lp hdr

17
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH A. Pengertian Konsep Diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen 2005). Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity). a. Citra Tubuh (Body Image) Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. b. Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih.

Upload: cokko-la

Post on 31-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: LP HDR

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian

Konsep Diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan

kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan

mempengaruhi hubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen 2005).

Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal),

Harga Diri (Self esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).

a. Citra Tubuh (Body Image)

Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya

baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu

atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan

berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya

bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat

berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau

sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih.

c. Harga Diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku

dengan ideal dirinya.

d. Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang

diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu

di dalam kelompok sosial.

e. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat

diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari

bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain.

Page 2: LP HDR

Dari kelima komponen dari konsep diri dapat menimbulkan suatu

gangguan. Salah satunya adalah gangguan harga diri rendah. Gangguan

harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak

langsung diekspresikan (Towsend, 1998).

Pendapat senada diungkapkan oleh Carpenito, L.J (1998 : 352) bahwa

harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami evaluasi

diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan diri.

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang

negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga

diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 1999).

Dari pendapat-pendapat diatas dapat dibuat kesimpulan, harga diri

rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya

kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan secara

langsung maupun tidak langsung, penurunan diri ini dapat bersifat

situasional maupun kronis atau menahun.

Harga diri rendah dibedakan menjadi bagian 2 yaitu :

1. Harga diri kronik rendah adalah keadaan dimana individu

mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri atau kemampuan

dalam waktu lama.

2. Harga diri situasional rendah adalah keadaan dimana individu

yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan

negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian

(kehilangan, perubahan).

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep

dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif.

Respon Adaptif adalah respon individu dalam penyesuaian masalah

yang dapat diterima oleh norma – norma sosial dan kebudayaan,

sedangkan respon maladaptive yaitu respon individu dalam penyelesaian

masalah yang menyimpang dari norma – norma sosial dan budaya

lingkungannya

Page 3: LP HDR

Aktualisasi diri

Konsep diri positif

Harga diri rendah

Kerancuan identitas

Depersonalisasi

Stuart dan Sundeen (1998) mengatakan :

Aktualisasi adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang

pengalaman nyata yang sukses diterima.

Konsep diri adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam

beraktualisasi diri

Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif

dengan konsep diri maladaptif.

Kekacauan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek

psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.

Dipersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri

yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat

membedakan dirinya dengan orang lain.

Faktor Predisposisi dan Presipitasi

a. Faktor Predisposisi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya harga diri

rendah, meliputi:

1) Faktor Biologis

Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau

trauma kepala.

2) Faktor Psikologis

Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan

adanya pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti

penolakan dan harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan

berulang; kurang mempunyai tanggungjawab personal;

ketergantungan pada orang lain; penilaian negatif pasien terhadap

Respon adaptif Respon maladaptif

Page 4: LP HDR

gambaran diri, krisis identitas,peran yang terganggu, ideal diri

yang tidak realistis; pengaruh penilaian internal individu.

3) Faktor Sosial Budaya

Pengaruh sosial budayameliputi penilaian negatif dari lingkungan

terhadap pasien yang mempengaruhi penilaian pasien,sosial

ekonomi rendah, riwayat penolakan lingkungan pada tahap

tumbuh kembang anak, dan tingkat pendidikan rendah.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi harga diri rendah antara lain:

1) Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

peristiwa yang mengancam kehidupan.

2) Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang

diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang

berkaitan dengan pertumbuhan.

b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau

berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau

kematian.

c) Transisi peran sehat-sakit:sebagai akibat pergeseran dari

keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi ini dapat

dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh; perubahan ukuran,

bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang

berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur

medis dan keperawatan.

B. Tanda dan Gejala

Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Keliat (1992). Tanda

dan gejala yang ditemukan pada individu harga diri rendah :

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri.

2. Merendahkan atau mengurangi martabat.

3. Rasa bersalah dan khawatir.

4. Manifestasi fisik.

Page 5: LP HDR

5. Menunda keputusan.

6. Gangguan berhubungan.

7. Menarik diri dari realitas.

8. Merusak diri.

9. Merusak atau melukai orang lain.

10. Penolakan terhadap kemampuan diri

11. Kurang memerhatikan perawatan diri

12. Tidak berani menatap lawan bicara

13. Lebih banyak menunduk

14. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

15. Pandangan hidup yang pesimistis

C. Penatalaksanaan Medis

Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa

ini sudah dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi

bahkan metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi

yang dimaksudmeliputi :

1. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat

sebagai berikut:

a) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup

singkat

b) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil

c) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik

untuk gejala positif maupun gejala negative skizofrenia

d) Lebih cepat memulihkan fungsi kogbiti

e) Tidak menyebabkan kantuk

f) Memperbaiki pola tidur

g) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi

h) Tidak menyebabkan lemas otot.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang

hanya diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan

Page 6: LP HDR

yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua

(atypical).Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya

chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL, dan Haloperidol. Obat yang

termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone, Olozapine,

Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.

2. Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi

dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya

supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia

dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk

mengadakan permainan atau latihan bersama.(Maramis,2005,hal.231).

3. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara

artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang

dipasang satu atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada

skizofrenia yang tidak mempan denga terapi neuroleptika oral atau

injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis, 2005).

4. Keperawatan

Biasanya yang dilakukan yaitu Therapi modalitas/perilaku

merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia yang ditujukan

pada kemampuan dan kekurangan klien.Teknik perilaku

menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan

kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan

praktis dalam komunikasi interpersonal.Therapi kelompok bagi

skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana dan masalah dalam

hubungan kehidupan yang nyata. (Kaplan dan Sadock,1998).

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas

kelompok stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok

stimulasi sensori, therapi aktivitas kelompok stimulasi realita dan

therapy aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat dan

Akemat,2005,hal.13). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok

diatas yang paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan

Page 7: LP HDR

konsep diri harga diri rendah adalah therapyaktivitas kelompok

stimulasi persepsi. Therapy aktivitas kelompok (TAK) stimulasi

persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas sebagai stimulasi

dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan

dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan

persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan

Akemat,2005).

D. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, tanggal dirawat,

tanggal pengkajian, nomor rekam medis

2. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor

biologis, factor psikologis, social budaya, dan factor genetic

3. Faktor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap

persepsi merasa tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa

gagal, merasa malang, kehilangan, rendah diri, perilaku agresif,

kekerasan, ketidak adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress

pencetus pada umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh

dengan stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan

individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan

ansietas.

4. Psikososial yang terdiri dari genogram, konsep diri, hubungan social

dan spiritual

5. Status mental yang terdiri dari penampilan, pembicaraan, aktifitas

motorik, alam perasaan, afek pasien, interaksi selama wawancara,

persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat

kosentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian, dan daya tilik diri.

6. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun

maladaptive

7. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis.

Page 8: LP HDR

8. Analisa data

a. Harga diri rendah

DS: - Adanya ungkapan yang menegatifkan diri

- Mengatakan pandangan hidup yang pesimis

- Merasa tidak mampu melakukan sesuatu

- Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi

sebagaimana mestinya

- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan

menyalahgunakan diri sendiri

DO: - Kontak mata kurang, sering menunduk,

- Mudah marah dan tersinggung

- Menarik diri

- Menghindar dari orang lain

b. Isolasi sosial dengan menarik diri

DS: - Ungkapan yang terbatas ya tidak tahu

DO: - Tidak adanya kontak mata

- Selalu menundukkan kepala

- Berdiam diri di kamar

- Afek tumpul, menyendiri

- Menolak diajak berbincang-bincang

E. Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah

2. Isolasi sosial

Page 9: LP HDR

G. Pelaksanaan

Implementasi keperawatan merupakan realisasi dari intervensi dan

dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan. Hal – hal yang harus

diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan keperawatan

yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan Harga Diri Rendah

kronis dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan keperawatan,

perawat harus lebih dulu melakukan :

1. Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP).

2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

4. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit damn

kemampuannya.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga. Hal ini

dimaksudkan agar tindakan keperawatan selanjutnya dapat dilanjutkan

(Gaffar L. J., 1997)

H. Evaluasi

Merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari tindakan yang

dilakukan secara terus-menerus terhadap respon klien. Evaluasi adalah hasil

yang dilihat dan perkembanagn persepsi klien, pertumbuhan perbandingan

perilakunya dengan kepribadian yang sehat.

Evaluasi dengan pendekatan SOAP :

S : Respon subjektif klien terhadap keperawatan yang telah

dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap keperawatan yang dilaksanakan

A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk

menyimpulkan apakah masih tetap atau masuk giliran baru.

P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada

respon klien.

Page 10: LP HDR

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC,

Jakarta

Dermawan & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja

Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Hawari, D. (2001). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.

Jakarta : EGC

Isaacs, Ann. (2009). Keperawatan Kesehatan Jiwa Dan Psikiatrik ( Edisi 3).

Jakarta : EGC

Maramis, W.F. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga

University Press

Stuart, G. W. dan Sundeen, S.J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.

Jakarta : EGC

Townsend, Mary C.1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan

Psikiatri: Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta :

EGC

Tim Pengembangan MPKP RSJ PROVINSI BALI. 2009. Pedoman Manajemen Asuhan Keperawatan (7 Masalah Utama Keperawatan Jiwa)

Page 11: LP HDR