ltm 2 leslie

3
Jenis-jenis Stimulus dan Reseptornya oleh Leslie Melisa, 1006684693 LTM Pemicu 2 Modul Neurosains Tingkat I Semester II Tahun Akademik 2010 / 2011 Stimulus adalah perubahan yang dapat dideteksi oleh tubuh. i Stimulus hadir dalam  berbagai bentuk energi ( modalitas ), seperti termal , mekanik (getaran, sentuhan, bunyi), elektromagnet (cahaya), dan kimia (rasa dan bau) . i,iii Stimulus dapat bersifat tunggal atau multi (lebih dari satu modalitas). Manusia menerima stimulus dari luar dan dalam tubuh melalui ujung saraf sensoris (reseptor ). Reseptor yang dimaksudkan di sini berbeda dengan  pengertian reseptor protein pada membran sel yang berhubungan dengan caraka kimia ekstraseluler. Stimulus diinput oleh reseptor menjadi informasi sensorik. Informasi sensorik secara umum dikategorikan menjadi sensasi somatik (muncul dari permukaan tubuh: sensasi somestetik dan propriosepsi ) dan sensasi khusus (penglihatan, pendengaran, pembauan, dan  pengecapan) . Oleh karena saraf aferen hanya dapat menghantarkan impuls dengan cara  propaganda potensial aksi , energi yang dikandung stimulus harus dikonversikan dahulu menjadi potensial reseptor yang berperan sebagai  graded potential . Barulah kemudian,  potensial aksi dapat dipicu. i  Seperti yang telah dikatakan di atas , reseptor merupakan ujung saraf sensoris yang  berfungsi untuk menerima , menerjemahkan, dan menghantarkan rangsang ke sistem saraf untuk diproses. ii Reseptor dapat berupa (1) benar-benar suatu ujung dari neuron aferen yang terspesialisasi untuk menerima rangsang atau (2 ) suatu sel reseptor yang terpisah tetapi  berasosiasi dengan ujung saraf aferen. Stimulus yang diterima reseptor akan mengubah  permeabilitas membran sel , biasanya dengan mengakibatkan kanal ion terbuka. Beberapa usaha telah dicoba untuk mengklasifikasikan reseptor , tetapi tak satu pun dari mereka yang  berhasil. Salah satu klasifkasinya adalah teleseptor (rangsang kejadian dalam jarak tertentu ), eksteroseptor (lingkungan eksternal yang bisa diraba tangan ), interoseptor (lin gkungan dala m tubuh), dan proprioseptor (posisi tubuh/ bagian tubuh setiap saat ). iii Sedangkan, berdasarkan fungsinya , reseptor dapat diklasifikasikan menjadi: y mekanoreseptor: merespon terhadap energi mekanik. Contoh: reseptor pada otot rangka yang sensitif terhadap peregangan; sel-sel rambut auditoris di organ Korti rumah siput merespon terhadap gelombang bunyi y termoreseptor: mendeteksi adanya perubahan temperatur seperti merespon terhadap suhu dingin ( cold receptor ) dan panas (warmth receptor ) y nosiseptor/ reseptor sakit: merespon terhadap segala rangsang yang dapat merusak  jaringan seperti cubitan dan terbakar. Segala macam rangsang yang terlalu intens dari  berbagai reseptor juga dipersepsi sebagai rasa sakit y fotoreseptor/ reseptor gelombang elektromagnetik , khususnya cahaya tampak: sensitif terhadap intensitas dan panjang gelombang cahaya. Contoh: sel-sel batang dan kerucut pada mata y kemoreseptor: merespon perubahan kimiawi seperti bau , rasa, kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah. Contoh: pembauan dilakukan oleh sel reseptor olfaktori

Upload: leslie-melisa

Post on 06-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LTM 2 Leslie

5/6/2018 LTM 2 Leslie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ltm-2-leslie 1/3

 

Jenis-jenis Stimulus dan Reseptornya

oleh Leslie Melisa, 1006684693

LTM Pemicu 2 Modul Neurosains Tingkat I Semester II Tahun Akademik 2010 / 2011

Stimulus adalah perubahan yang dapat dideteksi oleh tubuh.

i

Stimulus hadir dalam  berbagai bentuk energi (modalitas), seperti termal, mekanik (getaran, sentuhan, bunyi), 

elektromagnet (cahaya), dan kimia (rasa dan bau).i,iii

Stimulus dapat bersifat tunggal atau

multi (lebih dari satu modalitas). Manusia menerima stimulus dari luar dan dalam tubuh

melalui ujung saraf sensoris (reseptor ). Reseptor yang dimaksudkan di sini berbeda dengan

  pengertian reseptor protein pada membran sel yang berhubungan dengan caraka kimia

ekstraseluler. Stimulus diinput oleh reseptor menjadi informasi sensorik. Informasi sensorik 

secara umum dikategorikan menjadi sensasi somatik (muncul dari permukaan tubuh: sensasi

somestetik dan propriosepsi) dan sensasi khusus (penglihatan, pendengaran, pembauan, dan

