clarissa zaskia larasati-jurnal-fib-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-mk-clarissa zaskia...

21
UNIVERSITAS INDONESIA KEBIJAKAN JEPANG SEMASA PENDUDUKANNYA DI INDONESIA CLARISSA ZASKIA LARASATI 0906535385 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG DEPOK 2013 Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

!

UNIVERSITAS INDONESIA

KEBIJAKAN JEPANG SEMASA PENDUDUKANNYA DI INDONESIA

CLARISSA ZASKIA LARASATI

0906535385

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

DEPOK

2013

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 2: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 3: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

KEBIJAKAN JEPANG SEMASA PENDUDUKANNYA DI INDONESIA

Clarissa Zaskia Larasati

Jurusan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 1624

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kebijakan yang dibuat oleh Jepang ketika masa pendudukannya di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, studi kepustakaan, dan beberapa artikel internet. Pembahasan ini mengenai ekspansi Jepang yang berlandaskan pada slogan negaranya yaitu Wakon Yosai dan Fukoku Kyohei serta berbagai faktor pendorong terjadinya imperialisme. Serta akan membahas mengenai pengaruh imperialisme Jepang di Indonesia pada masa pendudukannya dan yang masih tersisa hingga saat ini.

JAPAN POLICY DURING THE OCCUPATION IN INDONESIA

Abstract

This research objective is to explain the effect of Japanese policy throughout their occupation in Indonesia. The methods used in this study are descriptive analysis, literature study, and internet articles. This study discusses the application of Japanese slogans Wakon Yosai as well as Fukoku Kyohei on their expansion and various factors that lead to imperialism. Furthermore, it discusses the influence of Japanese imperialism in Indonesia during their occupation and the effects it has in the present day.

Key Words: Fukoku Kyohei; Imperialisme; Indonesia; Jepang; Wakon Yosai

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 4: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

PENDAHULUAN

Awal mula terjadinya hubungan antara Jepang dan Indonesia yang dulunya disebut

Hindia Belanda dimulai sejak tahun 1880an ketika karayuki-san1 atau kadang disebut

joshigun2 masuk ke Indonesia di daerah Medan, Palembang, Batavia (Jakarta), dan Surabaya.

Setelah karayuki-san datang, kemudian masuklah orang Jepang dari golongan pedagang

(Meta Sekar P. A. 2008:xxxiii).

Dalam catatan sejarah, tahun 1868 Jepang mulai tumbuh menjadi negara modern.

Peristiwa ini dikenal dengan Restorasi Meiji. Gerakan pembaharuan ini juga mengacu pada

slogan yang dimiliki Jepang yaitu Wakon Yosai (Kepribadian Jepang, Teknologi Barat) dan

Fukoku Kyohei (Negara Kaya, Militer Kuat) inilah yang mendorong Jepang melakukan

modernisasi di segala bidang secara besar-besaran. Setelah kira-kira 10 tahun berjalan, proses

pembaharuan tersebut berjalan dengan pesat. Karena adanya tuntutan pemenuhan kebutuhan

bahan mentah dan pemasaran hasil industrinya, maka mendorong Jepang menjadi negara

imperialis.

Banyak faktor yang mendorong Jepang bisa sampai ke wilayah Indonesia. Pertama,

lonjakkan pertumbuhan yang pesat tidak sebanding dengan wilayah Jepang yang sempit serta

miskinnya sumber daya alam menjadi masalah bagi rakyat Jepang. Kedua, keadaan ekonomi

yang belum stabil dan terjadinya krisis ekonomi global yang berdampak bagi Jepang makin

memperparah rakyatnya dalam menjalani kehidupan di Jepang. Ketiga, kemenangan Jepang

atas Rusia pada tahun 1905 membuat Jepang diakui dan sejajar dengan bangsa Barat.3 Hal

inilah yang menjadi motivasi orang Jepang untuk mencari peruntungan dengan menyebrangi

daerah selatan, termasuk Indonesia.

Hal yang akan menjadi permasalahan dalam penulisan jurnal ini adalah faktor

pendorong dan pengaruh pendudukan Jepang di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut,

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1Karayuki-san adalah Pekerja Seks Komersial (PSK) dari Jepang. Kara berarti CinadanYukiartinyamenuju atau

pergi ke suatu arah. Jadi secara harfiah, karayuki-san adalah wanita yang pergi untuk berkeja ke Cina, khsusnya Shanghai dan Honkong, meskipun sebenarnya tidak hanya ke Cina.

