rpp evol old

27
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 71 Jakarta Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XII / Gena Materi Pokok :!"olusi Alokasi #aktu : $ Pertemuan %& ' $( menit) *a+un Ajaran : &,1$/&,1( A. Kompetensi Inti KI 1 : Meng+a-ati dan mengamalkan ajaran agama -ang dianutn-a KI & : Meng+a-ati dan mengamalkan erilaku jujur. disilin. tanggun eduli %gotong ro-ong. kerjasama. toleran. damai). santun. r roakti dan menunjukan sika se0agai 0agian dari solusi at ermasala+an dalam 0erinteraksi se2ara e ekti dengan lingku dan alam serta dalam menematkan diri se0agai 2erminan 0angsa dalam ergaulan dunia KI 3 : Mema+ami. menerakan. menganalisis engeta+uan aktual. kons rosedural 0erdasarkan rasa inginta+un-a tentang ilmu engeta+uan. teknologi. seni. 0uda-a. dan +umaniora dengan a asan kemanus ke0angsaan. kenegaraan. dan erada0an terkait enomena dan kejadian menerakan engeta+uan rosedural ada 0idang kajian -ang sesi ik dengan 0akat dan minatn-a untuk meme2a+kan masala+ KI $ : Mengola+. menalar. dan men-aji dalam rana+ konkret dan rana+ a0s terkait dengan engem0angan dari -ang dielajarin-a di sekol mandiri. dan mamu menggunakan metoda sesuai kaida+ keilmuan B. Kompetensi Dasar 141 Mengagumi keteraturan dan komleksitas 2itaan *u+an tentang keanekaragaman +a-ati. ekosistem dan lingkungan +idu4 14& Men-adari dan mengagumi ola ikir ilmia+ dalam kemamuan mengamati 0ioroses 143 Peka dan eduli ter+ada ermasala+an lingkungan +idu. menjag men-a-angi lingkungan se0agai manis estasi engamalan ajaran agama -a dianutn-a &41 Bererilaku ilmia+: teliti. tekun. jujur ter+ada data dan akta. disilin. tanggung ja a0. dan eduli dalam o0ser"asi dan ekserimen. 0e santun dalam mengajukan ertan-aan dan 0erargumentasi. eduli lingkun gotong ro-ong. 0ekerjasama. 2inta damai. 0erendaat se2ara ilmia+ da resonsi dan roakti dalam dalam setia tindakan dan dalam engamatan dan er2o0aan di dalam kelas/la0oratorium mauun di luar kelas/la0oratorium &4& Peduli ter+ada keselamatan diri dan lingkungan dengan menerakan ri keselamatan kerja saat melakukan kegiatan engamatan dan er2o la0oratorium dan di lingkungan sekitar 345 Menganalisis tentang teori e"olusi dan seleksi alam dengan andangan mengenai em0entukan sesies 0aru di 0umi 0erdasarkan studi literatur 6 NI8A # 9AN8A I 3$1(1&&17( PB &,1&

Upload: yunida-wulandari

Post on 05-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rpp evolusi

TRANSCRIPT

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Satuan Pendidikan

: SMA Negeri 71 Jakarta

Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas / Semester

: XII / Genap

Materi Pokok

: EvolusiAlokasi Waktu

: 4 Pertemuan (2 x 45 menit)Tahun Ajaran

: 2014/2015

A. Kompetensi IntiKI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalahKI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuanB. Kompetensi Dasar1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya2.1Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium

2.2Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar

3.9Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksi alam dengan pandangan baru mengenai pembentukan spesies baru di bumi berdasarkan studi literature.4.9Mengevaluasi pemahaman diri tentang berbagai pandangan mengenai evolusi makhluk hidup dan menciptakan gagasan baru tentang kemungkinan- kemungkinan teori evolusi berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

C. Indikator1. Mendeskripsikan berbagai pemikiran tentang asal usul kehidupan dari beberapa tokoh2. Mendeskripsikan teori evolusi menurut Darwin

3. Menujukkkan bukti-bukti evolusi dan seleksi alam dari kehidupan sehari-hari4. Menentukan mekanisme evolusi 5. Mendeskripsikan peranan mutasi bagi proses evolusi

6. Menjelaskan teori evolusi secara isolasi geografik7. Menjelaskan proses spesiasi di bumi dari studi literatur8. Menjelaskan teori evolusi secara radiasi adaptif9. Menerapkan hukum Hardy-Weinberg

10. Menciptakan gagasan baru tentang kemungkinan teori evolusi dari pemahaman yang dimilikiD. Tujuan Pembelajaran1. Setelah pembelajaran Teori Evolusi menurut Darwin, siswa mampu menentukan gagasan tentang teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya secara mandiri dari kehidupan sehari-hari melalui video yang ditayangkan.

2. Setelah pembelajaran Mekanisme Evolusi, siswa mampu menentukan mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi tersebut secara mandiri melalui studi literatur dan video yang ditayangkan.3. Setelah pembelajaran Isolasi Geografik, siswa mampu menentukan terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri secara berkelompok melalui analisis contoh-contoh makhluk hidup yang sudah ada didalam kehidupan.4. Setelah pembelajaran Radiasi Adaptif, siswa mampu menentukan proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch secara berkelompok dari pemahaman yang dimilikinya melalui studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya.5. Setelah pembelajaran Hukum Hardy-Weinberg, siswa mampu menerapkan Hukum Hardy-Weinberg dengan perhitungan yang ada dalam kasus evolusi dikehidupan sehari-hari secara mandiri melalui studi literatur.6. Setelah pembelajaran Evolusi, siswa mampu menciptakan gagasan baru tentang teori evolusi dari pemahaman yang dimilikinya secara mandiri dari proses-proses pembelajarannya.E. Materi AjarPertemuan ke-1

Evolusi secara sederhana didefinisikan sebagai perubahan pada sifat-sifat atau frekuensi gen suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Walaupun demikian, definisi "evolusi" juga sering kali ditambahkan dengan klaim-klaim berikut ini:

1. Perbedaan pada komposisi sifat-sifat antara populasi-polulasi yang terisolasi selama beberapa generasi dapat mengakibatkan munculnya spesies baru.

