lp tb paru 12345

Upload: yori-tanjuang

Post on 03-Jun-2018

335 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    1/21

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunianya kami

    dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tuberkulosis (TB)

    Kami menyadari bahwa makalah ini belum maksimal dan masih jauh dari

    kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap masukan, kritikan dan saran para pembaca

    untuk kesempurnaan makalah ini.

    Akhirnya, semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan mendapatkan

    balasan darinya dengan pahala yang setimpal dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kami

    dan juga bagi pembaca sekalian.Amin.

    Pariaman, juli 2014,

    Penulis,

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    2/21

    Daftar Isi:

    Kata pengantar :

    Daftar isi :

    Pendahuluan

    1.1 latar belakang :

    1.2 tujuan penulisan :

    Pembahasan :

    1. Pengertian :

    2. Anatomi fisiologi :

    3. Etiologi :

    4. Manifestasi klinis :

    5. Patofisiologi :

    6. Komplikasi :

    7. Pemeriksaan penunjang :

    8.

    Penatalaksanaan :

    9. Pathway :

    Asuhan keperawatan

    a. Pengkajian :

    b. Diagnose keperawatan :

    c. Rencana keperawatan :

    d.

    Implementasi :

    e. Evaluasi :

    Penutup

    Kesimpulan :

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    3/21

    Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Salah satu penyakit menular yang ada adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

    Mycrobacterium tuberculosis (TB), sebagian besar TB umumnya menyerang paru-paru

    namun juga dapat menyerang organ lainnya. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan

    asam, sehingga dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Penyakit ini dapat menyerang pada

    semua orang, baik anak-anak maunpun orang dewasa. Penyakit ini sangat mudah ditularkan

    pada orang lain, bakteriMicrobacterium tuberculosismasuk ke dalam tubuh manusia melalui

    udara pernapasan kedalam paru, kemudian bakteri tersebut dapat menyebar dari paru-paru ke

    bagian tubuh lain melalui peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas (bronkus) atau

    menyerang langsung ke bagian tubuh lainnya.

    TB Paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 80% dari semua

    penderita. TB yang menyerang jaringan paru ini merupakan satu-satunya bentuk dari TB

    yang dapat menular. TB merupakan salah satu masalah kesehatan penting di Indonesia.

    Selain itu, Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara dengan jumlah penderita TB

    terbanyak di dunia setelah India dan China. Jumlah pasien TB di Indonesia adalah sekitar 5,8

    % dari total jumlah pasien TB dunia.

    Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 528.000 kasus TB baru dengan

    kematian sekitar 91.000 orang. Angka prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2009 adalah

    100 per 100.000 penduduk dan TB terjadi pada lebih dari 70% usia produktif. Laporan WHO

    tentang angka kejadian TBC evaluasi selama 3 tahun dari 2008, 2009, 2010 menunjukkan

    bahwa kejadian TBC Indonesia mencapai 189 per 100.000 penduduk. Secara global, angka

    kejadian kasus kejadian TBC 128 per 100.000 penduduk. Data ini menunjukkan bahwa kasus

    TBC berada di sekitar kita.

    Daya penularan dari seorang penderita TB ditentukan oleh banyaknya kuman yang

    terdapat dalam paru penderita. Persebaran dari kuman-kuman tersebut dalam udara serta yang

    dikeluarkan bersama dahak berupa droplet dan berada diudara disekitar penderita TB. Untuk

    membatasi terjadinya penyakit TB paru pemerintah mengupayakan strategi untuk

    menanggulanginya seperti dengan mencanangkan program DOTS (Directly Observed

    Treatment Short-course) yang mana fokus utama dari program ini adalah penemuan dan

    penyembuhan pasien, dengan prioritas diberikan kepada pasien TB tipe menular.

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    4/21

    1.2 Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1) Mahasiswa mampu memahami anatomi sistem pernapasan

    2) Mahasiswa mampu memahami definisi dari Tuberkulosis (TB) Paru

    3) Mahasiswa mampu memahami etiologi dan faktor risisko TB paru

    4) Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis dari TB Paru

    5) Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari TB Paru

    6) Mahasiswa mampu memahami pathway dari TB Paru

    7) Mahasiswa mampu memahami komplikasi yang kemungkinan terjadi pada penderita TB

    Paru

    8) Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan diagnostik TB Paru

    9) Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan medis, keperawatan dan diet TB Paru

    10) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian bagi penderita TB Paru

    11) Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan bagi penderita TB Paru dengan

    tepat.

