luka pada kaki mempengaruhi sirkulasi darah
DESCRIPTION
Makalah ini berisikan tentang bagaimana luka pada kaki dapat mempengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh kitaTRANSCRIPT
Luka pada Ibu Jari Kaki Mempengaruhi Sirkulasi Darah
Angie
102012267
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi : Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : [email protected]
Skenario
Seorang bapak 50 tahun menderita luka yang tidak sembuh sembuh pada ibu jari kaki sejak 1 bulan lalu. Setelah memeriksakan diri ke dokter dinyatakan pasien menderita gangguan aliran darah pada tungkai.
Abstract
Sistem vaskular memiliki peranan yang penting pada fisiologi kardiovaskular, karena fungsi utamanya berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan interna, dengan sirkulasi darah berfungsi sebagai sistem transpor oksigen, karbon dioksida, makanan dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam organ tubuh. Di lain pihak sistem kardiovaskular dapat dipengaruhi oleh faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon tertentu yang langsung atau tidak langsung dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskular. Darah mengalir di dalam sistem vaskular melalui tiap-tiap bagian yang memiliki fungsi yang tidak sama dalam menunjang sistem sirkulasinya. Hal ini karena tidak samanya susunan histologis tiap bagian pembuluh darah di dalam sistem vaskular tersebut. Di lain pihak perubahan-perubahan tekanan darah, aliran darah dan kecepatannya serta tahanan aliran darah akan mempengaruhi juga distribusi darah ke jaringan sesuai dengan tingkat aktivitas jaringan yang bersangkutan.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 1
Pendahuluan
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem organ yang bertugas untuk menyampaikan
nutrien (seperti asam amino dan elektrolit), hormon, sel darah dll dari dan menuju sel-sel tubuh
manusia, yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan homeostasis. Sistem ini terdiri atas organ
jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung merupakan organ yang terdiri dari empat
ruangan, yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri.
Darah yang rendah kandungan oksigen dan tinggi CO2 yang berasal dari sirkulasi
sistemik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan, masuk ke
ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke paru untuk di-oksigenasi
kembali. Selanjutnya darah yang telah kaya akan oksigen akan masuk melalui vena pulmonalis
menuju atrium kiri, lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dihantarkan menuju sirkulasi sistemik
melalui pembuluh aorta.
Organ Makro dan Mikro pada sistem peredaran darah
Jantung
Jantung normal dibungkus oleh perikardium terletak padamediastinum medialis dan
sebagian tertutup oleh jaringan paru. Bagiandepan dibatasi oleh sternum dan iga 3,4, dan 5.
Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis media sternum. Jantung terletak
diatasdiafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan darirongga dada.
Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 - 5 dekat garismedio- klavikuler kiri. Batas kranial
dibentuk oleh aorta asendens, arteripulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan
berat jantungtergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dannutrisi
seseorang.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 2
Gambar 1. Jantung
Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luardan anatomi dalam.
Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel olehsulcus koronarius yang mengelilingi
jantung.Pada sulcus ini berjalan artericoroner kanan dan arteri cirkumflex setelah
dipercabangkan dari aorta.Bagian luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulcus interventrikuler
anteriordi sebelah depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri, dansulcus
interventrikularis posterior disebelah belakang, yang dilewati oleharteri desendens posterior. 1
Perikardium, adalah jaringan ikat tebal yang membungkus jantung.Perikardium terdiri dari 2
lapisan yaitu perikardium visceral ( epikardium)dan perikardium parietal. Epikardium meluas
sampai beberapa sentimeter diatas pangkal aorta dan arteri pulmonal. Selanjutnya jaringan ini
akan berputar - lekuk (releksi) menjadi perikardium parietal, sehingga terbentukruang pemisah
yang berisi cairan bening licin agar jantung mudah bergeraksaat pemompaan darah.
Kerangka jantung, jaringan ikat tersusun kompak pada bagiantengah jantung yang
merupakan tempat pijakan atau landasan ventrikel,atrium dan katup - katup jantung. Bagian
tengah badan jaringan ikattersebut disebut trigonum fibrosa dekstra, yang mengikat bagian
medialkatup trikuspid, mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas kearah lateral kiri
membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan keduatrigonum tersebut melingkari katup
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 3
trikuspid dan mitral membentuk annulifibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot
ventrikel, atrium,katup trikuspid,dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka jantung
ke dalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikulerpars membranasea. Bagian
septum ini juga meluas dan berhubungandengan daun septal katup trikuspid dan sebagian
dinding atrium kanan.