2. Semua organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama.

Teori Evolusi Darwin - Sekitar 50 tahun setelah Lamarck mengajukan teori evolusinya, Charles Darwin, seorang naturalis asal Inggris, mengajukan teorinya yang mengubah pemikiran banyak ahli biologi.

Perjalanan Darwin

Charles Darwin, waktu itu berumur 22 tahun, ikut dalam perjalanan kapal HMS Beagle. Kapal tersebut ditugaskan untuk berlayar ke berbagai tempat dan memetakan pesisir Amerika Selatan. Selama perjalanan ke berbagai tempat, Darwin menemukan berbagai macam fosil hewan-hewan yang punah. Beberapa di antaranya mirip dengan hewan yang masih ada. Berdasarkan pengalamannya, Darwin menemukan banyak variasi dalam bentuk, habitat, dan distribusi geografis hewan dan tumbuhan.

HMS Beagle yang membawa Darwin ke berbagai tempat.

Perjalanan Darwin akhirnya sampai di kepulauan Galapagos. Di tempat ini, variasi antarhewan dan tumbuhan terlihat lebih jelas. Darwin menemukan kura-kura raksasa dan iguana galapagos yang mirip kadal, tetapi berenang di air dan memakan rumput laut. Darwin memperlihatkan bahwa terdapat variasi pada hewan tertentu berdasarkan bentuk tubuh dan fungsinya dari pulau ke pulau. Hal tersebut terlihat jelas pada populasi burung Finch.

Variasi bentuk paruh dan jenis makanan pada burung Finch yang diamati Darwin.

Berdasarkan pengamatannya, Darwin mencatat dua konsep penting.

Perbedaan antara populasi yang berkerabat, memperlihatkan adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda. Dalam biologi, adaptasi berarti semua ciri makhluk hidup secara genetis yang membuat individu atau spesies tersebut dapat bertahan hidup pada lingkungannya.

Variasi dalam bentuk tubuh dan tingkah laku, terakumulasi dalam kelompok terpisah. Beberapa variasi ini, melalui seleksi alami, menjadi sifat yang teradaptasi.

Teori DarwinPada tahun 1859 setelah kembali ke Inggris, Darwin mempublikasikan bukunya yang berjudul The Origin of Species by Means of Natural Selection. Darwin bukanlah satu-satunya yang mengungkapkan seleksi alam. Seorang naturalis Inggris lainnya, Alfred Russell Wallace, yang mempelajari tumbuhan dan hewan di Brazil dan di Asia Tenggara (Malaysia dan Indonesia) juga memiliki pendapat yang sama.

(a) Charles Darwin pada usia 31 tahun, dan (b) Alfred Russel Wallace pada usia 42 tahun.

Seperti halnya Lamarck, Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup secara perlahan berevolusi sebagai adaptasi terhadap lingkungannya. Namun, Darwin mengajukan mekanisme yang berbeda sebagai penyebab perubahan dalam spesies.

Berbeda dengan Lamarck, Darwin menyadari adanya variasi dalam populasi spesies. Variasi inilah yang dapat diwariskan, bukannya sifat yang didapat seperti yang diajukan Lamarck. Darwin mengamati bagaimana para petani dan peternak melakukan seleksi terhadap hasil penyilangan untuk mendapatkan tanaman atau hewan dengan sifat unggul. Kemudian, tanaman atau hewan unggul inilah yang akhirnya dikembangkan sehingga didapatkan populasi hewan atau tanaman dengan sifat unggul. Darwin kemudian mengajukan suatu hipotesis bahwa cara seleksi yang sama terjadi di alam.

Darwin menamai proses ini dengan seleksi alam (natural selection). Seleksi alam merupakan hasil dari interaksi antara populasi dan lingkungannya. Darwin menyadari bahwa di alam banyak makhluk hidup yang menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang dapat bertahan hidup. Contohnya, katak menghasilkan ratusan telur. Akan tetapi, hanya sebagian keturunannya saja yang dapat menghasilkan keturunan pada generasi selanjutnya. Banyak kejadian alam seperti predasi dan bencana alam yang menyebabkan sebagian keturunan tidak dapat bertahan untuk menghasilkan keturunan baru. Darwin menjelaskan proses ini sebagai kompetisi.

Seleksi alam menurut Darwin. Anggota populasi dengan sifat yang sesuai dengan lingkungannya akan bereproduksi secara sukses sehingga akhirnya mendominasi.

Darwin kemudian mengungkapkan bahwa hanya individu yang sesuai dengan lingkungannya saja yang akan bertahan dan menghasilkan keturunan. Proses ini disebut survival of the fittest (individu yang sesuai bertahan hidup). Teori seleksi alam yang dikemukakan Darwin dapat disimpulkan sebagai berikut :

Spesies memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang banyak.

Sumber daya alam di bumi terbatas. Oleh karena itu, terjadi kompetisi untuk bertahan hidup di antara keturunan pada setiap generasi.

