less is more , rafika, fib ui, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-mk-rafika.pdfmenjadi...

15
i Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Upload: phungliem

Post on 05-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

i

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 2: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

ii

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 3: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

1

“Less is more” Pengaruh Konsep Kesederhanaan De Stijl pada Nijntje

karya Dick Bruna

Rafika dan Jugiarie Soegiarto

Program Studi Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia, Depok

Email :[email protected]

Abstrak

Makalah ini membahas pengaruh konsep sederhana De Stijl dalam tokoh Nijntje. De Stijl menjadi sebutan aliran

seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya adalah kesederhanaan, yang

dimengerti sebagai nilai universal suatu karya seni. Konsep sederhana itu diwujudkan sebagai garis dan warna

dasar, yaitu garis vertikal dan horizontal, dan warna merah, kuning, dan biru. Garis dan warna sederhana yang

dipakai untuk menggambar Nijntje, tokoh kelinci ciptaan Dick Bruna, sepertinya terpengaruh konsep sederhana

De Stijl tersebut.

“Less is more” The Influence of De Stijl Simplicity Concept in Nijntje by Dick Bruna

Abstract

This paper discusses the influence of De Stijl simplicity concept in Nijntje. De Stijl is a school of art developed

in the Netherlands in 1917-1931. Most important in the concept of De Stijl is simplicity. The simplicity, in their

opinion, could be seen in any of art work. De Stijl translate that concept of simplicity in primary lines and colors,

namely vertical and horizontal lines, and the colors red, yellow, and blue. The simplicity seems in Nijntje, a

rabbit character, created by Dick Bruna, remains of the simplicity of De Stijl.

Keywords; De Stijl, Dick Bruna, Primary Lines and Colors, Nijntje, Simplicity as Universal Value

Kesederhanaan sebagai Nilai Universal

Frasa“Less is more” berasal dari puisi Robert Browning1 (1812-1889) yang berjudul “Andrea

del Sarto” (1855). Frasa tersebut dipinjam oleh Ludwig Mies van der Rohe, arsitek asal

Jerman, untuk menyebut konsep modern minimalis dalam bidang arsitektur.Secara harafiah,

“Less is more” memiliki arti “Sedikit namun banyak”.Dalam bidang arsitektur, “Less is

more” bermakna bahwa kesederhanaan dan kejelasan menjadi konsep desain yang baik.

Menurut konsep ini, jika sebuah karya seni didasarkan pada kesederhanaan (less) maka kesan

yang didapatkan akan ekstra maksimal (more). Dewasa ini, frasa “Less is more” telah sering

digunakan para ahli tidak hanya pada bidang seni, tetapi juga ekonomi, sosial, dan politik.

1Robert Browning adalah seorang penyair asal Inggris yang ahli dalam sajak-sajak drama, khususnya drama

monolog. Puisi “Andrea del Sarto” ada dalam buku kumpulan puisinya yang berjudul “Men and Women”

(1855).

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 4: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

2

“Less is more” sejalan dengan konsep yang dimiliki aliran seni De Stijl. De Stijl (The Style

dalam bahasa Inggris), berkembang sekitar tahun 1917-1931 sebagai aliran seni di Belanda

yang mengutamakan konsep kesederhanaan. De Stijl yang diprakarsai oleh pelukis Belanda

Theo van Doesburg, muncul karena para seniman rindu akan keharmonisan di tengah situasi

Perang Dunia I yang melanda Eropa saat itu. Kemudian, para seniman De Stijl sepakat

melahirkan sebuah aliran seni baru dengan mengutamakan konsep abstraksi sederhana yang

mengutamakan harmoni (keseimbangan) dan nilai-nilai universal. Menurut mereka, harmoni

itu dapat diwujudkan dengan kembali kepada konsep dasar melalui garis dasar vertikal

horizontal dan warna dasar merah, kuning, dan biru. De Stijl percaya dengan konsep dasar,

sebuah karya seni dapat mengekspresikan nilai-nilai universalnya. Penggunaan konsep dasar

dengan mengutamakan kejujuran dan nilai-nilai universal inilah yang sepertinya sejalan

dengan konsep “Less is more”.

