lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/10751/5/bab_iii (31).pdf · 38...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
34
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
‘Cap Go Meh’ adalah animasi 360 yang mengangkat tema kebudayaan Tionghoa
di Indonesia yaitu Cap Go Meh yang berarti 15 hari setelah Tahun Baru Cina
(Imlek). Animasi ini menceritakan tentang anak kecil dari keluarga Tionghoa
yang turut membantu sambil mengenali kebudayaan & kegiatan keluarganya
dalam mempersiapkan perayaan Cap Go Meh. Penulis melakukan penelitian guna
untuk mendapatkan data untuk merancang desain set & properti interior rumah
keluarga Tionghoa Indonesia yang menjadi fokus utama penulis untuk pembuatan
animasi 360 ‘Cap Go Meh’. Perancangan desain set & properti yang dibuat
penulis akan didasari oleh segala hal yang berhubungan dengan kebudayaan
Tionghoa dari segi sejarah, makna, fungsi, visual, peralatan, properti, hingga
elemen yang mencirikan sebuah interior rumah keluarga Tionghoa di Indonesia,
Jakarta yang akan diaplikasikan pada pembuatan interior set & properti di animasi
360 ‘Cap Go Meh’ .
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode kualitatif.
Proses metode kualitatif yang dilakukan adalah wawancara singkat dengan
beberapa keluarga Tionghoa Buddhist Jakarta mengenai Cap Go Meh, penataan
properti rumahnya, tipe altar sembahyang, hingga menanyakan pengaruh
pemilihan perabotan dan properti rumahnya. Selain itu, penulis juga
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
35
mendokumentasikan interior rumah dan propertinya sebagai acuan dan
referensi yang akan diobservasi.
3.1.1. Sinopsis
Cap Go Meh merupakan tradisi yang sebagian besar keluarga Tionghoa rayakan.
Semua anggota keluarga sibuk untuk mempersiapkannya, tetapi sang adik tidak
diberikan tugas untuk membantu mempersiapkan sehingga ia hanya duduk
menunggu di ruang tamu. Namun, rasa keingintahuan adik sangatlah besar
sehingga ia tidak hanya diam menunggu, ia pun pergi melihat apa yang mama
dan papa lakukan. Adik melihat mama memasak hidangan khas Tionghoa
Peranakan yang disantap saat Cap Go Meh, yaitu lontong Cap Go Meh. Selama
memasak, adik pun bertanya berbagai hal mengenai hidangan tersebut, dimulai
dari bahan hingga asal-usulnya. Selain itu, adik mengikuti papa yang sedang
membersihkan altar sembahyang, lalu melakukan tradisi Fang shen yang
dilakukan di teras depan rumah. Pada akhirnya, adik mulai mengerti kegiatan dan
tradisi Cap Go Meh di keluarganya, lalu mereka berkumpul di meja makan dan
menyantap hidangan khas perayaan Cap Go Meh.
3.1.2. Posisi Penulis
Posisi penulis pada laporan ini dalam pembuatan animasi 360 ‘Cap Go Meh’
adalah sebagai set & property designer dalam proses perancangan set & properti
rumah keluarga Tionghoa untuk menemukan konsep visualisasi interior rumah
keluarga Tionghoa Indonesia Buddhist yang memperlihatkan suasana sebuah
keluarga yang hendak merayakan Cap Go Meh.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
36
3.2. Tahapan Kerja
Penulis menjabarkan tahapan kerja perancangan set dan properti dengan
skematika yang dimulai dari ide hingga perancangan final. Berikut skema tahapan
perancangan set & properti:
Gambar 3.1 Skematika perancangan set & properti(Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
37
3.2.1. Ide dan Cerita
Tahapan kerja penulis dimulai dari ide cerita untuk film animasi penulis yaitu
mengenai keluarga Tionghoa Buddhist Indonesia yang hendak merayakan Cap Go
Meh. Hal tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan 5W (siapa, apa, mengapa,
kapan, dan dimana). Dari ide cerita tersebut, penulis menentukan logline dan
genre. Setelah itu, penulis memahami cerita serta temanya secara mendalam untuk
mencapai visualisasi rumah dengan kekhasan keluarga Tionghoa yang ingin
diperlihatkan dalam animasi ‘Cap Go Meh’.
Adapun hubungan karakter dengan environment yang dijabarkan dalam
beberapa aspek. Berdasarkan batasan masalah, perancangan ini berdasarkan
karakter keluarga Tionghoa dengan kelas sosial menengah keatas. Sehingga
perancangan desain rumah ini harus memperlihatkan rumah dengan desain kelas
menengah ke atas. Hubungan karakter dengan environment juga mendasari mood
kekeluargaan.
3.2.2. Script Breakdown
Script breakdown dilakukan untuk mengetahui konten dan isi secara keseluruhan,
lalu menjabarkan isi naskah yang berisikan daftar detail mengenai tiap lokasi yang
diciptakan. Script memiliki detail fungsi dan peletakan properti dalam film.
Setelah mengobservasi ruang dapur, ruang makan, dan altar rumah keluarga
Tionghoa, pada tahap ini lah penulis membuat perincian daftar properti yang
terdapat dalam set film ‘Cap Go Meh’.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
38
Tabel 3.1. Daftar properti dalam set film ‘Cap Go Meh’
No Set Properti
1. Dapur
Kitchen set Counter table, lemari, kompor, kulkas
Tempat cuci (basin) Sabun cuci piring, spons, kain lap
Peralatan masak (1) Wajan, panci, kukusan, hotpot, rice cooker
Peralatan masak (2)
Spatula, ladle (pencedok), talenan, pisau,
cobeg ulek, nampan, baskom, tempat minyak,
saringan
Rak bumbuBerbagai botol saus, kecap, cuka, bumbu
dapur, garam, lada, dan lain-lain
Rak piring Piring, mangkuk, gelas, kain lap piring
Peralatan makan Piring, mangkuk,sendok, garpu, sumpit,
Bangku kecil Bangku pendek bulat
Bahan makananTelur, lontong, sayur, timun, wortel, cabai,
ketumbar
Tempat sampah Tempat sampah bulat & plastik
2.Ruang
Makan
Set meja makan Meja makan bundar & 3 kursi
Peralatan makan Piring, mangkuk,sendok, garpu, sumpit, hotpot
Tudung saji & tisu Tudung saji bulat, tempat tisu
Lemari makanan Toples, makanan ringan, tempat permen
Dispenser Dispenser & galon
Tempat gelas Mug, gelas keramik, kaca, & melamin
Hiasan dinding Hiasan Imlek, gambar Imlek
Tanaman Bunga merah
Kardus Kardus buah jeruk & minuman
Lontong Cap Go Meh Lontong, sate, telur, tahu, tempe
3.
Beranda
Depan
(Altar)
Meja altar Meja tinggi berbahan kayu warna merah
Properti altarTempat lilin, mangkuk minyak lilin, vas bunga,
hio lo, dupa hio
Patung Patung Buddha & gambar Dewa Tu Di Gong
SesembahanPiring tinggi merah, buah apel, jeruk, nipis,
nanas, permen, kue keranjang
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
39
Meja kecil untuk
perlengkapan
Tempat stok dupa hio, minyak sembahyang,
kim cua (kertas emas), kain
Hiasan Imlek Tempelan dinding, gantungan
Rak sepatu Sepatu papa, mama, dan dede
Keset Pintu Keset kain pintu utama
3.2.3. Literatur dan Landasan Teori
Literatur dan teori utama yang dipakai penulis adalah environment, set & properti,
dan kebudayaan serta religi Tionghoa. LoBrutto dalam buku The Filmmaker’s
Guide to Production Design merupakan acuan studi literatur mengenai
environment dan set & properti yang penulis pakai. Untuk melengkapi studi teori
environment, penulis juga menggunakan buku White dengan judul Animation
From Pencils to Pixels: Classical Techniques for the Digital Animators.
Sedangkan, untuk studi set & properti, penulis menggunakan buku Film Art: An
Introduction karya Bordwell & Thompson dan buku Producing and Directing the
Short Film and Video karya Rea & Irving.
Untuk kebudayaan & religi Tionghoa, penulis lebih banyak mengambil
dari jurnal-jurnal karya Suryadinata, Ongkowijaya, dan Widiastuti & Oktaviana.
Adapun pelengkap buku kebudayaan Tionghoa, khususnya bagian warna dan
elemen yang merupakan karya Taylor dan Mitchell & Gunning.
3.3. Acuan
Acuan penulis dalam pembuatan perancangan set & properti rumah keluarga
Tionghoa adalah referensi visual, studi existing, hasil wawancara, dan observasi
lokasi yang didokumentasikan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
40
3.3.1. Referensi Visual
Penulis mencari banyak referensi visual sebagai riset pertama yang didapat dari
pencarian secara online dan dokumentasi pribadi, lalu membuat moodboard
sebagai acuan awal untuk memperlihatkan gambaran suasana yang ingin
diciptakan dari scene animasi tersebut. Mood board yang dibuat yaitu ruang dapur,
ruang makan, dan ruang altar. Referensi yang dicari yaitu perabotan, properti, alat,
dan barang-barang pendukung lainnya yang disesuaikan dengan interior mood
board yang dibuat dengan mempertimbangkan teori dan elemen, seperti warna
dan bentuk.
Gambar 3.2.Mood board perancangan interior
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penulis melakukan riset tipe rumah, luas tanah, dan bangunan dengan
pencarian secara online. Penulis menetapkan ini sebagai awal dasar pencarian
narasumber yang sesuai dengan tipe rumah. Berdasarkan data Bekraf mengenai
klasifikasi sosio-ekonomi, kelompok B merupakan kelompok ekonomi menengah
ke atas dengan pengeluaran 2.5 hingga 4 juta. Berdasarkan data tersebut, berikut
kategori rumah yang diobservasi:
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
41
1. Rumah yang bertempat di komplek perumahan yang setidaknya memiliki
iuran keamanan dan kebersihan.
2. Rumah yang memiliki carport yang menunjukan pemilik rumah
mengeluarkan uang untuk perawatan dan operasional kendaraannya.
3. Bentuk bangunan rumah yang memiliki setidaknya 2 lantai yang memiliki
lebih dari 2 kamar tidur sehingga memiliki kapasitas listrik yang besar
untuk perabotan dan peralatan elektroniknya.
Gambar 3.3. Riset tipe rumah
(sumber:https://rumah.trovit.co.id/sunter-sacna)
Pencarian properti dapur seperti kulkas dan dispenser juga dilakukan
melalui pencarian online. Berbagai bentuk model kulkas dan dispenser dicari
berdasarkan patokan harga. Berdasarkan breakdown hubungan karakter dengan
environment, karakter keluarga Tionghoa dalam animasi ini berkelas sosial
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
42
menengah ke atas sehingga berdasarkan kelas tersebut, dispenser yang dimiliki
memiliki range harga setidaknya diatas satu juta dan kulkas dengan harga
setidaknya 4 juta. Dengan range harga tersebut, dispenser yang umumnya dimiliki
adalah tipe elektronik dan kulkas dengan tipe lebih dari 2 pintu sekat.
Gambar 3.4. Referensi kulkas
(sumber: google.com)
Gambar 3.5. Referensi dispenser
(sumber: google.com)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
43
Untuk peralatan makan, penulis ingin memasukan hotpot sebagai tempat
hidangan utama yaitu lontong Cap Go Meh dalam film animasi ini. Hotpot
berbentuk bulat lengkap dengan tutup dan umumnya terbuat dari bahan kaca,
aluminium, keramik, atau periuk. Periuk ini cukup sering dipakai untuk
menyajikan masakan Tionghoa yang dapat menjaga suhu makan lebih panas.
Gambar 3.6. Referensi hotpot
(sumber: google.com)
Pencarian referensi hidangan Cap Go Meh seperti lontong Cap Go Meh
dicari melalui pencarian online.
Gambar 3.7. Hidangan saat Cap Go Meh
(sumber: google.com)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
44
Pencarian referensi meja altar memiliki berbagai jenis dan bentuk. Semua
meja altar umumnya terbuat dari material kayu jati dengan warna coklat tua atau
coklat kemerahan. Bentuk altar umumnya membentuk persegi panjang yang
melebar ke samping dan tinggi altar beragam, namun menyesuaikan dari jumlah
dewa yang ingin ditempatkan pada altar. Bentuk altar dengan dua dewa akan
membentuk altar yang memiliki celah atau kolong dibagian bawahnya, namun
altar satu tingkat membentuk meja yang padat tanpa kaki meja.
Gambar 3.8. Meja altar dewa
(sumber: google.com)
Pencarian referensi patung-patung dewa pada altar memiliki berbagai
dewa yang dipuja pada altar. Pada observasi, umumnya ada dua tipe
perantara/medium dewa yaitu dari patung atau lukisan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
45
Gambar 3.9. Patung dan lukisan dewa
(sumber: google.com)
Pencarian referensi hiasan dan dekorasi Imlek yang didominasi warna
merah dan kuning. Dekorasi dapat berupa hiasan dinding, tanaman, dan
gantungan lampion. Berikut merupakan contoh dekorasi yang umumnya dipajang
saat Imlek. Bentuk dasar hiasan yang dipakai adalah lingkaran dan persegi wajik.
Huruf Cina yang tertulis di dinding umumnya ada dua, yaitu fu yang bermakna
keberuntungan dan chun yang bermakna musim semi.
Gambar 3.10. Referensi dekorasi Imlek
(sumber: google.com)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
46
3.3.2. Wawancara & Observasi
Dalam tahap ini, penulis melakukan wawancara kepada keluarga Tionghoa
Indonesia yang menganut ajaran agama Buddha yang bertempat tinggal di Jakarta
dan berlokasi di sebuah kompleks perumahan. Rumah yang dipilih sebagai acuan
merupakan rumah tipe baru yang setidaknya dibangun diatas tahun 2010. Ada (2)
keluarga yang penulis wawancara yaitu keluarga Bun dan Goei. Untuk observasi
properti, penulis melakukan dokumentasi di rumah keluarga Chen.
3.3.2.1. Wawancara & Observasi Rumah dengan Keluarga Bun (1
Februari 2019)
Gambar 3.11. Floorplan rumah keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
47
Berdasarkan hasil wawancara keluarga pertama yaitu dengan pihak
keluarga Bun pada tanggal 1 Februari 2019, rumah yang ditempatkan
merupakan hasil pembangunan renovasi yang dilakukan pada 2015 hingga
2016 selesai dibangun. luas bangunan 60m2 dan luas tanah 6x16m2 (96m2).
Bangunan rumah tiga lantai dengan posisi bangunan menghadap ke arah
selatan yang dipercaya akan memberikan kesejukan. Penerapan feng shui
yang dipakai dalam pembangunan rumah ini merupakan pemahaman dasar
menurut pengetahuan yang diketahui secara pribadi yang tidak
didiskusikan dengan ahlinya. Penerapan elemen seperti kayu, bumi, api,
air, dan logam dalam menentukan perabotan dan peletakannya juga tidak
dihitung keseimbangan elemen menurut konsep elemen Tradisi Tionghoa.
Lantai satu rumah terdiri dari teras & carport, kamar orang tua,
ruang tamu, dapur & ruang makan, toilet, dan tangga. Bagian ruang tamu
hingga dapur merupakan ruangan tanpa sekat tembok. Adapun
kepercayaan bahwa dapur tidak boleh langsung terlihat dari pintu utama
rumah sehingga diposisikan dibelakang dan dibutuhkan ‘penghalang’
sebagai batas antara ruang tamu dan dapur sehingga ditempatkan lemari
besar yang menghalangi kedua ruang tersebut. Tidak ada hal maupun
spesifikasi khusus untuk memilih pembatas ruang, namun sebaiknya
terbuat dari kayu.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
48
Gambar 3.12. Tampak depan & luar Lemari lantai 1 rumah keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Pada bagian ruang makan, terdapat meja bundar yang memiliki
putaran ditengahnya dengan total enam bangku. Penggunaan meja makan
bundar karena dapat mencakup seluruh anggota keluarga yang makan dan
putaran yang memudahkan mengambil lauk. Meja makan juga tersedia
tudung saji untuk menutupi makanan. Pada bagian dapur, dapur rumah
keluarga Bun merupakan kitchen set minimalis berbentuk “L” dengan
counter dan lemari berwarna krem. Selain itu, tipe kompor yang dipakai
adalah tipe built-in atau yang sudah terinstalasi pada counter dapur.