Terdapat variasi dalam populasi makhluk hidup. Tidak terdapat dua individu yang sama persis. Variasi ini umumnya dapat diwariskan.

Proses ini berlangsung dari generasi ke generasi. Populasi lambat laun menjadi teradaptasi lebih baik terhadap lingkungannya.

Perlu diperhatikan bahwa variasi dalam populasi terjadi secara acak. Variasi tidak timbul akibat respons terhadap lingkungannya. Seleksi alam menyeleksi sifat yang telah ada dalam kolam gen (gen pool). olam gen atau lungkang gen ini merupakan jumlah total seluruh gen dalam populasi pada suatu waktu tertentu.

Pada saat itu, Darwin tidak mengetahui prinsip genetika modern. Kini, para ilmuwan mengetahui bahwa mutasi dapat terjadi pada makhluk hidup. Mutasi sebagai penyebab variasi dapat berguna bagi lingkungan. Jika mutasi yang terjadi berguna, hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup makhluk tersebut.

Seleksi AlamDarwin menjelaskan bahwa evolusi terjadi melalui seleksi alam. Seleksi alam terjadi pada populasi suatu spesies. Hal ini karena di dalam populasi terdapat bahan mentah evolusi, yaitu variasi genotipe dan fenotipe. Terdapat tiga kemungkinan seleksi alam yang berpengaruh terhadap populasi, yaitu seleksi stabilisasi, seleksi terarah, dan seleksi memecah belah. Perhatikan Gambar berikut.

Tiga kemungkinan seleksi alam terhadap populasi tikus.

Pada gambar tersebut, seleksi alam dicontohkan terjadi pada populasi tikus dengan variasi warna bulu terang hingga gelap. Grafik paling atas memperlihatkan frekuensi populasi normal tikus.

1.) Seleksi StabilisasiSeleksi ini menguntungkan varian yang paling umum. Seleksi ini menghilangkan tikus dengan warna terang dan gelap. Seleksi ini cenderung mengurangi variasi populasi dan mempersulit terjadinya evolusi dalam populasi. Seleksi ini contohnya terjadi pada berat badan bayi manusia yang baru dilahirkan. Pada bayi, jika berat badan kurang atau lebih dari 34 kg, memiliki tingkat mortalitas tinggi.

2.) Seleksi TerarahPada seleksi ini terjadi tekanan pada salah satu variasi yang tidak umum sehingga menyebabkan pergeseran jumlah populasi. Seleksi ini terjadi pada varian tikus warna terang sehingga rentang populasi bergeser ke varian bulu gelap. Hal ini contohnya terjadi pada serangga yang terkena insektisida. Hanya serangga yang kebal terhadap insektisida saja yang dapat menghasilkan keturunan.

3.) Seleksi Memecah BelahSeleksi ini terjadi ketika kondisi lingkungan bervariasi sehingga populasi terpecah berdasarkan kesukaan varian-varian dalam populasi. hal tersebut dapat terjadi ketika terdapat dua daerah dengan warna tanah berbeda sehingga menguntungkan dua varian tikus (terang dan gelap) dari predasi pemangsa. Meskipun jarang terjadi, seleksi memecah belah sangat penting karena dapat memicu terbentuknya variasi yang sangat berbeda dalam satu spesies hingga terbentuk spesies baru (spesiasi).

Pertemuan ke-2

Mekanisme Evolusi

Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi. Mekanisme evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal dari makhluk sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan bahwa individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua, evolusi terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda. Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya perubahan evolusi.

Mutasi Gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada basa nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan bersifat menurun. Pemahaman mengenai mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut dengan mempelajari angka laju mutasi dan frekuensi gen dalam populasi.Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu spesies. Angka laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 : 100.000. Hal ini berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang bermutasi. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat mengandung beribu-ribu gen; (2) setiap individu mampu menghasilkan ribuan bahkan jutaan gamet; dan (3) jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu sangat banyak.

Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap 1.000 kali mutasi, hanya ada satu mutasi yang menguntungkan. Meskipun peluang mutasi yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi selama populasi spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga besar.

Mutasi dikatakan menguntungkan jika mutasi:

1. menghasilkan spesies yang adaptif dan

2. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas (kelangsungan hidup) yang tinggi.

Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan jika mutasi:

1. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),

2. menghasilkan spesies yang tidak adaptif, dan

3. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah.

Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal yang bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila berada dalam keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada individu-individu yang homozigot.

Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel populasinya. Atau, perbandingan frekuensi genotip homozigot terhadap frekuensi genotip heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.

Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi

Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf misalnya A, a) dalam suatu populasi. Sebaliknya, frekuensi gen merupakan perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-masing. Gene pool populasi merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu.Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh individu dari populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya diwakilkan dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yang tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen, masing-masing mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri dalam gene pool.

Pertemuan ke-3

Isolasi GeografikMayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies. Proses-proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat menempati dataran rendah; suatu glasier yang yang bergeser secara perlahan-lahan bisa membagi suatu populasi; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing.

Pada awalnya isolasi reproduksi muncul sebagai akibat adanya faktor geografis, yang sebenarnya populasi tersebut masih memiliki potensi untuk melakukan interbreeding dan masih dapat dikatakan sebagai satu spesies. Kemudian kedua populasi tersebut menjadi begitu berbeda secara genetis, sehingga gene flow yang efektif tidak akan berlangsung lagi jika keduanya bercampur kembali. Jika titik pemisahan tersebut dapat tercapai, maka kedua populasi telah menjadi dua spesies yang terpisah. Isolasi geografi dari sistem populasi diprediksi akan mengalami penyimpangan karena kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi gen awal yang berbeda, terjadi mutasi, pengaruh tekanan seleksi dari lingkungan yang berbeda, serta adanya pergeseran susunan genetis (genetic drift), ini memunculkan peluang untuk terbentuknya populasi kecil dengan membentuk koloni baru.

