low back pain

35
REFERAT LOW BACK PAIN Oleh : Ridwan Hadinata Salim I11109037 SMF NEUROLOGI RSUD DOKTER SOEDARSO 1

Upload: wanhesti91

Post on 18-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

klklllkn

TRANSCRIPT

REFERATLOW BACK PAIN

Oleh :Ridwan Hadinata SalimI11109037

SMF Neurologi RSUD dokter Soedarso Fakultas kedokteran Universitas TanjungpuraPontianak 2014

BAB IPENDAHULUAN

Nyeri punggung, terutama punggung bawah, merupakan masalah yang sangat sering dijumpai pada populasi orang dewasa. Prevalensi nyeri muskuloskeletal, termasuk back pain, telah dideskripsikan sebagai sebuah epidemik. Keluhan nyeri biasanya self limiting, tetapi jika menjadi kronik, konsekuensinya serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya produktivitas orang yang mengalami back pain. Banyak penyebab nyeri muskuloskeletal telah diidentifikasi. Faktor-faktor psikologis dan sosial berperan besar dalam eksaserbasi nyeri dengan mempengaruhi persepsi nyeri dan perkembangan disabilitas kronik. Pemahaman baru ini telah membimbing kita ke arah model biopsikososial dari low back pain. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa terdapat banyak alasan yang membuat seorang pasien mengkonsultasikan rasa nyerinya, seperti: mencari penyembuhan, klarifikasi diagnostik, memastikan, legitimasi gejala, atau surat keterangan sakit. Dokter harus mengklarifikasi yang mana yang sesuai dengan masing-masing pasien dan meresponnya dengan tepat.Jarang ada orang yang selama hidupnya belum pernah menderita nyeri di daerah punggungnya. Salah satu keluhan pada otot dan tulang yang sering dihadapi dokter dalam praktek adalah nyeri di punggung bawah atau lumbago. Pada sebagian besar keadaan, penyebabnya tidak dapat ditentukan dalam waktu singkat tanpa pemeriksaan yang teliti serta pemeriksaan-pemeriksaan tambahan. Karena sebagian besar keluhan ini tidak disebabkan oleh gangguan yang serius dan pada umumnya sembuh juga dalam waktu singkat, kemungkinan pemeriksaan menjadi kurang teliti sehingga penyebab yang lebih serius yang perlu ditangani dengan cepat tidak dapat didiagnosis sedini mungkin untuk pengobatan yang tepat.Oleh karena itu perlu suatu anamnesis yang luas dan terperinci tentang timbul, sifat dan lamanya rasa nyeri serta penyalurannya ke daerah-daerah sekitarnya, pengaruhnya pada fungsi alat gerak serta fungsi alat-alat lain. Anamnesis tentang pekerjaan, kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, sukses dan kegagalan dalam pekerjaan perlu pula ditanyakan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI PUNGGUNG BAWAH1) Columna VertebralisColumna vertebralis terdiri atas 33 vertebrae, yaitu 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thoracicus, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacralis (yang bersatu membentuk os sacrum), dan 4 vertebra coccygis (tiga yang dibawah umumnya bersatu). Struktur columna ini fleksibel, karena columna ini bersegmen-segmen dan tersusun atas vertebrae, sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus intervertebralis. Diskus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang columna.2) Vertebra LumbalisSebuah vertebra lumbalis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:a) Corpus besar dan berbentuk ginjal.b) Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.c) Lamina tebald) Foramina vertebrale berbentuk segitiga.e) Prosesus transversus panjang dan langsingf) Prosesus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah ke belakangg) Facies articularis processus superior menghadap ke medial dan facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral. 3) Discus IntervertebralisPermukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin. Di antara lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis yang tersusun atas jaringan fibrocartilago. Discus intervertebralis menyusun seperempat dari panjang columna vertebralis. Discus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat banyak terjadinya gerakan columna vertebralis. Struktur ini dianggap sebagai discus semielastis, yang terletak di antara corpus vertebrae yang berdekatan dan bersifat kaku. Ciri fisiknya memungkinkannya berfungsi sebagai peredam benturan bila beban pada columna vertebralis mendadak bertambah, seperti bila seseorang melompat dari tempat yang tinggi. Kelenturannya memungkinkan vertebra yang kaku dapat bergerak satu dengan yang lain. Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang dengan bertambahnya usia. Setiap discus terdiri atas bagian pinggir, anulus fibrosus, dan bagian tengah yaitu nucleus pulposus.Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, di dalamnya serabut-serabut kolagen tersusun dalam lamel-lamel yang konsentris. Berkas kolagen berjalan miring di antara corpus vertebrae yang berdekatan, dan lamel-lamel yang lain berjalan dalam arah sebaliknya. Serabut-serabut yang lebih perifer melekat dengan erat pada ligamentum longitudinale anterius dan posterius columna vertebralis.Sifat nucleus pulposus yang setengah cair memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau ke belakang di atas yang lain, seperti pada gerakan fleksi dan ekstensi columna vertebralis.Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna vertebralis menyebabkan nucleus pulposus yang semicair ini menjadi gepeng. Dorongan keluar dari nucleus ini dapat ditahan oleh daya pegas anulus fibrosus di sekelilingnya. Kadang-kadang, dorongan ke luar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga anulus menjadi robek dan nucleus pulposus keluar dan menonjol ke dalam canalis cervicalis, tempat nucleus ini dapat menekan radix nervus spinalis, nervus spinalis, atau bahkan medulla spinalis.1