De Stijl

De Stijl menandai aliran dan kelompok seniman yang berkembang di Belanda sekitar tahun

1917-1931. “De Stijl group was founded in Holland in 1917, dedicated to a synthesis of art,

design and architecture.” (Harrison, 2003:281). Munculnya De Stijl berawal dari sekelompok

seniman yang berkumpul di studio milik Theo van Doesburg di Leiden, Belanda. Para

seniman itu terdiri dari pelukis, arsitek, dan penulis, seperti Piet Mondriaan, Bart van der

Leck, Gerrit Rietveld, Vilmos Huszar, J.J.P Oud, A. Kok, Gino Severini, Jan Wills, Robert

van „t Hoff, dan Georges Vantongerloo. Mereka menginginkan pembaharuan dalam dunia

seni dan memimpikan sebuah keharmonisan baru di tengah situasi perang yang sangat kacau2.

Oleh sebab itu, pada tahun 1917 mereka sepakat menerbitkan sebuah majalah bernama De

Stijl, untuk menuangkan segala pemikiran dan hasil karya mereka. Majalah De Stijl memuat

terutama mengenai pembaharuan dan ide-ide dalam dunia seni, khususnya seni lukis dan

arsitektur.

“Er is een oud en nieuw kunstbewustzijn. Het oude richt zich op het individueele. Het nieuwe

richt zich op het universeele.”3 (Blotkamp, 1982:10). Itulah manifest seni De Stijl yang

dipublikasikan pada bulan November 1918 dalam majalah De Stijl. “De Stijl, on its

appearance and in its first manifestations presented itself as an artistic, as an aesthetical

2Ketika itu Eropa sedang dilanda Perang Dunia I (1914-1918), di mana Belanda menyatakan diri sebagai negara

netral. 3“Ada kesadaran seni yang lama dan baru; yang lama terpusat pada nilai individual, yang baru mengacu pada

nilai universal.”

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 5: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

3

movement.” (Jaffé, 1988:4). Para seniman De Stijl ingin hadir sebagai sebuah gerakan seni

baru yang mengutamakan nilai-nilai universal dalam karyanya. Nilai-nilai universal dalam

karya seni De Stijl dibangun oleh garis dasar vertikal horizontal dan warna dasar.

Dalam bidang seni lukis, Piet Mondriaan mengembangkan sebuah gagasan yang ia sebut

Neoplastisisme (Nieuwe Beelding). Piet Mondriaan mengatakan dalam artikelnya, “De nieuwe

beelding, […] begint daar, waar vorm en kleur als eenheid gebeeld wordt in het rechthoekig

vlak.”4, Dapat dikatakan, Neoplastisisme dimulai ketika bentuk dan warna tergambar menjadi

satu kesatuan dalam sebuah bidang persegi. Harrison juga menambahkan pengertiannya

tentang Neoplastisisme (2003:290), “It (yang dimaksud Neoplastisisme) can equally be called

Abstract-Real painting because the abstract can be expressed by plastic reality. […] It is a

composition of rectangular color planes that expresses the most profound reality.”

Neoplastisime merepresentasikan real image sebuah objek melalui bentuk abstrak yang terdiri

dari komposisi kotak-kotak asimetris. Kemudian, Jaffé (1988:48) menyimpulkan, bentuk

abstrak sederhana (abstract art), garis-garis lurus (straight lines), dan warna-warna primer

(primary colours) adalah ciri utama Neoplastisisme. Hampir di seluruh lukisan karya seniman

De Stijl terdapat ciri-ciri tersebut.

Garis dan Warna Dasar

Seniman De Stijl menginginkan adanya harmoni dalam karya seni. “The artistic content of

their work was not meant to reflect reality, but rather to express the harmony that they

believed was the law of the universe.” (Van Oostrom, 2007:188). Menurut mereka harmoni

itu berasal dari hukum alam (semesta)5. Harmoni yang terdapat dari setiap bendalah yang

terpenting, untuk mewujudkan harmoni tersebut digunakanlah garis dasar vertikal dan

horizontal dan warna dasar merah, kuning, biru. Garis dan warna dasar yang tersusun

harmonis akan menghadirkan harmoni dasar. Garis diagonal adalah kombinasi dari garis

vertikal dan horizontal. Sedangkan warna lain adalah percampuran dari warna-warna dasar.

