lp gerontik

10
F. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :  Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.  Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Hemoglobin / hematokrit Untuk mengkaji hubungan dari sel   sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor   factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.  BUN Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)  Kalium serum Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.  Kalsium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi  Kolesterol dan trigliserid serum Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )  Pemeriksaan tiroid Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi  Kadar aldosteron urin/serum Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab ) Urinalisa Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.   Asam urat Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi  Steroid urin Kenaiakn dapat mengindikasik an hiperadrenalisme  IVP Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensisepert i penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter  Foto dada Menunjukkan obstruksi kalsifi kasi pada area katub, perbesaran jantung  CT scan  Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

Upload: nana-rustiana

Post on 14-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jjnbj gviugb yvygv

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    1/10

    F.TANDA DAN GEJALA

    Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

    Tidak ada gejala

    Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan

    tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika

    tekanan arteri tidak terukur.

    Gejala yang lazim

    Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam

    kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

    Menurut Rokhaeni (2001), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit

    kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

    G.PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hemoglobin / hematokrit

    Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor

    factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

    BUN

    Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi)

    dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)

    Kalium serum

    Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

    Kalsium serum

    Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

    Kolesterol dan trigliserid serum

    Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek

    kardiovaskuler )

    Pemeriksaan tiroid

    Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

    Kadar aldosteron urin/serum

    Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

    Urinalisa

    Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

    Asam urat

    Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

    Steroid urin

    Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme IVP

    Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter

    Foto dada

    Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

    CT scan

    Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    2/10

    EKG

    Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah

    salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

    H.PENATALAKSANAAN

    Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang

    berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

    Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

    1.Terapi tanpa Obat

    Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi

    sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

    Diet

    Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

    a.Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

    b.Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

    c.Penurunan berat badan

    d.Penurunan asupan etanol

    e.Menghentikan merokok

    b.Latihan Fisik

    Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga

    yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,

    berenang dan lain-lain.

    Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang

    disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan

    sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

    c.Edukasi Psikologis

    Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

    Tehnik Biofeedback

    Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan

    tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.

    Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga

    untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.

    Tehnik relaksasi

    Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan

    cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

    Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

    Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan

    pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

    2.Terapi dengan Obat

    Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah

    komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan

    seumur hidup penderita.

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    3/10

    Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON

    DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa

    obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal

    pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

    Pengobatannya meliputi :

    Step 1

    Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

    Step 2

    Alternatif yang bisa diberikan :

    Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

    Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,

    vasodilator

    Step 3

    Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis lain

    Step 4

    Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4

    Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi

    Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan

    petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    4/10

    KONSEP KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    Pengkajian secara Umum

    1.Identitas Pasien

    Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin,

    Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor

    registrasi.

    2.Riwayat atau adanya factor resiko

    Riwayat garis keluarga tentang hipertensi

    Penggunaan obat yang memicu hipertensi

    3.Aktivitas / istirahat

    Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.

    Frekuensi jantung meningkat

    Perubahan irama jantung

    Takipnea

    4.Integritas ego

    Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik.

    Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan).

    5.Makanan dan cairan

    Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol

    (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi

    kalori.

    Mual, muntah.

    Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).

    6.Nyeri atau ketidak nyamanan

    Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)

    Nyeri hilang timbul pada tungkai.

    Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

    Nyeri abdomen.

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    5/10

    Pengkajian Persistem

    1.\Sirkulasi

    Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit cerebro

    vaskuler.

    Episode palpitasi,perspirasi.

    2.Eleminasi

    Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau riwayat penyakit ginjal

    masa lalu.

    3.Neurosensori

    Keluhan pusing.

    Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah

    beberapa jam).

    4.Pernapasan

    Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja

    Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.

    Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.

    Riwayat merokok

    B.DIAGNOSA

    1.Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral

    2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

    3. Curah Jantung, resiko tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan afterload,

    vasokontriksi

    4.Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic

    5.Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak adekuat

    6.

    Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif

    C.Intervensi

    Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular Cerebral

    1.Intervensi : Mempertahankan tirah baring selama fase akut

    Rasional: Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    6/10

    2. Intervensi : Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kmepala, misalnya

    kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, tekhnik

    relaksasi.

    asional: tindakan yang menurunkan tekanan vascular serebral dan yang memperlambat atau memblok respons

    simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya

    3. Intervensi : Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit

    kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk panjang, membungkuk

    Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan

    tekanan vascular cerebral

    Dx 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

    1.Intervensi : kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per

    menit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau sesudah

    aktivitas ( tekanan sistolik meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic meningkat 20 mmhg)

    dispnea atau nyeri dada : kelemahan dan keletihan yang belebihan :pusing atau pingsan.

    Rasional: menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respon fisiologi terhadap stress,

    aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat

    aktivitas.

    2. Intervensi : instruksikan pasien tentang teknik penghematan energy, misalnya menggunakan

    kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktivitas denganperlahan.

