lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2919/8/lampiran.pdf ·...

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

LAMPIRAN A: Shooting Script

Scene No Visual Audio

1 1 Establish Terlihat plat nama

makam keramat Buyut Jakiman

Ambient

2 Establish bagian dalam makam Ambient, Nyapu

3 Lasno Nyapu Ambient, ,Nyapu Dialog

4 Interview Lasno Ambient, Dialog

5 Lasno masukin sampah ke tong

sampah

Ambient, Dialog

6 Lasno buang sampah

ditumpukan sampah dalam

makam

Ambient, Dialog

7 Interview Lasno bersama teman Ambient, Dialog

8 Cut Away Makam diluar Ambient, Dialog

2 9 Kegiatan Lasno membersihkan

dalam Makam Uyut

Ambient

10 Interview Pak Musafit tentang

kinerja Lasno

Ambient, Dialog

11 Lasno bersih-bersih makam

uyut

Ambient, Dialog

12 Lasno nyapu di dalam makam

uyut

Ambient, Dialog

Penggunaan Element...,Kelvin Ganie,FSD UMN,2017

13 Establish di luar pintu makam Ambient

14 Lasno lagi mempersiapkan alat

ngepel

Ambient

15 Lasno mengambil air Ambient

16 Lasno mengepel di dalam

makam uyut

Ambient

17 Establish closing dari makam

buyut Jakiman

Ambient

3 18 Terlihat sebuah makam dari

atas untuk perlihatkan lokasi

makam tersebut dan sebagai

pembuka scene ilustrasi

MOS

19 Establish terlihat makam

keramat disekeliling

rerumputan tinggi

Dialog

20 Memperlihatkan posisi makam

dari samping

Dialog

21 Memperlihatkan pintu makam

dan kondisi sekitarnya

Dialog

22 Memperlihatkan posisi pintu

makam dari samping

Dialog


23 Memperlihatkan beberapa titik

terdapat makam di tempat

tersebut

Dialog

24 Memperlihatkan gubuk dari

belakang dan rerumputan tinggi

Dialog

25 Memperlihatkan kondisi bagian

dalam makam dan terdapat

hewan kucing

Dialog

26 Makam buyut pada tahun 2012

terdapat kain putih dan besi

hijau

Dialog

27 Memperlihatkan kembali

gubuk makam buyut

Dialog

28 Makam Buyut Jakiman dalam Dialog, Ambient

29 Bangunan Wakaf Dialog, Ambient

30 Interview Lasno Dialog, Ambient

4 31 Interview Haji Tiri tentang

keberadaan Lasno di makam

Dialog Ambient

5 32 Establish plat nama makam

keramat pada malam hari

Ambient

33 Terlihat para penziarah duduk

di sekitar taman makam

Ambient


34 Terlihat para penziarah duduk

di teras makam termasuk

dengan pemilik makam

Ambient

35 Terlihat penziarah masuk ke

makam dengan sepeda motor

Ambient

36 Lasno berada di teras makam Ambient, Dialog

37 Lasno mengobrol dengan

peziarah

Ambient, Dialog

38 Para penziarah mulai masuk ke

makam uyut

Ambient, Dialog

39 Para penziarah mulai bersiap Ambient,

40 Pak Ustad memimpin ziarah

malam jumat

Ambient

41 Terlihat Lasno mengikuti

kegiatan ziarah

Ambient

42 Terlihat Lasno mengikuti

kegiatan ziarah dari angle lain

Ambient, Dialog

43 Terlihat Lasno bersama

penziarah dalam pemilik

makam

Ambient, Dialog

44 Para penziarah satu persatu

mulai meninggalkan makam

Ambient


6 45 Terlihat Lasno membakar

sesuatu

Ambient

46 Terlihat api dan arang pada

panggangan