Anatomi dalam, jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanandan kiri, serta
ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Atriumkanan, darah vena mengalir kedalam
jantung melalui vena kava superiordan inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang tertampung
selama fasesistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depandibanding
dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero-superior atrium kanan terdapat
lekukan ruang atau kantung berbentukdaun telinga disebut aurikula. Permukaan endokardium
atrium kanan tidaksama; pada posterior dan septal licin dan rata, tetapi daerah lateral danaurikula
permukaannya kasar dan tersusun dari serabut - serabut otot yangberjalan paralel yang disebut
otot pectinatus. Tebal rata - rata dindingatrium kanan adalah 2 mm. 1
Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada,yaitu tepat dibawah
manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kananberada di kanan depan ventrikel kiri dan di
medial atrium kiri. Perbedaanbentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan melintang.
Ventrikelkanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis dengantebal 4 -5
mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alurmasuk dan alur keluar. Ruang
alur masuk ventrikel kanan (right ventricular inflow tract ) dibatasi oleh katup trikuspid,
trabekula anterior dan dindinginferior ventrikel kanan. Sedangkan alur keluar ventrikel kanan
(right ventricular outflow tract ) berbentuk tabung atau corong, berdinding licinterletak dibagian
superio ventrike kanan yang disebut infundibulum ataukonus arteriosus. Alur masuk dan alur
keluar dipisahkan oleh kristasupraventrikuler yang terletak tepat di atas daun katup trikuspid.
Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal yangbermuara pada dinding
postero - superior atau postero-lateral, masing -masing sepasang vena kanan dan kiri. Letak
atrium kiri adalah di posterior-superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus
dada tidaktampak. Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding atriumkanan.
Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada padaaurikelnya.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 4
Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagianujungnya mengarah ke antero-
inferior kiri menjadi apeks kordis.Bagiandasar ventrikel tersebut adalah anulus mitral. Tebal
dinding ventrikel kiriadalah 2- 3 kali lipat dinding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel
kirisaat diastol adalah 8 - 12 mm.
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup trikuspid yang memisahkanatrium kanan dengan
ventrikel kanan, katup mitral atau bikuspid yangmemisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel
kiri serta dua katupsemilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal adalahkatup
yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katupaorta adalah katup yang
memisahkan ventrikel kiri dengan aorta. 1
Histologi Jantung 2
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardiumdan epikardium.
1. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog
dengan tunika intima pada pembuluh darah.Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan
subendokardial.
2. Endoteliumpada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana terdapat
tight/occluding junction dan gap junction
3. lapisan subendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat
vena, saraf, dansel purkinje.
Gambar 2. Lapisan janrung
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 5
Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kirilebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus padaatrium dapat menghasilkan
atriopeptin, ANF (Atrial Natriuretic Factor ), kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk
mempertahankankeseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat
ototyaitu serat konduksi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi
dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus didinding
atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of Hisdan serat purkinje.Serat purkinje merupakan
percabangan dari nodus AV dan terletak disubendokardial. Sel purkinje mengandung sitoplasma
yang besar, sedikitmiofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen serta mempunyai 1 atau
2nukleus yang terletak di sentral.
Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat terdiri
hanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Seratkontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki striae.
Sarkoplasmanya mengandung banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antaradua
serat otot adalah melalui fascia adherens ,macula adherens (desmosom), dan gap junctions.
Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisansubepikardial dan perikardium
parietal. Perikardium viseral terdiri darimesothelium ( epitel selapis pipih). Lapisan subepikardial
terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf serta
ganglia.Perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.
Gambar 3. Struktur jantung
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 6
Serabut otot jantung bercabang-cabang dan percabangan ini membentuk anyaman yang
kompleks. Dengan mikroskop sinar akan tampakgaris-garis melintang yang lebih tebal yang
disebut INTERCALATED- DISK. Bila dilihat dengan elektron mikroskop, ternyata intercalated
disk inimerupakan dua struktur yang saling menempel dan merupakan batas antarasabut otot
jantung satu dengan yang lain.
Dinding jantung mengandung banyak pembuluh darah dan diantara serabut otot jantung
kaya dengan plexus pembuluh darah kapiler. Supply darah untuk otot jantung berasal dari Arteria
Coronaria dengan volume kurang lebih dua kali lipat dari supply darah pada otot bergaris.
