bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang - · pdf filesosialisasi dan presentasi saja. ... kapal...

22
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam tsunami yang melanda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya Kota Banda Aceh pada 26 Desember 2004 telah mengakibatkan banyak kerusakan dan kerugian materil. Ribuan rumah hancur dan ratusan hektar sawah terendam, kehidupan sosial ekonomi Kota Banda Aceh menjadi mati dalam beberapa menit saja. Program penataan ruang desa (Village Spatial Planning-VSP) pun dicanangkan oleh Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias. Program ini bertujuan untuk memetakan kembali lokasi perumahan serta sarana dan prasarana yang akan dibangun dalam suatu desa. Dalam proses penyusunan rencana desa tersebut harus memenuhi satu prasyarat penting yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2005 Tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, yaitu pelibatan masyarakat untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan kembali Aceh-Nias. Keputusan ini diturunkan BRR dalam Pedoman Perencanaan Desa, April 2006 di Bab 1 mengenai Partisipasi Komunitas: “Perencanaan partisipatif adalah faktor terpenting dari segala proses rekonstruksi Aceh-Nias. Perangkat desa dan warga setempat diharapkan dapat aktif terlibat di dalam merancang masa depan mereka”. Selain itu dalam UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang juga disebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan oleh pemerintah dapat diakomodasi dalam tahap penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Sampai November 2006, dari sekitar 800 desa hancur/rusak yang masuk dalam daftar BRR untuk dibuat rencana tata ruang desa, diperkirakan baru sebagian saja yang yang sudah terealisasi. Salah satu desa yang sudah mempunyai peta rencana tata ruang adalah Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Desa ini merupakan salah satu yang terkena

Upload: vothu

Post on 20-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bencana alam tsunami yang melanda Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, khususnya Kota Banda Aceh pada 26 Desember 2004 telah

mengakibatkan banyak kerusakan dan kerugian materil. Ribuan rumah hancur

dan ratusan hektar sawah terendam, kehidupan sosial ekonomi Kota Banda

Aceh menjadi mati dalam beberapa menit saja. Program penataan ruang desa

(Village Spatial Planning-VSP) pun dicanangkan oleh Badan Rekonstruksi dan

Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias. Program ini bertujuan untuk memetakan kembali

lokasi perumahan serta sarana dan prasarana yang akan dibangun dalam suatu

desa.

Dalam proses penyusunan rencana desa tersebut harus memenuhi satu

prasyarat penting yang diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 30 Tahun 2005 Tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan

Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, yaitu pelibatan masyarakat untuk

berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan kembali Aceh-Nias.

Keputusan ini diturunkan BRR dalam Pedoman Perencanaan Desa, April 2006 di

Bab 1 mengenai Partisipasi Komunitas: “Perencanaan partisipatif adalah faktor

terpenting dari segala proses rekonstruksi Aceh-Nias. Perangkat desa dan warga

setempat diharapkan dapat aktif terlibat di dalam merancang masa depan

mereka”. Selain itu dalam UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang juga

disebutkan bahwa peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penataan

ruang yang dilakukan oleh pemerintah dapat diakomodasi dalam tahap

penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang.

Sampai November 2006, dari sekitar 800 desa hancur/rusak yang masuk

dalam daftar BRR untuk dibuat rencana tata ruang desa, diperkirakan baru

sebagian saja yang yang sudah terealisasi. Salah satu desa yang sudah

mempunyai peta rencana tata ruang adalah Desa Punge Blang Cut, Kecamatan

Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Desa ini merupakan salah satu yang terkena

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

2

kerusakan cukup parah. Oleh karena itu, perencanaan tata ruang desa sangat

diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan proyeksi kebutuhan perumahan

serta fasilitas perkotaan lainnya. Satu hal menarik yang terjadi di desa ini adalah

terdamparnya sebuah Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN

dengan berat 2600 ton, tinggi ± 25 m, lebar 19 m dan panjang 63 m. Jarak kapal

ini 2,5 km dari perhitungan garis lurus pantai Kota Banda Aceh dan berada di

tengah-tengah lokasi permukiman penduduk.

Berdasarkan Keputusan Walikota Banda Aceh No.592.1/351/2006

tentang Izin Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Museum Kapal PLTD

Apung di Kelurahan Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh,

maka tanah di lokasi kawasan terdamparnya Kapal PLTD ditetapkan sebagai

lokasi pengadaan tanah untuk Museum Kapal PLTD apung. Selain itu kawasan

sekitarnya akan dijadikan kawasan Monumen Peringatan Tsunami. Monumen ini

akan menjadi tempat bagi masyarakat Aceh maupun luar negeri untuk

mengenang bencana terbesar abad ini sebagai bahan perenungan di masa

depan. Namun surat keputusan yang disahkan 19 Oktober 2006 tersebut

terlambat karena penyusunan VSP sudah selesai sehingga dalam rencana tata

ruang Desa Punge Blang Cut, tidak dialokasikan lahan untuk pengembangan

monumen tersebut.

Keputusan tersebut dilanjutkan oleh BRR dengan Surat Keterangan

No.S-4355/BRR.04/X/2006 tentang usulan tapak yang menetapkan lahan

tersebut untuk pengembangan kawasan monumen Kapal PLTD yang meliputi

lokasi kapal sendiri, rencana jalan masuk dan sirkulasi, rencana areal parkir, dan

lokasi fasilitas umum (termasuk areal pedagang cinderamata). Dalam pengadaan

lahan untuk pembangunan ini diperkirakan mengambil luas ±2,5 Ha.

