lo skenario ttg asi

Upload: devi-suryandari

Post on 13-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sf

TRANSCRIPT

LO SKENARIO TTG ASI DAN LAKTASI (DEVI S)Kandungan ASI yang utama terdiri dari: 1.LAKTOSA merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi. 2.LEMAK merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi. 3.OLIGOSAKARIDA merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi. 4.PROTEIN Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan.

Komposisi zat utama dalam ASI: 1. Laktosa- 7gr/100ml.2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.KOMPOSISI ASI :Pertama, Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Kedua, jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.Ketiga, Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Keempat, membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.Selain itu, para ibu juga harus mengetahui tiga hal pada komposisi ASI. Pertama, ASI itu mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. Kedua, ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.Ketiga, selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi, ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.Tak hanya itu, para ibu juga penting mengetahui komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI. Pertama, Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.Kedua, Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 atau asam linoleat.Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi hormonal setelah dan saat kehamilan. Sementara kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas.Pengaruh HormonalSejak bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita mulai memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Hingga akhirnya pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara telah siap memproduksi ASI.Adapun hormon-hormon tersebut adalah: Prolaktin: berperan dalam membesarnya alveoli selama kehamilan. Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu (let-down / milk ejection reflex) Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran Estrogen: menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu yang menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI. Follicle stimulating hormone (FSH) Luteinizing hormone (LH) Human placental lactogen (HPL): sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum melahirkan.Dalam proses produksi ASI atau Laktogenesis terdapat tiga fase yaitu:Laktogenesis ISelama masa kehamilan, payudara biasanya menjadi lebih besar seiring dengan meningkatnya jumlah dan ukuran kelenjar alveoli sebagai hasil dari peningkatan hormon estrogen. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan HPL, yang berperan dalam produksi ASI, aktif bekerja. Hal ini terjadi sampai seorang bayi telah disusui untuk beberapa hari dimana produksi susu yang sebenarnya dimulai.Pada fase terakhir kehamilan, payudara memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.Laktogenesis IISaat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI yang sebenarnya tidak langsung terjadi setelah melahirkan, jadi yang dikonsumsi bayi sebelum ASI adalah kolostrum.Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah terjadinya alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.Laktogenesis IIISistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III.Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkanHormon Pengatur Produksi ASIKetika seorang bayi mulai menyusu pada puting seorang wanita, hasil perangsangan fisik menyebabkan impuls. Impuls pada ujung saraf ini dikirim ke kelenjar hipotalamus di otak, dimana secara bergantian kelenjar ini memberitahu kelenjar pituitari yang juga berada di otak untuk menghasilkan dua hormon yang disebut oksitosin dan prolaktin. Kedua hormon ini memiliki peranan penting untuk mengatur produksi dan sekresi ASI.a. Hormon ProlaktinDalam proses menyusui, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke payudara. Hormon prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja memproduksi susu.Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian besar hormon prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusui selesai, barulah sebagian besar hormon prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Sementara susu yang dihisap bayi sudah tersedia dalam payudara pada muara saluran ASI.Saat menyusui, foremilk disimpan dalam alveoli dan lactiferous sinuses, akan tetapi kebanyakan dari susu hindmilk diproduksi berdasarkan permintaan. Payudara tidak menyimpan susu, tetapi memproduksinya berdasarkan permintaan. Semakin besar permintaan, semakin banyak susu yang diproduksi.Yang sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan kebutuhan. Jika diambil banyak akan diberikan banyak. Sederhananya, prinsip mekanisme produksi susu dalam payudara mirip dengan tanaman teh. Jika kita memetik pucuk teh, maka akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik, semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi. Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.b. Hormon OksitosinSetelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon oksitosin selain hormon prolaktin. Hormon oksitosin diproduksi lebih cepat daripada prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara.Di payudara, hormon oksitosin merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI atau milk ejection reflex atau let down reflex.Produksi hormon oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara, tetapi juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Suara tangisan bayi juga dapat memicu aliran, yang memperlihatkan bagaimana produksi susu dapat dipengaruhi secara psikologi dan kondisi lingkungan. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.Sebaliknya refleks pelepasan ASI dapat dihambat oleh kecemasan, ketakutan, perasaan tidak aman, atau ketegangan. Faktor-faktor ini diperkirakan dapat meningkatkan kadar epinefrin dan neroinefrin, dan selanjutnya akan menghambat transportasi oksitosin ke dalam payudara. Begitu pula bila ibu merasa tidak ingin memberikan ASI lagi (menyapih), kadang kala produksi susu juga akan berhenti dengan sendirinya.Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, bayi akan mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Hal ini terkadang membuatnya frustasi, dan kemudian menangis.Peristiwa ini tampak seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak demikian, karena yang terjadi adalah payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Oleh karena itu refleks pelepasan ASI yang bekerja dengan baik merupakan hal yang sangat penting bagi bayi.Refleks Turunnya atau Pelepasan ASIKeluarnya hormon oksitosin menstimulasi turunnya susu (milk ejection / let-down reflex). Oksitosin menstimulasi otot di sekitar payudara untuk memeras ASI keluar. Para ibu mendeskripsikan sensasi turunnya susu dengan berbeda-beda, beberapa merasakan geli di payudara dan ada juga yang merasakan sakit sedikit, tetapi ada juga yang tidak merasakan apa-apa.Refleks turunnya susu tidak selalu konsisten khususnya pada masa-masa awal. Tetapi refleks ini bisa juga distimulasi dengan hanya memikirkan tentang bayi, atau mendengar suara bayi, sehingga terjadi kebocoran. Sering pula terjadi, payudara yang tidak menyusui bayi mengeluarkan ASI pada saat bayi menghisap payudara yang satunya lagi. Lama kelamaan, biasanya setelah dua minggu, refleks turunnya susu menjadi lebih stabil.Refleks turunnya susu ini penting dalam menjaga kestabilan produksi ASI, tetapi dapat terhalangi apabila ibu mengalami stres. Oleh karena itu sebaiknya ibu tidak mengalami stres.Refleks turunnya susu yang kurang baik adalah akibat dari puting lecet, terpisah dari bayi, pembedahan payudara sebelum melahirkan, atau kerusakan jaringan payudara. Apabila ibu mengalami kesulitan dalam menyusui akibat kurangnya refleks ini, dapat dibantu dengan pemijatan payudara, penghangatan payudara dengan mandi air hangat, atau menyusui dalam situasi yang tenangPUTING LECET