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    5/21

    Pembahasan

    1. Pengertian

    Menurut (Niluh Gede Yasmin Asih, 2003), tuberkulosis adalah infeksi penyakit

    menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan

    asam, yang ditularkan melalui udara (airbone). Menurut (Imran Somantri, 2007)

    tuberkulosis paru paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru

    paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini juga dapat

    menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus linfe.

    Menurut (Elizabeth J Corwin, 2009) tuberkulosis (TB) merupakan contoh lain

    infeksi saluran napas bawah. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme

    Mycobacterium tuberkulosis, yang biasanya ditularkan melalui inhalasi percikan ludah

    (droplet), dari satu individu ke individu lainnya dan membentuk kolonisasi di bronkiolus

    atau alveolus, kuman juga dapat masuk ketubuh melalui saluran cerna, melalui ingesti

    susu tercemar yang tidak dipasteurisasi, atau kadang-kadang melaui lesi kulit.

    Menurut (Chris Brooker, 2009) tuberkulosis adalah infeksi granulomatosa kronik

    yang disebabkan olehMycobacterium tuberkulosis (tipe manusia), suatu basil tahan asam

    (BTA). Jenis lainnya meliputi M. Bovis (sapi) dan mikobakterium altipis misalnya M.

    Avium intracellulare danM. Kansasii.

    Menurut (Diane C. Baughman, 2000) tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang

    terutama disebabkan olehMycobacterium tuberculosi.

    2.

    Anatomi fisiologi paru

    Anatomi Paru

    Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan

    suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Ventilasi membutuhkan

    gerakan dinding sangkar toraks dan dasarnya, yaitu digfrahma. Efek dari gerakan ini adalah

    secara bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Ketika kapasitas dalam

    dada meningkat, udara masuk melalui trakea (inspirasi), karena penurunan tekanan di dalam

    dan mengembangkan paru. Ketika dinding dada dan diagfrahma kembali ke ukurannya

    semula (ekspirasi), paru-paru yang elastis tersebut mengempis dan mendorong udara keluar

    melalui bronkus dan trakea. Fase inspirasi dari pernapasan normalnya membutuhkan energi:

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    6/21

    fase ekspirasi normalnya positif. Inspirasi menempati sepertiga dari siklus pernapasan,

    ekspirasi menempati dua pertiganya.

    Pleura. Bagian terluar dari paru-paru, dikelilingi oleh membran halus, licin yaitu pleura,

    yang juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior

    diagfrahma. Pleura parietalis melapisi tiraks dan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara

    kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah

    kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduannya bergeser dengan

    bebas selama ventilasi.

    Mediastinum. Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua

    bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-

    paru terletak antara kedua lapisan pleura.

    Lobus. Setiap paru dibagi menjadi lobu-lobus. Paru kiri atas lobus bawah dan atas,

    sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh

    dibagi lagi menjadi dua segmen yang dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan

    pleura.

    Bronkus dan bronkiolus. Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru.

    Pertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri). Bronkus

    lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri), yang

    merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling efektif

    untuk pasien tertentu. Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus

    subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan

    saraf.

    Bronkus segmental kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus, yang tidak

    mempunyai kartilagi dalam dindingnya. Patensi bronkiolus seluruhnya tergantung pada rekoil

    elastik otot polos sekelilingnya dan pada tekanan alveolar. Bronkiolus mengandung kelenjarsubmukosa, yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk lapisan

    bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi oleh sel-sel yang

    permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia. Silia ini menciptakan

    gerakan menyapu yang konstan yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing

    menjauhi paru menuju laring.

    Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis, yang

    tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi

    bronkiolus respiratori, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    7/21

    konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Sampai pada titik ini, jalan udara konduksi

    mengandung sekital 150 ml udara dalam percabangan trakeobronkial yang tidak ikut serta

    dalam pertukaran gas. Ini dikenal sebagai ruang rugi fisiologik. Bronkiolus respiratori

    kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar kemudian alveoli.

    Pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi dalam alveoli.

    Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam kluster antara

    15 sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk

    membentuk satu lembar, akan menutupi area 70 meter persegi (seukuran lapang tenis).

    Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang

    membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolik,

    mensekresi surfaktan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah

    alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan sel-sel

    fagositis yang besar yang memakan benda asing (misal : lendir, bakteri) dan bekerja sebagai

    mekanisme pertahanan yang penting.

    (Brunner & Suddarth, EGC : 2002)

    b. Fisiologi

    Transpor Oksigen. Oksigen dipasok ke sel dan karbon dioksida dibuang dari sel melalui

    sirkulasi darah. Sel-sel berhubungan dekat dengan kapiler, yang berdinding tipis sehingga

    memungkinkan terjadinya pertukaran atau lewatnya oksigen dan karbon dioksida dengan

    mudah. Oksigen berdifusi dari kapiler, menembus dinding kapiler ke cairan interstisial dan

    kemudian melalui membran sel-sel ke jaringan, tempat dimana oksigen dapat digunakan oleh

    mitokondria untuk pernafasan selular. Gerakan karbon dioksida juga terjadi melalui difusi

    dan berlanjut dengan arah yang berlawanan dari sel ke dalam darah.

    Pertukaran Gas. Setelah pertukaran kapiler jaringan ini, darah memasuki vena sistemik

    (dimana disebut darah vena) dan mengalir ke sirkulasi pulmonal. Konsentrasi oksigen dalam

    darah di dalam kapiler paru-paru lebih rendah dibanding dengan konsentrasi dalam kantung

    udara paru, yang disebut alveoli. Sebagai akibat gradien konsentrasi ini, oksigen berdifusi

    dari alveoli ke dalam darah. Karbon dioksida yang mempunyai konsentrasi dalam darah lebih

    tinggi dari dalam alveoli, berdifusi dari dalam alveoli. Gerakan udara ke dan keluar jalan

    nafas (ventilasi) secara kontinue memurnikan oksigen dan membuang karbon dioksida dari

    jalan dalam paru. Keseluruhan proses pertukaran gas antara udara atmosfir dan darah dan

    antara darah dengan sel-sel tubuh ini disebut respirasi. (Brunner & Suddarth, EGC : 2002).

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    8/21

    Paruparu normal

    TB Paru

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    9/21

    3. Etiologi

    Penyebab Tuberculosis (TBC) adalah mycobacterium Tuberculosis, sejenis kuman

    berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3-0,6/um. Yang

    tergolong dalam kuman mycobacterium Tuberculosis complex diantaranya : M.

    Tuberculosis, Varian Asian, Varian African I, Varian African II, M. Bovis (Ilmu

    Penyakit Dalam, 2001).

    Sifat kuman TBC adalah aerob yaitu lebih mengenai hidup pada jaringan yang tinggi

    kadar O2dan juga bersifat dormant di dalam sel yaitu basil tidak aktif tetapi keluar

    dari sel maka basil akan berkembangbiak. Pada penderita akan mengalami

    kekambuhan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi TBC, yaitu

    keganasan basil TBC. Jumlah basil cukup banyak, adanya sumber penularan, dayatahan tubuh yang menurun yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keturunan,

    usia, nutrisi yang kurang.

    4.

    Manifestasi Klinis

    Pada banyak individu yang terinfeksi tuberkulosis adalah asimtomatis. Pada individu

    lainnya, gejala berkembang secara bertahap sehingga gejala tersebut tidak dikenali

    sampai penyakit telah masuk tahap lanjut. Bagaimanapun gejala dapat timbul pada

    individu yang mengalami imunosupresif dalam beberapa minggu setelah terpajan oleh

    basil.

