lp ca recti

19
LAPORAN PENDAHULUAN CARSINOMA RECTI A. Pengertian Carsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 2005) Rectum merupakan tempat keganasan saluran cerna yang paling sering.Kanker colon (termasuk rectum) merupakan penyebab ke 3 dari semua kematian akibat kanker di Amerika Serikat baik pria maupun wanita.( Ahmad Ramali. 2008) Kanker colon rectal adalah kanker internal yang paling banyak di temui. Lokasi yang paling umum adalah area rectosigmoid, rectum dan sekum. ( Charlene J. Reeves, 2006 ) Karsinoma rekti merupakan salah satu dari keganasan pada colon dan rectum yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.( Soeparman & Waspadji, 2004) Ileus obstruksi adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi ususpada traktus intestinal. (Sylvia A, Price, 2007)

Upload: rztu-dyavanti

Post on 21-Jul-2016

244 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: lp ca recti

LAPORAN PENDAHULUAN

CARSINOMA RECTI

A. Pengertian

Carsinoma rekti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan

jaringan abnormal pada daerah rectum. Jenis terbanyak adalah

adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40 tahun keatas dengan

insidens puncaknya pada usia 60 tahun (Price A. Sylvia, 2005)

Rectum merupakan tempat keganasan saluran cerna yang paling

sering.Kanker colon (termasuk rectum) merupakan penyebab ke 3 dari semua

kematian akibat kanker di Amerika Serikat baik pria maupun wanita.( Ahmad

Ramali. 2008)

Kanker colon rectal adalah kanker internal yang paling banyak di temui.

Lokasi yang paling umum adalah area rectosigmoid, rectum dan sekum.

( Charlene J. Reeves, 2006 )

Karsinoma rekti merupakan salah satu dari keganasan pada colon dan

rectum yang khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan

proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.( Soeparman & Waspadji, 2004)

Ileus obstruksi adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi

ususpada traktus intestinal. (Sylvia A, Price, 2007)

Page 2: lp ca recti

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun

penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi

usus terdiri dari akut dan kronik, partial atau total. (Price & Wilson, 2007)

Obstruksi usus adalah sumbatan total atau parsial yang mencegah aliran

normal melalui saluran pencernaan. (Brunner and Suddarth, 2002)

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Etiologi

a. Presipitasi

Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi

faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau

polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet

tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.

(Brunner & Suddart, 2007)

b. Predisposisi

1) Polip di usus (Colorectal polypasien): Polip adalah pertumbuhan

pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada

orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak

(bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi

kanker.

Page 3: lp ca recti

2) Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang

menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa

atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang

lebih besar

3) Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker

colorectal dapat terkena kanker colorectal untuk kedua kalinya.

Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus

(endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih

tinggi untuk terkena kanker colorectal.

4) Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai

riwayat kanker colorectal pada keluarga, maka kemungkinan Anda

terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara Anda

terkena kanker pada usia muda.

5) Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola

makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran

memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.

6) Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang

berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita

penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.

Page 4: lp ca recti

Menurut Bruner & Suddarth (2002), Adapun penyebab dari

obstruksi usus yaitu secara mekanis (Ileus Obstruktif) yang

diakibatkan oleh penyumbatan usus dan tidak dapat diatasi oleh

peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia

stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya :

neoplasma yaitu tumor primer usus halus dapat menyebabkan

obstruksi intralumen, sedangkan tumor metastase atau tumor intra

abdominal dapat menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.

2. Patofisiologi

Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) adenokarsinoma

(muncul dari lapisan epitel usus). Di mulai sebagai polip jinak (dapat

diakibatkan pola diet rendah serat) tetapi dapat menjadi ganas karena

faktor mutasi (sesuai dengan teori seleksi sel,dr. Jan

tambayong,patofisiologi hal. 69) dan menyusup serta merusak jaringan

normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya, sel kanker dapat terlepas

dari tumor dan menyebar ke bagian tubuh yang lain terutama yang paling

sering ke hati. Melalui proses invasi dengan cara tumbuh menyebar keluar

lokasi asalnya, dilanjutkan pemisahan sel dengan menembus pembuluh

darah,kemudian menetap pada endotelium yang disebut proses diseminasi

akhirnya sel kanker ini menetap pada area baru dan menyasuaikan diri

untuk pertumbuhan selanjutnya yang disebut proliferasi.