Pada tanggal 2 Desember 2006, semiloka yang diadakan BRR mencapai

kesepakatan, bahwa museum utama akan dibangun di kawasan Blang Padang

dan beberapa situs dan monumen juga akan dikonservasi, termasuk monumen

Kapal PLTD Apung di Desa Punge Blang Cut. Selain itu juga disepakati

pembagian kerja masing-masing pihak. Studi makro dilaksanakan oleh BRR

(menunjuk PT. Agoralima sebagai konsultan), sedangkan studi mikro dilakukan

oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan membentuk Tim

Pengarah Situs & Monumen. Sampai Juli 2007 diketahui perancangan makro

yang dikerjakan PT. Agoralima sudah selesai dan sudah diberikan ke Dep.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

3

ESDM. Namun, studi mikro oleh Tim Pengarah Situs & Monumen di Dep. ESDM

tersebut belum selesai dan saat ini masih dalam tahap penyusunan. Padahal

studi inilah yang merancang detail kawasan monumen Kapal PLTD. Berdasarkan

info dari Geuchik Bapak Abdullah (Kepala Desa Punge Blang Cut), warga

kecewa dengan ganti rugi yang terlalu rendah dan belum ada tindak lanjut

mengenai pengembangan kawasan monumen Kapal PLTD ini. Bahkan warga

tidak diminta pendapatnya dalam penyusunan rencana tersebut, hanya sebatas

sosialisasi dan presentasi saja.

Permasalahan tersebut muncul dikarenakan kajian yang dilakukan

cenderung bersandar pada model mechanistic planning. Dalam model tersebut

para perencana pembangunan berfungsi sebagai ahli teknik yang bertugas

membuat cetak biru (blue print) perubahan serta menciptakan upaya yang dapat

membuat masyarakat mengikuti pola-pola perubahan yang dirancang.

Masyarakat diasumsikan sebagai bagian pasif dari sistem pembangunan yang

diciptakan oleh para perencana (Sutrisno, 1995).

Menurut DeChiara & Koppelman (1975), monumen dan situs bersejarah

adalah suatu kawasan, biasanya dibatasi oleh luas, didirikan untuk melindungi

objek bersejarah dan kepentingan ilmu pengetahuan, serta tempat mengenang

tokoh atau kegiatan bersejarah yang penting. Makna untuk mengenang peristiwa

tsunamilah yang mendasari usaha konservasi ini yang dibuat dalam bentuk

museum dan kawasan monumen. Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs

warisan tsunami di Banda Aceh yang akan dikembangkan menjadi kawasan

monumen tsunami selain Kapal di atas rumah di Lampulo, Gampong Pande,

Kuburan Shiron dan Kuburan Syiah Kuala. Situs Kapal PLTD dipilih karena

merupakan objek terbesar dan sering dikunjungi orang, selain adanya

permasalahan ganti rugi tanah yang sempat terjadi di kawasan ini.

Selama proses pengembangan monumen Kapal PLTD yang terdiri dari

tahap perencanaan, pembangunan dan pengelolaan, pemerintah tidak pernah

meminta pendapat dan opini stakeholders lain sebagai masukan dalam

pengambilan keputusan. Padahal seharusnya memperhatikan pendapat dari

berbagai pihak, mengingat tujuan jangka panjang yang ingin diraih adalah rasa

memilki (sense of belonging) dan kebutuhan akan suatu monumen/museum

peringatan tsunami bagi masyarakat luas. Meskipun pemerintah mempunyai

otoritas untuk menetapkan pengembangan monumen, sebaiknya penekanan

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

4

partisipasi masyarakat yang diatur dalam Keppres No.30 Tahun 2005 diatas

dilakukan oleh pemerintah (dalam hal ini BRR). Oleh sebab itu persepsi dan

preferensi penting karena mencerminkan pendapat dan keinginan stakeholders

terhadap keberadaan dan fungsi monumen ke depannya. Selain itu agar terjadi

keberlanjutan (sustainability) pengembangan monumen yang melibatkan

partisipasi dalam memelihara dan melestarikannya, serta mengurangi

kemungkinan terjadi konflik kepentingan diantara stakeholders.

Satu hal penting setelah diketahui persepsi stakeholders adalah

mengetahui opini yang sudah diidentifikasi dapat diketahui konsistensi dan

keobjektifannya. Mengingat persepsi seseorang cenderung dipengaruhi oleh

banyak faktor, maka diperlukan analisis yang mengamati hal ini. Selain itu,

motivasi tiap stakeholders terhadap pengembangan monumen ini pun berbeda-

beda sehingga mempengaruhi kesediaan mereka untuk berpartisipasi

selanjutnya. Analisis konsistensi persepsi dan kajian motivasi stakeholders ini

akan melengkapi kajian identifikasi persepsi dan preferensi stakeholders yang

telah dilakukan sebelumnya.

Isu partisipasi masyarakat yang digaungkan oleh BRR selama ini dirasa

tidak berjalan karena kondisi yang dialami penduduk cukup sulit. Menurut Triono

(1993), partisipasi yang baik adalah kondisi dimana masing-masing aktor tidak

bisa bertindak secara sendiri-sendiri, melainkan harus bekerja satu sama lain.

Oleh karena itu, penilaian terhadap partisipasi setiap stakeholders dalam

pengembangan monumen ini juga perlu untuk dikaji. Di lain pihak sejak tahun

1998, UNESCO mencetuskan program LEAP (Local Effort and Preservation)

sebagai model yang meningkatkan partisipasi dalam mengembangkan kawasan

bersejarah. Program ini akan memperkaya pembahasan isu partisipasi.

Pengkajian model ini penting karena di Indonesia belum pernah diterapkan dan

dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan kawasan bersejarah.

Mengingat kondisi yang berbeda dapat mempengaruhi pengembangan kawasan

monumen di kemudian hari. Atas dasar pemikiran tersebut maka peneliti memilih

judul penelitian ini yaitu: “Identifikasi Persepsi dan Preferensi Stakeholders

Terkait Rencana Pengembangan Monumen Kapal PLTD di Desa Punge Blang

Cut, Kota Banda Aceh”.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

5

1.2 Rumusan Persoalan Berdasarkan latar belakang studi, maka persoalan yang terjadi adalah

perlu diidentifikasi persepsi dan preferensi stakeholders terhadap rencana

pengembangan monumen Kapal PLTD. Persepsi dan preferensi ini

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Menurut Abbas

(2001), persepsi stakeholders yang mencakup ide, gagasan, pendapat, hasrat

dan keinginan mereka, sangat penting diakomodasi sehingga perbedaan

persepsi stakeholders yang menghambat suatu pembangunan partisipatif akan

dapat diminimalkan. Pada akhirnya persepsi dan preferensi stakeholders

diharapkan bermanfaat bagi penerapan Model LEAP terkait partisipasi dalam

pengembangan kawasan monumen yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan stakeholders terkait sehingga risiko kegagalan pembangunan dapat

berkurang. Persepsi yang dimaksud adalah fungsi kegiatan dan keterlibatan

masyarakat. Sedangkan preferensi berkaitan dengan potensi dan permasalahan

kawasan, perbaikan infrastruktur dan pengembangan kawasan monumen di

masa yang akan datang.

