ltm termo - kesetimbangan uap-cair.pdf
DESCRIPTION
just for sharingTRANSCRIPT
![Page 1: LTM TERMO - KESETIMBANGAN UAP-CAIR.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/54e1fc444a7959d4418b4ba5/html5/thumbnails/1.jpg)
Lembar Tugas Mandiri - TEKNIK KIMIA
Johannes Ivan dennis Silitonga
1206316423
KESETIMBANGAN UAP-CAIR
Untuk Sistem Biner Kesetimbangan Uap Cair (VLE)
Untuk sistim biner kesetimbangan uap cair (VLE) yang ditinjau adalah sistím yang terdiri dua
komponen pada tekanan atmosfer. Dalam kestimbangan uap-cair berlaku :
fvi = fv
l
dimana; fvi = fugasitas komponen i dalam fase uap
fvl = fugasitas komponen i dalam fase cair
1. Fugasitas di fasa uap
Fugasitas di fasa uap dinyatakan dalam bentuk koefisien fugasitas yang didefinisikan
sebagai perbandingan antara fugasitas di fasa uap dan tekanan parsial komponen. Berdasarkan
definisi ini, hubungan antara fugasitas dan koefisien fugasitas di fasa uap dinyatakan sebagai:
dimana θ adalah koefisien fugasitas, y adalah fraksi mol komponen di fasa uap dan P adalah
tekanan total. Koefisien fugasitas dihitung berdasarkan data volumetrik dengan cara sebagai
berikut:
Atau
dimana T adalah temperatur, v adalah volum parsial, n adalah jumlah mol, z adalah faktor
pemampatan (compressibility factor) dan R adalah konstanta gas.
2. Fugasitas di fasa cair
Fugasitas di fasa cair umumnya dinyatakan dalam bentuk koefisien aktifitas yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara fugasitas di fasa cair dan hasil kali antara fraksi
mol komponen di fasa cair dan fugasitas komponen pada keadaan standar dalam perhitungan-
perhitungan koefisien aktifitas adalah kondisi cairan murni.
Jika keadaan cairan murni dipakai sebagai keadaan standar, koefisien aktifitas
dinyatakan sebagai:
![Page 2: LTM TERMO - KESETIMBANGAN UAP-CAIR.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/54e1fc444a7959d4418b4ba5/html5/thumbnails/2.jpg)
dimana γ adalah koefisien aktifitas, x adalah fraksi mol komponen di fasa cair, fOL
adalah fugasitas cairan murni. fugasitas cairan murni dapat dihitung dengan persamaan:
dimana PS adalah tekanan uap jenuh cairan murni, VOL adalah volum molar cairan murni dan
θSV adalah koefisien fugasitas uap murni pada keadaan jenuh (saturated condition). Suku
eksponen dalam persamaan di atas dinamakan faktor koreksi Poynting (Poynting correction).
Jika cairan bersifat tidak termampatkan dan uap komponen pada keadaan jenuhnya
dapat dianggap sebagai gas ideal, persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:
Jika faktor koreksi Poynting mendekati 1, maka:
Fugasitas di fasa cair juga sering dinyatakan dalam bentuk koefisien fugasitas.
Dalam hal ini fugasitas dinyatakan sebagai:
Model-Model Kesetimbangan Uap-Cair
Dengan menggunakan teori-teori yang telah ada, kriteria kesetimbangan uap-cair
dapat dituliskan kembali dalam bentuk variabel-variabel yang mudah diukur:
1. Model θiV. yi . P = γi .xi .fi
OL
2. Model γi = θiL . xi
Dalam model θ-γ fugasitas fasa uap dinyatakan dalam bentuk koefisien fugasitas
dan fugasitas fasa cair dalam koefisien aktifitas. Dalam model θ-θ fugasitas fasa uap dan
fasa cair dinyatakan dalam bentuk koefisien fugasitas.
