lp md

17
LAPORAN PENDAHULUAN DAN SRATEGI PELAKSANAAN MENARIK DIRI DI RSJ. Prof. Dr. SOERODJO MAGELANG OLEH: Nanda Pradipta 462010055 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Upload: nan-nda-pradipta

Post on 20-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP MD

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN SRATEGI PELAKSANAAN MENARIK DIRI

DI RSJ. Prof. Dr. SOERODJO

MAGELANG

OLEH:

Nanda Pradipta462010055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: LP MD

A.A. Masalah Utama :

Isolasi sosial : menarik diri.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dari orang lain (Rawlins, 1993). Terjadinya perilaku menarik

diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor perkembangan

dan sosial budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri.

Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak

percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan

orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan

merasa tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan

orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan

sehari-hari hampir terabaikan (Rawlins, 1993).

Tanda dan Gejala:

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

Menghindar dari orang lain (menyendiri).

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien

lain/perawat.

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap.

Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

Posisi janin saat tidur.

(Budi Anna Keliat, 1998)

2. Penyebab dari Menarik Diri

Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah

penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku

sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai

perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai

keinginan.

Page 3: LP MD

Gejala Klinis :

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap

penyakit (rambut botak karena terapi).

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).

Gangguan hubungan sosial (menarik diri).

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,

mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

( Budi Anna Keliat, 1999)

3. Akibat dari Menarik Diri

Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko

perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi

realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap

lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu

yang nyata tanpa stimulus/rangsangan eksternal.

Gejala Klinis :

Bicara, senyum dan tertawa sendiri.

Menarik diri dan menghindar dari orang lain.

Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.

Tidak dapat memusatkan perhatian.

Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.

Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

(Budi Anna Keliat, 1999)

C.C. Pohon Masalah

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Core problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

( Budi Anna Keliat, 1999)

Isolasi sosial: menarik

Page 4: LP MD

D. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Masalah keperawatan:

a. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…

b. Isolasi sosial: menarik diri

c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

2. Data yang perlu dikaji

a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi

Data Subjektif:

▪ Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus

nyata

▪ Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata

▪ Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus

▪ Klien merasa makan sesuatu

▪ Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya

▪ Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar

▪ Klien ingin memukul/melempar barang-barang

Data Objektif:

▪ Klien berbicara dan tertawa sendiri

▪ Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu

▪ Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

▪ Disorientasi

b. Isolasi Sosial : menarik diri

Data Subyektif:

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data Obyektif:

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,

ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Data subyektif:

▪ Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif:

Page 5: LP MD

▪ Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif

tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial: menarik diri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

F.F. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: menarik diri

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi.

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik dengan cara :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Tindakan:

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.

2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri atau mau bergaul

2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang muncul

2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

3.3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian

tidak berhubungan dengan orang lain.

Tindakan :

Page 6: LP MD

3.13.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi

( tidur, marah, menyibukkan diri dll)

3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan

orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang

lain

a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang

lain

b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang

lain

c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :

▪ K – P

▪ K – P – P lain

▪ K – P – P lain – K lain

▪ K – Kel/Klp/Masy

4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan.

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain

Tindakan:

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan

orang lain

Page 7: LP MD

5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang

lain.

5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

manfaat berhubungan dengan oranglain

6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga

Tindakan:

6.16.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : :

▪ Salam, perkenalan diri

▪ Jelaskan tujuan

▪ Buat kontrak

▪ Eksplorasi perasaan klien

6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

▪ Perilaku menarik diri

▪ Penyebab perilaku menarik diri

▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi

▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri

6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk

berkomunikasi dengan orang lain.

6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien

minimal satu kali seminggu

6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

Diagnosa 2 : harga diri rendah

Tujuan Umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik dengan cara :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

d. Jelaskan tujuan pertemuan

Page 8: LP MD

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan:

2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2.2 Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

2.3 Utamakan memberikan pujian yang realistik

3.3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

Tindakan:

3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki

Tindakan:

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemampuan

▪ Kegiatan mandiri

▪ Kegiatan dengan bantuan sebagian

▪ Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

Tindakan:

5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.

5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan:

6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga

diri rendah.

6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

Page 9: LP MD

DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo.

2003

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-

Raven Publisher. 1998

Budi Anna Keliat. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI.

1999

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP

Bandung. 2000

Page 10: LP MD

STRATEGI PELAKSANAAN

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

a.) Data obyektif:

Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak

diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain,

perawatan diri kurang, posisi menekur.

b.) Data subyektif:

Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan

singkat, ya atau tidak.

2. Diagnosa Keperawatan :Isolasi sosial : menarik diri

B. Strategi pelaksanaan tindakan:

Tujuan khusus :

1. Klien mampu mengungkapkan hal – hal yang melatarbelakangi terjadinya isolasi

sosial

2. Klien mampu mengungkapkan keuntungan berinteraksi

3. Klien mampu mengungkapkan kerugian jika tidak berinteraksi dengan orang lain

4. Klien mampu mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang

Tindakan keperawatan.

1. Mendiskusikan faktor – faktor yang melatarbelakangi terjadinya isolasi sosial

2. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi

3. Mendiskusikan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain

4. Mendiskusikan cara berkenalan dengan satu orang secara bertahap

SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan

Page 11: LP MD

ORIENTASI (PERKENALAN):

“Selamat pagi ”

“Saya Nanda Pradipta, Saya senang dipanggil Nanda, Saya mahasiswa FIK UKSW yang akan

merawat Ibu.”

“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”

“Apa keluhan ibu hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan

teman-teman ibu ? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau

berapa lama, bu? Bagaimana kalau 15 menit”

KERJA:

(Jika pasien baru)

”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? Siapa yang jarang

bercakap-cakap dengan ibu? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap dengannya?”

(Jika pasien sudah lama dirawat)

”Apa yang ibu rasakan selama ibu dirawat disini? O.. ibu merasa sendirian? Siapa saja

yang ibu kenal di ruangan ini”

“Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan dengan teman yang ibu kenal?”

“Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang

lain?”

”Menurut ibu apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada

teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau

kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya ibu ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien

dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu

inginkah ya ibu ? belajar bergaul dengan orang lain ?

«  Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”

“Begini lho ibu ?, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan

nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya T, senang dipanggil

T. Asal saya dari Flores, hobi memancing”

“Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama

Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”

“Ayo ibu dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya!”

“Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”

Page 12: LP MD

“Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang

hal-hal yang menyenangkan ibu bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang

keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”

TERMINASI:

”Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?”

” ibu tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali”

”Selanjutnya ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.

Sehingga ibu lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien

lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”

”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak ibu berkenalan dengan teman

saya, perawat N. Bagaimana, ibu mau kan?”

”Baiklah, sampai jumpa.”