    Menurut Jhon Crofton (2002) gejala klinis yang timbul pada pasien Tuberculosis

    berdasarkan adanya keluhan penderita adalah :

    a. Batuk lebih dari 3 minggu

    Batuk adalah reflek paru untuk mengeluarkan sekret dan hasil proses destruksi

    paru. Mengingat Tuberculosis Paru adalah penyakit menahun, keluhan ini dirasakan

    dengan kecenderungan progresif walau agak lambat. Batuk pada Tuberculosis paru

    dapat kering pada permulaan penyakit, karena sekret masih sedikit, tapi kemudian

    menjadi produktif.

    b. Dahak (sputum)

    Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian

    berubah menjadi mukopurulen atau kuning, sampai purulen (kuning hijau) dan

    menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan.

    c.

    Batuk Darah

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    10/21

    Batuk darah yang terdapat dalam sputum dapat berupa titik darah sampai

    berupa sejumlah besar darah yang keluar pada waktu batuk. Penyebabnya adalah

    akibat peradangan pada pembuluh darah paru dan bronchus sehingga pecahnya

    pembuluh darah.

    d. Sesak Napas

    Sesak napas berkaitan dengan penyakit yang luas di dalam paru. Merupakan

    proses lanjut akibat retraksi dan obstruksi saluran pernapasan.

    e. Nyeri dada

    Rasa nyeri dada pada waktu mengambil napas dimana terjadi gesekan pada

    dinding pleura dan paru. Rasa nyeri berkaitan dengan pleuritis dan tegangan otot

    pada saat batuk.

    f.

    Wheezing

    Wheezing terjadi karena penyempitan lumen bronkus yang disebabkan oleh

    sekret, peradangan jaringan granulasi dan ulserasi.

    g.

    Demam dan Menggigil

    Peningkatan suhu tubuh pada saat malam, terjadi sebagai suatu reaksi umum

    dari proses infeksi.

    h.

    Penurunan Berat Badan

    Penurunan berat badan merupakan manisfestasi toksemia yang timbul

    belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.

    i. Rasa lelah dan lemah

    Gejala ini disebabkan oleh kurang tidur akibat batuk.

    j.

    Berkeringat Banyak Terutama Malam Hari

    Keringat malam bukanlah gejala yang patogenesis untuk penyakit

    Tuberculosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut.

    Gambaran klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

    1. Gejala respiratorik, meliputi :

    a. Batuk

    Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering

    dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan

    bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

    b.

    Batuk darah

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    11/21

    Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa

    garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah

    sangat banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah.

    c. Sesak napas

    Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena

    ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorakx, anemia dan

    lain-lain.

    d. Nyeri dada

    Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.

    Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

    2. Gejala Sistemik, meliputi :

    a.

    Demam

    Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan

    malam hari mirip dengan influenza, hilang timbul dan makin lama makin

    panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

    b. Gejala sistemik lain

    Gejala sistemik lain adalah keringat malam, anoreksia, penurunan berat

    badan serta malaise.

    5. Patofisiologi

    Individu rentan yang menghirup basil tuberkulosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri

    dipindahkan melalui jalan napas ke alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan mulai

    untuk memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan aliran darah

    ke bagaian tubuh lainnya (ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru paru lainnya

    (lobus atas).

    Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neutrofil

    dan makrofag) menelan banyak bakteri, limposit spesifik tuborkulosis melisis

    (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan

    penumpukan eksudat dalam alveoli, menyebabkan bronkopneumonia. Infeksi awal

    biasanya terjadi dua sampai sepuluh minggu setelah pemajanan.

    Masa jaringan baru, yang disebut granulomas, yang merupakan gumpalan basil yang

    masih hidup dan yang sudah mati di kelilingi oleh makrofag yang membentuk dinding

    protektif granulomas diubah menjadi masa jaringan fibrosa. Bagian sentral dari masa

    fibrosa ini di sebut tuberkel ghon. Bahan (bakteri dan makropag) menjadi nekrotik,

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    12/21

    membentuk masa seperti keju. Masa ini dapat mengalami kalsifikasi, membentuk sekar

    kolagenosa. Bakteri menjadi dorman tanpa perkembangan penyakit aktif.

    Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit aktif karena

    gangguan atau respon yang inadekuat dari respon sistem imun. Penyakit aktif dapat juga

    terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Bakteri kemudian menjadi

    tersebar diudara, mengakibatkan penyebaran penyakit lebih jauh tuberkel yang

    memecah, membentuk jaringan parut. Paru paru yang terinfeksi lebih membengkak

    mengakibatkan terjadinya bronkopneumonia lebih lanjut.