Rumusan persoalan yang lain adalah perlu pengkajian partisipasi

stakeholders dalam pengembangan monumen Kapal LTD. Dalam prosesnya,

terlebih dahulu ditelaah konsistensi persepsi dari stakeholders, motivasi yang

melatarbelakanginya, tingkat partisipasi selama ini dan keterkaitannya dengan

Model LEAP dari UNESCO. Kajian konsistensi ini menilai derajat kekonsistenan

tiap pihak dalam menanggapi kuesioner/wawancara yang diberikan oleh peneliti.

Penilaian ini didasarkan pada teori psikologi mengenai persepsi yang kemudian

akan diidentifikasi untuk menarik nilai objektivitasnya. Sedangkan motivasi tiap

stakeholders merupakan salah satu faktor untuk berpartisipasi.

1.3 Tujuan dan Sasaran Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi persepsi dan preferensi

stakeholders sebagai masukan untuk penyusunan konsep pengembangan

kawasan monumen Kapal PLTD. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah:

• Mengidentifikasi persepsi stakeholders terhadap kondisi Kapal PLTD saat ini.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sudut pandang stakeholders

terhadap Kapal PLTD sebagai sebuah kawasan monumen dengan segala

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

6

aktivitasnya, khususnya bagi penduduk desa, para pengunjung kapal,

instansi pemerintah, pemerhati, dan konsultan (PT. MACON). Persepsi yang

ingin diketahui meliputi fungsi kegiatan monumen, keterlibatan masyarakat,

serta perubahan yang diperkirakan terjadi pada rencana tata ruang yang

telah disusun. Keterlibatan masyarakat yang dimaksud adalah pendapat tiap

stakeholders mengenai keberjalanan peran serta yang dilakukan pemerintah

selama ini dan pihak-pihak yang seharusnya ikut berpartisipasi,

• Mengidentifikasi preferensi stakeholders dengan maksud untuk mengetahui

kecenderungan atau keinginan stakeholders terhadap potensi dan

permasalahan kawasan, perbaikan infrastruktur & pengembangan kawasan

di masa mendatang,

• Mengetahui derajat konsistensi persepsi stakeholders berdasarkan sisi

psikologi,

• Menilai tingkat motivasi tiap stakeholders dalam pengembangan monumen

Kapal PLTD,

• Menilai tingkat partisipasi stakeholders berdasarkan teori peran serta mereka

dalam pengembangan monumen, model LEAP, dan

• Merumuskan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, yang menjadi

masukan bagi penyusunan konsep pengembangan kawasan monumen

Kapal PLTD. Kesimpulan ini berasal dari persepsi dan preferensi

stakeholders, analisis konsistensi persepsi, penilaian tingkat motivasi dan

partisipasi stakeholders, kajian model LEAP, serta pertimbangan lain berupa

kondisi kawasan saat ini, konsep perancangan makro BRR dan teori yang

berkaitan dengan itu.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi lingkup materi & lingkup wilayah

studi.

1.4.1 Lingkup Materi Lingkup materi pada studi ini meliputi pemahaman terhadap karakter

kawasan monumen Kapal PLTD, penjajakan persepsi & preferensi stakeholders

dan perumusan kesimpulan dalam pengembangan kawasan monumen yang

mencakup aspek fisik dan non fisik.

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

7

Aspek non fisik yaitu,

• Aktivitas, yaitu pemahaman terhadap karakteristik kawasan monumen Kapal

PLTD menyangkut fungsi kegiatan dan pengembangan kawasan di masa

depan,

• Konsep pengembangan monumen di tempat lain dengan karakteristiknya

sebagai ruang publik, museum, dll,

• Sisi psikologi yang melihat kekonsistenan persepsi stakeholders, dan

• Kajian tentang partisipasi stakeholders dalam pengembangan monumen.

Sedangkan aspek fisik yaitu,

• Kebijakan dan konsep perancangan makro BRR mengenai pengembangan

kawasan monumen Kapal PLTD, yaitu berupa master plan kawasan yang

meliputi tematik kawasan, sirkulasi jalan dan pejalan kaki, mitigasi bencana,

serta penataan ruang kawasan tersebut,

• Tempat aktivitas, yaitu kondisi Kapal PLTD dan kawasan sekitarnya, dan

• Bangunan dan infrastruktur di dalam kawasan monumen Kapal PLTD, yaitu

kondisi rumah-rumah penduduk, fasilitas umum, jalan desa dan lingkungan;

kondisi utilitas yaitu jaringan drainase, air kotor, persampahan, dan listrik.

1.4.2 Lingkup Wilayah Studi Lingkup wilayah studi dalam penelitian ini adalah Dusun Tuanku Di Balik

Ayei, Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Desa ini

dibatasi dengan:

• Sebelah Utara : Desa Punge Jurong dan Jalan Iskandar Muda

• Sebelah Timur : Krueng (sungai) Doy dan Kelurahan Sukaramai

• Sebelah Barat : Desa Blang Oi

• Sebelah Selatan : Desa Lamtemen Timur

Untuk lebih jelasnya, peta orientasi desa ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