Puting lecet pun kerap terjadi pada ibu menyusui. Penyebabnya tak lainkarena teknik menyusui yang salah. "Anak bukannya mengisap sampai areolamammae, tapi mengisap hanya di bagian puting saja. Akibatnya, puting jadimudah lecet."

Cara mengatasinya, lakukan teknik menyusui dengan benar, yaitu;- Si ibu harus duduk dengan tegak.- Mulut bayi harus masuk hingga ke areola mammae.- Bayi menghadap perut ibu dengan mulut dan dagu yang menempel betul padapayudara ibu.- Kuping dan tangan bayi berada pada garis lurus.- Jari tangan ibu jangan dalam posisi menggunting payudara karena akanmengunci gudang susu, sehingga ASI malah tak keluar. Yang benar, tangandalam posisi menopang payudara, yaitu ibu jari di atas dan keempat jari dibawah puting.

Puting lecet juga bisa disebabkan kesalahan teknik melepaskan puting setelahmenyusui. "Seringkali terjadi, melepaskan puting dari mulut bayi denganmenarik puting itu. Jika mulut bayi masih kuat tertanam di puting ibu, makatarikan ini hanya akan membuat puting jadi lecet." Sebaiknya, lepaskanputing dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulutbayi melalui sudut mulut atau menekan dagu bayi ke bawah.

Puting lecet juga disebabkan perawatan payudara tidak benar. Misalnya,membiarkan puting selalu dalam keadaan basah. Puting yang basah hanya akanmendatangkan atau menumbuhkan kuman, sehingga memudahkan infeksi dan lecet.Karena itu sebaiknya sebelum menyusui puting selalu dalam keadaan kering.

Nah, untuk menghindari infeksi, sebaiknya sebelum menyusui, pijat putingsedikit agar keluar air susunya. Air susu ini kemudian digunakan untukmengolesi puting dan sekitar areola. "Begitu juga sesudah menyusui. Dengandemikian, puting selalu bersih dan terhindar dari infeksi. Sebab, di dalamASI ada pelumas yang bisa melembutkan areola mammae dan puting, sertamengandung desinfektan yang bisa membersihkan. Jadi, tak usah membasuhputing dengan air segala macam, cukup dengan air ASI saja sudah bersih,kok."

Juga jangan sekali-kali membersihkan puting memakai sabun, lo. Karena sabunmengandung soda yang memudahkan puting jadi lecet. "Payudara saat menyusuiitu, kan, lagi mekar, bengkak, dan muara ASI-nya sedang terbuka, sehinggajadi sensitif jika terkena soda. Kala mandi, cukuplah dibersihkan memakaiair saja, tanpa sabun."

