literasi parenting - s3.amazonaws.com · contoh dengan rajin membaca, dan bercerita dengan...

I

LITERASI PARENTING

Isi_Literasi Parenting_HALDEP_Alt01_Oke_R02_Kirim.indd 1 6/13/2018 1:31:34 PM

II LITERASI PARENTING

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi

Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi

Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).


III

Penerbit PT Elex Media Komputindo

(Praktisi dan Akademisi Dunia Kreativitas Anak dan Pendidikan Keluarga di Rumah Kreatif Wadas Kelir)

Agar Anak-Anak Kita Hobi Membaca, Senang Berpikir,

dan Terampil Menulis

Heru Kurniawan Umi Khomsiyatun M. Hamid Samiaji

LITERASI PARENTING


IV LITERASI PARENTING

LITERASI PARENTING

Heru Kurniawan© 2018 Heru Kurniawan

Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia

Anggota IKAPI, Jakarta

718091004ISBN: 978-602-04-7654-4

978-602-04-7655-1 (Digital)

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan


KATA PENGANTAR ...................................................... XILITERASI PARENTING ITU: ..................................... XV

MEMAHAMI DUNIA MEMBACA ANAK-ANAK ................................................................... 1

1. Kenali Lima Tahapan Kemampuan Membaca Anak ................................................ 3

2. Kesiapan Orang Tua dalam Membaca Anak sebagai Ilmu Pengetahuan Hidup yang Bergerak .................................................. 8

3. Tiga Gaya Membacakan Buku yang akan Membuat Anak-Anak Kecanduan Membaca atau Dibacakan Buku oleh Orang Tuanya ................................................... 16

4. Memahami Arti dari Aktivitas Anak Menyobek Halaman Buku ........................... 22

5. Satu Hal yang Sulit Dimengerti Orang Tua Ketika Anak Memilih Bermain dengan Buku .................................. 26

Daftar Isi

DAFTAR ISI V


Bagi anak membaca bukanlah sebuah penge-tahuan. Akan tetapi membaca merupakan salah satu cara terbaik untuk menghasilkan

nutrisi dan gizi literasi yang menyehatkan pikiran anak. Untuk itu, sedini mungkin anak harus dikondisi-kan untuk hobi membaca. Sebabnya, melalui mem-baca semakin sehat pula pikiran anak, dan ini sangat baik untuk perkembangan anak saat usia dewasa nanti. Semakin sehat pikiran anak, maka akan semakin sehat pula negaranya. Sebab anak merupakan aset paling berharga sebuah negara.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana kemam-puan membaca anak-anak hari ini? Terlebih melihat fenomena di era digital saat ini, anak-anak lekat se-kali dengan yang namanya gadget. Untuk itu, perlu adanya keterampilan mengajarkan membaca yang

1

Kenali Lima Tahapan Kemampuan Membaca Anak

MEMAHAMI DUNIA MEMBACA ANAK-ANAK 3

Isi_Literasi Parenting_ISI_Alt01_Oke_R02_Kirim.indd 3 6/13/2018 1:30:04 PM

dibiasakan sejak dini. Akan tetapi sebelum sampai pada hal itu perlu diketahui tahap-tahap kemampuan membaca seorang anak.

Tujuannya, agar orang tua bisa memaksimalkan ke-mampuan membaca anak yang sesuai dengan tahap-an perkembangannya. Di sini Cochrane Efal, seba-gaimana dikutip Brewer (2019) menjelaskan bahwa setidaknya ada lima tahapan perkembangan mem-baca anak yang harus dipahami oleh orang tuanya. Kelima tahap perkembangan membaca itu adalah sebagai berikut.

Pertama, magical stage atau tahap fantasi. Pada tahap ini, anak akan menjadikan buku sebagai media main-an yang menyenangkan. Anak menggunakan buku untuk bermain dengan temannya, melihat, membalik halaman buku, juga membawa buku kesukaannya kesana kemari.