    Kecuali proses tersebut dapat dihentikan, penyebarannya dengan lambat mengarah

    kebawah ke hilum paru-paru dan kemudian meluas ke lobus yang berdekatan. Proses

    mungkin berkepanjangan dan ditandai oleh remisi lama ketika penyakit dihentikan,

    hanya supaya diikuti dengan periode aktivitas yang diperbaharui. Hanya sekitar 10 %

    individu yang awalnya terinfeksi mengalami penyakit aktif.

    6.

    Komplikasi

    Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI, 2005) :

    1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat

    mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.

    2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.

    3. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan

    ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.

    4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan

    karena kerusakan jaringan paru.

    5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.

    6. insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)

    7.

    Pemeriksaan Penunjang

    a. Pemeriksaan Laboratorium

    Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif

    penyakit

    Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan

    darah) : Positif untuk basil asam-cepat.

    Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10 mm

    atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen)

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    13/21

    menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti

    menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik

    sakit berani bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan

    oleh mikobakterium yang berbeda.

    Histologi atau kultur jaringan (termasuk pembersihan gaster; urine dan cairan

    serebrospinal, biopsi kulit): Positif untuk Mycobacterium tuberculosis.

    Biopsi jarum pada jaringan paru: Positif untuk granuloma TB; adanya sel

    raksasa menunjukkan nekrosis.

    Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;

    contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat

    ditemukan pada TB paru kronis luas.

    Pemeriksaan fungsi paru : Penurunan kapasitas vital, peningkatan rasio udara

    residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi oksigen sekunder

    terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit

    pleural (Tuberkulosis paru kronis luas).

    b. Pemeriksaan Radiologis

    Foto thorak: Dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan

    kalsium lesi sembuh primer, atau effusi cairan. Perubahan menunjukkan lebih luas

    TB dapat termasuk rongga, area fibrosa.

    8. Penatalaksanaan

    Prinsip pengobatan TBC adalah harus kombinasi, tidak boleh terputus-putus dan

    jangka waktu yang lama. Di samping itu maka perkembangan ekonomi tersebut dikenal

    2 (dua) macam alternatif pengobatan.

    Paduan obat jangka panjang dengan lama pengobatan 18 24 bulan, obat relatif

    murah.

    Pengobatan intensif : setiap hari 13 bulan INH +, Rifampicin + Streptomicyn

    dan diteruskan dengan.

    Pengobatan intermitten dua kali seminggu sampai satu tahun : INH +

    Rifampicin atau Ethambutol.

    Paduan obat jangka pendek dengan lama pengobatan 69 bulan obat relatif murah.

    Pengobtan intensif: tiap hari selama 1 2 bulan INH + Rifampicin +

    Streptomicyn atau Pirazinamid, dan diteruskan dengan

    Pengobatan intermitten 2 3 kali seminggu selama 4 7 bulan : INH +

    Rifampicin atau Ethambutol atau Streptomycin.

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    14/21

    9. Pathway

    Invasi bakteri tuberculosis

    sembuh

    Infeksi primer

    Sembuh dengan focus ghon

    Infeksi pasca primer

    (reaktivitas)fibrotik

    Bakteri dorman

    Bakteri muncul berapa sembuh dengan

    tahun kemudian fibrotik

    Reaksi infeksi/inflamsi, kavitas

    dan merusak parenkim paru

    -

    Produksi secret Reaksi sistematis kerusakan membran alveolar

    - Pecahnya pembuluh darah kapiler merusak pleura, atelaktasis

    -

    Batuk produktif - sesak nafas

    - batuk berdarah

    Anoreksia, mual, BB Lemah - ekspansi torak

    Ketidakefektifan

    bersihan jalan

    nafas

    Ketidakseimbangan

    nutrisi kurang darikebutuhan

    Intoleransi

    aktifitas

    Gangguan

    pertukaran Gas

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    15/21

    ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN

    DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN

    TB PARU

    A. PENGKAJIAN

    Pengumpulan Data

    Biodata identitas klien dan penanggung jawab

    1. Identitas Klien

    Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan dan lain-lain.

