lp tb paru

17
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS PARU DI RUANG 7B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK Disusun oleh : Laras Frestyawangi Wasitin 2014204610111072

Upload: laras-ciingu-syahreza

Post on 01-Feb-2016

115 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TB PARU

TRANSCRIPT

Page 1: LP TB PARU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

TUBERCULOSIS PARU

DI RUANG 7B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK

Disusun oleh :

Laras Frestyawangi Wasitin

2014204610111072

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015

Page 2: LP TB PARU

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK

2015

Mahasiswa

Laras Frestyawangi Wasitin

201420461011072

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing

Lahan

( ) ( )

Page 3: LP TB PARU

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tuberculosis merupakan

penyakit infeksi yang disebabkan

oleh Mycobacterium tuberculosis

dan Mycobacterium bovis (jarang

oleh Mycobacterium avium)

(Ngastiyah, 2005).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan

Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan

hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk

melalui slauran pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka

terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet

yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut (Price,

2006).

B. Etiologi

Faktor yang menyebabkan anak mengalami TBC:

Mycobacterium Tuberculosa

Mycobacterium Bovis

Page 4: LP TB PARU

Tertular dari ibu saat dalam kandungan

Sebelum atau selama persalinan menghirup air ketuban yang

terinfeksi

Setelah lahir karena menghirup udara yang terkontaminasi oleh

percikan saliva

yang terinfeksi.

Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi oleh

Mycobacterium

Tuberculosis yaitu:

1. Herediter

Resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan diturunkan

secara genetik.

2. Jenis kelamin

Pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka kematian dan

kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.

3. Usia

Pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi. Pada masa

puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang cepat,

kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.

4. Keadaan stress

Situasi yang penuh stress (injury atau penyakit, kurang nutrisi,

stress emosional, kelelahan yang kronik). Meningkatnya sekresi

steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan emudahkan

Page 5: LP TB PARU

untuk penyebarluasan infeksi. Anak yang mendapatkan terapi

kortikosteroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah.

5. Nutrisi

Status nutrisi yang kurang.

6. Kontak dengan penderita TBC

Sumber penularan yang paling berbahaya adalah penderita TB

dewasa dan orang dewasa yang menderita TB paru dengan kavitas.

Kasus seperti ini sangat infeksius dan dapat menularkan penyakit

melalui batuk, bersin dan percakapan. Semakin sering dan lama

kontak, makin besar pula kemungkinan terjadi penularan. Sumber

penularan bagi bayi dan anak yang disebut dengan kontak erat

adalah orang tuanya, orang serumah atau orang yang paling sering

berkunjung.

7. Lingkungan yang tidak sehat

TBC menyebar dengan cepat pada tempat tinggal yang kurang

ventilasi, sempit dan sesak. Angka penularan tinggi juga terjadi

pada orang yang hidup di daerah yang penuh sesak dan kumuh

(Suriadi, 2006)

C. Klasifikasi

Klasifikasi menurut American Thoracic Society yaitu :

1. Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat

kontak negative, tes tuberkulin negative

Page 6: LP TB PARU

2. Kategori 1 : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi,

riwayat kontak positif, tes tuberkulin negative.

3. Kategori 2 : terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes

tuberkulin positif, radiologis dan sputum negative.

4. Kategori 3 : terinfeksi tuberkulosis dan sakit.

Klasifikasi penyakit TBC secara umum meliputi:

1. TBC yang menyerang jaringan paru-paru. TBC jenis ini juga

dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

a. TBC paru BTA positif (sangat menular)

- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 pemeriksaan dahak, memberikan

hasil yang positif.

- Satu pemeriksaan dahak memberikan hasil yang positif dan

foto rontgen dada menunjukkan TBC aktif.

b. TBC paru BTA negatif

Pemeriksaan dahak positif negatif/foto rontgen dada

menunjukkan TBC aktif. Positif negatif yang dimaksudkan disini

adalah hasilnya meragukan, jumlah kuman yang ditemukan

pada waktu pemeriksaan belum memenuhi syarat positif.

2. TBC ekstra paru atau TBC yang menyerang organ tubuh yang

lain selain paru-paru, misalnya selaput paru, selaput otak, selaput

jantung, kelenjar getah bening, tulang, persendian, kulit, usus,

ginjal, saluran kemih, dll.

Page 7: LP TB PARU

D. Manifestasi Klinis

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala

respiratorik dan

gejala sistemik:

1. Gejala

respiratorik,

meliputi:

a. Batuk

Gejala batuk

timbul paling

dini dan

merupakan

gangguan yang paling sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non

produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah

ada kerusakan jaringan.

b. Batuk darah

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak

berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah

segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena

pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah

tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c. Sesak napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,

pneumothorax, anemia dan lain-lain.d. Nyeri dada Nyeri dada pada

Page 8: LP TB PARU

TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul

apabila sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala sistemik, meliputi:

a. Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore

dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin

lama makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan

makin pendek.

b. Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan

berat badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual

dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut

dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga

timbul menyerupai gejala pneumonia.