8

LEGENDA

U

DESA PUNGE BLANG CUT

Lokasi Kapal PLTD

Batas Ling.Tuan Di Balik Ayei

Sungai Doy

Kawasan pengembanganmonumen Kapal PLTD

GAMBAR 1.1

PETA ORIENTASI KAPAL PLTD

Tanpa SkalaSumber: MAPFRAME ADB & BAPPENAS 2005,

PT. Macon 2006

PL 40Z1 TUGAS AKHIRPROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

SAPPKINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2008

KE ULEEHEUE

Jalan Di Kandang

DESA LAMTEMEN TIMUR

KEL. SUKARAMAIKEL. SUKARAMAI

L

PUNGE JURONGPUNGE JURONG

KE LAMTEMENKE LAMTEMEN

LINGK. KRUENG DOYLINGK. KRUENG DOY

LINGK. LAMPOH LUBOKLINGK. LAMPOH LUBOK

LINGK. TUAN DI BALIK AYEILINGK. TUAN DI BALIK AYEI

LINGK. TUAN DI KANDANGLINGK. TUAN DI KANDANG

LINGK. TUAN DI PAKEHLINGK. TUAN DI PAKEH

Jl. Sultan Iskandar Muda

Jl. Sultan Iskandar Muda

Kec.Lueng Bata

Kec. Ulee Kareng

Kec.Kuta Raja

Kec. Meuraxa

Kec.Jaya Baru Kec.

Banda Raya

Kec.Baiturrahman

Kec.Kuta Alam

Peta Administrasi Banda Aceh

DESA BLANG OIDESA BLANG OI

Kec. Syiah Kuala

Fadly Haley Tanjung154 03 002

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

9

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metode Pendekatan Studi Untuk mencapai tujuan studi yaitu mengidentifikasi persepsi dan

preferensi stakeholders sebagai masukan untuk penyusunan konsep

pengembangan kawasan monumen Kapal PLTD yang lebih bersifat opini, maka

digunakan metode analisis deskriptif dan kualitatif. Menurut Pontoh (2004) dalam

Catatan Kuliah PL2103 Statistik dalam Perencanaan, analisis deskriptif

merupakan sebuah metoda statistik untuk mempelajari tata cara penyusunan dan

penyajian data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Sedangkan analisis

kualitatif menurut Kountour (2004) ialah menggunakan peneliti sebagai instrumen

penelitian dengan alur analisis secara induktif (khusus ke umum). Adapun

tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

a) Melakukan penelusuran literatur, tugas akhir, tesis, dan jurnal mengenai

persepsi dan preferensi dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan

kawasan monumen. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui konsep

pengembangan suatu kawasan monumen, sejarah dan kondisi fisik kapal,

terminologi ruang publik, teori psikologi terkait persepsi stakeholders,

gambaran umum Desa Punge Blang Cut, serta peran persepsi dan preferensi

dalam kegiatan pengembangan kawasan. Dasar-dasar teori ini kemudian

digunakan sebagai landasan pemetaan stakeholders, pemahaman terhadap

karakteristik kawasan studi, penyusunan perangkat survei, dan pemberian

masukan bagi penyusunan konsep pengembangan monumen Kapal PLTD.

b) Mempelajari karakteristik wilayah studi untuk mengetahui potensi dan

permasalahan kawasan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan

monumen di masa mendatang. Data-data yang dikumpulkan mengenai:

• Kondisi Kawasan Saat Ini.

Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mengenali sejarah, kondisi,

potensi, dan permasalahan kawasan. Data-data yang diperlukan adalah

unsur fisik kapal, infrastruktur, fasilitas umum & permukiman di Dusun

Tuan Di Balik Ayei, Desa Punge Blang Cut. Pengumpulan data dilakukan

melalui observasi lapangan & penelusuran terhadap literatur terkait

secara normatif di luar sudut pandang stakeholders.

• Kebijakan dan Konsep Perancangan Makro Pengembangan Kawasan

Warisan Tsunami oleh BRR (dengan konsultan PT. Agoralima).

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

10

Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mengetahui kebijakan dan

konsep apa saja yang diarahkan secara umum terhadap Kawasan

Monumen Kapal PLTD. Data-data ini diperoleh dari BRR dan akan

dianalisis secara deskriptif untuk melihat sejauh mana kebijakan yang ada

mendukung pengembangan kawasan.

Berdasarkan tinjauan-tinjauan tersebut maka dapat disimpulkan

mengenai potensi dan permasalahan dalam pengembangan kawasan

monumen Kapal PLTD. Potensi dan permasalahan ini akan menjadi bahan

pertimbangan dalam kegiatan penggalian persepsi dan preferensi

stakeholders.

c) Menentukan stakeholders yang akan diambil persepsi dan preferensinya.

Menurut IP3 (Institute for Public Private Partnership) dalam Purboyo (2004),

pemilihan stakeholders dilakukan berdasarkan kelompok kepentingan dan

keeratan hubungan stakeholders terhadap kawasan. Kepentingan disini yang

menyangkut persepsi dan preferensi stakeholders. Kelompok kepentingan

dibagi menjadi dua yaitu, primer dan sekunder. Kelompok primer adalah yang

terkena atau dipengaruhi langsung dari keberadaan isu. Sedangkan

kelompok sekunder adalah yang memiliki kemungkinan terkena dari

keberadaan isu yang diteliti.

Berikut pemetaan stakeholders kelompok primer, yang terpilih adalah:

• Penduduk desa terpilih karena mereka adalah pihak yang terkena dampak

langsung dalam proses pengembangan monumen kapal ini. Mereka

merupakan aktor utama yang menentukan apa saja yang ingin dan tidak

ingin dibangun di desa mereka.

• Pengunjung kapal terpilih karena mereka yang diperkirakan dipengaruhi

oleh pembangunan monumen dan pihak yang akan menikmati keberadaan

monumen ini kelak.

• BRR terpilih sebagai institusi pemerintah nasional yang menangani seluruh

proyek pembangunan rekonstruksi pasca bencana di Aceh. Hal ini terkait

dengan program penyusunan rencana tata ruang desa yang dicanangkan

BRR, yang di dalamnya termasuk Desa Punge Blang Cut. Selain itu BRR

juga yang menyusun konsep perancangan makro dari pengembangan

monumen ini.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

11

Sedangkan stakeholders kelompok sekunder yang terpilih adalah:

• PT. MACON sebagai pihak yang dapat memberikan gambaran sisi

konsultan terhadap kasus ini, walaupun tidak cukup merepresentatifkan

konsultan, tapi PT. MACON terlibat langsung mendampingi warga selama

proses penyusunan rencana tata ruang Desa Punge Blang Cut pada Juni

2006 lalu.

