lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/181/8/lampiran.pdf · nama...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
RIWAYAT HIDUP
NAMA : NADIA JOVITA INJILIA RISO
TEMPAT, TANGGAL LAHIR : JAKARTA, 22 NOVEMBER 1994
TEMPAT TINGGAL : PERUMAHAN WISMA JAYA, BEKASI TIMUR
PENDIDIKAN
TK SANTA MARIA MONICA (1998-2000)
SD STRADA BUDI LUHUR II (2000-2006)
SMP STRADA BUDI LUHUR (2006-2009)
SMA MARSUDIRINI BEKASI (2009-2012)
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (2012-2016)
PENGALAMAN BEKERJA
REPORTER MAGANG DI SUARA PEMBARUAN (JULI – OKTOBER 2015)
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Nama narasumber : Nabila Andarys
2. Umur : 17 tahun
3. Pekerjaan : Pelajar
4. Domisili : Rawamangun, Jakarta Timur
5. Tanggal wawancara : 6 Juni 2016
6. Tempat, tanggal lahir : 17 Juli 1999
Nabila: Iya halo.
Nadia: Halo. Dengan Nabila?
Nabila: Iya ini aku sendiri.
Nadia: Oh iya. Hai makasih yah udah mau bantuin aku untuk wawancara buat skripsi.
Nabila: Iya gapapa kok.
Nadia: Ini gapapa yah aku rekam, yah. Soalnya aku harus buat transkripnya.
Nabila: Oh, gak masalah aku sih.
Nadia: Ok yah. Duh makasih. Maaf yah ganggu malem-malem.
Nabila: Gak kok nggak ngeganggu.
Nadia: Ok. Sebelumnya tolong sebutin nama kamu, umur, dan pekerjaan kamu.
Nabila: Nama aku Nabila, 17 tahun, sekarang masih pelajar.
Nadia: Masih pelajar.
Nabila: SMA.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Nah ok. Pertanyaan pertamanya, sejak kapan kamu mulai suka sama Shinhwa?
Nabila: Oh. Kalau suka sama Shinhwa sih dari awal 2015.
Nadia: Itu kenapa? Awalnya kayak gimana tolong ceritain dong.
Nabila: Oh. Jadi awalnya suka Shinhwa tuh pertamanya ngedenger lagu di radio, lagu
yang Memory. Trus abis itu ada juga lagu yang Sniper. Nah sejak saat itu udah mulai
suka karena lagunya bagus, nyari video clipnya, nonton, trus nonton abis itu mereka
keliatan kayak ganteng semua yah. Nah terus abis itu cari video-video lain. akhirnya
lama-lama suka, terus nonton MV-MV, terus langsung ke Shinhwa Broadcast. Terus
abis itu, setelah nonton Shinhwa Broadcast itu, baru berani, apa yah, menamakan aku
sebagai Shinhwa Changjo, gitu loh.
Nadia: Ok. Terus pertama kali suka sama Shinhwa ada gak anggota yang langsung
“Oh gue sukanya sama yang ini nih,”.
Nabila: Oh biasa sih yah kalau baru pertama kali sukanya sama Eric. Nah abis itu
suka ngeliat yang lain, jadi suka sama yang lain. Sekarang sih sukanya sama
Dongwan dan Andy. Sebenernya semuanya suka cuma yang favorit dua itu.
Nadia: Yang favorit dua itu. Trus ada gak alasan khusus suka sama member itu? Apa
cuma karena “Oh gue emang suka nih. Gak ada alasan khusus,” begitu?
Nabila: Alasan khusus sih mungkin karena mereka personalitynya lucu, yah.
Dongwan apalagi. Karena Dongwan itu jujur banget, sama fansnya, gimana yah?
Sama fansnya itu beda aja. Udah itu aja sih kayaknya.
Nadia: Ok. Nah sekarang masuk ke pertanyaan ini nih. Kamu mulai buat akun Twitter
itu kira-kira kapan. Gak usah yang lengkap, tahunnya aja deh kalo gak inget itunya.
Kira-kira kapan?
Nabila: Account Twitter yang aku pake sekarang yah?
Nadia: Iya yang kamu pakai sekarang.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nabila: Akun Twitter itu sih dulu dibikinnya tahun 2012 yah. Tapi itu awalnya cuma
buat roleplayer, trus ganti fungsi jadi akun fangirling sejak awal 2014.
Nadia: Kenapa akhirnya dari roleplayer ganti fungsi jadi fangirling?
Nabila: Yak arena awalnya sekarang di roleplayer itu jadi sepi gitu kan, jadi bosen.
Akhirnya didiemin dulu kira-kira beberapa bulan, baru abis itu diganti. Karena aku
juga males bikin account baru sih.
Nadia: Terus awalnya buat Twitter itu kenapa?
Nabila: Buat Twitter? Buat apa yah waktu itu? Dulu sih Twitter cuma buat roleplayer
atau gak buat ngobrol dengan sesama teman aja. Awalnya bikin Twitter itu tujuannya
bukan buat fangirling.
Nadia: Hmmm gitu. Oh iya tadi kan kamu ngomong, apa, nge-mention tentang
roleplayer. Bisa dijelasin dikit roleplayer itu kayak gimana sih?
Nabila: Oh. Roleplayer itu kayak….. apa…. kayak kita berpura-pura jadi artis atau
idola yang kita suka gitu. Jadi cuma…. sebenernya sih kayak ngobrol biasa aja, cuma
identitas kita gak ada yang tahu. Kita diketahuinya cuma sebagai artis yang kita suka
aja.
Nadia: Gitu. Setelah itu, konten Twitter kamu itu apakah nyampur dengan grup lain
atau apakah sebagian besar tentang Shinhwa?
Nabila: Sebenernya sih nyampur yah. Nyampur semua gitu.
Nadia: Nyampur yah. Pokoknya misalkan ada Suju, ada Shinhwa juga, gitu?
Nabila: Iya.
Nadia: Kalau misalkan lagi di Twitter, hal yang biasanya kamu lakukan itu apa sih?
Apakah nge-tweet, retweet, nge-like, atau apapun itu?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nabila: Paling sering sebenernya retweet. Trus abis itu nge-tweet cuma buat komen-
komen sesuatu kayak kalau ada post foto-foto yang mungkin yang “wow”,
gitu loh.
Nadia: Yang pokoknya oppa tiba-tiba terlihat ganteng, gitu yah?
Nabila: Iya.
Nadia: Kalau misalkan lagi di Twitter nih, pas lagi ngebahas Shinhwa biasanya apa
aja sih yang dibahas? Apakah emang kayak cuman, kayak misalkan sekarang
ini Dongwan lagi musikal, Eric dengan dramanya, trus Junjin lagi shooting
filmnya di China, atau biasanya apa aja sih yang kamu bahas di Twitter kalau
tentang Shinhwa aja?
Nabila: Oke. Kalau Shinhwa sih tentang activities mereka aja. Terus yang baru-baru
ini aku bahas terus tuh tentang dramanya Eric, abis itu mungkin kalau liat dari
bulan-bulan yang lalu tentang annivnya Shinhwa, terus liberation daynya,
terus juga mungkin masih ada yang suka salah paham gitu sama Shinhwa.
Salah paham tentang mereka yang reunite atau reuni gitu. Itu kan salah yah.
Jadi mungkin aku masih suka ngomongin tentang itu.
Nadia: Nah kalau misalkan dengan sesama penggemar Shinhwa yang kamu follow,
itu omongannya apa aja sih?
Nabila: Oh itu. Apa yah? Kalau sesama penggemar Shinhwa paling ngomongin solo
activities mereka atau nggak cansnya mereka, gitu. Kalau yang berat-berat
biasanya sih suka ngomong juga. Cuma gak sebanyak kalau ngomongin wow
nya mereka.
Nadia: Gitu. Bentar aku tiba-tiba lupa. Kalau misalkan ngobrol sama sesama Shinhwa
Changjo nih, biasanya apakah kamu duluan yang memulai percakapan atau
kamu nge-tweet sesuatu tentang Shinhwa baru abis itu ada orang yang
nimbrung?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nabila: Kayaknya lebih sering aku deh. Lebih sering aku yang memulai percakapan.
Nadia: Yang nimbrung yah?
Nabila: Kayaknya sih yah.
Nadia: Ok. Jadi pokoknya ada yang nge-tweet tentang Shinhwa terus kamu mention
balik, abis itu baru percakapannya langsung gitu aja kan, mulai maksudnya
mengalir gitu aja.
Nabila: Iya.
Nadia: Nah terus kan di setiap fandom nih ada semacem itu kan, semacem istilah
yang hanya diketahui fandom-fandom itu. Kayak misalkan ELF ada istilahnya
sendiri di dalam fandomnya, terus kayak Cassiopeia juga ada. Kalau misalkan
di Shinhwa Changjo sendiri nih ada gak sih istilah-istilah yang kamu tahu
mengenai Shinhwa?
Nabila: Istilah-istilah yah? Aduh tiba-tiba lupa. Paling…apa yah? Aduh jadi gak enak.
Nadia: Ya udah gapapa sebut aja. Sebut aja.
Nabila: Paling yang sering istilah-istilah kayak gitu…… apa yah? “Oppayam”, gitu.
Terus “we are not responsible with your lives” gitu. Terus gara-gara di grup
juga sih, JJJ.
Nadia: Iya JJJ. Terus?
Nabila: Terus apalagi yah? Uhmm sebentar gak inget…. Aduh….. kayaknya sih
banyak cuma tiba-tiba lupa.
Nadia: Oh misalkan kayak ini. Kalau Hyesung kan Mama Bird, Junjin Baby Bird.
Gitu kan?
Nabila: Oh… iya.
Nadia: Trus apalagi sih setelahnya?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nabila: Minbong
Nadia: Oh iya Minbong. Itu kan asalnya dari Shinhwa Broadcast.
Nabila: Iya. Trus Special Stupid.
