an matiDalam se#uah surveydi se#uahrumah sakit di selatan tenggara kota (ondon dimana didapatkan )+ pasien yang dirawat oleh karena kekerasan ,isikyang disenga%a Be#erapa %enis sen%ata digunakan pada -. dari )0 kasus penyerangan di %alan raya& terdapat dari penyerangan menggunakan #esi #atangan dan pemukul #ase#all atau #enda 2 #enda serupa dengan itu& lalu di dengan penggunaan pisau .1& terdapat nilaiyang sangat #erarti dari kasus penusukan& sekitar )01 kasus yang masuk rumah sakit dan 341 mengalami luka yang serius 5umlah ke%ahatan di Indonesia meningkat + persen pada 44- Rata'rata orang terkena ke%ahatan pun naik di tahun ini Selama 44-& %umlah ke%ahatan meningkatdari +-+)6 7tahun 44+8 men%adi 3- 3 Inilah peningkatan ke%ahatan yakni sekitar +&)6 persen 5umlah penduduk yang #eresiko terkena ke%ahatan rata'rata 6 orang per 44444 penduduk Indonesia di 44- Bila di#andingkan tahun 44+ ter%adi kenaikan &-+ persen 1

Upload: dede-yusuf-f

Post on 07-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Luka Tumpul

TRANSCRIPT

LUKA MEMAR AKIBAT PEMUKULAN OLEH REKAN KERJALAPORAN KASUSDewi Elkha Maisarah*, Dede Yusuf F.R*, Ngafif Muzaqin*, Yudi Pratama *Taufik Suryadi**

*Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.**Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

8

7

PENDAHULUANDalam masyarakat selalu saja terdapat perselisihan, penganiayaan, pembunuhan, pencurian, perkosaan , peracunan dan lain-lain perkara yang menggangu ketenteraman dan kepentingan pribadi. Untuk menyelesaikan perkara demikian diperlukan suatu system atau cara yang memberikan ganjaran dan hukuman yang setimpal kepada yang bersalah sehingga perbuatan yang serupa tidak terulang lagi dan sebaliknya tidak bersalah tidak bersalah terbebas dari tuntutan dan hukuman. Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban hidup maupun korban mati. Dalam sebuah survey di sebuah rumah sakit di selatan tenggara kota London dimana didapatkan 425 pasien yang dirawat oleh karena kekerasan fisik yang disengaja. Beberapa jenis senjata digunakan pada 68 dari 147 kasus penyerangan di jalan raya, terdapat 12 % dari penyerangan menggunakan besi batangan dan pemukul baseball atau benda benda serupa dengan itu, lalu di ikuti dengan penggunaan pisau 18%, terdapat nilai yang sangat berarti dari kasus penusukan, sekitar 47% kasus yang masuk rumah sakit dan 90% mengalami luka yang serius.Jumlah kejahatan di Indonesia meningkat 15 persen pada 2006. Rata-rata orang terkena kejahatan pun naik di tahun ini. Selama 2006, jumlah kejahatan meningkat dari 256.543 (tahun 2005) menjadi 296.119. Inilah peningkatan kejahatan yakni sekitar 15,43 persen. Jumlah penduduk yang beresiko terkena kejahatan rata-rata 123 orang per 100.000 penduduk Indonesia di 2006. Bila dibandingkan tahun 2005 terjadi kenaikan 1,65 persen.

LAPORAN KASUS

Telah diperiksa seorang korban dalam keadaan sadar, dikenal bernama Rahmat, jenis kelamin laki-laki, berumur empat puluh dua tahun, pekerjaan tukang bengkel mobil, alamat batoh banda aceh, status perkawinan belum menikah. Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai luka memar di tempurung kepala belakang samping atas kiri, pundak atas kiri, dada bawah kiri, perut bawah pinggang kanan, dan pinggang belakang kiri. Sebuah luka lecet di lengan kanan bawah. Dari hasil pemeriksaan penunjang foto dada didapatkan tidak ada kelainan. Luka-luka tersebut diakibatkan oleh ruda paksa tumpul.

PEMBAHASANPerlukaanTraumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa), sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kecelakaan. Trauma atau perlukaan secara medis adalah hilangnya kontinuitas jaringan yang disebabkan karena adanya kekuatan dari luar/kekerasan.

Trauma mekanikTrauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai bentuk, alami atau dibuat manusia.1. Kekerasan tumpulLuka karena kekerasan tumpul dapat berbentuk salah satu atau kombinasi dari luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.

