bedah thorak. sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru paru doc

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari beberapa organ tubuh yang tersusun secara terstruktur dan sangat sistematik. Tiap organ dalam tubuh manusia memiliki fungsi dan tugas tersendiri. Namun organ-organ tersebut tidak akan bisa melakukan tugasnya bila asupan oksigen, nutrisi serta zat- zat yang dibutuhkannya tidak sampai pada organ yang membutuhkannya tersebut. Oleh karena itulah dikenal istilah sirkulasi dalam tubuh yang mengindikasikan adanya sistem transportasi zat-zat dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh menuju tempat-tempat atau organ-organ yang membutuhkannya. (Ganong, 1998) Sistem sirkulasi adalah sistem transport yang mensuplai zat-zat yang di absorbsi dari saluran pencernaan dan Oksigen ke jaringan, mengembalikan CO 2 ke paru-paru dan produk- produk metabolisme lainnya ke ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperatur tubuh dan mendistribusikan hormon- hormon dan zat-zat lain yang mengatur fungsi sel. (Ganong, 1998) Sirkulasi dalam tubuh manusia terbagi dalam dua jenis yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru-paru. Kedua sistem sirkulasi tersebut saling bekerja sama untuk 1

Upload: murtazastudio

Post on 26-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bedah thorak

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tubuh manusia terdiri dari beberapa organ tubuh yang tersusun secara terstruktur dan sangat sistematik. Tiap organ dalam tubuh manusia memiliki fungsi dan tugas tersendiri. Namun organ-organ tersebut tidak akan bisa melakukan tugasnya bila asupan oksigen, nutrisi serta zat-zat yang dibutuhkannya tidak sampai pada organ yang membutuhkannya tersebut. Oleh karena itulah dikenal istilah sirkulasi dalam tubuh yang mengindikasikan adanya sistem transportasi zat-zat dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh menuju tempat-tempat atau organ-organ yang membutuhkannya. (Ganong, 1998)

Sistem sirkulasi adalah sistem transport yang mensuplai zat-zat yang di absorbsi dari saluran pencernaan dan Oksigen ke jaringan, mengembalikan CO2 ke paru-paru dan produk-produk metabolisme lainnya ke ginjal, berfungsi dalam pengaturan temperatur tubuh dan mendistribusikan hormon-hormon dan zat-zat lain yang mengatur fungsi sel. (Ganong, 1998)

Sirkulasi dalam tubuh manusia terbagi dalam dua jenis yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru-paru. Kedua sistem sirkulasi tersebut saling bekerja sama untuk mendistribusikan zat-zat yang penting dibutuhkan oleh tubuh, antara lain oksigen dan berbagai nutrisi lainnya. Untuk mengetahui bagaimana kedua sistem sirkulasi tersebut bekerja di dalam tubuh akan dibahas dalam makalah ini. (Maton, 1993)BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sirkulasi Sistemik

2.1.1 Definisi Sirkulasi sistemik adalah bagian dari sistem kardiovaskuler yang membawa darah beroksigen dari jantung, untuk tubuh, dan kembali terdeoksigenasi darah kembali ke jantung. Istilah ini kontras dengan sirkulasi paru-paru. Sirkulasi sistemik yang biasanya juga disebut sebagai sirkulasi utama adalah proses dimana darah, yaitu sebagai pembawa hormon dan zat-zat yang diperlukan tubuh ini dipompakan melalui sistem tertutup pembuluh-pembuluh darah oleh jantung. Dari ventrikel kiri, darah dipompakan melalui areteri-arteri dan arteriol ke arterile ke kapiler-kapiler, dimana darah berada dalam keadaan seimbang dengan cairan interstitial. Kapiler-kapiler mengalirkan darah melalui venula ke dalam vena dan kembali ke artrium kanan. (Ganong, 1998)2.1.2. Mekanisme Sirkulasi Sistemik

