epidemiologi aids

37
ALLERT BENEDICTO IEUAN NOYA 0761050110 KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Upload: wawan291289

Post on 24-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

epidemiologi aids

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiologi Aids

ALLERT BENEDICTO IEUAN NOYA0761050110

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Page 2: Epidemiologi Aids

EPIDEMIOLOGI AIDS

Sindroma AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottliebdari Amerika pada tahun 1981

Dewasa ini penyakit HIV/AIDS telah merupakan pandemi, menyerang jutaan penduduk dunia, pria,wanita, bahkan anak-anak.

WHO memperkirakan bahwa sekitas 15 juta orang diantaranya 14 juta remaja dan dewasa terinfeksi HIV. Setiap hari 5000 orang tertular virus HIV

Page 3: Epidemiologi Aids

DKI Jakarta menjadi wilayah yang paling tinggi terjadi kasus kematian akibat HIV/AIDS di Indonesia.. Sementara total penderita HIV/AIDS di Jakarta hingga saat ini tercatat sebanyak 9.784 kasus.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta, Rohana Manggala, mengatakan, data terakhir Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, hingga Juni 2011, DKI Jakarta tercatat menempati urutan tertinggi kasus kematian akibat AIDS.

Kemudian disusul Papua dan ketiga Jawa Barat. Sementara berdasarkan prevalensi kasus AIDS per 100 ribu penduduk berdasarkan Provinsi, DKI Jakarta menempati posisi ke empat setelah Papua, Jawa Barat kedua, dan Bali ketiga

Page 4: Epidemiologi Aids

Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan dari Balipada bulan April tahun 1987.

Penderitanya adalah seorang wisatawan Belanda yangmeninggal di RSUP Sanglah akibat infeksi sekunderpada paru-parunya.

Sampai dengan akhir tahun 1990, peningkatan kasusHIV/AIDS menjadi dua kali lipat

September 2009 yang terdata oleh Departemen Kesehatan mencapai 18.442 penderita, denganperbandingan jumlah penderita laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu

Page 5: Epidemiologi Aids

Jumlah penderita HIV/AIDS diseluruh kabupaten/kota di Indonesia pada 2010 diperkirakan mencapai 93 ribusampai 130 ribu orang hampir 50 persen dari penyebaran virus HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seksual,dan melalui jarum suntik (pada pengguna narkoba) mencapai 40,7 persenberdasarkan riset terhadap jumlah total penderita

penyebaran virus HIV/AIDS pada gay, waria dan transgender hanya mencapai 3-4 persen dari jumlah total penderita

Rentan usia tertinggi penderita HIV/AIDS hingga saat ini masih tetap berada pada usia produktif yaitu 20-39tahun

Page 6: Epidemiologi Aids

Memang belum didapatkan hubungan secara nyata antara kondisi HIV/AIDS dengan hipertensi, namun beberapa pendapat menghubungkan HIV/AIDS membuat kondisi imunosupresif sehingga tubuh menjadi sangat rentan akan berbagai penyakit terutama penyakit-penyakit infeksius

Beberapa penyakit infeksius tersebut dapat menjadi pemicu meningkatnya tekanan darah pada tubuh ODHA, contohnya pada Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokal, IMS, dll.

Penyakit hipertensi pulmoner merupakan kondisi yang sering dihubungkan dengan ODHA yang menggunakan obat ART

Page 7: Epidemiologi Aids
Page 8: Epidemiologi Aids

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawaah ke korda spinalis dan keluar dari columna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Page 9: Epidemiologi Aids

Pada saat yang bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.

Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi, korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.

Page 10: Epidemiologi Aids

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung menyebabkan keadaan hipertensi.

Page 11: Epidemiologi Aids

Untuk pertimbangan gerontologi. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer

Page 12: Epidemiologi Aids

Mekanisme penyebab utama terjadinya hipertensi pada obesitas diduga berhubungan dengan kenaikan volume tubuh, peningkatan curah jantung,dan menurunnya resistensi vaskuler sistemik

Hiperkolesterolemia sendiri yang sering ditemukan pada orang obesitas, diyakini mengganggu fungsi endotel dengan meningkatkan produksi radikal bebas oksigen, radikal ini menonaktifkan oksida nitrat, yakni faktor endothelial-relaxing utama.

Hiperkolesterolemia juga memicu adhesi monosit, migrasi sel tot polos subendotel, dan penimbunan lipid dalam makrofag dan sel-sel otot polos.

Page 13: Epidemiologi Aids

Serpihan kecil dari endapan lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma) bisa lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju ke otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya TIA

Page 14: Epidemiologi Aids

TIA terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 2-30 menit, jarang sampai lebih dari 1-2 jam.

Gejalanya tergantung kepada bagian otak mana yang mengalami kekuranan darah: - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri karotis, maka yang paling sering ditemukan adalah kebutaan pada salah satu mata atau kelainan rasa dan kelemahan - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri vertebralis, biasanya terjadi pusing, penglihatan ganda dan kelemahan menyeluruh.