Suatu penghalang (barier) adalah keadaaan fisis ekologis yang mencegah terjadinya perpindahan-perpindahan spesies tertentu melewati batas ini dan suatu barier suatu spesies belum tentu merupakan barier bagi spesies lain. Perubahan waktu yang terjadi pada isolasi geografis menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga menghasilkan dua spesies yang berbeda.

Proses spesiasi Simpatri

Spesiasi simpatrik, spesies baru muncul di dalam lingkungan hidup populasi tetua; isolasi genetik berkembang dengan berbagai cara, tanpa adanya isolasi geografis. Model spesiasi simpatrik meliputi spesiasi gradual dan spontan. Sebagian besar model spesiasi simpatrik masih dalam kontroversi, kecuali pada model spesiasi spontan dan spesiasi poliploidi yang terjadi pada tumbuhan.

Hugo de Vries menyatakan bahwa spesiasi simpatrik dengan autopoliploidi yang terjadi pada tumbuhan bunga primrose (Oenothera lamarckiana) yang merupakan suatu spesies diploid dengan 14 kromosom. Di mana suatu saat muncul varian baru yang tidak biasanya diantara tumbuhan itu dan bersifat tetraploid dengan 28 kromosom. Selanjutnya bahwa tumbuhan itu tidak mampu kawin dengan bunga mawar diploid, spesies baru itu kemudian dinamai Oenothera gigas. Mekanisme lain spesiasi adalah alopoliploid yaitu kontribusi dua spesies yang berbeda terhadap suatu hibrid poliploid. Misalnya rumput Spartina anglica yang berasal dari hibridisasi Spartina maritima dengan Spartina alternaflora. Spesiasi simpatrik pada hewan contohnya serangga Rhagoletis sp.

Model-model spesiasi simpatrik didasarkan pada seleksi terpecah (distruptive selection), seperti ketika dua homozigot pada satu atau lebih lokus teradaptasi dengan sumber yang berbeda dan hal itu merupakan suatu multiple-niche polymorphism. Contohnya pada serangga herbivora bergenotip AA dan AA teradaptasi dengan spesies tumbuhan 1 dan 2, dimana genotip AA tidak teradaptasi dengan baik. Masing-masing homozigot ingin mempunyai fittes lebih tinggi jika dilakukan mating secara assortative dengan genotip yang mirip dan tidak menghasilkan keturunan heterozigot yang tidak fit. Assortative mating mungkin dipertimbangkan adanya lokus B yang dapat mempengaruhi perilaku kawin maupun mendorong serangga untuk memilih inang spesifik, yang pada tempat tersebut dapat ditemukan pasangan dan kemudian dapat bertelur. Jika BB dan Bb kawin hanya pada inang 2, perbedaan dalam pemilihan inang dapat mendasari terjadinya pengasingan/ isolasi reproduktif. Banyak dari serangga herbivora yang merupakan spesies yang berkerabat dekat dibatasi oleh perbedaan inang, terutama untuk pemenuhan kebutuhan makan, mating/kawin.