Dalam sirkulasi sistemik, arteri membawa oksigen darah ke jaringan. Ketika darah beredar melalui tubuh, oksigen berdifusi dari darah ke dalam sel sekitar kapiler, dan karbon dioksida berdifusi ke dalam darah dari sel-sel kapiler. Vena membawa darah terdeoksigenasi kembali ke jantung. Oksigen darah memasuki sirkulasi sistemik ketika meninggalkan ventrikel kiri, melalui katup aorta semilunar. Bagian pertama dari sirkulasi sistemik adalah arteri aorta, arteri besar dan berdinding tebal. aorta Lengkungan dan memberikan dari arteri utama tubuh bagian atas sebelum tindik diafragma untuk memasok bagian bawah tubuh dengan berbagai cabang.( Hesvelride, 1997)Darah berpindah dari arteri ke arteriol dan akhirnya ke kapiler, yang paling tipis dan paling banyak dari pembuluh darah. Kapiler ini membantu untuk bergabung dengan jaringan arteriol untuk transportasi nutrisi ke sel, yang menyerap oksigen dan nutrisi di dalam darah. Perangkat jaringan tidak sepenuhnya deoxygenate darah, sehingga darah vena tidak memiliki oksigen, tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dalam darah arteri. Selain itu, karbon dioksida dan limbah ditambahkan. Kapiler hanya dapat cocok satu sel pada suatu waktu (Sherwood, 20001)Darah terdeoksigenasi kemudian dikumpulkan oleh venula, mengalir pertama ke dalam pembuluh, dan kemudian ke vena cava inferior dan superior, yang kembali ke jantung kanan, menyelesaikan siklus sistemik. Darah kemudian kembali oksigen melalui sirkulasi paru-paru sebelum kembali lagi ke sirkulasi sistemik. Darah yang relatif terdeoksigenasi mengumpulkan dalam sistem vena yang coalesces menjadi dua vena utama yaitu vena kava superior dan vena kava inferior. Kedua kapal besar keluar dari sirkulasi sistemik dengan mengosongkan ke atrium kanan jantung. Sinus mengosongkan vena koroner jantung sendiri ke dalam atrium kanan. (Ganong, 1998)Karena sirkulasi sistemik yang didukung oleh ventrikel kiri, salah satu keuntungan dari bentuk sirkulasi sebagai lawan untuk membuka sirkulasi, atau sistem yang menggunakan insang ikan untuk bernapas adalah bahwa ada tekanan simultan tinggi oksigen darah dikirimkan ke seluruh bagian tubuh. (Sherwood, 2001)Dari paru-paru, darah kembali ke jantung melalui vena paru-paru. Darah beroksigen sekarang memasuki atrium kiri. darah kemudian turun ke ventrikel kiri melalui katup yang lain juga dekat sebagai ventrikel kiri mulai memompa darah ke seluruh bagian tubuh melalui tubuh melalui aorta. Sirkulasi adalah tempat oksigen lewat darah dalam perjalanan untuk kepala, lengan, tangan, dada, dan turun ke pinggang, dan kaki. Pada bagian tubuh yang berbeda, darah memberikan nutrisi dan oksigen, mengambil bahan limbah dan mengalir kembali ke gerakan jantung kemudian darah dari bagian kiri jantung ke berbagai bagian tubuh dan kembali ke jantung. (Ganong, 1998)

Gb. 1 Sirkulasi Sistemik

Sumber: Buku Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia2.1.3. Peran Sirkulasi Sistemik

Peran sirkulasi sistemik sangat kompleks bagi tubuh manusia. Selain sistem transport, pekerjaan utama dari sistem sirkulasi adalah mengambil nutrisi dan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan darah dan jantung yang memompa darah. Darah beredar melalui pembuluh darah, yang terdiri dari arteri dan vena. Membawa oksigen darah arteri dan vena membawa darah terdeoksigenasi. (Guyton, 1991)2.1.4. Vena pada Sirkulasi Sitemik

Vena adalah saluran yang berdinding relative tipis dan berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena, masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat menampung darah dalam jumlah banyak dengan tekanan relatif rendah. Karena sifat aliran vena yang bertekanan rendah-bervolume tinggi, maka sistem vena disebut sistem kapasitas. Kira-kira 65% dari volume darah terdapat dalam sistem vena (Guyton, 1991).Menurut Sloane (2007) sistem vena dimulai dari ujung vena pada jaring-jaring kapilar dengan venula yang menyatu untuk membentuk vena yang beukuran lebih besar. Semua vena sistemik mengembalikan darah ke atrium kiri jantung melalui tiga jalur yaitu dari dinding jantung ke dalam sinus koroner, dari tubuh bagian atas ke dalam vena kava superior, dan dari tubuh bagian bawah ke dalam vena kava inferior.Vena yang termasuk adalah : a. Vena dalam adalah vena yang mengalirkan darah dari jaringan dan organ tubuh dalam. Vena menyertai arteri sehingga namanya sama dengan nama arteri. Pengecualian diberikan pada vena tertentu dalam kepala dan kolumna spinalis

b. Vena supervisialis terletak dalam hypodermis kulit dan mengalirkan darah ke vena dalam. Nama vena ini tidak berkaitan dengan nama aretri.

c. Venous Sinus adalah ruang pengumpul darah yang ditemukan pada organ tertentu. Sinus-sinus ini dilapisi endothelium yang merupakan kelanjutan dari endothelium kapilar dan vena.

