lingkungan mineral
DESCRIPTION
penjelasan tentang mineralTRANSCRIPT
Genesa"Keterjadian" Bahan Galian
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan,
proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan
faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Tujuan
utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan
dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-sifat
fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan (penyusunan)
model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam penentuan metoda
penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.
Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut
dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui
pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan
sekunder (supergen).
1. Keterdapatan Mineral Bijih
Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik. Pada Tabel 1
dapat dilihat komposisi umum dari kerak bumi dan beberapa logam-logam lain
mempunyai kuantitas kecil dan umum terdapat pada batuan beku.
Tabel 1 Komposisi elemen-elemen penyusun kerak bumi dan pada
batuan beku (Sumber; Bateman, 1982).
a. Elemen penyusun kerak bumi b. Logam-logam yang umum pada batuan
beku
Elemen%
Berat
%
Atom
%
VolumeElemen % Elemen %
Oksigen47,7
160,5 94,24 Alumunium 8,13 Kobalt 0,0023
Silikon27,6
920,5 0,51 Besi 5,00 Timbal 0,0016
Titanium 0,62 0,3 0,03Magnesiu
m2,09 Arsenik 0,0005
Alumunium 8,07 6,2 0,44 Titanium 0,44 Uranium 0,0004
Besi 5,05 1,9 0,37 Mangan 0,10 Molibdenu 0,0002
m 5
Magnesiu
m2,08 1,8 0,28 Kromiun 0,02 Tungsten
0,0001
5
Kalsium 3,65 1,9 1,04 Vanadium0,01
5Antimony 0,0001
Sodium 2,75 2,5 1,21 Zink0,01
1Air Raksa
0,0000
5
Potassium 2,58 1.4 1,88 Nikel0,00
8Perak
0,0000
1
Hidrogen 0,14 3,0 Tembaga0,00
5Emas
0,0000
005
Timah0,00
4Platinum
0,0000
005
Pengertian bijih adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil)
mineral berharganya secara ekonomis, dan bijih dalam suatu endapan ini tergantung
pada dua faktor utama, yaitu tingkat terkonsentrasi (kandungan logam berharga
pada endapan), letak serta ukuran (dimensi) endapan tsb.
Untuk mencapai kadar yang ekonomis, mineral-mineral bijih atau komponen bahan
galian yang berharga terkonsentrasi secara alamiah pada kerak bumi sampai
tingkat minimum yang tertentu tergantung pada jenis bijih atau mineralnya. Dalam
Tabel 2 dapat dilihat beberapa bijih logam yang dapat diambil (diekstrak) dari
mineral bijihnya, dan pada Tabel 3 dapat dilihat beberapa gangue mineral yang
merupakan mineral-mineral (dalam jumlah sedikit/kecil) yang terdapat bersamaan
dengan mineral bijih dan relatif tidak ekonomis.
Tabel 2. Beberapa mineral bijih yang dapat diekstrak sebagai komoditi
logam (Sumber ; Bateman, 1982).
Logam Mineral Bijih Komposisi%
Logam
Prime
rSupergene
Emas
Emas Native
Kalaverit
Silvanit
Au
AuTe2
(Au,Ag)Te2
100
39
-
x
x
x
x
x
Perak
Perak Native
Argentit
Seragirit
Ag
Ag2S
AgCl
100
87
75
x
x
x
x
x
Besi
Magnetit
Hematit
Limonit
Siderit
FeO.Fe2O3
Fe2O3
Fe2O3.H2O
FeCO3
72
70
60
48
x
x
x
x
x
x
Tembaga
Tembaga
Native
Bornit
Brokhantit
Kalkosit
Kalkopirit
Kovelit
Kuprit
Digenit
Enargit
Malasit
Azurit
Krisokola
Cu
Cu5FeS4
CuSO4.3Cu(OH)2
Cu2S
CuFeS2
CuS
Cu2O
Cu9S5
3Cu2S.As2S5
CuCO3.Cu(OH)2
2CuCO3.Cu(OH)2
CuSiO3.Cu(OH)2
100
63
62
80
34
66
89
78
48
57
55
36
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Timbal Galena PbS 86 x x
(Lead) Serusit
Anglesit
PbCO3
PbSO4
77
68x
Seng (Zinc)
Sfalerit
Smitsonit
Hemimorfit
Zinksit
ZnS
ZnCO3
H2ZnSiO5
ZnO
67
52
54
80
x
x
x
x
TimahKasiterit
Stannit
SnO2
Cu2S.FeS.SnS2
78
27
x
x
?
?