    2. Identitas penanggung jawab

    Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan klien.

    3. Riwayat Kesehatan

    a. Keluhan Utama

    (Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini)

    b. Riwayat Kesehatan Sekarang

    (Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS, ditambah

    dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST)

    P : Palitatif /Provokatif

    (Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat memperberat dan menguranginya)

    Q : Qualitatif /Quantitatif

    (Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar, sejauhmana merasakannya sekarang)

    R : Region

    (Dimana gejala terasa, apakah menyebar)

    S : Skala

    (Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10)

    T : Time

    (Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-tiba atau bertahap)

    c. Riwayat Kesehatan Dahulu

    (Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau memperberat

    keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini. Termasuk faktor predisposisi penyakit

    dan ada waktu proses sembuh)

    d. Riwayat Kesehatan Keluarga

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    16/21

    (Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan atau riwayat

    penyakit menular)

    e. Pola Aktivitas Sehari-hari

    (Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara sebelum sakit dan saat sakit, untuk

    mengidentifikasi apakah ada perubahan pola pemenuhan atau tidak)

    4. Pemeriksaan Fisik

    (Fokus pada struktur dan perubahan fungsi yang terjadi dengan tehnik pemeriksaan yang

    digunakan Head to Toe yang diawali dengan observasi keadaan umum klien. Dan

    menggunakan pedoman 4 langkah yaitu Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

    5. Data Psikologis

    (Berisi tentang status emosi klien, kecemasan, pola koping, gaya komunikasi, dan konsep

    diri)

    6. Data Sosial

    (Berisi hubungan dan pola interaksi klien dalam keluarga dan masyarakat)

    7. Data Spiritual

    (Mengidentifikasi tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan penyakit,

    gangguan dalam melaksanakan ibadah)

    8. Data Penunjang

    (Berisi tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium yang dijalani klien,

    dituliskan hasil pemeriksaan dan nilai normal, dituliskan hanya 3 kali pemeriksaan terakhir

    secara berturut-turut. Bila hasilnya fluktuatif, buat keterangan secara naratif)

    9. Program dan Rencana Pengobatan

    (Berisi tentang program pengobatan yang sedang dijalani dan yang akan dijalani oleh klien)

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

    1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah,

    kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.

    2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan permukaan

    paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret yang kental, edema bronchial.

    3. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan: Kelelahan,

    Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Dispnea, Anoreksia, Penurunan kemampuan

    finansial.

    4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan

    kebutuhan oksigen

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    17/21

    C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

    No. Dx Tujuan kriteria

    hasil

    intervensi rasional

    1. Bersihan jalan

    napas tidak

    efektif

    berhubungan

    dengan sekret

    kental atau

    sekret darah,

    kelemahan,

    upaya batuk

    buruk, edema

    trakeal/faringeal.

    Tujuan :

    Bersihan jalan

    nafas kembali

    normal

    Kriteria hasil :

    Mempertahankan

    jalan nafas pasien

    Mengeluarkan

    sekret tanpa

    bantuan

    Kaji fungsi

    pernapasan contoh :

    Bunyi nafas, kecepatan,

    irama, kedalaman dan

    penggunaan otot

    aksesori

    Catat kemampuan

    untuk mengeluarkanmukosa / batuk efektif :

    catat karakter, jumlah

    sputum, adanya

    emoptisis

    Berikan pasienposisi semi atau fowler

    tinggi. Bantu pasien

    untuk batuk dan latihan

    napas dalam.

    Bersihkan sekret dari

    mulut dan trakea :

    penghisapan sesuai

    keperluan.

    Kolaborasi dengantim medis dalam

    pemberian obat-obatan

    Penurunan bunyi

    napas dapat

    menunjukkan

    atelektasis

    Pengeluaran sulit

    bila sekret sangattebal. Sputum

    berdarah kental

    atau darah cerah

    diakibatkan oleh

    kerusakan paru

    atau luka bronkal

    dan dapat

    memerlukan

    evaluasi.

    Posisi membantu

    memaksimalkan

    ekspansi paru dan

    menurunkan upaya

    pernapasan.