Sumber : Patofisiologi untuk keperawatan. (Brunner & Suddart, 2007)

Page 5: lp ca recti

Hampir semua karsinoma kolon-rectum berasaal dari polip,

terutama adenomatus. Ini di sebut Adenoma-Carcinoma Sequence.

Menurut P. Deyle, perkembangannya di bagi atas tiga fase. Fase pertama

ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan. Proses ini berjalan lama

sekali, pulihan tahun. Fase ke dua adalah fase pertumbuhan tumor, akan

tetapi tanpa menimbulkan keluhan atau fase tumor asimtomatis. Ini

berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya

keluhan dan gejala yang nyata, karena keluhan-keluhan tersebut berjalan

perlahan-lahan dan tidak sering, biasanya penderita merasa terbiasa dan

menganggap enteng sajaa. Setelah lebih dari 5 bulan (untuk Indonesia

lebih lama) penderita baru pergi ke dokter. Di tangan dokter biasanya

memakan waktu lebih dari 5 bulan lagi sebelum diagnosis karsinoma di

tegakan. Semua ini menyebabkan penderita datang berobat dalam stadium

lanjut. ( Soeparman & Wasdji,2004)

3. Klasifikasi

Dalam infiltrasi prognosis hidup setelah 5 thn

a. Terbatas pada dinding usus 97%

b. Menembus lapisan muskularis mukosa 80%

c. Metastosis ke kelenjar limfe

d. Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65%

Page 6: lp ca recti

e. Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%

f. Metastasis ke organ lain ; hati 35%

Dikenal pada klasifikasi menurut

a. Stadium 1

Tumor hanya terbatas di calon dan belum menembus dinding kolon

dan belum metastasis

b. Stadium 2

Tumor telah mengadakan penetrasi dinding kolon tapi belum ada

metastasis

c. Stadium 3

Tumor telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening

regional

d. Stadium 4

Tumor telah mengadakan metastasis ke organ lain ; hati

(Brunner & Suddart, 2007)

4. Manifestasi Klinis

Page 7: lp ca recti

Gejala sangat ditemukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan

fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol

adalah perubahan kebiasaan defekasi, pasase darah dalam feses adalah

gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia dan yang tidak

diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.

(Brunner & Suddart,2007)

Gejala lain yang dapat timbul :

a. Ulserasi

b. Perdarahan

c. Nausea

d. Vomitus

e. Obstipasi

f. Diare paradoksial

g. Keinginan defekasi

h. Nyeri tekan

i. Ikterus

(Soeparman & Waspadji, 2004)

Page 8: lp ca recti

5. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan rectum dan tes darah di tinja dapat dilakukan untuk

mengetahui terjadinya perdarahan. Diagnosis dikonfirmasi dengan

sigmoidoscopy dan tindakan biopasieny.

(Charlene J. Reeves, 2006)

Pemeriksaan penunjang CA Rectum meliputi:

a. Kolonoskopi

Sigmoidoscopy dengan biopasieny atau apusan sitologi

Pemeriksaan antigen karsinoembrionik, untuk mendiagnosa adanya

CA kolon. Pada pemeriksaan ini, kadar CEA (Antigen Karsinoma

Embrionik) dapat dipercaya dalam diagnosis prediksi, pada eksisi

tumor komplek, kadar CEA yang meningkat harus kembali ke normal

dalam 48 jam. Peningkatan CEA pada tanggal selanjutnya

menunjukkan kekambuhan.

(Brunner & Suddart, 2007)

b. Endoskopi

1) Untuk mengetahui adanya tumor/kanker di kolon/rectum

2) Untuk menentukan sumber pendapatan

3) Untuk mengetahui letak obstruksi

Page 9: lp ca recti

c. Radiologi

1) Foto dada :

a) Untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker paru

b) Untuk persiapan pembedahan

2) Foto colon (Banum enema)

a) Dapat terlihat suatu filling deffect pada suatu tempat/suatu

striktura

b) Dapat menentukan lokasi tempat kelainan.

d. USG

1) Untuk mengetahui apakah ada metastasis kanker ke kelenjar getah

bening di abdomen dan hati

2) Gambaran metastasis kanker dihati akan tampak massa multi

nodular dengan gema berdensitas tinggi homogen

Endosonggrafi

Pada karsinoma akan tampak massa yang hypoechoic tidak teratur

mengenai lapisan dinding kolon

e. Histopatologi

Gambaran histopatologi pada karsinoma recti adenokarsinoma dan

perlu ditentukan differensiasi sel

Page 10: lp ca recti

f. Laboratorium

1) Hb : menurun pada perdarahan

2) Tumor marker (LEA) > 5 mg/ml

3) Pemeriksaan tinja secara bakteriologis ; terdapat sigela dan amoeba

6. Komplikasi

Karsinoma kolon dapat bermetastase dengan jalan

a. Langsung perkontinuitatum dinding usus dan organ disekitarnya

b. Hematogen

c. Linefogen

d. Metastasis sering terjadi ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal

ke hati, paru dan otak

Komplikasi lainnya ;

a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pertial/lengkap

b. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar

kolon yang menyebabkan hemoragi

c. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses

d. Peritonitis /sepasienis yang dapat menimbulkan syock

Page 11: lp ca recti

7. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan

Untuk kanker rectum atas dilakukan rekto sigmoidektoid dan

dibuat anastromosis decending kolakteral

Untuk kanker rectum bawah dilakukan protakolektum dan dibuat

anastomosis kolocinal

Pembentukan stoma. Stoma adalah lubang buatan yang berbentuk

mulut (lubang usus yang di pindahkan ke dinding perut)

1. Indikasi

Indikasi Stoma Usus Halus yaitu:

a. Penyakit : Cancer, inflamasi penyakit-penyakit usus

b. Kongenital : Ileus Meconium.

c. Trauma : Luka rembes, kecelakaan, tabrakan

2. Kontraindikasi

a. Obstruksi/penyumbatan

Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan

usus atau adanya pengerasan feses yang sulit dikeluarkan.

Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu

Page 12: lp ca recti

dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan

kolostomi permanen tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar

pasien dapat melakukannya sendiri di kamar mandi.

b. Infeksi

Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering

menjadi penyebab terjadinya infeksi pada luka sekitar stoma.

Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat

diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan

mengganti kantong kolstomi sangat bermakna untuk mencegah

infeksi.

c. Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi

yang terlalu sempit dan juga karena adanya jaringan scar yang

terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

d. Prolapasien pada stoma

Prolapasien merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau

lebih dari permukaan kulit.

Prolapasien dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :

Page 13: lp ca recti

Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium

kadang-kadang sampat loop ilium. Adanya strangulasi dan

nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan

Prolapasien dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor Peristaltik

usus meningkat, fiksasi usus tidak sempurna, mesocolon yang

panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding abdomen tipis

dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang

pendek dan tipis.

Terjadi karena kelemahan otot abdomen atau karena fiksasi

struktur penyokong stoma yang kurang adekuat pada saat

pembedahan.

e. Stenosis Stoma

Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang

akan mengganggu pasase normal feses.

f. Diare

Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang

keluar. Pada sigmoid biasanya normal.

g. lritasi Kulit

Page 14: lp ca recti

Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena

feces yang keluar mengandung enzim pencernaan yang bersifat

iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang

kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.

b. Radiasi

setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk

melakukan radiasi dengan dosis adekuat

c. Kemoterapi

Kemoterapi yang biasa diberikan ialah 5 florourasil (5FU)

belakangan ini sering dikombinasikan dengan leucovarin

bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi 5 FU, kevamsok

dan lucovorin.( Charlene J. Reeves, 2006 )

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama mencakup antara lain:

1. Kurang pengetahuan tentang Ca Rekti dan pilihan pengobatan

berhubungan dengan kurang paparan sumber informasi

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada

colostomi)

3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan nyeri

Page 15: lp ca recti

4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive, insisi post

pembedahan

D. Intervensi

1. Kurang pengetahuan tentang penyakit b.d Kurang paparan sumber

informasi

Tujuan Intervensi RasionalNOC: Pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x 24 jam pasien mengerti proses penyakitnya dan Program perawatan serta Therapi yang diberikan dengan:

Indikator:Pasien mampu: Menjelaskan kembali tentang proses penyakit, mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas

NIC: Pengetahuan penyakitAktifitas:1. Jelaskan tentang

penyakit Ca rekti

2. Jelaskan tentang program pengobatan dan tindakan operasi yang akan dilakukan

3. Jelaskan tindakan untuk mencegah komplikasi

4. Tanyakan kembali pengetahuan pasien tentang penyakit, prosedur perawatan dan pengobatan

1. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas

2. Mempermudah intervensi

3. Mencegah keparahan penyakit

4. Mereview

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (insisi pembedahan pada

colostomi)

Tujuan Intervensi Rasional

NOC: Kontrol nyeri, setelah dilakukan

NIC: Manajement nyeriAktifitas:

1. Membantu dalam

Page 16: lp ca recti

perawatan selama 3x24 jam nyeri pasien berkurang dengan :

Indikator:Menggunakan skala nyeri untuk mengidentifikasi tingkat nyeri

Pasien menyatakan nyeri berkurang

Pasien mampu istirahat/tidur

Menggunakan teknik non farmakologi

1. Lakukan penilaian terhadap nyeri, lokasi, karakteristik dan faktor-faktor yang dapat menambah nyeri

2. Fasilitasi linkungan nyaman

3. Berikan obat anti sakit

4. Bantu pasien menemukan posisi nyaman

5. Berikan massage di punggung

6. Tekan dada saat latihan batuk

mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan

2. Meningkatkan kenyamanan

3. Mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien untuk mobilisasi tampa nyeri

4. Peninggin lengan menyebabkan pasie rileks

5. Meningkatkan relaksasi dan membantu untuk menfokuskan perhatian shg dapat meningkatkan sumber koping

6. Memudahkan partisipasi pada aktifitas tampa timbul rasa tidak nyaman

3. defisit self care b.d nyeri

Tujuan Intervensi RasionalNOC: Perawatan diri : (mandi, berpakaian), setelah diberi motivasi perawatan selama 2x24 jam, pasien mampu melakukan mandi dan berpakaian sendiri dengan :

Indikator:Tubuh bebas dari bau dan menjaga keutuhan kulit

Menjelaskan cara mandi

dan berpakaian secara

NIC: Membantu perawatan diri pasien

Aktifitas:1. Tempatkan alat-alat

mandi disamping TT pasien

2. Libatkan keluarga dan pasien

3. Berikan bantuan selama pasien masih mampu mengerjakan sendiri

NIC: ADL berpakaian

1. Mempermudah jangkauan

2. Melatih kemandirian

3. Meningkatkan kepercayaan

Page 17: lp ca recti

aman Aktifitas:1. Informasikan pada

pasien dalam memilih pakaian selama perawatan

2. Sediakan pakaian di tempat yang mudah dijangkau

3. Bantu berpakaian yang sesuai

4. Jaga privacy pasien

5. Berikan pakaian pribadi yang digemari dan sesuai

1. Memudahkan intervensi

2. Melatih kemandirian

3. Menghindari nyeri bertambah

4. Memberikan kenyamanan

5. Memberikan kepercayaan diri pasien

4. Risiko infeksi bd tindakan invasif, insisi post pembedahan

Tujuan Intervensi Rasional

NOC: Kontrol infeksi dan kontrol resiko, setelah diberikan perawatan selama 3x24 jam tidak terjadi infeksi sekunder dengan:

Indikator:Bebas dari tanda-tanda infeksiAngka leukosit normalPasien mengatakan tahu tentang tanda-tanda infeksi

NIC: Perawatan lukaAktifitas:1. Amati luka dari tanda2

infeksi

2. Lakukan perawatan payudara dengan tehnik aseptic dan gunakan kassa steril untuk merawat dan menutup luka

3. Anjurkan pada pasien utnuk melaporkan dan mengenali tanda-tanda infeksi

4. Kelola obat sesuai program

NIC: Kontrol infeksiAktifitas:1. Batasi pengunjung

1. Penanda proses infeksi

2. Menghindari infeksi

3. Mencegah infeksi

4. Mempercepat penyembuhan

Page 18: lp ca recti

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien

3. Tingkatkan masukan gizi yang cukup

4. Anjurkan istirahat cukup

5. Pastikan penanganan aseptic daerah IV

6. Berikan PEN-KES tentang risk infeksi

1. Mencegah infeksi sekunder

2. Mencegah INOS

3. Meningkatkan daya tahan tubuh

4. Membantu relaksasi dan membantu proteksi infeksi

5. Mencegah terjadinya infeksi

6. Meningkatkan pengetahuan pasien

Page 19: lp ca recti

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:

Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC,

Jakarta.

Charlene, dkk. 2006. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba.

Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Nanda. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta

: EGC

Price, S.A. 2005 Patofisiologi, Jakarta : EGC

Ramali, Ahmad. 2003. Kamus Kedokteran : Arti dan keterangan Istilah. Jakarta :

EGC

Soeparman & Waspadji.2004. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta : BP FKUI