Pembuluhdarah ini akan mensupply makanan dan oksigen untuk otot tersebut sehingga jantung
bisa mempertahankan denyut jantung dengan teratur. Dalam hal ini ditunjang dengan banyaknya
jumlah mitokondria dan perkembangan sarcoplasmic reticulum yang baik.
Serabut-serabut Purkinye terletak didalam lapisan sub-endokardium. Berbentuk seperti
otot jantung tetapi besar-besar dan berwarna pucat karena jumlah myofibril lebihsedikit dan lebih
jarang. Myofibril berkumpul ditepi sehingga daerah sekitarinti tampak lebih pucat sarkoplasma
banyak. Sabut-sabut purkinje dikelilingioleh jaringan ikat.
Arteri
Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung. Tujuannya
adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang membawa darah menuju paru untuk
dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang
keluar langsung dari ventrikel kiri jantung. Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri jantung
sebagai aorta ascendens. Kemudian, aorta ascendens mengalami percabangan yaitu arcus aorta
sebelum melanjutkan diri sebagai aorta descendens. Arcus aorta memiliki tiga percabangan
yaitu:
1. A.brachiocephalic/a.anonyma. Arteri ini akan bercabang menjadi a.carotis communis
dextra, a.subclavia dextra dan a.thyroideaima (yang mendarahi kelenjar thyroid bagian
inferior).
2. A.carotis communis sinistra.
3. A. subclavia sinistra.
4. Setiap a.carotis communis (baik dextra maupun sinistra) akan bercabang menjadi
a.carotis interna (yang mendarahi otak) dan a.carotis externa (yang mendarahi wajah,
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 7
mulut, rahang dan leher) . Sedangkan setiap a.subclavia (baik dextra dan sinistra) akan
bercabang antara lain menjadi a.vertebralis (mendarahi otak dan medula spinalis). Kedua
a.vertebralis (dextra dan sinistra) akan menyatu menjadi arteri-arteri spinal yang
segmental, dan sebelum naik ke otak akan membentuk a.basilaris. A.basilaris lalu
bercabang menjadi a.cerebralis posterior dan beranastomosis dengan a.communicating
posterior dan a.cerebralis anterior membentuk circulus Willisi yang khas di otak.
5. A. subclavia sendiri tetap berjalan ke ekstremitas atas sebagai a.aksilaris dan
mempercabangkan a.subscapularis, yang mana akan mempercabangkan a.circumflexa
scapulae.
6. Selain itu, a.subclavia juga akan bercabang menjadi a.mammaria interna (memperdarahi
dinding dada depan dan kelenjar susu), a.thyrocervicalis dan a.costocervical. Cabang dari
a.thyrocervical adalah a.thyroidea inferior yang mendarahi kelenjar thyroid,
a.suprascapular (a.transversa scapulae) dan a.transversa colli (a.transversa cervical).
Pendarahan arteri ekstremitas bawah
Pendarahan ekstremitas bawah disuplai oleh a.femoralis, yang merupakan kelanjutan dari
a.iliaka eksterna (suatu cabang a.iliaka communis, cabang terminal dari aorta abdominalis).
Selanjutnya a.femoralis memiliki cabang yaitu a.profunda femoris, sedangkan a.femoralis sendiri
tetap berlanjut menjadi a.poplitea. A.profunda femoris sendiri memiliki empat cabang
a.perfontrantes. Selain itu juga terdapat a.circumflexa femoris lateral dan a.circumflexa femoris
medial yang merupakan percabangan dari a.profunda femoris.
A.poplitea akan bercabang menjadi a.tibialis anterior dan a.tibialis posterior. A.tibialis
anterior akan berlanjut ke dorsum pedis menjadi a.dorsalis pedis yang dapat diraba di antara
digiti 1 dan 2. A.tibialis posterior akan membentuk cabang a.fibular/peroneal, dan a.tibialis
posterior pedis sendiri tetap berjalan hingga ke daerah plantar pedis dan bercabang menjadi
a.plantaris medial dan a.plantaris lateral. Keduanya akan membentuk arcus plantaris yang
mendarahi telapak kaki. Sedangkan di daerah gluteus, terdapat a.gluteus superior, a.gluteus
inferior dan a.pudenda interna. Ketiganya merupakan percabangan dari a.iliaca interna.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 8
Vena
Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung
(atrium dextra), kecuali v.pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium sinistra. Semua vena-
vena sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan vena cava inferior.
