lk old myocard infark
TRANSCRIPT
Asuhan Keperawatan Miokard Infark Pada Klien Tn. S.,
di Ruang Cardiologi RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Nama Mahasiswa : Subhan
Tempat Praktek : Cardiologi
Tanggal : 12 – 14 April 2001
I. Identitas Klien
Nama : Tn. T Tanggal MRS : 09 – 04 – 2001
Sumber Informasi : Pasien dan istrinya Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki Keluarga Terdekat : Ibu
Alamat : Sumolawang II/76 C Pendidikan : SD
Status Perkawinan: Kawin Pekerjaan : Pensiunan AL
II. Status Kesehatan Saat ini :
1. Alasan kunjungan/keluhan utama : Sesak napas , nyeri dada seperti tertikam pada
daerah dada dan badan terasa lemah . Saat dikaji Klien : masih mengeluh nyeri dada,
sesak napas dan badan terasa lemah. Keringan dingin, Rasa seperti demam, Kalau
bergerak rasa nyeri,
2. Faktor pencetus : Waktu tidur malam dan bila terlalu lelah
3. Lama keluhan : 1 bulan sebelum MRS
4. Timbulnya keluhan : bertahap
5. Faktor yang memperberat : Sesak napas bertambah bila tidur / berbaring dan bila
melakukan aktivitas.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Bangun dan duduk sebentar, karena terasa
semakin nyeri maka : Pergi ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
6. Diagnosa medik : Old Myocard Infark
III.Riwayat kesehatan yang lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
kanak-kanak , panas, batuk, pilek
Pernah dirawat di RSUD Dr Soetom tahun 1992
Operasi : Tidak pernah
2. Alergi : --
3. Imunisasi : --
4. Kebiasaan : Merokok kretek dan sudah berhenti sejak tahun 1992
5. Obat-obatan :
6. Pola nutrisi :
Frekwensi makan : 3 kali sehari
Berat badan : 53 kg
Tinggi badan : 170 cm
Jenis makanan : nasi, sayur, lauk, buah
Makanan yang disukai : semua makanan suka
Makanan yang tidak diskai : tidak ada
Makanan pantang : Tidak Ada
Nafsu makan : Normal
Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : Tidak pernah menimbang berta badan
7. Pola eliminasi :
Buang air besar
Frekuensi : 1-3 x per hari Penggunaan pencahar : tidak ada
Waktu : pagi hari dan siang hari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Buang air kecil
Frekuensi : 4-5 x per hari
Warna : kuning
Bau : amoniak
8. Pola tidur dan istirahat
Waktu tidur (jam) : 21.00 sampai 05.00 Wib
Lama tidur/hari : 8 jam
Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada
kebiasaan tidur : memakai bantal lebih dari tiga
kesulitan dalam hal tidur :Sering terbangun saat tidur karena sesak napas dan
nyeri dada
9. Pola aktifitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : Naik dan turun tangga
Olah raga
Jenis : Jalan kaki
Freakuensi : tidak tentu
Kegiatan di waktu luang : Membaca
Kesulitan dalam hal :(X) mudah merasa lelah
10. Pola bekerja
Jenis pekerjaan : Berat lama 23 tahun
Jumlah jam kerja : 07.00 – 17.00.00 lama : 10 jam
Jadwal kerja : teratur
Lain-lain (sebutkan) : tidak ada
IV. Riwayat Keluaga
Genogram
.
V. Riwayat lingkungan
Kebersihan : kurang
Bahaya : tidak ada
Polusi : jalan besar dan tempat sampah
VI. Aspek Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi
Alat bantu yang digunakan : kaca mata
Kesulitan yang dialami : sering pusing
2. Persepsi diri
Hal yang amat dipikirkan saat ini : apakah penyakitnya dapat
sembuh/tidak ?
Harapan setelah menjalani perawatan : ingin merubah semua kebiasaan
yang dapat mengganggu kesehatannya.
