lmcr gea

2
Aku Rana Mentari. Saat ini aku berumur 18 tahun. Aku seorang perempuan pendiam, lugu dan tidak punya banyak teman. Aku biasa diajak teman-temanku jika mereka ingin pergi ke kamar mandi. Aku tidak keberatan dengan hal itu. Aku senang karena mereka masih mengingat diriku. Secara fisik aku tidak memiliki tubuh yang istimewa. Aku berambut pendek, selalu memakai bando dan berkacamata dan selalu berpakaian rapih. Teman-teman satu kelas aku selalu memujiku dan aku senang. Malam ini memang bukan waktu yang tepat untukku melakukan hal tidak berguna karena besok aku harus mengikuti upacara terakhirku. Saat ini aku duduk di bangku kelas XII SMA.Tidak terasa aku akan meninggalkan SMA aku di Subang. Aku harus secepatnya tidur agar tidak terlambat ke sekolah. Kali ini aku mencoba untuk menutup mataku lebih awal. Saat ini aku membayangkan aku berada di ruang kosong dan melihat sebuah titik putih. Aku mencoba untuk mendekatinya. Titik putih itu kemudian berubah menjadi sebuah ruangan putih. Ada apa ini? Ruang apakah ini? Aku dimana? Ruang putih tersebut tiba-tiba berubah kembali menjadi sebuah rumah yang indah dan tersusun rapih sesuai keinginanku. Aku suka, aku ingin tinggal disini. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamarnya adalah keinginanku semua. Aku duduk di sebuah sofa lembut berwarna putih dan kakiku menyentuh karpet berbulu berwarna krem. Sungguh lembut, aku bisa menikmatinya. Ku hirup bau ruangan ini, sungguh wangi, aku menyukainya. Bisakah aku berada disini pikirku dalam hati. “Ting tong...Ting tong” Suara apa itu? Bel? Dari manakah suara itu berasal? Aku masih berada di dalam mimpi. Aku menghampiri sebuah pintu berwarna putih dan ku buka pintu tersebut.

Upload: gea-ghalapulla

Post on 13-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

part 1

TRANSCRIPT

Page 1: LMCR GEA

Aku Rana Mentari. Saat ini aku berumur 18 tahun. Aku seorang perempuan pendiam, lugu dan tidak punya banyak teman. Aku biasa diajak teman-temanku jika mereka ingin pergi ke kamar mandi. Aku tidak keberatan dengan hal itu. Aku senang karena mereka masih mengingat diriku.

Secara fisik aku tidak memiliki tubuh yang istimewa. Aku berambut pendek, selalu memakai bando dan berkacamata dan selalu berpakaian rapih. Teman-teman satu kelas aku selalu memujiku dan aku senang.

Malam ini memang bukan waktu yang tepat untukku melakukan hal tidak berguna karena besok aku harus mengikuti upacara terakhirku. Saat ini aku duduk di bangku kelas XII SMA.Tidak terasa aku akan meninggalkan SMA aku di Subang.

Aku harus secepatnya tidur agar tidak terlambat ke sekolah. Kali ini aku mencoba untuk menutup mataku lebih awal. Saat ini aku membayangkan aku berada di ruang kosong dan melihat sebuah titik putih. Aku mencoba untuk mendekatinya. Titik putih itu kemudian berubah menjadi sebuah ruangan putih.

Ada apa ini? Ruang apakah ini? Aku dimana? Ruang putih tersebut tiba-tiba berubah kembali menjadi sebuah rumah yang indah dan tersusun rapih sesuai keinginanku. Aku suka, aku ingin tinggal disini. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamarnya adalah keinginanku semua.

Aku duduk di sebuah sofa lembut berwarna putih dan kakiku menyentuh karpet berbulu berwarna krem. Sungguh lembut, aku bisa menikmatinya. Ku hirup bau ruangan ini, sungguh wangi, aku menyukainya. Bisakah aku berada disini pikirku dalam hati.

“Ting tong...Ting tong”

Suara apa itu? Bel? Dari manakah suara itu berasal? Aku masih berada di dalam mimpi. Aku menghampiri sebuah pintu berwarna putih dan ku buka pintu tersebut.

“Maaf Bu Rana, anda harus ikut dengan kami.” Seorang polisi berkata padaku dan aku tidak tahu siapa dia dan ada keperluan apa denganku.Ya, tertulis dia bernama Rio Mahadewa.

“ Ada apa ini pak? Saya tidak tahu apa-apa.” Ujarku kepada polisi Rio

“ Ibu nanti bisa menjelaskannya di kantor. Sekarang ibu harus ikut saya.” Ucap Rio

Secara fisik, Rio terlihat berumur 26 tahun. Berpenampilan rapih, tegap dan berwibawa.

Entah mengapa aku mengikutinya seakan-akan tidak ada yang terjadi. Tiba-tiba tangannya menyentuhku untuk di borgol. Aku melihat wajahnya dengan seksama. Dia sedang tidak bercanda, dia serius membawaku ke sebuah mobil berwarna hitam.

Aku berjalan menuju mobilnya dan entah mengapa tubuhku mencoba untuk melawannya. Kubalikkan tubuhku dan dia tetap memegangku erat.

“Anda mau kemana bu? Anda harus ikut saya.” Ujar Rio

Page 2: LMCR GEA