lp tumor serebral

18

Click here to load reader

Upload: gun-adi-komara

Post on 08-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

serebral

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Tumor Serebral

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR OTAK

Oleh :

Krisna Tri Haryono

G4D014060

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATANPURWOKERTO

2015

Page 2: Lp Tumor Serebral

A. Latar Belakang

Salah satu organ terpenting yang ada dalam tubuh manusia adalah otak. Otak

merupakan salah satu organ yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan

mengoordinasi aktivitas yang terjadi pada tubuh. Otak terdiri dari tiga bagian besar,

yakni serebrum, batang otak, dan serebelum. Seperti halnya dengan organ tubuh yang

lain, otak juga dapat mengalami gangguan. Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada

otak adalah tumor. Tumor ini dapat berasal dari bagian otak itu sendiri atau sebagai hasil

dari metastase tumor organ yang lain. Dampak yang ditimbulkan dari tumor otak pun

cukup berbahaya, karena dapat mengganggu kontrol dan koordinasi aktivitas tubuh, dan

bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan perlu

mengetahui lebih lanjut mengenai tumor otak. Tujuaannya adalah untuk mengetahui

faktor risiko, klasifikasi, manifestasi klinis, dan proses keperawatan tumor otak.

B. Pengertian

Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang

menempati ruang di dalam tengkorak (Smeltzer & Bare, 2005). Menurut Price (2006)

tumor serebri adalah lesi pada intracranial, baik jinak maupun ganas, yang tumbuh

diotak, meningen, dan tengkorak.

C. Etiologi

Penyebab dari tumor otak belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor

yang dapat berperan dalam terjadinya tumor otak antara lain adalah faktor genetik, faktor

lingkungan (paparan radiasi dan zat kimia yang bersifat karsinogenik), karakteristik gaya

hidup (merokok, minuman beralkohol), dan defisiensi imunologi.

D. Klasifikasi

Menurut Smeltzer & Bare (2005), tumor otak pada orang dewasa dapat

diklasifikasikan menjadi :

1. Tumor yang berasal dari jaringan otak :

a. Glioma, tumor penginfiltrasi yang dapat menyerang beberapa bagian otak,

biasanya tipe ini banyak pada tumor otak.

1) Astrositoma (derajat 1 dan 2)

2) Glioblastoma (derajat 3 dan 4)

3) Medulloblastoma

Page 3: Lp Tumor Serebral

4) Oligodendroglioma

5) Ependimoma

2. Tumor yang berasal dari pembungkus otak

a. Meningioma

b. Neuroma (neuroma akustik, schwannoma)

3. Tumor yang berkembang di dalam atau pada saraf kranial

a. Neuroma akustik

4. Lesi metastatik

Paling umum dari paru dan payudara

5. Tumor kelenjar tanpa duktus

a. Hipofisis

b. Pinealis

6. Tumor pembuluh darah

a. Hemangioblastoma

b. Angioma

7. Tumor-tumor kongenital

Glioma malignan biasanya banyak terjadi pada neoplasma otak, yang jumlahnya

sekitar 45 % dari semua tumor otak. Biasanya tumor ini tidak bisa dibuang secara total,

karena tumor menyebar dengan infiltrasi ke dalam sekitar jaringan saraf.

Tumor oligodendroglial merupakantipe lain dari tumor glial. Secara histologi,

antara astrositoma dan oligodendroglioma sulit untuk dibedakan. Namun berdasarkan

penelitian menunjukkan bahwa oligodendroglioma leboh sensitive terhadap kemoterapi

dibandingkan dengan astrositoma.

Meningioma, biasanya terjadi sekitar 20 % dari semua tumor primer. Tumor ini

terbungkus dalam kapsul pada sel arachnoid dan meninges. Tumor ini tumbuh dengan

perlahan dan sering terjadi pada dewasa tengah (lebih banyak pada wanita). Meningioma

banyak terjadi pada area proksimal. Manifestasi yang timbul tergantung pada area yang

terkena dan cenderung menekan daripada menginvasi jaringan otak.