Perubahan yang dirasa setelah sakit : semua kebiasaan dibatasi
3. Suasana hati : cemas, pasrah dengan penyakitnya
Rentang perhatian : sangat rentang
4. Hubungan/komunikasi
Bicara : jelas, Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah : Jawa
Tempat tinggal : Dengan istri dan 4 orang anak
Kehidupan keluarga :
adat yang dianut : Jawa
pembuatan keputusan : Sendiri, kadang dibantu istri.
pola komunikasi : baik
keuangan : memadai
kesulitan dalam keluarga : tidak ada
Yang dilakukan jika stres : (X) memecahkan masalah (X) lain-lain : marah
1. Kebiasaan seksual
Gangguan kebiasaan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
( X) fertilitas (X) Libido (X) ereksi
Pemahaman terhadap fungsi seksual : kurang terbuka.
2. Pertahanan koping
Pengambilan keputusan : (X) sendiri (X) dibantu oleh istri
Yang disukai tentang diri sendiri : Tidak banyak mengeluh
Yang ingin dirubah dari kehidupan : Pola kebiasaan yang kurang
menguntungkan.
Apa yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : membantu dalam
pelayanan perawatan
3. Sistem nilai dan kepercayaan
Siapa atau apa sumber kekuatan : Tuhan dan keluarga
Apakah agama, kepercayaan, Tuhan penting buat anda ? (X) Ya
Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi)sebutkan : Pengajian 1 kali seminggu.
Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di rumah sakit,
sebutkan : sholat lima waktu.
4. Tingkat perkembangan
Usia : 60 thn Karakteristik :
VII. PENGKAJIAN FISIK
Kepala, mata, kuping, hidung, dan tenggorokan
Kepala :
Bentuk bulat lonjong
Keluhan yang berhubungan : pusing
Mata :
Ukuran pupil : isokor : - Reaksi terhadap cahaya : baik, akomodasi : baik,
bentuk: simetris, Konjungtiva : tidak anemis, Fungsi penglihatan : terganggu , Tanda-
tanda radang : tidak ada, Pemeriksaan mata terakhir : Lupa , operasi : tidak, Klien
memakai kaca mata ,
lensa kotak : tidak.
Hidung :
Reaksi alergi : tidak ada , pernah mengalami flu : pernah, bagaimana frekuensinya
dalam setahun : 3 X setahun, sinus : - , perdarahan : tidak ada
Mulut dan tenggorokan:
Gigi geligi : Kesulitan/gangguan pembicaraan : tidak, kesulitan menelan : tidak,
pemeriksaan gigi terakhir : tidak pernah.
Pernafasan :
Suara paru : whezing (-), Ronchi basah (+), pola napas : teratur, Batuk (+), sputum :(-),
nyeri : (-), kemampuan melakukan aktifitas : terbatas, Batuk darah : (-), Ro terakhir :
MRS, Hasil : ada di dokter.
Sirkulasi:
Nadi perifer : Cukup, Capilary refilling : Kurang dari 3 detik, Distensi vena
jugularis :tidak ada , Suara jantung : aritmia (-), Suara jantung tambahan : (-), Irama
jantung (monitor) : (-), Nyeri :(-), Edema : (+), Palpitasi : (-), Baal : (+), Perubahan
warna kulit : tidak tampak, Clubbing : (-), Keadaan ektremitas : edem perifer tidak
ada , Syncope :kadang , Rasa pusing : (+), Monitoring hemodinamika : CVP: tidak
dipasang. Reflek Hepatojugularis (+)
Nutrisi:
Jenis diet : Tingi kalori, tinggi protein , nafsu Kurang , rasa mual : kadang-kadang,
muntah , intake cairan : Peroral 1500 - 2000 cc/24 jam
Eliminasi:
Pola rutin : b.a.b. penggunaan laksantia : (-), Colostomy : (-), Ileostomy :(-),
Konstipasi: (-)
Diare : Kurang Lebih Satu Bulan
Pola rutin : b.a.k. Inkontinensia : (-), Infeksi : ginjal, Hematuria :(-), Cateter :(-), Urine
out put : 500 cc/24 jam
Reproduksi
Kehamilan :(-), Perdarahan :(-), Pemeriksaan Pap smear terakhir :(-), Hasil:(-),
Keputihan : (-), Pemeriksaan sendiri: (-), Prostat : normal, Penggunaan kateter : (-)
Neurologis
Tingkat kesadaran : compas mentis, Orientasi : baik, Koordinasi : kurang, Pola tingkah
laku : masih dalam batas normal, Riwayat epilepsi/kejang/parkinson : (-), Refleks: baik,
kekuatan menggenggam: menurun, Pergerakan ekstremitas : terbatas
Muskuloskeletal
Nyeri : sendi (-), Pola latihan gerak : berkurang, Kekakuan : tidak ada
Kulit
Warna : Sawo matang , Turgor : Normal , integritas : dalam batas normal.