B. NYERI PUNGGUNG BAWAH1) Definisi Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliaka. Nyeri ini sering disertai dengan penjalaran ke tungkai sampai ke kaki. Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), yang termasuk dalam low back pain terdiri dari:a) Lumbar Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi: superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis.b) Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui sendi sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.c) Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.

2) Etiologi Banyak hal yang dapat menyebabkan low back pain, baik secara posisi anatomis maupun karena proses patologisnya. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan: 4a) Gangguan otot, tendo, ligamenta.b) Kelainan kolumna vertebral misalnya fraktur korpus vertebral, spondilitis, spondilosis, hernia nukleus pulposus.c) Gangguan pada tungkai.d) Gangguan alat-alat dalam rongga abdomen dan rongga pelvis.e) Gangguan psikis.

Tabel 1. Diagnosis Banding Penyebab Low Back Pain.

3) Klasifikasi Nyeri Punggung BawahMenurut David (2008) terdapat banyak klasifikasi nyeri punggung bawah yang ditemukan dalam literatur. Namun, tidak ada yang benar-benar memuaskan. Masing-masing klasifikasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada klasifikasi nyeri punggung bawah berdasarkan struktur anatomis, ada yang berdasarkan sumber rasa nyeri, dan berdasarkan lama penyakitnya. a) Klasifikasi Berdasarkan Struktur AnatomisKlasifikasi Nyeri punggung bawah berdasarkan struktur anatomis dibagi atas beberapa tingkatan, yaitu :i. Nyeri punggung bawah lokalJenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke kanan dan ke kiri. Dapat berasal dari bagian-bagian dibawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra, artikulasio dan ligamen.ii. Iritasi pada radiksRasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan terasa pada dermatom yang bersangkutan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan proses desak ruang yang bisa terletak pada foramen intervertebra atau dalam kanalis vertebra.iii. Nyeri acuan somatisIritasi serabut-serabut sensoris di permukaan dapat dirasakan di bagian lebih dalam pada dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian lebih dalam dapat dirasakan di bagian lebih superfisial.iv. Nyeri acuanAdanya gangguan pada alat-alat retroperitoneum, intraabdomen atau di dalam ruangan panggul yang dirasakan di daerah punggung.v. Nyeri karena iskemiaRasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermiten yang dapat dirasakan di punggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Biasanya disebabkan oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteria iliaka komunis.vi. Nyeri psikogenRasa nyeri tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom dengan reaksi fasial yang sering berlebihan.