• Pemerintah Kota Banda Aceh terpilih karena merupakan instansi yang

berkepentingan dalam pembangunan kota.

• Bappeda Kota Banda Aceh terpilih karena merupakan aktor pelaksana dan

pengawas tata ruang kota.

• Pemerhati terpilih karena mereka melakukan penelitian dan menjadi pihak

yang berpengaruh terhadap perencanaan kawasan warisan tsunami ini.

Setelah diketahui stakeholders yang terkait, maka dapat diturunkan kepada

persepsi dan preferensi yang ingin diketahui dalam penelitian ini. Persepsi

penduduk desa dan pengunjung kapal menyangkut keberadaan kapal, fungsi

kegiatan monumen dan keterlibatan masyarakat. Persepsi PT. MACON

mengenai keterlibatan masyarakat dan dampak kawasan terhadap tata ruang

desa yang telah disusun. Persepsi instansi pemerintah dan pemerhati yaitu

menyangkut keterlibatan masyarakat dan fungsi kegiatan monumen.

Sedangkan preferensi yang ingin didapat menyangkut potensi dan

permasalahan kawasan, perbaikan infrastruktur & pengembangan kawasan

di masa datang.

d) Kajian mengenai konsistensi persepsi stakeholders

Setelah diketahui persepsi dan preferensi stakeholders, maka selanjutnya

dapat dilakukan analisis konsistensi persepsi yang menggunakan teori

psikologi secara umum. Hal ini dilakukan berdasarkan kondisi yang terjadi di

lapangan pada saat pengumpulan data. Pemahaman mengenai teori ini

diperoleh dari berbagai literatur terkait.

e) Kajian mengenai motivasi stakeholders

Analisis ini menggunakan input berupa tingkat konsistensi persepsi

stakeholders yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu juga mengacu

pada variabel peran/posisi setiap stakeholders dalam pengembangan

monumen ini.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

12

f) Penilaian tingkat partisipasi stakeholders

Sebelum menilai tingkat partisipasi stakeholders, terlebih dahulu melakukan

kajian partisipasi stakeholders dalam pengembangan monumen. Kajian ini

menggunakan suatu program yang dicanangkan UNESCO sejak 1998

bernama LEAP (Local Effort And Preservation) Model. Pengkajian model ini

penting karena di Indonesia belum pernah diterapkan dan dapat menjadi

pedoman dalam mengembangkan kawasan bersejarah Kemudian dari kajian

tersebut akan dirumuskan variabel ideal yang seharusnya dilakukan oleh

setiap pihak. Selanjutnya melihat konsistensi antara hasil yang didapat

dengan tingkat motivasinya. Selain itu, juga mengacu pada teori peran serta

stakeholders yang diperoleh dari berbagai literatur.

g) Perumusan masukan bagi penyusunan konsep pengembangan kawasan

monumen Kapal PLTD. Masukan ini disusun berdasarkan persepsi dan

preferensi stakeholders, analisis konsistensi persepsi, analisis motivasi

stakeholders terhadap pengembangan kawasan monumen, dan kajian

partisipasi dengan mempertimbangkan model LEAP. Selain itu didasari oleh

pertimbangan lain seperti kondisi kapal terkini, kebijakan dan konsep

perancangan makro BRR terhadap kawasan monumen Kapal PLTD, serta

teori yang relevan dengan itu.

Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 1.2.

1.5.2 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dalam studi ini dibagi

menjadi tiga tahap. Tahap yang pertama, adalah pengumpulan data dan

informasi dengan cara studi literatur sehingga diperoleh kajian teoritis yang

berkaitan dengan pengembangan monumen, terminologi ruang publik, teori

psikologi terkait persepsi, serta kajian mengenai persepsi dan preferensi

stakeholders.

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

13

GAMBAR 1.2 KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

14

Tahap kedua adalah pengumpulan data dan informasi dengan melakukan

survei data sekunder kepada instansi-instansi yang terkait dengan

pengembangan monumen Kapal PLTD seperti BRR, Pemerintah Kota dan

Bappeda Kota Banda Aceh. Survei ini dilakukan untuk mencari data-data

sekunder mengenai pengembangan monumen Kapal PLTD yang dapat berupa

kebijakan, peraturan, surat keputusan, serta data-data lainnya mengenai

kawasan.

Tahap yang ketiga adalah pelaksanaan observasi kondisi di lapangan dan

survei data primer yang dilakukan dengan cara pembagian kuesioner kepada

penduduk desa dan pengunjung, serta wawancara dengan stakeholders terkait

seperti BRR, Pemkot, Bappeda, PT.MACON dan para pemerhati kawasan.

Perbedaan metode pengambil data tersebut disebabkan berbedanya karakteristik

tiap kelompok stakeholders. Untuk penduduk desa dan pengunjung kapal yang

membutuhkan eksplorasi mendalam dan dengan bahasa yang lugas, dilakukan

dengan kuesioner. Sedangkan untuk instansi pemerintah, konsultan dan

pemerhati yang kondisinya lebih formal, dilakukan dengan wawancara. Namun

substansi kedua metode ini sama, yaitu untuk mengetahui persepsi dan

preferensi mereka. Observasi yang dimaksud adalah dengan menggunakan

indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kuesioner dipilih

karena dapat memungkinkan eksplorasi atau penjelasan dari makna konsep,

serta menemukan sifat dan ukuran dalam data (Strauss & Corbin, 2003).

Kuesioner yang disebar merupakan jenis kuesioner campuran dimana

pertanyaan yang ada bersifat tertutup dan terbuka (Rukhiyat & Somadin, 2002).