Proses spesiasi tidak SimpatriSpesiasi tidak simpatri adalah proses spesiasi yang terdapat dalam area geografi yang berbeda dibandingkan dengan area geografi suatu spesies yang paling berkerabat. Spesiasi tidak simpatri dapat dibagi tiga, yaitu spesiasi alopatri (spesiasi yang terjadi di daerah yang berjauhan atau berlainan dari satu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya), spesiasi parapatri (spesiasi terjadi di daerah yang bersebelahan dengan daerah dari suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya), spesiasi peripatri (spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya).1. Spesiasi Alopatrik (Allopatric Speciation)Terjadinya spesiasi alopatrik banyak dibuktikan melalui studi variasi geografi. Spesies yang beranekaragam secara geografis dari seluruh karakter dapat menghalangi pertukaran gen antara spesies simpatrik. Populasi yang terpisah secara geografis dapat terisolasi oleh kemandulan atau perbedaan perilaku dibandingkan dengan populasi yang berdekatan. Populasi yang terisolasi mungkin tidak dapat melakukan interbreeding jika mereka bertemu, karena bentuknya sangat menyimpang (divergent) dan kemudian masuk ke dalam simpatrik tetapi tidak terjadi interbreeding. Spesiasi alopatrik merupakan mekanisme isolasi yang terjadi secara gradual.Contoh bukti perbedaan alopatrik misalnya hewan air tawar menunjukkan keanekaragaman yang besar di daerah pegunungan yang banyak terisolasi dengan sistem sungai. Pada suatu pulau suatu spesies adalah homogen di atas rentang kontinen yang berbeda dalam hal penampilan, ekologi dan perilaku. Contoh spesiasi alopatrik lainnya adalah pembentukan spesies burung finch di Kepulauan Galapagos yang dikemukakan oleh Darwin. Menurut Darwin burung finch berasal dari satu nenek moyang burung yang sama.Spesiasi alopatrik juga dialami oleh tupai antelope di Grand Canyon. Di mana pada tebing selatan hidup tupai antelope harris (Ammospermophillus harris). Beberapa mil dari daerah itu pada sisi tebing utara hidup tupai antelope berekor putih harris (Ammospermophillus leucurus), yang berukuran sedikit lebih kecil dan memiliki ekor yang lebih pendek dengan warna putih di bawah ekornya. Ternyata di situ semua burung-burung dan organisme lain dapat dengan mudah menyebar melewati ngarai ini, tetapi tidak dapat dilewati oleh kedua jenis tupai ini.2. Spesiasi parapatrik/ Semi geografikJika seleksi menyokong dua alel berbeda yang berdekatan atau parapatrik, frekuensi sudah dapat ditetapkan. Dengan cukupnya seleksi pada suatu lokus yang berkontribusi terhadap isolasi reproduktif, populasi dapat membedakan kepada spesies yang terisolasi secara reproduktif. Zona bastar yang biasanya menandai untuk dapat terjadinya kontak sekunder sebenarnya sudah muncul secara in situ (melalui perbedaan populasi parapatrik dan spesies yang muncul juga parapatrik).Spesiasi Parapatrik merupakan spesiasi yang terjadi karena adanya variasi frekuensi kawin dalam suatu populasi yang menempati wilayah yang sama. Pada model ini, spesies induk tinggal di habitat yang kontinu tanpa ada isolasi geografi. Spesies baru terbentuk dari populasi yang berdekatan. Suatu populasi yang berada di dalam wilayah tertentu harus berusaha untuk beradaptasi dengan baik untuk menjamin kelangsungan hidupnya, dan usaha itu dimulai dengan memperluas daerah ke daerah lain yang masih berdekatan dengan daerah asalnya. Apabila di area yang baru ini terjadi seleksi, maka perubahan gen akan terakumulasi dan dua populasi akan berubah menjadi teradaptasikan dengan lingkungan barunya. Jika kemudian mereka berubah menjadi spesies lain (spesies yang berbeda), maka perbatasan ini akan diakui sebagai zona hibrid. Dengan demikian, dua populasi tersebut akan terpisah, namun secara geografis letaknya berdekatan sepanjang gradient lingkungan.Di dalam spesiasi parapatrik tidak ada barier ekstrinsik yang spesifik untuk gene flow. Populasi berlanjut, tetapi populasi tidak kawin secara acak, individu lebih mudah kawin dengan tetangganya secara geografis dari pada individu di dalam cakupan populasi yang berbeda. Artinya bahwa individu lebih mungkin untuk kawin dengan tetangganya daripada dengan individu yang ada dalam cakupan Di dalam gaya ini, penyimpangan boleh terjadi oleh karena arus gen dikurangi di dalam populasi dan bermacam-macam tekanan pemilihan ke seberang cakupan populasi.3. Spesiasi peripatrikSpesiasi peripatrik : proses spesiasi yang terjadi di daerah pinggir dari daerah suatu spesies yang paling dekat hubungan kekerabatannya. Suatu organisme memiliki kisaran toleransi tertentu, akibatnya jenis tersebut akan menempati daerah tertentu. Semakin jauh dari pusat penyebarannya, maka lingkungannya pun makin berbeda. Dengan demikian spesies yang menempati daerah tersebut akan semakin berbeda dengan spesies yang menempati pusat. Dengan demikian, interaksi antara populasi tersebut dengan populasi satu spesiesnya menjadi sangat terbatas.Pertemuan ke-4

Radiasi adaptif adalah proses dimana satu spesies berevolusi menjadi dua atau lebih spesies. Hal ini terjadi sebagai akibat dari populasi yang berbeda menjadi reproduktif terisolasi satu sama lain, biasanya dengan beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Pola percabangan evolusi akibat radiasi adaptif dikenal sebagai cladogenesis.Radiasi adaptif adalah evolusi divergensi anggota garis keturunan tunggal menjadi berbagai bentuk adaptif yang berbeda. Biasanya bentuk adaptif berbeda dalam penggunaan sumber daya atau habitat, dan divergensi ini terjadi dalam interval waktu yang relatif singkat geologis. Singkatnya, itu adalah kecenderungan sekelompok hewan untuk berkembang sebagai respon terhadap tekanan selektif dan beradaptasi dengan lingkungan mereka dengan cara yang berbeda.Kenyataan yang menunjukkan bahwa dijumpai anekaragam spesies dewasa ini, sedang fosil yang terekam menunjukkan bahwa jumlah spesies yang ada dahulu tidak sebanyak itu, membawa orang pada kesimpulan bahwa terjadi proses Pembelahan Evolutif spesies. Terjadi radiasi evolusioner, yang juga dapat disebut sebagai evolusi divergen. Proses evolusi yang terjadi sangat erat hubungannya dengan kemampuan beradaptasi suatu spesies dilingkungan yang baru, disamping tidak tidak dimungkinkannya persilangan antara spesies pendatang dengan spesies yang sudah ada, atau antara sesama spesies pendatang yang berlainan spesies.

Contoh yang nyata dari radiasi adaptif ini adalah burung Finch di Galapagos. Orang berteori bahwa burung Finch yang terdapat di Kepulauan Galapagos berasal dari Amerika Selatan yang berjarak lebih kurang 900 km, yang secara kebetulan terbuncang angin. Keadaan yang gersang dan terpencil menyebabkan bahwa antara penghuni kepulauan tersebut terjadi suatu kompetisi. Spesialisasi dalam menggunaan bahan makan adalah suatu cara yang terhormat dalam menghindarkan diri dari kekalahan berkompetisi. Dari sinilah kemudian lahir bermacam-macam burung Finch, diantaranya yang hidup di tanah dari biji-bijian yang berbeda. Ini dapat terlihat dari bentuk paruh yang berbeda. Berparuh pendek sebanyak 3 spesies, dan yang berparuh panjang 1 spesies, sebagai pemakan biji kaktus. Enam spesies dikenal sebagai burung yang hidup di pohon, sebagai pemakan biji, buah, serangga, di samping yang hidup dari madu.