2 Joshigun sama artinya dengan karayuki-san tapi arti harfiahnya adalah tentara perempuan

"!Nathaniel Peffer. 1937. Price of Japanese Imperialsm. Council of Foreign Reations. hal. 30!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 5: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

berikut beberapa pertanyaan penilitian yang ingin diteliti melalui penulisan jurnal ini, antara

lain:

1. Apa faktor pendorong pendudukan Jepang di Indonesia?

2. Apa saja kebijikan yang dibuat oleh Jepang selama menduduki Indonesia?

3. Apa pengaruh pendudukan Jepang di Indonesia bagi rakyat Indonesia?

Berdasarkan dari pokok masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penulisan

ini adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan faktor pendorong bangsa Jepang menduduki Indonesia

2. Menjelaskan kebijakan apa saja yang dibuat oleh Jepang selama menduduki

Indonesia

3. Menjelaskan pengaruh pendudukan Jepang di Indonesia bagi rakyat Indonesia

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan yaitu metode

deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data pustaka dan artikel internet yang

terkait dengan penelitian penulisan.

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 6: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

IMPERIALISME JEPANG

Awalnya Indonesia bukan daerah tujuan utama bangsa Jepang untuk berdagang di

daerah Asia Tenggara. Pada umumnya tujuan utama mereka adalah Singapura dan Malaysia.

Namun, setelah mendapat informasi tentang kemudahan untuk menjalankan perdagangan di

Indonesia, akhirnya mereka beralih ke Indonesia.

Dalam buku Apakah Mereka Mata-mata Jepang?, dijelaskan hubungan dagang antara

Jepang di Indonesia ditandai dengan kedatangan karayuki-san yang masuk melalui Singapura,

kemudian ke Indonesia dan tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Karayuki-san memegang

peran penting bagi Jepang. Bentuk bantuan nyatanya adalah mengirim uang kepada

keluarganya di Jepang, secara tidak langsung hal ini membantu Jepang untuk mendapatkan

devisa. Bantuan ini cukup bearti bagi Jepang yang keadaan ekonominya pada saat itu masih

belum maju.

Setelah datangnya karayuki-san ini, membuka kesempatan bagi para pedagang

keliling Jepang masuk ke Indonesia. Dalam bukunya, Shimizu Hajime meneliti mengenai

hubungan para pedagang tersebut dengan karayuki-san. Karayuki-san berfungsi sebagai

“pintu masuk” jalur perdagangan pedagang Jepang. Shimizu Hajime menjelaskan barang

yang diperdagangkan para pedagang tersebut yaitu :

Awal mulanya orang-orang Jepang yang berada di daerah Asia Tenggara sampai

sebelum Perang Dunia I banyak melakukan aktivitas dagang, khususnya untuk para

karayuki-san. Mereka melakukan perdagangan berupa persewaan kamar beserta kedai

makanan, salon kecantikan yang menyediakan jasa penyanggulan rambut cara Jepang,

aseosris pakaian, stagen untuk kimono, barang-barang kelontong. 4

Jepang mulai tumbuh dan berkembang menjadi negara modern setelah mengubah

kebijakan Politik Pintu Tertutup (sakoku) selama 215 tahun menjadi Politik Pintu Terbuka

(kaikoku). 5 Hal tersebut dikenal dengan Restorasi Meiji. Jepang mulai membuka dirinya

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!#!Shimizu Hajime, et., al., Zenki Hojin no Tonan Ajia Shinshutsu “Perkembangan Migrasi Orang-Orang Jepang

di Asia Tenggara Sebelum Perang”, dalam Apakah Mereka Mata-mata?(Yogyakarta: Ombak, 2008).!$!Marius B. Jansen. 2008. The Cambridge History of Japan Volume 5. Cambridge University Press. hal. 309!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 7: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

sejak Jenderal Matthew Calbraith Perry berhasil memaksa Jepang untuk menandatangani

perjanjian pembukaan negara pada tanggal 8 Juli 1853. 6

Masa Restorasi Meiji merupakan “Tahun-tahun Kebangkitan” dan “Awal Mukijizat

Pereknomian Jepang” terutama di bidang industri. Kebangkitan ini mengubah Jepang dari

negara agraris menjadi negara industri.7 Kebangkitan di bidang ekonomi, industri, politik, dan

perdagangan mendorong ekspansi Jepang ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia

( Michael Kublin, Hyman Kublin.1990:121).

Mengacu pada dasar pemikiran Jepang yang berkembang pada masa itu yaitu Wakon

Yosai (Kepribadian Jepang, Teknologi Barat) dan Fukoku Kyohei (Negara Kaya, Militer

Kuat) diperlukan pengembangan sumber daya manusianya terlebih dahulu. 8 Untuk itu,

pemerintah Jepang melakukan pengiriman ilmuwan dan cendikiawan ke negara Barat untuk

menyerap ilmu dan teknologi baru dari Barat dengan tujuan mengadakan pembaharuan

teknologi. Pada masa ini, teknologi modern Barat di bidang industri diserap, ditiru, dan

dikembangkan oleh Jepang. Sebelumnya industrinya masih bersifat tradisional dan

bergantung pada tenaga kerja manusia menjadi menggunakan mesin dan mulai menerapkan

sistem organisasi dan manajerial perusahaan cara Barat dalam menjalankannya.

