line balancing.pdf
TRANSCRIPT
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
LINE BALANCING
Line Balancing ialah penyeimbangan penugasan elemen-elemen tugas dari suatu lintasan perakitan ke stasiun kerja untuk meminimumkan banyaknya stasiun kerja dan meminimumkan total idle time pada semua stasiun kerja untuk tingkat output tertentu.
Tujuan line balancing: a. Lintasan bersifat seimbang, setiap stasiun kerja mendapat tugas yang sama
nilainya berdasarkan waktu. b. Minimasi jumlah tenaga kerja c. Minimasi jumlah waktu menganggur di setiap stasiun kerja
Precedence diagram dapat disususn menggunakan dua simbol dasar: 1. Elemen simbol, adalah lingkaran dengan nomor atau huruf elemen terkandung di
dalamanya. Elemen akan diberi nomor/huruf berurutan untuk menyatakan identifikasi.
2. Hubungan antar simbol, biasanya menggunakan anak panah untuk menyatakan hubungan dari elemen simbol yang satu terhadap elemen simbol lainnya.
Elemen 1 harus mendahului (precedence) elemen 2 dan elemen 2 harus mendahului elemen 3.
2 b atau
1 2 3
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Contoh kasus:
Waktu siklus = 10 menit
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Metode keseimbangan lintasan diantaranya adalah: 1. Metode Kilbridge and Wester (region approach) 2. Metode Hulgeson and Birnie (ranked positional weight-RPW) 3. Metode Largest Candidate Rule (LCR) 4. Metode Moodie-Young
Penyelesaian:
Metode Kilbridge and Wester (region approach) Metode ini membagi precedence diagram dalam beberapa wilayah secara vertikal dan pada setiap wilayah tidak boleh ada dua operasi yang berurutan Langkah-langkahnya: 1. Bagi precedence diagram yang ada ke dalam beberapa wilayah (region) 2. Pembagian wilayah dilakukan secara vertikal, dimana setiap wilayah tidak
boleh ada dua operasi yang saling berhubungan 3. Operasi yang tidak memiliki operasi pendahulu (predecessor) diletakkan
pada wilayah yang pertama/lebih awal 4. Alokasikan operasi yang terletak pada wilayah yang paling awal kepada
stasiun yang lebih awal dengan memperhatikan precedence diagram 5. Setiap operasi yang berada pada wilayah yang sama, mempunyai hak yang
sama untuk dialokasikan kepada stasiun yang ada 6. Jika kita akan mengalokasikan operasi pada wilayah berikutnya, maka
seluruh operasi yang ada pada wilayah sebelumnya harus sudah dialokasikan semuanya
7. Alokasikan seluruh operasi kepada seluruh stasiun yang ada 8. Pengalokasian operasi kepada salah satu stasiun, total waktu prosesnya
tidak boleh melebihi CT (cycle Time) yang telah ditentukan
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Penentuan waktu siklus Jika tidak ada informasi mengenai jumlah permintaan, dapat menggunakan waktu elemen kerja dari precedence diagram
Waktu elemen (i) Ti 1 5 2 3 3 4 4 3 5 6 6 5 7 2 8 6 9 1 10 4 11 4 12 7 (max)
Jumlah 50 Konstrain waktu siklus = 7 waktu siklus 50 Bilangan prima dari 50 = 2 x 5 x 5, kemungkinan waktu siklus merupakan kombinasi bilangan prima tersebut Waktu siklus yang fisibel Waktu siklus infisibel C1 = 50 C4 = 2 C2 = 5 x 5 = 25 C5 = 5 C3 = 2 x 5 = 10 Ambil nilai yang terkecil dari beberapa waktu siklus yang fisibel, yaitu 10
Jika diketahui nilai demand, maka waktu siklus (CT) =
Contoh: jumlah hari kerja setahun = 365 hari, 1hari = 8 jam kerja, jumlah demand = 17.520 unit dan 1 jam = 60 menit
Maka waktu siklus (CT) =
. = 10
Jumlah stasiun kerja minimal = =
5
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Membagi area secara vertikal pada precedence diagramnya
Mengelompokkan elemen kerja sehingga total dalam satu stasiun harus lebih
kecil atau sama dengan waktu siklus. Stasiun Elemen i Ti Jumlah Waktu CT-STk
I 1 5 2 3 8 2
II 4 3 5 6 9 1
III 3 4 6 5 9 1
IV 7 2 9 1 10 4 7 3
V 8 6 11 4 10 0
VI 12 7 7 3
Ukuran Performansi
Efisiensi Lintasan (Line Efficiency / LE)
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
LE = . x100% =
100% 83,3%
% idle = 100% - % Efisiensi Lintasan
= 100% - 83,3%
= 16,7 %
Smoothness Index (SI)
SI = =4 1 1 9 9 = 4,89
Metode Largest Candidate Rule (LCR) Metode LCR merupakan penentuan operasi pada stasiun kerja dengan mengurutkan waktu operasi yang terbesar hingga yang terkecil. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Urutkan/rangking setiap operasi /tugas berdasarkan waktu proses
terlama/terbesar 2. Alokasikan operasi yang mempunyai rangking awal kepada stasiun yang
lebih awal dengan memperhatikan precedence diagram 3. Alokasikan seluruh operasi kepada seluruh stasiun yang ada 4. Pengalokasian operasi kepada salah satu stasiun, total waktu prosesnya
tidak boleh melebihi waktu siklus (cycle time) yang telah ditentukan
Mengurutkan berdasarkan waktu proses elemen terbesar Waktu elemen (i) Ti Waktu elemen (i) Ti
12 7 10 4 5 6 11 4 8 6 2 3 1 5 4 3 6 5 7 2 3 4 9 1
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Kelompokkan pada stasiun kerja berdasarkan waktu terbesar dengan kriteria tidak boleh melanggar precedence diagram dan waktu setiap stasiun kerja harus lebih kecil dari waktu siklus Jumlah stasiun kerja minimal = =
5
Stasiun Elemen Ti Waktu stasiun (Station Time)
Slack Time
I 1 5 2 3 8 2 II 4 3 5 6 9 1 III 3 4 6 5 9 1 IV 10 4 11 4 7 2 10 0 V 8 6 9 1 7 3 VI 12 7 7 3 TOTAL 50
Ukuran Performansi
Efisiensi Lintasan (Line Efficiency / LE)
LE = . x100% =
100% 83,3%
% idle = 100% - % Efisiensi Lintasan
= 100% - 83,3%
= 16,7 %
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Efisiensi Stasiun Kerja (ESKk)
ESK = x 100%
Efiseinsi stasiun kerja I = (8 / 10) x 100% = 80%
Efisiensi stasiun kerja II = (9/10) x 100% = 90%
Efisiensi stasiun kerja III= (9/10) x 100% =90%
dan seterusnya
Smoothness Index (SI)
SI = =4 1 1 9 9 = 4,89
Metode Hulgeson and Birnie (ranked positional weight-RPW) Mengurutkan berdasarkan bobot operasi terbesar
Cara menghitung bobot suatu elemen yaitu dengan menjumlahkan waktu operasi elemen tersebut sampai elemen terakhir. Apabila ada beberapa alternative, maka diambil bobot yang terbesar. Misalnya bobot elemen 6 : max [(5+2+6+7), (5+1+7), (5+4+4+7)] max [20, 13, 20] = 20 Bobot untuk semua elemen ditunjukkan pada table berikut: Waktu elemen (i)