 pengecapan). Oleh karena saraf aferen hanya dapat menghantarkan impuls dengan cara

  propaganda potensial aksi, energi yang dikandung stimulus harus dikonversikan dahulu

menjadi potensial reseptor yang berperan sebagai   graded potential . Barulah kemudian, 

 potensial aksi dapat dipicu.i 

Seperti yang telah dikatakan di atas, reseptor merupakan ujung saraf sensoris yang

  berfungsi untuk menerima, menerjemahkan, dan menghantarkan rangsang ke sistem saraf 

untuk diproses.ii

Reseptor dapat berupa (1) benar-benar suatu ujung dari neuron aferen yang

terspesialisasi untuk menerima rangsang atau (2) suatu sel reseptor yang terpisah tetapi

  berasosiasi dengan ujung saraf aferen. Stimulus yang diterima reseptor akan mengubah

  permeabilitas membran sel, biasanya dengan mengakibatkan kanal ion terbuka. Beberapa

usaha telah dicoba untuk mengklasifikasikan reseptor , tetapi tak satu pun dari mereka yang

 berhasil. Salah satu klasifkasinya adalah teleseptor (rangsang kejadian dalam jarak tertentu), eksteroseptor (lingkungan eksternal yang bisa diraba tangan), interoseptor (lingkungan dalam

tubuh), dan proprioseptor (posisi tubuh/ bagian tubuh setiap saat).iii

Sedangkan, berdasarkan

fungsinya, reseptor dapat diklasifikasikan menjadi:

y  mekanoreseptor: merespon terhadap energi mekanik. Contoh: reseptor pada otot

rangka yang sensitif terhadap peregangan; sel-sel rambut auditoris di organ Korti

rumah siput merespon terhadap gelombang bunyi

y  termoreseptor: mendeteksi adanya perubahan temperatur seperti merespon terhadap

suhu dingin (cold receptor ) dan panas (warmth receptor ) 

y  nosiseptor/ reseptor sakit: merespon terhadap segala rangsang yang dapat merusak 

 jaringan seperti cubitan dan terbakar. Segala macam rangsang yang terlalu intens dari

 berbagai reseptor juga dipersepsi sebagai rasa sakit

y  fotoreseptor/ reseptor gelombang elektromagnetik , khususnya cahaya tampak: sensitif 

terhadap intensitas dan panjang gelombang cahaya. Contoh: sel-sel batang dan

kerucut pada mata

y  kemoreseptor: merespon perubahan kimiawi seperti bau, rasa, kadar oksigen dan

karbondioksida dalam darah. Contoh: pembauan dilakukan oleh sel reseptor olfaktori

Page 2: LTM 2 Leslie

5/6/2018 LTM 2 Leslie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ltm-2-leslie 2/3

 

yang mempunyai dendrit di mukosa hidung (reseptor ) dan kumpulan akson (aferen) di

 bulbus olfaktori; pengecapan dilakukan oleh sel reseptor rasa di papila lidah

y  osmoreseptor: mendeteksi adanya perubahan konsentrasi zat terlarut dari cairan

ekstraselular dan resultannya terhadap aktivitas osmotik i 

Setiap jenis reseptor mempunyai spesialisasinya masing-masing untuk merespon terhadap

satu jenis stimulus, yang dinamakan adequate stimulus. Contohnya reseptor di mata

merespon terhadap cahaya, reseptor di telinga merespon terhadap gelombang bunyi, reseptor 

 panas di kulit merespon terhadap suhu panas. Oleh karena ada pembagian tugas sedemikian

rupa, manusia tidak dapat melihat dengan telinga dan tidak dapat mendengar dengan mata.

 Namun, ada beberapa reseptor yang dapat merespon stimulus lain secara lemah, tetapi sensasi

yang dirasakan adalah sensasi yang biasa ditimbulkan adequate stimulus. Misalnya, 

sebenarnya adequate stimulus dari mata adalah cahaya, tetapi rangsang mekanik juga dapat

diterima oleh mata sehingga ketika mata ditonjok , orang tersebut akan melihat µbintang-

 bintang¶. Sensasi adalah µsesuatu¶ yang dirasakan akibat adanya stimulus.i,iii

Rangsang sentuhan diterima oleh reseptor taktil. Reseptor taktil tergolongmekanoreseptor (kutaneus).

iReseptor taktil di kulit dapat dibedakan atas reseptor yang

mempunyai kapsul dan yang tidak mempunyai kapsul.iv ,v

Yang dimaksud dengan kapsul

adalah jaringan ikat yang membungkus ujung saraf sensoris tersebut. Contoh reseptor yang

mempunyai kapsul adalah Badan Meissner ( Meissner¶s corpuscle), Badan Pacini ( Pacinian

corpuscle), Badan Ruffini ( Ruffini corpuscle), dan Badan/ Bulbus Krause ( Krause corpuscle/ 

  Krause end bulbs). Contoh reseptor yang tidak mempunyai kapsul adalah ujung saraf bebas

( free nerve ending ), disk Merkel/ taktil ( Merkel¶s/ Tactile disc), dan reseptor folikel rambut/

  pleksus akar rambut. Mekanoreseptor jenis lain yang berperan dalam propriosepsi adalah

neuromuscular spindle (gelendong otot) dan neurotendinous spindle (Golgi tendon organ).