Vena secara anatomis memiliki dinding lebih tipis dan jaringannya kurang elastis jika dibandingkan dengan arteri (Martini, 1998). Vena utama dari kepala, otak, dan leher yang ada dalam sirkulasi sistemik adalah :

a. Vena Jugularis externa mengalirkan darah dari regia superficial kepala dan leher

b. Vena jugularis Interna berukuran lebih besar dan terletak lebih dalam dibandingkan vena jugularis externa. Vena ini mengalirkan darah yang terkumpul di otak melalui venous sinus.

c. Masing-masing vena jugularis interna bergabung dengan vena subklavia untuk membentuk vena braklosevalika disetiap sisi kepala.

d. Kedua vena braklosevalika menyatu untuk membentuk vena kava superior yang menuju atrium kanan jantung. (Sloane, 2007)Vena utama pada tungkai atas dalam sirkulasi sistemik terbagi atas beberapa bagian, diantaranya :a. Vena dalam yang menyertai arteri lengan memiliki nama yang sama dengan nama arteri yaitu vena aksilaris, brakialis, radialis, dan ulnaris. Vena ini mengalir menuju vena subklavia.

b. Vena-vena superfisial pada lengan dimulai dari anastomosis vena ditangan dan pergelangan tangan yang kemudian mengalir menuju vena dalam.

1) Vena sefalika mengalir keatas disisi lateral lengan dan bermuara pada vena aksilaris di bahu.

2) Vena Basilika memenjang ke atas pada sisi medial posterior lengan, melintang ke sisi depan lengan tepat di bawah siku dan bergabung dengan brakialis.

3) Vena medial kubiti menghubungkan vena basilika dan vena sevalika di sisi depan siku. Lokasi ini adalah lokasi terbaik untuk pengambilan sempel darah melalui vena punktur (Guyton, 1991)Adapun vena pada thoraks yang dilewati oleh sirkulasi sistemik. Darah vena pada toraks bermuara di vena kava superior melalui vena braklosevalik dan kelompok vena azigos

a. Vena braklosefalika mengalirkan darah dari toraks atas dan dinding toraks anterior

b. Vena Azigos membawa darah dari otot dan organ toraks. Vena ini merupakan perpanjangan vena lumbalis ansenden dekstra dan bermuara pada vena kava superior.

c. Vena hemiazigos mengalirkan darah dari otot toraks dan organ di sisi kiri kolumna vertebra. Vena ini merupakan perpanjangan vena lumbalis asenden sinistra dan menyatu dengan vena azigos. Vena hemiazigos accesoria adalah perpanjangan superior dari vena hemiazigos. (Sloane, 2007)Vena pada abdomen dan pelvis yang menyertai sirkulasi sistemik diantaranya adalah :a. Vena kava inverior mengembalikan darah ke jantung. Vena ini terbentuk dari penyatuan vena iliaka komunis sinistra dan dekstra pada area vertebra lumbal ke lima

b. Vena kava inverior menerima darah dari vena abdominalis dan pelvis. Vena ini berkaitan dengan sebagian besar arteri yang berasal dari aorta abdominalis, kecuali aliran darah yang berasal dari saluran pencernaan, pancreas atau limpa.

c. Sistem portal hepatik adalah modifikasi sistem sirkulasi sehingga darah yang diabsorbsi dari saluran pencernaan akan dibawa langsung ke hati sebelum dikembalikan ke jantung. Ini untuk memastikan bahwa nutrient dan zat yang berpotensi membahayakan dapat dipisahkan dari darah untuk disimpan,dimetabolis, atau didetoksikasi. Pembuluh utama pada sistem portal hepatik meliputi:

1) Vena splenikus mengeluarkan darah dari limpa, pancreas, bagian-bagian lambung dan melalui percabangan vena mesenterika inferior, dari sebagian besar usus besar.

2) Vena mesenterika superior menerima darah dari usus halus dan dari bagian-bagian usus besar dan lambung.

3) Vena porta hati adalah vena pendek yang terbentuk dari pertemuan vena splenikus dan mesenterika superior

4) Vena hepatika keluar dari hati untuk menyatu dengan vena kava inferior (Sloane, 2007).Vena pada tungkai bawah yang mendapat aliran darah yang berasal dari sirkulasi sistemik adalah :a. Vena dalam menyertai arteri dan memiliki nama yang berhubungan yaitu vena iliaka eksterna, femoralis, poplitea, tibialis anterior dan posterior serta vena poronea.

b. Vena superfisialis berawal dari anastomosis vena, lengkung vena dorsal.