Data Laboratorium
GD acak erm kreatinin (0,4Meq/dl ), BUN (10), SGOT (32), SGPT (12), Protein total,
BTA Positif, Hb, 10,6 mg/dl
Pengobatan
NaCl 500 cc/24 jam, Lisinopril 1 X 5 mg, Asa 1 X 100 mg, ISDN 3 X 5 mg, Furosemid
1-0-0
Persepsi klien trhadap penyakitnya
Penyakit yang diderita dapat sembuh.
Kesan perawat terhadap klien
Klien kooperatif disebabkan karena rasa ingin tahu tentang penyakitnya dan keinginan
untuk sembuh sangat besar.
Klien nampak gelisah karena proses penyakitnya
ANALISA DATA
KARATERSTIK DATA KEMUNGKINAN
PENYEBAB
MASALAH
Data Subyektif :
Klien mengeluh nyeri Dada, merasa tidak nyaman,
kalau melakukan aktivitas terasa nyeri dada
Data Obyektif :
Nadi cepat, ireguler, 100 x/menit, berkeringat,
ekspresi meringis, RR 26 kali/menit.
Ketidak seimbangan
antara suplai dan
kebutuhan akan
oksigen.
Nyeri.
Data subyektif :
Klien mengeluh lemah, cepat lelah, sesak napas,
sulit melakukan aktivitas karena lelah, terasa
berdebar –debar. Sering terbangun pada malam hari
karena sesak dan nyeri dada
Data Obyektif :
Tensi 100/60, Nadi 100 X/menit, ireguler, kulit
dingin, Cappilary refill kurang dari 3 detik, CTR 60
%
Menurunnya Kontraksi
Jantung
Penurunan Cardiac
out put
Data Subyektif
Klien mengeluh sesak bila bangun dari posisi tidur.
Data Obyektif
Berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur
langsung duduk.
Tanda vital setelah bangun dari tempat tidur : tensi :110/80 mmHgNadi : 124 x/mnt
Resp. :28 x/mnt.
Ketidak seimbangan
antara suplai dan
kebutuhan akan oksigen
Tidak toleransi
terhadap aktivitas
Data Subyektif :
Pasien mengatakan bahwa ia cemas dengan
penyakinya karena kata orang
penyakitnya(jantrung) berbahaya , Pasien bertanya
tentang –perkembangan penyakitnya
Data obyektif :
Klien sering merenung dan susah tidur, banyak
bertanya , Ekpresi wajah cemas, Nadi 100 X/menit
Kurangnya informasi
tentang penyakitnya
Cemas
KARATERSTIK DATA KEMUNGKINAN
PENYEBAB
MASALAH
Data Subyektif
Data Obyektif
Data Subyektif
Data Obyektif
Data Subyektif
Data Obyektif
Data Subyektif
Data Obyektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan akan
oksigen.
2. Penurunan Caediac Out Put sehubungan dengan penurunan Kontraksi myocard.
3. Tidak toleransi terhadap aktivitas sehubungan dengan ketidak seimbangan antara
kebutuhan dan suplai oksigen.
4. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
perkembangannya.
ASUHAN KEPERAWATAN
NO
.
DX
PERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMEMTASI EVALUASI
Penurunan
Cardiac out put
sehubungan
menurunnya
kontrasi jantung
Data Subyektif :
Klien mengeluh
lemah, keringat
dingin
Pasien akan
mendemostrasikan keadaan
jantung yang stabil.
Kriteria :
1. Tekanan Darah Dalam
batas normal. (120/80
mmHg
2. Nadi 80 X /menit
3. Tidak terjadi aritmia
4. Denyut jantung dan
irama jantung teratur
5. Cappilary refill kurang
dari 3 detik
1. Kaji dan lapor tanda penurunan
CO.