Sebaiknya pula, jangan memakai bra yang memakai lapisan plastik di bagiandalamnya. Karena lapisan ini pun memungkinkan puting jadi lecet saattergores permukaannya yang tak rata, misalnya. Paling aman adalah memilihbra yang memakai lapisan kain katun di bagian dalamnya.

PAYUDARA BENGKAK

Pnyebabnya tak lain karena pengeluaran ASI yang tidak lancar. "Biasanyakarena bayi tak cukup sering menyusu atau bayinya malas menyusu sehingga ASIbertumpuk di payudara ibu dan mengakibatkan bengkak." Bayi malas menyusubisa lantaran kenyang atau ada gangguan penyakit atau gangguan pencernaan.

Begitu juga ibu yang buru-buru menyapih bayinya gara-gara harus segera masukkembali ke kantor karena cutinya habis juga menyebabkan payudara bisamembengkak.

Pembengkakannya tak selalu terjadi pada kedua belah payudara. Bisa sajahanya terjadi pada satu payudara. "Istilahnya asimetris. Biasanya terjadikarena bayi hanya menyusu di satu payudara, misalnya, di payudara kiri sajasementara kalau dipindah ke payudara kanan tak mau. Kalau hal ini dituruti,maka payudara yang kanan pasti membengkak."

Untuk mengatasinya, sebaiknya dalam menyusui memakai cara menggiring bola.Jadi, jangan memutar kepala anak dari payudara kiri dipindah ke payudarakanan dengan posisi kepala berpindah. Kalau ia merasa nyaman menyusu dipayudara kiri ibu, berarti posisi pipi kananlah yang selalu menempel kepayudara ibu, kan? Nah, gunakan taktik, menggesernya dari payudara kiri kepayudara kanan dengan tetap pada posisi pipi yang sama yang menempel dibadan ibu. Tentu bayi akan merasa ia tetap menyusu di payudara kiri ibupadahal sudah bergeser ke payudara kanan.

Sebaiknya dalam menyusukan harus sama waktunya antara payudara yang satudengan yang lainnya. "Sebagai ibu, toh, pasti akan tahu kemampuan anaknyamenyusu. Kalau anaknya selalu menyusu selama 15 menit. Maka bagilah 15 menititu untuk dua payudara dengan waktu yang sama. Karena kalau hanya satu sajayang sering disusukan, maka jadi besar sebelah. Yang sering disusui jadilebih kecil dan yang tak pernah disusui jadi besar. Hasilnya jadi asimetris.Ini, kan, mengurangi keindahan."

Jika pun sudah kadung membengkak, maka payudara yang membengkak tersebutdiolesi minyak atau baby oil, selanjutnya di-massage (dipijat). Urutlahpayudara dengan kedua tangan mengelilingi payudara, kemudian dari pangkalpayudara ke arah puting. Selanjutnya, kompres payudara dengan lap handukyang telah direndam dalam air panas. Lalu kompres dengan lap yang telahdirendam air dingin.

Selama membengkak payudara tersebut harus tetap sering disusukan ke bayi."Dengan bayi menyusu maka isi gudang ASI pun berkurang. Kalau tidakdisusukan, misalnya, bayi sudah kenyang, maka payudara yang membengkak harusdikosongkan dengan cara dipompa hingga ASI-nya habis."