Page 15: Epidemiologi Aids

Gejala lainnya yang biasa ditemukan adalah: - Hilangnya rasa atau kelainan sensasi pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh - Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh - Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran - Penglihatan ganda - Pusing - Bicara tidak jelas - Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat - Tidak mampu mengenali bagian tubuh - Gerakan yang tidak biasa - Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih - Ketidakseimbangan dan terjatuh - Pingsan.

Page 16: Epidemiologi Aids

Gejala-gejala yang sama akan ditemukan pada stroke, tetapi pada TIA gejala ini bersifat sementara dan reversibel. Tetapi TIA cenderung kambuh; penderita bisa mengalami beberapa kali serangan dalam 1 hari atau hanya 2-3 kali dalam beberapa tahun. Sekitar sepertiga kasus TIA berakhir menjadi stroke dan secara kasar separuh dari stroke ini terjadi dalam waktu 1 tahun setelah TIA.

Page 17: Epidemiologi Aids

CORAK KEHIDUPAN KELUARGA

Ditentukan oleh cara keluarga menjalankan aktivitasnya sehari-hari

Dipengaruhi oleh dua faktor :- Kebutuhan (needs)- Sumber (sources)

IKK : - Kebutuhan (5)- Sumber (5)- Aktivitas (10)

Page 18: Epidemiologi Aids

SUMBER

Waktu :▪ Tn. Kastori bekerja sebagai karyawan

marketting PAM. Pasien bangun tidur pukul 05.00. Pasien mulai bekerja jam 08.00 – 17.00 WIB.

▪ Istri pasien hanya ibu rumah tangga. Anak pasien ada yang bekerja sebagai buruh pabrik dan kasir, 2 puterinya yang lain telah menikah dan tinggal bersama suaminya masing-masing, 1 puteranya masih sekolah.

Page 19: Epidemiologi Aids

2. Uang dan Barang Sumber pendapatan utama keluarga berasal dari

penghasilan pasien, dan anak-anak pasien. Menurut pasien tidak setiap bulan pasien dapat menabung, karena seringkali uang pemberian dari anak-anak nya terpakai untuk memenuhi kebutuhan keluarga nya.

Kepemilikan barang di dalam keluarga sangat sederhana. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah pribadi. Di dalam rumah nya terdapat 3 tempat tidur yang digunakan pasien dan istri, serta anak-anak, 1 ruang keluarga sekaligus ruang tidur untuk anak-anak, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Keluarga ini memliki kasur kapuk, lemari, televisi, lemari es, kompor serta peralatan memasak.

Page 20: Epidemiologi Aids

3. Tenaga dan Kemampuan▪ Pasien mengaku selama sakit, masih dapat

melakukan aktivitas sehari-hari walaupun badannya lemas, dan sakit kepala yang menjalar sampai leher tersebut muncul bila pasien sedang banyak bekerja.

▪ Dalam keluarga ini tenaga yang berperan adalah pasien dan anak-anak pasien.

Page 21: Epidemiologi Aids

4. Hubungan Pribadi dan Koneksi Hubungan pribadi pasien dengan seluruh

anggota di dalam keluarga nya serta menantu nya baik. Keluarga pasien cukup mengenal dan dikenal di lingkungan sekitar rumahnya. Hubungan dengan tetangga sekitar baik

Page 22: Epidemiologi Aids

5. Keluarga▪ Pasien tidak memenuhi program keluarga

berencana, karena pasien memiliki 5 orang anak. Taraf ekonomi keluarga menengah. Keluarga sangat mendukung pasien dalam penyakit dan pengobatannya.

Page 23: Epidemiologi Aids

KEBUTUHAN1. Physical needs (Sandang, Pangan,

Papan)▪ Untuk kebutuhan sandang dalam keluarga ini

masih dapat terpenuhi meski pakaian masing-masing anggota keluarga sederhana

▪ Kebiasaan makan dalam keluarga ini dengan pola makan yang monoton yaitu hanya dengan lauk telur atau tahu tempe, daging, sayuran bening namun tidak setiap hari. Namun selalu ada gorengan, paling tidak setiap makan siang.

Page 24: Epidemiologi Aids

2. Physical needs (Sandang, Pangan, Papan)

Pasien tinggal dirumah, bersama istri dan 3 orang anak (2 anak lainnya telah menikah dan tinggal bersama pasangannya). Pasien tinggal dirumah milik pribadi dengan pencahayaan sinar matahari yang kurang, dimana hanya terdapat 1 jendela besar di depan, tetapi tidak ada jendela di bagian samping dan belakang rumah, rumah pasien terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi, serta dapur di belakang rumah.