Penggunaan garis dan warna dasar dapat dilihat pada contoh lukisan seniman De Stijl berikut:

4 Artikelnya berjudul “De nieuwe beelding in de schilderkunst” majalah De Stijl, I (1917) hal.16. “Suatu

perupaan disebut baru ketika bentuk dan warna merupakan kesatuan gambar dalam suatu bidang persegi.” 5 Penjelasan lebih lanjut mengenai konsep harmoni De Stijl dapat dilihat pada http://www.entoen.nu/stijl/vo

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 6: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

4

A. Compositie met rood, geel, blauw. B. Compositie VII

(Piet Mondriaan, 1921) (Theo van Doesburg, 1917)

- Garis Dasar

Garis dasar vertikal dan horizontal memiliki peran yang sangat penting bagi De Stijl.

Sebagian besar lukisan karya seniman De Stijl memadukan garis-garis dasar vertikal dan

horizontal. Hal itu karena sebuah garis merupakan bentuk dasar sebuah objek. Pada

gambar di atas, garis vertikal dan horizontal saling bersilangan hingga membentuk kotak-

kotak asimetris. Garis dasar yang membentuk kotak-kotak asimetris pada gambar A

tampak lebih hitam dan tebal yang berfungsi sebagai penegas dalam lukisan. Berbeda

halnya dengan gambar B yang berlatar belakang hitam sehingga garis dasar itu tidak

terlihat tebal.

- Warna Dasar

Penggunaan warna-warna dasar, yaitu merah, kuning, biru, telah menjadi ciri utama dari

De Stijl. Hampir di semua karya seni De Stijl, termasuk dua gambar di atas, menampilkan

tiga warna dasar tersebut. Di samping warna-warna dasar, De Stijl juga menggunakan

hitam, putih, dan abu-abu. Hitam, putih, dan abu-abu berfungsi sebagai warna kontras di

antara warna dasar. Hitam ada karena tidak adanya pantulan cahaya. Putih dianggap

sebagai keadaan tidak berwarna. Dalam seni lukis, putih juga diibaratkan sebagai kanvas.

Sedangkan abu-abu merupakan percampuran dari hitam dan putih.

Membahas konsep garis dan warna dasar, ada seorang ilustrator Belanda, Dick Bruna, yang

juga menerapkan konsep itu dalam menciptakan Nijntje. Nijntje adalah seekor kelinci yang

menjadi tokoh utama dalam buku cerita anak berseri berjudul sama. Buku serial Nijntje berisi

gambar-gambar sederhana yang dikombinasikan dengan penggunaan warna dasar dan warna-

warna cerah. Kesederhanaan dengan mengutamakan nilai-nilai universal dan kejujuran sangat

kental terasa dalam serial Nijntje. Sepertinya, konsep kesederhanaan De Stijl yang diwakili

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 7: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

5

melalui penggunaan garis dan warna dasar telah memberikan pengaruh pada Bruna dalam

menciptakan Nijntje. Karena itu, menarik untuk diteliti lebih dalam seperti apa pengaruh

konsep kesederhanaan De Stijl dalam Nijntje.

Dalam menganalisis masalah penelitian tersebut, penulis menggunakan teori analisis

struktural. “Teori struktural berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur.”

(Wellek & Warren, 1989:39). Teori ini digunakan khususnya untuk menganalisis struktur

dalam seni rupa. The Liang Gie (1976) menjelaskan struktur seni merupakan tata hubungan

sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni yang utuh. Kemudian,

I Made Suparta dalam artikelnya “Unsur-Unsur Seni Rupa”(2010) menyebutkan unsur-unsur

seni rupa itu terdiri dari garis, raut, warna, tekstur, dan ruang. Unsur garis dan warna menjadi

fokus penelitian ini. Kemudian, pendekatan yang digunakan untuk mendukung teori tersebut

yaitu melalui studi kepustakaan dengan metode penulisan eksposisi (pemaparan). Sumber dari

segala informasi yang terpapar dalam penelitian ini didapat dari buku dan internet yang

terpercaya.

Nijntje

Nijntje adalah tokoh kelinci ciptaan ilustrator Belanda, Dick Bruna. Nama 'Nijntje' berasal

dari bahasa Belanda 'Konijntje' yang berarti 'kelinci kecil'. Nijntje tidak hanya terkenal di

Belanda, tetapi juga di negara-negara luar Belanda. Di luar Belanda, Nijntje dikenal dengan

nama Miffy. Hal itu karena kata Nijntje sulit diucapkan oleh orang-orang di luar Belanda.

Tokoh Nijntje tercipta berkat pengalaman hidup Dick Bruna sendiri. Ketika itu, ia sekeluarga

berlibur ke Egmond aan Zee6. Di sana banyak kelinci yang berkeliaran bebas. Setiap

menjelang tidur, Dick Bruna selalu menceritakan kepada anak sulungnya, Sierk, kisah tentang

kelinci-kelinci yang berkeliaran tersebut. Kelinci-kelinci itulah yang kemudian menginspirasi

Dick Bruna menciptakan Nijntje.

Nijntje menjadi tokoh utama dalam buku serial „Nijntje‟. Ada beberapa tokoh pendamping

lainnya yang juga berperan dalam Nijntje, yaitu meneer dan mevrouw Pluis (ayah dan ibu

Nijntje), opa dan oma Pluis (kakek dan nenek Nijntje), kleine Pluis (adik Nijntje), Nina, dan

Knorretje. Nina dan Knorretje adalah teman-teman Nijntje. Nijntje diceritakan sebagai sosok

6Egmond aan Zee adalah sebuah desa di pantai Laut Utara provinsi Noord-Holland, sekitar 9 km sebelah barat

Alkmaar

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 8: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

6

anak kelinci yang baik hati, menyenangkan, dan bersahabat. Hampir seluruh cerita Nijntje

bertemakan kehidupan anak sehari-hari yang dikemas dengan ringan dan sederhana.

Seri pertama Nijntje muncul pertama kali di Belanda pada tahun 1955 dengan judul 'Nijntje'.

Seri Nijntje yang pertama ini muncul dalam format persegi panjang. Di setiap halamannya

terdapat ilustrasi yang di bawahnya terdapat dua bait teks. Setelah tahun 1959, Bruna

mengubah format bukuserial Nijntje menjadi bentuk persegi. Halaman sebelah kanan hanya

berisi ilustrasi sedangkan halaman sebelah kiri berisi teks sepanjang empat bait. Format inilah

yang masih digunakan hingga sekarang. Hingga tahun 2011, serial Nijntje telah terbit dalam

33 seri dengan berbagai judul7. Seri terakhirnya berjudul “Knorretje en de oren van Nijntje”

(2011).

Gambar perubahan bentuk Nijntje dari waktu ke waktu

Selain format buku Nijntje, bentuk tokoh Nijntje juga mengalami perubahan. Pada gambar di

atas terlihat perubahan bentuk Nijntje dari waktu ke waktu. Sejak kemunculannya yang

pertama yaitu tahun 1955, bentuk Nijntje masih kurang sempurna. Kepala Nijntje masih

terlihat kaku, tidak bulat sempurna dengan bentuk telinga yang saling condong ke kanan dan

kiri, dan mata Nijntje hanya berupa titik hitam kecil. Lalu, Nijntje muncul dengan perubahan

bentuk yang cukup signifikan pada 1963. Telinga Nijntje menjadi lurus panjang ke atas, agak

lancip di bagian atas. Sedangkan mata hitamnya menjadi lebih besar dari sebelumnya dengan

pandangan mata yang seolah-olah tertuju kepada pembaca. Kemudian, pipi Nijntje juga

tampak menjadi lebih bulat. Perubahan selanjutnya muncul dalam seri “Nijntje droom”

(1979). Nijntje memiliki kepala yang semakin bulat. Hingga tahun 1995 Nijntje muncul dalam

7 Informasi lebih lanjut mengenai serial Nijntje dapat dilihat pada www.nijntje.nl

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 9: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

7

seri “Nijntje in de tent” dengan perubahan bentuk yang tidak terlalu signifikan, hanya tubuh

dan kepalanya yang semakin bertambah bulat.

Serial Nijntje dapat dikatakan termasuk kategori bacaan anak usia dini. Menurut Riris K. Toha

Sarumpaet (2010:14), bacaan anak usia dini adalah “Bacaan yang ditulis khusus bagi anak-

anak yang masih di bawah umur lima sampai enam tahun.” Terdapat beberapa jenis bacaan

anak usia dini, yaitu buku huruf/ABC, buku berhitung, buku tentang konsep, buku tanpa kata,

bacaan untuk pemula, dan buku bacaan bergambar. Jika dilihat dari segi isi dan konsepnya,

serial Nijntje termasuk ke dalam jenis buku bacaan bergambar, “buku yang menyuguhkan

cerita dengan menggunakan gambar. […] baik cerita maupun gambar mempunyai fungsi

untuk menyampaikan kisah […]” (Sarumpaet, 2010:18).

Kira-kira sudah 58 tahun lamanya Nijntje mengisi keseharian anak-anak di Belanda dengan

ceritanya yang ringan dan mendidik. Nijntje sangat disenangi oleh orang-orang di Belanda, ia

bahkan sudah menjadi ikon kota Utrecht dengan didirikannya sebuah taman kecil di Utrecht

beserta patung Nijntje di dalamnya. Selain itu, ikon Nijntje juga menghiasi lampu lalu lintas di

Utrecht. Di Centraal Museum, Utrecht terdapat Dick Bruna Huis, yang di dalamnya terdapat

galeri khusus Nijntje. Sementara itu, di kota Amsterdam terdapat “De winkel van Nijntje”,

sebuah toko yang khusus menjual souvenir dan pernak-pernik Nijntje. Hal ini menunjukkan

betapa populernya Nijntje di Belanda.

Berbagai ikon Nijntje di Belanda

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 10: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

8

Dick Bruna “De vader van Nijntje”

Kepopuleran Nijntje di Belanda tidak lepas dari seorang ilustrator bernama Hendrikus

Magdalenus Bruna. Pria yang lebih akrab disapa Dick Bruna ini, lahir di Utrecht, Belanda

pada 23 Agustus 1927. Ia adalah anak dari pasangan Albert Willem Bruna dan Johanna Clara

Charlotte Erdbrink. Ayahnya adalah pemilik perusahaan penerbitan A.W. Bruna & Zoon,

yang sebelumnya dimiliki kakeknya. Sejak kecil Bruna senang menggambar dan melukis.

Sementara itu, ayah Bruna ingin ia menjadi seorang penerbit sama seperti ayah dan kakeknya.

Kemudian, ia pergi ke London dan Paris untuk belajar mengenai dunia penerbitan. Bruna

merasa dirinya lebih ingin menjadi seorang seniman dari pada penerbit. Lalu, ia kembali ke

Belanda dan melanjutkan studinya dalam bidang seni. Hingga pada tahun 1951, Bruna ikut

ambil bagian dalam A.W. Bruna & Zoon sebagai desainer. Ia kemudian menikah dengan

Irene de Jongh tahun 1953 dan dikaruniai tiga orang anak yaitu Sierk (1954), Marc (1958),

dan Madelon (1961).

Dick Bruna memiliki gaya khas tersendiri dalam berkarya8. Kesederhanaan dan kejujuran

universal adalah dua hal yang paling penting bagi Bruna. Menurutnya, konsep kesederhanaan

yang ia terapkan pada setiap karyanya bertujuan untuk memberikan “ruang”, agar setiap anak

yang membaca karyanya dapat mengisi “ruang” tersebut dengan imajinasi mereka sendiri.

Bruna mencoba membuat karya yang jujur, universal, dan tidak berlebihan. Ia

menyederhanakan segala kerumitan agar orang-orang dapat menikmati karyanya secara

mudah dan murah. Bruna menjadi begitu terkenal di Belanda berkat konsep kesederhanaan

dan kejujuran universal yang ia terapkan pada setiap karyanya itu.

Tidak hanya serial Nijntje yang telah Bruna terbitkan. Ia juga menerbitkan serial anak lainnya

dengan berbagai tokoh. Tokoh-tokoh lain itu di antaranya Zwarte Beertjes, Betje big,

Knorretje, Boris en Barbara, Snuffie, dan Ko. Hingga saat ini, sudah lebih dari 120 buku anak

yang telah ia terbitkan (http://www.nijntje.nl/). 'De Appel' (1953) adalah buku anak pertama

yang dibuatnya.Disusul 'Nijntje' (1955) yang terbit dua tahun setelahnya. Dan „Ezelsoor‟

(2012) adalah buku anak yang paling baru ia terbitkan.

8 Biografi dan penjelasan lebih lanjut mengenai gaya Dick Bruna dapat dilihat pada www.nijntje.nl

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 11: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

9

Dick Bruna “De vader van Nijntje” dan Dick Bruna Huis

Di antara karya-karya yang telah Bruna hasilkan, Nijntje adalah karyanya yang paling dikenal.

Sebanyak 33 serial Nijntje telah ia terbitkan. Hingga pada tahun 2006, Bruna mendirikan Dick

Bruna Huis, sebuah galeri seni yang di dalamnya terdapat seluruh hasil karya Dick Bruna,

khususnya Nijntje. Tempat ini menjadi bagian dari Centraal Museum, Utrecht. Tak heran jika

masyarakat Belanda menjulukinya “De vader van Nijntje” [Ayah Nijntje].

Kesederhanaan sebagai Konsep Dasar

Dapat dilihat, Nijntje mendapat pengaruh dari aliran seni De Stijl. Hal itu diperkuat dengan

ditemukannya beberapa kesamaan antara Nijntje dengan konsep kesederhanaan De Stijl.

Beberapa kesamaan itu antara lain dalam hal kesederhanaan bentuk, penggunaan garis dasar

vertikal horizontal, dan warna dasar. Namun, Nijntje tidak secara ketat menerapkan konsep

De Stijl.

- Kesederhanaan bentuk

Nijntje Compositie met rood, geel, blauw

(Dick Bruna) (Piet Mondriaan, 1921)

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 12: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

10

Kesederhanaan bentuk De Stijl dalam Nijntje tampak dari dua gambar di atas. Hal itu

karena Nijntje sepertinya hanya mengambil konsep kesederhanaan bentuk De Stijl yang

mengutamakan bentuk universal sebuah objek. Jika menurut De Stijl bentuk universal

sebuah objek itu direpresentasikan dengan bentuk abstrak segi empat asimetris, lain

halnya dengan Nijntje. Nijntje tidak merepresentasikan konsep kesederhanaan bentuk

tersebut seperti halnya De Stijl. Nijntje berbentuk sebagaimana bentuk universal seekor

kelinci, tanpa mengubahnya ke dalam bentuk abstrak segi empat asimetris.

- Garis Dasar Vertikal dan Horizontal

Composition with yellow, blue and red

Nijntje (Dick Bruna) (Piet Mondriaan, 1937-42)

Penggunaan garis dasar dan garis bentuk hitam

Pengaruh konsep De Stijl lainnya dalam Nijntje yaitu pada penggunaan garis dasar

vertikal dan horizontal. Dalam Nijntje, penggunaan garis dasar tersebut hanya terdapat

pada bentuk bibir Nijntje. Bentuk bibir Nijntje berbentuk diagonal, seperti huruf X yang

merupakan perpaduan dari garis dasar vertikal dan horizontal yang menyilang. Selain itu,

garis bentuk (kontur) pada Nijntje dibuat hitam tebal sama halnya dengan garis-garis dasar

pada De Stijl. Hal yang menyimpang dari Nijntje yaitu adanya garis lengkung.

Penggunaan garis lengkung ini sangat bertolak belakang dengan konsep garis dasar De

Stijl.

- Penggunaan Warna Dasar, Hitam, Putih, dan Warna Kombinasi Lain

Dalam konsep penggunaan warna, dapat dikatakan Nijntje memang terpengaruh De Stijl.

Hal ini terbukti dari warna-warna dasar (merah, kuning, biru) yang sangat kental pada

Nijntje. Warna-warna dasar ini digunakan untuk mengasosiasikan berbagai objek agar

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 13: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

11

sesuai dengan warna aslinya. Contoh warna-warna dasar yang digunakan Nijntje dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Penggunaan warna-warna primer pada Nijntje

Warna merah misalnya sebagai warna baju Nijntje. Warna kuning untuk mengasosiasikan

matahari dan sebagai background. Lalu, untuk mengasosiasikan langit, digunakan warna

biru. Kemudian, warna hitam, putih, dan abu-abu yang digunakan De Stijl sebagai

kontras, juga terdapat dalam Nijntje. Warna hitam hanya digunakan pada garis bentuk

(kontur) Nijntje. Lalu, warna putih untuk mengasosiasikan dinding, dan abu-abu untuk

batu atau patung.