Selain dalam bidang teknologi yang sudah maju, sistem perbankan Jepang pun mulai

mantap pada tahun 1900. Bank-bank mulai meniru sistem perbankan yang ada di Jerman dan

Perancis, seperti Bank Hipotik Jepang, Bank Industri Jepang, Bank Kolonial Hokkaido, dan

Bank Taiwan. Bank Industri berperan dalam menaikkan dana dalam negeri maupun luar

negeri untuk investasi jangka panjang untuk memajukan kepentingan Jepang di daerah Asia.

Alasan pendorong orang Jepang hijrah ke daerah lain termasuk Indonesia, pertama

adalah karena pertumbuhan pendudukan yang tinggi dan tidak sebanding dengan wilayah

Jepang yang sempit. Jepang menyadari bahwa dalam jangka panjang, wilayahnya tidak

mampu menampung pertumbuhan penduduk yang bertambah pesat. Untuk itu, dibutuhkan

tempat baru untuk menampung penduduk Jepang. Untuk mengatasi hal tersebut, Jepang

meniru cara Barat dengan memperluas serta mengekspansi wilayah kekuasaan mereka melalui

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!%!Ibid. hal. 269!

&!Howard Hoube, et., al., Emergence of a National Economy: An Economic History of Indonesia, 1800-2000. hal.3!!

'!Peter Duus. 2008. The Cambridge History of Japan Volume 6. hal. 123!!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 8: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

upaya kolonialisasi di kawasan Asia. Selain untuk mengatasi jumlah penduduk yang

meningkat, perluasan wilayah juga bertujuan untuk memasarkan hasil produksi mereka.

Dalam perluasan wilayahnya, Jepang memusatkan ekspansinya ke Korea, Cina, dan

Rusia untuk ekspansi wilayah bagian utara (hokushin-ron) dan Lautan Selatan atau wilayah

Asia Tenggara untuk ekspansi wilayah bagian selatan (ninshin-ron) (Mitsuo Nakamura.

1970:16). Ekspansi pertama yang dilakukan Jepang ke wilayah utara dimulai dari pendudukan

Jepang di Cina pada tanggal 25 Juli 1894, tentara Jepang menyerang kawasan pesisir dan

daratan Cina, peristiwa ini dikenal dengan Peperangan Sino-Jepang Pertama (1894-1895).9

Kemudian untuk mengatasi masalah tersebut, dibuatlah perjanjian yang dikenal dengan

Perjanjian Shimonoseki yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1895 di kota Akamagaseki.

Isi perjanjian tersebut adalah Cina menyetujui untuk menyerahkan Formosa, Kepulauan

Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari penandatanganan

perjanjian tersebut, maka hak diplomatik kekaisaran Korea diambil alih dan Korea berada

dalam pendudukan Jepang pada tahun 1910-1945.

Kemudian Jepang menduduki Manchuria pada tanggal 18 September 1931. Manchuria

dikenal sebagai daerah yang subur, kaya batu bara, biji besi, dan populasinya sedikit menjadi

pendorong Jepang menduduki daerah ini. Peristiwa ini dikenal dengan Insiden Mukden.10

Insiden ini menimbulkan perang antara Cina dan Jepang, karena pihak militer Jepang

menuduh Cina telah melakukan pemboman jalur kereta api milik Jepang. Sebenarnya hal ini

telah direkayasa oleh Jepang. Penyerangan ke Manchuria ini diwarnai dengan kekajaman

Jepang pada penduduk Cina. Puncak dari kekejaman Jepang adalah Peristiwa Nanking.

Dalam peristiwa ini banyak korban yang terbunuh dan perempuan Cina diperkosa oleh tentara

Jepang. Akhir dari penyerangan ini adalah insiden Jembatan Marco Polo pada tahun 1937

yang mengakibatkan kedua negara tersebut perang besar-besaran. Perang ini dikenal dengan

Perang Sino-Jepang Kedua. Hal tersebut membawa kemarahan bagi rakyat Cina, sehingga

Cina menggusur tentara Jepang dari wilayahnya. Akibatnya, Jepang meninggalkan Cina dan

berlanjut ke selatan (nashin-ron).

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(!Marius B. Jansen. 2008. The Cambridge History of Japan Volume 5. Cambridge University Press. hal. 305!