E. Pemeriksaan Penunjang

1) Tes tuberculin : reaksi tes positif ( Diameter = 5) menunjukan

adanta infeksi primer

Page 9: LP TB PARU

2) Radiologi : terdapat kompleks primer dengan atau tanpa

perkapuran, pembesaran kelenjar paratrakheal, penyebaran

millier, penyebaran bronkogen, pleuritis dengan efusi.

3) Kultur sputum : ditemukan basil tuberculosis.

4) Patologi Anatomi : dilakukan pada

kelenjar getah bening, hepar pleura, peritoneum, kulit ditemukan

tuberkel dan basil tahan asam.

5) Uji BCG : reaksi positif jika setelah mendapat suntikan BCG

langsung terdapat reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang

dari 8 hari setelah penyuntikan.

6) Infeksi TB : hanya diperlihatkan oleh skin tes tuberculin positif.

7) Penyakit TB : gambaran radiology positif, kultur sputum positif,

dan adanya gejala-gejala penyakit.

Page 10: LP TB PARU

F. Komplikasi

1. Penyebaran infeksi tuberkulosis

Penyebaran infeksi tuberculosis ke bagian tubuh nonpulmonal

dikenal dengan TB miliaris. Yang terjadi pada anak-anak, selain

di paru-paru, juga terdapat penyebaran ke seluruh tubuh. Hal ini

terjadi karena belum ada kekebalan alami dari tubuh, saat basil

TB jenis primer masuk ke dalam paru-paru. Akibatnya basil ini

tidak tinggal diam di paru-paru saja. Tetapi akan melalui saluran

limfa ke kelenjar dan masuk ke aliran darah, kemudian

menyebar ke seluruh tubuh, sehingga terkadang ditemui TB

tulang dalam 1-5 tahun setelah terbentuknya kompleks

perimer,TB hati,TB limfa dapat terjadi 6 bulan setelah

terbentuknya kompleks primer, TB selaput otak atau meningitis

dapt terjadi dalm 3 bulan.komplikasi pada traktus urogenitalis

dapt terjadi setelah bertahun-tahun.

2. Penyakit paru primer progresif

Komplikasi infeksi tuberculosis serius tetapi jarang terjadi pada

anak bila focus primer membesar dengan mantap dan terjadi

pusat perkejuan yang besar. Pencairan dapat menyebabkan

pembentukan kaverna primer yang disertai dengan sejumlah

besar basil tuberkel. Pembesaran focus dapat melepaskan

debris nekrotik kedalam bronkus yang berdekatan,

menyebabkan penyebaran intrapulmonal lebih lanjut.

3. Efusi pleura

Page 11: LP TB PARU

Efusi pleura tuberculosis, yang dapat local atau menyeluruh,

mula-mula pada keluarnya basili kedalam sela pleura dari focus

paru subpleura atau perkejuan limfonodi. Efusi yang lebih

banyak dan secara klinis berarti terjadi beberapa bulan

sampai beberapa tahun sesudah infeksi primer.efusi pleura

dapat terjadi 6-12 bulan

setelah terbentuk kompleks primer.

4. Penyakit pericardium

Bentuk tuberculosis jantung yang paling sering adalah

perikarditis.penyakit ini jarang,terjadi pada 0,5-4% kasus

tuberculosis pada anak. Perikarditis biasanya berasal dari invasi

langsung atau aliran limfe dari limfonodi subkranial.gejala-gejala

yang biasanya nonspesifik termasuk demam ringan,malaise dan

kehilangan berat badan. Nyeri dada tidak lazim pada anak.bising

gesek pericardium atau suara jantung yang jauh dengan pulsus

paradoksus.

5. Penyakit saluran pernafasan atas

Tuberculosis saluran pernafasan atas misalnya anak dengan

tuberculosis laring menderita batuk karena radang tenggoring,

nyeri tenggorok,parau, dan disfagia. Kebanyakan anak dengan

tuberculosis laring menderita penyakit laring primer dengan

radiografi dada normal.

6. Penyakit system saraf sentral

Tuberculosis SSS merupakan komplikasi yang paling serius pada

anak dan mematikan tanpa pengobatan efekyif. Meningitis

Page 12: LP TB PARU

tuberkulosa biasanya berasal dari pembentukan lesi perkejuan

metastatik di dalam korteks serebri atau meninges yang

berkembang selam penyebaran limfohematogen infeksi primer.

G. Pathways

Page 13: LP TB PARU
Page 14: LP TB PARU

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & KIMAtsuru, S. 2014. NANDA International Nursing

Diagnosis: Definitions & Clasification, 2015-2017. Oxford: Wiley

Blackwell

Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., et al. 2012. Nursing

Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Missouri: Mosby

Morhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., et al. 2012. Nursing

Intervention Classification (NIC) Fifth Edition. Missouri: Mosby

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC

Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction.

Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit

Edisi 4. Jakarta : EGC

Suriadi, Yuliani Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2.

Jakarta: Agung Seto