lp aids

14
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS Konsep Dasar I. Pengertian AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya. II. Etiologi Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu : 1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala. 2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.

Upload: joe-hatake-kenshin

Post on 27-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan pendahulua AIDS

TRANSCRIPT

Page 1: Lp AIDS

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIV-AIDS

Konsep Dasar

I. Pengertian

AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun

seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui

untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut

seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi

yang sudah dikenal dan sebagainya.

II. Etiologi

Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human

immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan

pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada

tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang

diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang

pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan

keduanya disebut HIV.

Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase

yaitu :

1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah

infeksi. Tidak ada gejala.

2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan

gejala flu likes illness.

3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun

dengan gejala tidak ada.

4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala

demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati,

lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

Page 2: Lp AIDS

5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi

AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi

oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh,

dan manifestasi neurologist.

AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi,

pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi

adalah :

1. Lelaki homoseksual atau biseks. 5.

Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

2. Orang yang ketagian obat intravena

3. Partner seks dari penderita AIDS

4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).

2

Page 3: Lp AIDS

III. Patofisiologi :

Virus HIV Immunocompromise

Menyerang T Limfosit, sel saraf, makrofag, monosit, limfosit BMerusak seluler

Flora normal patogen

Organ target

Manifestasi oral Respiratori

Invasi kuman patogen

Manifestasi saraf Gastrointestinal

Lesi mulut

Dermatologi

Nut

risi

inad

ekua

t

Sensori

Penyakit anorektal

HepatitisEnsepalopati akut Gangguan penglihatan

dan pendengaran

Disfungsi biliari

Diare Gatal, sepsis, nyeri

Infeksi

Kompleks demensia

Cai

ran

berk

uran

g

Gan

ggua

n m

obil

isas

i

Akt

ivit

as in

tole

rans

Gan

ggua

n ra

sa n

yam

an :

nyer

i

hipe

rter

mi

Cai

ran

berk

uran

g

Nut

risi

inad

ekua

t

Gan

ggua

n ra

sa n

yam

an :

nyer

i

Gan

ggua

n po

la B

AB

Tid

ak e

fekt

fi b

ersi

han

jala

n na

pas

Tid

ak e

fekt

if p

ol n

apas

Gan

ggua

n bo

dy im

agea

pas

Gan

ggua

n se

nsor

i

HIV- positif ?

Reaksi psikologis

3

Page 4: Lp AIDS

IV. Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

- ELISA

- Western blot

- P24 antigen test

- Kultur HIV

2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.

- Hematokrit.

- LED

- CD4 limfosit

- Rasio CD4/CD limfosit

- Serum mikroglobulin B2

- Hemoglobulin

Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian.

3. Riwayat : tes HIV positif, riwayat perilaku beresiko

tinggi, menggunakan obat-obat.

4. Penampilan umum : pucat, kelaparan.

5. Gejala subyektif : demam kronik, dengan atau tanpa

menggigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah,

anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.

6. Psikososial : kehilangan pekerjaan dan penghasilan,

perubahan pola hidup, ungkapkan perasaan takut, cemas,

meringis.

7. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh

diri, apati, withdrawl, hilang interest pada lingkungan

sekitar, gangguan prooses piker, hilang memori, gangguan

atensi dan konsentrasi, halusinasi dan delusi.

4

Page 5: Lp AIDS

8. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala,

edem muka, tinitus, ulser pada bibir atau mulut, mulut

kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.

9. Neurologis :gangguan refleks pupil, nystagmus, vertigo,

ketidakseimbangan , kaku kuduk, kejang, paraplegia.

10. Muskuloskletal : focal motor deifisit, lemah, tidak

mampu melakukan ADL.

11. Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem

perifer, dizziness.

12. Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB,

menggunakan otot Bantu pernapasan, batuk produktif atau non

produktif.

13. GI : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB

menurun, diare, inkontinensia, perut kram,

hepatosplenomegali, kuning.

14. Gu : lesi atau eksudat pada genital,

15. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor

jelek, petekie positif.

II. Diagnosa keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,

malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.

2. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan

dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang

dapat ditransmisikan.

3. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

pertukaran oksigen, malnutrisi, kelelahan.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang kurang, meningkatnya kebutuhan

metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.

5. Diare berhubungan dengan infeksi GI

5

Page 6: Lp AIDS

6. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas

tentang keadaan yang orang dicintai.

6

Page 7: Lp AIDS

III. Perencanaan keperawatan.

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan Keperawatan

Tujuan dan

criteria hasil

Intervensi Rasional

Resiko tinggi

infeksi

berhubungan

dengan

imunosupresi,

malnutrisi dan

pola hidup yang

beresiko.

Pasien akan bebas

infeksi

oportunistik dan

komplikasinya

dengan kriteria

tak ada tanda-

tanda infeksi

baru, lab tidak

ada infeksi

oportunis, tanda

vital dalam batas

normal, tidak ada

luka atau eksudat.

1. Monitor tanda-tanda

infeksi baru.

2. gunakan teknik

aseptik pada setiap

tindakan invasif. Cuci

tangan sebelum meberikan

tindakan.