Bagian sudut dapur menjadi tempat menaruh bumbu dan saus. Tipe kulkas
yang dipakai adalah tiga pintu dengan freezer dan dua cooler atas dan
bawah dengan bentuk laci. Selain itu, adanya peralatan lain seperti oven
dan rice cooker yang ditaruh di counter yang sama. Di dapur juga tersedia
bangku kecil untuk menjangkau lemari atas.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
49
Gambar 3.13. Dapur rumah keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Lantai dua rumah terdiri dari dua kamar tidur yang merupakan
kamar tidur anak, ruang keluarga, toilet, beranda, dan tangga.
Lalu,lantai tiga yang terdiri dari kamar tamu, gudang, beranda atas &
jemuran, dan altar Hio. Altar hio yang dipakai hanya terdiri dari meja kayu
dengan tempat untuk menancapkan dupa hio tanpa adanya patung maupun
sesembahan yang ditaruh di depannya. Menurut pihak keluarga Bun,
penempatan patung, baik Buddha maupun dewa atau dewi lainnya
merupakan hal yang berat karena dipercaya dengan memasang patung,
pemilik rumah sudah membawa dewa masuk ke rumah melalui patung
tersebut. Dengan adanya dewa atau dewi dalam rumah, pemilik rumah
harus memberikan sesembahan berupa makanan dan membakar uang
kertas sembayang secara rutin. Oleh karena itu, keluarga Bun hanya
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
50
menempatkan tempat hio sehingga fungsi altar hio di rumahnya hanya
sebagai tempat doa sembahyang.
Gambar 3.14. Tempat Hio rumah keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penempatan altar hio di lantai tiga pun memiliki maksud menurut
ajaran yang dianut keluarga Bun, altar hio tidak boleh dilangkahi bagian
atasnya sehingga ditempatkan pada lantai teratas bagian luar beranda
rumahnya agar langsung tertuju ke langit. Maksud altar sembahyang yang
tidak boleh dilangkahi dijelaskan oleh pihak keluarga Bun dengan sebuah
contoh yaitu apabila altar hio ditempatkan di lantai satu, namun ada lantai
kedua terdapat ubin lantai yang dapat dilewati oleh anggota keluarga tepat
di lokasi tempat altar hio merupakan hal terlarang dan tidak bijak
dilakukan. Hal tersebut tabu karena seolah-olah menginjak altar
sembahyang dari atas. Akan tetapi, penghalang seperti genteng rumah dan
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
51
plafon rumah tanpa lantai diperbolehkan asalkan bagian atas tempat hio
tidak dapat dilewati oleh siapapun.
Namun keluarga Bun menyatakan bahwa keluarganya juga
menempatkan sesembahan untuk altar hio, namun hanya dilakukan saat
malam hari sebelum Imlek atau yang disebut dengan Sa Cap Me. Malam
Imlek memiliki tiga waktu antara lain jam 7, 9, 12 malam. Berdasarkan
tradisi sembahyang malam Imlek keluarga Bun, altar hio dipindahkan ke
bagian terluar beranda dan menambahkan meja berukuran lebih lebar
dengan sama tinggi dengan meja altar hio. Persembahan yang ditaruh yaitu
buah, bunga, minuman berupa kopi, teh, & air yang ditempatkan di
cangkir kecil, dengan tambahan lilin. Penaruhan sesembahan juga harus
berjumlah ganjil, lalu tidak ditentukan patokan jumlah ganjilnya.
Menurut keluarga Bun, apabila buahnya besar, ia hanya
menempatkan satu buah saja, dan kalau buahnya berukuran kecil, ia
menempatkan tiga-lima buah dalam satu piring. Sembahyang Malam
Imlek ini menggunakan dua jenis hio yang ditancapkan yaitu hio besar dan
kecil. Jumlah hio besar yang ditancap adalah tiga buah yang diposisikan di
tengah, lalu hio kecil ditancapkan dengan jumlah 3 batang per anggota
keluarga yang sembahyang.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
52
Gambar 3.15. Altar Hio Malam Imlek rumah keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penempatan sesembahan sembayang hanya sampai setelah selesai
sembahyang malam Imlek yang terakhir (jam 12 malam). Setelah itu, altar
hio diposisikan seperti semula, meja sesembahan dan buah sesembahan
dirapikan, lalu ditaruh di dalam rumah dan makan. Menurutnya, buah
persembahan sembayang harus dimakan sehingga akan mendapat berkah
karena buah tersebut dianggap sudah didoakan melalui sembayang
sehingga buah tersebut sudah diberkati.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
53
3.3.2.2. Wawancara dengan Keluarga Goei (5 Februari 2019)
Dalam wawancara keluarga kedua dengan pihak keluarga Goei pada
tanggal 5 Februari 2019, penulis memfokuskan kepada altar sembahyang
dan ruang tamu. Rumah yang ditempati merupakan bangunan jadi namun
direnovasi interiornya pada tahun 2010. Bangunan rumah dua lantai
dengan posisi bangunan menghadap ke arah timur. Seperti dengan
keluarga Bun, penerapan feng shui yang dipakai dalam pembangunan
rumah ini merupakan pemahaman dasar menurut pengetahuan yang
diketahui secara pribadi yang tidak didiskusikan dengan ahlinya.