Nadia: Oh iya Special Stupid. Aduh kasian banget Minwoo-nya. Oke. Okelah yah
kira-kira itulah yah istilah-istilah yang ada.
Nabila: Oh! Trus Etilda, Ericsunamun. Nah jadi inget kan.
Nadia: Nah trus ada lagi gak? Coba sebutin aja.
Nabila: Gara-gara Shinbang semua sih….
Nadia: Karena Shinbang semua yah…..
Nabila: Iya….. udah sih itu aja lah….
Nadia: Nah kalo misalkan lagi ngobrol. Kalo misalkan lagi ngobrol di Twitter sama
penggemar Shinhwa itu, istilah-istilah itu pasti dipake atau nggak? Atau
misalkan kayak cuma kadang-kadang doang dipakenya?
Nabila: Iya kadang-kadang doang sih….
Nadia: Kadang-kadang doang…..
Nabila: Atau mungkin kalau ngomong variety doang.
Nadia: Baru dipakai istilah itu yah?
Nabila: Iya
Nadia: Nah, terus sebagian besar yang kamu follow di Twitter itu apakah penggemar
Shinhwa atau nyampur sama fandom lain?
Nabila: Nyampur semua sama fandom lain.
Nadia: Nyampur sama fandom lain yah. Oke. Trus….
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nabila: Ini yang aku follow itu maksudnya yang mutualnya ato yang cuma aku follow?
Nadia: Iya mutualsnya.
Nabila: Kalau mutuals sih biasanya nyampur.
Nadia: Nyampur. Oke. Nah abis itu kalau menurut kamu, seberapa penting sih
Twitter dalam memenuhi kebutuhan kamu sebagai seorang Shinhwa Changjo?
Nabila: Sebenernya sih kalau sebagai Shinhwa Changjo, Twitter itu penting yah.
Soalnya biasa emang info-info terus foto-foto Shinhwa sama berita-berita itu
kan aku dapetnya dari Twitter, kesebarluasnya dari Twitter. Jadi kalau nggak
ada Twitter kayaknya aku nggak tau mau fangirling darimana. Soalnya aku
gak punya akun media sosial lain. Paling Instagram.
Nadia: Instagram. Terus kalau di Twitter……
Nabila: Cuma kalau di Instagram…..
Nadia: Gak begitu itu yah. Gak begitu……
Nabila: Iya gak asik aja. Gak bisa…… dua arahnya gak asik gitu loh.
Nadia: Kalau misalkan di Twitter itu, misalkan ada informasi dari Shinhwa. Apakah
itu kamu dapetnya dari komunitas Shinhwa Changjo Indo atau nyampur?
Kayak misalkan dari fansite-fansite Korea atau dari fan account, begitu?
Nabila: Nyampur. Dari SHCJ Indo ada, dari fansite-fansite Korea ada, dari account-
account yang fan account itu juga banyak kok.
Nadia: Nah kalau buat kamu sendiri nih secara pribadi untuk online di Twitter itu
kira-kira berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk cuma di Twitter
doang?
Nabila: Kenapa?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Kalau untuk online di Twitter, kira-kira kamu berapa lama sih ngabisin waktu
untuk online di Twitter dan hanya untuk spazzing tentang Shinhwa?
Nabila: Berapa yah? Paling kalau aku nge-cek Twitter cuma kayak selingan doang.
Kayak nge-cek, nge-scroll sampai mentok, kalau udah mentok ya udah tutup
lagi, gitu. Seringnya sih gitu. Cuma kalau misalkan lagi bosen, ya aku sering
ngajak ngobrol yang lain. Gitu aja.
Nadia: Oke. Kan kalau misalkan di Twitter kan ada elemen-elemen yang namanya
foto profile, foto header, terus username sama deskripsi bio kan kalau di
Twitter itu. Nah menurut kamu, keempat elemen ini seberapa penting sih
untuk menunjukkan diri kamu sebagai penggemar Shinhwa?
Nabila: Pentingnya yah? Pentingnya sih kalau menurut aku pribadi nggak sepenting
naro nama itu di bio. Gimana yah? Soalnya siapa tau kan, kalau aku khusus
sekarang aku pakai header sama foto profile itu cuma karena emang bagus aja.
Cocok untuk dijadiin foto profile sama header, gitu kan. Terus kalau
username, username juga gak terlalu penting sih. Soalnya itu kan tergantung
apa yang ada di otak. Sesuatu yang unik. Jadi mungkin lebih penting bio.
Nadia: Bio? Kenapa menurut kamu bio lebih penting dari foto profile, foto header,
sama username?
Nabila: Karena bio itu kan…. Apa yah? Bio itu kan basically write something about
you, gitu kan. Biar orang tau biasanya kita ngomongin apa. Jadi kalau kita
nulis Shinhwa, jadi kita…. Jadi orang juga bisa tau kalau kita ngomongin
Shinhwa, kalau kita fansnya Shinhwa, begitu. Udah sih itu aja.
Nadia: Pernah gak sih kayak misalkan kamu ngobrol dengan sesama penggemar
Shinhwa, tapi gak nyambung?
Nabila: Gak nyambung?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Iya maksudnya kan biasanya kan kalau kita ketemu dengan sesama penggemar
kan biasanya obrolannya nyambung tuh. Dari A sampai Z kita nyambung.
Pernah gak misalkan di Twitter lagi ngobrol gitu tiba-tiba “Ah gak nyambung
nih arah omongan cerita atau percakapannya,” kita begitu?
Nabila: Mungkin kalau aku sendiri sih belum pernah deh.
Nadia: Pokoknya kalau ngobrol pasti nyambung terus yah.
Nabila: Iya.
Nadia: Oke deh. Sebenarnya gitu aja sih pertanyaannya. Tadi aja aku udah banyak
tiba-tiba kamu jawab apa makanya aku tanya lagi. Udah itu aja sih.
Nabila: Oh… oh udah?
Nadia: Udah. Karena aku nyusun pertanyaannya emang gak gitu banyak karena
intinya cuma yang ini doang.
Nabila: Oh gitu.
Nadia: Kamu kiranya banyak yah?
Nabila: Iya. Sebenernya gapapa sih kalau banyak juga. Tapi jawaban aku yang disitu
udah cukup belum?
Nadia: Cukup kok. Gapapa.
Nabila: Gapapa?
Nadia: Iya gapapa. Terima kasih banyak untuk kesediaan waktunya untuk wawancara.
Nabila: Iya gapapa. Sama-sama.
(Di bawah ini adalah transkrip wawancara saya dengan Nabila via Kakaotalk
karena ada beberapa pertanyaan yang lupa saya tanyakan kepada Nabila)
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Eh iya Nabila aku ada pertanyaan yang kemarin lupa aku tanya huhuhuhu baru
inget.
Nabila: Astaga pake caps wkwkkww. Tanya aja kakk.
Nadia: Soalnya baru keinget wkwkwkwk. Sebetulnya harusnya aku tanya pas denger
jawaban kamu tapi akunya kelupaan. Kan kemarin kamu bilang setelah tahu
banyak tentang Shinhwa, kamu akhirnya bisa dengan pede bilang kamu
adalah Shinhwa Changjo. Kenapa kamu akhirnya bisa dengan pede
menyatakan diri kamu adalah Shinhwa Changjo?
Nabila: Ooooh. Kalau untuk aku sih ya, tahu banyak tentang Shinhwa itu cukup
makan waktu agak lama gitukan, sekitar 2-3 bulanan. Disitu tuh aku ngerasa
udah cukup banyak info, berita-berita, antics para member, perjalanan karir,
sama hardshipnya yang udah aku ketahuin dan aku udah bisa relate sama
pengalaman/sayings nya mereka. Disitu juga ada saat dimana stages sama
komen-komen yang mereka lontarkan ngena gitu, yang bikin kita ngerasa
deket sama Shinhwa. Jadi begitulah. Kurasa aku udah cukup qualified jadi
SHCJ walaupun gak resmi dan gak di notice oppa. Hoho udah cukup jelaskah
kak?
Nadia: Hoho yes yes sudah cukup jelas. Oh iya sama ini deh satu lagi. Kalau lewat
akun Twitter kamu sendiri, gimana sih caranya kamu menunjukkan diri
sebagai penggemar Shinhwa?
Nabila: Aku sih paling sering retweet Shinhwa stuff, atau mungkin komen tentang
foto/video, terus kayak ngikut livestream konser. I mean, kayak menggila
bareng gitu walaupun cuma di balik layar sih. Terus juga mungkin ngasih
koreksi buat orang yang punya perspeksi salah tentang Shinhwa. Cuma ya gak
sampe fanwar juga.
Nadia: Kalau hampir fanwar pernah nggak?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nabila: Selama nge-stan Shinhwa sih enggak. Biasanya kalau orangnya bandel terus
mengarah ke fanwar gitu sih aku diemin. Atau enggak aku bikin tweet yang
micu fanwar, terus ada yang respon, paling cuma aku delete terus minta maaf.
Nadia: Hoho I see I see. Oke deh terima kasih sudah mau menjawab pertanyaan
tambahan. Huhuhu kamu baik sekali.
Nabila: Aduh noprob kok kak wkwkkwwk. Semangat nyusun skripsinya.
Nadia: Huhu makasih banyak kamu sudah bersedia membantu aku untuk wawancara.
Nabila: Sipp samasamaaaa.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
1. Nama narasumber : Clara Shinta
2. Umur : 27 tahun
3. Pekerjaan : Consultant
4. Domisili : Jakarta
5. Tanggal wawancara : 7 Juni 2016
6. Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 22 Januari 1989
Kak Clara: Halo
Nadia: Iya halo.
Kak Clara: Halo.
Nadia: Iya halo.
Kak Clara: Halo Nad.
Nadia: Eh iya aku panggilnya apa yah?
Kak Clara: Clara aja. Karena biasanya orang-orang panggil aku Clara sih.
Nadia: Clara. Oke deh kalau begitu. Makasih yah udah mau aku wawancara buat
skripsi.
Kak Clara: Oh iya hu-uh. Sama-sama.
