lepra

22
 Abstrak  : Kata bissinosis dikemukakan oleh seorang dokter Perancis yang berasal dari bahasa Yunani iatu bysos yang berarti kain atau rami yang dihasilkan oleh tanaman kapas hamp atau flax. Bissinosis disebut juga brown lung disease, cotton bract atau cotton lung disease. Pada abad ke !, Kay menggambarkan penyakit respirasi dengan dada terasa berat  yang banyak dirasai pada hari "enin setelah hari libur akhir pekan mengenai pekerja tekstil  yang menggunakan kapas sebgai bahan d asarnya diketahui sebgai bissinosis.  Penyakit bissinosis adalah salah satu penyakit pneumokoniosis y ang disebabkan oleh  pencemaran debu serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru#paru.  Pneumokoniosis sendiri berarti suatu kelainan y ang ter jadi akibat penumpukan debu dalam  paru dan timbulnya reaksi jaringan terhadap debu tersebut. $ebu dan serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas  serta pabrik atau pekerjaan lain yang menggunakann kapas atau tekstil sebagai bahan  produ ksi. Bissinosis merupakan salah satu penyakit akibat kerja %P & K' seperti yang telah diteta pkan oleh (ntern ation al )abo ur *rg ani+ation %()*' . $alam makalah PB) kali ini mahas iswa diharapka n dapat mengua sai bahan yang aka n did isk usi kan ber sama yan g berkaitan dengan bissinosis agar dapat mempersiapkan diri me nuju alam pekerjaan kelak. Kata kunci : pneumokoniosis, bisinosis, peny akit akibat kerja (PA K). 1.IDENTIFIKASI PENYA KIT AKIBAT KERJA (PA K) Dasar membuat di agnosis peny akit akibat hu bungan kerja (P AK) dilakukan de ngan membedakan: 1

Upload: kumarankrish07

Post on 05-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lepra

TRANSCRIPT

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 1/22

 Abstrak   : Kata bissinosis dikemukakan oleh seorang dokter Perancis yang berasal dari

bahasa Yunani iatu bysos yang berarti kain atau rami yang dihasilkan oleh tanaman kapas

hamp atau flax. Bissinosis disebut juga brown lung disease, cotton bract atau cotton lung 

disease. Pada abad ke !, Kay menggambarkan penyakit respirasi dengan dada terasa berat 

 yang banyak dirasai pada hari "enin setelah hari libur akhir pekan mengenai pekerja tekstil 

 yang menggunakan kapas sebgai bahan dasarnya diketahui sebgai bissinosis.

 Penyakit bissinosis adalah salah satu penyakit pneumokoniosis yang disebabkan oleh

 pencemaran debu serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru#paru.

 Pneumokoniosis sendiri berarti suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu dalam

 paru dan timbulnya reaksi jaringan terhadap debu tersebut. $ebu dan serat kapas ini banyak 

dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas

 serta pabrik atau pekerjaan lain yang menggunakann kapas atau tekstil sebagai bahan

 produksi. Bissinosis merupakan salah satu penyakit akibat kerja %P&K' seperti yang telah

ditetapkan oleh (nternational )abour *rgani+ation %()*'. $alam makalah PB) kali ini

mahasiswa diharapkan dapat menguasai bahan yang akan didiskusikan bersama yang 

berkaitan dengan bissinosis agar dapat mempersiapkan diri menuju alam pekerjaan kelak.

Kata kunci : pneumokoniosis, bisinosis, penyakit akibat kerja (PAK).

1.IDENTIFIKASI PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)

Dasar membuat diagnosis penyakit akibat hubungan kerja (PAK) dilakukan dengan

membedakan:

1

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 2/22

a.Penyakit akibat kera (!ccu"ati!na# $i%ea%e)

Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan

 pekerjaan yang umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.

b.Penyakit yan& ber'ubun&an $en&an "ekeraan (!rk re#ate$ $i%ea%e)

Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab dimana faktor pada pekerjaan

memegang peran bersama dengan faktor resiko lainnya dalam perkembangan penyakit dan

mempunyai etiologi yang kompleks.1,

c.Penyakit yan& $i"erberat !#e' "ekeraan

Penyakit yang terjadi tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diper!epat

oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.

"erikut merupakan tujuh langkah diagnosis PAK :

1. #entukan diagnosis klinis.

. #entukan pajanan yang dialami.

$. Apa pajanan dapat menyebabkan penyakit tersebut%

&. Apa jumlah pajanan !ukup besar.

'. Apa ada faktorfaktor indiidu yang berpengaruh.

*. +ari kemungkinan lain di luar pekerjaan.

. Diagnosis okupasi:

a. Penyakit akibat kerja atau berhubungan dengan kerja.

 b. Penyakit yang diperberat oleh pekerjaan.

!. Penyakit yang belum dapat ditegakkan diagnosis.

d. "ukan PAK.

1.Diagnosis klinis

a.Anamnesis

-iayat penderita sangat penting dalam memperkirakan lingkungan atau pekerjaansebagai faktor yang menimbulkan paparan pada penderita. Pertanyaan pada pekerjaan

 pekerjaan spesifik, termasuk kontaminasi bahanbahan spesifik, penggunaan alatalat proteksi

 pernapasan, besar dan entilasi ruangan kerja, jumlah pekerja yang berpotensi terpapar, dan

adanya pekerjapekerja lain yang mempunyai keluhan yang sama.

-iayat penyakit sekarang

/ejala bissinosis meliputi:

-asa berat dan sempit di dada (chest thightness).

"atuk. 0esak napas dan mengi (whee+ing'.

2

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 3/22

"atuk kering , millfeer, weaer cough.

/ejalagejala ini !enderung untuk memburuk pada aal minggu kerja dan berkurang

saat tidak berada di tempat kerja atau perlahanlahan membaik dengan berjalannya aktu

dalam minggu kerja.1$ amun, jika paparan terjadi !ukup lama, gejalagejala ini mungkin

akan terjadi berterusan sepanjang minggu tanpa adanya perbaikan.

-iayat penyakit dahulu

Pertanyaan riayat penyakit terdahulu yang pernah dialami oleh pasien penting untuk 

mengetahui status kesehatan pasien sebelum ini. Kita bisa mengetahui penyakit lain yang

 pernah dialami oleh pasien dan mungkin saja penyakit tersebut mempunyai hubungan dengan

 penyakit yang sedang dideritai sekarang. #anyakan baik yang sama maupun yang berbeda

dengan penyakit sekarang serta riayat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang   pernah

diperoleh termasuk pen!egahan spesifik yang pernah diterima. 2erujuk riayat3rekam medis

 bisa membantu.

Pernah atau tidak mengalami penyakit atau gangguan pernapasan yang sama

sebelum ini.

Pernah atau tidak mengalami penyakit atau gangguan pernapasan lain sebelum ini.

Penyakitpenyakit lain selain penyakit atau gangguan pernapasan yang pernah

dialami.

-iayat penyakit keluarga

#anyakan penyakit yang ada pada keluarga baik yang sama, berbeda, maupun yang

tidak berhubungan dengan masalah yang ada saat ini, termasuk bagaimana !ara anggota

keluarga tersebut menghadapinya). 4ntuk penyakit berkaitan sistem respirasi dan pernapasan,

riayat penyakit keluarga yang sering ditanyakan adalah riayat atopi atau allergi. Penyakit

 penyakit keturunan seperti asma juga biasanya ditanyakan kepada pasien.,$ 

-iayat pekerjaan

Anamnesis riayat pekerjaan sangat penting. Data yang diperoleh nantinya bisa

dihubungkan dengan diagnosis klinis yang dibuat dan dapat ditentukan penyakit yang

dideritai pasien berhubungan atau tidak dengan pekerjaannya. #uliskan !ara!ara melakukan

 perkerjaan, deskripsikan setiap kegiatan yang dilakukan se!ara mendetail, sejak mulai

 bekerja, misalnya pada pagi hari hingga selesai bekerja di sore hari, termasuk bahan bahan

yang digunakan. "uatlah bagan alur dari tiap kegitan yang dilakukan pekerja)

0udah berapa lama bekerja sekarang.

-iayat pekerjaan sebelumnya.

3

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 4/22

Alat kerja, bahan kerja, proses kerja.

5aktu bekerja sehari dan kemungkinan pajanan yang dialami.

APD yang digunakan.

6ubungan gejala dengan aktu kerja.

Pekerja lain ada menderita hal yang sama atau tidak.

Tabel 1 : Hal-hal yang harus ditanyakan saat anamnesis riwayatpekerjaan

 b.Pemeriksaan fisik 

7nspeksi :

  2elihat bentuk thora8 (pe!tum!arinatum, pe!tum e8!aatum, barrel shape).

  Kulit (odem, kolateral, spider neri, infeksi, tumor).

 

0ela iga (normal,!ekung, !embung). 

9rekuensi pernapasan (bradipnoe, tra!hipnoe, normal).

 

0ifat pernapasan ( thora8, abdominal, thora!oabdominal).

  -ithme pernapasan3irama (normal, kaussmul, !hayene stokes).

  0uara tambahan ( mengik3heeing, stridor, hoarseness).

  Palpasi :

0tatis (nyeri tekan, kelainan dinding dada, graitasi3bunyi grisek).

Dinamis   fremitus taktil3 getaran ketika membunyikan sesuatu () (normal,

mengeras, melemah).,&

Perkusi:

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan toraks tertentu

untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan

menghasilkan suara. Perkusi paru bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi dan batas paru.

(paruhati, parulambung, paru jantung). Adapun suarasuara yang dijumpai pada

 perkusi adalah :

0onor : suara perkusi paru yang normal. -edup : suara perkusi yang lebih padat, misalnya infiltrat.

4

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 5/22

Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung,

 perkusi daerah hepar. Pada paru menunjukkan kemungkinan adanya tumor.

6ipersonor3timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong.

2ungkin ada kelainan Pneumothora8 pada paru.

Auskultasi : Pemeriksaan aukultasi paru merupakan pemeriksaan terpenting untuk melihat

aliran udara pada !abang!abang trakheobronkial. Pemeriksaan auskultasi termasuk:

2endengarkan suara yag dihasilkan selama pernapasan.

2endengarkan setiap suara tambahan yang terjadi.

"ila di duga ada kelainan pada paruparu, dapat didengar suara bi!ara atau bisikan

 pasien yang di taransmisikan pada dinding dada.

!.Pemeriksaan penunjang

9oto toraks

9oto toraks sering dilakukan untuk mendiagnosis pasien bissinosis. 0ering didapatkan

gambaran rontgen yang normal dari pasien bisinosis. amun -he ournal of continuing 

medical education in radiology melaporkan baha ditemukan kelainan radiologi pada foto

rontgen pasien bissinosis antaranya gambaran difus dan ill#de/ned ha+iness yang predominan

di ona baah paru.1&

Gambar 1 : Foto rontgen pasien bissinosis

+t s!an

 0igh#resolution 1- scan  memperlihatkan nodulnodul ke!il (numerous ill#de/ned small 

nodules) dengan ground#glass attenuation (gambar)

5

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 6/22

Gambar 2 : Foto ct scan paru pasien bisinosis

 0igh#resolution 1- scan yang diambil pada pasien selepas $ hari berhenti kerja didapatkan

resolusi dari groundglass attenuation dengan nodul yang semakin berkurang (gambar$).