b) Klasifikasi Berdasarkan Sumber Rasa Nyerii. Nyeri ViserogenikMerupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari kelainan pada organ dalam (viseral) seperti gangguan ginjal, usus, lambung, dan lain-lain. Nyeri viserogenik dapat dibedakan dari nyeri spondilogenik dengan mengamati karakteristik nyerinya. Nyeri viserogenik tidak bertambah berat dengan aktivitas tubuh, sedangkan nyeri spondilogenik bertambah berat dengan aktivitas tubuh. ii. Nyeri VaskulogenikMerupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan vaskuler di sekitar punggung bawah. Aneurisme atau penyakit vaskular perifer dapat menimbulkan nyeri punggung atau nyeri menyerupai iskialgia. Nyeri ini dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia, tetapi nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi tertentu misalnya membungkuk, mengangkat benda berat, dan lain-lain. iii. Nyeri NeurogenikMerupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya penekanan pada saraf punggung bawah. Nyeri neurogenik dapat disebabkan oleh neoplasma, arakhnoiditis, stenosis kanalis spinalis.iv. Nyeri SpondilogenikMerupakan suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang (osteogenik), diskus invertebralis (diskogenik), dan miofasial (miogenik), dan proses patologik di artikulasio sakroiliaka. Osteogenik Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan spondilitis tuberkulosa Trauma yang dapat mengakibatkan fraktur maupun spondilolistesis (bergesernya korpus vertebra terhadap korpus vertebra dibawahnya Keganasan Kongenital misalnya skoliosis lumbal Metabolik misalnya osteoporosis Diskogenik Spondilosis, disebabkan oleh proses degenerasi progresif pada diskus invertebralis, yang mengakibatkan makin menyempitnya jarak antara vertebra sehingga mengakibatkan terjadinya osteofit, penyempitan kanalis spinalis, foramen invertebra, dan iritasi sendi. Hernia Nukleus Pulposus (HNP), ialah keadaan di mana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan kearah kanalis spinalis melalui anulus fibrosus yang robek. Dasar terjadinya HNP adalah proses degenerasi diskus invertebralis,. Pada umumny HNP didahiului oleh aktifitas berlebih misalnya mengangkat benda berat. Gejala yang timbul adalah rasa nyeri dipunggung bawah disertai nyeri di otot sekitar lesi dan nyeri tekan ditempat tadi. Hal ini disebabkan oleh spasme otot tersebut dan spasme menyebabkan mengurangnya lordosis lumbal dan terjadi skoliosis. HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flaksid, parestesi, dan retensi urin. HNP lateral banyak terjadi di L5-S1 dan L4-L5. Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri terdapat dipunggung bawah, ditengah-tengah antara kedua pantat dan betis, belakang tumit dan telapak kaki dan terasa nyeri bila ditekan. Kekuatan ekstensi jari ke V berkurang dan refleks achiles (-). Pada HNP lateral L4-L5 rasa nyeri dan nyeri tekan didapatkan dipunggung bawah, bagian lateral pantat tungkai bawah bagian lateral, dan dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari berkurang dan refleks patela (-), pada percobaan laseque akan dirasakan nyeri disepanjang bagian belakang (+).c) Klasifikasi Berdasarkan Lama PenyakitnyaThe International Association for the Study of Pain (IASP) membagi low back pain ke dalam:3i. Low Back Pain Akut, telah dirasakan kurang dari 3 bulan.ii. Low Back Pain Subakut, telah dirasakan minimal 5-7 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 minggu.iii. Low Back Pain Kronik, telah dirasakan sekurangnya 3 bulan.