Neuroma akustik merupakan tumor pada saraf kranial ke-8, yaitu saraf untuk

pendengaran dan keseimbangan. Neuroma akustik dapat tumbuh lambat dan mencapai

ukuran besar sebelum diagnose ditegakkan. Pasien biasanya mengalami kehilangan

pendengaran, tinnitus dan episode vertigo dan gaya berjalan sempoyongan.

Page 4: Lp Tumor Serebral

E. Manifestasi Klinis

Menurut Smeltzer & Bare (2005), manifestasi klinis yang terjadi pada tumor otak

antara lain adalah :

1. Gejala peningkatan tekanan intrakranial

Gejala-gejala peningkatan tekanan intrakranial (TIK) disebabkan oleh tekanan

yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Gejala yang timbul

dari peningkatan TIK ini diantaranya adalah sakit kepala, muntah, pepiledema (edema

saraf optik), perubahan kepribadian, dan adanya variasi penurunan fokal motoric,

sensori dan disfungsi saraf kranial.

a. Sakit kepala

Meskipun tidak terlalu ada, namun gejala ini banyak terjadi pada pagi hari dan

menjadi lebih buruk akibat batuk, mengejan atau melakukan gerakan yang tiba-

tiba. Sakit kepala selalu digambarkan dalam atau meluas atau dangkal namun

terus-menerus.

b. Muntah

Kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan makanan, yang selalu disebabkan adanya

iritasi pada pusat vagal di medulla.

c. Papiledema

Terjadi sekitar 70%-75% dari pasien dan dihubungkan dengan gangguan

penglihatan, seperti penurunan ketajaman penglihatan, diplopia (pandangan ganda)

dan penurunan lapang pandang.

2. Gejala terlokalisasi

Lokasi gejala-gejala terjadi secara spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak

yang terkena.

a. Tumor korteks motorik

Manifestasi yang timbul adalah gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi

tubuh, yang disebut kejang Jacksonian.

b. Tumor lobus oksipital

Tumot pada bagian ini, akan menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia

homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandang,

pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.

Page 5: Lp Tumor Serebral

c. Tumor serebelum

Manifestasi yang timbul adalah pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan) atau

gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi,

otot-otot tidak terkoordinasi, dan nistagmus (gerakan mata berirama secara tidak

sengaja) biasanya menunjukkan gerakan horizontal.

d. Tumor lobus frontal

Tumor pada area ini sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status

emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien sering

menjadi ekstrem yang tidak teratur dan menggunakan bahasa cabul.

e. Tumor sudut serebelopontin

Biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan memberi rangkaian gejala yang

timbul dengan semua karakteristik gejala pada tumor otak. Pertama, tinnitus dan

kelihatan vertigo, segera ikuti perkembangan saraf-saraf yang mengarah terjadinya

tuli (gangguan fungsi saraf kranial kedelapan). Berikutnya kesemutan dan rasa

gatal-gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dengan saraf kranial ke-5).

Selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralisis (keterlibatan saraf kranial ke-7).

Akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada

abnormalitas pada fungsi motorik.

Beberapa tumor tidak selalu mudah untuk ditemukan lokasinya, karena tumor-

tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi (silent areas) dari otak. Perkembangan

tanda dan gejala dapat menentukan apakah tumor berkembang atau menyebar.

F. Patofisiologi

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan oleh

dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK).

Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau invasi

langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah

akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan

otak. Akibatnya terjadi gangguan fungsi secara akut dan dapat dikacaukan dengan

gangguan serebrovaskular primer.

Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan

dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak. Peningkatan

TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu bertambahnya massa dalam tengkorak,

Page 6: Lp Tumor Serebral

edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi serebrospinal. Tumor ganas menimbulkan

edema dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis

yang menyebabkan kerusakan sawar otak, menimbulkan peningkatan volume

intrakranial dan meningkatkan TIK.

Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa jika terjadi dengan

cepat. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk

menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul

cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra

kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel

parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau

serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior

melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan

mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Pada

herniasi serebulum, tonsil serebelum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh

suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan terhentinya nafas terjadi dengan

cepat. Perubahan fisiologis yang lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat

adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan (Batticaca,

2008).

Page 7: Lp Tumor Serebral

G. Pathway

Pertumbuhan sel otak abnormal

Masa dalam otak bertambahMengganggu fungsi otak

Etiologi

Penekanan jaringan otak terhadap sirkulasi darah & O2Timbul

manifestasi yang sesuai

Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral

ke sub arachnoid

Penurunan suplai O2 ke jaringan otak akibat obstruksi

sirkulasi otak Hidrochepalus

Hipoksia serebral Kerusakan darah otak

Perpindahan cairan intravaskuler ke serebral

Pola nafas tdk efektif

Akumulasi CO2

di cerebral

Kompensasi takipneu

Perubahan perfusi jar serebral

Nyeri kepala

Perubahan perfusi

jaringan serebral

Kompresi kurang cepat

Kompresi saraf optikus

Perubahan persepsi visual

Gangguan penglihatan (N

III/IV)

Statis vena cerebral TIK tinggi

Volume intrakranial tinggi

Page 8: Lp Tumor Serebral

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan CT Scan

Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi spesifik yang menyangkut jumlah,

ukuran, dan kepadatan jejas tumor, serta meluasnya edema serebral sekunder.

2. MRI

Alat ini dapat membantu mendiagnosis tumor otak, karena dengan alat ini akan

menghasilkan deteksi jejas yang kecil. Selain itu alat ini umumnya juga membantu

untuk mendeteksi tumor-tumor di dalam batang otak dan daerah hipofisis, dimana

pada pemeriksaan menggunakan CT, tulang dapat mengganggu penggambaran yang

dihasilkan.

3. Biopsy stereotaktik

Biopsy stereotaktik bantuan komputer (3 dimensi) dapat digunakan untuk

mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar

pengobatan dan informasi prognosis.

4. Angiografi

Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.

5. Elektroensefalogram (EEG)

Alat ini dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati

tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada saat kejang.

I. Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang dilakukan berfokus pada fungsi tubuh pasien,

bagaimana pasien bergerak dan berjalan, beradaptasi terhadap kelemahan atau paralisis,

dan untuk melihat adanya kehilangan kemampuan bicara serta adanya kejang. Riwayat

gizi juga dikaji untuk mengetahui asupan diet dan intoleransi terhadap makanan serta

jenis makanan yang disukai. Pengukuran antropometrik untuk mengkaji hilangnya lemak

subkutan dan masa tubuh. Pengukuran biokimia (albumin, transferin, jumlah limfosit

total, nilai kreatinin dan tes urin) untuk mengkaji keadaan malnutrisi, gangguan imunitas

sel dan keseimbangan elektrolit.

Kakeksia (keadaan yang lemah dan kurus) terlihat pada pasien dengan metastasis

dan dikarakteristikkan oleh anoreksia, nyeri, penurunan berat badan, gangguan

metaboloisme, kelemahan otot, malabsorpsi, dan diare. Gangguan dan keterbatasan

indera penciuman sering terjadi di antara pasien-pasien ini (Smeltzer & Bare, 2005).

Page 9: Lp Tumor Serebral

J. Diagnosa

Menurut Smeltzer & Bare (2005), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

pada pasien dengan tumor otak adalah :

1. Kurang perawatan diri b.d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan sensori serta

penurunan kemampuan kognitif.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kakeksia akibat pengobatan dan

pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorpsi.

3. Ansietas b.d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam penampilan,

perubahan gaya hidup.