    Mencegah

    obstruksi / aspirasi

    Memberikan

    obat yang tepat

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    18/21

    2. Gangguan

    pertukaran gas

    berhubungan

    dengan

    berkurangnya

    keefektifan

    permukaan paru,

    atelektasis,

    kerusakan

    membran

    alveolar kapiler,

    sekret yang

    kental, edema

    bronchial.

    Tujuan :

    Pertukaran gas

    kembali normal

    Kriteria hasil :

    Permukaan

    paru kembali

    efektif

    Penurunan

    dispneu

    BB

    meningkat.

    Kaji adanya

    gangguan bunyi atau

    pola nafas.

    Tingkatkan tirah

    baring/batasi aktivitas.

    Kolaborasi : berikan

    tambahan oksigen yang

    sesuai.

    TB paru

    menyebabkan efek

    luas pada paru dari

    bagian kecil

    bronchopneumoni

    sampai inflamasidifusi luas,

    nekrosis, efusi

    pleura.

    Menurunkan

    konsumsi oksigen.

    Alat dalam

    memperbaiki

    hipoksemia yang

    dapat terjadisekunder terhadap

    penurunan

    ventilasi/

    menurunnya

    alveolar paru.

    3. Perubahan

    kebutuhan

    nutrisi, kurang

    dari kebutuhan

    berhubungan

    dengan:

    Kelelahan,

    Batuk yang

    sering, adanya

    produksi

    Tujuan :

    Kebutuhan nutrisi

    kembali terpenuhi

    Kriteria hasil :

    BB meningkat

    Kaji status nutrisi.

    Pastikan pola

    makanan yang biasa

    klien sukai.

    Dorong klien untuk

    Untuk

    menentukan

    intervensi yang

    tepat

    Membantu

    dalam

    mengidentifikasi

    kebutuhan/

    kekuatan khusus.

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    19/21

    sputum,

    Dispnea,

    Anoreksia,

    Penurunan

    kemampuan

    finansial.

    makan sedikit tapi

    sering.

    Kolaborasi : ahli diit

    untuk komposisi diit.

    Kolaborasi : berikan

    obat antipiretik sesuai

    indikas.

    Memaksimalkan

    masukan nutrisi.

    Memberikan

    bantuan dalam

    perencanaan diit

    dengan nutrisi

    adekuat.

    Demam

    meningkatkan

    kebutuhan

    metabolik dan juga

    konsumsi kalori.

    D. Implementasi

    Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah

    dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi / pelakasanaan ini dapat tepat

    waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat

    respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan seta mendokumentasikan

    pelaksanaan perawatan.

    E.

    Evaluasi

    Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan TB Paru adalah, mengacu pada

    tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :.

    1 Bersihan jalan napas tidak efektif.

    2

    pertukaran gas

    3 kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.

    4 Intoleransi aktivitas teratasi.

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    20/21

    Penutup

    Simpulan

    Tuberculosis paru-paru (TB Paru) merupakan penyakit infeksi kronis atau menahun

    yang menyerang parenkim paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

    Manifestasi klinis yang umum pada TB paru termasuk keletihan, penurunan berat badan,

    letargi, anoreksia (kehilangan nafsu makan), dan demam ringan yang biasanya terjadi pada

    siang hari. Berkeringat malam dan ansietas umum sering tampak. Dispnea, batuk purulen

    produktif disertai nyeri dada, dan hemoptsis adalah juga temuan yang umum.

  • 8/11/2019 Lp Tb Paru 12345

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Asih, Niluh Gede Yasmin. 2003.Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan Gangguan

    Sistem Pernafasan. Jakarta : EGC

    Baughman, Diane C. 2000.Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku dari Brunner dan

    Suddart. Jakarta : EGC

    Brooker Chris. 2009.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta : EGC

    Brunner & Suddarth, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1 &

    2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran : EGC.

    Corwin, Elizabeth J. 2009.Patofisiologi : Buku Saku. Jakarta : EGC

    Crofton, John. 2002. Pedoman penanggulangan Tuberkulosis, Widya Medika : Jakarta.

    Departeman Kesehatan. Republik Indonesia. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan

    Tuberkulosis. Jakarta.

    Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta : FKUI.

    Price, S., & Wilson. 2003. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi.2.

    Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.