Ketiga jenis ASI ini adalah:1. Kolostrum2. ASI transisi/ peralihan3. ASI matang/matureKolostrum merupakan ASI yang diproduksi pertama kali sampai pada hari keempat setelah persalinan. Namun dari sumber lain, ada juga yang mengatakan bahwa kolostrum ini bisa keluar beberapa saat sebelum persalinan hingga seminggu setelah persalinan. Ciri khas dari kolostrum ini berwarna kekuningan dan kental.Kolostrum mengandung zat yang sangat baik bagi bayi, oleh karena itu banyak ahli yang menganjurkan para ibu untuk segera menyusui bayinya paling lambat 30 menit setelah melahirkan, sehingga bayi tidak akan kehilangan untuk mendapatkan kolostrum yang bergizi tinggi itu, mengingat kolostrum akan muncul kembali 30 jam kemudian. Hal inilah yang menyebabkan program inisiasi menyusu dini sangat dianjurkan untuk dilakukan para ibu dan bayinya. Karena meskipun masih ada kesempatan 30 jam berikutnya untuk mendapatkan kolostrum, produksi kolostrum yang hanya satu milliliter per jamnya ini akan sangat kurang dalam memenuhi kebutuhan sang bayi. Jadi memang harus ada upaya yang cukup keras agar bayi mendapatkan kolostrum pertamanya untuk memenuhi gizinya.Dalam berbagai penelitian menyebutkan kolostrum mengandung banyak mineral seperti Calsium (CA), Clorin (Cl), Magnesium (Mg), Ferrum/zat besi (Fe), Natrium (Na), dan seng (Zn). Selain itu kolostrum sangat kaya dengan protein, vitamin A, E dan B12. Kandungan mineral dan protein dalam kolostrum ini lebih banyak disbanding dengan ASI mature, sedangkan kandungan karbohidratnya lebih rendah dari ASI mature.Kehebatan Kolostrum tidak hanya sampai disitu saja, Kolostrum ini juga mengandung antibody yang tidak diragukan lagi khasiatnya untuk meningkatkan kekebalan tubuh sang bayi, tidak hanya ketika masa tumbuh kembangnya saja, tapi manfaatnya akan dirasakan seumur hidup. Kehebatan kolostrum sebgai antibody ini tak lain Karena protein utama yang terkandung didalamnya adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.Dari segi fungsi, kolostrum berperan sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan usus bayi yang baru lahir dari zat zat yang tidak terpakai seperti membersihkan mikonium agar mukosa usus bayi segera bersih dan siap untuk menerima ASI. Karena hal inilah bayi sering defekasi dan faces berwarna hitam. Pembersihan air empedu dan mucus ini sangat penting karena paad bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap infeksi dan lingkungan yang sangat baru baginya.Jenis ASI yang kedua adalah ASI transisi/ ASI peralihan yang diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh setelah persalinan. ASI transisi ini merupakan ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang. Volume ASI bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya seiring aktifitas bayi yang mulai aktif dan sudah mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan. Dalam ASI peralihan ini mengandung protein dan imunoglobin yang semakin menurun kadarnya, dan kandungan lemak dan laktosa semakin meningkat. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil.Yang terakhir adalah ASI matang/ mature, yang diproduksi paad hari kesepuluh sampai seterusnya. ASI ini berwujud agak cair dan berwarna pucat. Hal ini karena adanya penurunan kandungan mineral dalam ASI dan penambahan zat lainnya yang merupakan bentuk penyesuaian dari kebutuhan sang bayi. Inilah hebatnya ASI, bisa secara otomatis menyesuaikan komposisi kandungan gizinya sesuai kebutuhan sang bayiASI mature ini tidak akan menggumpal jika dipanaskan dan mempunyai kandungan yang relative konstan. Namun adakalanya ASI kelihatan cair dan tidak sekental & penuh lemak seperti susu sapi, tapi bukan berarti kandungan ASI tidak sehebat susu formula. ASI justru memberikan kandungan lemak terbaik untuk perkembangan otak bayi. Berbeda pula dengan susu formula, protein yang terdapat dalam ASI lebih mudah dicerna oleh bayi. Itulah sebabnya bayi yang hanya diberikan ASI lebih sering minum dibanding dengan bayi yang diberikan susu formula, dan semakin banyak minum, semakin baik untuk perkembangan tubuh bayi.ASI yang mature ini, yang mengalir pertama kali sampai lima menit pertama biasa disebut foremilk yang lebih encer dan mempunyai kandungan lemak yang rendah dan laktosa yang tinggi, gola, protein, mineral, dan kandungan air yang banyak. Setelah itu, ASI yang keluar disebut hindmilk yang lebih kaya akan lemak dan nutrisi yang membuat bayi cepat kenyang.Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain :1. Frekuensi Penyusuan Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksiASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulanmenunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup (de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.2. Berat LahirPrentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.3. Umur Kehamilan saat MelahirkanUmur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.4. Umur dan ParitasUmur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali (Zuppa et al, 1989 dalam ACC/SCN, 1991), meskipun oleh Butte et al (1984) dan Dewey et al (1986) dalam ACC/SCN, (1991) secara statistik tidak terdapat hubungan nyata antara paritas dengan intik ASI oleh bayi pada ibu yang gizi baik.5. Stres dan Penyakit AkutIbu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI. Penyakit infeksi baik yangkronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksiASI.6. Konsumsi RokokMerokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon,(1983); Matheson, (1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masihmenyusui 6 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.7. Konsumsi AlkoholMeskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Matheson, 1989).8. Pil KontrasepsiPenggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.