Pertanyaan bersifat terbuka berkaitan dengan persepsi sehingga jawaban

responden tidak dibatasi dan dapat digali lebih luas lagi. Sedangkan pertanyaan

tertutup berkaitan dengan preferensi seperti pilihan responden sudah diarahkan

untuk menjawab, namun seringkali dipakai kombinasi keduanya. Wawancara

menggunakan tipe terstruktur yaitu pewawancara menetapkan sendiri masalah

dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2006). Perangkat

kuesioner untuk responden penduduk desa dan pengunjung kapal dapat dilihat

pada Lampiran.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

15

Selanjutnya dapat diturunkan pada pengambilan data setiap stakeholders

yaitu sebagai berikut:

• Penduduk Desa Punge Blang Cut

Metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.

Menurut Kountour (2004), simple random sampling adalah cara pemilihan

sampel dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara acak (semua

mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih,

tidak dapat dipilih lagi.

Unit yang digunakan sebagai sampel adalah rumah tangga (KK) dengan

asumsi dalam satu rumah mempunyai pandangan yang sama. Sasaran

responden adalah kepala keluarga yang diasumsikan lebih mengetahui

masalah yang terjadi. Berdasarkan informasi dari Kepala Desa, warga yang

memperhatikan masalah pengembangan monumen kapal ini hanya penduduk

di Dusun Tuanku Di Balik Ayei saja. Menurut data kependudukan desa sampai

Mei 2007, populasinya berjumlah 377 KK dengan 1181 jiwa. Untuk itu

dibutuhkan sampel untuk mewakili populasi yang akan disurvei tersebut

(Rukhiyat & Somadin, 2002). Dalam menentukan jumlah sampel digunakan

rumus Slovin (dalam Zikriyyah, 2006) dengan menggunakan tingkat

kepercayaan 90%. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:

n = N

N(d²) + 1

dimana : n = jumlah sampel yang harus diambil

N = jumlah populasi

d = derajat realibilitas (d = 100% - tingkat kepercayaan)

dengan demikian jumlah sampel yang diperlukan adalah:

n = 377 = 79

377(0.1²) + 1

Dari perhitungan didapat jumlah sampel total yang harus disurvei adalah

sebanyak 79 KK, dibulatkan 80 KK di Dusun Tuanku Di Balik Ayei, Desa

Punge Blang Cut. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 26-28 Juli

2007 pukul 09.00-16.00 WIB. Dalam proses tersebut, peneliti menemui

kendala terhadap 10 responden yang telah ditetapkan menjadi sampel.

Ternyata sampai waktu yang ditentukan tidak ada di tempat dan dari informasi

yang didapat, mereka telah pindah rumah. Mengingat keterbatasan waktu,

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

16

biaya dan tenaga yang dimiliki, peneliti memutuskan mengambil responden di

luar sampel yang telah ditentukan. Latar belakang dan justifikasi pengambilan

10 responden tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pertanyaan persepsi pada kuesioner menyangkut keberadaan kapal, fungsi

kegiatan monumen dan keterlibatan masyarakat. Pertanyaan preferensi pada

kuesioner menyangkut kecenderungan atau keinginan penduduk terhadap

potensi dan permasalahan kawasan, perbaikan infrastruktur, & pengembangan

kawasan pada masa mendatang.

• Pengunjung Kapal

Populasi dari pengunjung kapal tidak diketahui dengan pasti (tidak ada data

resmi). Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode pengambilan sampel

berdasarkan teori Kachigan (1986) yang mensyaratkan minimal 30 orang

responden untuk menghasilkan distribusi sampel yang mendekati normal. Dari

jumlah tersebut, peneliti membaginya ke dalam dua golongan, yaitu

pengunjung pada hari kerja (Senin-Kamis) dan akhir minggu (Jumat-Minggu).

Di tiap golongan akan diambil masing-masing 15 orang secara acak.

Pembagian golongan ini tidak mempengaruhi hasil analisisnya, distribusi ini

bertujuan untuk sebatas mencari heterogenitas responden karena peneliti

berasumsi kedua golongan tersebut mempunyai karaktersitik berbeda..

Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 29 & 30 Juli 2007 pukul 09.00-

16.00 WIB.

Pertanyaan persepsi pada kuesioner menyangkut fungsi kegiatan monumen

dan keterlibatan masyarakat. Pertanyaan preferensi menyangkut potensi dan

permasalahan kawasan, perbaikan infrastruktur dan pengembangan kawasan

pada masa yang akan datang.

• Wakil Instansi Pemerintah dan Para Pemerhati Kawasan Warisan Tsunami

Pengumpulan data akan dilakukan dengan metode purposive sampling

kepada wakil-wakil instansi. Sedangkan teknik pengambilan responden

dilakukan secara random. Menurut Mulyana (2001:187), metode purposive

sampling termasuk salah satu jenis pengambilan sampel nonprobabilitas.

Disebut sebagai nonprobabilitas karena peneliti tidak bertujuan untuk

mengeneralisasikan temuan penelitian. Metode ini dipilih karena hanya sedikit

orang yang mengetahui dan mengikuti perkembangan rencana

pengembangan monumen Kapal PLTD tersebut.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

17

Oleh karena itu, dipilih para aktor yang sering terlibat dengan permasalahan

tersebut yaitu wakil dari: Pemerintah Kota Banda Aceh, Bappeda Kota Banda

Aceh, dan BRR NAD-Nias. Pada instansi Pemkot diketahui bahwa orang yang

memahami masalah ini ada tiga orang (Walikota dan dua orang kepala

bagiannya), sementara di Bappeda ada empat orang (Kepala dan tiga orang

kepala bidangnya). Oleh karena itu diambil satu orang secara acak di tiap

instansi. Pada instansi BRR, permasalahan ini ditangani langsung oleh

Direktur Operasional BRR sehingga beliau yang diputuskan menjadi

responden. Sedangkan para pemerhati kawasan warisan tsunami yang dipilih

adalah wakil dari Tim Pembangunan Museum, Situs dan Monumen Tsunami

yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral RI No.2702 K/73/MEM/2006. Dari 17 orang anggota tim, dipilih secara

acak dan yang terpilih adalah Ibu Andonowati. Selain itu perwakilan akademis

yang dipilih adalah Ibu Myra P.Gunawan yang pernah melakukan penelitian

terkait pengembangan kawasan warisan tsunami. Penggalian persepsi wakil

instansi pemerintah dan pemerhati menyangkut fungsi kegiatan monumen dan

keterlibatan masyarakat. Sedangkan penggalian preferensi mereka

menyangkut potensi dan permasalahan di sekitar kawasan, perbaikan

infrastruktur, dan pengembangan kawasan pada masa mendatang.