Page 25: Epidemiologi Aids

3. Emotional Needs▪ Tn. Kastori harus bekerja setiap hari dari pagi

sampai sore hari. Pasien sebagai karyawan marketting PAM. Jam istirahat pasien tidak menentu dan kurang▪ Istri pasien seorang ibu rumah tangga. Anak

pasien ada yang bekerja sebagai buruh pabrik dan juga sebagai kasir, sementara 2 putri pasien telah menikah dan ikut tinggal bersama suaminya masing-masing di kota lain. Pasien di dukung oleh keluarga nya mengenai penyakit dan pengobatannya

Page 26: Epidemiologi Aids

4. Intelectual Needs▪ Pasien bersekolah sampai tingkat STM.

Pasien mengaku ingin meneruskan sekolahnya lagi saat itu karena menurut pasien pendidikan nya ini masih kurang dan pasien dulu susah mencari pekerjaan. Namun pasien tidak mempunyai cukup biaya. Pasien berharap cucu-cucu nya nanti bisa bersekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi

Page 27: Epidemiologi Aids

5. Social Needs▪ Keluarga pasien akrab dengan lingkungan

sekitar, pasien dan keluarga beserta tetangga kerap kali saling membantu satu sama lain, dan saling kenal serta peduli satu sama lain. Pasien sering bercengkrama dengan para tetangga, dan sering kumpul bersama bapak-bapak di pos hansip dekat rumahnya.

Page 28: Epidemiologi Aids

SIGNAND

SYMPTOMPS

Page 29: Epidemiologi Aids

MENGACU PADA 10 AKTIVITAS

1. Hubungan Intern dan antar keluarga Hubungan antara pasien dengan istri baik Hubungan orang tua dengan anak baik, hubungan antar

anak baik. Hubungan pasien dengan menantu baik

2. Child Care Pasien sangat peduli terhadap semua anak-anaknya,

oleh karenanya pasien berusaha untuk menyekolahkan kelima anak-anaknya. Bentuk kepedulian anak-anak terhadap pasien sendiri dapat terlihat dari kemauan mereka untuk mengantar pasien berobat, membantu mengawasi kebiasaan makan pasien dan memastikan pasien minum obatnya.

Page 30: Epidemiologi Aids

3. Food Kebiasaan makan dalam keluarga ini dengan

pola makan yang monoton yaitu biasa nya hanya dengan telur, tahu, tempe goreng, sayuran bening namun tidak setiap hari, ayam atau ikan sebagai tambahan lauknya, namun pasien selalu harus makan disertai dengan goreng-gorengan.

4. Housing Kesan rumah tidak rapi karena banyaknya

tumpukan baju yg ada d ruang keluarga dan ruang tidur.

Page 31: Epidemiologi Aids

5. Pakaian Untuk kebutuhan sandang dalam keluarga

ini masih dapat terpenuhi meski pakaian masing-masing anggota keluarga sederhana

6. Kegiatan Kesehatan Pasien dan seluruh anggota keluarga hanya

sesekali melakukan olahraga disekitar rumahnya

Page 32: Epidemiologi Aids

7. Family Income Sumber pendapatan utama keluarga berasal

dari anak-anak dan menantu nya sebesar ± 3.000.000 untuk menghidupi 5 orang di keluarga nya.

Page 33: Epidemiologi Aids

8. Home Management Penataan ruang dan barang di rumah tidak terkesan

rapi. Beratapkan genteng dengan plafon, terdapat beberapa titik kebocoran, plafon terlihat ada beberapa bagian yang rusak dan menjuntai. Ventilasi dan pencahayaan kurang. Dapur bersebelahan langsung dengan WC, terdapat sekat diantaranya, terdapat saluran pembuangan asap, lubang bundar di dinding berjumlah 4 buah dengan diameter 8cm. Pakaian dijemur di teras rumah, dan terdapat banyak tumpukkan pakaian di dalam kamar tidur. Suasana kamar tidur terasa lembab. Alat masak, perlengkapan masak dan mencuci tertata rapi. Kamar mandi tertata rapi dan bersih, sumber air menggunakan jet pump

Page 34: Epidemiologi Aids

9. Security Cukup aman

10. Rencana Sehat Pasien dan keluarga berkeinginan untuk

hidup sehat dengan olahraga, makan teratur, memasak makanan lebih bervariasi, memperbaiki rumah namun tidak memiliki biaya

Page 35: Epidemiologi Aids

THERAPY

Page 36: Epidemiologi Aids

Menjelaskan pada pasien untuk serius dalam pengobatan darah tingginya

Memberikan edukasi kepada pasien beserta keluarganya, mengenai penyakit pasien, bahayanya, dan bagaimana pentingnya penatalaksanaan yang berkesinambungan bagi pasien

Menginformasikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah agar layak untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga

Menghimbau agar pasien menjalankan perbaikan gaya hidup yang kurang baik seperti kurang beristirahat, makan tidak teratur, makan asin, makan yang banyak mengandung lemak dan minyak seperti makanan kesukaan pasien, yaitu gorengan yang sering dibelinya di pinggir jalan.

Page 37: Epidemiologi Aids

Menyarankan agar keluarga dan pasien dapat menabung sehingga dapat memperbaiki kondisi rumah secara perlahan.

Menyarankan agar rumah saat ini bisa ditata lebih rapi, dengan pengaturan letak barang sesuai dengan tempatnya. Lalu membersihkan ventilasi agar sirkulasi udara tetap lancar dan cahaya matahari dapat masuk dengan cukup

Tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang di lingkungan rumah dengan mengikuti kegiatan bersama di sekitar rumah

Tetap menjalankan ibadah bersama keluarga