)*!Michele Kublin, et., al., Japan. Hal. 162 !

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 9: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

Jepang melakukan ekspansi territorial ke daerah selatan dengan tujuan khususnya

wilayah perairan.11 Pemikiran Barat mengenai daerah selatan sebagai daerah yang potensial,

kaya sumber daya alam, dan padat penduduknya dijadikan pemikiran dasar kaum cendikawan

berimigrasi ke daerah selatan (Howard Hoube,2002:7). Informasi-informasi mengenai

prospek perdagangan yang cerah di kawasan ini dan keadaan ekonomi Jepang yang belum

stabil pada saat itu menjadi faktor orang Jepang berimigrasi ke wilayah selatan. Ide bergerak

ke selatan pertama kali dicetuskan oleh Shiga Shigetaka tahun 1887 dalam karyanya yang

berjudul Nanjyo-jiji (Situasi Lautan Selatan).12

Terdapat perbedaan konsep mengenai ninshin-ron berdasarkan zamannya. Perbedaan

tersebut ada karena tujuan dari gerakan ninshin-ron pada zaman yang berbeda. Konsep

ninshin-ron dari dua zaman yang berbeda, yaitu :

i) Konsep ninshin-ron pada Zaman Edo (1603-1867)

Honda Toshiaki menjelaskan berupa gerakan aktif dalam perdagangan luar

negeri dan mengembangkan kolonilisasi untuk meningkatkan penghasilan

nasional. Sedangkan menurut Sato Nobuhiro, atas dasar pemikiran “Kebijakan

dengan Cara Imperialis”, ia mengusulkan agar Jepang memiliki koloni untuk

kepentingan perdagangan.

ii) Konsep ninshin-ron pada Zaman Meiji (1868-1911)

Tujuan dari gerakan ini yang dilakukan pada masa ini adalah untuk mengatasi masalah pengangguran yang dihadapi oleh para bekas samurai yang tidak punya pekerjaan. Selain itu keinginan Jepang menjadi negara Eropa di Asia menjadi alasan jepang memperluas daerahnya ke selatan.

Dalam buku karya Takeshi Yosaburo yang berujudul Nangokuki (Sebuah

Catatan Mengenai Negara-negara Selatan) berisi slogan baru yaitu “Minami e!

Minami e!” (Ke selatan! Ke selatan!).13

Selain masalah lonjakan pertumbuhan pendudukan yang pesat sedangkan wilayah

Jepang yang sempit serta minimnya sumber daya alam yang dimiliki Jepang, masalah krisis

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!))!+,-.!/,0.1!2345!67-3-58!9**':!6;.0.<!+,1,0.!+.-.=>.-.?:[email protected]!E>F.0:!G.H!&:!

)9!!"#$%&<.H:&!

)"!!bid., hlm. 69!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 10: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

ekonomi yang melanda Jepang tahun 1920an menjadi pemikiran warga Jepang dalam

menjalani kehidupannya di Jepang. Krisis keuangan yang terjadi tahun 1927 mengakibatkan

bank-bank gulung tikar. Dua tahun kemudian terjadi kerugian di pasar bursa efek Amerika

yang menyebaban depresi ekonomi di Barat. Hal tersebut mempengaruhi ekspor bahan dan

kain sutra Jepang. Masalah ini berlanjut hingga tahun 1932.14

Pada tahun 1930an, Jepang sedang gencar-gencarnya memperluas wilayah

teritorialnya, maka dari itu Jepang membutuhkan bahan bakar untuk kapal-kapalnya. Jepang

meilirik Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak terbesar, Di Indonesia, Jepang

mendirikan Konsulat Jendral Jepang di Batavia (Jakarta) dan orang Jepang di Indonesia

membentuk Nihon Kaigai Kyohai dan Nihonjinkai sehingga memudahkan bagi orang Jepag

khususnya pedagang untuk menduduki di Indonesia.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)#!!"#$%8!<H>:!)*=)):!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 11: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA (1942-1945)

Pasukan Jepang menduduki Indonesia diawali dengan menduduki Tarakan pada

tanggal 10 Januari 1942, kemudian meluas ke Minahasa, Sulawei, Balikpapan, dan Ambon.15

Pada bulan Februari 1942 pasukan Jepang berhasil menduduki Pontianak, Makasar,

Banjarmasin, Palembang, dan Bali.

Awal dari pendudukan Jepang di Indonesia disebabkan adanya Perang Pasifik.

Peristiwa tersebutlah yang mengawali Jepang ke Indonesia. pada tanggal 8 Maret 1942,

Letjen H. Ter Poerten, panglima tentara Hindia Belanda menandatangani piagam penyerahan

tanpa syarat di Kalijati kepada angkatan perang Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitoshi

Imamura.

Pendudukan Jepang di Palembang mempunyai arti penting karena wilayahnya yang

strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia sebagai pusat kedudukan Belanda di

Indonesia dengan Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang

mendarat ke Jawa di daerah Banten, Indramayu, dan Kragan. Selanjutnya menyerang pusat

kekuasaan Belanda di Batavia pada tanggal 5 Maret 1942, di Bandung tanggal 8 Maret 1942

dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Tentara Jepang Imamura

di Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942. Dengan demikian, seluruh wilayah Indonesia telah

menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang.

Kedatangan Jepang ke Indnesia bertujuan menambah kekuatan pasukannya melawan

Sekutu. Selain itu, Jepang juga mempunyai tujuan yang lain, yaitu :

a. Menjadikan Indonesia sebagai daerah penghasil minyak bumi demi kepentingan

industri Jepang

b. Menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasl industri Jepang karena

jumlah penduduk Indonesia sangat banyak

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)$!Shigeru Sato. 2006. Indonesia 1939-1945: Prelude to The Japanese Occupation. Cambridge University Press.

hal. 247&

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 12: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

c. Menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh yang

banyak dengan upah rendah16

Tentara Jepang memegang kekuasaan militer dan semua kekuasaan yang dulu dikuasai

Belanda. Dalam pelaksanaannya, pembagian kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh

angkatan perang yaitu angkatan darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Indonesia dibagi

menjadi dua wilayah kekuasaan :

i) Jawa, Madura, Sumatera, dan Semenanjung Tanah Melayu di bawah

kekuasaan rikugun

ii) Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara, Maluku dan Irian di bawah kekuasaan

kaigun

Kebijakan-kebiajakan yang dibuat oleh Jepang guna menjalankan misinya pada masa

pendudukannya di Indonesia, di antaranya:

1. Bidang politik

Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang)

adalah melarang semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal 8 September 1942

dikeluarkan UU no. 2 Jepang yang mengendalikan seluruh organisasi nasional.

Dalam rangka menancapkan kekuasaan di Indonesia, pemerintah militer

Jepang melancarkan strategi politisnya dengan membentuk gerakan yang

dipimpin oleh Syamsuddin SH, yaitu gerakan Tiga A (Nippon Pelindung Asia,

Nippon Cahaya Asia, dan Nippon Pemimpin Asia).17 Gerakan ini merupakan

upaya Jepang untuk merekrut dan mengerahkan tenaga rakyat yang akan

dimanfaatkan dalam perang Asia Timur Raya. Berbagai propaganda akan

dilakukan agar gerakan tersebut sukses dan Indonesia dapat meyakini bahwa

Jepang adalah bangsa Asia yang memiliki kelebihan dan dapat membebaskan

Indonesia dari penjajahan Barat. Gerakan Tiga A dalam realisasinya, tidak

mampu bertahan lama, karena rakyat Indonesia tidak sanggup menghadapi

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)%!Hikita Yasuyuki. 1996. Japanies Companies Inroads into Indonesia Under Japanese Military Domination.

KITLV, Royal Netherlands Institue of Southeast Asian and Caribbean Studies. hal. 661!

)&!Harry. J. Benda. 1956. The Beginnings of The Japanese Occupation of Java. Association for Asian Studies. hal. 554!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 13: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

kekejaman militer Jepang dan berbagai bentuk eksploitasi yang dilakukan.

Ketidaksuksesan gerakan Tiga A, membuat Jepang mencari cara lain untuk

dapat menarik simpati rakyat Indonesia. Upaya yang dilakukan adalah

menawarkan kerjasama dengan para pemimpin Indonesia untuk membentuk

"Putera" (Pusat Tenaga Rakyat). Organisasi ini didirikan oleh empat serangkai,

yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas

Mansyur. Dengan dibentuknya Putera diharapkan agar para pemimpin nasional

dapat membujuk kaum nasionalis sekuler dan intelektual untuk mengabdikan

pikiran dan tenaganya demi kepentingan perang melawan Sekutu.

Keberhasilan organisasi Putera, tidak lepas dari kemampuan para pemimpin

serta tingginya kepercayaan rakyat Indonesia pada para tokoh nasional untuk

memperjuangkan Indonesia merdeka. Hal tersebut dapat dilihat dari kemajuan

organisasi Putera sampai ke berbagai daerah dan kemandirian Putera dalam

menjalankan kegiatan operasional tanpa suntikan dana dari pemerintah Jepang.

Meskipun Putera tidak mampu menghasilkan karya konkrit bagi perjuangan

pergerakan nasional, tapi dengan adanya Putera, mentalitas bangsa Indonesia

secara tidak langsung sudah dipersiapkan untuk dapat memperjuangkan

proklamasi kemerdekaan. Hal tersebut dapat dilihat dengan dibentuknya

organisasi militer PETA (Pembela Tanah Air).