Gambar 3 : Foto ct scan paru pasien bissinosis setelah 23 hariberhenti kerja

#es faal paru

;!!upational 0afety and 6ealth Administration (;06A) melaporkan pajanan debu

kapas yang dapat menimbulkan penurunan <=P1 setelah perubahan aktu kerja sebesar '>

atau ?? ml merupakan dugaan kuat terjadi bissinosis.,$,'

  Pengukuran dengan 0pirometer

6

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 7/22

Gambar : !rinsip penggunaan spirometer

<olume dan kapasitas Paru

Pen!atatan : 0pirogram

1. #idal <olume ( #.< ) <olume alun nafas, udara yang keluar masuk

 paru pada pernafasan tenang

. <olume !adangan inspirasi ( 7.-.< ) <olume udara maksimal yang

dapat masuk paru sesudah inspirasi biasa

$. <olume !adangan ekspirasi ( =.-.< ) @umlah udara maksimal yang

dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa

&. <olume residu ( -.< ) 4dara yang masih tersisa dalam paru

sesudah ekspirasi maksimal, terdiri dari:

'. <olume Kolaps : udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru

sesudah ekspirasi maksimal bila paru kolaps

*. <olume 2inimal : 4dara yang masih tinggal dalam paru sesudah paru

kolaps

. Kapasitas inspirasi ( 7.+ ) 7.+ #< B 7-<

C. Kapasitas -esidu 9ungsional ( 9.-.+ ) 9-+ =-< B -<

. Kapasitas <ital ( <.+ ) <+ 7-< B #< B =-< (2enggambarkan

kemampuan pengembangan paru)

7

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 8/22

1?. Kapasitas Paru #otal ( #.E.+ ) #E+ <+B -<

<entilasi : Pulmonal dan Aleol

<entilasi Pulmonal : @umlah udara yang keluar masuk paru 3 menit

#< 8 9rekuensi pernafasan 3 menit

<entilasi Aleol (Eebih penting) : @umlah udara yang keluar masuk

 paru 3 menit (#< F <ol. -uang -ugi) 8 frekuensi

 pernafasan3menit

Pemeriksaan 9ungsi Paru

1. 0pirometer biasa #<, 7-<, =-<, 7+, <+

. 0pirometer B Pengatur ke!epatan pen!atatan <olume ekspirasi

Paksa ( 9or!ed =8piratory <olume )

9=< 1 detik   C$ > <+

9=< $ detik   > <+

$. 2.".+ ( 2a8imal "reathing +apa!ity ) :

<olume pernafasan semenit pada pernafasan sekuatkuatnya dan

se!epat!epatnya. 1' F 1? E 3 menit

d.Pemeriksaan tempat kerja

Pemeriksaan tempat kerja penting untuk melihat sendiri bahaya potensial ( potential 

ha+ard ) dan risiko ke!elakaan3penyakit akibat kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja

(tuliskan perkiraan bahaya potensial faktor yang mungkin ada3dapat terjadi pada pekerja ini

dalam melakukan pekerjaannnya yang mungkin ada di lingkungan pekerjaannya)

8

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 9/22

  Tabel 2: "spek penilaian bahaya potensial padapemeriksaan tempat kerja

.Pajanan yang dialami

7nformasi tentang pajanan yang dialami bisa diperoleh dari anamnesis yang teliti dan

menyeluruh serta daripada data yang diperoleh saat melakukan pemeriksaan tempat kerja

Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya.

"eberapa pajanan à 1 penyakit atau sebailknya.

Eakukan anamnesis : Deskripsi pekerjaan se!ara kronologis.

Periode aktu kerja masingmasing.

Apa yg diproduksi.

"ahan yg digunakan.

+ara bekerja.

Eebih bernilai bila ditunjang data objektif .

$.6ubungan pajanan dengan penyakit (eidence based)

7dentifikasi pajanan yang ada

Dengan adanya informasi pajanan di tempat kerja yang diperoleh saat anamnesis

maupun saat pemeriksaan ke tempat kerja, ia akan memudahkan kita mengidentifikasi

 pajanan yang mungkin merupakan penyebab dari penyakit pasien. 2isalnya untuk kasus

 bissinosis, adanya pajanan debu organik dari kapas dan bahan dasar tektil lain seperti  flex

akan menguatkan lagi dugaan diagnosis kita baha pasien tersebut menderita bissinosis.$,&,*

=idan!e based : pajanan penyakit

9

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 10/22

Paparan debu kapas dikaitkan dengan penurunan kapasitas entilasi selama shift kerja

(2!Kerro, 2!Dermott, /ilson, dan 0!hilling,1'C). =l "atai, 0!hilling, <ali!, dan

5alford (1*&) menyebutkan baha pekerja yang menderita bissinosis ditandai dengan

 penurunan kapasitas entilasi ini.

6ubungan gejala dan aktu kerja

2isalnya keluhan berkurang saat libur dan timbul pada hari pertama masuk kerja

setelah libur. /ejala juga berkurang dengan berjalannya aktu dalam seminggu hari bekerja.

 amun, setelah penyakit menjadi kronik gejala yang timbul biasanya tidak akan berkurang

mulai dari hari pertama masuk kerja sehingga harihari seterusnya.

<olume ekspirasi paksa satu detik (9=<1) menurun se!ara signifikan saat shift kerja

 pada pekerja dengan sejarah bisinosis dan penurunan ini meningkat tergantung tahap

keparahan bissinosis yang dideritai.1,',*

Pendapat pekerja

Ditanyakan pendapat pekerja apakah pada hematnya gejala3keluhan yang dialaminya saat ini

ada hubungan dengan pekerjaannya atau tidak. 2isalnya pasien berpendapat gejala sesak 

napas dan demam yang dialaminya berkaitan dengan pekerjaan karena gejala3keluhan ini

hanya akan timbul saat dia masuk kerja sedangkan pada saat libur atau tidak masuk kerja dia

tidak mengalami gejala3keluhan tersebut. 2ungkin juga pasien memberikan alasan sebelum

ini dia bekerja di pabrik lain dan tidak mengalami gejalagejala penyakit dan selepas

 berpindah ke pabrik garmen atau tekstile dia mengalami gejalagejala yang dideritai sekarang.

.Paanan yan& $ia#a*i cuku" be%ar

Patofisiologi penyakit

Penyakit paru akibat kerja ialah penyakit atau kerusakan paru yang terjadi akibathisapan debu3asap3bahan yang berbahaya oleh pekerja di tempat kerja mereka. 2isalnya

 paparan debu kapas bisa menyebabkan bissinosis.

Patogenesis bissinosis belum sepenuhnya jelas. Ada bukti baha suatu at toksik yang

melepaskan histamin mungkin bertanggungjaab atas gejalagejala khas bissinosis yaitu

sesak napas pada hari pertama kerja setelah liburan akhir minggu. 0e!ara luas diyakini baha

 perlepasan histamin ini disebabkan oleh senyaa molekular ke!il yang larut air dan stabil

 panas yang berasal dari bulubulu tanaman kapas.*, 

Disamping perlepasan histamin, paparan terhadap debu kapas juga menyebabkan iriasi

saluran napas bagian atas dan bronkus dimana setelah paparan yang lama perlahanlahan

10

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 11/22

 berlanjut menjadi penyakit paru obstruktif kronik. 2ungkin juga terdapat lebih dari satu tipe

reaksi manusia terhadap debudebu ini. 7nhalasi endotoksin bakteri gram negatif telah terbukti

dapat menyebabkan gejalagejala seperti bissinosis.

0elain itu dikenal juga at kimia tannin yang diper!ayai berasal dari tumbuhan kapas

itu sendiri seperti dari daun, batang maupun akar pohon kapas. Gat ini diper!ayai

menimbulkan reaksi hipersensitiiti saluran nafas pada sesetengah pekerja yang sensitif yang

akhirnya menyebabkan udem saluran nafas dan sesak.$

4mumnya, agen sensitisasi kapas ini merangsang produksi imunoglobulin = spesifik 

 pada indiidu yang rentan. Pada indiidu yang nonrentan, reaksi ini mungkin diperantarai

antibodi imunoglobulin yang tersensitisasi jangka pendek. Alergen kapas bisa menimbulkan

reaksi seakan asma dalam beberapa menit hingga $? menit setelah paparan.