Godfrey Harold Hardy seorang matematikawan Inggris dan Wilhelm Weinberg seorang dokter dari Jerman secara terpisah menemukan suatu hubungan matematik dari frekuensi gen dalam populasi, yang kemudian dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg. Hukum Hardy-Weinberg digunakan sebagai parameter untuk mengetahui apakah dalam suatu populasi sedang berlangsung evolusi ataukah tidak.

Harold Hardy dan Wilhelm WeinbergHukum ini menyatakan bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan frekuensi genotif akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak seksual, bila syarat berikut dipenuhi:

1. Genotif yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan) yang sama

2. Perkawinan yang terjadi berlangsung secara acak

3. Tidak ada mutasi gen

4. Tidak terjadi migrasi

5. Tidak terjadi seleksi

Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.Bila frekuensi gen yang satu dinyatakan dengan simbol p dan alelnya dengan simbol q, maka secara matematis hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

Contoh penggunaan hukum ini adalah sebagai berikut:

1.Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%,

a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?

b. Berapakah rasio genotifnya?

2.Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino.Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?

F. Metode PembelajaranCeramah, Diskusi kelompok dan Penugasan

G. Media dan Sumber BelajarMedia: Papan Tulis, Power Point, Video EvolusiSumber Belajar : D.A , Pratiwi. 2006. Biologi SMA XII. Jakarta : Erlangga

Campbell, BIOLOGY, 7th edition, 2005H. Langkah-Langkah Kegiatan PembelajaranPertemuan ke-1

1. Kegiatan Awal (10 menit)

Memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa.

Melakukan apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas yaitu tentang Teori Evolusi Darwin, misalnya dengan pertanyaan : " organisme yang hidup sekarang merupakan keturunan dari nenek moyang yang sama, apakah iya ?" kemudian mengkaitkan dengan teori evolusi dari berbagai tokoh Memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan manfaat mempelajari evolusi untuk memperlihatkan adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

2. Kegiatan Inti (70 menit)

KegiatanAktivitas Belajar

2.1 Mengamati (Observing) Siswa mengamati video tentang kehidupan makhluk hidup dari zaman ke zaman yang ditampilkan dikelas.

2.2 Menanya (Questioning) Setelah mengamati video tersebut, siswa menemukan masalah apa perbedaan dari masing-masing makhluk hidup yang berevolusi dari zaman ke zaman.

2.3 Mengumpulkan Data (Experimenting) Siswa secara berkelompok, mengumpulkan data yang diperlukan yang berkenaan dengan gagasan tentang teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya melalui video yang ditayangkan.

Melakukan diskusi tentang teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya melalui video yang ditayangkan.

2.4 Mengasosiasi (Associating) Siswa secara berkelompok, menganalisa data tentang teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya Siswa mendiskusikan perbedaan makhluk hidup dari zaman ke zaman yang merupakan ukti-bukti dari evolusi.

2.5. Mengomunikasikan (Communicating) Siswa merangkum hasil diskusi untuk memahami teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya melalui video yang ditayangkan. Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Memberikan klarifikasi atau penguatan berupa penjelasan sebagai penyempurnaan hasil presentasi siswa.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

Membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya melalui video yang ditayangkan.Memberikan apresiasi kepada siswa.

Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan datang yaitu Mekanisme Evolusi dan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan model / alat peraga yang diinginkan.

Memotivasi siswa untuk memperdalam materi teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya.yang telah didiskusikan dan mempelajari materi selanjutnya Mekanisme Evolusi.

Menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

Pertemuan ke-24. Kegiatan Awal (10 menit)

Memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa.

Melakukan apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas yaitu tentang Mekanisme Evolusi, misalnya dengan pertanyaan : " Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi, bagaimana prosesnya ?" kemudian mengkaitkan dengan mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi. Memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan manfaat mempelajari mekanisme evolusi untuk memahami peristiwa evolusi yang terjadi karena estafet pewarisan sifat orang tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5. Kegiatan Inti (70 menit)

KegiatanAktivitas Belajar

2.1 Mengamati (Observing) Siswa mengamati video-video Evolusi beberapa spesies yang ditayangkan dikelas sebagai hasil kerja tugas pertemuan sebelumnya.

2.2 Menanya (Questioning) Setelah mengamati video tersebut, siswa menemukan masalah apa perbedaan dari masing-masing spesies pada proses mekanisme evolusinya.

2.3 Mengumpulkan Data (Experimenting) Siswa secara berkelompok, mengumpulkan data yang diperlukan yang berkenaan dengan perbedaan dari masing-masing spesies dalam proses mekanisme evolusinya.

Melakukan diskusi tentang masing-masing spesies dalam proses mekanisme evolusinya didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi tersebut.

2.5 Mengasosiasi (Associating) Siswa secara berkelompok, menganalisa data tentang mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi tersebut melalui studi literatur dan video yang ditayangkan. Siswa mendiskusikan mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi.

5.5. Mengomunikasikan (Communicating) Siswa merangkum hasil diskusi untuk memahami mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi melalui studi literatur dan video yang ditayangkan. Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Memberikan klarifikasi atau penguatan berupa penjelasan sebagai penyempurnaan hasil presentasi siswa.