Maka, saat anak-anak bermain dengan buku. Meng-gunakan buku untuk dijadikan mainan atau bahkan dibuka-buka tidak beraturan, orang tua tidak boleh melarang. Justru sebaliknya, orang tua harus men-dampingi dan mengarahkan agar anak-anak bisa mengoptimalkan kemampuan tahap magical stage

4 LITERASI PARENTING


ini. Dengan cara ini, anak-anak sejak dini akan me-nyukai buku dan ini akan membantu anak-anak untuk menjadi pembaca buku kelak saat sudah dewasa.

Kedua, self concept stage atau tahap pembentukan konsep diri. Pada tahap ini anak sudah mulai terlibat dalam kegiatan membaca dengan berpura-pura membaca buku dan memahami gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Dari sini anak juga akan menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan tulisan yang ada di dalam buku.

Di sini anak sudah menyukai buku. Anak mengguna-kan buku untuk pura-pura melakukan kegiatan membaca, sekalipun anak sebenarnya belum bisa membaca. Di sini, orang tua harus sering memberikan contoh dengan rajin membaca, dan bercerita dengan membacakan buku. Ini akan semakin menambah keterpukauan anak pada buku sehingga anak-anak akan penasaran dengan buku, dan mencoba menirukan kegiatan membaca yang dilakukan orang tuanya.

Ketiga, bridging reading stage atau tahap membaca gambar. Pada tahap ini anak mulai tumbuh kesadaran akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang



pernah ditemui sebelumnya, anak juga sudah mulai mengenal huruf dan abjad, bahkan kata dari tokoh-tokoh dalam buku.

Di sini anak sudah menggunakan gambar sebagai media untuk bercerita. Orang tua pun harus mulai menyediakan buku-buku yang menarik dan penuh gambar sehingga anak-anak aktif menggunakan buku untuk melihat gambar, mengenal huruf dan kata, serta menyusun gambar-gambar dalam buku menjadi rangkaian cerita yang menyenangkan dan dipahami oleh anak. Pada tahap inilah anak sudah mulai paham dengan cerita yang disajikan dalam buku.

Keempat, take off reader stage atau tahap pengenal-an bacaan. Pada tahap ini anak mulai tertarik pada bacaan, dapat mengingat tulisan dalam konteks tertentu, berusaha mengenal tanda-tanda pada ling-kungan, serta membaca berbagai tanda, misal: papan iklan, kotak susu, rambu lalu lintas, dan lain-lain.

Di sini orang tua harus mulai mendampingi anak-anak memahami cerita. Anak dan diajak membaca bersa-ma dan bercerita dengan menyenangkan. Anak-anak akan suka dan akan mulai belajar membaca. Anak-



anak sudah tertarik ingin bisa membaca karena pe-nasaran dengan isi cerita.

Kelima, independent reader stage atau tahap mem-baca lancar. Pada tahap ini anak sudah dapat mem-baca tulisan dengan lancar tanpa dampingan dari orang terdekat. Bahkan anak juga mampu memahami dan berpikir kritis terhadap hasil pengalaman mem-bacanya. Jika sudah tahap ini, maka sediakanlah buku-buku bacaan yang disukai anak. Tujuannya agar anak terus membaca dalam menjalani hari-harinya.

Kelima tahapan ini tentu perlu diketahui bersama, terutama orang tua dan guru agar kelak anak-anak menjadi pembaca yang baik. Bukan hanya sekadar baik dalam membaca buku namun juga mampu membaca perihal fenomena yang terjadi di seke-lilingnya sehingga dari hasil pengalaman mem-bacanya mampu mengubah keadaan yang ada di sekitarnya. Ke arah yang lebih baik.



Saya menyaksikan sendiri, suasana saat saya bersama dengan anak-anak. Kami sedang makan telur puyuh bersama. Saat salah satu

anak, Zaka yang berusia empat tahun, mengambil salah satu telur puyuh, saya bertanya, “Apakah sudah bisa mengupas telurnya?” Zaka diam sejenak seperti sedang mengingat sesuatu sambil menatap saya.