Ambient

47 Lasno mengambil arang Ambient

48 Lasno memasukan arang ke

panggangan

Ambient

49 Lasno mengipas arang dengan

tutup panci

Ambient, Dialog

50 Lasno membakar jagung Ambient, Dialog

51 Terlihat teman-teman Lasno Ambient, Dialog

52 Lasno menuangkan minuman

ke gelas

Ambient, Dialog

7 53 Terlihat establish makam

dengan gedung tinggi

Ambient, Dialog

54 Terlihat bahan bangunan pasir Ambient, Dialog

55 Terlihat bahan batu keramik Ambient, Dialog

56 Lasno melihat sekeliling sambil

melihat bangunan makam

Ambient, Dialog

57 Terlihat bahan bangunan Ambient, Dialog

58 Terlihat bahan bangunan semen Ambient, Dialog


59 Lasno memindahkan bahan

bangunan ke samping bangunan

makam

Ambient, Dialog

60 Lasno memindahkan bahan

bangunan dan setelah selesai

Lasno pergi ke arah belakang

Ambient, Dialog

61 Establish closing makam lewat

Drone

Ambient


LAMPIRAN B: Transkrip

Nama File : VR_2016_11_13_1017_27

Ganie: nah, kita mulai dari satu-satu aja.

Lasno: Yak. Dulu ini... Di sebelah sini dulu itu sawah. Sebelum ada perumahan-

perumahan, kanan kiri bagian ini sawah, masih tanah-tanah, apa namanya?

Rumput-rumput liar. Masih jalannya jalan stuck waktu itu, jalan tanah.

Ganie: Ng.

Lasno: Belum apa namanya, belum diaspal. Ya itu benar, belum kayak gini. Tapi

sebelum perumahan alam sutera ini ada, di wilayah sini itu sawah. Seperti tanah-

tanah kosong. Daerah sini termasuk daerah rimbun.

Ganie: Kalau ini?

Lasn: Yah, itu dulu, sebelahnya sini dulu sawah. Sini dulu tuh sawah. Di

sekeliling ini dulu pohon-pohon, apa namanya dulunya tuh sebelum.. Kalau

sekarang kan sudah di... apa namanya? Udah dibikin perumahan Palma ya? Kalau

dulu-dulu itu apa, alas apa, pohon karet.

Ganie: Berarti ini dulunya pohon karet ya?

Lasno: Depan ini, eehh.... sawah. Dulunya sawah.

Ganie: Kalau di sebelah kiri?

Lasno: ruas sini, dulu kampung, kampung eh, kampung kelapa.

Ganie: Kampung Kelapa. Nama kampungnya apa?

Lasno: Kampung kelapa.

Ganie: Kampung kelapa ya?

Lasno: iya.


Ganie: Gak masuk. Kita masuk pintu... pintu masuk. Nah.

Lasno: Yah, ini nggak...

Ganie: Kalau yang di pintu masuk ini dulunya apa?

Lasno: Dulunya makam ini dari dulu udah ada. Yah, beberapa titik udah ada

makamnya. Cuma ini dulu tanahnya masih jalan tanah. Masih jalan tanah terus

rumput-rumput masih tinggi.

Ganie: berarti di sekitar itu rumputnya tinggi-tinggi?

Lasno: iya.

Ganie: dan pohonnya masih banyak ya?

Lasno: masih banyak.

Ganie: Kalau dari bangunan? Gimana?

Lasno: Bangunan dulu masih... ya masih atap-atap ya. Atap begini juga... apa

namanya... masih jelek la, kecil la istilahnya dulu itu. Masih...

Ganie : terus, kita masuk di bagian... terus habis itu ada bagian apa aja pohonnya?

Lasno : Pohon palem, terus ancana sama pohon apa tuh ya satunya? Kayak pohon

seri gitu.

Ganie: berarti banyak pohon ya?

Lasno: eh eh. Masih banyak. Kalau sebelum itukan masih pohon ini, apa

namanya... jambu muyut itu apa namanya?