Tujuan awal dari pembentukan PETA adalah untuk memenuhi kepentingan

perang Jepang di Laut Pasifik. Namun, dalam kenyataannya PETA justru sangat

bermanfaat bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Hal tersebut

disadari cepat oleh Jepang bahwa akan membahayakan Jepang di wilayah

Indonesia sehingga organisasi tersebut dibubarkan. Kemudian Jepang mendirikan

Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa) pada tahun 1944 di bawah

komando militer Jepang. Organisasi ini merupakan organisasi resmi pemerintah.

Tujuan pendirian organisasi ini adalah untuk mengumpulkan tenaga rakyat.

Struktur kepemimpinan di organisasi ini langsung dipegang oleh gunseikan

(kepala pemerintahan militer). Pada masa ini, golongan nasionalis disisihkan,

mereka diberi jabatan baru dalam pemerintahan, tapi semua kegiatannya diawasi

ketat.

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 14: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

Jepang pun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia

dengan cara sebagai berikut (Harry. J. Benda. 1956:50) :

a. Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia

b. Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar

c. Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji

d. Menarik simpati organisasi Islam MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia)

e. Mengajak tokoh-tokoh pejuang nasional untuk bergabung, seperti: Ir.

Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan

tokoh tersebut dari penahanan Belanda.

Selain mendirikan organisasi-organisasi guna membantu Jepang dalam perang

melawan Sekutu. Untuk memudahkan pengaturan pemerintahan oleh Jepang

maka Jepang menggunakan sistem sentralisasi kekuasaan. Untuk itu, Jepang

mengatur struktur birokrasi pemerintahan militer dan sipil di Indonesia pada masa

pendudukan Jepang :

i) Struktur militer Jepang

!

!

!

!

!

!

!

!

!

!

Gunshireikan (Panglima Tertinggi) !Hitoshi Imamura

Gunbaikan (Kepala Pemerintahan Militer) ! Mayjen Seizaburo Okasaki

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 15: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

ii) Struktur Pemerintahan Sipil

!

DAERAH KOTA

Shu (Keresidenan) Shi (Pemerintahan Kota)

Shi (Kotapraja) Ken (Kabupaten) Shuchokan (Pimpinan Residen)

Gun (Kewedanan) Tokubetsushi (Daerah Istimewa)

Son (Kecamatan) Shi-cho (Walikota)

Ku (Desa/Kelurahan) Bunken (Sub. Kabupaten)

Aza (Dusun)

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!'()#!IJKL!

!

2. Bidang ekonomi dan sosial

Hal-hal yang diberlakukan dalam sistem pengaturan ekonomi pemerintah

Jepang adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang, maka seluruh potensi

Gunseikanbu (Staf Pemerintahan Militer Pusat)

Zaimubu (Dept.

Keuangan)

Kotsubu (Dept. Lalu Lintas)

Sangyobu (Dept. Perusahaan, Industri, Kerajinan Tangan, dan

Ekonomi)

Shihobu (Dept. Kehakiman)

Gunseibu (Koordinator Pemerintahan Militer Setempat)

Gubernur terdiri :

Jabar berkedudukan di Badung, Jateng berkedudukan di Semarang,

Jatim berkeduduka di Surabaya

Somubu (Dept. Urusan Umum)

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 16: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

sumber daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung

mesin perang. Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, bank dan

perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat

kebijakan difokuskan pada ekonomi dan industri perang. Kondisi tersebut

menyebabkan produksi pangan menurun dan kelaparan serta kemiskinan

meningkat drastis.

2) Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi yang ketat.18 Pengawasan

tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa barang serta

pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan

perkebunan teh, kopi, karet, dan tebu sekaligus memonopoli penjualannya.

Pembatasan teh, kopi, dan tembakau karena tidak langsung berkaitan dengan

kebutuhan perang.19

3) Menerapkan sistem ekonomi untuk perang dan sistem autarki (memenuhi

kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang).20 Konsekuensinya

tenaga rakyat dan semua kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang.

4) Pada tahun 1944, kondisi politik dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga

tuntutan akan kebutuhan perang semakin meningkat. Untuk mengatasinya,

pemerintah Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan

barang secara besar-besaran melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi

pertanian), serta instansi resmi pemerintah.

Adapun kebijakan pemerintah Jepang di bidang sosial yang dapat dirasakan

manfaatnya seperti pembentukan Tonarigumi (RT). Pembentukan RT ini bertujuan

untuk memudahkan pengawasan dan memudahkan dalam mengorganisir kewajiban

rakyat serta memudahkan pengawasan dari pemerintah desa.