Gambar # : $akteri yang sering ditemukan di pabrik garmen

Gambar % : &eparahan bissinosis

"ukti epidemiologis

0uatu kajian epidemiologis telah dilakukan oleh "arataidjaya K di @akarta sekitar 

tahun 1C' terhadap 1$' karyaan dari 1& pabrik pemintalan dan & perusahaan penenunan

11

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 12/22

kapas. "erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, terdapat dua penyakit yang

mendadi permasalahan para karyaan yaitu bissinosis dan bronkitis. Dilakukan juga

 pemeriksaan fisik meliputi spirometri, pemeriksaan debu kapas di pabrik dan pemeriksaan

rontgen thora8 pada karyaan yang sakit. 6asilnya didapatkan prealensi bissinosis sebanyak 

$?> pada karyaan pemintalan kapas dan 1.'> dikalangan penenun.,&,'

Kualitatif

Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan se!ara kuantitatif dengan melihat data

 pengukuran lingkungan dan masa kerja atau se!ara kualitatif dengan mengamati !ara kerja

 pekerja. 4ntuk mengetahui jumlah pajanan kita bisa melakukan penilaian lingkungan.

4ntuk kasus bissinosis, kita bisa menilai kadar debu kapas dalam udara dengan

metode penilaian lingkungan yang laim. Penting diketahui bahaa kadar debu kapas total

yang dihasilkan dalam suatu proses produksi tidak boleh lebih dari NAB yaitu +,- *&*

menurut 07 1?$??' tentang ilai Ambang "atas Gat Kimia di 4dara #empat Kerja. 1

$ 0elain itu harus diperhatikan juga faktor masa kerja yaitu faktor menunjukkan suatu masa

 berlangsungnya kegiatan seseorang dalam aktu tertentu. 0eseorang yang bekerja di

lingkungan industri yang menghasilkan debu akan memiliki resiko gangguan kesehatan.

2akin lama seseorang bekerja pada tempat yang mengandung debu akan makin tinggi

resiko terkena gangguan kesehatan, terutama gangguan saluran pernafasan. Debu yang

terhirup dalam konsentrasi dan jangka aktu yang !ukup lama akan membahayakan. Akibat

 penghirupan debu yang langsung adalah sesak, bersin, dan batuk karena adanya gangguan

 pada saluran pernafasan. Paparan debu untuk beberapa tahun pada kadar yang rendah tetapi di

atas batas limit paparan menunjukkan efek toksik yang jelas.

;bserasi tempat dan lingkungan kerja

Proses pembuatan garmen dimulai dari penge!ekan kain di ruang penyimpanan kain

kemudian proses disain dan pembuatan pola, grading dan marker, kemudian dilanjutkan ke

 proses pembuatan sample dan pemotongan kemudian dilakukan proses pengepresan. 0etelah

 bagianbagian yang terpotong tadi dipres maka dilanjutkan ke proses produksi (penjahitan).

Proses penjahitan ini dilakukan per pie!e (bagian) sehingga untuk menjahit satu kemeja

terkadang bisa men!apai 1?? ariasi proses penjahitan. ;leh karena iti produksi garmen

dikenal dengan proses pie!e to pie!e. 0etelah dijahit maka dilanjutkan proses

 penyempurnaan3penyelesaian akhir, seperti pemasangan kan!ing, label, pembersihan dan

 penyetrikaan dan kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman ke konsumen.