Nadia: Bentar yah. Sebelum kita mulai wawancaranya, ini untuk data aja sih. Tolong
sebutin nama, umur, sama pekerjaan.
Kak Clara: Oh, oke. Namanya panjang nih?
Nadia: Gak usah sih. Nama panggilan aja.
Kak Clara: Oh iya. Namanya Clara, umurnya 27, terus…. apa…. pekerjaannya
consultan.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Oh iya domisili.
Kak Clara: Domisilinya Jakarta.
Nadia: Oke pertanyaannya yang pertama, sejak kapan kakak mulai suka sama
Shinhwa?
Kak Clara: Oh…. Ini aku langsung jawab aja kan setiap pertanyaannya kan yah?
Nadia: Iya jawab aja.
Kak Clara: Sejak tahun lalu.
Nadia: Sejak tahun lalu.
Kak Clara: Benar tahun lalu.
Nadia: Bisa diceritain nggak waktu itu awalnya kayak gimana bisa suka sama
Shinhwa?
Kak Clara: Oh gitu. Awalnya sih dari temen kantor malah. Mereka tuh ada yang udah
suka Shinhwa dari lama. Terus nunjukkin…. Terus abis itu kan dia nunjukkinnya ada
reality show bagus, si Shinbangnya itu. Terus aku juga nonton. Nah dari situ aku suka.
Terus mulai….. itu kan variety show nya mereka. Aku nggak ngerti lagu-lagunya.
Terus abis itu aku nyari lagu-lagunya, dengerin, abis itu baru suka banget. Baru mulai
mendalami Shinhwa gitu deh.
Nadia: Baru mulai mendalami Shinhwa yah. Kenapa kakak akhirnya suka sama
Shinhwa? Apa faktor-faktor yang membuat kakak akhirnya suka sama Shinhwa?
Kak Clara: Mereka tuh enam-enamnya lucu. Maksudnya nggak ada….. biasanya kan
sebelum ini aku ada suka band-band yang lain, band-band Korea yang lain. Cuman
disitu tuh aku ada satu atau dua yang aku suka banget. Yang lainnya sih nggak terlalu
memperhatikan, gitu kan. Nah cuma kalau dari Shinhwa ini tuh enam-enamnya suka.
Jadi kadang misalkan suka Minwoo nya dulu, kadang suka Hyesung nya, trus abis itu
kan ganti-gantian. Nggak ada yang bener-bener…… ada sih satu dua, cuma kan
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
semuanya jadi diperhatikan, gitu loh. Itu pertama. Soalnya mereka semua tuh kayak
masing-masing punya ciri khas pribadi masing-masing, gitu kan. Kalau hilang satu
tuh kayaknya, kayaknya gak seru gitu loh. Persahabatannya, cara kerjanya mereka itu
seru sih. Gitu. Terus lagu sama…… kalau lagu sih kebanyakan aku suka. Cuman kan
aku dengerin baru yang tahun 2010 keatas itu tuh aku suka semua. Kalau yang 2010
ke belakang itu aku kurang ngikutin sih.
Nadia: Kalau begitu bisa gak sih dengan pede menyebutkan kalau kakak ini Shinhwa
Changjo. Kalau iya kenapa kalau enggak kenapa.
Kak Clara: Kayaknya belom deh. Belom.
Nadia: Belom? Kenapa?
Kak Clara: Kenapa? Soalnya waktu ngobrol sama temen-temen kan akhirnya masuk
gabung ke SHCJ Indonesia nih di grup. Terus sempet ketemu juga sama beberapa
temen SHCJ Indo. Nah disitu tuh kalau mereka ngobrol, kayaknya pengetahuanku
belum sebanyak mereka, gitu. Cuman itu dari segi pengetahuan tentang mereka yah,
gitu. Karena yah gitu sih. Aku kayaknya masih baru. Masih setahun jadi kalau
misalkan disebut dengan pede SHCJ aku juga enggak berani. Entar kalau yang lain
nanya “ini gimana? Itu gimana?”
Nadia: Takut salah?
Kak Clara: Hu-uh. Bener gitu sih.
Nadia: Tapi intinya kan tetep suka sama Shinhwa walaupun belum secara pede bilang
kalau kakak ini Shinhwa Changjo.
Kak Clara: Bener bener. Iya tentu suka sama Shinhwa kalau itu. Pasti.
Nadia: Nah sekarang kita masuk ke Twitternya. Sejak kapan kakak punya akun
Twitter?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Kak Clara: Kalau akun Twitter udah lama sih, sejak tahun 2009 apa yah? Kalau
nggak salah.
Nadia: Waktu itu ada alasan khusus nggak sih kenapa bikin Twitter? Apakah emang
cuma karena iseng, atau karena memang suka K-Pop makanya bikin Twitter untuk
fangirling?
Kak Clara: Oh enggak. Kalau dulu aku awalnya ada Twitter itu karena dia itu
semacam salah satu sosial media yang aku suka. Dulunya kan aku suka Facebook.
Zaman-zaman Facebook booming gitu, aku mainannya Facebook. Cuma kalau
Facebook itu kayaknya terlalu lebar, terlalu lebih terlalu, maksudnya temen-temennya
juga lama-lama jadi terlalu private, gitu kan. Maksudnya apa yang terlalu private itu
jadi disebarluaskan, akhirnya ke Twitter yang emang itu memang untuk disebarluasin.
Jadi aku sukanya semua disitu tuh berita sih. Temen-temen semua disitu tuh emang
tempat buat nyampah. Apa ya? Memang tempat….. memang tempat kamu mau
sharing, gitu. Kalau Facebook tuh kan kadang foto-foto kita itu di-upload itu cuma
sekedar circle only, gitu loh. Gak cuma semua, gitu. Gitu sih.
Nadia: Nah karena sekarang udah ada Twitter, sebagian besar konten Twitternya itu
apakah memang Shinhwa atau nyampur dengan grup yang lain atau apa?
Kak Clara: Oh. Kalau Twitternya sendiri sih nyampur sih, nggak cuma Shinhwa
doang. Soalnya aku cuma punya satu akun Twitter, jadi most likely gak cuma
ngobrolin Shinhwa tapi juga semua yang aku suka kayak film, terus band-band lain,
terus kehidupan sehari-hari juga aku taro disitu, gitu sih. Jadi nggak cuman Shinhwa
doang.
Nadia: Nah kalau misalkan lagi di Twitter kalau pas ngebahas Shinhwa aja nih
biasanya apa sih yang dibahas?
Kak Clara: Oh kalau Shinhwa doang biasanya ngebahas berita yang lagi heboh, kayak
misalkan sekarang dramanya Eric, gitu kan. Atau musikalnya Dongwan. Itu yang
dibahas. Terus selain itu sih paling kalau sama temen-temen SHCJ nya paling
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
gathering. Kalau misalkan ada acara gathering kemana yuk, gini-gini atau apa sih
namanya, kalau kayak misalkan SHCJ Indo ngadain event tuh. Paling itu doang sih.
Nadia: Kalau begitu selain nge-tweet tentang Shinhwa sering juga nggak misalkan
retweet, like hal-hal yang berhubungan dengan Shinhwa apakah itu foto, berita, atau
gif nya, kayak gitu?
Kak Clara: Oh iya itu sering sih. Terutama dari temen-temen SHCJ yang udah lama
gitu kan mereka punya informan maksudnya infonya kan dari temen-temen SHCJ
lainnya juga banyak. Jadinya aku kadang, ya kadang aku suka foto-fotonya gitu aku
retweet atau berita-berita yang seru aku retweet, gitu sih.
Nadia: Abis itu ada nggak sih biasanya kan di setiap fandom ada semacam istilah atau
nama panggilan untuk tiap member. Kalau di Shinhwa sendiri, khususnya di fandom
Shinhwa ada nggak sih yang kayak gitu?
Kak Clara: Sebenernya ada, cuman aku kurang ngikutin. Kalau kumpul gitu biasanya
temen-temen ada. Cuman aku kurang ngikutin sih. Kurang hafal juga.
Nadia: Setahu kakak aja deh. Seingat dan sepengetahuan kakak aja yang kakak tahu
apa? istilah-istilah atau nama panggilan.
Kak Clara: Paling “Mama Bird” “Baby Bird”, gitu doang untuk Junjin sama Hyesung.
Terus…… paling itu doang sih cuma dua itu. Yang kalau mereka sering obrolin.
Nadia: Dan itu kalau misalkan ngobrol dengan sesama Shinhwa Changjo Indo selalu
dipake atau cuman kadang-kadang aja?
Kak Clara: Sering dipake sih, kayak kalau misalkan manggil Jinnie tuh pasti
manggilnya pake “Baby Bird” gitu sih. Jadi ya gitu mau nggak mau ngikutin, gitu.
“Oh kalau mereka ngomong itu maksudnya ini” kalau awal-awal aku nggak ngerti,
gitu.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Nah abis itu sebagian besar yang kakak follow di Twitter itu apakah emang
penggemar Shinhwa dan hal-hal yang berhubungan dengan Shinhwa atau nyampur
juga?
Kak Clara: Nyampur juga sih. Jadi karena Shinhwa nya baru sekarang nih jadi yang
kemarin-kemarin udah nyampur-nyampur akhirnya.
Nadia: Oke. Yak abis itu menurut kakak nih, seberapa penting sih Twitter bagi kakak
khususnya dalam memenuhi kebutuhan kakak tentang informasi Shinhwa?
Kak Clara: Penting banget sih. Sebenernya Twitter itu lebih…… Kakaotalk
sama…… kadang share info segala macem tuh lewat KaTalk. Cuma kalau lewat
KaTalk itu tuh kita harus tahu ID nya orang. Jadi rada private, gitu lah. Kalau Twitter
itu aku bisa kenal sama yang luas gitu kalau misalkan ada temen yang retweet, aku
bisa tahu dia retweet darimana, misalnya dari SHCJ Korea nya langsung. Itu aku bisa
langsung tahu. Bisa gitu lebih luasnya sih yang kusuka dari Twitter, bisa cepet dapet
infonya Shinhwa sih. Kalau di KaTalk kan jarang yah yang mau share juga, gitu.
Nadia: Oh iya kalau misalkan lagi di Twitter itu kalau misalkan lagi ngobrolin
tentang Shinhwa apakah kakak duluan yang nge-tweet baru nanti abis itu ada orang
yang nimbrung atau ada orang duluan yang nge-tweet baru kakak yang nimbrung
ngobrol tentang Shinhwa?
Kak Clara: Nah biasanya sih aku yang nimbrung. Jadi temen-temen udah ngobrol
duluan terus aku masuk, gitu sih.
Nadia: Oh gitu. Jadi lama-lama jadi saling mention-mentionan.
Kak Clara: Hu-uh. Iya bener.
Nadia: Kalau untuk di Twitternya sendiri hanya untuk misalkan spazzing tentang
Shinhwa itu biasanya berapa lama kakak habisin waktu kalau untuk di Twitter?
Kak Clara: Gak mesti sih. Berapa lamanya itu paling……. Ini sehari atau gimana
hitungannya?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Dalam sehari. Misalkan berapa jam
Kak Clara: Oke. Kalau dalam satu hari biasanya dua jam itu bisa. Tapi nggak dua jam
nonstop yah. Jadi misalnya bagi-bagi waktu. Dua jam misalnya pagi abis itu siang,
sekitar itu.
Nadia. Oke. Nah abis itu kalau di Twitter kan ada yang namanya foto profile, terus
ada yang namanya header, terus deskripsi biografi sama username kan. Nah kalau
menurut kakak apakah keempat elemen ini penting untuk menunjukkan jati diri kakak
sebagai penggemar Shinhwa? Kan biasanya kan ada orang ngefans pasti nanti foto
profile nya foto idola yang dia suka, header nya juga gitu username nya juga gitu
sama bionya juga gitu. Kalau menurut kakak gimana? Seberapa penting sih itu untuk
nunjukkin diri “eh gue penggemar Shinhwa nih”, kayak gitu.
Kak Clara: Oh. Cukup penting sih. Itu cukup penting soalnya kalau aku sendiri
nulisnya di bio yah. Itu biar kayak nambah temen, kayak misalkan aku nimbrung ke
chat orang tentang Shinhwa tuh mereka juga tahu kalau aku juga suka, kalau aku juga
SHCJ, misalnya gitu. Jadi penting sih.
Nadia: Abis itu kalau di Twitter ngobrolnya apakah cuma sama sesama Shinhwa
Changjo dari Indonesia atau dari luar negeri kadang juga suka ngobrol?
Kak Clara: Dari luar kadang suka ngobrol juga, gak cuma dari Indonesia juga.
Nadia: Tapi paling seringnya Indonesia atau luar negeri atau sama?
Kak Clara: Indonesia. Paling seringnya Indonesia sih. Paling seringnya itu.
Nadia: Nah kalau untuk di komunitas Shinhwa Changjo Indo sendiri pernah ada itu
gak, misalkan berpartisipasi dalam gathering atau misalkan giveaway. Pernah
berpartisipasi gak?
Kak Clara: Kalau giveaway pernah yang kemarin event itu. Cuma kalau gathering
belum sempet ketemunya. Paling gathering sama…… maksudnya gathering sama
SHCJ di Jakarta misalnya?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Iya.
Kak Clara: Kalau rame-rame itu aku belum. Cuma kalau jalan bareng sama temen-
temen SHCJ Indo sih pernah. Gitu aja sih.
Nadia: Terus kalau misalkan Shinhwa Changjo Indo ada project nih. Shinhwa
comeback terus ngadain project untuk donasi gitu segala macem ikut juga?
Kak Clara: Ikut sih. Ikut juga.
Nadia: Oke deh. Yak pertanyaannya cuma segitu aja sih. Nggak gitu banyak.
Kak Clara: Oke deh.
Nadia: Makasih banyak yah udah mau diwawancara yah.
Kak Clara: Iya sama-sama yah.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
1. Nama narasumber : Ayu Dita Karinda
2. Umur : 24 tahun
3. Pekerjaan : Freelance Graphic Designer
4. Domisili : Bandung
5. Tanggal wawancara : 9 Juni 2016
6. Tempat, tanggal lahir : 13 Februari 1992
Ayu: Halo?
Nadia: Halo.
Ayu: Oh Nadia.
Nadia: Iya halo. Makasih yah udah mau ngeluangin waktu buat wawancara skripsi
aku.
Ayu: Iya iya.
Nadia: Oh iya sebelum masuk ke pertanyaannya, buat data aja sih tolong sebutin
nama, terus umur, sama pekerjaan, sama domisili.
Ayu: Oh oke oke. Nama Ayu Dita Karinda terus (mulai dari sini karena sinyal yang
kurang bagus jadi putus-putus dan sama sekali tidak kedengaran Ayu ngomong apa)
pekerjaan aku freelance graphic designer.
Nadia: Bentar tadi ini gak kedengeran.
Ayu: Ini suara kamu jauh banget ih.
Nadia: Masa sih? Wifi aku….
Ayu: Kedengeran gak?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Iya aku denger kok. Udah. Oke.
Ayu: Sama kamu ini ditulis atau direkam?
Nadia: Ah ini. Ini aku rekam.
Ayu: Oh direkam? Oh oke.
Nadia: Iya soalnya harus buat transkrip, gitu. Oke deh. Nah pertanyaan pertamanya,
sejak kapan mulai suka sama Shinhwa?
Ayu: Sejak……. Sejak kapan yah? Zaman “Venus” sih. Cuman pas waktu itu tuh pas
mereka lagi comeback buat yang “Venus” nya itu tuh aku pertama kali gak suka, gitu
yah. Pas mereka ikutan acara apa yah? Qualition Men gitu yang di KBS.
Nadia: Iya iya tahu tahu.
Ayu: Nah pas acara itu tuh aku gak sengaja gitu nonton di KBS. “Ini bukannya yang
biasanya nari-nari di TV itu?”. Terus ya gitulah nonton deh mumpung gak ada
gawean gitu malem-malem. Nontonlah itu. Lucu banget, mulai diikutin aja. Sejak
saat itu…… tahun berapa yah? Tahun 2012 yah?
Nadia: Iya 2012 kalau “Venus”.
Ayu: Gitu.
Nadia: Nah alasan pada akhirnya suka sama Shinhwa kenapa?
Ayu: (ketawa) soalnya mereka aneh.
Nadia: (ketawa)
Ayu: Kalau mereka gak aneh aku nggak akan suka sama mereka.
Nadia: Oh begitu?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Ayu: Terus gitu. Terus pas aku lihat, pikir aku yah pas waktu “Venus” emang nggak
kelihatan muda. Cuman dikira aku paling berapa umurnya. Rupanya jauh ternyata.
Ternyata lebih tua lagi tapi nggak gitu kelihatan, gitu.
Nadia: Terus selain itu ada alasan lain nggak?
Ayu: Iya?
Nadia: Iya ngomong aja.
Ayu: Ya terus tuh gini. Aku kalau suka sama boyband tuh sebelum-sebelumnya cuma
suka sama si anggotanya. Dari beberapa orang paling aku cuma suka tiga orang, gitu.
Tapi kalau Shinhwa tuh mereka kayak duh semuanya suka, gitu. Pas lagi zaman ini,
sukanya sama yang itu. Pas Eric lagi main drama, sukanya sama dia. Terus pas
Dongwan lagi musikal, ngikutin Dongwan. Gitu-gitu sih. Jadi semuanya itu punya
karakternya masing-masing.
Nadia: Punya karakternya masing-masing. Oke abis itu……
Ayu: Boleh sebutin lagi?
Nadia: Udah gapapa sebutin aja biar banyak.
Ayu: (ketawa) terus aku tuh sejak zaman kuliah udah sempet kerja gitu. Tapi kayak
yang, apa yah kalau misalkan buat beli album tuh kayak yang “ah sayang”, gitu.
“Ngapain uang aku buat beli album?”, gitu. “Capek-capek nyari uang cuma buat beli
album”, gitu. Terus semenjak kenal Shinhwa merasa “ih aku pengen bisa punya
albumnya”, gitu. Dari albumnya yang ini sampai albumnya yang ini, ini, ini nih.
Pengen aku beli, gitu. Akhirnya teh mau gak mau aku mulai yang betulan kerja serius
tuh sejak zaman kenal Shinhwa, gitu.
Nadia: Jadi akhirnya semenjak saat itu gitu yah beli album setiap comeback, beli.
Gitu?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Ayu: Iya. Pasti. Tapi kalau misalkan nggak beli kayak “oh my god bulan lalu mereka
ngeluarin tapi aku belum beli”, kayak kesannya yang “aduh kamu teh ketinggalan
banget”.
Nadia: Hu-uh! Iya iya ngerti. Oke abis itu ke pertanyaan selanjutnya. Bisa nggak sih
dengan percaya diri kamu menyebut diri kamu sebagai Shinhwa Changjo?
Ayu: Eh sori sori nggak kedengeran.
Nadia: Bentar. Bisa nggak kamu dengan percaya diri menyebut diri kamu sebagai
seorang Shinhwa Changjo?
Ayu: Bisa bisa (ketawa).
Nadia: Bisa? Kalau bisa kenapa?
Ayu: Soalnya kalau dengan grup-grup yang lain…… temen-temen aku juga banyak
yang demen ke-korea-an. Dan itu tuh mereka nggak ada yang tahu Shinhwa, gitu.
Tapi justru…… (mulai dari sini, karena sinyal jadi terputus-putus dan tidak
terdengar Ayu bicara apa).
Nadia: Halo?
Ayu: Jadi akhirnya ngenalin orang “Shinhwa tuh yang kayak gini loh”, gitu. Mereka
awalnya gak tahu, gitu. Makanya aku tuh suka ngasih tahu mereka kalau aku tuh
Shinhwa Changjo. Terus kayak ngasih tahu mereka tentang Shinhwa juga. “Oh itu
tuh Shinhwa”. Jadi seneng gitu pas dengernya kalau mereka ngomong “oh itu tuh
Shinhwa”. Ternyata mereka…… yah mungkin pernah melihat mereka, tapi nggak
tahu kalau mereka itu Shinhwa.
Nadia: Gitu. Nah mulai punya akun Twitter……
Ayu: Terus……
Nadia: Apa lagi?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Ayu: Uhm?
Nadia: Iya apa lagi? Sebutin aja.
Ayu: Eh bentar dulu. Sori itu putus-putus. Kenapa yah?
Nadia: Iya nih aku juga bingung. Kayaknya wifi aku disini itu kok, lancar jaya.
Ayu: Oh iya? Ya aduh…..
Nadia: Ya udahlah.
Ayu: Tapi suaraku putus-putus nggak?
Nadia: Dikit-dikit sih. Tapi nggak parah banget kok.
Ayu: Oh…..
Nadia: Hu-uh gapapa.
Ayu: Soalnya di aku suara kamu putus-putus gitu. Berarti karena akunya yah?
Nadia: Putus-putus yah?
Ayu: Tapi disitu sinyalnya bagus. Gimana?
Nadia: Iya aku disini bagus kok sinyalnya. Coba lagi deh.
Ayu: Aduh kenapa? Eh atau ini karena aku low batt yah? Coba deh aku charge dulu.
Bentar bentar.
Nadia: Oke oke.
Ayu: Oke lanjutlah.
Nadia: Oke sip! Abis itu punya Twitter itu sejak kapan?
Ayu: Punya apa?
Nadia: Twitter.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Ayu: Oh Twitter? Twitter aku dari zaman SMA kelas 2 atau kelas 3 yah? Berarti tuh
4 tahun atau 5 tahun atau sekitar 7 tahunan yang lalu kayaknya? 7 atau 6, gitu.
Nadia: Nah waktu itu kenapa bikin akun Twitter?
Ayu: Soalnya zaman SMA itu lagi zaman. Lagi…… lagi kayak apa yah? Twitter teh
masih baru banget, gitu. Karena itu.
Nadia: Oke abis itu…..
Ayu: Sekarang kalau aku……. Uh?
Nadia: Iya lanjut aja ngomong.
Ayu: Sebenernya kalau aku akun apapun, akun Facebook, Twitter, atau Instagram
atau apapun itu aku gak pernah ngebedain sih. Kayak ini aku khusus yang aku sendiri,
ini yang khusus ke-korea-an. Aku enggak. Ya dibarengin aja, gitu. Jadi gitu akunnya
aku yang sekarang ini juga emang dari dulu.
Nadia: Nah abis itu konten Twitternya kamu itu sebagian besar itu mengenai Shinhwa
atau campur aduk?
Ayu: (karena masalah sinyal wifi jadi tidak terdengar suara apa-apa saat Ayu
menjawab pertanyaan diatas).
Nadia: Halo?
Ayu: Soalnya aku (disini putus-putus).
Nadia: Ih kok suaranya putus-putus?
Ayu: Apa yah? Karena lebih penting untuk update aja sih sebenernya kalau Twitter
dibandingkan Tumblr atau yang lain-lain. Terus lebih cepetan Twitter, kan.
Nadia: Bentar bentar. Suaranya putus-putus. Aku coba telepon balik yah?
Ayu: Aku khususin buat Shinhwa.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Suaranya putus-putus. Aku coba telepon balik lagi yah?
Ayu: Oh iya? Gitu?
Nadia: Bentar yah aku telpon balik yah. Ini soalnya suaranya putus-putus.
Ayu: Oh suaranya putus-putus yah?
Nadia: Iya bentar yah aku ituin dulu. Nanti aku telepon balik.
(Disini saya memutus teleponnya dan mencoba untuk menghubungi Ayu kembali)
Ayu: Jadi lebih banyak soal Shinhwa. Soalnya kalau buat aku update di Twitter lebih
cepet gitu. Lebih cepet uploadnya ke Twitter. Jadi aku kalau cari apa apa tentang
Shinhwa, ke Twitter. Jadi pastinya isi Twitter aku Shinhwa sih.
Nadia: Kalau pas lagi di Twitter lebih banyak nge-tweet tentang Shinhwa, retweet,
nge-like, atau seimbang gitu tiga-tiganya?
Ayu: Paling banyak retweet sih biasanya. Kalau enggak aku curhat. Curhatnya
sebenernya ya tentang idola aku doang sih. Tentang Shinhwa, tentang Dongwan.
Udah sih cuma dua itu.
Nadia: Terus kalau misalkan lagi mention-mentionan sama sesama penggemar
Shinhwa itu biasanya apa aja sih yang diomongin?
Ayu: Cuman aku nggak pernah lagi muncul disitu (disini sepertinya Ayu tidak
mendengar pertanyaan saya karena sinyal yang jelek sehingga dia masih menjawab
pertanyaan saya yang sebelumnya).
Nadia: Oh iya kalau misalkan lagi mention-mentionan nih sama sesama penggemar
Shinhwa biasanya apa aja sih yang diomongin?
Ayu: Atau enggak paling ngobrol-ngobrol doang. Terus kalau sama temen-temen
misalnya masih tentang Shinhwa…… (disini kembali putus-putus sehingga saya
tidak dapat mendengar dengan jelas jawaban yang diberikan Ayu).
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Kalau misalkan bisa nggak tolong dijelasin proses komunikasinya sama
sesama penggemar Shinhwa di Twitter itu kayak gimana? Apakah kamu yang
memulai duluan atau orang lain duluan yang nimbrung?
Ayu: (ketawa) misalnya kalau aku…… ya?
Nadia: Iya. Jadi misalkan kalau kayak lagi ngobrol sama penggemar Shinhwa di
Twitter itu……..
Ayu: (karena masalah sinyal saya tidak mendengar jelas jawaban awal yang
diberikan Ayu) kalau misalkan lagi ada musikal tuh kayak “oh pengen nonton nih”,
aku kayak gitu. Terus ada yang komen “ayok yuk ke Korea”, gitulah. Jadi kayak apa
yah? Aku ngomongnya tentang…… (disini kembali terputus dan saya tidak
mendengar suara Ayu dan akhirnya sambungan telepon terputus dengan sendirinya)
(Setelah sambungan telepon terputus, saya langsung mengirim pesan kepada Ayu
lewat Kakaotalk untuk meminta Ayu menjawab pertanyaan yang tersisa lewat email
karena jika kami mencoba untuk menelpon lagi, masalah yang sama akan terulang
kembali. Akhirnya Ayu memberi alamat emailnya kepada saya dan saya langsung
mengirim pertanyaan yang belum dijawab serta pertanyaan yang sudah saya
tanyakan kepada Ayu tetapi karena masalah sinyal jadi jawaban Ayu putus-putus.
Ayu membalasnya sekitar 1 jam kemudian).
Nadia: Apa aja yg kamu bahas di Twitter mengenai Shinhwa? Kalau sedang ngobrol
dgn sesama SHCJ di Twitter, biasanya apa aja sih yg diobrolin?
Ayu: 1 dan 2 Sebagian besar tentang aktivitas terbaru mereka. Kaya misalnya aku
habis ntn acara I Live alone , terus ngupload2 screen shoot foto atau gif terus ada yg
komen, terus jol berlanjut jd obrolan. Atau curhatan, ihhh kabita pingin ntn shinhwa
atuh, atau berandai2 kalo ketemu dongwan aku pingin dia nagging aku, atau anjehhh
dongwan ganteng banget lah, atau hiksss nyebelin drama ohy teh meni kitu, iya sih
ohynya asa sedih hidupnya tp tp asa enak gt jol berhubungan sama eric, kan bikin
jealous, yahhh semacam itulah hahaha terus gitu joll jadi ada yg ngekomen ikut
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
nyambung. Begitu juga sebaliknya kalo ada yg bikin komen2 apa, kalo aku punya
sesuatu yg pingin aku bagikan aku komen ke status dia juga. Juga aku seng kalo ada
beberapa shcj yang berbagi kebahagiannya ky aku hari ini ketemus hinhwa member
terus ngambil selca bareng, atau curhatan mereka dateng ke konser shinhwa, aku
selalu mengucapkan turut berbahagia untuk mereka, aku senang mendengarnya saat
mereka sedang bersenang~~ Itu ikut memacu saya untuk bisa juga seperti mereka,
walaupun tak tahu kapan hahaha, intinya aku turun berbahagia untuk mereka.
Nadia: Proses komunikasi dgn sesama SHCJ di Twitter bagaimana? Apakah kamu yg
memulai percakapan duluan atau gimana?
Ayu: Seimbang sih, aku suka melakukan kedua nya. Terkadang aku cuma pingin
bikin status biasa tapi taunya ada yg nangepin terus jadinya ngobrol2an. Dan kadang
aku juga yang memulai, kalo misalnya ada sesuatu banget yg menggelitik yang
pingin banget aku komentarin / aku pingin orang itu tahu apa yang pingin aku kasih
tahu ke dia. Biasanya aku kenal seseorang via tumblr lebih dahulu [dulu aku lebih
aktif ditumblr soalnya, setelah merasa lebih dekat biasanya mulai minta akun
twitternya, dan ditwitter ini lah biasanya aku mulai mengenal seseorang lebih dekat
lagi ((yang biasanya kasusnya untuk shcj begini)).
Nadia: Kalau lagi ngetweet ato ngobrol dgn sesama SHCJ, ada gak sih istilah2 yg
hanya dipakai oleh SHCJ? (kayak misalkan Orange Princess, Special Stupid, dll) trus
sekalian jelasin dong istilah2 itu awalnya darimana dan knp ada istilah itu.
Ayu: Banyak banget hahaha. Papah dane, panggilan buata aku aja sih hahaha.. kalo
danenya mah dari nama inggrisnya dongwan, yang terungkap pertama kali pas dia
nulis signaturenya di video youtube editan dia. Yang paling aku sebutin ditwitter itu
istilah oppayam, bahkan sampe temen2 aku didunia nyata sampe bosen dengernya,
sampe kl ketemu pasti kebahas, "yu, oppayam tuh apaan sih? oppayam tuh siapa sih?"
suka bikin penasaran temen2 aku jg. Oppayam = Aku oppa, karena wannie sering
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
banget dipangil om om uncle (kasihan haha). Terus erowan, saat wannie lagi
bertingkah mesummmm haha. Chitchai hahahaha, dari bhasa jepang yg artinya
kecil/mungil, panggilan buat anggota shinhwa yg pendek, seringnya dipake buat
wannie sama minu sih. Gogi oppa, sebutan buat dongwan dari eric hahaha.. juga gogi
sengson couple buat woodong pas jaman shinbang ep 1. Ah Shinbang juga, dari
shinhwa broadcast. Little prince, buat hyesung jaman di SM, ini ngaruh bgt, kalo
orang2 denger kata little prince mereka berfikir ke arah berbeda, sedangkan shcj
langsung ke hyesung. Baby bird, mommy bird, sebutan buat jinnie sama hyesung dari
yang jaman dulu mereka acara x file yang drive gitu, yg hyesung lebay banget pas
jinnie lg nyupir, sok2an akting melepas anak nya pergi terbang hahaha.. toydeng juga
mainannya eric , panggilan buat wannie. Orange mavia dan masih byk lagi ~~ Duh
shinhwa byk bgt memunculkan istilah2 yah hahahaha tp kebanyakan itu buat nama
panggilan sih yah.
Nadia: Apakah sebagian besar yg kamu follow di Twitter adlh penggemar Shinhwa jg?
Ayu: Iya sebagian besar yang aku follow shcj juga.. kayanya persentasenya sekitar 75%
shcj dan 25% temen2 dunia nyata (smp/sma/kuliah).
Nadia: Seberapa penting sih Twitter bagi kamu dlm memenuhi kebutuhan kamu akan
informasi mengenai Shinhwa?
Ayu: Pentingggggg bangetttt. Kerasa banget kalo dibayangin jaman dulu aku kuliah
aku lebih aktif di twitter sama ketimbang sekarang setelah mulai kerja yang lebih
jarang buka twitter. Kalo sering buka lebih cepet tau berita2 shinhwa, berapa hari
ngga buka, udaahhh itu mah berasa ketinggalan info banget banget.
Nadia: Di Twitter kan ada 4 elemen yaitu foto profile, foto header, deskripsi biografi,
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
dan username. Menurut kamu, seberapa penting sih keempat elemen itu untuk
menunjukkan diri kamu sebagai penggemar Shinhwa di Twitter?
Ayu: Menurut aku foto profile paling ngaruh, terus username.. keliatan kalo dari ada
yg ngefollow kan biasanya info yg muncul cuma dari 2 elemen itu.. kalo dari foto
profil/username nya ngga menunjukkan shcj, biasanya ngga langsung aku follback
hahahaha.. kalo udah keliatan dari foto dan usernamenya biasa nya langsung bikin
penasaran dan aku gerakin kursornya ke arah username/foto profile nya buat lihat
lebih lanjut tentang dia, dari situ deh baru aku liat tentang header nya foto apa dan
biografinya apa (yg biasanya suka nunjukin aku shinhwa changjo loh).. Kalo ini
tentang pandangan aku kalo liat twitter orang lain yah.
Kalo bagi aku sendiri gini:
Kalo dari foto profil aku selalu pingin nunjukin siapa bias aku, foto profil aku rata2
oppayam sama woodong haha.. Terus kalo buat username aku tetep pake nama aku
sendiri karena aku punya Twitter itu dari jaman aku biasa2 aja sama kokoreaan
(awalnya bikin Twitter (tahun 2010) karena emang jaman itu lg booming2nya Twitter,
belum niat bikin buat nyari2/retweet2 tentang kokoreaan haha). Tapi untuk namenya
aku pk nama singkatan nama signature biasa aku bikin fanart sih , adk. Dan untuk
header biasanya aku selalu pake fanart bikinan aku sendiri (narsis sih sebenernya
hahaha) sama buat pembeda aja sih, pencitraan kali yah, haha, kalo aku seneng bikin
fanart shinhwa~~ Untuk biografi aku nampilihin keterangan aku shcj dan siapa bias
aku..
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
1. Nama narasumber : Joice Ellena Nenkeula
2. Umur : 26 tahun
3. Pekerjaan : Guru Pembina TK Immanuel Sorong
4. Domisili : Sorong, Papua Barat
5. Tanggal wawancara : 10 Juni 2016
6. Tempat, tanggal lahir : 10 Oktober 1990
(Pada wawancara tanggal 10 Juni ini, saya sudah menelpon via voice talk Kakaotalk.
Namun karena lagi-lagi terhalang masalah sinyal wifi yang kurang baik, saya
akhirnya memutuskan telepon dan kembali menelepon dengan menghubungi nomor
informan saya)
Nadia: Maaf yah kak tadi jelek itunya.
Kak Joy: He-eh.
Nadia: Ya udah kak ulangin lagi gapapa yah?
Kak Joy: Iya iya gapapa gapapa. Santai aja.
Nadia: Oke. Kalau gitu dari nama, umur, pekerjaan, domisili.
Kak Joy: Oh iya. Namanya nama lengkapnya Joice Ellena Nenkeula. Umur 25 tahun,
tapi tahun ini aku mau jalan 26, bulan Oktober nanti.
Nadia: Oke.
Kak Joy: Hu-uh. Terus pekerjaannya guru pembina di TK Immanuel Sorong.
Domisilinya di Sorong, Papua Barat.
Nadia: Oke. Pertanyaan pertamanya, sejak kapan kakak mulai suka dengan Shinhwa?
Kak Joy: Kalau mulai suka sih mulai dari kisaran tahun ’99 akhir. Tapi mulai
ngikutin banget itu kisaran tahun 2001.
Nadia: 2001. Itu ada yang ngenalin yah awalnya?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Kak Joy: Hu-uh. Yang ngenalinnya itu sepupu. Saudara sepupu. Saudara sepupu
karena dia waktu itu ada kesempatan paduan suara, iku paduan suara di Busan
tahun ’98. ’98 yah? Iya ’98. Tahun ’98 dia kesana, dia balik ke Sorong itu
langsung…… itu kan ngobrol-ngobrol sama kakak kan, cerita-cerita gitu di Korea
gimana, terus dia cerita tuh boyband-boyband disana kayak gimana pada cakep-cakep.
Terus dia bilang ada satu boyband yang dia suka. H.O.T, dia bilang begitu. “Ada
yang baru debut juga dek, namanya Shinhwa”, dia bilang gitu. NRG juga dia suka.
N…… NRG yah kalo gak salah?
Nadia: NRG. NRG. Iya hu-uh tahu. Oh gitu.
Kak Joy: Iya gitu ceritanya.
Nadia: Nah terus dari awal dikenalin emang udah langsung suka atau?
Kak Joy: Oh enggak. Jadi kan waktu itu umur kakak masih kecil banget. 9 tahun yah?
Iya menuju 9 tahun lah. Itu cuman…… cuman denger aja dia ngomong apa. “Oh ya
ya”, gitu. “Ada cowok cakep. Ada cowok cakep”, soalnya dulu kakak dari kecil
emang udah suka kayak anime-anime gitu kan. Terus dia bilang “itu tuh membernya
mukanya kayak anime”, dia bilang kayak gitu mukanya kayak anime, gitu. Terus
dikasih lihat gambarnya. Di koran waktu itu, di koran. “Ini ini ini membernya. Ini
namanya Eric, Dongwan”, dikenalin satu-satu. Tapi mulai ngikutin banget itu kisaran
2001. Hu-uh 2001.
Nadia: 2001. Terus alasannya akhirnya suka sama Shinhwa kenapa?
Kak Joy: Alasan suka Shinhwa? Banyak sih dek soalnya karena musiknya mereka
bagus, musikalisasinya mereka bagus, terus suara vokalnya mereka juga gak usah
diraguin bagus banget, harmonisasi para member tuh bagus, trus apa lagi yah? Rap
skill nya juga bagus. Terus mereka tuh nggak pernah ngecewain para fans-fansnya
meskipun kalau aku pribadi kan seneng musik yang nge-beat gitu kayak hip-hop atau
R&B. Tapi nggak menutup kemungkinan aku juga suka aliran pop, gitu. Dan
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Shinhwa setiap kali comeback kan musiknya nggak R&B semua. Pasti di mix ada pop
juga, aliran pop ballad. Jadi yah suka.
Nadia: Begitu. Abis itu bisa nggak kalau kakak menyebut dengan percaya diri kakak
tuh sebagai Shinhwa Changjo?
Kak Joy: Kenapa dek?
Nadia: Bisa nggak kakak dengan percaya menyebut diri kakak sendiri sebagai
seorang Shinhwa Changjo?
Kak Joy: Bangga banget! Bangga banget. Iya bangga banget. Apa yah? Awal aku
tahu Shinhwa…… awal aku tahu Shinhwa kan ngikutin banget sejak 2001. Itu tuh
masih minim banget dek di Papua ini yang suka-suka Korea. Ya ampun ampe aku tuh
dibilang di sekolah kayak freak, gitu loh. Dibilang “kenapa kamu suka Korea?”,
dibilang “suka sama laki-laki cantik”, gitu loh. “Joy kamu ngapain sih suka-suka
cowok Korea? Ngapain?”. Tahu sendiri lah zaman-zaman tahun segitu kan Westlife
lagi booming-booming nya kan.
Nadia: Iya bener bener.
Kak Joy: Ya kan? Westlife, N’Sync. Aku malah sukanya Korea yang belum booming
sama sekali di Indonesia, gitu. Makanya dibilang freak, dibilang pokoknya aneh lah.
Tapi aku sih nyaman-nyaman aja sih sejauh aku nyaman dengan duniaku sendiri. Kan
aku nggak ngeganggu mereka, nggak ngeganggu hidup mereka, jadi ya udah gapapa
aku nyaman-nyaman aja kok. Dan aku bangga karena idola aku masih bertahan
sampai sekarang, gitu. Gila perjuangan mereka tuh bener-bener apa yah? Bener-bener
patut diancungin jempol.
Nadia: Iya. Setuju. Nah kalo ini pertama kali punya akun Twitter itu kapan?
Kak Joy: Iya dek?
Nadia: Pertama kali punya akun Twitter itu kapan?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Kak Joy: Pertama punya akun Twitter.
Nadia: Iya
Kak Joy: Aku lupa dek. Kisaran tahun berapa yah? Waktu itu masih di Jogja sih.
2009 yah kalo nggak salah? Tapi kalau yang dibilang aktif banget pake Twitter itu
sekitar tahun 2011. Karena aku kan, yah waktu itu bikin akun Twitter karena ada
temen yang ngajak. “Eh bikin Twitter yuk. Facebook udah ada saingannya nih,
Twitter”. Ya udah bikin Twitter tapi nggak main Twitter saat itu. Cuman buat aja
akunnya.
Nadia: Terus buat Twitter itu kan awalnya emang cuma buat ikut-ikutan. Setelah itu
apakah akhirnya Twitter itu jadinya beralih fungsi untuk fangirling atau gimana?
Kak Joy: Kenapa dek? Bisa diulang?
Nadia: Kan awalnya buat Twitter cuma karena ikutan temen aja.
Kak Joy: Hu-uh.
Nadia: Nah setelah aktif itu apakah Twitternya beralih fungsi jadi akun fangirling
atau bagaimana?
Kak Joy: Oh awalnya. Awalnya kan gini. Awalnya aku cuman ngikutin temen aja.
Ngikutin temen aja dan lebih fokus kayaknya aku ngeliat temen-temenku lebih
banyak aktif di Facebook. Jadi aku lebih ngegunain Facebook kan. Tapi aku ngeliat di
Facebook itu aku juga ketemu banyak temen-temen fangirl juga kan, fanboy fangirl
ketemu di Facebook semua dan mereka lebih aktif di Twitter dan mereka ngasih
informasi ke aku kalau kamu lebih deket sama idola kamu tuh di Twitter. Karena
artis-artis tuh banyak punya akun sosial Twitter karena lebih praktis, lebih praktis
dibandingkan Facebook. Ya udah akhirnya mulai dari situ dijadiinlah Twitter untuk
tempat fangirlingan sekalian, gitu.
Nadia: Kalau misalkan lagi ngobrol dengan sesama Shinhwa Changjo di Twitter,
biasanya yang dibicarain apa aja sih kalau tentang Shinhwa?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Kak Joy: Biasanya sih ini dek soal member-membernya, member favoritnya siapa,
terus kenapa suka, terus sejak kapan suka, terus alasan mereka tuh suka sama
Shinhwa apa, terus kegiatan para membernya itu apa, terus para membernya kan
punya kegiatan masing-masing ya. Kalau kakak kan sukanya Eric, Eric lebih
sibuknya di drama. Nah dramanya itu tuh apa aja. “Kamu punya drama ini nggak?”,
kalau misalkan ada “minta dong. Copy dong”, gitu. Sekalian kan, gitu. Terus kalau
misalkan Shinhwa Changjo punya project baru gitu tiap bulan kan pasti akan ada
membernya yang ulang tahun. Pasti ada project. Ya itu misalkan projectnya apa?
Kalau misalkan join ya join. Tapi kalau misalkan sibuk ya enggak. Enggak ikut.
Nadia: Kalau misalkan lagi di Twitter itu biasanya komunikasinya kakak duluan yang
memulai atau ada orang yang lain yang nge-tweet sesuatu tentang Shinhwa baru
kakak nimbrung dengan mention dia?
Kak Joy: Oh. Terkadang aku, terkadang mereka dek. Nggak tentu sih tapi kebanyakan
sih mereka. Kalau misalkan aku, aku kan suka tuh scrolling di timeline kan. Kalau
lagi baca sesuatu yang aku nggak tahu, ya udah aku langsung mention nanya “eh
beritanya tentang ini kamu dapet darimana?”, gitu. Nanya kelanjutannya kayak
gimana. Ya udah ngobrol. Lanjut ngobrol, gitu.
Nadia: Terus di Shinhwa Changjo sendiri ada nggak sih semacam istilah-istilah yang
hanya fandom Shinhwa itu tahu? Kayak misalkan, apa namanya, misalkan kayak
julukan Orange Princess, terus Mama Bird Baby Bird, yang kayak gitu-gitu ada
nggak sih?
Kak Joy: Ada. Ada istilahnya. Jadi kayak Eric kan lebih ke 4D, gitu. Jadi
ngomongnya udah kayak…… udah kayak apa yah? Jadi kalau misalkan bukan dari
fans-fansnya Shinhwa kalau ngeliat mention-mention kita itu pada mempertanyakan
“ini mereka ngomongin apa sih?”. Jadi kita kayak punya istilah-istilah sendiri untuk
memanggil para membernya, gitu. Kayak Andy Kiwi Maknae atau Kiwi Wangja, gitu.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Dan itu istilah-istilah itu memang pasti dipake waktu lagi ngobrol atau
kadang-kadang aja?
Kak Joy: Kadang-kadang aja sih. Kalau aku pribadi kadang-kadang aja.
Nadia: Tapi pokoknya kalau kita nyebut istilah itu pasti udah tau lah yah oh ini
emang tentang Shinhwa, gitu?
Kak Joy: Hu-uh tentang Shinhwa sama kalau misalkan ngobrolin Kiwi Wangja pasti
kan ingetnya sama Andy, gitu.
Nadia: Oke. Abis itu yang kakak follow di Twitter itu sebagian besar Shinhwa atau
nyampur?
Kak Joy: Nyampur sih dek. Aku Shinhwa ikut, Super Junior ikut, pokoknya grup-
grup yang aku suka sih. Soalnya kalau urutan teratas memang Shinhwa sih. Ada
grup-grup lain yang aku suka, gitu. Boleh sebutin nggak dek?
Nadia: Boleh. Gapapa kok.
Kak Joy: Oke. Pertama Shinhwa, kedua Suju, ketiga Bigbang, keempat itu Shinee,
kelima Winner, keenam Seventeen. Dan sekarang lagi…… lagi apa yah istilahnya?
Bukan hiatus dari Shinhwa sih nggak. Masih ngikutin Shinhwa. Cuman lagi ngikutin
Seventeen sekarang.
Nadia: Terus kalau misalkan lagi di Twitter, lagi online di Twitter biasanya berapa
lama? Kayak misalkan hanya untuk nge-scroll, retweet, nge-like, sama nge-tweet itu
biasanya berapa lama di Twitter?
Kak Joy: Aku nggak tentu sih dek. Kalau lagi waktu lowong, aku kan lowongnya
Sabtu. Aku lowongnya Sabtu, pasti online itu. Kalau main Twitter bisa sampai sejam
dua jam. Terus selebihnya aku lebih suka baca webtoon selebihnya. Karena free time
nya lebih ke hari Sabtu. Sabtu atau Minggu. Kalau hari-hari biasa sih aku online nya
malem. Malem di jam-jam 12-an keatas.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Nadia: Nah ini karena aku kan skripsinya tentang bagaimana penggemar Shinhwa di
Twitter itu membentuk konsep dirinya. Jadi kalau untuk menurut kakak, seberapa
penting sih foto profile, header, deskripsi biografi, sama username untuk
menunjukkan diri kakak sebagai penggemar Shinhwa di Twitter?
Kak Joy: Oh gitu yah. Bisa diulang nggak dek? Bisa diulang lagi nggak?
Nadia: Seberapa penting foto profile, header, deskripsi biografi dan username untuk
menunjukkan diri kakak sebagai penggemar Shinhwa di akun Twitternya kakak?
Kak Joy: Oh….. menurut kakak sih…… ini pilihannya seberapa penting atau nggak
penting, gitu dek?
Nadia: Iya.
Kak Joy: Oh kalau menurut kakak sih, kalau dilihat dari kacamata fangirling yah,
seorang fangirl itu penting. Itu penting dek. Penting karena istilahnya itu mulai dari
username, dari header, dari foto profile dan isi timeline itu menggambarkan jati diri
kita. Siapa idola kita. Tapi kalau dari kacamata orang awam yang maksudnya tau K-
pop tapi bukan fangirl kakak rasa sih nggak penting, gitu. Apalagi foto. Kalau
misalkan itu istilahnya akunnya kita. Akun pribadinya kita. Terus kita make foto
orang lain yang bukan fotonya kita sendiri. Nanti orang lain pikir “ih ini orang kok
nggak pake foto pribadinya sendiri malah make foto idolanya?”. Itu bisa
dipertanyakan seseorang pede nggak sih dengan dirinya, gitu. Kok pakai foto orang
lain, gitu. Itu sih kakak ngeliatnya dari dua sisi dek.
Nadia: Tapi kalau dari sisi fangirling itu sangat penting?
Kak Joy: Penting. Karena menggambarkan jati dirinya kita.
Nadia: Oh iya. Kakak kalau lagi di Twitter itu lebih seringnya nge-tweet, retweet atau
nge-like kalau misalkan lagi di Twitter?
Kak Joy: Aku kalau ngerasa penting retweet. Tapi aku lebih sering retweet sih. Kalau
nge-like, misalkan tulisan ini bagus ya udah aku like. Tapi kalau misalkan ada satu
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
tulisan yang bagus dan penting, aku retweet. Aku retweet dek. Dan emang
kebanyakan aku retweet sih di timeline aku.
Nadia: Terus kalau misalkan lagi nge-tweet itu emang tentang pasti tentang Shinhwa
atau nyampur dengan yang lain?
Kak Joy: Nyampur dek. Nyampur dengan yang lain. Jadi nggak hanya Shinhwa.