NikelPentlandit
Garneirit
(Fe,Ni)S
H2(Ni,Mg)SiO3.H2O
22
-x x
Kromium Kromit FeO.Cr2O3 68 x
Mangan
Pirolusit
Psilomelan
Braunit
Manganit
MnO2
Mn2O3.xH2O
3Mn2O3.MnSiO3
Mn2O3.MnSiO3
63
45
69
62
x
x
?
x
x
x
x
Alumunium Bauksit Al2O3.2H2O 39 x
Antimon Stibnit Sb2S3 71 x
Bismuth Bismuthit Bi2S3 81 x x
KobaltSmaltit
Cobaltit
CoAs2
CoAsS
28
35
x
x
Air Raksa Sinabar HgS 86 x
MolibdenumMolibdenit
Wulfenit
MoS2
PbMoO4
60
39x x
Tungsten
Wolframit
Huebnerit
Scheelit
(Fe,Mn)WO4
MnWO4
CaWO4
76
76
80
x
x
x
Uranium
Uraninit
Pitcblende
Coffinit
Carnotit
Combined UO2
dan UO3
USiO4
K2O.2U2O3
50-85
75
60 U2O3
x
x
x
x
Tabel 3. Beberapa mineral gangue yang umum muncul pada mineral bijih,
(Sumber ; Bateman, 1982).
Kelas Nama KomposisiPrime
rSupergene
Oksida
Kuarsa
Silikat lain
Bauksit
Limonit
SiO2
SiO2
Al2O3.2H2O
Fe2O3.H2O
x
x
x
x
x
x
x
Karbona
t
Kalsit
Dolomit
Siderit
Rodokrosit
CaCO3
(Ca,Mg)CO3
FeCO3
MnCO3
x
x
x
x
x
x
x
SulfatBarit
Gipsum
BaSO4
CaSO4+H2O
x
x
x
x
Silikat
Feldspar
Garnet
Rhodonit
Klorit
Mineral Lempung
-
-
MnSiO3
-
-
x
x
x
x
x
x
Lain-lain
Bahan batuan
Florit
Apatit
Pirit
Markasit
Pirotit
Arsenopirit
CaF2
(CaF)Ca4(PO4)3
FeS2
FeS2
Fe1-xS
FeAsS
x
x
x
x
x
x
x
x
3. Proses Pembentukan Endapan Mineral Primer
Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima
jenis endapan, yaitu :
Fase Magmatik Cair
Fase Pegmatitil
Fase Pneumatolitik
Fase Hidrothermal
Fase Vulkanik
Dari kelima jenis fase endapan di atas akan menghasilkan sifat-sifat endapan yang
berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan:
Kristalisasi magmanya
Jarak endapan mineral dengan asal magma
o intra-magmatic, bila endapan terletak di dalam daerah batuan beku
o peri-magmatic, bila endapan terletak di luar (dekat batas) batuan beku
o crypto-magmatic, bila hubungan antara endapan dan batuan beku
tidak jelas
o apo-magmatic, bila letak endapan tidak terlalu jauh terpisah dari
batuan beku
o tele-magmatic, bila disekitar endapan mineral tidak terlihat (terdapat)
batuan beku
Bagaimana cara pengendapan terjadi
o terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
o terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
o metosomatisme (replacement) yaitu :reaksi kimia antara batuan yang
telah ada dengan larutan pembawa bijih
Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, atau perlapisan
Waktu terbentuknya endapan
o syngenetic, jika endapan terbentuk bersamaan waktunya dengan
pembentukan batuan
o epigenetic, jika endapan terbentuk tidak bersamaan waktunya dengan
pembentukan batuan
3.1 Fase Magmatik Cair (Liquid Magmatic Phase)
Liquid magmatic phase adalah suatu fase pembentukan mineral, dimana mineral
terbentuk langsung pada magma (differensiasi magma), misalnya dengan cara
gravitational settling (Gambar 6). Mineral yang banyak terbentuk dengan cara ini
adalah kromit, titamagnetit, dan petlandit (lihat juga Gambar 4). Fase magmatik cair
ini dapat dibagi atas :
Komponen batuan, mineral yang terbentuk akan tersebar merata diseluruh
masa batuan. Contoh intan dan platina.
Segregasi, mineral yang terbentuk tidak tersebar merata, tetapi hanya kurang
terkonsentrasi di dalam batuan.
Injeksi, mineral yang terbentuk tidak lagi terletak di dalam magma (batuan
beku), tetapi telah terdorong keluar dari magma.
3.2 Fase Pegmatitik (Pegmatitic Phase)
Pegmatit adalah batuan beku yang terbentuk dari hasil injeksi magma. Sebagai
akibat kristalisasi pada magmatik awal dan tekanan disekeliling magma, maka cairan
residual yang mobile akan terinjeksi dan menerobos batuan disekelilingnya sebagai
dyke, sill, dan stockwork (Gambar 7).
Kristal dari pegmatit akan berukuran besar, karena tidak adanya kontras tekanan
dan temperatur antara magma dengan batuan disekelilingnya, sehingga pembekuan
berjalan dengan lambat. Mineral-mineral pegmatit antara lain : logam-logam ringan
(Li-silikat, Be-silikat (BeAl-silikat), Al-rich silikat), logam-logam berat (Sn, Au, W, dan
Mo), unsur-unsur jarang (Niobium, Iodium (Y), Ce, Zr, La, Tantalum, Th, U, Ti),
batuan mulia (ruby, sapphire, beryl, topaz, turmalin rose, rose quartz, smoky quartz,
rock crystal).
1. Vesiculation, Magma yang mengandung unsur-unsur volatile seperti air
(H2O), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur (S) dan klorin (Cl).
Pada saat magma naik kepermukaan bumi, unsur-unsur ini membentuk
gelombang gas, seperti buih pada air soda. Gelombang (buih) cenderung naik
dan membawa serta unsur-unsur yang lebih volatile seperti sodium dan
potasium.
2. Diffusion, Pada proses ini terjadi pertukaran material dari magma dengan
material dari batuan yang mengelilingi reservoir magma, dengan proses yang
sangat lambat. Proses diffusi tidak seselektif proses-proses mekanisme
differensiasi magma yang lain. Walaupun demikian, proses diffusi dapat
menjadi sama efektifnya, jika magma diaduk oleh suatu pencaran
(convection) dan disirkulasi dekat dinding dimana magma dapat kehilangan
beberapa unsurnya dan mendapatkan unsur yang lain dari dinding reservoar.
3. Flotation, Kristal-kristal ringan yang mengandung sodium dan potasium
cenderung untuk memperkaya magma yang terletak pada bagian atas
reservoar dengan unsur-unsur sodium dan potasium.
4. Gravitational Settling, Mineral-mineral berat yang mengandung kalsium,
magnesium dan besi, cenderung memperkaya resevoir magma yang terletak
disebelah bawah reservoir dengan unsur-unsur tersebut. Proses ini mungkin
menghasilkan kristal badan bijih dalam bentuk perlapisan. Lapisan paling
bawah diperkaya dengan mineral-mineral yang lebih berat seperti mineral-
mineral silikat dan lapisan diatasnya diperkaya dengan mineral-mineral silikat
yang lebih ringan.
5. Assimilation of Wall Rock, Selama emplacement magma, batu yang jatuh
dari dinding reservoir akan bergabung dengan magma. Batuan ini bereaksi
dengan magma atau secara sempurna terlarut dalam magma, sehingga
merubah komposisi magma. Jika batuan dinding kaya akan sodium, potasium
dan silikon, magma akan berubah menjadu komposisi granitik. Jika batuan
dinding kaya akan kalsium, magnesium dan besi, magma akan berubah
menjadi berkomposisi gabroik.
6. Thick Horizontal Sill, Secara umum bentuk ini memperlihatkan proses
differensiasi magmatik asli yang membeku karena kontak dengan dinding
reservoirl Jika bagian sebelah dalam memebeku, terjadi Crystal Settling dan
menghasilkan lapisan, dimana mineral silikat yang lebih berat terletak pada
lapisan dasar dan mineral silikat yang lebih ringan.
3.3 Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)
Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut kontak-
metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan
magma yang lebih muda.
Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan temperatur tinggi dari magma
kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-mineral kontak yang terbentuk
antara lain : wolastonit (CaSiO3), amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit,
tremolit, topaz, aktinolit, turmalin, diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi batuan
beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking (pemanggangan)
dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang berhubungan
dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa batuan pada
umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan (replaced).
Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar atau
diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada
metamorfisme kontak. Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan
temperatur dari aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada
pengaruh temperatur sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian
(replacement), dan metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya
proses umumnya di kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur
tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida sederhana dan
oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa molibdenit (Tabel
4). Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada umumnya
akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit juga
terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).
Tabel 4. Contoh beberapa jenis endapan metasomatisme kontak (Dari
berbagai sumber).
Endapan Mineral Logam Utama Lokasi
Besi magnetit, hematitCornwall, Pennsylvenia USA ; Banat
Hongaria
Tembagakalkopirit, bornit, pirit, pirrotit,
spalerit, molibdenit, oksida besi
Beberapa endapan di Morenci dan
Bisbee, Arizona USA ; Suan, Korea
Zn spalerit + magnetit, sulfida Fe + Hannover, N-Mexico, USA; Kamioka,
Pb Jepang
Pbgalena + magnetit, sulfida Fe,
Cu dan ZnMagdalena, N-Mexico, USA
Snkasiterit, wollframit, magnetit,
scheelit, pirrotit
Pikaranta, Finlandia; Saxony, Jerman;
Malaysia; Singkep (Indonesia)
Wolframscheelit dengan molibdenit dan
beberapa sulfida
Mill City, Nevada, USA; King Island,
Australia
3.4 Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat “aqueous” sebagai hasil
differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan,
dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan
hidrothermal, yaitu :
cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di
dalam batuan.
metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan
dengan unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan
hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-3500C),
dan Hipothermal (T 3000C-5000C)
Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang
tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding.