• Wakil Konsultan (PT. MACON)

Posisi PT. MACON adalah perusahaan konsultan yang mendapat kontrak

pekerjaan penyusunan rencana tata ruang Desa Punge Blang Cut dari Asian

Development Bank (ADB). Hal ini mengacu pada Proyek ETESP P-23

(Earthquake and Tsunami Emergency Support Project Package 23) ADB TA

002-INO, Grant 0002. Pengambilan data wakil konsultan juga dilakukan

dengan metode purposive sampling dan pengambilan responden dilakukan

dengan acak. Dari tiga orang yang mengetahui permasalahan ini, terpilih

Bpk.Eko Pranoto yang menjabat sebagai Team Leader proyek tersebut.

Penggalian persepsi PT. MACON menyangkut fungsi yang sesuai dengan

kawasan monumen, perubahan terhadap rencana tata ruang desa dan

keterlibatan masyarakat. Sedangkan preferensi yang diambil tentang potensi

dan permasalahan kawasan, perbaikan infrastruktur, serta pengembangan

kawasan pada masa mendatang. Untuk lebih jelasnya, kerangka pendekatan

studi dari penelitian ini dijelaskan pada Tabel I.1.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

18

TABEL I.1 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Sasaran Identifikasi Cara

Memperoleh Data

Metode Analisis Keluaran

Identifikasi persepsi stakeholders terhadap kondisi Kapal PLTD saat ini

Pengetahuan Kapal PLTD sebagai sebuah kawasan monumen; keberadaan kapal, potensi & permasala-han kawasan, fungsi yang sesuai dengan kawasan sekitar kapal, peraturan & konsep perancangan makro BRR

Melalui kuesioner, wawancara, dan diskusi informal

Pemetaan stakeholders, analisis deskriptif terhadap hasil kuesioner. Menyusun kategori dan sintesisasi

Persepsi stakeholders mengenai fungsi kegiatan dan keterlibatan masyarakat

Identifikasi preferensi stakeholders terhadap kondisi Kapal PLTD saat ini

Kecenderungan atau keinginan stakeholders terhadap jenis kegiatan, perbaikan infrastruktur, dan program pengembangan kawasan

Melalui kuesioner, wawancara, diskusi dan informal

Pemetaan stakeholders, analisis terhadap hasil kuesioner. Menyusun kategori dan sintesisasi

Preferensi stakeholders terhadap potensi & permasalahan kawasan,perbaikan infrastruktur dan program pengembangan kawasan di masa mendatang

Mengetahui tingkat konsistensi persepsi stakeholders

Teori psikologi umum mengenai persepsi

Studi literatur Analisis deskriptif dan sintesisasi

Derajat konsistensi persepsi stakeholders

Mengetahui tingkat motivasi tiap stakeholders dalam pengembangan monumen Kapal PLTD

Memakai dasar tingkat konsistensi persepsi & peran/posisi stakeholders dalam pengembangan monumen

Studi literatur Analisis deskriptif dan sintesisasi

Penilaian tingkat motivasi stakeholders untuk berpartisipasi

Menilai tingkat partisipasi stakeholders

Teori peran serta masyarakat dalam pengembangan monumen, model LEAP

Studi literatur Analisis deskriptif dan sintesisasi

Penilaian tingkat partisipasi stakeholders

Perumusan masukan bagi konsep pengembangan kawasan monumen Kapal PLTD

Persepsi& preferensi stakeholders, analisis konsistensi persepsi,kajian motivasi stakeholders & tingkat partisipasinya

Melalui observasi lapangan, penelusuran literatur, artikel, jurnal, internet, survei ke instansi pemerintah, kuesioner, wawancara, dan diskusi informal

Mempertim-bangkan persepsi dan preferensi stakeholders sebagai masukan terbesar. Melihat kaitan & dukungan teori, Model LEAP, kebijakan dan konsep makro BRR, serta data terkini kondisi kawasan Kapal PLTD

Masukan bagi penyusunan konsep pengembangan kawasan monumen Kapal PLTD yang terdiri dari aktivitas dan partisipasi stakeholders di masa datang

Sumber: Hasil Analisis, 2007

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

19

1.5.3 Metode Analisis Data Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini menggunakan

analisis kualitatif, yaitu dengan teknik teori-dari-dasar (grounded theory technic).

Menurut Mulyana (2001), teori-dari-dasar dapat dianggap sebagai salah satu upaya

serius untuk mengembangkan metodologi interaksionis simbolik. Teknik metodologis

penting dalam penelitian teori-dari-dasar karena melakukan proses perbandingan

secara tetap dan di dalamnya setiap bagian data saling dibandingkan satu sama lain.

Moleong (2006) mengutarakan bahwa salah satu tujuan yang hendak dicapai

melalui analisis perbandingan ialah generalisasi empiris dari suatu fakta. Mengingat

generalisasi itu tidak hanya menetapkan batas penerapan teori-dari-dasar.

Melainkan lebih dari itu, generalisasi membantu memperluas teori sehingga secara

umum menjadi lebih aplikatif dan memiliki daya penjelasan serta peramalan yang

lebih besar. Secara umum menurut Glaser & Strauss (1980), proses analisis

datanya mencakup:

• Reduksi Data

Identifikasi satuan (unit). Satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data

yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian. Satuan

yang diteliti dalam studi ini yaitu persepsi, preferensi, analisis konsistensi dan

motivasi. Persepsi yang ingin diketahui meliputi fungsi kegiatan monumen dan

keterlibatan masyarakat. Preferensi stakeholders untuk mengetahui

kecenderungan atau keinginan stakeholders terhadap potensi dan permasalahan

kawasan, perbaikan infrastruktur & pengembangan kawasan di masa mendatang.