Pendarahan vena kepala
Vena yang ada di kepala seperti v.emisaria dan v.fasialis sebagian akan bermuara pada
v.jugularis interna, sebagian lagi pada v.jugularis eksterna. Nantinya v.jugularis eksterna akan
bermuara pada v.subclavia, di mana v.subclavia akan beranastomosis dengan v.jugularis interna
membentuk v.brachiocephalica. Terdapat dua v.brachiocephalica, masing-masing dextra dan
sinistra. Keduanya akan menyatu sebagai v.cava superior. 3
Pendarahan vena ekstremitas bawah
Arcus vena dorsalis yang berada di daerah dorsum pedis akan naik melalui v.saphena
magna di bagian anterior medial tungkai bawah. V.saphena magna tersebut akan bermuara di
v.femoralis. Sedangkan v.saphena parva yang berasal dari bagian posterior tungkai bawah akan
bermuara pada v.poplitea dan berakhir di v.femoralis. V.tibialis anterior dan v.tibialis posterior
juga bermuara pada v.poplitea. Dari v.femoralis, akan berlanjut ke v.iliaca externa lalu menuju
v.iliaca communis dan selanjutnya v.cava inferior. Selain itu terdapat juga v.glutea superior,
v.glutea inferiordan v.pudenda interna di daerah gluteus, yang bermuara ke v.iliaca interna.
Mekanisme Aliran darah Arteriol
Arteri dibentuk khusus berfungsi sebagai saluran transit cepat bagi darah dari jantung ke
berbagai organ (karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak hanya menimbulkan resistensi
terhadap aliran darah) dan berfungsi sebagai reservoir (penampung) tekanan untuk menghasilkan
gaya pendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi. Sewaktu jantung memompa
darah ke dalam arteri sewaktu sistol ventrikel, lebih banyak darah yang masuk ke arteri dari
jantung daripada yang keluar ke pembuluh-pembuluh yang lebih kecil di hilir karena pembuluh-
pembuluh kecil ini memiliki resistensi yang lebih besar terhadap aliran. 4
Elastisitas arteri memungkinkan pembuluh ini mengebang untuk secara temporer
menampung kelebihan volume darah yang disemprotkan oleh jantung, menyimpan sebagian
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 9
energy tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung di dindingnya yang teregang seperti
balon yang mengembang untuk mengakomodasi tambahan volume udara yang di hembukan ke
dalamnya. Saat jantung melemas dan berhenti memompa darah ke dalam arteri, dinding arteri
yang teregang secara pasif mengecil (recoil), seperti balon yang dikempiskan. Recoil ini
mendorong kelebihan darah di arteri masuk kedalam pembuluh-pembuluh di hilir, memastikan
aliran darah yang kontinyu ke organ-organ saat jantung melemas dan tidak memompa darah
kedalam sistem. 4
Mekanisme Aliran darah vena
Sistem vena menuntaskan sirkuit sirkulasi. Darah yang meninggalkan jaringan kapiler
masuk ke sistem vena untuk dikembalikan ke jantung. Vena memiliki jari-jari besar sehingga
resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu karena luas potongan melintang total sistem
vena secara bertahap berkurang seiring dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh
yang semakin besar tetapi semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati
jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan daarah dari
jaringan ke jantung, vena sistemik jga berfungsi sebagai reservoir darah.5
Karena kapasitas penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpan.
Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan
arteri. Juga berbeda dari arteri, vena memiliki elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena
lebih banyak mengandung serat kolagen daripada elastin. Otot polos vena juga tidak memiliki
banyak tonus miogenik inheren, karena sifat-sifat inilah maka vena sangat mudah teregang dan
banyak tidak banyak memperlihatkan recoil elastic. Pembuluh ini mudah melebar untuk
menampung tambahan volume darah dengan hanya sedikit penambahan tekanan vena. Arteri
yang teregang oleh kelebihan volume darah akan kembali mengecil karena adanya serat-serat
elastic di dindingnya, mendorong darah bergerak maju. Vena yang mengandung tambahan
volume darah hanya mengalami peregangan untuk menampung tambahan tersebut tanpa
cenderung mengecil kembali.