2. Monitor dan catat ECG secara
continue untuk mengkaji rate,
ritme dan setiap perubahan per
2 atau 4 jam atau jika perlu.
Buat ECG 12 lead.
3. Kaji dan monitor tanda vital dan
parameter hemodinamik per 1
– 2 jam atau indikasi karena
keadan klinik.
4. Mempertahankan bed rest
dengan kepala tempat tidur
elevasi 300 selama 24 – 48 jam
pertama
5. Mulai pasang IV line.
Rasional : Kejadian mortality dan
morbidity sehubungan dengan MI yang
lebih dari 24 jam pertama.
Rasional : Ventrikal vibrilasi sebab utama
kematian akibat MI akut terjadi dalm 4 –
12 jam I dari terjadinya serangan. ECG 12
lead mengidentufikasi lokasi MI.
Rasional : Mendeteksi terjadinya disfungsi
myocard karena komplikasi. .
Rasional : Untuk mengurangi tuntutan
kebutuhan 02 myocard.
Rasional : Siap membantu pengaturan
pemberian obat – obat IV.
Melakukan pengkajian terhadap
tanda – tanda penurunan Cardiac
out put
Melakukan rekaman EKG
Memonitor tensi dan nadi tiap 1
jam
Memberikan pasien posisi tidur
dengan elevasi kepala tempat
tidur 300
Memonitor tetesan dan cairan
infues
6. Memberi obat – obatan
arythemia, nitrat. Beta blocker.
7. Melanjutkan pengkajian dan
moitor tanda penurunan CO.
Auskultasi suara paru – paru
dan jantung tiap 4 – 8 jam.
8. Tingkatkan level aktifitas sesuai
dengan status klinik.
Rasional : Mengurangi luasnya infrak
dengan perfusi kembali otot – otot jantung
yang iskhemia.
Rasional : Monitor tanda – tanda
komplikasi awal, Contoh : MI yang meluas,
cardioganic yang meluas, cardioganic
shock. Heart failure. Miocardial ruptur,
yang mungkinterjadi dalam 10 hari dari
terjadinya serangan
Rasional : Monitor yang hati – hati
diperlukan untuk mendeteksi hipotensi dan
distitmia dan melangkah ke level aktifitas
berikutnya yang sesuai.
Memberikan Pengobatan sesuai
dengan pesanan dokter
Melakukan asukultasi paru
Memberikan penjelasan pada
klien serta cara melakukan
mobilisasi secara bertahap.
1. Kaji tanda – tanda dan ekspresi
verbal dari kecemasan.
2. Mulai melakukan tindakan
untuk mengurangi kecemasan.
Beri lingkungan yang tenang
dan suasana penuh istirahat.
Rasional : Level kecemasan berkembang ke
panik yang merangsang respon simpatik
dengan melepaskan katekolamin. Yang
mengkontribusikan peningkatan kebutuhan
O2 myocard.
Rasional : Mengurangi rangsangan
eksternal yang tidak perlu.
Mengkaji tanda – tanda dan
ekspresi verbal dari kecemasan
Menyiapkan lingkungan yang
nyaman dan memberikan obat
sesuai pesanan dokter
Memberi obat – obatan yang
sedatif sesuai pesanan.
3. Temani pasien selama periode
kecemasan tinggi beri
kekuatan, gunakan suara
tenang.
4. Berikan penjelasan yang singkat
dan jelas untuk semua prosedur
dan pengobatan.
5. Ijinkan anggota keluarga
membantu pasien, bila
mungkin rujuk ke penasihat
spiritual
6. Mendorong pasien
mengekspresikan perasaan
perasaan, mengijinkan pasien
menangis.
7. Mulai teknik relaksasi contoh :
nafas dalam, visual imergery,
musik – musik yang lembut.
Rasional : Pengertian yang empati
merupakan pengobatan dan mungkin
meningkatkan kemampuan copyng pasien.
Rasional : Memberi informasi sebelum
prosedur dan pengobatan meningkatkan
komtrol diri dan ketidak pastian.