3. Bidang kebudayaan

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)'!Ibid., hal. 542!

)(!Shigeru Sato. 2006. Indonesia 1939-1945: Prelude to The Japanese Occupation. Cambridge University Press. hal. 248!

9*!http://budisma.web.id/materi/sma/sejarah-kelas-xi/dampak-pendudukan-jepang-di-indonesia/!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 17: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang di bidang pendidikan adalah

menghilangkan diskriminasi siapa yang boleh mendapat pendidikan. Pada masa

Belanda, yang dapat merasakan pendidikan formal hanya rakyat dari kalangan

menengah ke atas, sementara rakyat kecil tidak memiliki kesempatan.21

Rakyat dari lapisan manapun berhak untuk mendapat pendidikan formal.

Jepang juga menerapkan jenjang pendidikan formal seperti di negaranya yaitu SD 6

tahun, SMP 3 tahun, dan SMA 3 tahun. Sistem ini masih diterapkan oleh

pemerintah Indonesia sampai saat ini sebagai satu bentuk warisan Jepang.

Salah satu kelemahan dari aspek pendidikan masa pendudukan Jepang adalah

penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan

untuk kepentingan perang. Siswa wajib mengikuti latihan dasar kemiliteran dan

mampu menghafal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya,

diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di

sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus

bahasa Jepang yang diadakan.22

4. Bidang militer

Badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata hanya karena kondisi

militer Jepang yang semakin terdesak dalam Perang Pasifik. Untuk itu, memasuki

tahun kedua pendudukannya, Jepang semakin intensif mendidik dan melatih

pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer.23 Hal ini disebabkan karena situasi

semakin menyulitkan posisi Jepang. Mulai dari serangan Sekutu pada pertempuran

laut di Midway bulan Juni 1942 dan sekitar Laut Karang bulan Agustus 1942-

Februari 1943. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan jatuhnya Guadalacanal

yang merupakan basis kekuatan Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1943.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!9)!R. Murray Thomas. 1966. The Japanese in Indonesia. University of California Press. hal. 633

99!Ibid. hal. 633!

9"!Vitchek. Et., al. Indonesia : Archipelago of Fear. hal. 19!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 18: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan

menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga

potensial yang akan diikutsertakan dalam pertempuran menghadapi Sekutu.24

Bentuk-bentuk barisan militer yang dipersiapkan oleh Jepang25 :

a. 9 Maret 1943 didirikan gerakan Seinendan (Barisan Pemuda). Tujuannya untuk

melatih dan mendidik para pemuda, agar mampu menjaga dan mempertahankan

tanah air dengan kekuatan sendiri

b. Pembentukan Barisan Pelajar (Gokutai) untuk pelajar SD - SLTA

c. Pembentukan barisan bantu polisi (Keibodan) dengan syarat yang lebih ringan dari

Seinendan, usia yang diprioritaskan ± 23-25 tahun. Untuk Keibodan ini ada

keharusan untuk setiap desa (ku) yang memiliki pemuda dengan usia tersebut dan

berbadan sehat wajib menjadi Keibodan. Sistem pengawasan Keibodan ini

diserahkan pada polisi Jepang

d. Pembentukan barisan pembantu Prajurit Jepang (Heiho) bulan April 1943.

Anggota Heiho adalah pemuda berusia ± 18-25 tahun, dengan pendidikan

terendah SD. Mereka akan ditempatkan langsung pada angkatan perang Jepang

(AL-AD)

e. Pembentukan barisan semi militer khusus direkrut dari golongan Islam dengan

nama : Hizbullah (Tentara Allah) tokoh di antaranya adalah Otto Iskandinata dan

Dr. Buntaran Martoatmojo

f. Pembentukan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) pada tanggal 3 Oktober 1943

didirikan oleh Letjen Kumakichi

g. Pembentukan Jawa Hokokai. Memasuki tahun 1944 kondisi Jepang bertambah

buruk. Satu persatu wilayahnya berhasil dikuasai Sekutu, bahkan serangan

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!9# Harry. J. Benda. 1956. The Beginnings of The Javanese Occupation of Java. Association for Asian Studies.

hal. 544!

9$ http://belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/SMP/view&id=116&uniq=1108!

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 19: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

langsung mulai diarahkan ke negeri Jepang sendiri. Melihat kondisi tersebut pada

tanggal 9 September 1944, PM Kaiso mendeklarasikan janji kemerdekaan untuk

Indonesia di kemudian hari. Janji ini semata-mata untuk memotivasi bangsa

Indonesia agar tetap setia membantu perjuangan militer Jepang dalam

menghadapi Sekutu. Beberapa hari sesudah janji kemerdekaan dibentuklah

Benteng Perjuangan Jawa (Jawa Sentotai) ini merupakan badan perjuangan dalam

Jawa Hokokai, bahkan organisasi lainpun dibentuk seperti Barisan Pelopor

(Suisyintai) dipimpin langsung oleh Ir. Soekarno, Sudiro, RP. Suroso, Otto

Iskandardinata, dan Dr. Buntaran Martoatmojo.

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 20: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masuknya Jepang ke

wilayah Indonesia adalah karena semangat imperialisme Jepang dan membawa dampak

kemarahan rakyat setempat dan kerugian akibat perang selama menduduki negara sekitarnya,

seperti Cina dan Korea. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang pesat tidak diimbangi dengan

luas wilayah Jepang serta minimnya sumber daya alam yang dimiliki, menjadi pendorong

pemerintah Jepang untuk melakukan ekspansi ke negara lain. Krisis ekonomi global pada

tahun 1930an memberi dampak buruk bagi perekonomian Jepang. Oleh sebab itu, Jepang

melakukan ekspansi untuk menstabilkan ekonomi negaranya. Hal ini juga merupakan

pendorong Jepang memperluas kekuasaannya hingga ke Indonesia.

Pada umumnya pendudukan oleh suatu negara di negara lain memberikan dampak

negatif bagi rakyat di negara jajahan. Setelah melihat uraian di atas, jelas bagi bangsa

Indonesia dengan adanya pendudukan Jepang sangatlah menyiksa rakyat Indonesia. Bahkan

ada persepsi bahwa pendudukan Jepang di Indonesia lebih kejam daripada pendudukan pada

masa Belanda walaupun masa pendudukan Jepang jauh lebih singkat daripada Belanda.

Pengaruh kebijakan yang dibuat oleh Jepang yang dirasakan rakyat Indonesia pada

masa pendudukannya di Indonesia adalah digunakannya kembali Bahasa Indonesia setelah

dihapusnya Bahasa Belanda. Dalam hal pendidikan, rakyat miskin dapat mengenyam

pendidikan yang selama masa pendudukan Belanda hanya orang kalangan kelas atas saja yang

bisa mendapat pendidikan. Kemudian diajarkannya para pemuda dalam bidang militer yang

awalnya untuk membantu Jepang dalam menghadapi perang melawan Sekutu, tapi ajaran

tersebut dimanfaatkan oleh tentara Indonesia untuk perang melawan Jepang. Dalam bidang

sosial, pembentukan Tonarigumi (RT) yang bertujuan untuk memudahkan pengawasan dan

memudahkan dalam mengorganisir kewajiban rakyat serta memudahkan pengawasan dari

pemerintah desa. Sistem tersebut masih digunakan hingga saat ini di seluruh Indonesia.

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013

Page 21: Clarissa Zaskia Larasati-Jurnal-FIB-2013lib.ui.ac.id/file?file=digital/20352129-MK-Clarissa Zaskia Larasati.pdf · Pescadores, dan Semenanjung Liaodong ke tangan Jepang. Akibat dari

!

DAFTAR PUSTAKA

Benda, Harry J. 1956. The Beginnings of Japanese Occupation of Java. Assosiaction for

Asian Studies.

Duus, Peter. 2008. The Cambridge History of Japan Volome 6. Amerika. Cambridge

University Press.

Hoube, Howard., Dick, & Vincent J. H. Lindblad. 2002. Emergence of A National Economy:

An Economic History of Indonesia, 1800-2000. Allen & Unwin.

Jansen, Marius B. 2008. The Cambridge History of Japan Volume 5. Amerika: Cambridge

University Press.

Kublin, Michael., Kublin, Hyman. 1990. Japan. Houghton Mifflin Harcourt Publishing

Company.

Peffer, Nathaniel. 1937. The Price of Japanese Imperialsm. Council on Foreign Relations.

Sato, Shigeru. 2006. Indonesia 1939-1942: Prelude to The Japanese Occupation. Cambridge

University Press.

Sekar, P. A., Meta. 2008. Apakah Mereka Mata-mata? Yogyakarta: Ombak.

Vitchek., Chomsky, Andre. 2012. Indonesia: Archipelago of Fear. Pluto Press.

Yasuyiki, Hikita. 1996. Japanese Companies Inroads into Indonesia Under Japanese Military

Domination. KITLF, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean

Studies.

http://belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belaj

ar/Modul%20Online/SMP/view&id=116&uniq=1108

http://www.kumpulansejarah.com/2012/10/sejarah-penjajahan-jepang-di-indonesia.html

Kebijakan Jepang ..., Clarissa Zaskia Larasati, FIB UI, 2013