lp depresi

16
LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI A. DEFINISI DEPRESI Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal.19) Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan kesedihan, berkecil hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal. 121) Maslim berpendapat bahwa depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (terutama pada sistem limbik) (Maslim, 2002). Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010) B. ETIOLOGI DEPRESI Penyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan. Tak ada orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan keinginan dan harapannya. a) Kekecewaan

Upload: hendradwicahyono

Post on 27-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Depresi

LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI

A. DEFINISI DEPRESI

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga

hilangnya kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal.19)

Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan kesedihan,

berkecil hati, perasaan bersalah, penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan

keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal. 121)

Maslim berpendapat bahwa depresi adalah suatu kondisi yang dapat

disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik

neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP

(terutama pada sistem limbik) (Maslim, 2002).

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk

perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,

anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri

(Kaplan, 2010)

B. ETIOLOGI DEPRESI

Penyebab utama depresi pada umumnya adalah rasa kecewa dan kehilangan.

Tak ada orang yang mengalami depresi bila kenyataan hidupnya sesuai dengan

keinginan dan harapannya.

a) Kekecewaan

Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang

menjadi jengkel tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat – saat

khusus jika cinta untuk diri sendiri lebih besar dan pada cinta pada orang

lain yang menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan cepat

kecewa, hal ini langkah pertama depresi jika luka itu direnungkan terus –

menerus akan menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.

b) Kurang Rasa Harga Diri

Page 2: Lp Depresi

Responsif Reaksi kehilangan

yang wajar

Supresi Reaksi kehilangan yang

memanjang

Mania/Depresi

Ciri - ciri universal yang lain dari orang depresi adalah kurangnya rasa

harga diri, sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih – lebihkan

menjadi estrim, karena harapan – harapan yang realistis membuat dia tak

mampu merestor dirinya sendiri, hal ini memang benar khususnya pada

individu yang ingin segalanya sempurna yang tak pernah puas dengan

prestasi yang dicapainya.

c) Perbandingan yang tidak adil

Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang

mempunyai nilai lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak

bisa sebaik dia maka depresi mungkin terjadi.

d) Penyakit

Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organic

contoh individu yang mempunyai penyakit kronis kanker payudara dapat

menyebabkan depresi.

e) Aktivitas mental yang berlebihan

Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.

f) Penolakan

Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta

itu tak terpenuhi maka terjadilah depresi. (Anonymous, 2004)

C. RENTANG RESPON

Respon adaptif Respon maladaptif

Menurut Purwaningsih (2009) Reaksi Emosi dibagi menjadi dua yaitu:

1) Reaksi Emosi Adaptif

Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan

yang diterima dan berlangsung singkat. Ada 2 macam reaksi adaptif :

Page 3: Lp Depresi

a) Respon emosi yang responsive

Keadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada

rentang ini individu dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan

internal.

b) Reaksi kehilangan yang wajar

Merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang

mengalami kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita

dari kehilangan dan mengalami proses kehilangan, misalnya

Bersedih, berhenti kegiatan sehari – hari, takut pada diri sendiri,

berlangsung tidak lama.

2) Reaksi Emosi Maladaptif

Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini

dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :

a) Supresi

Tahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal,

menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaannya terhadap

lingkungan.

b) Reaksi kehilangan yang memanjang

Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu

Gejala : bermusuhan, sedih berlebih, rendah diri.

c) Mania/ Depesi

Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui

intensitas dan pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi social.

D. TANDA DAN GEJALA

Menurut Hawari (2001) secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai

berikut :

a) Afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak

semangat, merasa tidak berdaya;

b) Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan;

c) Nafsu makan menurun;

d) Berat badan menurun;

e) Konsentrasi dan daya ingat menurun

Page 4: Lp Depresi

f) Gangguan tidur: insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya

hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai

dengan mimpi – mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang

yang telah meninggal;

g) Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau lemah tak berdaya);

h) Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan

hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun;

i) Gangguan seksual (libido menurun);

j) Pikiran – pikiran tentang kematian, bunuh diri.

1) Tingkat Depresi

a) Depresi Ringan

Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir

komunikasi social dan rasa tidak nyaman.

b) Depresi Sedang

(1) Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis

(2) Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi

verbal, komunikasi non verbal meningkat.

(3) Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal,

komunikasi non verbal meningkat.

(4) Partisipasi social : menarik diri tak mau bekerja/ sekolah, mudah

tersinggung.

c) Depresi Berat

(1) Gangguan Afek : pandangan kosong, perasaan hampa, murung,

inisiatif berkurang

(2) Gangguan proses pikir

(3) Sensasi somatic dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba

– tiba hiperaktif, kurang merawat diri, tak mau makan dan minum,

menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan.

E. PENATALAKSANAAN

Menurut (Tomb, 2003, hal.61) Semua pasien depresi harus mendapatkan

psikoterapi, dan beberapa memerlukan tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi

khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien, respon

terhadap terapi sebelumnya.

Page 5: Lp Depresi

1) Terapi Psikologik

Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati,

pengertian dan optimistic. Bantu pasien mengidentifikasi dan

mengekspresikan hal – hal yang membuatnya prihatin dan melontarkannya.

Identifikasi factor pencetus dan bantulah untuk mengoreksinya. Bantulah

memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah), arahkan

pasien terutama selama periode akut dan bila pasien tidak aktif bergerak.

Latih pasien untuk mengenal tanda – tanda dekompensasi yang akan dating.

Temui pasien sesering mungkin (mula – mula 1 – 3 kali per minggu) dan

secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untuk selamanya.

Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan

anda (melalui kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll.).

psikoterapi berorientasi tilikan jangka panjang, dapat berguna pada pasien

depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien dengan depresi mayor

yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.

Terapi Kognitif – Perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi

sedang dan ringan. Diyakini oleh sebagian orang sebagai “ketidakberdayaan

yang dipelajari”, depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan

keterampilan dan memberikan pengalaman – pengalaman sukses. Dari

perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran –

pikiran negative dan harapan – harapan negative. Terapi ini mencegah

kekambuhan.

Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap

terjaga sampai malam berikutnya), dapat membantu mengurangi gejala –

gejala depresi mayor buat sementara. Latihan fisik (berlari, berenang) dapat

memperbaiki depresi, dengan mekanisme biologis yang belum dimengerti

dengan baik.

2) Terapi Fisik

Semua depresi mayor dan depresi kronis atau depresi minor yang tidak

membaik membutuhkan antidepresan (70 – 80 % pasien berespon terhadap

antidepresan), meskipun yang mencetuskan jelas terlihat atau dapat

diidentifikasi. Mulailah dengan SSRI atau salah satu antidepresan terbaru.

Apabila tidak berhasil, pertimbangkan antidepresan trisiklik, atau MAOI

(terutama pada depresi “atipikal”) atau kombinasi beberapa obat yang efektif

Page 6: Lp Depresi

bila obat pertama tidak berhasil. Waspadalah terhadap efek samping dan

bahwa antidepresan “dapat” mencetuskan episode manik pada beberapa

pasien bipolar (10 % dengan TCA, dengan SSRI lebih rendah, tetapi semua

koonsep tentang “presipitasi manic” masih diperdebatkan). Setelah semuh

dari episode depresi pertama, obat dipertahankan untuk beberapa bulan,

kemudian diturunkan, meskipun demikian pada beberapa pasien setelah satu

atau lebih kekambuhan, membutuhkan obat rumatan untuk periode panjang.

Antidepresan saja (tunggal) tidak dapat mengobati depresi psikosis unipolar.

Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin

bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi

unipolar. Obat ini cukup efektif pada bipolar serta untuk mempertahankan

remisi dan begitu pula pada pasien unipolar. Antikonvulsan tampaknya juga

sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun kurang

efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai secara bersama–

sama dan litium diteruskan setelah remisi. Psikotik, paranoid atau pasien

sangat agitasi membutuhkan antipsikotik, tunggal atau bersama – sama

dengan antidepresan, litium atau ECT – antidepresan antipikal yang baru saja

terlihat efektif.

ECT mungkin merupakan terapi terpilih :

a) Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu

pengobatan,

b) Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang

akut),

c) Pada beberapa depresi psikotik,

d) Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat (misal pasien tua

yang berpenyakit jantung). Lebih dari 90 % pasien memberikan

respons.

F. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1) Faktor Predisposisi

a) Faktor Genetik

Page 7: Lp Depresi

Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan

diteruskan melalui garis keturunan. Frekwensi gangguan alam

perasaan meningkat pada kembar monozigote dari dizigote.

b) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan

marah yang dialihkan pada diri sendiri.

Diawali dengan proses kehilangan terjadi ambivalensi

terhadap objek yang hilang tidak mampu mengekspresikan

kemarahan marah pada diri sendiri.

c) Teori Kehilangan

Berhubungan dengan factor perkembangan : misalnya

kehilangan orang tua pada masa anak, perpisahan yang

bersifat traumatis dengan orang yang sangat dicintai. Individu

tidak berdaya mengatasi kehilangan.

d) Teori kepribadian

Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu

menyebabkan seseorang mengalami depresi atau mania.

e) Teori Kognitif

Mengemukakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif

yang dipengaruhi oleh penilaian negative terhadap diri sendiri,

lingkungan dan masa depan.

f) Teori Belajar Ketidakberdayaan

Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari kehilangan kendali

diri, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi masalah.

Kemudian individu timbul keyakinan akan ketidakmampuan

mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya

mengembangkan respon yang adaptif.

g) Model perilaku

Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya

pujian (reinforcement) positif selama berinteraksi dengan

lingkungan.

h) Model Biologis

Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi

perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak

berfungsi endokrin dan hipersekresi kortisol.