4) Faktor ResikoBeberapa hal yang meningkatkan resiko kejadian nyeri punggung bawah adalah sebagai berikut : a) UsiaSecara teori, nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade kelima.b) Jenis KelaminLaki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri punggung bawah sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung bawah, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi. Selain itu, proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri punggung bawah. c) Indeks Massa TubuhPada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri punggung bawah yang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggung bawah. Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.d) Pekerjaan Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban berat,sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta penanggulangan keluhan ini. e) Aktivitas FisikSikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri punggung bawah yang sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan nyeri punggang bawah. Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri punggung bawah. 5) Diagnosis Inspeksi sebelum dan selama melakukan anamnesis dapat membantu pemeriksaan klinis. Amatilah cara atau gaya berjalan, ekspresi wajah, sikap tubuh waktu akan dan sedang duduk dan cara berbicara.a) AnamnesisAnamnesis nyeri pinggang mempunyai kerangka acuan tertentu, minimal harus meliputi hal-hal sebagai berikut: Letak atau lokasi nyeri. Penyebaran nyeri. Sifat nyeri. Pengaruh aktivitas. Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh Trauma. Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya. Obat-obatan analgesik yang pernah diminum. Kemungkinan adanya proses keganasan. Riwayat menstruasi. Kondisi mental/emosional.b) Pemeriksaan Fisik Inspeksi. Pada inspeksi didapatkan data tentang gaya berjalan pasien, kesimetrisan, dan perubahan yang dirasakan penderita terkait dengan rasa nyeri. Perkusi dan palpasi. Palpasi harus hati-hati karena akan menimbulkan reaksi nyeri. Pada palpasi tulang vertebra, perlu dicari kemungkinan adanya deviasi ke arah lateral atau anteroposterior. Perkusi dapat menentukan vertebra yang terlibat. Pemeriksaan motorik meliputi kekuatan, atrofi otot, perlu diperhatikan adanya fasikulasi pada otot-otot tertentu. Pemeriksaan sensorik. Meliputi pemeriksaan rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar. Bila terdapat kelainan maka tentukanlah batasnya sehingga dapat dipastikan dermatom mana yang terganggu. Pemeriksaan refleks. Refleks lutut/patela negatif ditemukan pada hernia nukleus pulposus lateral di L4-L5, sedangkan refleks tumit/Achilles negatif pada hernia nukleus pulposus lateral L5-S1. Pemeriksaan rentang gerakan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan meminta pasien melakukan gerakan fleksi-ekstensi, rotasi dan gerakan ke arah lateral dari sendi lumbal. Pemeriksaan ini menilai derajat nyeri, functio laesa dan penyebaran nyeri. Manuver. Manuver lasegue manuver lasague adalah positif jika terdapat rasa nyeri sebelum tungkai mencapai kecuraman 70 derajat.

Manuver lasegue menyilang bangkitnya rasa nyeri pada tungkai yang terkena diprovokasi dengan mengangkat tungkai yang sehat dalam posisi lurus. Manuver valsalva Manuver patrick membangkitkan nyeri disendi panggul yang terkena dengan menempatkan tumit atau maleolus lateralis tungkai yang terkena pada lutut tungkai yang sehat dan dilakukan penekanan pada lutut yang difleksikan itu.

Manuver kebalikan patrick dilakukan untuk menentukan lokasi patologi di sendi sakroiliaka jika terasa nyeri di daerah bokong, baik yang menjalar sepanjang tungkai maupun yang terbatas pada daerah gluteal dan sakral saja. Caranya dengan melipat tungkai yang sakit dan endorotasikan serta aduksikan. Kemudian diadakan penekanan sejenak pada lutut tungkai itu. Nyeri yang bangkit terasa di garis sendi sakroiliaka bila di situ terdapat suatu patologi.7

c) Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: Laboratorium: LED, CRP, darah lengkap dan urin lengkap Radiologis: foto polos, mielo-CT, CT-scan, dan MRI.i. Foto polos X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang,sendi, dan luka degeneratif pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga efek radiasi dapat dikurangi.X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan. Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique kanan dan kiri.