Gelendong otot berfungsi mendeteksi perubahan panjang otot dan kecepatan perubahannyasedangkan Golgi tendon organ bertugas mengawasi dan menghitung tegangan otot yang

terjadi.

y   Meissner¶s corpuscle berbentuk elips, berukuran 30-75 um kali 150 um, terletak di

lapisan papilar dermis dan sangat dekat dengan epidermis basal, mempunyai kapsul

luar yang berasal dari perineurium, dan mempunyai tumpukan lapisan-lapisan di

dalamnya yang tersusun atas sel Schwann yang telah mengalami modifikasi.

 Meissner¶s corpuscle berfungsi untuk mendeteksi rangsang sentuhan ringan dan cepat.

Contoh: gelitik 

y   Pacinian corpuscle berbentuk oval mirip bawang, berukuran kira-kira 0,5 mm kali 1

mm, terletak di lapisan retikular dermis atau hipodermis, mempunyai sekitar 15-50

lamela yang tersusun atas sel Schwann gepeng, fibroblas yang telah mengalami

modifikasi, dan kolagen mengelilingi akson tak bermielin.  Pacinian corpuscle 

merespon terhadap getaran dan tekanan

y   Ruffini corpuscle terletak di lapisan dermis, berukuran 0,2 mm kali 1 mm, tersusun

atas 4-5 lapisan fibroblas dan serat kolagen yang mengelilingi akson tak bermielin, 

 berfungsi merespon terhadap peregangan kulit, tekanan dalam dan lama. Contoh: pijat

(massage)i,vi

 

Page 3: LTM 2 Leslie

5/6/2018 LTM 2 Leslie - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ltm-2-leslie 3/3

 

y    Krause end bulbs berbentuk bola, terletak di lapisan papilar dermis, dan fungsinya

mirip dengan Ruffini corpusclev,vi

 

y   F ree nerve ending  terletak di lapisan papilar dermis dan menembus sampai lapisan

epidermis bawah.  F ree nerve ending juga termasuk mekanoreseptor , tetapi utamanya

merespon suhu tinggi dan rendah (termoreseptor ), sakit (nosireseptor ), dan gatal

(nosiseptor polimodal) y    Merkel¶s/ Tactile disc merupakan serat saraf aferen/ sensoris tidak bermielin yang

  berasosiasi dengan sel Merkel/ taktil dan terletak di lapisan dermis kulit. Merkel¶s

disc dijumpai pada kulit yang tidak berambut seperti di ujung jari. Sel Merkel/ taktil

sendiri terletak di lapisan basal epidermis kulit, merupakan derivat dari krista neural, 

dan berfungsi menerima rangsang tekstur , sentuhan ringan dan lama. Contoh: meraba

huruf Braille

y  Reseptor folikel rambut adalah serat saraf sensoris yang membentuk jaring

mengelilingi dasar folikel rambut di lapisan retikular dermis dan berfungsi mendeteksi

 pergerakan rambutiv,v

 

Rasa sakit adalah sebuah sensasi. Sakit bukanlah suatu rangsangan. Rangsang dari sensasi

sakit dapat berupa cubitan, terpotong, teriris, jatuh, dll. Sensasi sakit sebenarnya adalah suatu

mekanisme proteksi terhadap tubuh untuk memberi tahu bahwa ada jaringan yang sedang

dirusak. Selain itu, rasa sakit yang didapatkan dari pengalaman sebelumnya dapat direkam

sehingga manusia bisa menghindarinya di masa mendatang. Rasa sakit biasanya diiringi

dengan respons gerakan (menarik diri, menjauhi/ menghindar , atau pertahanan) dan reaksi

emosional (menangis, menjerit, merintih, meringis, atau ketakutan).iTiga kategori nosiseptor:

y  nosiseptor mekanik: merespon terhadap rangsang terpotong, tertubruk , atau tercubit

y  nosiseptor termal: merespon terhadap suhu yang ekstrim

y  nosiseptor polimodal atau kimiawi: merespon terhadap zat-zat yang dikeluarkan oleh jaringan yang rusak: prostaglandin, bradikinin, serotonin, histamin

i,iii 

Daftar Pustaka

iSherwood L. Human physiology from cells to systems. 7th ed. United States: Brooks/Cole, 

Cengage Learning; 2010.ii

Ibrahim N. Neurofisiologi [unpublished lecture notes]. Modul Neurosains, Universitas

Indonesia; kuliah diberikan 24 Mei 2010.iii

Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Ganong¶s review of medical physiology.

23rd ed. United States: The McGraw-Hill Companies; 2010.iv

Snell R.S. Clinical neuroanatomy. 7th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;

2010.v

Mescher AL. Junqueira¶s basic histology text & atlas. 12th ed. United States: The McGraw-

Hill Companies; 2010.vi

Gartner LP, Hiatt JL. Color textbook of histology. 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;

2007.