Bobot Waktu elemen (i)
Bobot
1 34 7 15
2 27 8 13
3 24 9 8
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
4 29 10 15
5 25 11 11
6 20 12 7
Hasil urutan bobot adalah:
Rangking Waktu elemen (i)
Bobot Rangking Waktu elemen (i)
Bobot
1 1 34 7 7 15
2 4 29 8 10 15
3 2 27 9 8 13
4 5 25 10 11 11
5 3 24 11 9 8
6 6 20 12 12 7
Kelompokkan pada stasiun kerja berdasarkan bobot terbesar dengan kriteria tidak boleh melanggar precedence diagram dan jumlah stasiun kerja harus lebih kecil dari waktu siklus Jumlah stasiun kerja minimal = =
5
Stasiun Elemen i Ti Jumlah waktu
CT - STk
I 1 5
4 3 8 2
II 2 3
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
5 6 9 1
III 3 4
6 5 9 1
IV 7 2
10 4 6 4
V 8 6
11 4 10 0
VI 9 1
12 7 8 2
Ukuran Performansi
Efisiensi Lintasan (Line Efficiency / LE)
LE = . x100% =
100% 83,3%
% idle = 100% - % Efisiensi Lintasan
= 100% - 83,3% = 16,7 % Smoothness Index (SI)
SI = =4 1 1 16 4 = 5,09
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
Metode Moodie-Young Metode ini terdiri dari 2 fase: Fase 1 Elemen kerja ditandai dengan stasiun kerja yang berhibungan dalam garis perakitan, terutama dengan metode Largest Candidate Rules (LCR) Fase 2 Fase ini berusaha untuk membagi waktu menganggur secara merata untuk seluruh stasiun kerja. Langkah-langkah dalam fase 2 ini adalah sebagai berikut: 1. Hitung total waktu operasi pada masing-masing stasiun kerja 2. Tentukan stasiun kerja yang memiliki operasi yang terbesar dan waktu
operasi yang terkecil dari fase 1 3. Setengah dari perbedaan kedua nilai tersebut dinamakan GOAL
GOAL = (STmax-STmin)/2 4. Tetapkan seluruh elemen tunggal pada STmax yang kurang dari 2 kali nilai
GOAL, dan tidak melanggar aturan precedence jika dipindahkan ke STmin 5. Tetapkan seluruh kemungkinan pemindahan operasi dari STmax ke STmin,
seperti halnya operasi makasimal 2 kali GOAL, dengan memperhatikan precedencenya
6. Lakukan langkah diatas hingga tidak ada lagi yang bias dipindahkan
Fase 1: Berikut adalah hasil akhir dari fase 1 (LCR) Stasiun Elemen Ti Waktu stasiun
(Station Time) Slack Time
I 1 5 2 3 8 2 II 4 3 5 6 9 1 III 3 4 6 5 9 1 IV 10 4
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
11 4 7 2 10 0 V 8 6 9 1 7 3 VI 12 7 7 3
Fase 2: Goal = (10 - 7)/2 = 1,5 Identifikasi elemen dengan waktu lebih kecil dari 2x goal = 2 x 1,5 = 3 Elemennya adalah E7 dengan waktu 2 dan E9 dengan waktu 1 Memindahkan E7 ke stasiun 5 dan E9 ke stasiun 6 Hasilnya adalah sbb:
Stasiun Elemen Ti Waktu stasiun (Station Time)
Slack Time
I 1 5 2 3 8 1 II 4 3 5 6 9 0 III 3 4 6 5 9 0 IV 10 4 11 4 8 1 V 7 2 8 6 8 1 VI 9 1 12 7 8 1
Waktu siklus menjadi 9 Ukuran Performansi
Efisiensi Lintasan (Line Efficiency / LE)
LE = . x100% =
100% 92,6%
% idle = 100% - % Efisiensi Lintasan
= 100% - 92,6%
-
Komputer Industri 1 (Line Balancing Perhitungan Manual) Ainul Haq
= 7,4 % Smoothness Index (SI)
SI = =1 1 1 1 = 2
Dimana: K = jumlah statsiun kerja STmax = waktu operasi stasiun terbesar STk= Waktu operasi untuk setiap stasiun