Page 8: Lp Depresi

2) Faktor Presipitasi

Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan

meliputi factor biologis, psikologis dan social budaya. Factor

biologis meliputi perubahan fisiologis yang disebabkan oleh obat –

obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma dan

ketidakseimbangan metabolism. Factor psikologis meliputi

kehilangan kasih saying, termasuk kehilangan cinta, seseorang,

dan kehilangan harga diri. Factor social budaya meliputi

kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.

3) Perilaku dan Mekanisme koping

Perilaku yang berhubungan dengan depresi bervariasi. Pada

keadaan depresi kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau

dapat terjadi agitasi. Mekanisme koping yang digunakan pada

reaksi kehilangan yang memanjang adalah denial dan supresi, hal

ini untuk menghindari tekanan yang hebat. Depresi, yaitu

perasaan berduka yang belum digunakan adalah represi, supresi,

denial dan disosiasi.

4) Adapun perilaku yang berhubungan dengan depresi menurut

Purwaningsih (2009) adalah :

a) Afektif : sedih, cemas, apatis, murung, kebencian, kekesalan,

marah, perasaan ditolak, perasaan bersalah, merasa tak

berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri,

merasa tak berharga.

b) Kognitif : ambivalen, bingung, ragu – ragu, tidak mampu

berkonsentrasi, hilang perhatian dan motivasi, menyalahkan

diri sendiri,pikiran merusak diri,rasa tidak menentu, pesimis.

c) Fisik : sakit perut, anoreksia, mual, muntah, gangguan

pencernaan, konstipasi, lemas, lesu, nyeri, kepala pusing,

insomnia, nyeri dada, over acting, perubaha berat badan,

gangguan selera makan, gangguan menstruasi, impotensi,

tidak berespon terhadap seksual.

d) Tingkah laku : agresif, agitasi, tidak toleran, gangguan tingkat

aktifitas, kemunduran psikomotor, menarik diri, isolasi social,

irritable (mudah marah, menangis, tersinggung), berkesan

menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.

Page 9: Lp Depresi

b. Analisa Data

1) Data subjektif

Klien mengatakan sedih, klien mengatakan tidak bergairah untuk

bekerja, klien mengatakan menyesal, klien mengatakan merasa

bersalah, klien merasa ditolak, klien merasa tidak berdaya,

merasa tidak berharga.

2) Data obyektif

Klien tampak sedih, murung, lambat, lemah, lesu, tidak bergairah,

cemas, marah.

c. Rumusan Masalah

1) Resiko tinggi terjadi kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri

2) Sedih kronis

3) Harga diri rendah kronis

4) Koping individu tak efektif

5) Koping keluarga tak efektif

d. Pohon Masalah

Resiko tinggi terjadi kekerasanYang diarahkan pada diri sendiri

Sedih kronis

Harga diri rendah kronis

Koping individu tak efektif

Koping keluarga tak efektif

e. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang umum muncul pada klien dengan

gangguan alam perasaan : depresi yaitu :

1) Resiko tinggi terjadi kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri.

2) Sedih kronis.

3) Harga diri rendah kronis

4) Koping individu tak efektif

f. Rencana tindakan keperawatan

1) Sedih kronis.

Page 10: Lp Depresi

Tujuan jangka panjang : klien tidak mengalami sedih kronis

Tujuan jangka pendek :

(a) Klien dapat membina hubungan saling percaya

(b) Klien mengungkapkan perasaannya

(c) Klien dapat menyebutkan cara- cara mengatasi depresi

(d) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

(e) Klien mau minum obat sesuai aturan

Rencana tindakan :

(a) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

komunikasi terapeutik.

Rasional : Kejujuran, kesediaan, dan penerimaan

meningkatkan kepercayaan hubungan antara klien dan

perawat.

(b) Dorong dan beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya.

Rasional : Mengurangi beban pikiran yang dirasakan oleh

klien.

(c) Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

Rasional : Mengurangi beban pikiran yang dirasakan oleh

klien.

(d) Bantu klien untuk mengidentifikasi cara yang tepat untuk

mengatasi sedih kronis

Rasional : Mengidentifikasi cara atau koping yang tepat

untuk mengatasi sedih kronis

(e) Beri pujian atas kemampuan klien mengatasi sedih kronis

Rasional : Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri

klien

(f) Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara

merawat klien dengan depresi

Rasional : Diharapkan klien akan merasa diperhatikan

(g) Anjurkan, jelaskan dan awasi minum obat sesuai aturan.

Rasional : Diharapkan dapat mengefektifkan obat yang

diminum oleh klien.

(h) Delegatif dalam pemberian terapi obat

Page 11: Lp Depresi

Rasional : Pemberian obat psikosis dapat mengontrol

manifestasi dari kelainan psikosis.

Page 12: Lp Depresi

DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. (2001). Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: EGC.

Keliat, B.A. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Nanda. (2005-2006). Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medika.

Purwaningsih, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha

Medika.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Tomb, David A. (2003). Buku Saku Psikiatri. (Ed. 6). Jakarta : EGC.

Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.