1) Vena safenus kecil berasenden di bagian posterior tungkai. Terbagi menjadi dua vena, dan bermuara ke dalam vena poplitea dan vena femoralis dalam. Vena ini memiliki 7 sampai 13 katup untuk mencegah aliran balik.

2) Vena safenus besar adalah vena terpanjang dalam tubuh. Vena ini berasenden di sepanjang sisi medial kaki, tungkai, dan paha, untuk kemudian menyatu dengan vena femoralis dibawah ligament inguinal. Ada 10 sampai 20 katup pada vena ini (Sloane, 2007).2.1.5. Arteri utama pada sirkulasi sistemik

Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian otot polos. Jaringan arteria ini terisi sekitar 15% dari volume total darah. (Ganong, 1999). Menurut Sloane (2007) sistem arteria dianggap sebagai sirkuit yang rendah volumenya tetapi tinggi tekanannya. Karena sifat dan tekanan ini maka cabang-cabang arteri disebut sirkuit resistensi. Gambaran umum dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini:a. Aorta yang muncul dari ventrikel kiri merupakan pembuluh berdiameter terbesar dalam tubuh .

b. Aorta asenden adalah bagian awal aorta. Panjangnya 5 cm dan awalnya muncul pada area pertemuan sternum dan iga kedua.

1) Badan aorta yang menjadi kemoreseptor untuk pertukaran karbondioksida dan oksigen terletak diantara aorta asenden dan trunkus pulmonar

2) Arteri koronaria kanan dan kiri adalah satu-satunya percabangan aorta asenden. Arteri ini muncul tepat diatas daun katup semilunar (Sloane, 2007).c. Arkus aorta dimulai pada sudut sternum, memiliki tiga pecabangan penting yaitu arteri brakiosefalika, arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. (Sherwood, 2001)1) Arteri brakiosefalika bercabang menjadi arteri karotis komunis kanan dan arteri subklavia kanan

2) Setiap arteri karotis komunis (sebelah kanan berasal dari arteri brakocevalika dan sebelah kiri dari arkus aorta) bercabang menjadi arteri karotis eksterna dan interna

3) Arteri subklavia kanan (dari arteri brankiosefalika) dan arteri subklavia kiri (dari arkus aorta)4) Arteri subklavia kiri dan kanan memanjang sampai tungkai atas di setiap sisi sebagai arteri aksilaris yang bercabang menjadi toraksika superior, torako akromialis, toraksika lateralis, subskapularis dan arteri sirkumfleksa anterior an posterior humeris pada struktur dalam aksila.

5) Arteri aksilaris memanjang sebagai arteri brakialis yang menuruni lengan dan bercabang menjadi arteri radialis dan arteri ulnaris

6) Arteri radialis dan ulnaris bergabung di telapak tangan melalui lengkung palmar dalam dan superfisial serta menjadi awal percabangan arteri digitalis pada jari-jari tangan.

d. Aorta toraksika menjadi percabangan viseral dan parietal pada organ dan otot dalam regia toraks.

1) Arteri perikardial memperdarahi perikardium jantung

2) Arteri bronkial memperdarahi paru-paru

3) Arteri interkostalis memperdarahi otot interkostal dan dinding toraks

4) Arteri Frenik memperdarahi difragma (Martini, 1998)e. Aorta abdominalis berawal pada area sekitar difragma dan berakhir pada area sekitar vertebra lumbal keempat, 1 cm di bawah dan di sebelah kiri umbilikus. Arteri ini bercabang menjadi dua arteri iliaka komunis. Percabangan aorta abdominalis adalah sebagai berikut :

1) Arteri seliaka muncul tepat di bawah diafragma dan bercabang menjadi tiga bagian yaitu :a) Arteri gastrika sinistra bersama dengan arteri gastrika dekstra memperdarahi lambung

b) Aretri splenika adalah cabang terbesar dari ketiga cabang arteri seliaka. Arteri ini bercabang menjadi percabangan kecil yang memperdarahi limpa, pankreasm dan lambung.

c) Arteri hepatika komunis bercabang menjadi arteri gastrika dekstra ; arteri gastroduodenalis yang memperdarahi lambung duodenum, sebagian pankreas dan duktus empedu ; arteri hepatika memperdarahi hati dan arteri kistik memperdarahi kandung kemih.