Tetapi minera-mineral seperti pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-
florida hampir selalu terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal. Sedangkan
alterasi yang ditimbulkan untuk setiap tipe endapan pada berbagai batuan dinding
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Alterasi-alterasi yang terjadi pada fase hidrothermal
Keadaan Batuan dinding Hasil alterasi
Epithermal batuan gamping
lava
batuan beku intrusi
silisifikasi
alunit, clorit, pirit, beberapa sericit, mineral-
mineral lempung
klorit, epidot, kalsit, kwarsa, serisit, mineral-
mineral lempung
Mesothermal
batuan gamping
serpih, lava
batuan beku asam
batuan beku basa
silisifikasi
selisifikasi, mineral-mineral lempung
sebagian besar serisit, kwarsa, beberapa
mineral lempung
serpentin, epidot dan klorit
Hypothermalbatuan granit, sekis
lava
greissen, topaz, mika putih, tourmalin,
piroksen, amphibole.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au),
magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit
(FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4),
kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS),
dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-feldspar, kuarsa,
tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite
(Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb sulfida,
stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS), dan kalkopirit
(CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat, kuarsa, dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper
(Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit (FeS2),
cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan mineral-
mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit (MnCO3),
barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat)
3.5 Fase Vulkanik (Vulkanik Phase)
Endapan phase vulkanik merupakan produk akhir dari proses pembentukkan bijih
secara primer. Sebagai hasil kegiatan phase vulkanis adalah :
lava flow
ekshalasi
mata air panas
Ekshalasi dibagi menjadi : fumarol (terutama terdiri dari uap air H2O), solfatar
(berbentuk gas SO2), mofette (berbentuk gas CO2), saffroni (berbentuk baron).
Bentuk (komposisi kimia) dari mata air panas adalah air klorida, air sulfat, air
karbonat, air silikat, air nitrat, dan air fosfat.
Jika dilihat dari segi ekonomisnya, maka endapan ekonomis dari phase vulkanik
adalah : belerang (kristal belerang dan lumpur belerang), oksida besi (misalnya
hematit, Fe2O3)
Sulfida masif volkanogenik berhubungan dengan vulkanisme bawah laut (Gambar
10 dan Tabel 6), sebagai contoh endapan tembaga-timbal-seng Kuroko di Jepang,
dan sebagian besar endapan logam dasar di Kanada.
Tabel 6. Model geologi sulfida masif volkanogenik tipe Kuroko
(Cox DP, 1983)
Geologi
Regional
Tipe batuan Vulkanik laut felsik-intermediet, berasosiasi dengan sedimen
Tekstur Aliran, tuffs, piroklas, breksia, dan tekstur-tekstur vulkanik lain
Umur Archean – Cenozoic
Tektonik patahan dan rekahan-rekahan lokal
Tipe endapan
assosiasiurat-urat kuarsa dengan emas; perlapisan barit
Konsentrasi
LogamBarium, emas
Deskripsi
endapan
Mineral-mineral
logam
Zona bawah (pirit, sfalerit, kalkopirit, pirotit, galena, barit); zona
luar (pirit, kalkopirit, emas, perak)
Tekstur/strukturSebagian besar (60%) merupakan sulfida; kadang-kadang
ditemukan perlapisan zona disseminated atau stockwork sulfida.
Alterasi Yang menyelubungi zona endapan a.l. zeolit, montmorilonit,
kadang-kadang silika, klorit, dan serisit
Kontrol bijih
Pada bagian felsik didominasi batuan-batuan vulkanik/sedimen
vulkanik; pada bagian pusat batuan vulkanik; kadang-kadang
breksiasi dan dome felsik
Pelapukan Gossan (kuning, nerah, dan coklat)
Contoh Kidd Creek, Kanada; Hanaoka, Jepang; Macuchi, Equador
4. Proses Pembentukan Endapan Sedimenter
Mineral bijih sedimenter adalah mineral bijih yang ada kaitannya dengan batuan
sedimen, dibentuk oleh pengaruh air, kehidupan, udara selama sedimentasi, atau
pelapukan maupun dibentuk oleh proses hidrotermal. Mineral bijih sedimenter
umumnya mengikuti lapisan (stratiform) atau berbatasan dengan litologi tertentu
(stratabound).
Endapan sedimenter yang cukup terkenal karena proses mekanik seperti endapan
timah letakan di daerah Bangka-Belitung dan endapan emas placer di Kalimantan
Tengah maupun Kalimantan Barat. Endapan sedimenter karena pelapukan kimiawi
seperti endapan bauksit di Pulau Bintan dan laterit nikel di Pomalaa/Soroako
Sulawesi Tengah/ Selatan.
Y. B. Chaussier (1979), membagi pembentukan mineral sedimenter berdasarkan
sumber metal dan berdasarkan host rock-nya. Berdasarkan sumber metal dibagi dua
yaitu endapan supergen endapan yang metalnya berasal dari hasil rombakan batuan
atau bijih primer), serta endapan hipogen (endapan yang metalnya berasal dari
aktivitas magma/epithermal). Sedangkan berdasarkan host-rock (dengan
pengendapan batuan sedimen) dibagi dua, yaitu endapan singenetik (endapan yang
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan) serta endapan epigenetik
(endapan mineral terbentuk setelah batuan ada).
Terjadinya endapan atau cebakan mineral sekunder dipengaruhi empat faktor yaitu :
sumber dari mineral, metal atau metaloid, supergene atau hypogene (primer atau
sekunder), erosi dari daerah mineralisasi yang kemudian diendapkan dalam
cekungan (supergene), dari biokimia akibat bakteri, organisme seperti endapan
diatomae, batubara, dan minyak bumi, serta dari magma dalam kerak bumi atau
vulkanisme (hypogene).
4.1 Mineral Bijih Dibentuk oleh Hasil Rombakan dan Proses Kimia Sebagai
Hasil Pelapukan Permukaan dan Transportasi
Secara normal material bumi tidak dapat mempertahankan keberadaanya dan akan
mengalami transportasi geokimia yaitu terdistribusi kembali dan bercampur dengan
material lain. Proses dimana unsur-unsur berpindah menuju lokasi dan lingkungan
geokimia yang baru dinamakan dispersi geokimia. Berbeda dengan dispersi
mekanis, dispersi kimia mencoba mengenal secara kimia penyebab suatu dispersi.
Dalam hal ini adanya dispersi geokimia primer dan dispersi geokimia sekunder.
Dispersi geokimia primer adalah dispersi kimia yang terjadi di dalam kerak bumi,
meliputi proses penempatan unsur-unsur selama pembentukan endapan bijih, tanpa
memperhatikan bagaimana tubuh bijih terbentuk. Dispersi geokimia sekunder adalah
dispersi kimia yang terjadi di permukaan bumi, meliputi pendistribusian kembali pola-
pola dispersi primer oleh proses yang biasanya terjadi di permukaan, antara lain
proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan.
Bahan terangkut pada proses sedimentasi dapat berupa partikel atau ion dan
akhirnya diendapkan pada suatu tempat. Mobilitas unsur sangat mempengaruhi
dispersi. Unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung berada dekat dengan
tubuh bijihnya, sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas tinggi cenderung relatif
jauh dari tubuh bijihnya. Selain itu juga tergantung dari sifat kimianya Eh dan Ph
suatu lingkungan seperti Cu dalam kondisi asam akan mempunyai mobilitas tinggi
sedangkan dalam kondisi basa akan mempunyai mobilitas rendah (Lihat Tabel 7 dan
Gambar 11).
Tabel 7. Beberapa mobilitas unsur pada berbagai lingkungan
Mobilitas
RelatifKondisi Lingkungan
Oksidasi AsamNetral-
basaReduksi
Sangat tinggi Cl,I, Br, S, B Cl,I, Br, S, B Cl,I, Br, S,
B,
Cl, I, Br
Mn, V, U,
Se, Re
Tinggi
Mn, V, U, Se, Re,
Ca, Na, Mg, F,
Sr, Ra, Zn
Mn, V, U, Se, Re,
Ca, Na, Mg, F, Sr,
Ra, Zn, Cu, Co, Ni,
Hg, Au
Ca, Na,
Mg, F, Sr,
Ra
Ca, Na, Mg,
F, Sr, Ra
SedangCu, Co, Ni, Hg,
Ag, Au, As, CdAs, Cd, As, Cd
Rendah
Si, P, K,
Pb, Li, Rb, Ba
Be, Bi, Sb, Ge,
Cs, Tl
Si, P, K,
Pb, Li, Rb, Ba
Be, Bi, Sb, Ge, Cs,
Tl
Fe, Mn
Si, P, K,
Pb, Li, Rb,
Ba
Be, Bi, Sb,
Ge, Cs, Tl
Fe, Mn
Si, P, K
Fe, Mn
Sangat
rendah
sampai
immobil
Fe, Mn,
Al, Ti, Sn, Te
W, Nb, Ta, Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare earth
Al, Ti, Sn, Te
W, Nb, Ta, Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare earth
Al, Ti, Sn,
Te
W, Nb, Ta,
Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare earth
Zn
Co, Cu,
Ni, Hg, Ag,
Au
Al, Ti, Sn,
Te
W, Nb, Ta,
Pt,
Cr, Zr, Th,
Rare earth
S, B
Mn, V, U,
Se, Re
Zn
Co, Cu, Ni,
Hg, Ag, Au
As, Cd,
Pb, Li, Rb,
Ba, Be, Bi,
Sb, Ge, Tl
Sebagai contoh dapat diberikan pada proses pengkayaan sekunder pada endapan
lateritik. Dari pelapukan dihasilkan reaksi oksidasi dengan sumber oksigen dari
udara atau air permukaan. Oksidasi berjalan ke arah bawah sampai batas air tanah.