Dengan cara ini vena berfungsi sebagai reservoir (penampung) darah; yaitu ketika
kebutuhan darah rendah, vena dapat menyimpan kelebihan darah sebagai cadangan karena
sifatnya yang mudah teregang secara pasif ini. Ketika simpanan darah tersebut dibutuhkan,
misalnya saat berolahraga, faktor ekstrinsik mengurangi kapasitas reservoir vena dan mendorong
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 10
tambahan darah dari vena kembali ke jantung untuk dipompa ke jaringan. Peningkatan aliran
balik vena meningkatkan volume isi sekuncup, sesuai hukum Frank-Starling jantung.
Sebaliknya, jika terlalu banyak darah terkumpul di vena dan tidak dikembalikan ke jantung maka
curah jantung akan berkurang secara abnormal. Karena itu terdapat keseimbangan antara
kapasitas vena, tingkat aliran balik vena, dan curah jantung. Gaya yang menyeabkan aliran vena
adalah gradient tekanan antara vena dan atrium. Aliran balik vena ditingkatkan oleh
vasokonstriksi vena yang diinduksi oleh aktivitas simpatis dan oleh kompresi eksternal vena
karena kontraksi otot rangka sekitar. Kedua hal ini mendorong darah keluar dari vena. Efek-efek
ini membantu tubuh melawan efek gravitasi pada sistem vena. 5
Pembekuan darah
Mekanisme pembekuan darah merupakan hal yang kompleks. Mekanisme ini dimulai
bila terjadi trauma pada dinding pembuluh darah dan jaringan yang berdekatan, pada darah, atau
berkontaknya darah dengan sel edotel yang rusak atau dengan kolagen atau unsure jaringan
lainnya di luar sel endotel pembuluh darah. Pada setiap kejadian tersebut, mekanisme ini
menyebabkan pembentukan activator protrombin, yang selanjutnya akan mengubah protrombin
menjadi thrombin dan menimbulkan seluruh langkah berikutnya. 3
Mekanisme secara umum, pembekuan terjadi melalui tiga langkah utama:
1. Sebagai respon terhadap rupturnya pembuluh darah yang ruak, maka rangkaian
reaksi kimiawi yang kompleks terjadi dalam darah yang melibatkan lebih dari
selusin factor pembekuan dara. Hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu
kompleks substansi teraktivasi yang disebut activator protrombin.
2. Aktivator protrombin mengkatalisis pengubahan protrombin menjadi thrombin.
3. Trombin bekerja sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen menjadi benang
fibrin yang merangkai trombosit, sel darah, dan plasma untuk membentuk
bekuan.
Mekanisme Koagulasi, terdiri dari dua jalur yaitu :
1. Melalui jalur Ekstrinsik yang dimulai dengan terjadinya trauma pada dinding pembuluh dan
jaringan sekitarnya
2. Melalui jalur Instrinsik yang berawal di dalam darah itu sendiri.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 11
Pada kedua jalur ini, baik Ekstrinsik maupun Instrinsik, berbagai protein plasma, terutama
betaglobulin, memegang peranan utama. Bersama dengan factor-faktor lain yang telah diuraikan
dan terlibat dalam proses pembekuan, semuanya disebut factor-faktor pembekuan darah, dan
pada umumnya, semua itu dalam bentuk enzim-enzim proteolitik yang inaktif. Bila berubah
menjadi aktif, kerja enzimmatiknya akan menimbulkan proses pembekuan berupa reaksi-reaksi
yang beruntun dan bertingkat.
Mekanisme Pembekuan darah
Sebagian besar factor pembekuanditandai dengan angka Romawi. Bila kita ingin
mengatakan bentuk factor yang telah teraktivasi,maka kita harus menambah huruf “a” setelah
angka romawi.
A. Mekanisme Ekstrinsik
Mekanisme ekstrinsik sebagai awal pembentukan activator protrombin dimulai dengan dinding
pembuluh luar yang rusak, dan berlangsung melalui langkah-langkah, yaitu :
1. Pelepasan factor jaringan. Jaringan yang luka melepaskan beberapa factor yang disebut factor
jaringanatau tromboblastin jaringan. Faktor ini terutama terdiri dari fosfolipid dari membrane
jaringan dan kompleks lipoprotein yang mengandung enzim preteolitik yang tinggi.
2. Aktivasi Faktor X- peranan factor VII dan factor jaringan. Kompleks lipoprotein dari factor
jaringan selanjutnya bergabung dengan factor VII dan bersamaan dengan hadirnya ion kalsium,
factor ini bekerja sebagai enzim terhadap factor X untuk membentuk factor X yang teraktivasi.