a. Luka memarPerdarahan jaringan dibawah kulit atau di bawah permukaan organ akibat pecahnya pembuluh darah kecil atau kapiler tanpa menyebabkan luka di permukaan kulit atau membrane mukosa. Perdarahan atau ekimosis ini berwarna biru kehitaman dan kadang- kadang disertai pembengkakan.Bentuk dan luas luka dipengaruhi oleh kuat benturan, alat, atau benda penyebab, keadaan jaringan, umur, kelamin, dan kondisi tubuh seseorang. Luka memar jarang fatal, kecuali kerusakan organ interna atau mengakibatkan neurogenik syok dan emboli lemak pada pukulan atau benturan berat. Luka memar juga dipengaruhi oleh corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardio vascular, diatesis hemoragik).Luka memar kadangkala memberi petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya , misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi (marginal haemorrhage). Akibat gravitasi, lokasi hematom mungkin terletak jauh dari letak benturan, misalnya kekerasan benda tumpul pada dahi menimbulkan hematom palpebral atau kekerasan benda tumpul pada paha dengan patah tulang paha menimbulkan hematom pada sisi luar tangkai bawah.Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi warna kuning dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna tersebut berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dari sudut pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan hal yang penting, apalagi bila luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi. Dengan perjalanan waktu, baik pada orang hidup maupun mati, luka memar akan memberi gambaran yang makin jelas.Luka LecetLuka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan kulit. Untuk mengetahui peyebab luka/sakit dan derajat parahnya luka atau sakit pada korban hidup maka diperlukan pemeriksaan kedokteran forensik. Hal ini dimaksudkan utuk memenuhi rumusan delik dalam KUHP. Oleh karena itu, catatan medic pada setiap pasien harus lengkap hasil pemeriksaannya, terutama korban yang diduga tindak pidana. Hal ini diperlukan untuk pembuatan visum et repertum. Korban dengan luka ringan dapat merupakan hasil dari tindak pidana penganiayaan ringan, seperti yang tertuang dalam Pasal 352 KUHP yang berbunyi:(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya atau menjadi bawahannya.(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.Pada korban dengan luka sedang, dapat pula merupakan hasil dari tindak penganiayaan, seperti yang disebutkan pada Pasal 351 KUHP ayat (1) yang berbunyi Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak 4500 rupiah dan Pasal 353 KUHP ayat (1) yaitu: Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana pejara palnig lama 4 tahun. Korban dengan luka berat seperti yang disebutkan pada pasal 90 KUHP adalah sebagai berikut:Luka berat berarti:1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak member harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;3) Kehilangan salah satu pancaindra;4) Mendapat cacat berat;5) Menderita sakit lumpuh;6) Terganggunya daya piker selama empat minggu lebih;7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.Hasil dari tindak penganiayaan tersebut dengan akibat luka berat diatur dalam pasal 351 ayat (2) yang berbunyi: Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana pejara paling lama 5 tahun atau Pasal 353 ayat (2) yaitu Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikarenakan pidana pejara palig lama tujuh tahun. Sementara, jika korban dengan luka berat merupakan akibat penganiayaan berat, undang-undang mengaturnya dalam Pasal 354 ayat (1) yang berbunyi Barang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama delapan tahun atau Pasal 355 ayat (1) yaitu Penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencaa lebih dahulu, diancam degan pidana penjara paling lama dua belas tahun.Sementara dalam KUHP, yang dimaksud penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau halangan pekerjaan, seperti bunyi Pasal 352 KUHP. Umumnya, korban datang tanpa luka, atau dengan luka lecet atau memar kecil di lokasi yang tidak berbahaya atau tidak menurunkan fungsi alat tubuh tertentu. Luka-luka ini dimasukkan ke kategori luka ringan atau luka derajat satu. Hoge Road pada tanggal 25 Juni 1894 menjelaskan pengertian penganiayaan yang tidak disebutkan di KUHP, bahwa menganiaya adalah dengan sengaja menimbulkan sakit atau luka. Dalam hal ini, semua keadaan yang lebih berat dari luka ringan dimasukkan ke dalam kategori luka sedang (luka derajat dua) dan luka berat (luka derajat tiga). Luka sedang adalah keadaan yang terletak di antara luka ringan dan luka berat.

KESIMPULANVisum et repertum (Ver) perlukaan korban hidup merupakan jenis bantuan yang paling sering diminta oleh penyidik dibandingkan jenis VeR lainnya. Tujuan pemeriksaan forensik pada kasus perlukaan adalah untuk mengetahui jenis luka, jenis kekerasan dan derajat luka. Suatu perlukaan dapat menimbulkan dampak pada korban dari segi fisik, psikis, sosial dan pekerjaan yang dapat timbul segera, dalam jangka pendek, ataupun jangka panjang. Dampak perlukaan tersebut memegang peranan penting bagi hakim dalam menentukan beratnya sanksi pidana yang harus dijatuhkan sesuai dengan rasa keadilan. Hukum pidana di Indonesia mengenal delik penganiayaan yang terdiri dari tiga tingkatan dengan hukuman yang berbeda yaitu penganiayaan ringan, penganiayaan, dan penganiayaan yang menimbulkan luka berat. Setiap kecederaan harus ditentukan derajat luka dan dikaitkan dengan ketiga pasal yang bersangkutan. Telah diperiksa seorang korban dalam keadaan sadar, dikenal bernama Rahmat, berumur empat puluh dua tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan tukang bengkel mobil. Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai luka memar di tempurung kepala belakang samping atas kiri, pundak atas kiri, dada bawah kiri, perut bawah pinggang kanan, dan pinggang belakang kiri. Sebuah luka lecet di lengan kanan bawah. Dari hasil pemeriksaan penunjang foto dada didapatkan tidak ada kelainan. Luka-luka tersebut diakibatkan oleh ruda paksa tumpul yang mengakibatkan korban membutuhkan perawatan jalan selama 3 hari.

DAFTAR PUSTAKAAmir A. 2005. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi ke-2. Jakarta: Ramadhan.Abraham S. 2009. Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Brenner JC. 2003. Forensic science: An Illustrated Dictionary. CRC Press: Florida-USA.Budianto, Arif. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. 1994. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI