lingkungan bisnis dan hukum komersial - csr

30
14 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) Corporate Social Responsibility (CSR) A. Latar Belakang Dalam kajian sosiologi, industri adalah bagian dari satu sistem masyarakat yang terintegrasi bersama unit-unit masyarakat lain dalam satu komunitas. Industri berada dalam suatu matriks sosial yang disebut komunitas. Komunitas adalah kelompok sosial yang padu, individu-individu dipersatukan oleh nilai, kebiasaan dan ketentuan bersama, dimana mereka memiliki status dan peran tertentu, mempunyai perasaan solidaritas dengan kelompok, rasa ikut memiliki dan menjadi anggota. Sebuah industri, apapun bentuknya tetap tidak bisa menghindar dari pengaruh masyarakat disekitarnya. Proses industrialisasi mau tidak mau membawa perubahan pada keadaan masyarakat. Eksistensi industri di tengah-tengah masyarakat berdampak pada kehidupan masyarakat itu sendiri. Secara ekonomi, keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian kesempatan kerja. Secara sosial, adanya industri berdampak pada perubahan nilai- nilai sosial kemasyarakatan. Secara ekologis, industri dapat merubah infrastruktur masyarakat maupun terjadinya pencemaran lingkungan. Tumbuh dan berkembangnya industri juga tidak terlepas dari peran masyarakat atau komunitas di mana industri itu berada. Komunitas merupakan tempat di mana industri mendapatkan faktor-faktor produksinya seperti bahan baku dan tenaga kerja. Selain itu komunitas adalah pasar bagi industri untuk memasarkan hasil produksinya. Lingkungan Bisnis & Hukum Komersial : Tanggungjawab Sosial Perusahaan Disusun oleh : Anton, Suharti, Ika Wulandari, Rika & Ramadhani Zuherdi Putra

Upload: antonsutanmaharajo

Post on 27-Sep-2015

458 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

14Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP)Corporate Social Responsibility (CSR)

A. Latar BelakangDalam kajian sosiologi, industri adalah bagian dari satu sistem masyarakat yang terintegrasi bersama unit-unit masyarakat lain dalam satu komunitas. Industri berada dalam suatu matriks sosial yang disebut komunitas. Komunitas adalah kelompok sosial yang padu, individu-individu dipersatukan oleh nilai, kebiasaan dan ketentuan bersama, dimana mereka memiliki status dan peran tertentu, mempunyai perasaan solidaritas dengan kelompok, rasa ikut memiliki dan menjadi anggota. Sebuah industri, apapun bentuknya tetap tidak bisa menghindar dari pengaruh masyarakat disekitarnya.Proses industrialisasi mau tidak mau membawa perubahan pada keadaan masyarakat. Eksistensi industri di tengah-tengah masyarakat berdampak pada kehidupan masyarakat itu sendiri. Secara ekonomi, keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian kesempatan kerja. Secara sosial, adanya industri berdampak pada perubahan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Secara ekologis, industri dapat merubah infrastruktur masyarakat maupun terjadinya pencemaran lingkungan. Tumbuh dan berkembangnya industri juga tidak terlepas dari peran masyarakat atau komunitas di mana industri itu berada. Komunitas merupakan tempat di mana industri mendapatkan faktor-faktor produksinya seperti bahan baku dan tenaga kerja. Selain itu komunitas adalah pasar bagi industri untuk memasarkan hasil produksinya.Industrialisasi yangada disamping telah membawa kemajuan-kemajuan yang diharapkan juga membawa dampak yang cukup menggoncangkan. Dari segi ekonomi industrialiasasi dapat memacu kesenjangan. Kesenjangan itu disebabkan oleh pertumbuhan yang cepat di sektor industri namun tidak dibarengi penyerapan tenaga kerja. Kebutuhan kapital per unit produk meningkat sehingga menyerap sumber kapital yang langka bagi negara berkembang. Kesenjangan lain disebabkan secara fungsional perolehan tenaga kerja (buruh) dibanding pemilik modal (uang, skill, manajerial) tidak seimbang. Kesenjangan tersebut dapat mengganggu stabilitas yang selama ini dijaga. Kerawanan tersebut misalnya terlihat pada huru-hara buruh di Medan, Jakarta dan tempat-tempat lain. Ekonomi yang semakin eliter yang dirasakan karena sektor-sektor modern yang terangkum dalam kebijakan industrialisasi bagaimanapun hanya mengangkut 10-20% rakyat. Sisanya merupakan penonton yang asing dan terasing (Setiaji dalam Thoyibi, 1995).Pola hubungan yang saling mempengaruhi antara industri dengan masyarakat, bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Artinya, kehadiran industri di tengah-tengah masyarakat akan mempengaruhi perkembangan masyarakat itu sendiri, baik secara ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Demikian juga halnya dengan industri, dimana kelangsungan industri sangat bergantung dari penerimaan masyarakat setempat. Saling keterkaitan sebagaimana penjelasan di atas menunjukkan bahwa sebuah industri haruslah senantiasa menjalin hubungan dengan masyarakat atau lingkungan sekitarnya, karena keberadaan industri dapat dipengaruhi dari keadaan masyarakat disekitarnya, dan hanya industri yang bisa beradaptasi secara tepat terhadap tuntutan lingkungan, masyarakat setempat yang akan dapat mencapai keberhasilan (Lubis; 1987: 6).Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa antara industri dan masyarakat terdapat hubungan yang timbal balik. Oleh karena itu, antara industri dan masyarakat harus menciptakan suatu bentuk hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian, banyak terjadi keberadaan industri memberikan dampak negative pada kehidupan masyarakat seperti adanya bencana lingkungan dan bencana kemanusiaan akibat aktivitas eksploitasi migas juga di Sumatera Selatan, menyebabkan pencemaran sungai maupun sumber air masyarakat oleh minyak mentah, bahkan lumpur minyak, kebakaran hutan dan kebun, kerusakan ekosistem hingga kematian manusia.Sebuah konsep yang akhir-akhir ini sering dibicarakan dalam usaha untuk menciptakan hubungan yang baik antara industri dan masyarakat adalah CSR (Corporate Social Responsibility) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat setempat.