Akibat proses oksidasi ini, beberapa mineral tertentu akan larut dan terbawa
meresap ke bawah permukaan tanah, kemudian terendapkan (pada zona reduksi),
lihat Gambar 12. Bagian permukaan yang tidak larut, akan jadi berongga, berwarna
kuning kemerahan, dan sering disebut dengan gossan. Contoh endapan ini adalah
endapan nikel laterit.
4.2 Cebakan Mineral Dibentuk oleh Pelapukan Mekanik
Mineral disini terbentuk oleh konsentrasi mekanik dari mineral bijih dan pemecahan
dari residu. Proses pemilahan yang mana menyangkut pengendapan tergantung
oleh besar butir dan berat jenis disebut sebagai endapan plaser. Mineral plaser
terpenting adalah Pt, Au, kasiterit, magnetit, monasit, ilmenit, zirkon, intan, garnet,
tantalum, rutil, dsb.
Berdasarkan tempat dimana diendapkan, plaser atau mineral letakan dapat dibagi
menjadi :
Endapan plaser eluvium, diketemukan dekat atau sekitar sumber mineral bijih
primer. Mereka terbentuk dari hanya sedikit perjalanan residu (goresan),
material mengalami pelapukan setelah pencucian. Sebagai contoh endapan
platina di Urals.
Plaser aluvium, ini merupakan endapan plaser terpenting. Terbentuk di
sungai bergerak kontinu oleh air, pemisahan tempat karena berat jenis,
mineral bijih yang berat akan bergerak ke bawah sungai. Intensitas
pengayaan akan didapat kalau kecepatan aliran menurun, seperti di sebelah
dalam meander, di kuala sungai dsb. Contoh endapan tipe ini adalah Sn di
Bangka dan Belitung. Au-plaser di California.
Plaser laut/pantai, endapan ini terbentuk oleh karen aktivitas gelombang
memukul pantai dan mengabrasi dan mencuci pasir pantai. Mineral yang
umum di sini adalah ilmenit, magnetit, monasit, rutil, zirkon, dan intan,
tergantung dari batuan terabrasi.
Fossil plaser, merupakan endapan primer purba yang telah mengalami
pembatuan dan kadang-kadang termetamorfkan. Sebagai contoh endapan ini
adalah Proterozoikum Witwatersand, Afrika Selatan, merupakan daerah emas
terbesar di dunia, produksinya lebih 1/3 dunia. Emas dan uranium terjadi
dalam beberapa lapisan konglomerat. Mineralisasi menyebar sepanjang 250
km. Tambang terdalam di dunia sampai 3000 meter, ini dimungkinkan karena
gradien geotermis disana sekitar 10 per 130 meter.
4.3 Cebakan Mineral Dibentuk oleh Proses Pengendapan Kimia
4.3.1. Lingkungan Darat
Batuan klastik yang terbentuk pada iklim kering dicirikan oleh warna merah akibat
oksidasi Fe dan umumnya dalam literatur disebut ” red beds”. Kalau konsentrasi
elemen logam dekat permukaan tanah atau di bawah tanah tempat pengendapan
tinggi memungkinkan terjadi konsentrasi larutan logam dan mengalami pencucian
(leaching/pelindian) meresap bersama air tanah yang kemudian mengisi antar butir
sedimen klastik. Koloid bijih akan alih tempat oleh penukaran kation antara Fe dan
mineral lempung atau akibat penyerapan oleh mineral lempung itu sendiri.
4.3.2 Lingkungan Laut
Kejadian cebakan mieral di lingkungan laut sangat berbeda dengan lingkungan darat
yang umumnya mempunyai mempunyai pasokan air dengan kadar elemen yang
tinggi dibandingkan kandungan di laut. Kadar air laut mempunai elemen yang
rendah. Sebagai contoh kadar air laut untuk Fe 2 x 10-7 % yag membentuk
konsentrasi mineral logam yang berharga hal ini dapat terjadi kalau mempunyai
keadaan yang khusus (terutama Fe dan Mn) seperti :
Adanya salah satu sumber logam yang berasal dari pelapkan batuan di
daratan atau dari sistem hidrotermal bawah permukaan laut.