Nadia: Oke deh kalau begitu. Udah segitu aja kak pertanyaannya.
Kak Joy: Segitu aja dek? Oke deh.
Nadia: Iya. Gak banyak kok.
Kak Joy: Kapan ininya? Maksudnya proposalnya udah?
Nadia: Udah.
Kak Joy: Oh thank God.
Nadia: Udah disetujuin sama dosennya.
Kak Joy: Terus ini nulis udah masuk bab berapa dek?
Nadia: Ini karena aku lagi wawancara kan jadi aku udah masuk bab 4
Kak Joy: Bab 3? Oh bab 4?
Nadia: Iya aku udah masuk ke pembahasan.
Kak Joy: Mantap dek. Sukses yah.
Nadia: Iya. Makasih banyak yah kak. Maaf mengganggu malam-malam.
Kak Joy: Sama-sama sayang. Gapapa.
Nadia: Kalau misalkan nanti aku ada pertanyaan tambahan aku tanya kakak lagi
boleh yah?
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Kak Joy: Iya dek gapapa. Mau telpon bisa, kirim email bisa.
Nadia: Sip. Terima kasih banyak yah kak atasnya waktunya.
Kak Joy: Sama-sama sayang. Iya dek. Dadah. God bless you.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
1. Nama narasumber : Cynthia
2. Umur : 20 tahun
3. Pekerjaan : Mahasiswa
4. Domisili : Serpong
5. Tanggal wawancara : 1 Juni 2016
6. Tempat, tanggal lahir :
Nadia: Oke. Yang pertama, sejak kapan kamu suka sama Shinhwa?
Cyn: Sejak kapan yah? 2012. Iya dari tahun 2012.
Nadia: Karena?
Cyn: Soalnya ada MV nya Shinhwa yang “Venus” muncul. Gue langsung tertarik.
Nadia: Oke. Yang kedua, kapan mulai punya akun Twitter?
Cyn: Kapan yah? aku nggak inget.
Nadia: Kira-kira aja. Tahunnya aja nggak perlu tanggalnya.
Cyn: Twitter sejak kapan sih ada?
Nadia: Twitter sejak aku SMP kelas 3 udah ada sih.
Cyn: SMP kelas 3? Berarti gue masih SMP kelas 1 dong.
Nadia: Ih kamu kok keren sih udah ada Twitter dari SMP kelas 1.
Cyn: Mari kita lihat tweet terakhir.
Nadia: Ya kali. Coba liat profile.
Cyn: Bener juga.
Nadia: Biasanya di profile ada sih.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Cyn: Dimananya?
Nadia: Bisa dilihat dari kapan punya akun Twitter.
Cyn: Emang ada yah?
Nadia: Biasanya sih.
Cyn: Coba kita lihat di profile. Nggak ada. Adanya media, likes. Yah anggep aja
1…… 2 SMP. 2008 mungkin? Zaman-zamannya Shinee? Eh 2010 yah? 2010. Shinee
“Hello” 2010.
Nadia: Oke anggep aja pas 2010 yah. Kenapa bikin Twitter waktu itu?
Cyn: Kenapa bikin Twitter? Karena mulai banyak akun itu…… zaman dulu kan
sukanya Super Junior. Banyak yang punya akun Twitter tuh kayak Ryeowook, Siwon,
gitu-gitu. Tapi nggak gitu update. Jadi yah di follow aja. Terus kan temen-temen juga
pada bikin kan. Jadi ya udah ikut aja.
Nadia: Terus konten Twitter sebagian besar Shinhwa?
Cyn: Sebagian besar Shinhwa. Iya.
Nadia: Itu tweet, retweet, atau like yang paling banyak?
Cyn: Paling banyak like. Terus retweet. Biasanya abis nge-like sih retweet. Kadang
kan ada yang inappropriate untuk di-retweet. Jadi di like aja.
Nadia: Kalau nge-tweet jarang?
Cyn: Nge-tweet jarang sih.
Nadia: Oke. Terus kalau misalkan lagi di Twitter. Kalau misalkan lagi nge-tweet nih.
Itu apa aja sih yang dibahas kalau kamu nge-tweet? Yang dibahas tentang Shinhwa
itu apa sih biasanya? Tweet pribadi atau misalkan lagi ngobrol sama follower gitu.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Cyn: Kalau nge-tweet nulis tweet yah berarti? Kalau nulis itu biasanya kalau Shinhwa
ada yang ulang tahun tuh. Misalkan Dongwan ulang tahun, Minwoo lagi ulang tahun.
Soalnya kayak Twitter kan cuma 140 kata kan. Eh 140 huruf. Jadi kan nulisnya nggak
bisa seenak udel.
Nadia: Terus kalau misalkan lagi ngobrol sama Shinhwa Changjo yang lain biasanya
apa yang diobrolin? Seingetnya aja. Atau nggak pernah?
Cyn: Gak pernah sih. Seinget aku nggak pernah. Paling waktu lagi pas ribut yah sama
Ikon.
Nadia: Iya sama Ikon.
Cyn: Sempet-sempet ada sih. Tapi kayak cuma ngejawab siapa gitu.
Nadia: Buat jawab yang nggak benernya, gitu kan?
Cyn: Misalkan aku nge-retweet terus kan ada yang bilang kalau orange itu punyanya
Shinhwa jadi gak boleh diambil. Mau apapun jadi gak boleh.
Nadia: Gitu. Terus kalau lagi nge-tweet atau lagi mention-an sama penggemar sesama
penggemar gitu, ada nggak sih kayak istilah-istilah yang emang cuma antara
penggemar Shinhwa doang yang tahu?
Cyn: Ya apalah paling kayak pairing. Wansyung, Ricsyung, gitu-gitu kan cuma
Shinhwa Changjo yang tahu. Terus ngomong tanggal 20 ama tanggal 29 kemarin. Itu
kan cuma Shinhwa Changjo doang yang tahu. Terus kayak Wansyung Jjigae?
Wansyung Jjigae? Ada kan yang waktu itu si Dongwan sama Hyesung bikin sup
bareng-bareng itu.
Nadia: Oh…… Wansyung Jjigae.
Cyn: Iya kan Wansyung Jjigae. Terus apa lagi yah? Orange Princess kayak gitu.
Terus yang punya Twitter, secara yang aktif kan tahu kalau Shinhwa ada Instagram.
Kayak Junjin. Kan aktif tuh. Kalau yang lain macem Dongwan kan cuma punya
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Facebook doang. Udah ada Facebook doang abis itu di block pula. Mau nge-add juga
gak bisa.
Nadia: Youtube juga.
Cyn: Youtube juga kalau upload video juga gak pernah. Jarang.
Nadia: Terus sebagian besar yang kamu follow di Twitter itu ada hubungannya sama
Shinhwa kayak fans-fans Shinhwa? Sebagian besar.
Cyn: Gak sebagian besar sih. Paling setengah. Soalnya yang setengah itu temen, terus
kalo nggak yah yang lain. Yang selain Shinhwa juga ada yang lain. kayak Jonghyun
Shinee kan ada juga. Sempet ngikutin juga sih.
Nadia: Terus menurut kamu seberapa penting Twitter itu dalam memenuhi kebutuhan
kamu tentang informasi Shinhwa?
Cyn: Kalau informasi sih menurut aku cukup penting yah. Soalnya kan kadang kayak
informasi tiketnya. Kan kadang-kadang suka dibahas tuh. Ini ada konser di Singapore
atau dimana kan biasanya di share di Twitter. Terus juga promotor-promotor kan
juga kebanyakan di Twitter. Terus juga kalau bahas apa sih kayak fanwar. Nggak
tahu juga sih kalau di Facebook itu kan lebih bisa berkomentar banyak. Tapi di
Twitter malah lebih banyak.
Nadia: Dan lebih rame.
Cyn: Iya. Lebih rame lagi. Sampe ampe yang mau bacok-bacokan gitu.
Nadia: Terus kalau misalkan lagi di Twitter biasanya berapa lama waktu yang kamu
habiskan untuk Twitter aja? Untuk Twitter dan untuk nge-stalk tentang Shinhwa?
Cyn: Kalau sampai nge-stalk sih setengah jam. Kalau cuma liat-liat doang sih paling
10 menit. Oh ya udah ya udah, gitu.
Nadia: Karena kan suka ada notifikasinya.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016
Cyn: Iya. Kayak SHCJ Indo nge-tweet apa atau nge-retweet apa. Di klik. Eh gak
tahunya gambarnya Dongwan kan. Di save. Abis itu oh ada gambar Junjin yang
ganteng, di save. Oh ini kalimatnya bagus. Di retweet. Udah cuma gitu doang.
Nadia: Sekarang pertanyaan terakhir. Seberapa penting dp, header, bio, sama
username kamu untuk menunjukkan diri kamu sebagai penggemar Shinhwa?
Cyn: Dp dan cover sih pasti yah. Itu pasti gambarnya tentang Shinhwa. Kecuali kalau
lagi udah lama nggak update gitu Shinhwanya, bingung mau pasang apa yah. Paling
yah pasang yang lain. Tapi mostly bakal Shinhwa sih gambarnya. Terus kalau nama
sih nggak itu sih nggak bisa. Soalnya username aku di semua SNS itu namanya sama
semua. Takutnya nanti kalau dicari kan gak kelihatan. Display name mungkin masih
bisa kalau yang apa yang kayak udah dipatenkan
Nadia: Jadi pokoknya dp dan header itu pokoknya harus Shinhwa.
Cyn: Sama bio. Pokoknya di bio itu harus ada kata-kata Shinhwa. Kayak Shinhwa
Changjo atau apalah itu. Kayak Dongwan Saranghae, gitu.
Nadia: Pokoknya untuk nunjukkin kalau kamu penggemar Shinhwa kan?
Cyn: Betul.
Nadia: Oke segitu saja. Terima kasih.
Pengembangan identitas..., Nadia Jovita Injilia Riso, FIKOM UMN, 2016