ltm mpk agama - jonathan martin limbong 1006706845 - kebudayaan dan iman kristen
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 LTM MPK Agama - Jonathan Martin Limbong 1006706845 - Kebudayaan Dan Iman Kristen
1/3
Makna Kebudayaan dalam Iman Kristen
Jonathan Martin
Teknik Elektro 1006706845
http://www.gkjw.web.id
Penulis : Sumardiyono
Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan? Yang dimaksud dengan budaya dan
tradisi masyarakat adalah upacara (ritus), perayaan adat yang berkaitan dengan ritus
kehidupan manusia serta falsafah hidup yang masih berkembang dan dilakukan masyarakat.
Sesungguhnya kehidupan manusia tidak bisa lepas dari budaya dan tradisi. Justru
dalam budaya dan tradisi itulah manusia mengembangkan kemanusiaan dan komunitasnya.
Budaya dan tradisi menjadi sarana bagi manusia untuk memaknai alam, sesama dan
TUHAN-nya. Bahkan iman itu sendiri tidak bisa dipisahkan dari budaya dan tradisi. Iman
Kristen pun demikian. Iman Kristen dipengaruhi budaya dan tradisi yang ada di sekitarnya
tetapi sekaligus juga menciptakan budaya dan tradisi baru. Iman dan budaya memang berbeda
namun juga begitu menyatu dan saling tak terpisahkan, saling menghidupi. Jadi kita tidakboleh anti budaya namun harus kritis terhadap budaya. Akan tetapi juga perlu berhati-hati,
jangan mencampuradukkan iman Kristen dengan kepercayaan-kepercayaan lain. Tentu tradisi
yang tidak mengandung unsur pemujaan kepada allah lain bahkan mengandung nilai-nilai
solidaritas dan kemanusiaan perlu kita hargai dan terima. Bila perlu tradisi itu kita pakai
dengan memberi makna baru yang lebih kristiani. Di pihak lain, perempuan dapat melayani di
pintu Kemah Suci (Keluaran 38:8), mengucapkan nazar khusus sebagai seorang nazir
(Bilangan 6:2), mendengarkan Firman Allah (Nehemia 8:2-3), bergabung dalam pelayanan
musik (Keluaran 15:20-21; 1 Tawarikh 25:6), dan kadang-kadang bernubuat sebagai seorang
nabiah (Keluaran 15:21; Hakim 4:6-7). Tetapi, jelas bahwa tugas sebagai imam hanya
diberikan kepada laki-laki dari garis keturunan para imam (Keluaran 28:1; Bilangan 18: 1-7).
Di luar batasan-batasan itu, ada lebih banyak kebebasan bagi wanita yang jarang diajarkan
oleh banyak pendeta Kristen.
Terkait dengan ritus kehidupan manusia, ada upacara adat warisan leluhur di sekitar
kelahiran, misalnya dalam budaya Jawa, pada saat janin berusia 7 bulan, harus dilakukan
upacara mitoni. Kita harus memahami terlebih dulu apa makna dari upacara itu sehingga kita
-
8/2/2019 LTM MPK Agama - Jonathan Martin Limbong 1006706845 - Kebudayaan Dan Iman Kristen
2/3
dapat mengetahui apakah perlu melakukannya. Upacara mitoni yang dilakukan pada saat
janin berusia 7 bulan dimaksudkan untuk mengusir roh halus yang mau merebut anak yang
masih ada dalam kandungan. Jadi ketika kita mau melakukan upacara itu bertanyalah pada
diri sendiri apakah kita percaya bahwa kuasa roh jahat mampu merebut anak yang dalam
kandungan? Bukankah iman Kristen mempercayai bahwa janin dalam kandungan itu adalah
ciptaaan TUHAN dan berada dalam kuasa TUHAN. Jika kita doakan setiap hari agar kuasa
TUHAN selalu melindungi dan memberkati pertumbuhan janin tersebut, maka tentu tak ada
kuasa lain yang bisa mengalahkan kuasa TUHAN. Upacara mitoni yang dilakukan hanya
menjalankan Ibadah Syukuran kepada Tuhan tentu saja boleh dilakukan jika motivasinya
adalah untuk mengucap syukur kepada TUHAN yang telah menyertai dan terus menyertai
kehamilan dan kehidupannya.