4. Potensial terhadap perubahan proses keluarga b.d kemungkinan berduka dan beban

yang ditimbulkan oleh perawatan terhadap individu sakit terminal

K. Intervensi Keperawatan

1. Mengompensasi kurang perawatan diri.

2. Meningkatkan nutrisi

3. Menghilangkan ansietas

4. Meningkatkan koping keluarga

L. Penatalaksanaan medis

1. Terapi Suportif

Pengobatan suportif berfokus pada meringankan gejala dan meningkatkan

fungsi neuroligik pasien. Pengobatan suportif yang utama digunakan adalah

antikonvulsan dan kortikosteroid.

a. Antikonvulsan

Antikonvulsants diberikan pada pasien yang menunjukan tanda-tanda seizure.

Phenytoin (300-400mg/d) adalah yang paling umum digunakan, tapi

carbamazepine (600-1000mg/h), Phenobarbital (90-150mg/h), dan valproic acid

(750-1500mg/h) juga dapat digunakan.

b. Kortikosteroid

Kortikosteroid mengurangi edema peritumoral dan mengurangi tekanan

intrakranial. Efeknya mengurangi sakit kepala dengan cepat. Dexamethasone

adalah kortikosteroid yang dipilih karena aktivitas mineralocorticoid yang minimal.

Dosisinya dapat diberikan mulai dari 16 mg/h, tetapi dosis ini dapat ditambahkan

Page 10: Lp Tumor Serebral

maupun dikurangi untuk mencapai dosis yang dibutuhkan untuk mengontrol gejala

neurologik.

2. Terapi Definitif

Pengobatan definitif meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan yang

sedang dikembangkan yaitu imunoterapi.

a. Pembedahan

Berbagai pilihan pembedahan telah tersedia, dan pendekatan pembedahan yang

dipilih harus berhati-hati untuk meminimalisir resiko defisit neurologis setelah

operasi. Tujuan pembedahan : (1) menghasilkan diagnosis histologi yang akurat,

(2) mengurangi tumor pokok, (3) memberikan jalan untuk CSF mengalir, (4)

mencapai potensial penyembuhan.

b. Terapi Radiasi

Terapi radiasi memainkan peran penting dalam pengobatan tumor otak pada orang

dewasa. Terapi radiasi adalah terapi non pembedahan yang paling efektif untuk

pasien dengan malignant glioma dan juga sangat penting bagi pengobatan pasien

dengan low-grade glioma.

c. Kemoterapi

Kemoterapi hanya sedikit bermanfaat dalam treatment pasien dengan malignant

glioma. Kemoterapi tidak memperpanjang rata-rata pertahanan semua pasien,

tetapi sebuah subgroup tertentu nampaknya bertahan lebih lama dengan

penambahan kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi juga tidak berperan banyak

dalam pengobatan pasien dengan lowgrade astrocytoma. Sebaliknya, kemoterapi

disarankan untuk pengobatan pasien dengan oligodendroglioma.

d. Imunoterapi

Imunoterapi merupakan pengobatan baru yang masih perlu diteliti lebih lanjut.

Dasar pemikiran bahwa sistem imun dapat menolak tumor, khususnya allograft,

telah didemonstrasikan lebih dari 50 tahun yang lalu. Hal itu hanya sebuah contoh

bagaimana sistem imun dapat mengendalikan pertumbuhan tumor. Tumor

umumnya menghasilkan level protein yang berbeda (dibandingkan protein normal)

disekitar jaringan, dan beberapa protein mengandung asam amino substitusi atau

deletions, atau mengubah phosphorylation atau glycosylation. Beberapa perubahan

protein oleh tumor sudah mencukupi bagi sistem imun untuk mengenal protein

Page 11: Lp Tumor Serebral

yang dihasilkan tumor sebagai antigenik, dan memunculkan imun respon untuk

melawan protein-protein tersebut.

Daftar Pustaka :

Batticaca, Fransisca. B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

Price, Sylvia A., Wilson, Lorrane M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

EGC.