    Rasional : teknik memghemat energy mengurangi penggunaan energy, juga membantu

    keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

    DX 3 : Curah Jantung, resiki tinggi terhadap hipertensi berhubungan dengan peningkatan afterload,

    vasokontriksi

    1. Intervensi: pantau TD.ukur pad kedua tangan atau paha untuk evaluasi awal.gunakan ukuran

    manset yang tepat dan teknik yang akurat.

    Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang

    keterlibatan/bidang masalah vascular. Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa

    sebagai peningkatan tekanan diastolic sampai 130, hasil pengukuran diastolic diatas 130

    dipertimbangkan sebagai penigkatan pertama, kemudian maligna. Hipertensi sistolik juga

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    7/10

    merupakan faktor resiko yang di tentukan untuk penyakit cerebrovaskular dan penyakit iskemi

    jantung bila tekanan diastolic 90-115.

    DX 4 : Nutrisi , perubahan lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolic

    1.Intervensi : kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan.

    Rasional : kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi

    antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jangtung berkaitan dengan peningkatan masa tubuh.

    2. Intervensi : bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan membatasi masukan

    lemak,garam,dan sesuai indikasi.

    Rasional : kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya ateroskelorosis dan kegemukan

    yang merupakan predesposisi untuk hipertensi dan komplikasinya misalnya stroke,penyakit

    ginjal,gagal jantung. Kelebihan memasukkan garam memperbanyak volume cairan intravascular

    dan dpat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.

    DX 5 : Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak adekuat

    1. Intervensi : Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya

    kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana

    pengobatan

    Rasional : Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang, mengatasi hipertensi

    kronik dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari

    2.Intervensi : Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk

    mengatasinya

    Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respons

    seseorang terhadap stressor

    3. Intervensi : Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi

    maksimum dalam rencana pengobatan

    Rasional : Keterlibatan memberikan pasien perasaan control diri yang berkelanjutan,

    memperbaiki keterampilan koping, dan dapat meningkatkan kerja sama dalam regimen

    terapeutik

    4. Intervensi : Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka

    rangsang, penurunan toleransi sakit kepala ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan

    masalah

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    8/10

    Rasional : Menifestasi mekanisme koping maladaptive mungkin merupakan indicator marah

    yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD diastolic

    DX 6 : Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif

    1.Intervensi : Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat

    Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang sudah

    lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit,

    kemajuan, dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan

    kontinu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahankan.

    2.Intervensi : Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada

    jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak

    Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarifikasi

    istilah medis yang sering digunakan. Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala

    adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat

    3.Intervensi : Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah terkontrol dengan baik saat

    menggambarkan TD pasien dalam batas yang diinginkan

    Rasional : Karena pengobatan untuk hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka dengan

    penyampaian ide terkontrol akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk

    melanjutkan pengobatan/medikasi

    4. Intervensi : Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko kardiovaskular yang dapatdiubah misalnya obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok,

    dan minum alcohol( lebih dari 60cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh stress.

    Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi

    dan penyakit kardiovaskular serta ginjal.

    D.Evaluasi

    Pasien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol

    Pasien berpartisupasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan

    Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban kerja jantung.

    Menunjukkan perubahan pola makan ( misalnya pilihan makan, kuantitas,dan sebagainya),

    mempertahankan berat badan yang diinginkan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.

    Mengidentivikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya

    Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    9/10

  • 5/24/2018 Lp Gerontik

    10/10

    DAFTAR PUSRAKA

    Doenges., 2003.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC. Jakarta

    Fatimah.,2010.Merawat manusia Lanjut usia.Trans Info media.Jakarta

    Marifatul Lilik Azizah.,2011.Keperawatan lanjut usia.Graha ilmu.Jogjakarta.

    Read more:Asuhan Keperawatan : Hipertensi pada Lansiahttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-

    keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bj

    Under Creative Commons License:Attribution

    Follow us:nHandar on Facebook

    http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://creativecommons.org/licenses/by/3.0http://creativecommons.org/licenses/by/3.0http://creativecommons.org/licenses/by/3.0http://ec.tynt.com/b/rf?id=d5n0yeyLir4PsHacwqm_6r&u=nHandarhttp://ec.tynt.com/b/rf?id=d5n0yeyLir4PsHacwqm_6r&u=nHandarhttp://ec.tynt.com/b/rf?id=d5n0yeyLir4PsHacwqm_6r&u=nHandarhttp://ec.tynt.com/b/rf?id=d5n0yeyLir4PsHacwqm_6r&u=nHandarhttp://creativecommons.org/licenses/by/3.0http://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bjhttp://nandarnurse.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-hipertensi-pada.html#ixzz3170gs7bj