Rasional : Penggunaan support system
pasien dapat meningkatkan kenyamanan
dan mengurangi kelengangan.
Rasional : Menerima ekspresi perasaan
membantu kemampuan pasien untuk
mengatasi ketidak tentuan pasien dan
ketergantungannya.
Rasional : Untuk mengalihkan pasien dari
peristiwa – peristiwa yang baru saja terjadi.
Berdiskusi dengan pasien dan
istrinya
Memberikan penjelasan kepada
klien dan istrinya tentang semua
prosedur yang akan dilakukan
serta obat yang diberikan
Mendoromg pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
Memberikan contoh dan
menganjurkan klien untuk
melakukan tekhnik relaksasi
napas dalam.
Gangguan rasa
nyaman : Nyeri
Mengatasi rasa nyeri :
Kriteria :
Kaji tingkat rasa nyeri klien secara
keseluruhan
Untuk mendapatkan kontrol rasa nyeri yang
meliputi lokasi, intensitas timbulnya,
Mengkaji tingkat nyeri klien
dengan menggunakan skala
sehubungan
dengan ketidak
seimbangan
antara suplai dan
kebutuan akan
oksigen.
Do. Klien tidak
mau merubah
posisi tidur
Tanda vital
setelah
perubahan
posisi:
tensi : 110/70
mmHg.
nadi : 130 x/mnt
resp. 28 x/mnt.
Ds. Klien
mengeluh nyeri
sehingga enggan
merubah posisi
tidur
setelah perubahan posisi
tanda vital dalam bats
normal
tensi 110/70 mmHg
Nadi 60-80x/mnt
resp. 16-24x/mnt
Anjurkan klien untuk melapor pada
saat merasa nyeri
Support klien untuk
mengungkapkan peasaan
Anjurkan klien untuk melakukan
latihan nafas dalam
Kolaborasi Therapi
persepsi klien, terhadap nyeri
Nyeri adalah individual sehingga
apa yang dirasakan klien merupakan
informasi yang penting.
Adanya orang dekat klien yang mau
mendengarkan keluhannya , akan
membantu menurunkan kecemasan dan rasa
takut
Dengan latihan nafas dalam maka suplai O
2 kejaringan yang nyeri meningkat sehingga
mengurangi rasa nyeri
nyeri 1 – 10
Menganjukan klien untuk
melaporkan pada perawat kalau
timbul nyeri.
Mendorong klien untuk
mengungkapkan perasaannya
Menganjurkan
Intoleransi
aktifitas
sehubungan
dengan
ketidakseimbang
an antara
pemasukan dan
kebutuhan O 2
Do. : berkeringat
dingin bila
merubah posisi
dari tidur
langsung duduk.
Tanda vital
setelah bangun
dari tempat
tidur :
tensi :110/80
mmHg
Nadi : 124 x/mnt
Resp. :28 x/mnt.
Ds. :Klien
mengeluh sesak
bila bangun dari
Kaji hal hal lain yang menyebabkan
klien lemah,seperti nyeri dan obat
Monitor tingkat intoleransi aktifitas
Tingkatkan aktifitas klien sesuai
kemampuan
Bantu klien untuk merawat diri
sendiri dan pemenuhan kebutuhan
dasar
Untuk mengetahui respon klien terhadap
aktifitas. Untuk mengetahui tingkat aktifitas
yang dapat ditolerir oleh klien.
Kelemahan dapat disebabkan oleh hal lain
seperti nyeri dan obat obatan
Untuk menghindari adanya aktifitas yang
berlebihan, sehingga berakibat fatal.
Dapat meningkatkan kompensasi jantung
terhadap aktifitas
Dilakukan dengan maksud untuk memenuhi
kebutuhan dasar klien
posisi tidur.
Potensial
kambuh
sehubungan
dengan ketidak
tahuan mengenai
perawatan gagal
jantung
Do.Klien
bertanya
mengenai cara
untuk mencegah
agar penyakitnya
tidak kambuh
Ds. Klien
mengatakan
tidak tahu
mengenai
makanan yang
tidak boleh
dikonsumsi
mengurangi resiko untuk
kambuh
Kriteria :
setelah dijelaskan klien
dapat menjelaskan kembali.