Bibir mungilnya kemudian berceloteh, “Bisa, kan sudah pernah diajari Bunda Dian di PAUD!” Zaka kemudian bekerja keras mengupas telur puyuh itu. Sangat kesusahan, tetapi akhirnya bisa, sekalipun telur puyuh menjadi remuk. Zaka kemudian ter-senyum pada saya seraya berkata penuh bahagia, “Zaka, bisa, kan?”

Saya kemudian terhenyak. Ini sangat menakjub-kan bagi saya. Anak merupakan sosok yang dalam

2

Kesiapan Orang Tua Dalam Membaca Anak Sebagai Ilmu Pengetahuan Hidup yang Bergerak



setiap geraknya adalah ilmu pengetahuan. Zaka mengajarkan pada saya tentang banyak ilmu dari satu kejadian sederhana mengupas telur. Ilmu pengetahuan tentang daya ingat yang luar biasa, tentang kerja keras dan kesungguhan, tentang pengalaman yang menakjubkan, dan tentang cara menyikapi kemenangan yang membuat saya senang.

Inilah yang saya sebut anak-anak sebagai ilmu pe-ngetahuan hidup yang bergerak. Ilmu pengetahuan yang tidak disampaikan dengan kata-kata. Ilmu pengetahuan yang tidak bisa dibaca hanya dengan mata. Tapi, dapat dipahami dengan mengamati penuh keterbukaan kesadaran dan pengetahuan. Sehingga melalui sikap anak-anak kita akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk kehidupan ini.

Lihat saja anak yang menangis, jika kita sikapi dengan kemarahan, maka anak seakan sosok yang selalu mengusik ketenangan kita. Membuat repot dan menyusahkan. Selalu tidak bisa ditebak maksud dan keinginannya. Jika sudah berpikir demikian, kita pun menjadi emosi tak terperi. Ingin lari dari tanggung jawab kita sebagai orang tua.



HERU KURNIAWAN, lahir di Brebes, 22 Maret 1982. Aktivitas sehari-harinya se-bagai Pengajar di Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Purwokerto dengan fokus pada Pendidikan Anak Usia Dini; dan mengajar kreativitas anak-anak di Rumah Kreatif Wadas Kelir di Purwokerto Selatan.

Aktif menulis ratusan buku-buku bacaan dan aktivi-tas anak-anak. Kini tinggal di Rumah Kreatif Wadas kelir: Jln. Wadas Kelir Rt. 7 Rw. 5 Karangklesem – Purwokerto Selatan, Banyumas. Email: [email protected] dan Hp. 081564777990.

Profil Penulis

RIWAYAT PENULIS 137


UMI KHOMSIYATUN, lahir di Banyumas, 12 Januari 1994. Kini sedang menempuh pendidikan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Menjadi relawan pustaka di Rumah Kreatif Wadas Kelir. Telah menulis puluhan

buku-buku dongeng, aktivitas anak, dan parenting. Penulis bisa dihubungi melalui surel: [email protected]. Kini tinggal di Rumah Kreatif Wadas Kelir Purwokerto Selatan.

MUKHAMAD HAMID SAMIAJI, lahir di Banyumas, 19 Maret 1996. Kini sedang menempuh pendidikan S-1 Fakultas Tabiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Menjadi praktisi dan akademisi dunia anak dan pendidikan keluarga. Telah menulis buku-

buku parenting dan aktivitas anak. Tulisannya berupa esai, karya ilmiah, cerita anak dipublikasikan di media massa dan online. Penulis bisa dihubungi melalui surel: [email protected]. Kini tinggal di Rumah Kreatif Wadas Kelir Purwokerto Selatan.



literasi parenting - s3.amazonaws.com · contoh dengan rajin membaca, dan bercerita dengan...

Documents