2) Arteri mesentrika superior muncul tepat di bawah arteri seliaka. Arteri ini memperdarahi keseluruhan usus halus (kecuali bagian superior duodenum) juga sekum, kolon asenden dan transversal.

3) Sepasang arteri suprarenalis memperdarahi kelenjar adrenal.

4) Arteri- arteri renalis memperdarahi ginjal

5) Sepasang arteri testikularis (spermatik interna) atau arteri ovarika memperdarahi gonad

6) Arteri mesenterika inferior muncul 3 sampai 4 cm di atas bagian aorta abdominalis dan masuk ke arteri- arteri iliaka komunis. Arteri ini memperdarahi sepertiga bagian kiri kolon transversal, keseluruhan kolon desenden, kolon sigmoid, dan rektum

7) Sepasang arteri lumbalis dan sakralis terpisah dari aorta abdominalis dan memperdarahi regia muskulatur dan medulla spinalis pada area lumbosakral. (Sloane, 2007)f. Menurut Martini (1998) Arteri iliaka komunis kanan dan kiri menurun sepanjang 5 cm. Masing- masing bercabang menjadi arteri iliaka interna dan eksterna.

1) Arteri iliaka interna memperdarahi area gluteal dan organ- organ pelvis (kandung kemih dan organ-organ reproduksi internal).

a) Arteri purdenda internal yang memperdarahi otot pelvis dan genitalia eksternal merupakan suatu percabangan arteri yang penting dalam reproduksi.

b)Ereksi dan engorgemen organ seksual selama perangsangan seksual adalah peristiwa vaskular yang dikendalikan sistem saraf otonom. Proses ini melibatkan kerja percabangan arteri pedenda interna yang merupakan arteri dalam dan dorsal pada penis dan klirotis.

2) Arteri iliaka eksterna menjadi arteri femoralis pada paha dan bercabang untuk memperdarahi regia paha.

a) Arteri poplitea adalah perpanjangan dari arteri femoralis yang melewati lutut prosterior.

b) Arteri tibial posterior dan anterior adalah percabangan arteri poplitea yang memperdarahi persendian lutut, tungkai, dan pergelangan kaki (Sloane, 2007).2.2. Sirkulasi Paru - Paru