ii. Mielografi umumnya dilakukan untuk pemeriksaan praoperasi, seringkali digabungkan dengan CT-scan. Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal. Myelografi merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan gambar X-ray. Myelogram digunakan untuk diagnosis penyakit yang berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.

iii. Computed Tomografi Scan (CT-Scan)CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi. CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk pemeriksaan pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti gambaran X-ray 3 dimensi.

iv. Magnetic Resonance Imaging (MRI)MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada CT-scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada punggung.6) Nyeri Punggung Bawah KronisYellow Flag adalah faktor psikologis yang memberi petunjuk bahwa nyeri pada penderita nyeri punggung bawah cenderung berkembang menjadi kronis. Disebut sebagai nyeri punggung bawah kronis bila durasi nyeri telah berlangsung lebih dari 3 bulan. Berkembangnya nyeri punggung bawah menjadi kronis diduga karena terlibatnya faktor psikologis yang menghambat penyembuhan. Kondisi seperti ini memerlukan intervensi dini untuk mencegahnya menjadi kronis.7) Kegawatdaruratan Nyeri Punggung BawahMerupakan gejala atau tanda fisik yang memberi petunjuk adanya suatu kelainan serius yang mendasari nyeri punggung bawah. Kegawatdaruratan nyeri punggung bawah meliputi:a) Sindrom kauda ekuina. Sindrom kauda ekuina terjadi akibat herniasi masif yang menyebabkan kompresi kauda ekuina. Tanda-tanda yang mencurigakan ke arah sindrom kauda ekuina yaitu adanya retensi urin akut atau overflow incontinentia, inkontinensia alvi/atoni sfingter ani, paralisis progresif/paraplegi.b) Keganasan.Insidensi keganasan di tulang belakang relatif rendah. Kebanyakan merupakan akibat metastasis. Tanda-tanda yang mencurigakan ke arah keganasan, yaitu: adanya riwayat kanker, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, usia lebih dari 50 tahun, tidak membaik setelah terapi, nyeri lebih dari 4-6 minggu, nyeri pada malam hari atau saat istirahat.c) InfeksiInfeksi di medula spinalis yang terpenting adalah osteomielitis vertebra dan abses epidural. Tanda-tanda yang mencurigakan ke arah infeksi yaitu riwayat penggunaan obat IV, sedang menderita infeksi bakteri (infeksi saluran kemih, kulit dan pneumonia), kondisi penekanan sistem imun (penggunaan steroid, transplan organ, DM, dan HIV), nyeri pada saat istirahat, atau tidak membaik saat istirahat, lokasi nyeri daerah lumbal dan sakrum, sifat nyeri menusuk dan ngilu.d) Fraktur VertebraFraktur vertebra dapat terjadi setelah trauma atau pada keadaan terdapat neoplasma/osteoporosis (fraktur patologis).8) Penatalaksanaan Secara umum, tujuan olahraga pada pasien nyeri punggung bawah adalah untuk penguatan otot-otot dan meningkatkan fleksibilitas punggung, sehingga dapat mengurangi kekambuhan. Olahraga yang terbaik untuk pasien nyeri punggung bawah adalah olahraga yang berbeban ringan seperti berenang, bersepeda, dan berjalan. Olahraga ini dapat memperkuat otot perut dan punggung tanpa peregangan berlebihan pada punggung.Selain itu, pasien perlu diberi edukasi tentang cara yang baik mengangkat beban. Pemilihan alas kaki juga penting, karena memengaruhi postur tubuh. I. Farmakoterapi Kategori obat-obat untuk nyeri punggung bawah : a) Analgesik Obat-obat analgesik umumnya dibagi menjadi dua golongan besar : Analgesik narkotik Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada susunan saraf yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral. Obat golongan ini hampir tidak ngadigunakan untuk pengobatan nyeri punggung bawah karena bahaya terjadinya adiksi pada penggunaan jangka panjang. Contohnya : Morfin. Analgesik antipiretik Sangat bermanfaat untuk menghilangkan rasa nyeri, memiliki khasiat sebagai antipiretik, dan beberapa diantaranya juga berkhasiat sebagai antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :i. Golongan Salisilat Merupakan analgesik yang paling tua, selain berkhasiat sebagai analgesik, juga memiliki khasiat sebagai antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik. Contohnya : Aspirin Dosis Aspirin : sebagai analgesik, 600-900 mg, diberikan 4 x sehari; sebagai antiinflamasi, 750-1500 mg, diberikan 4 x sehari. Efek samping : Gangguan saluran cerna, Anemia defisiensi besi, Serangan asma bronkial Kontraindikasi : Penderita dengan tukak lambung, Resiko terjadinya perdarahan, Gangguan faal ginjal, Hipersensitivitas. ii. Golongan ParaaminofenolParasetamol dianggap sebagai analgesik dan antipiretik yang paling aman untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi. iii. Golongan PirazolonDipiron memiliki aceptabilitas yang sangat baik, lebih kuat daripada parasetamol, efek sampingnya sangat jarang. iv. Golongan Asam Organik yang lain Derivat asam fenamat Yang termasuk golongan ini misalnya asam mefenamat, asam flufenamat, dan Na-meclofenamat. Golongan obat ini sering menimbulkan efek samping terutama diare. Derivat asam propionatGolongan obat ini merupakan obat anti inflamasi non steroid yang relatif baru, memiliki khasiat analgesik dan antipiretik. Contoh : Ibuprofen, Naproksen, Ketoprofen, Indoprofen, dll. Derivat asam asetatSebagai contoh obat golongan ini ialah Natrium diclofenak. Selain memiliki efek antiinflamasi yang kuat, juga memiliki efek analgesik dan antipiretik. Derivat oksikamSalah satu contohnya adalah Piroxicam.b) Relaksan otot: esperison HCLc) Antidepresan/antikonvulsan: amitriptilin atau gabapentin.II. Fisioterapia) Terapi PanasTerapi menggunakan kantong dingin kantong panas. Dengan menaruh sebuah kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama 5-10 menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad (kantong hangat).b) Elektro Stimulus- AcupuntureMenggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi cara ini tidak terlalu efisien karena ditakutkan resiko komplikasi akibat ketidaksterilan jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.- Ultra SoundUntuk menghangatkan