Transport dalam larutan, mungkin sebagai koloid. Besi adalah logam yang
dominan dan terbawa sebagai Fe(OH) soil partikel.
Endapan di dalam cebakan sedimenter, sebagai Fe(OH)3, FeCO3 atau Fe-
silikat tergantung perbedaanpotensial reduksi (Eh).
Bijih dalam lingkungan laut ini dapat berupa oolit, yang dibentuk oleh larutan koloid
membungkus material lain seperti pasir atau pecahan fosil. Bentuk kulit yang
simetris disebabkan perubahan komposisi (Fe, Al, SiO2). Dengan pertumbuhan yang
terus menerus, oolit tersebut akan stabil di dasar laut dimana tertanam dalam
material lempungan karbonatan yang mengandung beberapa besi yang bagus. Di
dasar laut mungkin oolit tersebut reworked. Dengan hasil keadaan tersebut bijih besi
dan mangan sebagai contoh ferromanganese nodules yang sekarang ini menutupi
daerah luas lautan.
Tergantung pada kedalaman dan temperatur pengendapan, mineral-mineral dan
asosiasi elemen yang berbeda sangat besar , sebagai contoh oksida-oksida timah
dan tungsten di kedalaman zona-zona bertemperatur tinggi; sulfida-sulfida tembaga,
molibdenum, timbal, dan seng dalam zona intermediet; sulfida-sulfida atau sulfosalt
perak dan emas natif di dekat permukaan pada zona temperatur rendah. Mineral-
mineral dapat mengalami disseminated dengan baik antara silikat-silikat, atau
terkonsentrasi dalam rekahan yang baik dalam batuan beku, sebagai contoh
endapan tembaga porfiri Bingham di Utah (Gambar 14 dan Tabel 8).
Batugamping di dekat intrusi bereaksi dengan larutan hidrotermal dan sebagian
digantikan oleh mineral-mineral tungsten, tembaga, timbal dan seng (dalam kontak
metasomatik atau endapan skarn). Jika larutan bergerak melalui rekahan yang
terbuka dan logam-logam mengendap di dalamnya (urat emas-kuarsa-alunit
epithermal), sehingga terbentuk cebakan tembaga, timbal, seng, perak, dan emas
Tabel 9. Model Geologi Urat Emas-Kwarsa-Alunit Epitermal (Cox DP,
1983)
Geologi
Regional
Tipe batuan Dasit vulkanik, kuarsa latit, riodasit, riolit
Tekstur Porfiritik
Umur Umumnya tersier
Tektonik Sistem fractute ekstensif
Tipe endapan
assosiasi
Tembaga porfiri, sumber air panas asam sulfat, lempung
hidrothermal
Konsentrasi
LogamCu, Ar, An, At
Deskripsi
endapan
Mineral-mineral Emas native, enargit, pirit, sulfosalt pembawa perak, asosiasi
logamdengan kalkopirit, bornit, tellurida, galena, sfalerit, hubnerit
Tekstur/struktur Urat-urat, breccia pipe, pods, dikes
AlterasiKuarsa, alunit, pirofilit; kadang-kadang terdapat alunit, kaolinit,
montmorilonit di sekitar kuarsa
Kontrol bijih Fracture, aktivitas intrusi
Pelapukan Limonit kuning, jarosit, goethit, algirisasi dengan kaolinit, hematit
Contoh Goldfiled, Nevada (USA); Guanajuoto, Meksiko; El Indio, Chile
Larutan hidrotermal yang membawa logam dapat juga bermigrasi secara lateral
menuju batuan yang permeabel atau reaktif secara kimia membentuk endapan
blanket-
shaped sulfida, atau bahkan mencapai permukaan dan mengendapkan emas, perak,
dan air raksa dalam pusat mata air panas silikaan atau karbonatan, seperti kadar
emas tinggi yang terdapat dalam beberapa lapangan geotermal aktif di New
Zealand. Jika larutan volkanik yang membawa logam memasuki lingkungan laut,
maka akan terbentuk kumpulan sedimen-volkanik dari tembaga- timbal-seng.
5.2 Endapan mineral yang berhubungan dengan proses sedimentasi
Erosi benua dan pengisian cekungan sedimen di samudera memerlukan siklus
geologi dan kimia yang dapat berhubungan dengan formasi dari jenis endapan
mineral selama pelapukan, perombakan menjadi unsur-unsur pokok berupa
fragmental (sebagai contoh kwarsa atau kadang-kadang emas atau mineral-mineral
berat), dan menjadi elemen-elemen yang larut secara kimiawi (sebagai contoh
adalah kalsium, sodium, atau elemen-elemen metalik pembentuk bijih yang potensial
seperti besi, tembaga, timbal, dan seng). Unsur-unsur pokok fragmental
tertransportasi oleh air permukaan diendapkan sebagai batuan.