Ada banyak tradisi yang juga masih dijalankan masyarakat ataupun keyakinan-
keyakinan yang dipercaya mayarakat. Misalnya kepercayaan bahwa arwah yang masuk ke
alam baka dan berkumpul dengan alam leluhur akan melindungi dan memberkati orang-
orang yang ditinggalkannya. Sebaliknya arwah yang tidak diantar ke alam maut akan
gentayangan mengganggu bahkan membunuh orang yang melalaikannya. Bolehkah kita
melakukan upacara atau selamatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari dan 1000 hari. Bolehkah
pula melakukan upacara tsing bing (ziarah kubur, nyadran) yang diadakan satu tahun sekali
di pekuburan?
Upacara atau selamatan berdasarkan hitungan hari itu sungguhnya terkait dengan
pandangan yang mengatakan bahwa pengembaraan arwah dari saat menghembuskan nafas
terakhir sampai menuju alam baka memakan waktu yang lama itulah sebabnya diperlukan
korban, sesajen, tolak bala dan doa-doa khusus. Orang Jawa melaksanakan ritus tolak bala itu
dengan isilah selametan. Sedangkan upacara tsing bing (ziarah kubur, nyadran) dilakukandalam rangka sembahyang kepada nenek moyang untuk mendapatkan berkat dan rejeki serta
perlindungan dan kesehatan. Jelaslah bahwa dasar keyakinan di balik upacara-upacara itu
berbeda dengan pemahaman iman Kristen. Iman Kristen percaya bahwa ketika manusia mati,
ia meninggalkan dunia ini dan sudah tidak dapat mempengaruhi manusia lain yang masih ada
di dunia ini. Orang hidup dan orang mati berada di alam yang berbeda. Mereka yang sudah
mati tidak bisa mengganggu manusia yang hidup. Roh orang mati tidak dapat memberikan
berkat atau rejeki serta perlindungan dan kesehatan. Hanya TUHAN-lah sumber hidup dan
penguasa hidup manusia sehingga hanya DIA-lah sumber berkat, perlindungan dan kesehatan.
-
8/2/2019 LTM MPK Agama - Jonathan Martin Limbong 1006706845 - Kebudayaan Dan Iman Kristen
3/3
Gereja-Injil memperbaharui kebudayaan. Dalam pemahaman ini dihayati bahwa
kehadiran Injil di tengah dunia adalah untuk memperbaharui dunia-kebudayaan. Ada seorang
teolog terkenal yakni Johanes Calvin yang mengungkapkan bahwa dengan kehadiran Kristus,
maka kita dipanggil untuk menjadikan dunia sebagai panggung untuk memuliakan Allah
(Theatrum gloriae Dei)Kebudayaan tidak perlu dimusuhi atau ditentang, melainkan kita bisa
memberi makna baru pada suatu kebudayaan. Misalnya budaya nyekar ke kubur yang sudah
akrab di tengah masyarakat kita. Kalau orang lain melakukan nyekar barangkali dengan
tujuan agar mendapatkan pahala dari Tuhan, namun kita tidak. Kita dapat saja nyekar tetapi
dengan makna yang baru. Nyekar ke kubur bisa kita maknai sebagai bentuk penghayatan
kita bahwa kuburan itu ibarat Taman. Kubur bukan sebagai lambang kematian atau
berakhirnya kehidupan seseorang, tetapi kuburan justru sebagai simbol
kebangkitan/kehidupan yang indah. Perhatikan ungkapan Rasul Paulus Karena bagiku hidup
adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1 : 21)
Jadi, apakah pegangan kita untuk menilai apakah tradisi masyarakat bertentangan
dengan iman Kristen atau tidak? Yang jelas kita mesti mencari tahu apa makna dari tradisi itu,
dan apakah mengundung unsur pemujaan kepada ilah lain? Apakah merendahkan
kemanusiaan? Apakah mengandung unsur-unsur diskriminatif? Tentu jika semua pertanyaan
itu dijawab ya, maka berarti tradisi tersebut bertentangan dengan iman Kristen. Ingatlah Rasul
Paulus memberikan peringatan : Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu
dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia,
tetapi tidak menurut Kristus. (Kol.2:8).