Org lain: jambu mete

Lasno: Jambu mete. Dulu, lagi, sebelum, masih, sebelum ke sini lah, itu masih

tahun dengan beberapa tahun gitu.

Ganie: tahun berapa itu?


Lasno: yah... 15 tahun la atau 16 tahun la itu masih pohon mete.

Ganie: kalau di belakang berlin itu apa? Ada apa?

Lasno: Kalau di berlin itu pohon ancana atau pohon apa.. ngggg... ambon. Pohon

ambon.

Ganie: Tinggi ya?

Lasno: iya.

Ganie: Jadi ini dulu atapnya juga...

Lasno : Atap? Iya.

Ganie: Bambu ya?

Lasno: ng ng. Dan masih jarang orang datang kemari itu masih 1 2, 1 2 gitu. Dan

ternyata dengan masuknya alam sutera, barulah orang-orang memahami dan

mengerti bahwa di sini memiliki suatu keanehan. Ketika alam sutera mau

membangun daerah ini, untuk dijadikan suatu jalan, sehingga dilihat oleh bagian

tata kota jalan beliau, ini semuanya air. Sehingga, menurut keterangan dari pihak

alam sutera ini tidak bisa dijadikan jalan karena penuh dengan air. Kalau

sebetulnya ini tidak ada air sama sekali. Di bagian-bagian ini seperti itu sehingga

alam sutera itu tidak berani untuk merombak dan menghilangkan yang namanya

keramat ini gitu.

Ganie: itu mereka, alam sutera melihat air itu dari mana?

Lasno: Dari atas.

Ganie; Dan kita masuk ke... apa lagi ya? Kalau ini bisa dijelasin?

Lasno : Kalau ini memang posisi dulunya memang begini, masih, masih, ya masih

ini ya, masih belum ini. Itupun besi sama itunya masih ada.


Org lain: Besi buat dapur itu. Hehe.

Lasno : itu dulu kecil.

Ganie: itu permintaan buyutnya ya?

Lasno: iya. Ini juga, keramiknya juga keramik-keramik bekas. Ya keramik

seadanya lah, istilahnya jaman dulu itu mah. Gak terlalu bagus.

Ganie: kalau ini, ininya apa ya?

Lasno: Celangguk. Celangguknya itu ya celangguk ini, celangguk buat penutup

dia biar gak ada debu atau apa.

Ganie: Dia apa?

Lasno: ng?

Ganie: Dia itu siapa?

Lasno: apanya? Ini, buat si makam leluhur. Ya nggak dibuang dan biar gak

gampang kotor.

Ganie: ini buat makam buyut ya?

Lasno: iya.

Ganie: terus di belakang ada dua?

Lasno: ada dua. Ada dua, pintu gak ada. Di situ satu, yang di sisi itu benar.

Ganie: ini cerita mbak tahun berapa ini?

Lasno: itu, sekitar tahun 2012. Iya.

Ganie: Pas lasno masih di sini ya?

Lasno: Iya. Berziarah terus 2013 aku ke sini. 13, 14, bulan apa itu baru bangun

ini. Ya, tahun 2014 baru bangun ini. Sekarang jadi ini. Direhap semua.

Ganie: Jadi dari yang ini langsung ke sini ya?


Lasmo: iya.

Ganie: Makasih mas.

Lasno: sip.


Nama File : MV1_5593

Dimas : oh ya mas, kalau cerita yang ini, pas masih bangun, ada cerita nggak?

Awalnya gimana.

Lasno : Kalau cerita itu pas bangun dari apa ya.

Dimas : Dari nol ya?

Lasno: Sebenarnya sih sebelum ini aku bangun udah ada di pikiranku dulu. Itu gak

lama kemudian barulah bangun. Jadi dulu itu kan waktu masih ini ya, masih gubuk.

Masih gubuk, duduk sini, rumputnya masih tinggi-tinggi. Pohonnya masih lintang.