2.2.1. Definisi

Sirkulasi paru-paru adalah bagian dari sistem kardiovaskuler yang membawa darah kehabisan oksigen dari jantung, ke paru-paru, dan kembali oksigen darah kembali ke jantung. Istilah ini kontras dengan sirkulasi sistemik. Sebuah sistem yang terpisah dikenal sebagai sirkulasi bronkial. Pasokan darah ke jaringan yang lebih besar dari saluran udara paru-paru. Secara anatomi Vaskular bed paru-paru sama seperti sistemik kecuali bahwa dinding aorta dan pembuluh arteri kecil, tidak seperti arteriole sistemik, merupakan tabung endotel yang sedikit mengandung otot pada dindingnya. Kapiler paru-paru berukuran besar dan banyak anastomose, sehingga alveoli duduk pada keranjang kapiler. Saluran limfatik lebih banyak di paru-paru daripada di organ-organ lainnya (Ganong, 1998).Sirkulasi paru-paru adalah tempat di mana darah beredar dari jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Ventrikel kanan terdeoksigenasi memompa darah ke dua arteri paru-paru, yang membawa ke paru-paru. Dalam paru-paru, darah yang terdeoksigenasi memberikan karbon dioksida ke alveoli dan mengambil oksigen dari mereka. Kemudian mengambil oksigen, dan dibawa kembali ke jantung. Lalu atrium kanan menerima darah dari vena paru-paru. Dalam paru-paru darah beredar dengan keadaan seimbang dengan O2 dan CO2 dalam udara alveolar. Sebagian cairan jaringan masuk ke dalam sistem pembuluh tertutup lain, yaitu sistem limfatik, yang mengalirkan cairan limfe melalui duktus torasikus dan duktus limfatikus kanan ke dalam sistem vena. Sirkulasi diatur oleh sistem pengatur multipel yang pada umumnya berfungsi mempertahankan aliran darah kapiler yang kuat bila dimungkinkan pada semua organ, tapi khususnya pada organ jantung dan otak. (Ganong, 1998) 2.2.2. Mekanisme Sirkulasi Paru-ParuDalam sirkulasi paru-paru, darah terdeoksigenasi daun bagian kanan jantung melalui arteri paru, memasuki paru-paru dan darah beroksigen datang melalui pembuluh darah paru-paru. Darah kemudian pindah ke atrium kiri jantung lalu ke ventrikel kiri di mana darah dipompa melalui katup semilunar ke aorta. Kehabisan oksigen darah dari tubuh daun sirkulasi sistemik ketika memasuki jantung kanan, lebih khusus atrium kanan melalui Superior (atas) dan vena kava inferior (bawah) vena kava. Darah kemudian dipompa melalui katup trikuspid (atau katup kanan atrioventrikular), ke dalam ventrikel kanan. Darah ini kemudian dipompa melalui katup semilunar dan masuk ke arteri paru-paru. (Sloane, 2007)Dari ventrikel kanan, darah dipompa melalui katup paru semilunar ke kiri dan kanan arteri paru (satu untuk setiap paru-paru) dan perjalanan melalui paru-paru. Arteri paru terdeoksigenasi membawa darah ke paru-paru, sedangkan pembuluh darah paru-paru membawa oksigen ke sel darah merah di mana mereka melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen selama respirasi. (Guyton, 1991)Darah beroksigen kemudian meninggalkan paru-paru melalui pembuluh paru-paru, yang kembali ke jantung kiri, menyelesaikan siklus paru. darah ini kemudian memasuki atrium kiri, yang pompa melalui katup gigi seri, juga disebut katup mitral atrioventrikular atau kiri, ke ventrikel kiri. darah tersebut kemudian didistribusikan ke tubuh melalui sirkulasi sistemik sebelum kembali lagi ke sirkulasi paru-paru. (Ganong, 1998)Tekanan, volume dan aliran output permenit dari ventrikel kanan tentu sama dengan output ventrikel kiri, dan seperti ventrikel kiri waktu istirahat rata-rata 5,5 liter /menit. Perbandingan ventilasi alveoler dan aliran darah paru-paru pada waktu istirahat kira-kira 0,8 (4,2/5,5). Perlu dicatat bahwa rasio ini mungkin normal pada pasien dengan hipoksia berat sebab pada keadaan sakit mungkin terdapat ventilasi dan perfusi alveoli yang tidak tetap. Kasus yang menyolok adalah dimana semua ventilasi terjadi pada satu paru-paru dan semua darah mengalir ke paru-paru lainnya, suatu keadaan yang akan menimbulkan kematian meskipun rasio ventilasi/aliran darah adalah normal. (Sherwood, 2001)Seluruh sistem vaskuler paru-paru adalah