Klastik-klastik sedimen di benua dan di lingkungan tepi laut cenderung berbutir kasar
dan bisa mengisi pengkayaan lokal mineral-mineral berharga yang telah
tertransportasi dengan fraksi klastik, sebagai contoh konsentrasi emas placer pada
endapan Witwatersrand di Afrika Selatan dan timah placer di Asia bagian selatan.
Seringkali formasi endapan sulfida stratiform tidak tampak berhubungan dengan
proses magmatisme atau vulkanisme, tetapi agak berhubungan dengan sirkulasi
larutan hidrotermal dari sumber-sumber yang lain, sebagai contoh penirisan dari
cekungan sedimen yang dalam. Endapan-endapan yang dihasilkan sangat mirip
dengan beberapa asal-usul volkanogenik karena mekanisme traping yang sama
(Gambar 16 dan Tabel 10).
Hanya mineral-mineral sulfida yang dapat mengalami presipitasi pada sediment-
water
interface atau dalam batuan yang tidak terkonsolidasi, waktu dari formasi bijih
berhubungan terhadap waktu pengendapan sedimen, terhadap waktu kompaksi dan
konsolidasinya, atau terhadap waktu-waktu berikutnya saat sedimen-sedimen
mengalami indurasi penuh dan dapat termineralisasi oleh larutan yang bergerak
melalui batuan yang porous atau struktur-struktur geologi. Untuk proses ini, contoh
yang bagus adalah endapan timbal-seng di Mississippi Valley.
Tabel 10. Model Geologi Endapan Sediment-Hosted, Submarine Exhalative
Lead-Zinc (Cox DP, 1983)
Geologi Regional
Tipe batuanBatuan-batuan sedimen eusinitik (batuan serpih hitam,
batuan lanau, rijang, batugamping mikritik)
Tekstur Perlapisan sedimen; breksi slump
Umur Protezoik tengah
Lingkungan
penegndapanCekungan laut epikratonik
Tipe endapan
assosiasiEndapan barit stratiform
Konsentrasi
Logam
Maksimum 500 ppm timbal pada serpih hitam, 1300 ppm
seng, 750 ppm tembaga, 1300 ppm barium
Deskripsi endapan
Mineral-mineral
logam
Pirit, pirotit, sfalerit, galena, barit, kalkopirit, dan beberapa
mineral lain dalam jumlah yang sedikit
Tekstur/struktur Umumnya kristalin, disseminated
Alterasi Silifikasi, tourmalinisasi, karbonat, albilitisasi, kloritisasi,
dolominitisasi
Kontrol Geokimia Secara lateral Cu-Pb-Zn-Ba; secara vertikal Cu-Zn-Pb-Ba.
Pelapukan Gossan (karbonat, sulfat, silikat (Pb, Zn, dan Cu)
Contoh Sullivan, Kanada
Proses-proses sedimentasi juga membentuk akumulasi fosil-fosil bahan bakar, batu
bara, minyak dan gas alam. Untuk membentuk batu bara, gambut terkompaksi dan
mengalami pemanasan akibat penurunan dan proses burial. Demikian juga, minyak
dan gas terbentuk oleh maturasi unsur-unsur organik dalam batuan sedimen oleh
peningkatan temperatur dan tekanan. Minyak dan gas dapat bermigrasi melalui
batuan yang porous membentuk reservoir yang besar dalam struktur yang baik, atau
tetap di dalam batuan sumber membentuk oil shale.
5.3 Endapan Mineral Yang Berhubungan Dengan Proses Metamorfisme
Metamorfisme yaitu proses rekristalisasi dan peleburan akhir dari batuan beku atau
batuan sedimen, yang disebabkan oleh intrusi dari magma baru atau oleh proses
burial yang dalam . Endapan hidrotermal kontak metasomatik terbentuk di sekitar
magma yang mengalami intrusi, seperti yang digambarkan di atas. Metamorfisme
burial yang dalam dapat menimbulkan overprinting terhadap akumulasi mineral yang
ada sebelumnya, sebagai contoh yang besar adalah endapan sediment-hosted
lead-zinc di Broken Hill, Australia. Metamorfisme burial juga membebaskan sebagian
besar larutan hidrotermal yang melarutkan logam-logam dari country rock,
diendapkan saat larutan bertemu dengan suatu lingkungan dengan kondisi
temperatur, tekanan, dan kimia yang tepat untuk formasi bijih. Formasi endapan
emas di beberapa jalur metamorfik Precambrian berhubungan terhadap transportasi
emas oleh metamorfic water menuju urat kwarsa yang mengandung emas. Kecuali
jenis endapan tersebut, metamorfisme regional tidak terlalu banyak membentuk
formasi dari endapan bijih metalik.