Data komposisi uap ditampilkan pada diagram komposisi versus temperatur seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 11.3
![Page 3: LTM TERMO - KESETIMBANGAN UAP-CAIR.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/54e1fc444a7959d4418b4ba5/html5/thumbnails/3.jpg)
Gambar 11.3 a, b dan c dapat disimpulkan bahwa untuk sembarang cairan dengan
komposisi x1 akan menghasilkan uap dengan komposisi tertinggi dimiliki oleh komponen
(zat) yang lebih mudah menguap (volatile). Di sini simbol-simbol x dan y menunjukkan fraksi
mol komponen yang lebih volatile di dalam cairan dan di dalam uap.
Pada Gambar 11.3 b dan c terdapat suatu komposisi kritis (critical composition) xg. Pada titik ini
uap memiliki komposisi yang sama dengan cairan, dengan demikian tidak ada perubahan yang
terjadi pada proses pendidihan. Campuran kritis itu disebut azeotrope.
Diagram-diagaram yang disajikan di atas berlaku untuk kondisi tekanan konstan.
Perlu diingat bahwa komposisi uap yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan berubah
dengan berubahnya tekanan.
Kurva ini menjelaskan temperatur dengan komposisi x dan y.
Perhatikan Gambar 11.5, bila suatu campuran dengan komposisi x2 dan pada temperatur T3
(titik G ) atau di bawah titik didihnya (T2) dipanaskan pada tekanan konstan maka akan
terjadi beberapa perubahan terhadap campuran tersebut:
1. Ketika mencapai temperatur T2 campuran akan mendidih (ditunjukkan oleh titik B)
dan sebagian uap dengan komposisi y2 akan terbentuk (ditunjukkan oleh titik E).
2. Jika pada temperature T2 pemanasan campuran dilanjutkan, maka komposisi cairan
akan berubah karena sebagian komponen yang lebih volatile telah berubah menjadi uap,
akibatnya temperatur didih cairan meningkat ke suatu temperature T . Pada
temperatur ini cairan akan memiliki komposisi sebagai ditunjukkan oleh titik L, dan
uapnya memiliki komposisi sebagai ditunjukkan oleh titik N. Oleh karena tidak ada
sedikitpun bahan yang hilang dari sistim, maka yang terjadi hanyalah perubahan fasa
cair menjadi fasa uap.
![Page 4: LTM TERMO - KESETIMBANGAN UAP-CAIR.pdf](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/54e1fc444a7959d4418b4ba5/html5/thumbnails/4.jpg)
Perbandingan (rasio) fasa cair terhadap fasa uap yang terbentuk adalah: ML
MN
Uap
Cair
3. Jika pemanasan dilanjutkan ke temperatur T1 maka seluruh cairan berubah menjadi
uap (titik D) yang komposisinya sama dengan y1.
Tekanan Parsil, dan hukum-hukum Dalton, Raoult dan Henry
Menurut hukum Dalton, APP , yaitu tekanan total adalah sama dengan
perjumlahan tekanan parsil. Untuk suatu gas (uap) ideal, tekanan parsil berbanding lurus
dengan fraksi mol konstituen, maka:
PyP AA
Raoult merumuskan hubungan tersebut sebagai berikut:
A
o
AA xPP
Hukum Henry ditulis sebagai berikut:
PA = H xA
Bila suatu campuran mengikuti hukum Raoult, maka harga-harga yA untuk berbagai
komposisi xA dapat dihitung berdasarkan tekanan uap masing-masing kedua komponen pada
berbagai temperatur.
Berdasarkan Hukum Raoult:
A
o
AA xPP
AA PyP
Dari kedua persamaan ini diperoleh:
P
xPy A
o
AA dan
P
xPy B
o
BB
Jumlah fraksi dua komponen adalah:
1 BA yy
1)1(
P
xP
P
xP A
o
BA
o
A
Dari persamaan ini dihasilkan:
o
B
o
A
o
BA
PP
PPx
Referensi :
- Bahan Kuliah Unit Operasi Lanjut Oleh Dr. Ir. Syahiddin D.S., M.T., Jurusan Teknik KImia
Unsyiah.
- http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wp-content/uploads/2012/05/kuc kesetimbangan-uap-cair.pdf (diakses 01/April/2013)