B. Definisi CSRSecara teoritis, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap parastrategic-stakeholders-nya, terutama pada komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas.Pada dasarnya belum ada definisi tunggal tentang pengertian CSR itu sendiri. CSR memiliki beberapa definsi, yang selanjutnya akan dijelaskan dibawah ini.1) European UnionEuropean Union atau Uni Eropadalam EUGreen Papaer onCSR, mendefinisikan CSRis a concept whereby companies integrate social and evironment concerns in their business operations and in their interactions with their stakeholderss on a voluntary basic.2) World BankWorld Banksebagai lembaga keuangan global mendefinisikan CSR sebagaithe commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development.3) The World Business Council for Sustainable Development(WBCSD)(WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.4) Canadian GovermentCanadian Govermentmerumuskan CSR sebagai kegiatan usaha yang menginteregasikan ekonomi, lingkungan dan sosial kedalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggungjawab untuk meningkatkan masyarakat yang sehat dan berkembang.5) Institute of Chartered Accountans England and WalesCSR adalah jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham mereka6) European CommissionEuropean Commissionmenjelaskan bahwa CSR adalahbeing socially responsibility means not only fulfiling legal expectations, but also going beyond compliance and investing more into human capital, the environment and relations with stakeholders.

7) International Finance CorporationInternational Finance Corporationmerumuskan bahwa CSR adalah komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.8) Bussines for Social Responsibility,USAMerumuskan CSR sebagaioperating a business in a manner that meets or exceeds the ethical, legal,commercial and public expectations that society has of business. Social Responsibility is a guiding principle for every decision made and in every area of a business9) CSR ForumCSR mean open and transparent business practices that are based on ethical values and respect for employeses, communities and environtment.10) CSR AsiaCSR adalah komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan seraya menyeimbangkan beragam kepentingan parastakeholders.

Menurut Carrol, tanggung jawab sosial dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis.Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :1) Tanggung jawab ekonomi, yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.2) Tanggung jawab hukum, yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah.3) Tanggung jawab etika, yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.4) Tanggung jawab kebebasan memilih, yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarela.Dari keempat tanggung jawab tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinilai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki perusahaan. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi maka perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.