Sendirian aja. Habis maghrib tidur sini, sendiri. Masih bala lah semua. Dulunya sih

apa ya? Alang-alang. Aku itu mikir kapan ini jadi bagus.

Dimas: Terus sempat mikir apa?

Lasno: Nggak, sudah mikir nggak. Sudah mikir duluan.

Dimas: Tapi itu sebelum pembangunan ya?

Lasno: Belum. Masih di dalam hayalan doang lah. Jadi aku menghayal, menghayal,

dan menghayal. Sendirian itu. Masuk sendiri, sepi.

Dimas : Masih, peziarahnya, sebanyak ini apa...

Lasno: Penziarahnya itu cuma ada orang ziarah cuma malam jumat doang. Nanti

yang lain hari itu jarang. Jarang banget. Masih sepi lah itu, 1 2 lah. Itupun, makanya

kan itu tadi. Orang sampai orang hanya, sampai orang dalam. Warung mangga. Mas

kalau ini hujan gimana. Ya aku jawab kalau hujan ya bocor pak kita gak bisa tidur,

apalagi kalau malam. Bilang gitu kan. Terus dia bilang gini. Supaya ini gak bocor


gimana? Mas yang tanya gitu. Ya kalau gak bocor mah bawahnya didasari bio

karbonat pak, baru atasnya atap. Itu kalau mau atapnya gak mau hilang.

Dimas : Itu peziarah dia?

Lasno : itu orang yang dulunya udah pernah ke sini.

Dimas : Sebelum mas ke sini?

Lasno: Orang ziarah. Orang yang berdoa di sini. Terus, ini, gimana mas supaya ini.

ya bapak kalau mau, apa namanya, memperbaikin, ya aku minta pojokan sana pak

yang itu. Lilin, ditutup dulu.

Dimas: Itu lubang mas?

Lasno: hm?

Dimas : itu lubang dulunya?

Lasno: dulu lubang ambruk itu piringnya, lalu ini. Alhambulillah, akhirnya,

yaudah, itu entar biar ini, apa yang dibetulin apa yang diperluin, kata beliau yaudah

pak entar insyaallah tak tulisin apa yang diperluin di sini. Alhambulillah, tadinya

pager, terus, tadinya juga tidak mau dilepasin semua, tadinya mau diperbaikin

ajalah yang rusak-rusak. Ternyata temboknya udah lapuk semua nggak layak, yang

aslinya itu. Yaudah akhirnya tak ambrukin semua. Diperlebarlah, setelah

diperlebar, panjang digedein, kasih musholla, kan tadinya gak ada musholla, Cuma

tempat-tempat ngobrol biasa.


Nama File : 0075

Dimas : Ayo. Sudah siap? 3, 2, 1. Yuk.

Lasno : Kenapa, kenapa aku jaga di sini? Itu sebenarnya dari panggilan hati kecil,

ya. Dari... apa namanya? Aku sendiri juga tak tahu aku harus di sini menjaga atau

apa tuh aku gak mundeng. Di sini dari panggilan dari beliau sendiri. Istilahnya,

kenapa kok ini gak dirawat gitu, gak dibersihin, gak di apa namanya itu,

dikembangkan. Alhambulillah akhirnya sudah jadi berkembang. Sejak jadi begini

ya alhambullilah juga, karena itulah tadi awalnya dari kecil, bersih-bersih, bersih-

bersih. Lama kelamaan akhirnya donatur membangun ini.

Dimas: Jadi, apa, jaga sini keinginan sendiri ya, mas.

Lasno: Sendiri, gak ada suruhan dari siapa-siapa gak ada sama sekali.

Dimas : awalnya langsung masuk apa ijin ke pak haji?