6. Kegiatan Akhir (10 menit)

Membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi.

Memberikan apresiasi kepada siswa.

Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan datang mengenai Isolasi Geografik dan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan model / alat peraga yang diinginkan.

Memotivasi siswa untuk memperdalam materi Mekanisme Evolusi yang telah didiskusikan dan mempelajari materi selanjutnya mengenai Isolasi Geografik.

Menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

Pertemuan ke-3

7. Kegiatan Awal (10 menit)

Memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa.

Melakukan apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas yaitu tentang Isolasi Geografik, misalnya dengan pertanyaan : " Isolasi geografik menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga menghasilkan dua spesies yang berbeda, seperti apakah isolasi geografik itu ?" kemudian mengkaitkan dengan terjadinya spesiasi di bumi Memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan manfaat mempelajari evolusi secra isolasi geografik untuk menjelaskan terjadinya spesiasi dibumi. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

8. Kegiatan Inti (70 menit)

KegiatanAktivitas Belajar

2.1 Mengamati (Observing) Siswa mengamati foto-foto spesies yang menunjukkan terjadinya evolusi pada spesies tersebut serta penjelasannya sebagai hasil kerja tugas pertemuan sebelumnya yang disampaikan dikelas.

2.2 Menanya (Questioning) Setelah mengamati foto-foto spesies yang menunjukkan terjadinya evolusi pada spesies tersebut serta penjelasannya, siswa menemukan masalah apa perbedaan dari masing-masing spesies yang menunjukkan adanya isolasi geografik sehingga dapat ditentukan terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri

2.3 Mengumpulkan Data (Experimenting) Siswa secara berkelompok, mengumpulkan data yang diperlukan yang berkenaan dengan perbedaan masing-masing spesies dalam terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri. Melakukan diskusi tentang perbedaan masing-masing spesies dalam terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri.

2.2 Mengasosiasi (Associating) Siswa secara berkelompok, menganalisa data tentang perbedaan terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri.

Siswa mendiskusikan perbedaan terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri

8.5. Mengomunikasikan (Communicating) Siswa merangkum hasil diskusi untuk memahami perbedaan terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Memberikan klarifikasi atau penguatan berupa penjelasan sebagai penyempurnaan hasil presentasi siswa.

9. Kegiatan Akhir (10 menit)

Membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri Memberikan apresiasi kepada siswa.

Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan datang mengenai Radiasi Adaptif dan Hukum Hardy-Weinberg dan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan model / alat peraga yang diinginkan.

Memotivasi siswa untuk memperdalam materi isolasi geografik mengenai terjadinya spesiasi dibumi yang telah didiskusikan dan mempelajari materi selanjutnya Radiasi Adaptif dan Hukum Hardy-Weinberg.

Menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

Pertemuan ke-4

10. Kegiatan Awal (5 menit)

Memberi salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa.

Melakukan apersepsi dengan menanyakan hal yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas yaitu tentang Radiasi adaptif dan Hukum Hardy-Weinberg, misalnya dengan pertanyaan : "Populasi yang berbeda menjadi reproduktif terisolasi satu sama lain, biasanya dengan beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda. Bagaimana ini bisa dijelaskan?" kemudian mengkaitkan dengan radiasi adaptif dan Hukum Hardy-Weinberg. Memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan manfaat mempelajari Radiasi Adaptif untuk menentukan proses terjadinya evolusi dan Hukum Hardy-Weinberg untuk penerapan perhitungan yang ada dalam kasus evolusi dikehidupan sehari-hari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

11. Kegiatan Inti (80 menit)

KegiatanAktivitas Belajar

2.1 Mengamati (Observing) Siswa mengamati foto dan video evolusi pada kasus burung Finch dan penjelasannya sebagai hasil kerja tugas pertemuan sebelumnya yang disampaikan dikelas.

2.2 Menanya (Questioning) Setelah mengamati foto dan video evolusi pada kasus burung Finch dan penjelasannya, siswa menemukan masalah bagaimana proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch, apa hubungannya dengan radiasi adaptif yang terjadi pada burung Finch. Apakah kasus evolusi dikehidupan sehari-hari ada perhitungan secara matematikanya, lalu bagaimana penerapannya dengan Hukum Hardy-Weinberg

2.3 Mengumpulkan Data (Experimenting) Siswa secara berkelompok, mengumpulkan data yang diperlukan yang berkenaan dengan menentukan proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch dan perhitungan pada penerapan Hukum Hardy-Weinberg Melakukan diskusi tentang menentukan proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch dan perhitungan pada penerapan Hukum Hardy-Weinberg

2.3 Mengasosiasi (Associating) Siswa secara berkelompok, menganalisa data tentang proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch dan perhitungan pada penerapan Hukum Hardy-Weinberg Siswa mendiskusikan proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch dan perhitungan pada penerapan Hukum Hardy-Weinberg

11.5. Mengomunikasikan (Communicating) Siswa merangkum hasil diskusi untuk memahami proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch dan perhitungan pada penerapan Hukum Hardy-Weinberg Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

Memberikan klarifikasi atau penguatan berupa penjelasan sebagai penyempurnaan hasil presentasi siswa.