Penerapan elemen dalam menentukan perabotan dan peletakannya juga
tidak dihitung keseimbangan elemen menurut konsep elemen Tradisi
Tionghoa.
Lantai satu rumah terdiri dari teras & carport, ruang tamu, ruang
karaoke, dapur & ruang makan, toilet, dan tangga menuju lantai dua.
Bangunan rumah ini memiliki dua pintu, namun hanya satu yang dipakai
sebagai pintu utama. Bagian ruang tamu hingga dapur merupakan ruangan
tanpa sekat tembok, namun menggunakan sekat kaca tanpa pintu. Lalu
terdapat perlengkapan sembahyang di sudut rumah yang di taruh diatas
meja lemari kecil. Perlengkapannya seperti uang sembahyang, minyak
lampu untuk sembahyang, hio, dan lap untuk membersihkan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
54
Gambar 3.16 Perlengkapan sembahyang rumah keluarga Goei
(sumber: dokumentasi pribadi)
Saat memasuki rumah, terlihat altar sembahyang yang diletakan
menghadap ke pintu masuk utama. Keluarga Goei mempercayai bahwa
penempatan altar sembahyang tepat di depan pintu masuk memiliki
maksud untuk menolak bala/kesialan, mendatangkan berkah rumah, dan
melindungi seluruh anggota keluarga. Pada altar sembahyang terdapat satu
papan gambar Dewa Tu Di Gong yang merupakan Dewa Tanah & Bumi
dan patung Dewi Kwan Im. Menurut keluarga Goei, pemilihan medium
dewa dan dewi dalam bentuk patung maupun papan gambar merupakan
pilihan secara pribadi. Gambar Dewa Tu Di Gong ditempatkan pada
bagian bawah altar karena Dewa Tu Di Gong menjaga bumi dan tanah
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
55
sehingga dimaksudkan untuk menjaga keseluruhan tanah dan rumah
pemilik altar. Oleh karena itu, patung Dewi Kwan Im ditempatkan pada
bagian atas altar dan dialaskan kertas sembahyang sebagai dudukannya.
Gambar 3.17. Altar Sembahyang rumah keluarga Goei
(sumber: dokumentasi pribadi)
Sesembahan yang ditaruh pada altar merupakan buah-buahan, kue,
minuman, dan permen dengan menggunakan piring tinggi berwarna merah
dan cangkir kecil sebagai tempatnya. Jumlah sesembahan juga harus
berjumlah ganjil. Lalu ditempatkan tempat hio, bunga dan lilin sebagai
penerangan disampingnya. Tempat hio yang dipakai biasa disebut hio lo
yang terbuat dari tembaga kuningan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
56
Gambar 3.18. Altar Dewi Kwan Im & Dewa Tu Di Gong rumah keluarga Goei
(sumber: dokumentasi pribadi)
Keluarga Goei juga memiliki tempat hio yang terletak pada tembok
luar rumah bagian depan yang merupakan tempat sembahyang kepada
Tuhan. Tempat hio ini hanya untuk menaruh hio sembahyang sehari-hari.
Gambar 3.19. Tempat Hio Sembahyang Tuhan
(sumber: dokumentasi pribadi)
3.3.2.3. Observasi Properti Rumah Keluarga Chen
Dalam observasi keluarga keempat dengan pihak keluarga Chen pada
tanggal 5 Februari 2019, penulis mendokumentasikan properti sekitar
dapur. Penulis memilih rumah keluarga Chen sebagai referensi properti
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
57
dapur karena penulis melihat keluarga Chen masih memakai peralatan
dapur dan makan yang khas Tionghoa. Berbagai peralatan dan
perlengkapan masak yang terpakai hingga sekarang seperti panci, wajan,
kukusan, cobek, dan sebagainya. Berbagai botol saus dan bumbu juga
tersimpan di rak atau kotak. Peralatan seperti baskom juga banyak sebagai
tempat menaruh bahan memasak.
Gambar 3.20. Properti & perlengkapan memasak rumah keluarga Chen
(sumber: dokumentasi pribadi)
Lalu peralatan makan seperti piring, mangkok, sumpit, tempat saus,
dan sebagainya juga masih rutin dipakai. Untuk mangkok, keluarga Chen
memiliki dua jenis mangkuk, yaitu mangkuk nasi dan mangkuk sop/kuah.
Hampir semua piring dan mangkuk terbuat dari keramik, lalu untuk
sumpir semua berbahan kayu dengan sedikit warna-warna sederhana.
Peralatan makan disimpan pada rak piring atau didalam lemari. Dalam rak
piring juga ditutup dengan kain lap tipis. Piring didominasi warna putih
dengan ornamen berwarna biru atau merah.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
58
Gambar 3.21. Peralatan makan rumah keluarga Chen
(sumber: dokumentasi pribadi)
Selain itu, keluarga Chen selalu menyediakan suguhan dalam
toples, khususnya saat Imlek. Suguhan berisi makanan ringan seperi kue,
kacang, permen, dan biskuit dalam toples tabung berwarna merah atau
tempat permen berbentuk segi enam. Hanya pada saat Imlek saja keluarga
Chen menghiasi toples dengan stiker bertuliskan huruf Cina yaitu fu yang
memiliki arti keberuntungan atau ‘hoki’ dan chun yang memiliki arti
musim semi.
Gambar 3.22. Suguhan Imlek rumah keluarga Chen
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
59
3.4. Proses Perancangan
Setelah mengumpulkan referensi visual, studi existing, wawancara, dan observasi
lapangan rumah keluarga Tionghoa, penulis melanjutkan ke tahap awal proses
perancangan set dan properti. Terdapat 3 perancangan set & properti yaitu dapur,
ruang makan, dan altar sembahyang.
3.4.1. Eksplorasi Lokasi
Pada film ’Cap Go Meh’, penulis mengambil lokasi setting latar di perumahan
komplek modern. Pada tahap ini, penulis mengambil objek observasi di
perumahan daerah Jakarta Utara. Umumnya tipe bangunan di perumahan komplek
Jakarta Utara 60/96 yang berarti memiliki luas bangunan 60m2 dan luas tanah
6x16m2 (96m2). Tipe rumah yang dipilih memiliki model rumah yang baru,
setidaknya dibangun sejak 2010. Hal tersebut dikarenakan penulis memakai
setting waktu 2015. Setelah itu, penulis membuat floorplan perancangan rumah
keluarga Tan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
60
Gambar 3.23. Floorplan rumah keluarga Tan.
(sumber: dokumentasi pribadi)
Rumah dalam komplek umumnya memiliki dua sampai tiga lantai dan
memiliki garasi (carport) didalam rumahnya. Tipe khas perumahan komplek
adalah bangunan rumah yang tertutup dengan gerbang pagar utama dengan tipe
rumah yang beragam, tidak seperti perumahan cluster yang umumnya bangunan
telah dipersiapkan dengan bentuk serupa dan tanpa gerbang pagar tertutup. Tipe
bangunan pada tahun 2010 juga merupakan ruangan tanpa sekat tembok kecuali
kamar tidur dan toilet. Dari hal tersebut, penulis membuat floor plan dengan
bentuk bangunan yang serupa.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
61
3.4.2. Eksplorasi Dapur
1. Set
Eksplorasi perancangan set dapur yang pertama diambil berdasarkan referensi
kitchen set dari internet. Hasil dari evaluasi penulis adalah perancangan
pertama terlalu seperti rumah Barat yang terlihat dari bentuk ruangan dan
kitchen set. Kitchen set memakai model dengan kompor oven yang jarang
sekali orang Indonesia memakai kompor tersebut. Selain itu, lantai yang
penulis gunakan adalah lantai kayu, sedangkan rumah di Indonesia umumnya
menggunakan ubin keramik. Lalu untuk bagian tembok, rumah Tionghoa
Indonesia juga tidak memakai wallpaper pada dapur, tetapi hanya cat tembok
putih atau memakai keramik pada tembok. Lalu penempatan meja makan juga
tidak tepat langsung di area dapur, tetapi memiliki jarak, namun hal ini
menyesuaikan dari bentuk rumah.
Gambar 3.24. Perancangan pertama set dapur
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penulis melakukan eksplorasi dengan mengganti posisi kitchen set dan
mengubah tembok serta lantai yang dipakai. Namun, selama melakukan proses
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
62
observasi, penulis tak banyak menemukan rumah keluarga Tionghoa yang
memakai desain kitchen set yang menggunakan counter bar.
Gambar 3.25. Eksplorasi perancangan set dapur
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penulis membuat eksplorasi berdasarkan observasi dapur yang dilakukan
sebelumnya untuk menyesuaikan bentuk dapur rumah keluarga Tionghoa. Pada
dapur keluarga Bun, bentuk kitchen set yang dipakai adalah bentuk ‘L’ yang
memiliki bak cuci (basin) dan kompor tanam yang sejajar dan peralatan masak
lainnya, seperti rice cooker dan oven pada bagian samping. Ruangan dapur juga
hanya di cat putih dengan keramik di dinding kitchen berwarna abu-abu yang
selaras dengan kitchen set warna krem.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
63
Gambar 3.26. Dapur keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Eksplorasi perancangan selanjutnya dibuat dengan mengatur set area dapur
dan menghilangkan counter bar. Kitchen set tersebut juga membentuk huruf
‘U’untuk membedakan fungsi di dapur yaitu memasak, mencuci, dan persiapan
memasakan (preparation).
Gambar 3.27. Eksplorasi area dapur
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
64
Gambar 3.28. Ekplorasi perancangan set dapur
(sumber: dokumentasi pribadi)
Dapur dan ruang makan memiliki sekat tembok pada bagian memasak/
kompor, namun tidak menutupi keseluruhan dapur. Tembok menggunakan cat
tembok berwarna putih dengan lantai ubin keramik putih. Area memasak (kompor)
dan area mencuci (basin) memiliki keramik pada bagian dindingnya. Fungsi
keramik disini berguna untuk melindungi tembok dari percikan api, minyak, dan
air. Material keramik bersifat sebagai pelindung (barrier). Material kitchen set
yang dominan adalah kayu sehingga warna coklat tua mendominasi dapur.
2. Properti
Berdasarkan daftar properti yang telah dirinci sebelumnya, penulis melakukan
sketsa eksplorasi bentuk properti dapur, seperti properti masak, peralatan makan,
dan sebagainya.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
65
Gambar 3.29. Kompor dapur keluarga Bun
(sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3.30. Tempat mencuci dapur keluarga Chen
(sumber: dokumentasi pribadi)
Bentuk kompor rumah modern umumnya sudah memakai kompor built-in
dengan gas di bagian dalam counter dapur. Tempat mencuci juga terbuat dari
bahan stainless steel sehingga tidak mudah berkarat. Bak cuci juga dilengkapi
dengan sabun cuci piring dan spons.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
66
Gambar 3.31. Properti dapur bagian memasak dan mencuci
(sumber: dokumentasi pribadi)
Peralatan memasak seperti kukusan, wajan, teflon, dan panci umumnya
terbuat dari bahan stainless steel. Selain itu, tersedia juga baskom-baskom untuk
menyimpan dan mempersiapkan bahan masakan.