Di samping penggunaan warna-warna dasar yang terpengaruh De Stijl, Nijntje juga

menggunakan warna kombinasi lainnya. Warna itu seperti hijau, coklat dan oranye. Bruna

memang menyukai warna-warna cerah, karena itu ia menambahkan warna-warna tersebut

pada Nijntje.

Beberapa warna kombinasi lain (hijau,coklat,oranye) yang terdapat padaNijntje

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 14: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

12

Masih dengan fungsi yang sama, warna-warna kombinasi ini juga digunakan Bruna untuk

mengasosiasikan benda. Perhatikan gambar di atas, warna hijau diasosiasikan sebagai

kebun dan rerumputan, warna coklat untuk Nina (teman Nijntje), kacang-kacangan, dan

kura-kura, sedangkan warna oranye untuk wortel. Penggunaan warna hijau, coklat, dan

oranye ini tidak termasuk ke dalam konsep De Stijl. Setidaknya Bruna menggunakan

warna-warna yang mudah dikenali oleh publik pembaca (anak usia dini) yang baru belajar

dan mengenal warna.

Garis dan Warna Dasar pada Nijntje

Dalam hal penggunaan garis, Nijntje banyak menggunakan garis lengkung. Garis dasar

vertikal dan horizontal hanya tampak pada mulut Nijntje. Mulut Nijntje terdiri dari dua buah

garis vertikal dan horizontal yang tersusun diagonal. Garis bentuk pada Nijntje berwarna

hitam tebal. Garis bentuk yang hitam dan tebal ini sama halnya pada De Stijl yang

menggunakan garis bentuk hitam sebagai penegas.

Sementara itu, dalam penggunaan warna, Nijntje juga menggunakan warna dasar merah,

kuning, biru ditambah hitam, putih, dan abu-abu seperti De Stijl. Warna-warna tersebut

berfungsi untuk mengasosiasikan objek sesuai dengan warna aslinya. Namun, hal yang

menyimpang dari konsep warna De Stijl yaitu Nijntje juga menggunakan warna kombinasi

lain. Warna kombinasi lainnya itu seperti hijau, coklat, dan oranye. Warna-warna kombinasi

ini merupakan campuran dari warna-warna dasar.

Pengaruh konsep De Stijl memang terdapat dalam Nijntje, terutama pada penggunaan garis

dan warna dasar. Tetapi, Nijntje tidak sepenuhnya menerapkan secara ketat konsep De Stijl

tersebut. Karena ada beberapa hal dari penggunaan garis dan warna pada Nijntje yang ternyata

menyimpang dari konsep De Stijl.

Daftar Referensi

Blotkamp, Carel.,dkk. (1982). De beginjaren van De Stijl 1917-1922. Utrecht: Reflex.

Bruna, Dick. (1955). Nijntje. Amsterdam: Mercis Publishing. (e-book)

Bruna, Dick. (1979). Nijntje droom. Amsterdam: Mercis Publishing. (e-book)

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013

Page 15: Less is More , Rafika, FIB UI, 2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352257-MK-Rafika.pdfmenjadi sebutan aliran seni yang berkembang di Belanda pada tahun 1917-1931. Konsep utamanya

13

Bruna, Dick. (1995). Nijntje in de tent. Amsterdam: Mercis Publishing.

Bruna, Dick. (2011). Knorretje en de oren van Nijntje. Amsterdam: Mercis Publishing.

Harrison, Charles & Paul Wood. (2003). Art in Theory 1900-2000 An Anthology of Changing

Ideas. Oxford: Blackwell Publishing.

Jaffé, H.L.C. (1988). De Stijl 1917-1931. Amsterdam: Libris Boekhandels.

Sarumpaet, Riris K. Toha. (2010). Pedoman Penelitian Sastra Anak (Edisi Revisi). Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Suparta, I Made. (2010). Unsur-Unsur Seni Rupa. Jurnal Institut Seni Indonesia Denpasar.

Diakses pada 23 Oktober 2013 dari

http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/article/view/208

Van Oostrom, Frits. (2007). De Stijl, Revolution in Design. Dalam A Key to Dutch History.

Amsterdam: Amsterdam University Press. (e-book)

Wellek, Rene dan Austin Warren. (1989). Teori Kesusastraan (terjemahan Melani Budianta).

Jakarta: PT. Gramedia.

Less is More ..., Rafika, FIB UI, 2013