Saat kunjungan rumah/chek
di rumah sakit tidak terdapat
tanda gagal jantung seperti
peningkatan berat badan,
odem ekstremitas
Diskusikan dengan klien mengenai
fungsi normal jantung
Jelaskan mengenai manfaat diet
rendah garam,rendah lemak dan
memepertahankan berat yang ideal (
50 kg )
Diskusi dengan klien mengenai jenis
makanan rendah garam dan
rendahlemak
Jelaskan kepada klien dan keluarga
mengenai faktor faktor yang dapat
meningkatkan resiko kambuh seperti
rokok, konsumsi garam yang
berlebihan,stress
Jelaskan kepada klien bila bebart
badan meningkat, odem ekstremitas
agar segera memeriksakan diri
Menyarankan kepada keluarga agar
memanfaatkan sarana kesehatan di
masyarakat.
Diharapkan dapat memprmudah
menerangkan penyakitnya
Rendah garam untuk mengurangi retensi
cairan,rendah lemak untuk
mengurangikolesterol, dan berat badan ideal
untu mengurangi beban kerjajantung
Diharapkan agar klien dapat mengurangi
konsumsi makanan tersebut untuk
mengurangi resiko kambuh
Agar klien dapat menghindari faktor faktor
yang meningkatkan resiko kambuhdan
keluarga dapat memberikan lingkungan
yang mendudkung penyembuhan
Berat badan meningka, odem ekstremitas
merupakan indikasi penyakit kambuh.s
Untuk memudahkan klien dalam memonitor
status kesehatannya
Subyektif
Obyektif
Analisa
Perencanaan
Intervensi
Evaluasi
: Klien mengatakan Setelah menghabiskan makan tadi pagi mencret 3 kali sehingga
takut untuk makan banyak lagi. Masih merasa lemah, kalau berjaan ke kmar mandi
terasa mau jatuh.
: Klien tampak lemah, Nadi 60 X/ menit, Tensi 90/60
: Klien masih mengalami gangguan nutrisi
: Pertahankan dan Laksanakan rencana yang telah disusun
: Berikan pengertian dan pemahanan Klien yang masih keliru tentang nutrisi dan
keadaan sakitnya. Motivasi keluarga untuk selalu menemani pasien.
: Pemahaman Klien tentang Nurisi dan keadaan sakitnya masih kurang
Diagnosa Keperawatan : Resiko Penyebaran Infeksi sehubungan dengan Adanya agent
infeksi yang aktif didalam tubuh.
Subyektif
Obyektif
Analisa
Perencanaan
I
: Pasien dan keluarga mengatakan mengerti terhadap informasi yang diberikan
tentang cara – cara mencegah penularan infeksi. Klien mengatakan akan selalu
menjaga kebersihan dirinya.
: Klien Dapat mendemostrasikan cara batuk dan cara pembuangan sputum yang baik.
: Pasien dan Keluarga telah memahami Informasi yang diberikan
: Tindakkan yang bersifat HE tentang penularan dan penyebaran infeksi diakhiri
: Tetap Pertahankan Tekhnik dan Prinsip Universal Pre caution dalam perawatan
Pasien.
: Pasien dan Keluarga Telah memhami Tentang cara mencegah dan mengatasi resiko
penularan dan penyebaban infeksi.
Diangosa : Gangguan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh Sehubungan dengan
Intake yang inadekuat
Subyektif
Obyektif
Analisa
Perencanaan
Intervensi
Evaluasi
: Klien mengatakan tetap berusaha untuk makan banyak walaupun terus mencret,
Merasa agak kuat, Tidak terlalu pusing kalau ke kamar mandi.
: Klien berjalan kekamar mandi tanpa dibimbing, Nadi 72 X/ menit, Tensi 90/60,
ekspresi wajah saat bertemu perawat agak ceriah.
: Klien masih mengalami gangguan nutrisi
: Pertahankan dan Laksanakan rencana yang telah disusun
: Anjurkan keluarga untuk terus memotivasi klien agar banya makan
Evaluasi Akhir :
Conjungtiva masih anemik, Nadi 76 kal / menit, ensi 90 / 60 mmHg, Tidak mengeluh
lemah.