- Radiofrequency LesioningDengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf- Spinal EndoscopyDengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk memindahkan atau menghilangkan jaringan scar.- Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)- Elektro Thermal Disc Decompression- Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation ( TENS )Menggunakan alat dengan tegangan kecil.c) TractionHelaan atau tarikan pada badan ( punggung ) untuk kontraksi otot.

d) Pemijatan atau massageDengan terapi ini bisa menghangatkan, merileksi otot belakang dan melancarkan perdarahan.Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :a) Lying supine hamstring stretch

b) Knee to chest stretch

c) Pelvic Tilt

d) Sitting leg stretch

e) Hip and quadriceps stretch

f) Alat BantuBack korset

9) PrognosisNyeri pinggang akut biasanya 90% sembuh spontan atau membaik dalam waktu 6 minggu. Sisanya berkembang menjadi kronis.

\

DAFTAR PUSTAKA1. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006.2. Dewanto, G dkk. Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC. 20093. Yuliana. Low Back Pain dalam Cermin Dunia Kedokteran vol 38 nomor 4. Jakarta. 20114. Markam, S. Penuntun Neurologi. Jakarta: BinaRupa Aksara. 5. Richard A, dkk. Low Back Pain. Massachusetts: NEJM. 20016. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit , volume 2, edisi 6. Jakarta: EGC, 2006. Price7. Mahar, M dan Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 20098. Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Malang. Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya. 2004.

1

24