sistem dengan tekanan rendah. Tekanan arteria pulmonalis kira-kira 24/9 mm Hg dan tekanan rata-rata sekitar 15 mm Hg. Tekanan pada atrium kiri kira-kira 8 mm Hg waktu diastole, sehingga tekanan gradien pada sistem paru-paru sekitar 7 mm Hg dibandingkan dengan selisih pada sirkulasi sistemik yang kira-kira 90 mmHg. (Sherwood, 2001)Volume darah dalam pembuluh paru-paru pada setiap saat adalah sekitar 1 liter, dimana kurang dari 100 ml berada dalam kapiler. Kecepatan rata-rata darah pada ujung arteri pulmonalis adalah sama seperti pada aorta (kira-kira 40 cm / detik). Kecepatan ini turun dengan cepat, kemudian sedikit meningkat lagi pada vena-vena pulmonalis yang lebih besar. Pada waktu istirahat, untuk melewati kapiler paru-paru, sel darah merah memerlukan waktu 0,75 detik dan waktu kerja kurang dari 0,3 detik. (Ganong, 1998)Secara fisiologis kira-kira 2% darah dalam arteria sistemis adalah darah yang tidak melewati kapiler paru-paru. Arteria bronchalis cabang dari aorta torakalis menyediakan darah yang memberi makanan pada bagian parenkhim paru-paru dan sebagian darah ini kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Terdapat pengenceran selanjutnya dari darah yang teroksigenisasi dalam jantung oleh darah dari arteria coronaria yang langsung masuk ke dalam ruangan jantung sebelah kiri. Karena shunt fisiologis ini kecil darah arteria sistemis mengandung lebih sedikit O2 per desimeter daripada darah yang seimbang dengan udara alveoler. (Ganong, 1998)Tekanan kapiler paru-paru kira-kira 10 mm Hg, sedangkan tekanan onkotik adalah 25 mm Hg, sehingga terdapat selisih tekanan kira-kira 15 mm Hg yang arahnya ke dalam yang mempertahankan alveoli bebas cairan. Bila tekanan kapiler paru-paru lebih dari 25 mm Hg yang mungkin dapat terjadi adalah back-ward failure ventrikel kiri mengakibatkan kongesti dan edema paru-paru. Penderita dengan stenosis mitralis juga mempunyai kenaikan tekanan kapiler paru-paru yang kronis dan progresif dan perubahan fibrotik yang luas pada pembuluh paru-paru. Edema paru-paru tidak merupakan gejala menonjol pada stenosis mitralis seperti payah jantung kongesti yang jelas, mungkin karena fibrosis dan konstriksi pembuluh arteri paru-paru melindungi kapiler-kapiler. (Ganong, 1998)Karena kemampuan mengembangnya, vena-vena pulmonalis menjadi reservoir darah yang penting. Volume darah paru-paru meningkat sampai 400 ml pada individu normal bila dia berbaring dan darah tidak dikeluarkan dalam sirkulasi umum bila dia sedang berdiri. Pergeseran ini diakibatkan menurunnya kapasitas total pada posisi berbaring dan bertanggung jawab untuk terjadinya orthopena payah jantung. (Chairman's Reflections, 2004)Selain itu pembuluh darah paru-paru mampu dilatasi pasif secara luas. Bila suplai darah pada salah satu paru-paru normal disumbat dengan mengembangkan balon pada cabang utama arteri pulmonalis, aliran yang menuju ke paru-paru lainnya dua kali lipat, tapi disini hanya terdapat sedikit kenaikan tekanan arteri pulmonalis. Arteriole paru-paru mengalami kontriksi dengan norepinefrin, epinefrin, dan angiotensin II mereka mengalami delatasi oleh isoproterenoldan asetilkolin. Venula paru-paru mengalami konstriksi dengan serotonin, histamin dan endotoksin E coli. Pembuluh sangat banyak dipersarafi oleh serabut-serabut saraf vasokonstriktor simpatis dan perangsangan ganglion simpatis servicalis menurunkan aliran darah paru-paru sebanyak 30%. Serabut-serabut sebagian berperan menurunkan kapasitas sirkulasi paru-paru, jadi mengalirkan darah dari reservoir paru-paru, tekanan dalam arteria pulmonalis meningkat pada hipoksia, mungkin disebabkan karena dikeluarkannya prostaglandin. Tekanan arteria pulmonalis sedikit dipengaruhi oleh rangsangan yang mengubah tekanan sistemik. Pada waktu kerja, misalnya aliran darah paru-paru meningkat sesuai dengan jumlah kenaikan pada aliran darah sistemik, tetapi tekanan arteria pulmonalis sangat sedikit berubah. Tekanan arteria pulmonalis pada hipertensi esensial biasanya normal (Hesvelride, 1997).