3. Efek dari factor X yang teraktivasi dalam membantu aktifator protrombin-peranan factor V.
Faktor X yang teraktivasi segera berikatan dengan fosfolipid jaringan, atau dengan
fosfolipidtambahan yang dilepaskan dari trombosi, juga dengan factor V, yang membentuk
senyawa yang disebut activator protrombin. Kemudian senyawa ini memecah protrombin
menjadi trombin, dan berlangsunglah proses pembekuan darah. Pada tahap permulaan, factor V
yang terdapat dalam kompleks activator protrombin bersifat inaktif, tetapi sekali proses
pembekuan darah ini dimulai dan thrombin mulai terbentuk, kerja proteolitik dari thrombin akan
mengaktifkan akselerator tambahan yang kuat dalam mengaktifkan protrombin. Pada akhirnya,
factor X yang teaktivasilah yang menyebabkan pemecahan protrombin menjadi thrombin.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 12
B. Mekanisme Instrinsik
Mekanisme kedua untuk pembentukan activator protrombin, dan dengan demikian juga
merupakan awal dari proses pembekuan, dimulai dengan terjadinya trauma terhadap darah itu
sendiri atau berkontak dengan kolagen pada dinding pembuluh darahyang rusak, dan kemudian
berlangsunglah serangkaian reaksi yang bertingkat.
1. Pengaktifan factor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma.
Trauma terhadap darah atau berkontaknya darah dengan kolagen pembuluh darahakan mengubah
dua factor pembekuan penting dalam darah: Faktor XII dan Trombosit. Bila factor XII
terganggu, misalnya karena berkontak dengan kolagen atau dengan permukaan yang basah
seperti gelas, ia akan berubah menjadi bentuk baru yaitu sebagai enzim proteolitik yang disebut
factor XII yang teraktivasi. Pada saat bersamaan,trauma terhadap darah juga akan merusak
trombosit akibat bersentuhan dengan kolagen atau dengan permukaan basah,dan ini akan
melepaskan fosfolipid trombosit yang mengandung lipoprotein, yang disebut 3 faktor
pembekuan selanjutnya.
2. Pengaktifan factor XI, Faktor XII yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap factor XI
dan juga mengaktifkannya, ini merupakan langkah kedua dalam jalur Instrinsik. Reaksi ini
memerlukan Kininogen HMW( berat molekul tinggi), dan dipercepat oleh prekalikrein.
3. Pengaktifan factor IX oleh factor XI yang teraktivasi bekerja secara enzimatik terhadap factor XI
dan mengaktifkannya.
4. Pengaktifan factor X-peranan Faktor VIII. Faktor IX yang teraktivasi, yang bekerja sama dengan
factor VIII teraktivasi dan dengan Fosfolipid trombosit dan factor 3 dari trombosit yang rusak,
mengaktifkan factor X.
5. Kerja factor X teraktivasi dalam pembentukan aktivastor protrombin-peranan factor V. Langkah
dalam jalur instrinsik ini pada prinsipnya sama dengan langkah pada jalur ekstrinsik. Artinya,
Faktor X yang teraktivasi berbentuk suatu kompleks yang disebut activator protrombin.
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 13
Peranan ion kalsium dalam jalur instrinsik dan ekstrinsik
Ion kalsium diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat semua reaksi. Oleh karena
itu, tanpa ion kalsium, pembekuan darah tidak terjadi. Kadar ion kalsium dalam tubuh jarang sekali
turun sedemikian rendah sehingga nyata mempengaruhi kinetic pembekuan darah. Sebaliknya, bila
darah di keluarkan dari tubuh manusia, pembekuan dapat dicegah dengan menurunkan kadar ion
kalsium sampai di bawah ambang pembekuan, dengan cara deionisasi kalsium yaitu mereaksikannya
dengan zat-zat lain seperti ion sitrat atau dengan mengendapkan kalsium dengan ion oksalat. 3
Interaksi antara jalur intrinsik dan ekstrinsik
Pembuluh darah rusak, pembekuan dimulai oleh kedua jalur secara bersamaan. Factor
jaringan mengawali jalur ekstrinsik, sedangkan berkontaknya factor XII dan trombosit dengan
kolagen di dinding pembuluh mengawali jalur instrinsik. Suatu perbedaan yang sangat penting antara
jalur ektrinsik dan jalur intrinsic ialah bahwa jalur ektrinsiksipatnya dapat ekplosit, sekali dimulai,
kecepatan prosesnya hanya dibatasi oleh jumlah factor jaringan yang dilepaskan oleh jaringan yang
cidera, dan oleh jumlah factor X, VII, dan V yang terdapat dalam darah. Pada cidera jaringan yang
hebat, pembekuan dapat terjadi dalam 15 detik. Jalur intrinsic prosesnya jauh lebih lambat, biasanya
memerlukan waktu 1-6 menit untuk menghasilkan pembekuan. 3
Lintasan instrinsik dimulai dengan fase kontak dengan prekalikrein, kininogen dengan berat
molekul tinggi, faktor XII dan faktor XI terpajan pada permukaan pengaktif yang bermuatan negatif.
