lp rematik pada lansia

13
LP REMATIK PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID) PADA LANSIA I. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat. B. Etiologi Faktor genetik Faktor lingkungan Infeksi : mendadak dan timbul dengan di sertai gambaran inflamasi mencolok. Yang di sebabkan oleh bakteri dan virus. HSD ( Heat Shock Protein ) Sekelompok protein berukuran sedang ( 60 sampai 90 KDA) Respon Stress C.Klasifikasi. Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu : 1. Osteoartritis. Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada

Upload: sanjaya-dev

Post on 13-Aug-2015

1.161 views

Category:

Documents


111 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Rematik Pada Lansia

LP REMATIK PADA LANSIA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID) PADA LANSIA

I. KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian

Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.

B. Etiologi

Faktor genetik

Faktor lingkungan

Infeksi : mendadak dan timbul dengan di sertai gambaran inflamasi

mencolok. Yang di sebabkan oleh bakteri dan virus.

HSD ( Heat Shock Protein )

Sekelompok protein berukuran sedang ( 60 sampai 90 KDA)

Respon Stress

C. Klasifikasi.

Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :1. Osteoartritis.

Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.

2. Artritis Rematoid.Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.

3. Polimialgia Reumatik.

Page 2: Lp Rematik Pada Lansia

Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.

4. Artritis Gout (Pirai).Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

D. Manifestasi Klinis

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim di temukan pada seseorang

penderita Rematoid Artritis. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus

pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klikis yang

bervariasi.

1. Gejala – gejala konstitusional

Lelah, anoreksia, BB menurun dan demam terkadang kelelahan dapat demikian

hebatnya.

2. Poliartritis simertis

Terutama pada sendi perifer : termasuk sendi – sendi di tangan, namun biasanya

tidak melibatkan sendi – sendi interfalag distal. Hampir semua sendi diantrodial

dapat terserang.

3. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam

Dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi – sendi. Kekakuan

ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoarthritis, yang biasanya hanya

berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.

4. Artritis Erosif

Merupakan ciri khas penyakit ii oada gambaran radiologik. Peradangan sendi

yang kronik mengakbatkan erosi ditepi tulang.

5. Deformitas

Kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan perjalanan penyakit.

Pergeseran ulnar atau devisiasi jari, sublukisasi sendi metakarpofalangeal,

Page 3: Lp Rematik Pada Lansia

deformitas bautennoiere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan

yang sering dijumpai. Pada kaki terdapat prostusi (tonjolan) kaput metatarsal.

Sendi – sendi yang besar juga dapat di serang akan mengalami penguragan

kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.

6. Nodul – nodul rematoid

Adalah masa subkutan yang di temukan pada sekitar sepertiga orang dewasa

pasien

E. Patofisiologi

Rematoid Artritis kira 2 ½ kali lebih sering menyerang perempuan

daripada laki-laki. Insidens meningkat dengan bertambahnya usia, terutama pada

perempuan. Insidens puncak adalah antara usia 40 hingga 60 tahun.

Penyebab Rematoid Artritis masih belum diketahui walaupun banyak hal

mengenai patogenesisnya telah terungkap. Penyakit ini tidak dapat ditunjukkan

memiliki hubungan pasti dengan genetic. Terdapat kaitan dengan penanda genetic

seperti HLA – DW4 dan HLA – DR5 pada orang KAUKASIA. Namun pada

orang Amerika, Afrika, Jepang, dan Indian hanya di temukan kaitan dengan HLA

– DW4.

Destruksi jaringan sendi terjadi malalui 2 cara. Pertama : destruksi

pencernaan oleh produksi protease, kolagenase dan enzim – enzim hidrolitik

lainnya. Enzim – enzim ini memecah kartilago, ligament, tendon, dan tulang pada

sendi serta dilepaskan bersama – sama dengan radikal oksigen dan metabilit asam

arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan synovial. Proses ini

diduga adalah bagian dari respons autoimun terhadap antigen yang di produksi

secara local.

Destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus rematoid. Panus merupakan

jaringan granulasi vascular yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan

kemudian meluas ke sendi. Di sepanjang pinggir panus terjadi destruksi kolagen

dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel di dalam panus tersebut.