Gambar 3.32. Peralatan masak rumah keluarga Chen
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
67
Bumbu masak (garam, lada, penyedap rasa, MSG), saus, dan minyak
goreng juga terletak di dekat kompor. Berbagai bumbu masakan Tionghoa seperti
kecap asin, kecap ikan, saus tiram, cuka beras mandarin (pai mi chu), arak madak
hua tiao ciu), dan minyak wijen (mo you) diletakan pada rak saus dan bumbu.
Gambar 3.33. Rak saos dan bumbu dapur keluarga Chen
(sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3.4. Saos masakan Tionghoa
(sumber: tofoodwithlove.com)
Berdasarkan referensi dan observasi yang ada, penulis mengeksplorasi
sketsa properti dapur.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
68
Gambar 3.35. Sketsa eksplorasi properti dapur
(sumber: dokumentasi pribadi)
Peralatan makan seperti piring, mangkuk, sumpit, dan sebagainya ditaruh
pada lemari atau rak piring, sehingga tidak banyak terlihat didalam set dapur,
namun akan terlihat di set ruang makan. Setelah sketsa, penulis membuat versi
berwarna dan melakukan eksplorasi warna pada beberapa properti, sekaligus
menambah beberapa properti yang diketahui setelah observasi lapangan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
69
Gambar 3.36. Properti dapur
(sumber: dokumentasi pribadi)
3.4.3. Eksplorasi Ruang Makan
1. Set
Pada perancangan pertama set ruang makan, penulis menggabungkannya dengan
set dapur. Tembok ruang makan memakai cat tembok putih dengan ubin putih.
Pada perancangan pertama, penulis menggunakan meja makan persegi dengan
empat bangku. Setelah melakukan observasi ke rumah keluarga Tionghoa, penulis
mengevaluasi hasil dari perancangan pertama. Perancangan pertama masih terlihat
polos tanpa dekorasi, selain itu meja yang digunakan terlihat seperti meja rumah
makan.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
70
Gambar 3.37. Perancangan pertama set ruang makan
(sumber: dokumentasi pribadi)
Area ruang makan terletak sebelum memasuki area dapur, namun area ruang
makan dapat melihat sebagian sisi dari dapur Pada evaluasi eksplorasi kedua,
penulis mengubah meja makan yang berbentuk persegi panjang menjadi bentuk
bundar dengan tiga buah kursi. Lalu terdapat lemari meja dengan pintu geser.
Gambar 3.38. Eksplorasi area ruang makan
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
71
Gambar 3.39. Eksplorasi bentuk ruang makan
(sumber: dokumentasi pribadi)
2. Properti
Berdasarkan daftar properti yang telah dirinci sebelumnya, penulis melakukan
sketsa eksplorasi bentuk properti ruang makan, seperti bentuk meja makan dan
kursinya. Ada dua bentuk dasar yaitu bulat dan persegi. Jumlah bangku makan
mengikuti besar meja tersebut.
Gambar 3.40. Berbagai bentuk meja makan dan kursi
(sumber: homify.co.id)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
72
Gambar 3.41. Eksplorasi meja makan & kursi
(sumber: dokumentasi pribadi
Setelah itu, terdapat lemari yang memuat peralatan dan berbagai
perlengkapan menyimpan makanan serta rak gelas. Penempatan dispenser
disebelah lemari dimaksudkan untuk memudahkan pengambilan gelas.
Gambar 3.42. Eksplorasi lemari piring dan tempat gelas
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penulis melakukan eksplorasi bentuk kulkas yang didasari dari jumlah
pintu dan fungsinya. Fungsi yang dimaksud antara lain cooler dan freezer. Lalu,
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
73
penulis melakukan eksplorasi bentuk dispenser berdasarkan dua jenis yaitu tipe
listrik dan tempat keramik. Dispenser di letakan pada sudut ruangan tepat
disebelah rak gelas agar mudah dijangkau.
Gambar 3.43. Eksplorasi kulkas
(sumber: google.com)
Gambar 3.44. Eksplorasi dispenser
(sumber: dokumentasi pribadi)
Selain itu, pada saat Imlek, umumnya ruangan dihiasi dengan
hiasan khas Imlek yang berbentuk wajik, persegi, segi enam, dan lingkaran.
Seluruh ruangan termasuk ruang makan diberikan hiasan khas Imlek
seperti pohon, lampion, tempelan dinding, dan bunga yang bernuansa
warna merah dan emas kekuningan. Lalu, hiasan yang dipakai umumnya
bertuliskan huruf Tionghoa yaitu hanzi yang bertuliskan fu yang
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
74
memiliki arti keberuntungan. Bentuk hiasan beragam dan umumnya
berbentuk kipas, lampion, wajik, atau pun segi enam dengan rupa anak
laki-laki atau perempuan. Selain itu, gambar hiasan juga banyak
menggambarkan tahun shio pada tahun Imlek, seperti tahun 2019 yang
merupakan Tahun Babi sehingga adanya hiasan bergambar hewan shio
babi.
Gambar 3.45. Hiasan Imlek rumah keluarga Goei
(sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3.46 Eksplorasi hiasan Imlek
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
75
Peralatan makan yang tersedia di ruang makan hampir serupa dengan yang
telah dijabarkan dalam properti dapur. Namun penempatan gelas yang sering
dipakai penghuni rumah ada pada ruang makan. Berdasarkan karakter keluarga
yang dibuat, terdapat karakter Papa, Mama, dan Dede sehingga penulis
mengeksplorasi bentuk gelas dan mug.
Gambar 3.47. Eksplorasi bentuk gelas
(sumber: dokumentasi pribadi)
Pada saat Imlek, keluarga umumnya menyediakan stok buah dan
minuman dalam kardus yang dibeli dalam jumlah banyak. Buah-buah dan
hidangan Imlek di tempatkan pada area ruang tamu dan juga ruang makan.
Gambar 3.48. Buah hidangan Imlek
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
76
Gambar 3.49. Eksplorasi kardus makanan dan minuman
(sumber: dokumentasi pribadi)
Tempat penyimpanan makanan ringan seperti toples dan mangkuk khusus
juga memiliki berbagai bentuk. Jenis tudung saji yang dipakai untuk menutupi
makanan pun beragam. Berdasarkan observasi, bentuk tudung saji yang dipakai
adalah persegi atau lingkaran dengan material plastik. Pada bagian dalam lemari
terdapat toples, tempat makan, peralatan makan, dan stok bahan makanan. Lalu
pada bagian atas lemari, terdapat toples berisikan makanan ringan untuk menjamu
tamu yang hadir. Toples dipasang stiker fu (keberuntungan).
Gambar 3.50. Eksplorasi peralatan makan, toples, dan tudung saji
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
77
Gambar 3.51. Properti ruang makan
(sumber: dokumentasi pribadi)
Penulis mengeksplorasi hidangan perayaan Cap Go Meh yang akan
dihidangkan di ruang makan.
Gambar 3.52. Eksplorasi hidangan Cap Go Meh
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
78
3.4.4. Eksplorasi Ruang Altar
1. Set
Pada perancangan pertama set ruang altar penulis membuat ruangan khusus altar
sembahyang. Namun setelah melakukan observasi, penulis melihat lebih banyak
penempatan altar sembahyang dewa pada bagian terdepan dalam rumah. Altar
yang dipasang merupakan altar sembahyang dewa. Penempatan altar sembahyang
ini tidak diletakan di dalam sebuah ruangan khusus, namun harus menghadap ke
pintu utama rumah. Pada perancangan pertama, penulis menaruh papan dewa pada
bagian belakang patung dewa. Namun setelah melakukan observasi, penulis
menetapkan altar yang lebih sederhana. Berikut perancangan pertama beserta
table plan peletakan properti altar.
Gambar 3.53. Eksplorasi tempat altar sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Pada saat melakukan observasi, umumnya altar sembahyang juga memiliki
lemari yang menyimpan perkakas dan perlengkapan sembahyang. Area altar
sembahyang ditempatkan pada bagian dalam terdepan rumah terlihat dari pintu.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
79
Gambar 3.54. Eksplorasi area tempat altar sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3.55. Eksplorasi beranda tempat altar sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
2. Properti
Berdasarkan daftar properti, penulis melakukan eksplorasi bentuk meja altar.
Umumnya ada tiga tipe altar yaitu altar satu tingkat, altar dua tingkat, dan altar
gantung. Penggunaan altar satu tingkat dan altar gantung dipakai apabila hanya
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
80
menempatkan tempat hio atau satu patung dewa, sedangkan penggunaan altar dua
tingkat dipakai untuk menempatkan dua dewa.
Gambar 3.56. Referensi tipe altar sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3.57. Eksplorasi meja altar sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
81
Berdasarkan studi literatur, ada tiga panutan utama yang disebut
Tridharma yakni Kong Hu Cu, Buddha, dan Lao Tze. Dari hal tersebut penulis
melakukan penggambaran patung Tridharma.
Gambar 3.58. Eksplorasi patung Tridharma
(sumber: dokumentasi pribadi)
Beberapa properti pada altar sembahyang termasuk sesembahan seperti
buah dan kue ditaruh pada piring berwarna merah. Adapun beberapa jenis piring
yang dipakai seperti piring tinggi atau piring melamin/plastik.
Gambar 3.59. Referensi tempat sesembahan
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
82
Selain sesembahan, adapun tempat menaruh dupa hio yaitu hio lo terbuat
dari tembaga kuningan. Bentuknya seperti guci bulat kecil.
Gambar 3.60. Referensi tempat dupa atau hio lo
(sumber: dokumentasi pribadi)
Gambar 3.61. Eksplorasi lampu lilin atau penerangan sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Hasil dari evaluasi, properti sembahyang selalu didominasi warna merah
dan kuning keemasan. Untuk sesembahan kepada dewa yaitu buah untuk
sembahyang juga beragam dan tidak ditentukan jenisnya, hanya dengan aturan
berjumlah ganjil. Kue untuk sembahyang yang ditaruh adalah kue keranjang (nian
gao). kue mangkok, dan kue ang khu.
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
83
Gambar 3.62. Properti dan sesembahan altar sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Peralatan dan perlengkapan properti ditempatkan pada meja kecil yang
diletakan di dekat altar sembahyang. Properti yang ada seperti minyak
sembahyang untuk lilin, hio, dan perkakas kebersihan.
Gambar 3.63. Referensi meja peralatan dan perlengkapan sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019
84
Gambar 3.64. Eksplorasi meja dan peralatan perlengkapan sembahyang
(sumber: dokumentasi pribadi)
Perancangan Set dan..., Vergie Wida Astuty, FSD UMN, 2019