C. Sejarah dan Perkembangan CSRMenilik sejarahnya, gerakan CSR modern yang berkembang pesat selama dua puluh tahun terakhir ini lahir akibat desakan organisasi-organisasi masyarakatsipil dan jaringannya di tingkat global. Keprihatinan utama yang disuarakan adalah perilaku korporasi, demi maksimalisasi laba, lazim mempraktekkan cara-cara yang tidakfairdan tidak etis, dan dalam banyak kasus bahkan dapat dikategorikan sebagai kejahatan korporasi. Beberapa raksasa korporasi transnasional sempat merasakan jatuhnya reputasi mereka akibat kampanye dalam skala global tersebut (Sumbangan Pemikiran BWI pada Penyusunan Peraturan Pemerintah Perihal Tanggung Jawab Sosial Korporasi, The Business Watch Indonesia, Desember 2007 diakses pada 25 April 2008, pukul: 12.40 WIB).Hingga dekade 1980-90an, wacana CSR terus berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 menegaskan konsepsustainable development(pembangunan berkelanjutan) sebagai hal yang mesti diperhatikan, tak hanya oleh negara, tapi terlebih oleh kalangan korporasi yang kekuatan kapitalnya makin menggurita. Tekanan KTT Rio, terasa bermakna sewaktu James Collins dan Jerry Porras meluncurkan Built To Last; Succesful Habits of Visionary Companies pada tahun 1994. Lewat riset yang dilakukan, mereka menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terus hidup bukanlah perusahaan yang hanya mencetak keuntungan semata.Sebagaimana hasil KonferansiTingkat Tinggi Bumi (Earth Summit) di Rio de Janeiro Braziliapada tahun1992, menyepakati perubahan paradigmapembangunan, dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) menjadi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Dalam perspektif perusahaan, di mana keberlanjutan dimaksud merupakan suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis, berdasarkan konsep kemitraan dan rekanan dari masing-masinstakeholder. Ada lima elemen sehingga konsep keberlanjutan menjadi penting, diantaranya: (1) ketersediaan dana (2) misi lingkungan (3) tangung jawab sosial (4) terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat, korporat, dan pemerintah). (5) mempunyai nilai keuntungan/manfaat.Pertemuan Yohannesburg tahun 2002 yang dihadiri para pemimpin dunia memunculkan konsepsocial responsibility. Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Pertemuan penting UN Global Compact di Jenewa, Swiss, Kamis, 7 Juli 2007 yang dibuka Sekjen PBB mendapat perhatian media dari berbagai penjuru dunia. Pertemuan itu bertujuan meminta perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab dan perilaku bisnis yang sehat yang kemudian dikenal dengan corporate social responsibility.Munculnya konsep CSR didorong oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industri yang dapat disingkat sebagai fenomena DEAF (yang dalam bahasa Inggris berarti tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi (Suharto, 2007:103-104):1) Dehumanisasi industri.Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. merger mania dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.2) Equalisasi hak-hak publik.Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggung jawaban perusahaan atas berbagai masalah sosial yang sering kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas(accountability)perusahaan bukan saja dalam proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap berbagai dampak sosial yang ditimbulkan.3) Aquariumisasi dunia industri.Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis, dan filantropis tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar perusahaan seperti ini ditutup.4) Feminisasi dunia kerja.Semakin banyaknya wanita yang bekerja, semakin menuntut penyesuaian perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan, keselamatan dan kesehatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurang atau hilangnya kehadiran ibu-ibu di rumah dan tentunya di lingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak(child care), pendirian fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak atau pusat-pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah kompensasi sosial terhadap isu ini.

D. Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanAda beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :1) Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.2) Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.3) Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.4) Mempertahankan otonomi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.

E. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan1) Strategi ReaktifKegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial. Contohnya, perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan konsumsi rokok dengan peluang penyakit kanker. Akan tetapi, karena adanya peraturan pemerintah unuk mencantumkan bahaya rokok setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.

2) Strategi DefensifStrategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah ke sungai ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga prusahaan lain yang beroperasi.

3) Strategi AkomodatifStrategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut. Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif dalam tanggung jawab sosial.contoh lainnya, perusahaan perusahaan besar pada era orde baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memperhatikan pengusaha kecil.

4) Strategi ProaktifPerusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan khawatir akan kehilangan pelanggan, justru akan berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang disandangnya. Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya dengan membuat khusus penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap kegiatan sosial lingkungan masyarakat atau dengan membarikan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar lingkungan masyarakat.

F. Perkembangan Dan Motif Tanggungjawab SosialSebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggung jawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan oleh Archie B. Carroll harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual, TSP merupakan Kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yaitu :1) Profit, Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.2) People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat3) Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme) dll.

Pembangunan berkelanjutan (Sustainability Development) dapat juga berarti menjaga pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan daya dukung lingkungan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi dari citra ideal untuk memenuhi kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational equity), hal ini menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan kesinambungan.

G. Apa yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ?Saidi dan Abidin (2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap atau paradigma yang berbeda, diantaranya :1) Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan.2) Corporate Philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan sosial.3) Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.

Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigma ini terentang dari sekedar menjalankan kewajiban hingga demi kepentingan bersama atau dari membantu dan beramal kepada sesama menjadi memberdayakan manusia. Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan melakukan TSP didorong oleh motivasi Karitatif kemudian Kemanusiaan dan akhirnya Kewargaan.

Tabel Spektrum Paradigma / Motivasi Tanggungjawab Sosial PerusahaanMotivasiTahapan/ Paradigma

KaritatifFilantropisKewargaan

Semangat/ PrinsipAgama, Tradisi, AdatNorma, etika, dan hukum universal: redistribusi kekayaanPencerahan diri dan rekonsiliasi dengan ketertiban sosial

MisiMengatasi masalah sesaat/ saat ituMenolong sesamaMencari dan mengatai akar masalah : memberikan kotribusi kepada masyarakat

PengelolaanJangka Pendek dan ParsialTerencana, terorganisasi, dan terprogramTerinternalisasi dalam kebijakan perusahaan

Pengorganisasian KepanitiaanYayasan/ dana abadiProfessional : keterlibatan tenaga-tenaga ahli didalamnya

Penerima ManfaatOrang MiskinMasyarakat LuasMasyarakat luas dan perusahaan

Kontibusi Hibah sosialHibah pembangunanHibah sosial maupun pembangunan dan keterlibatan sosial

InspirasiKewajibanKemanusiaanKepentingan bersama

Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69)

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa ada tiga motivasi yang dimiliki perusahaan dalam menerapkan CSR. Perusahaan yang penerapan CSR nya dodorong oleh motivasi kariatif, menerapkan CSR dalam wujud pemberian terhadap kebutuhan masyarakat misalnya pembagian sembako, pengobatan gratis, khitanan masal dan lain sebagainya. CSR dalam model seperti ini sifatnya sekali habis, tidak ada aspek keberlanjutan. Kegiatan karikatif biasanya berbentukcharitydan pelaksanaanya dilakukan padaevent-eventtertentu saja.CSR yang dilandasi oleh motivasi filantropis berwujud pemberian hibah pembangunan. Kegiatan-kegiatan filantropi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan antara lain pemberian pelatihan bagi masyarakat yang ada disekitar perusahaan, pemberian beasiswa, peningkatan gizi masyarakat dan lain sebagainya.Pelaksanaannya sudah diprogram dan terorganisasi secara jelas.Sedangkan CSR yang didasari oleh motivasi kewargaan diimplementasikan secara lebih komprehensif. Sasaran program CSR tidak hanya masyarakat sekitar perusahaan, tetapi juga bagi karyawan perusahaan. CSR dianggap sebagai kepentingan bersama bagi masyarakat dan perusahaan. Perusahaan dan masyarakat memiliki keterlibatan secara langsung dalam pelaksanaan CSR. CSR kewargaan ini diwujudkan dalam bentukcomunity development dimana pelaksanaannya bersifat keberlanjutan.Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001 menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana TSP di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan TSP di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi kegiatan TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51 miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah ( Saidi dan Abidin).

H. Model Tanggungjawab Sosial PerusahaanMenurut Saidi dan Abidin ada empat model pola TSP di Indonesia :1) Keterlibatan langsung; Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegiatan social atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperticorporate secretaryataupublic affairatau menjadi bagian dari tugas pejabatpublic relation.2) Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan; Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupaka adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin, atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan di antaranya adalah Yayasan Coca-cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan).3) Bermitra dengan pihak lain; Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/ ornop yang bekerja sama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa, instansi-instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/ LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos), perguruan-perguruan tinggi (UI, ITB, IPB), media massa (Dkk kompas, Kita Peduli Indosiar).4) Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium; Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pihak pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah pembangunan. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.Menurut Said dan Abidin (2004) pada dasarnya CSR memiliki beberapa jenis atau sektor kegiatan. Ada sembilan jenis atau sektor kegiatan CSR, yaitu : (1) Pelayanan sosial; (2) Pendidikan dan penelitian; (3) Kesehatan; (4) Kedaruratan(emergency); (5) Lingkungan; (6) Ekonomi produktif; (7) Seni, olah raga, dan pariwisata; (8) Pembangunan prasarana dan perumahan; dan (9) Hukum, advokasi, dan politik.

I. Manfaat Tanggung Jawab Sosial PerusahaanPada akhirnya pelaksanaan CSR akan bermanfaat bagi perusahaan, masyarakat, pemerintah maupun bagi hubungan antara perusahaan dan masyarakat, yaitu :1) Manfaat bagi PerusahaanCitra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan justru akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat.

2) Manfaat bagi MasyarakatSelain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat denganperusahaan akan lebih erat dalam situasiwin-win solution. Artinya terdapat kerjasama yang saling menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sektor perekonomian, tetapi juga dalam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.

3) Manfaat bagi PemerintahMemiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk mengubah tatanan masyarakat agar ke arah yang lebih baik mendapatkan partner dalam mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.

Tabel Manfaat Pelaksanaan Program CSR Bagi PerusahaanManfaat Pelaksanaan Program CSR Bagi PerusahaanProsentase

Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan37,38 %

Hubungan yang baik dengan masyarakat16,82 %

Mendukung operasional perusahaan10,28 %

Sarana aktualisasi perusahaan dan karyawannya8,88 %

Memperoleh bahan baku dan alat-alat untuk produksi perusahaan7,48 %

Mengurangi gangguanmasyarakat pada operasional perusahaan5,61 %

Lainnya13,5 %

Sumber : Riset majalah SWA tahun 2005

Indonesia Business Links menerangkan manfaat CSR bagi masyarakat dalam tiga tahapan, yaitu :1) Jangka PendekDalam jangka pendek, aktivitas CSR dapat memberikan dua manfaat utama. Pertama, meningkatkan interaksi antar kelompok-kelompok masyarakat. Kedua, tersedianya layanan-layanan sosial/publik yang selama ini sulit diperoleh kelompok masyarakat tertentu. Layanan-layanan ini dapat berbentuk layanan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin.2) Jangka MenengahDalam jangka menengah, manfaat yang tercipta adalah meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat untuk bekerjasama. Ini terwujud melalui program CSR yang berupa kegiatan berkelompok seperti pengembangan koperasi, penyediaan dana bergulir dan lain sebagainya. Manfaat jangka menengah lainnya adalah terciptanya jejaring yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok masyarakat untuk mengembangkan aktivitas ekonominya maupun untuk meningkatkan kondisi kehidupannya.3) Jangka PanjangDalam jangka panjang, aktivitas CSR tertentu dapat memberi manfaat berupa meningkatnya modal sosial dan kerekatan sosial pada masyarakat. Misalnya, interaksi antar kelompok yang tercipta dengan katalis aktivitas CSR dapat meningkatkan rasa keakraban, kekompakkan, saling percaya dan saling mendukung antar masyarakat. Selain itu kesenjangan antar kelompok juga dapat berkurang sehingga tumbuhlah suasana yang lebih bermoral, beretika, saling menghargai, berbagi dan berkompetisi secara sehat. Semua ini akan memberi kontribusi pada meningkatnya kualitas hidup bermasyarakat yang aman, damai dan sejahtera.

Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung (disadvantaged groups ) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup, melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangkau dan memobilisai sumber, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial.Meskipun pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau kelas masyarakat, namun pada umumnya pemerdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam aspek :1) Fisik : Orang dengan kecatatan dan kemampuan khusus.2) Psikologis : Orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri.3) Finansial : Orang yang tidak memiliki Pekerjaan, pendapatan, modal, dan asset yang mampu menopang kehidupannya.4) Struktural : Orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, gender, etnis,orientasi sosial, dan pilihan politiknya.

Proses Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan :1) Menentukan populasi atau kelompok sasaran,2) Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran,3) Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaannya,4) Menentukan sumber pendanaan,5) Menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan,6) Melaksakan kegiatan atau mengimplementasiakan program, dan7) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan.

Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan pelatihan keterampilan hidup ( life skills ), ekonomi produktif, perawatan sosial, penyadaran dan pengubahan sikap dan perilaku, advokasi, pendampingan dan pembelaan hak-hak klien, aksi sosial, sosialisasi,kampanye, demonstasi,kolaborasi, kontes, atau pengubahan kebijakan publik agar lebih responsive terhadap kebutuhan kelompok sasaran.

J. Peraturan Perundangan TSPPada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidangi lahirnya panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang maupun negara maju. Dengan ISO 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara: 1) mengembangkan suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; dan 3) memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.

ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang : Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan social responsibility hendaknya terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000 perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya secara utuh.Keberadaan CSR di Indonesia memperoleh respon yang positif dari pemerintah. Respon pemerintah ini terlihat dengan terbitnya kebijakan pemerintah melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003, yang mengharuskan seluruh BUMN untuk menyisihkan sebagian labanya untuk pemberdayaan masyarakat yang dikenal dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), yang implementasinya ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Menteri BUMN, SE No 433/MBU/2003 yang merupakan petunjuk pelaksanaan dari keputusan Menteri BUMN tersebut. Adanya UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang di dalamnya memuat kewajiban perusahaan yang mengeksplorasi sumber daya alam untuk melakukan CSR menjadi bukti keseriusan perhatian pemerintah terhadap isu CSR.

K. Contoh Penerapan TSP (CSR) oleh PerusahaanDi Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang melaksanakan program CSR. Bentuknya pun sangat beragam dan manfaatnya bisa diterapkan di semua kalangan. Berbagai macam perusahaan yang melaksanakan program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk nyata disertai lainnya :1) PT. Unilever Indonesia, TbkUnilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk baru yang bermanfaat, pemberdayaan petani kedelai hitam, program kesehatan dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.

2) PT. Bakrie Sumatera PlantationsProgram-program CSR yang dijalankannya adalah: membangun Koperasi Desa, memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD, mengadakan perkumpulan ibu-ibu pengajian, dan juga memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

3) PT. Indominco Mandiria. Bidang Sosial : memberdayakan perempuan agar dapat menjadi sosok mandiri, menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga.b. Bidang Ekonomi : mengembangkan usaha kecil rumput laut serta pendampingan kepada masyarakat, memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif.

4) PT. Bank Mandiri, Tbka. Bidang Sumber Daya Manusia : memberikan pelatihan kewirausahaan dan mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable.b. Bidang Pendidikan : memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa, memberikan dana beasiswa bagi yang berprestasi dan kurang mampu.

5) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbka. Bidang IT : mendirikan kampung digital sehingga di sana (Sampali, Sumut) banyak orang yang melek teknologi, utamanya computer dan internet, pelatihan berbagai macam program komputer perkembangan, memberikan pelatihan kepada siswa SMP dan SMAb. Bidang Sosial : pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu, pembinaan remaja olahraga, pasar murah penjualan sembako, cerdas cermat, gebyar Festival Seni Islami, dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan berbagai macam lombac. Bidang Ekonomi : program kemitraan untuk usaha kecil menengah, kelompok usaha pembuatan pupuk organik, dan juga membuat koperasi simpan pinjamd. Bidang Lingkungan : perbaikan dan pengembangan drainase, penanaman pohon pelindung, pengerasan dan pengaspalan jalan, pembuatan gapura Kampung Sampali, dan pembuatan plang nama PKK Kampung Sampali.

6) PT. HM Sampoerna, TbkBerbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : membentuk Tim Sampoerna Resque untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana, menciptakan air bersih untuk masyarakat, membangun usaha mikro dan kecil, memberikan beasiswa bagi SMA dan Sarjana, melakukan penanaman pohon untuk reboisasi

7) PT. Tambang Batubara Bukit Asama. Bidang Lingkungan : pembuatan kolam pengendap lumpur, pemanfaatan tanaman minyak kayu putih, membangun Taman Hutan Rayab. Bidang Ekonomi : membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organikc. Bidang Sosial : penataan Pasar Tanjung Enim

8) PT. Bakrieland Development, TbkProgram CSR di Bakrieland antara lain : membangun Rasuna Epicentrum, yaitu sebuah kawasan resapan air, penggunaan solar energy system dalam setiap project Bakrieland, Goes Green di Bali Nirwana Resort, mempekerjakan 2 orang anggota keluarga yang tanahnya dibeli Bakrieland.

9) PT. Berau CoalProgram yang telah dilaksanakan antara lain : pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan, pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi, pemanfaatan lahan perkebunan, pemanfaatan tanaman kehutanan, percobaan penanaman karet, pembangunan lapangan golf.

Lingkungan Bisnis & Hukum Komersial : Tanggungjawab Sosial PerusahaanDisusun oleh : Anton, Suharti, Ika Wulandari, Rika & Ramadhani Zuherdi Putra