Lasno : awalnya gak masuk gak ijin. Awalnya, masuk, terus ada temen yang

namanya asep, sebelum saya, ada namanya mbah asep, dia suruh nungguin. Nah

bang asep ke sini, sebelumnya aku sudah di sini, sudah ziarah, sudah sering ziarah

ke sini, gitu. Ya kan? Waktu masih, dulu, masih sini perumahan ini belum ada, ya,

belum ada, rumah palma baru dibangun. Itu, dulu pernah ziarah, lama gak ke sini

ke sini. Terus aku ke sini lagi ketemu bang asep. Terus bang asep ngajak temeni.

Alhambulillah, Terus dia mau ke sini, ya aku bersih-bersih. Nyapuin, apa. Bersihin

mbah buyut, apa bersijah apa. Biasanya kalau habis hujan kan balak sama anak-

anak banyak. Terus waktu masih itu kan masih akar masih banyak kotoran kalau

habis hujan. Itu harus dibersihin. Sampe berapa tahun, dua tahun, kurang lebih dua


tahun, baru bangun ini. alhambulillah sampai sekarang ini kira-kira seperti ini. Dari

jarang pengunjung, istilahnya, banyak yang berdatang lah. Yang datang juga

semakin banyak, dan, apa, semakin ramai.

Dimas : Eh, apa? Sekarang tujuan mas. Kaya tujuan. Sekarang mas ngomong tujuan

saya apa gitu. Pas sudah di sini selama dua tahun.

Lasno : Kalau selama ini tujuan yang ke depan. Insya allah ke depannya nanti aku

mau mencari yang tempat sepi lagi jadi, di, istilahnya di tempat yang sepi, itukan

sebelum ini, diramein lagi supaya makin banyak. Ya entar waktu sini entar nanti

nyari tempat lagi, tempat lain, ya kan, yang tadinya sepi, ya harus diangkat lagi. Itu

aku mau membangun tuh sudah ada rencana seperti itu. Sini sudah rame, suatu saat

kan kita nyari lagi gitu. Nyari lagi yang tadinya sepi, harus dinaikin lagi di

sekeliling. Kalau ada ngebantu harus diginiin, diperbaiki lagi.

Dimas : Oh, berarti gak terkunci di sini selamanya ya?

Lasno: Nggak, karena kalau kita tuh panggilan. Kalau panggilan dari buyut tuh gak

terkunci. Sewaktu saat kita pindah ke mana ke tempat yang lain. Karena ya buyut-

buyut ini kan leluhur ini banyak yang berhenti, yang hasilnya sungguh rawat. Di

sini kan sudah rame. Yah, seandainya ini udah rame, aku kan bisa nyari tempat yang

lebih sepi lagi di... apa namanya? Dibangkitkan lagi. Istilahnya, biar rame lah. Di

musholla atau di tempat apa. Biar bersih. Insyaallah ada. Tempat izin tempatnya

sudah ada. Insyaallah. Tapi aku nggak semudah secepat itu. Butuh panggilan lagi

rencananya. Kalau udah waktu udah pas, itu udah pas, ini udah ini, udah rame, udah

makin rame, udah, insyaallah, ada panggilan lagi.

Dimas : Itu tujuan ke depannya ke...


Lasno : iya.

Dimas : Makam baru lagi?

Lasno : Insyaallah seperti itu. Insyallah.

Dimas : Berdua apa sendiri? Sama bang guntur?

Lasno: Kalau mungkin ya saya sendiri. Saya sendiri karena bang guntur juga, apa

namanya, ada acara, isitlahnya, ayo kita nyari tempat ini, yang nggak dirawat, ya

dirawat. Supaya bagus lagi. Seperti itu. Bang guntur juga seperti itu.

Dimas : Jadi, kaya, perantauan gitu ya?

Lasno : Betul, ya merantau sih nggak ya. Mereka tuh kaya begini ya. Mereka tuh

kan kaya hiburan. Mereka di sini kita hati senang, bersih, bermanfaat gitu.

Dimas : Jadi kerja kaya hiburan gitu?