F. Patofisiologi.

Umur jenis kelamin genetik suku kegemukan

Page 4: Lp Rematik Pada Lansia

Kerusakan fokal tulang rawan pembentukan tulang baru pada sendi yang progresif tulang rawan, sendi dan tepi sendi

Perubahan metabolisme tulang Peningkatan aktivitas enzim yang merusak makro molekul matriks tulang rawan sendi Penurunan kadar proteoglikan Berkurangnya kadar proteoglikan Perubahan sifat sifat kolagen Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan Timbul laserasi

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan sinar X

Sinar X di gunakan untuk mengevaluasi penderita penyakit rematik.

Pemeriksaan sinar X dapat menunjukkan abnormalitas kartilago, erosi sendi,

pertumbuhan tulang abnormal dan osleopenia (mineralisasi tulang yang

menurun)

2. Artrosentesis (aspirasi cairan synovial dengan jarum)

Artrosentesis ini di lakukan untuk mendapatkan sampel cairan sinoial

da untuk merasakan nyeri, biasanya pada sendi lutut dan bahu.

3. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan laboratorium serum dalm bidang reumatologi didasarkan

pada asumsi bahwa penyakit reumatik merupakan gangguan auto imun.

4. Scan radionuklida

Identifikasi peradangan sinovium

H. Penatalaksanaan

a. Obat obatan

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik

Page 5: Lp Rematik Pada Lansia

dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.

b. Perlindungan sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).

c. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.

d. Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.

e. Persoalan Seksual

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.

f. Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikularmemegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

g. Operasi

Page 6: Lp Rematik Pada Lansia

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari.

Keletihan

Tanda: Malaise

Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot

2. KARDIOVASKULER

Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun

3. INTEGRITAS EGO

Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan

Keputusasaan dan ketidak berdayaan

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain

4. MAKANAN ATAU CAIRAN

Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual.

Anoreksia

Kesulitan untuk mengunyah

Tanda: Penurunan berat badan

Kekeringan pada membran mukosa

Page 7: Lp Rematik Pada Lansia

5. HIGIENE

Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.

6. NEUROSENSORI

Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan

Tanda: Pembengkakan sendi

7. NYERI / KENYAMANAN

Gejala: fase akut dari nyeri

Terasa nyeri kronis dan kekakuan

8. KEAMANAN

Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga

Kekeringan pada mata dan membran mukosa

9. INTERAKSI SOSIAL

Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang

Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol

INTERVENSI RASIONAL

mandiri

- kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

- berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan

- biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi

- dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak

Page 8: Lp Rematik Pada Lansia

- anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi

- berikan masase yang lembut

kolaborasi

beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)

-membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program

- matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri

- pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.

- Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi

- Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan

- Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot

- Meningkatkan relaksasi, mengurangi

- tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi

2. DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.

Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.

INTERVENSI

RASIONAL

• Perahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.

• Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.

• Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi,berdiri dan berjalan.

• Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untukmenggunakan alat bantu.

• Berikan obat-obatan sesuai

Page 9: Lp Rematik Pada Lansia

indikasi seperti steroid. • Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan.

• Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.

• Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

• Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.

•untuk menekan inflamasisistemik akut

3. DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.

Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.

INTERVENSI RASIONAL

•Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam

• Memantau regimen medikasi

•Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya •Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan membebaskan keluaraga dari kekhawatiran yang konstan.

•Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi mengegetkan pasien akan

meningkatkan ansietas

5. DIAGNOSA 5: Defisit perawatan diri b/d nyeri

Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri secaea mandiri.

INTERVENSI RASIONAL

•Kaji tingkat fungsi fisik

• Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihan

• Kaji hambatan terhadap partisipasi

dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan

• Identifikasi untuk perawatan yang

Page 10: Lp Rematik Pada Lansia

diperlukan, misalnya;lift,

peninggiandudukan toilet, kursi • Mengidentifikasi tingkat bantuan /dukungan yang diperlukan

• Mendukung kemandirian fisik/emosional

•Menyiapkan meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri

• Memberikan kesempatanuntuk dapat melakukan aktivitas seccara mandiri