Analisis konsistensi menilai derajat kekonsistenan tiap pihak dalam menanggapi

kuesioner/wawancara yang diberikan oleh peneliti. Analisis motivasi untuk melihat

tingkat keseriusan stakeholders dalam pengembangan monumen ini. Sedangkan

analisis tingkat partisipasi untuk melihat besarnya peran serta yang telah

dilakukan selama ini. Aplikasi reduksi data telah dibatasi pada analisis-analisis

tersebut dan selanjutnya akan diteliti.

• Membuat coding (pengkodean)

Artinya memberikan kode pada setiap satuan agar tetap dapat ditelusuri datanya.

Pengkodean ini menurut Moleong (2006) tidak mutlak harus dilakukan, dengan

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

20

catatan data mentah masih tersusun dan diarsipkan sehingga masih dapat

ditelusuri. Pengkodean ini tidak dilakukan karena membutuhkan waktu yang

cukup lama dalam mendata hasil survei data primer satu per satu. Namun

demikian, data tersebut telah disusun dan diarsipkan dan masih dapat ditelusuri

kembali.

• Kategorisasi

Menyusun kategori. Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke

dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan. Pemilahan yang dilakukan dalam

studi ini mengelompokkan jawaban responden perihal persepsi dan preferensi ke

dalam kelompok stakeholders, yaitu penduduk desa, pengunjung kapal, instansi

pemerintah, konsultan dan para pemerhati kawasan warisan tsunami.

• Sintesisasi

Mensintesiskan berarti saling mencari kaitan antara unit satu sama lain. Dengan

kata lain mencari hubungan, persamaan atau perbedaan antarpersepsi dan

preferensi stakeholders. Selain itu juga mencari kaitan antara persepsi, motivasi

dan penilaian tingkat partisipasi. Untuk melihat hubungan antarstakeholders

dilakukan dengan analisis perbandingan untuk ditarik benang merah. Dalam

mengolah data lapangan melakukan kompilasi melalui analisis deskriptif dalam

bentuk penyajian grafik. Selanjutnya analisis yang dipakai adalah kualitatif seperti

yang telah disebutkan diatas.

• Menyusun Kesimpulan

Hal ini dilakukan dengan jalan merumuskan suatu pernyataan yang proposisional.

Penarikan kesimpulan ini sudah merupakan teori substantif (yaitu teori yang

berasal dan masih terkait dengan data). Setelah dilakukan analisis keseluruhan

dari tiap stakeholders, teori substantif yang disusun pada penelitian ini dilanjutkan

dengan melihat tingkat konsistensi persepsi stakeholders dan motivasi mereka

dalam pengembangan monumen selama ini dan ke depannya. Kemudian di

bagian akhir akan dibahas kajian tingkat partisipasi stakeholders berdasarkan

variabel ideal yang mengambil dasar Model LEAP dari UNESCO.

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

21

Hasil penelitian melaporkan teori yang ditunjang dengan analisis-analisis dari data.

Kemudian dirumuskan dalam bentuk masukan bagi pengembangan monumen

dengan diskusi naratif tentang proses penelitian dan temuan-temuannya.

1.6 Sistematika Pembahasan

Setelah Bab 1 dibahas pada uraian di atas, maka pembahasan bab-bab

selanjutnya merupakan langkah-langkah untuk menjawab tujuan penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

BAB 2 Kajian Kepustakaan Tentang Persepsi dan Preferensi Masyarakat dalam Pengembangan Monumen Pada bab ini dilakukan kajian teori mengenai konsep pengembangan

monumen, peran serta dalam pengembangan monumen, persepsi dan

preferensi stakeholders dalam pengembangan monumen, yang kemudian

melihat sisi psikologi dari persepsi. Lalu masuk pada teori monumen sebagai

ruang publik, serta kebijakan dan konsep perancangan makro kawasan oleh

BRR. Pada bagian akhir terdapat teori Model LEAP dalam pengembangan

monumen.

BAB 3 Gambaran Umum Desa Punge Blang Cut dan Kawasan Kapal PLTD Bagian ini berisi gambaran Desa Punge Blang Cut pada umumnya dan

kawasan Kapal PLTD khususnya, meliputi sejarah dan kondisi kapal saat ini,

kondisi infrastruktur desa, fasilitas umum & permukiman yang berada di

sekitar kapal, serta potensi dan permasalahan dalam kawasan monumen

Kapal PLTD.

BAB 4 Persepsi dan Preferensi Stakeholders Bab ini berisi uraian mengenai hasil analisis persepsi dan preferensi

stakeholders yang terbagi dalam lima kategori yaitu penduduk desa,

pengunjung kapal, wakil dari konsultan (PT. MACON), wakil dari instansi

pemerintah dan para pemerhati kawasan warisan tsunami. Setelah itu akan

dipaparkan kajian psikologi mengenai konsistensi persepsi stakeholders dan

analisis motivasi stakeholders terhadap pengembangan monumen Kapal

PLTD. Di bagian akhir akan dibahas penilaian tingkat partisipasi stakeholders

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -  · PDF filesosialisasi dan presentasi saja. ... Kapal PLTD merupakan satu dari lima situs ... sirkulasi jalan dan pejalan kaki,

22

yang menggunakan dasar LEAP Model dari UNESCO. Kemudian akan

melihat konsistensi partisipasi terhadap motivasi yang telah dipaparkan

sebelumnya.

BAB 5 Kesimpulan Studi Pengembangan Kawasan Monumen Kapal PLTD Bab ini berisi konsep pengembangan kawasan monumen Kapal PLTD yang

berasal dari persepsi dan preferensi stakeholders, analisis konsistensi

persepsi dan kajian motivasi stakeholders. Rekomendasi yang diberikan

terdiri dari aktivitas kawasan dan partisipasi stakeholders di masa datang

berdasarkan kajian model LEAP. Di samping pertimbangan lain berupa teori

yang relevan, kondisi terkini kawasan. Selain itu juga memuat kesimpulan,

keterbatasan studi dan saran studi lanjutan sebagai studi pendukung

penelitian ini.