Lasno : iya. Kerja sampingan. Kita kerja. Terus siang kerja. Kalau malam ya lewat

pulang kerja juga bersih-bersih. Nyapu tempat halaman bersih. Ya seperti itu terus

tiap hari.

Dimas : Kalau siang-siang gitu kerjanya apa mas? Tadi ngomong kalau siang saya

kerja gitu.

Lasno: Kalau siang, kita tuh kan, kerjanya macam-macam. Bukan di proyek aja.

Dateng nolong orang, istilahnya. Yah, men ada orang minta bantuan kita bantu.

Selain ini, ada proyek, ya. Lapak, atau apapun yang berdiut ya kita bantu. Semuanya

kita pegang, kerja. Ya, walaupun ada selisih dikit, ya kita gak apa juga, kantong

kasnya beliau gitu. Mau ngasih ya alhambullillah kalau nggak ya bersyukur gitu.

Dimas : Jadi, apa, jadi profesi penjaga keinginan sendiri?


Lasno : Itu sebenarnya gimana ya? Susah. Itu tadi, kembali lagi. Itu panggilan

sebenarnya. Bukan kita... memang susah. Orang mau jaga ini ya misalnya, mau

menjaga. Itu kan kadang-kadang, ya ada yang gak cocok sama ahli waris ada yang

ini, gak cocok sama ininya, ia maksa. Kalau kita gak maksa. Jadi kita tuh gak maksa,

perlahan-lahan. Pelan-pelan. Sama bersihin tempat. Lama, memang prosesnya

lama. 1 2 tahun la. Tempat , terus, sama, isitlahnya misalnya kaya ini kan ada ahli

warisnya kita harus sopan, harus ini, bisa mengambil hatinya beliau. Ini saling-

saling ini aja.

Dimas : kontak-kontakan gitu?

Lasno : Ng ng. Sama belaiu juga iya, sama ahli waris juga iya, gitu. Jadi kita tuh

harus, jangan sampai ini, gitu, manfaatin satu sama lain, nggak. Ini juga gak

manfaatin, masalah... apa namanya.... ke depannya nanti, insayallah, ya itu tadi, aku

akan mencari yang, tempat sepi lagi. Yang keramat, yang istilahnya yang kurang,

yang tempat keramat sepi, diramein. Insyaallah, ke depannya akan seperti itu.

Dimas : Rencana tahun depan apa tahun ini?

Lasno : Ya, belum bisa, bisa direncanain, belum bisa. Itu kan, kalau dahulu di sini

kan, kita gak punya rencana. Aku harus seperti ini, nggak. Pelan-pelan dulu. Kita

ibaratnya masuk rumah itu, ini orangnya enak nggak. Atau orang ini perlu gak, gitu.

Terus, dari satu lain dan satu lain itu ya, ahli warisnya ini enak gak. Percaya gak,

alhambulillah, di sini, ahli waris, udah semuanya, merasain ini tamu. Tempat begini

sudah penuh. Dan sekarang, alhambulillah, rame.

Dimas : Hubungan sama ahli waris, kaya apa sekarang?


Lasno : Sekarang sudah kaya saudara. Kaya saudara, ya istilahnya ya kalau ahli

waris ya istilahnya kaya apa, haji satiri butuh bantuan kita bantu gitu. Bang mail

atau keluarganya beliau itu minta bantuan ya juga kita bantu. Ya sudah kaya saudara

aja yang... jadi apa namanya, nggak, nggak, apa istilahnya, aku nggak harus ke sini

aja nggak. Ya butuh bantuan. Yang satu ya kitanya nggak, nggak harus rkeluarga

di sini. Semuanya orang lain juga bisa. Dan memerlukan bantuan. Itu aja.

Dimas : udah.


LAMPIRAN C: Lembar Bimbingan


LAMPIRAN D: Surat Izin Rilis


lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2919/8/lampiran.pdf ·...

Documents