3. Anjurkan pasien

metoda mencegah terpapar

terhadap lingkungan yang

patogen.

4. Kumpulkan spesimen

untuk tes lab sesuai

Untuk pengobatan dini

Mencegah pasien terpapar oleh

kuman patogen yang diperoleh di

rumah sakit.

Mencegah bertambahnya infeksi

Meyakinkan diagnosis akurat dan

pengobatan

Mempertahankan kadar darah yang

terapeutik

7

Page 8: Lp AIDS

order.

5. Atur pemberian

antiinfeksi sesuai order

Resiko tinggi

infeksi (kontak

pasien)

berhubungan

dengan infeksi

HIV, adanya

infeksi

nonopportunisitik

yang dapat

ditransmisikan.

Infeksi HIV tidak

ditransmisikan,

tim kesehatan

memperhatikan

universal

precautions dengan

kriteriaa kontak

pasien dan tim

kesehatan tidak

terpapar HIV,

tidak terinfeksi

patogen lain

seperti TBC.

1. Anjurkan pasien atau

orang penting lainnya

metode mencegah

transmisi HIV dan kuman

patogen lainnya.

2. Gunakan darah dan

cairan tubuh precaution

bial merawat pasien.

Gunakan masker bila

perlu.

Pasien dan keluarga mau dan

memerlukan informasikan ini

Mencegah transimisi infeksi HIV

ke orang lain

Intolerans Pasien 1. Monitor respon Respon bervariasi dari hari ke

8

Page 9: Lp AIDS

aktivitas

berhubungan

dengan kelemahan,

pertukaran

oksigen,

malnutrisi,

kelelahan.

berpartisipasi

dalam kegiatan,

dengan kriteria

bebas dyspnea dan

takikardi selama

aktivitas.

fisiologis terhadap

aktivitas

2. Berikan bantuan

perawatan yang pasien

sendiri tidak mampu

3. Jadwalkan perawatan

pasien sehingga tidak

mengganggu isitirahat.

hari

Mengurangi kebutuhan energi

Ekstra istirahat perlu jika

karena meningkatkan kebutuhan

metabolik

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan intake

yang kurang,

meningkatnya

kebutuhan

metabolic, dan

Pasien mempunyai

intake kalori dan

protein yang

adekuat untuk

memenuhi kebutuhan

metaboliknya

dengan kriteria

mual dan muntah

dikontrol, pasien

1. Monitor kemampuan

mengunyah dan menelan.

2. Monitor BB, intake

dan ouput

3. Atur antiemetik

sesuai order

4. Rencanakan diet

dengan pasien dan orang

Intake menurun dihubungkan

dengan nyeri tenggorokan dan

mulut

Menentukan data dasar

Mengurangi muntah

Meyakinkan bahwa makanan sesuai

dengan keinginan pasien

9

Page 10: Lp AIDS

menurunnya

absorbsi zat

gizi.

makan TKTP, serum

albumin dan

protein dalam

batas n ormal, BB

mendekati seperti

sebelum sakit.

penting lainnya.

Diare berhubungan

dengan infeksi GI

Pasien merasa

nyaman dan

mengnontrol diare,

komplikasi minimal

dengan kriteria

perut lunak, tidak

tegang, feses

lunak dan warna

normal, kram perut

hilang,

1. Kaji konsistensi dan

frekuensi feses dan

adanya darah.

2. Auskultasi bunyi usus

3. Atur agen

antimotilitas dan

psilium (Metamucil)

sesuai order

4. Berikan ointment A

dan D, vaselin atau zinc

oside

Mendeteksi adanya darah dalam

feses

Hipermotiliti mumnya dengan

diare

Mengurangi motilitas usus, yang

pelan, emperburuk perforasi pada

intestinal

Untuk menghilangkan distensi

Tidak efektif Keluarga atau 1. Kaji koping keluarga Memulai suatu hubungan dalam

10

Page 11: Lp AIDS

koping keluarga

berhubungan

dengan cemas

tentang keadaan

yang orang

dicintai.

orang penting lain

mempertahankan

suport sistem dan

adaptasi terhadap

perubahan akan

kebutuhannya

dengan kriteria

pasien dan

keluarga

berinteraksi

dengan cara yang

konstruktif

terhadap sakit pasein dan

perawatannya

2. Biarkan keluarga

mengungkapkana perasaan

secara verbal

3. Ajarkan kepada

keluaraga tentang

penyakit dan

transmisinya.

bekerja secara konstruktif

dengan keluarga.

Mereka tak menyadari bahwa

mereka berbicara secara bebas

Menghilangkan kecemasan tentang

transmisi melalui kontak

sederhana.

11

Page 12: Lp AIDS

Daftar Pustaka

Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious

Diseases, Mosby Year Book, Toronto.

Christine L. Mudge-Grout, 1992, Immunologic Disorders, Mosby Year

Book, St. Louis.

Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak,

cetakan kedua, EGC, Jakarta.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi,

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A

Human Needs Approach,J.B. Lippincott Company, London.

Phipps, Wilma. et al, 1991, Medical Surgical Nursing : Concepts

and Clinical Practice, 4th edition, Mosby Year Book, Toronto

Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ;

Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan

Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made

S, EGC, Jakarta

12