12. Kegiatan Akhir (5 menit)

Membimbing siswa membuat kesimpulan mengenai proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch dan perhitungan pada penerapan Hukum Hardy-Weinberg. Memberikan apresiasi kepada siswa berupa evaluasi tugas menciptakan gagasan baru tentang teori evolusi dari pemahaman yang dimilikinya secara mandiri dari proses-proses pembelajarannya. Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan datang dan memberikan tugas kepada siswa secara berkelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan model / alat peraga yang diinginkan.

Memotivasi siswa untuk memperdalam materi evolusi yang telah didiskusikan dan mempelajari materi selanjutnya.

Menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

I. Penilaian1. Jenis Penilaian

a. Portofolio (Laporan Hasil Pengamatan dan Rangkuman)

b. Observasi Sikap

2. Instrumen Penilaian

a. Instrumen Penilaian Portofolio

b. Instrumen Penilaian Sikap

c. Instrumen Penilaian Diskusi

Jakarta, 29 Mei 2015

Mengetahui,

Kepala SMA Negeri 71 Jakarta

Guru Mata Pelajaran Biologi

Drs. Syamsul Bahri, M. Pd

Yunida Wulandari, S.Pd.

NIP. 12345678910

NIP. 3415122175

LEMBAR HASIL PENGAMATAN

Nama

:

Kelompok:

Kelas

:

No.Absen:Tujuan Pengamatan

Siswa mampu menentukan gagasan tentang teori evolusi menurut pandangan Darwin serta bukti-bukti evolusinya secara mandiri dari kehidupan sehari-hari melalui video yang ditayangkan.

Pengamatan video tentang kehidupan makhluk hidup dari zaman ke zaman

No.KejadianHasil Pengamatan

Spesies yang berperan :Interaksi yang terjadi :

Perubahan yang terjadi dari awal sampai akhir video :

Spesies yang berperan :

Interaksi yang terjadi :

Perubahan yang terjadi dari awal sampai akhir video :

Spesies yang berperan :

Interaksi yang terjadi :

Perubahan yang terjadi dari awal sampai akhir video :

LEMBAR HASIL PENGAMATAN

Nama

:

Kelompok:

Kelas

:

No.Absen:Tujuan Pengamatan

Siswa mampu menentukan mekanisme terjadinya evolusi didalam suatu populasi serta peranan mutasi bagi proses evolusi tersebut secara mandiri melalui studi literatur dan video yang ditayangkan.Pengamatan video tentang spesies yang mengalami evolusi

No.KejadianHasil Pengamatan

Spesies yang berperan :

Mekanisme Evolusi :

Spesies yang berperan :

Mekanisme Evolusi :

Spesies yang berperan :

Mekanisme Evolusi :

LEMBAR HASIL PENGAMATAN

Nama

:

Kelompok:

Kelas

:

No.Absen:Tujuan Pengamatan

Siswa mampu menentukan terjadinya spesiasi di bumi dengan proses simpatri dan tidak simpatri secara berkelompok melalui analisis contoh-contoh makhluk hidup yang sudah ada didalam kehidupan.Pengamatan foto-foto spesies yang menunjukkan terjadinya evolusi

No.KejadianHasil Pengamatan

Spesies yang berperan :

Proses Spesiasi :

Spesies yang berperan :

Proses Spesiasi :

Spesies yang berperan :

Proses Spesiasi :

LEMBAR HASIL PENGAMATAN

Nama

:

Kelompok:

Kelas

:

No.Absen:Tujuan Pengamatan

Siswa mampu menentukan proses terjadinya evolusi dengan penerapan pada kasus burung Finch secara berkelompok dari pemahaman yang dimilikinya melalui studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya.Pengamatan video dan foto burung Finch

No.KejadianHasil Pengamatan

Penerapan evolusi yang seperti apa :

Penerapan evolusi yang seperti apa :

Penerapan evolusi yang seperti apa :

SOAL PENERAPAN HUKUN HARDY-WEINBERG

Tujuan :

Siswa mampu menerapkan Hukum Hardy-Weinberg dengan perhitungan yang ada dalam kasus evolusi dikehidupan sehari-hari secara mandiri melalui studi literatur.1.Bila dalam suatu populasi masyarakat terdapat perasa kertas PTC 64% sedangkan bukan perasa PTC (tt) 36%,

a. Berapa frekuensi gen perasa (T) dan gen bukan perasa (t) dalam populasi tersebut?

b. Berapakah rasio genotifnya?

2.Dalam masyarakat A yang berpenduduk 10.000 orang terdapat 4 orang albino.Berapa orang pembawa sifat albino pada masyarakat tersebut?

TUGAS EVALUASI AKHIR PEMBELAJARAN EVOLUSITujuan :

Siswa mampu menciptakan gagasan baru tentang teori evolusi dari pemahaman yang dimilikinya secara mandiri dari proses-proses pembelajarannya

Tugas : Siswa membuat esay tertulis mengenai gagasan baru tentang teori evolusi dari pemahaman yang dimilikinya selama proses pembelajaran evolusi, ditulis dalam selembar folio bergaris.INSTRUMEN PENILAIAN

PENILAIAN PRESENTASI

NAMA SISWAASPEKTOTAL

KOMUNIKASISISTEM PENYAMPAIANWAWASANKEBERANIAN

Keterangan skor :

1=kurang

2=cukup

3=baik

4=baik sekali

PENILAIAN AFEKTIF DISKUSI

NAMA SISWAASPEKTOTAL

KOMUNIKASISISTEM PENYAMPAIANWAWASANKEBERANIAN

Keterangan skor :

1=tidak ada keberanian

2=kurang berani

3=berani

4=sangat beraniYUNIDA WULANDARI

3415122175

PBR 2012