Bila bronkus tersumbat pembuluh yang membawa darah dalam alveoli yang ventilasinya jelek ini mengalami shunt ke daerah lain. Konstriksi disebabkan karena efek lokal dari rendahnya PO2 alveoler pada pembuluh. Penimbunan CO2 cenderung menurunkan pH juga menyebabkan konstriksi dari branchi yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut, menggeser ventilasi menjauhi daerah yang perusinya jelek. (Ganong, 1998)

Gb. 2 Sirkulasi paru-paru

Sumber:Buku Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia

2.2.3. Peran Sirkulasi Paru-Paru

Sirkulasi paru-paru mempunyai berbagai peranan dalam tubuh selain sebagai penghantar gas. Mereka menghangatkan atau mendinginkan udara inspirasi sehingga meskipun udara yang sangat panas atau sangat dingin, akan mendekati suhu tubuh pada saat udara tersebut mencapai alveoli. Sekresi bronkus mengandung zat-zat yang membantu mencegah infeksi dan mempertahankan integritas mukosa. (Ganong, 1998)Mereka juga mempunyai mekanisme-mekanisme yang banyak bekerja mencegah benda asing mencapai alveoli. Rambut pada hidung menyapu keluar banyak partikel yang diameternya lebih besar daripada 10 mikrometer. Kebanyakan partikel-partikel ini tertahan pada membran mukosa hidung dang faring, karena momentumnya mereka tidak mengikuti aliran udara waktu mereka membelok ke bawah masuk ke dalam paru-paru, dan mereka menubruk pada tonsil dan adenoid, kemudian sekumpulan besar jaringan limfoid yang secara imunologis mulai aktif. Partikel yang umumnya lebih kecil jatuh pada dinding bronchi, waktu udara mengalir dalam bagian yang lebih kecil di sini, dimana mereka mengawali refleks konstruksi bronkus dan refleks batuk. Mereka juga dibuang dari paru-paru oleh silia. (Hesvelride, 1997)Epitel jalan pernafasan dari sepertiga anterior hidung sampai permulaan bronkiolus respiratorius bersilia, dan silia yang diliputi oleh mukus bergetar dengan arah yang sama pada frekuensi 1000-1500 siklus permenit. Mekanisme silia mampu menggerakkan partikel-partikel denga kecepatan paling sedikit 16 mm/menit. Partikel yang diameternya kurang dari 2 mikrometer umumnya mencapai alveoli, dimana mereka dicerna oleh sel-sel makrofag dan dibawa ke nodus limfatikus. Kegunaan penting mekanisme pertahanan ini terbukti bila seseorang mengingat pada kota-kota modern, tiap-tiap liter udara dapat mengandung beberapa juta partikel debu dan iritan. (Maton, 1993)Selain fungsinya sebagai pertukaran gas, paru-paru mempunyai sejumlah fungsi metabolisme. Mereka membentuk surfactant untuk dipakai lokal. Paru-paru juga melepaskan berbagai zat yang masuk dalam arterial sistemik dan membuang zat-zat lain dari darah venosa sistemik yang mencapai paru-paru melalui arteria pulmonalis. Prostaglandin dibuang dari sirkulasi, tetapi prostaglandin juga disintesis dalam paru-paru dan dikeluarkan ke dalam darah bila jaringan paru-paru diregangkan. Prostaglandin F2a merupakan zat yang bertanggung jawab akan vansokonstriksi paru-paru waktu hipoksia. (Corwin, 2000)Sirkulasi paru-paru juga mengaktifkan satu hormon yaitu dekapeptida angiotensin I yang secara fisiologis tidak aktif, di ubah menjadi presor, oktapeptida angiotensin II yang merangsang aldosteron dalam sirkulasi paru-paru. (Ganong, 1998)2.2.4. Pembuluh pada sirkulasi paru-paru

Pembuluh pada sirkulasi paru-paru juga dilalui oleh arteri Pada sirkulasi pulmonal ini terdapat berbagai pembuluh yaitu :

a. Trunkus Pulmonar berasal dari atrium kanan. Trunkus ini berupa pembuluh pendek berdinding tipis yang memiliki panjang 5 cm dan diameter 3 cm.

1) Berdasarkan konkavitas arkus aorta, trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan arteri pulmonalis kiri.

2) Arteri pulmonalis kanan terbagi menjadi tiga cabang lobus dalam paru kanan ; arteri pulmonalis kiri terbagi menjadi dua cabang lobus dalam paru kiri

b. Pembagian arteri selanjutnya berakhir dalam jaring-jaring kapiler yang mengelilingi kantong udara paru-paru. Setelah pertukaran gas,darah terkumpul dalam venula dan masuk ke vena. (Sloane, 2007)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru-paru merupakan suatu sistem tubuh yang saling berkaitan dan berikatan satu sama lain. Sirkulasi sistemik tidak akan berhasil menyelesaikan tugasnya untuk menyalurkan zat-zat yang dibutuhkan tubuh jika sirkulasi paru-paru tidak ada. Begitu pula sebaliknya sirkulasi paru-paru tidak akan berhasil menciptakan keseimbangan tubuh manusia jika tidak mendapat bantuan dari sirkulasi sistemik. Dengan kerjasama kedua sistem sirkulasi tersebut, oksigen dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh tubuh dapat terdistribusikan dengan baik untuk menjaga keseimbangan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Chairman's Reflections . 2004 .Traditional Medicine Among Gulf Arabs. Part II: Blood-letting", Heart Views5. Page 56

Corwin, E. Handbook of Phatophysiologi, alih bahasa, Brahm U. Pend ; Endah P ed, Jakarta 2000. Page 273

Ganong, W.F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran. Hal: 625-642

Guyton, Arthur C. 1991. Textbook of Medical Physiology. 8th Edition. Philadelphia: W.B Saunders Company. P:172-174

Hesvelride, Sistem Kardiovaskuler. 1997. tersedia pada

Martini, Fredrick H. 1998. Fundamental of Anatomy & Physiology.7th edition. P: 245-270

Maton, Anthea,etc. 1993 . Human Biology and Health. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice. P: 68

Sherwood, L.2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi Kedua. Penerbit: ECG. Hal 305-315Sloane, Ethel. 2007. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. Hal 240-244

www.scumdoctor.com/indonesia/anatomy/circulator/system/work diakses tgl 17 Febuari 2014

PAGE 19