Kalau komponen dalam fase kontak terkait pada permukaan pengaktif, faktor XII akan diaktifkan
menjadi faktor XIIa pada saat proteolisis oleh kalikrein. Begitu faktor XIIa mengaktifkan faktor XI
menjadi XIa dan juga melepaskan bradikinin dari kininogen dengan berat molekul tinggi. Faktor XIa
dengan adanya ion Ca2+ mengakitfkan faktor IX menjadi enzim serin protease, yaitu faktor IXa.
Faktor ini selanjutnya memutuskan ikatan Arg-Ile dalam faktor X untuk menghaasilkan faktor Xa.
Reaksi belakangan ini memerlukan perakitan komponen, yang dinamakan komplek tenase, pada
permukaan trombosit aktif, yaitu : Ca2+ dan faktor VIIIa disamping faktor IXa dan faktor X. Faktor
VIII diaktifkan oleh trombin dengan jumlah yang sangat kecil hingga terbentuk faktor VIIIa, yang
selanjutnya diinaktifkan oleh trombin dalam proses pemecahan selanjutnya.6
Lintasan ekstrinsik melibatkan faktor jaringan, faktor VII, X serta Ca2+ dan meghasilkan
faktor Xa. Faktor jaringan berinteraksi dengan faktor VII dan mengaktifkannya. Faktor jaringan
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 14
bekerja sebagai kofaktor untuk faktor VIIa untuk mengaktifkan faktor X. Pada lintasan terakhir yang
sama, faktor Xa yang dihasilkan oleh lintasan intrinsik dan ekstrinsik, akan mengaktifkan protombin
menjadi trombin yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Pengaktifan protombin terjadi
pada permukaan trombosit aktif dan memerlukan perakitan kompleks proetombinase yang terdiri atas
fosfolipid anionik platelet, Ca2+, faktor Va, faktor Xa dan protombin. Selain mengubah fibrinogen
menjadi fibrin, trombin juga mengubah faktor XIII menjadi faktor XIIa. Faktor ini merupakan
transglutaminase yang sangat spesifik dan membentuk ikatan silang secara kovalen antar molekul
fibrin dengan membentuk ikatan peptida antara gugus amida residu glutamin dan gugus ε mino residu
lisin, sehingga menghasilkan bekuan fibrin yang lebih stabil dengan peningkatan resistensiterhadap
proteolisis.
Kesimpulan
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem organ yang bertugas untuk menyampaikan nutrien (seperti
asam amino dan elektrolit), hormon, sel darah dll dari dan menuju sel-sel tubuh manusia, yang
bertujuan untuk menjaga keseimbangan homeostasis. Di lain pihak perubahan-perubahan tekanan
darah, aliran darah dan kecepatannya serta tahanan aliran darah akan mempengaruhi juga
distribusi darah ke jaringan sesuai dengan tingkat aktivitas jaringan yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
1. Wati W. W, Kindangen K, Listiawati E. Sistem kardiovaskuler. Jakarta: Ukrida, 2010. h.14-35.
2. Junqueira,Luiz C, Jose C.Otot Jantung.dr.Frans Dany(eds).Histologi dasar teks dan atlas ed 10.Jakarta: EGC,2007.h.196-7.
3. Bagian arteri dan vena diunduh dari http://askep.nazuka.net/2012/11/skema-peredaran-
pembuluh-darah/
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001.
5. Guyton, Arthur C., dan John E Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
6. Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M.Wilson. Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi6. Jakarta: EGC ; 2005
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 15
PBL Blok 8 Sistem Kardiovaskuler 2012/2013 Page 16