lp dermatitis

13
ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS A.Landasan Teoritis Penyakit 1.Defenisi Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ). Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ). Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal. 2.Klasifikasi a) Dermatitis kontak Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu : Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik) Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik) Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik No . Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik 1

Upload: yeyen-emelda

Post on 30-Dec-2014

211 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Dermatitis

ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS

A.Landasan Teoritis Penyakit

1.Defenisi

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap

pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa

efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda,

Adhi, 2007 ).

Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai dengan

pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ). Jadi dermatitis

adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.

2.Klasifikasi

a) Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan

bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.

Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :

Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)

Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)

Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik

No. Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik

1. Penyebab Iritan primer Alergen kontak S.sensitizer

2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang

3. Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik

4. Lesi Batas lebih jelas

Eritema sangat jelas

Batas tidak begitu jelas

Eritema kurang jelas

5. Uji Tempel Sesudah ditempel 24 jam,

bila iritan di angkat reaksi

akan segera

Bila sesudah 24 jam bahan allergen di

angkat, reaksi menetap atau meluas

berhenti.

1

Page 2: Lp Dermatitis

b) Dermatitis atopik

Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan

umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan

peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita.

Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,

tempatnya dilipatan atau fleksural..

c) Dermatitis numularis

Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang

logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.

d) Dermatitis seboroik

Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon,

kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada

muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.

Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik

a. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang

menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak

sering menggaruk area yang gatal.

b. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga kebersihan

pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.

c. Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk

d. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan tidak

tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.

e. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis.

3.Etiologi

Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit

terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa

menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief

Mansjoer.1998.”Kapita selekta” )

Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

2

Page 3: Lp Dermatitis

a) Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik ( sinar

matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).

b) Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

4.Manifestasi Klinis

Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama

pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama

palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.

a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi

sehingga tampak basah.

b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.

c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.

Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal

memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.

5. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

1. Pemeriksaan penunjang :

a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).

b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

2. Laboratorium

a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin

b) Urin : pemerikasaan histopatologi

6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :

a) Terapi sitemik Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin,

antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada kasus berat dipertimbangkan

pemberian kortikosteroid.

b) Terapi topical Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok

bila kronik diberi saleb.

3

Page 4: Lp Dermatitis

c) Diet Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-

kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain.

7. Komplikasi

a) Infeksi saluran nafas atas

b) Bronkitis

c) Infeksi kulit

B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a.Pengkajian Identitas Klien

Nama :

MR :

Masuk ke RS :

Tanggal Lahir :

Umur :

Jenis kelamin :

Agama :

Alamat :

b. Pengkajian Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan sekarang

c. Pemerikasaan Penunjang

Pengkajian 11 Funggsional Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan

Adanya riwayat infeksi sebelumya.

Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.

Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.

Adakah konsultasi rutin ke Dokter.

4

Page 5: Lp Dermatitis

Hygiene personal yang kurang.

Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.

2. Pola Nutrisi Metabolik

Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.

Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.

Jenis makanan yang disukai.

Nafsu makan menurun.

Muntah-muntah.

Penurunan berat badan.

Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.

Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau

perih.

3. Pola Eliminasi

Sering berkeringat.

tanyakan pola berkemih dan bowel.

4. Pola Aktivitas dan Latihan

Pemenuhan sehari-hari terganggu.

Kelemahan umum, malaise.

Toleransi terhadap aktivitas rendah.

Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan

Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

5. Pola Tidur dan Istirahat

Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.

Mimpi buruk.

6. Pola Persepsi Kognitif

Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.

Pengetahuan akan penyakitnya.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Perasaan tidak percaya diri atau minder.

Perasaan terisolasi.

8. Pola Hubungan dengan Sesama

5

Page 6: Lp Dermatitis

Hidup sendiri atau berkeluarga

Frekuensi interaksi berkurang

Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran

9. Pola Reproduksi Seksualitas

Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.

Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.

10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress

Emosi tidak stabil

Ansietas, takut akan penyakitnya

Disorientasi, gelisah

11. Pola Sistem Kepercayaan

Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah

Agama yang dianut

2. Asuhan Keperawatan

No. NANDA NOC NIC

1. Kerusakan Integritas

Kulit

Data Penunjang :

Kulit luka, gatal, warna

kulit hitam abu2, kering

bersisik

Turgor kulit jelek

Integritas Jaringan:

Kulit & Membran

Mukosa

Sensasi IER

Elestisita IER

Hidrasi IER

Pigmentasi IER

Perspirasi IER

Warna IER

Tekstur IER

Pengawasan Kulit

Amati warna, kehangatan (suhu),

bengkak, getaran, tekstur, edema,

dan nanah pada ektremitas

Periksa kemerahan, perubahan

suhu yang ekstrim, atau drainase

dari kulit dan membran mukosa

Pantau sumber tekanan dan

pergeseran

Pantau infeksi, khususnya pada

daerah edematous

Pantau area yang tidak berwarna

dan memar kulit dan membrane

mukosa

Pantau kelainan kekeringan dan

6

Page 7: Lp Dermatitis

kelembaban kulit

Periksa keketatan pakaian

Catat perubahan kulit atau

membrane mukosa

Tegakkan ukuran untuk

pencegahan lanjutan yang lebih

buruk

2. Nyeri

Data penunjang :

Mengatupkan rahang /

mengepalkan tangan

Agitasi

Ansietas

Perubahan pola tidur

Menarik diri bila

disentuh

Mual dan muntah

Gambaran kurus

Kontrol Resiko

Klien melaporkan

nyeri berkurang dg

scala 2-3

Ekspresi wajah tenang

klien dapat istirahat

dan tidur

v/s dbn

Manajemen Nyeri :

Kaji nyeri secara komprehensif

( lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi ).

Observasi  reaksi NV dr ketidak

nyamanan.

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri klien sebelumnya

Kontrol faktor lingkungan yang

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan.

Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologis/non farmakologis).

Ajarkan teknik non farmakologis

(relaksasi, distraksi dll) untuk

mengetasi nyeri..

Kolaborasi pemberian analgetik

untuk mengurangi nyeri.

Evaluasi tindakan pengurang

nyeri/kontrol nyeri.

7

Page 8: Lp Dermatitis

Monitor TTV

8

Page 9: Lp Dermatitis

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit : LWW,

Philadelphia.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit :

EGC, Jakarta.

Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit:

EGC, Jakarta

Djuanda, Adhi. 2005i Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK UI,

Jakarta.

Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Edisi 3. Penerbit : Media

Aesculapius FK UI, Jakarta.

9