12

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 13/22

Karakteristik pekerjaan di industri garment umumnya adalah proses material handling

(angkatangkut), posisi kerja duduk dan berdiri, membutuhkan ketelitian !ukup tinggi,

tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu jenis otot, bertinteraksi dengan benda tajam seperti

 jarum, gunting dan pisau potong, terjadi paparan panas di bagian pengepresan dan

 penyetrikaan dan banyaknya debudebu serat dan aroma desain tempat kerja di industri

garmen akan sangat berpengaruh bagi kinerja karyaan.',*,

Pemakaian APD, jumlah pajanan.

APD adalah perlengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya

yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Alat yang dipakai disini

untuk melindungi sistem pernapasan dari partikelpartikel berbahaya yang ada di udara yang

dapat membahayakan kesehatan. Perlindungan terhadap sistem pernapasan sangat diperlukanterutama bila ter!emar partikelpartikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, !airan,

ataupun kimiai. Alat yang dipakai adalah masker, baik yang terbuat dari kain atau kertas

ol. 0elain halhal di atas, penting juga untuk dinilai !ara atau proses kerja dan lingkungan di

 pabrik tempat pasien bekerja. @umlah pajanan debu kapas bisa ditinjau dari data lingkungan,

data monitoring biologis dan hasil sureilans. 0eperti yang telah dibahaskan di atas nilai

anbang batas bagi debu kapas adalah ?. mg3m$ menurut 07 1?$??' tentang ilai

Ambang "atas Gat Kimia di 4dara #empat Kerja.$,&

'.Peranan faktor indiidu

6al ini sulit diperkirakan karena indiidu yang berbeda dengan paparan yang sama

kemungkinan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. ;leh karena penyakit saluran nafas

yang lain ada kaitannya dengan faktor endogen dan faktor eksogen pada host, jadi teori yang

sama boleh diaplikasikan pada bissinosis. Prealensi penyakit bissinosis ini juga berariasi

 pada setiap kelompok pekerja. ;leh karena ini, kemungkinan ada faktor lain yang

menyumbang kepada ambang batas setiap indiidu. Peran saraf otonom !ukup penting dalam

respon terhadap bahan iritan. /angguan keseimbangan antara rangsangan agus dan

simpomatik tampaknya mempengaruhi sensitiitas seseorang terhadap debu dan gas.

@enis keperibadian

Keperibadian dapat dibatasi sebagai berfikir, berpendapat, berniat, bersikap dan

sebagainya untuk memberi respon terhadap situasi. -espon dapat bersifat pasif (tanpa

tindakan) dan aktif (diikuti tindakan nyata). 2isalnya bagi pekerja yang telah disediakan alat

13

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 14/22

 pelindung diri seperti masker tetapi tidak mahu menggunakannya. 0ikap yang tidak 

mempedulikan kesehatan diri juga boleh menyebabkan seseorang menghidap bissinosis.

@enis kelamin

#iada bukti kukuh untuk membuktikan peranan jenis kelamin pada bissinosis. #etapi

telah dilaporkan bahaa bissinosis lebih sering dideritai oleh lakilaki. 7ni kemungkinan

karena lakilaki bekerja lebih lama dan bekerja di tempat yang lebih berdebu.

#araf pendidikan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari

 perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.*,

0tatus kesehatan fisik 

Perkembangan penyakit pada pekerja di pabrik garmen dipengaruhi oleh riayat

 penyakit nasofaring atau penyakit bronkopulmonal. 7nfeksi saluran pernafasan merupakan

antara penyebab utama sesak napas. 0aluran pernafasan yang mengalami iritan boleh

meningkatkan respon terhadap iritan lingkungan. Penyakit !ongenital atau kelainan

imunodefisiensi didapat boleh memfasilitasi kerosakan bron!hopulmonari jika terus terpapar 

 pada pajanan.

'. Pengambilan obatobatan

Pengambilan obat boleh meningkatkan risiko gangguan pernafasan pada sesetengah

orang. Antara obat yang bisa menyebabkan sesak napas ialah inhibitor siklooksigenase

(0A7D).

*.9aktor lain diluar pekerjaan

• 6obi yang membuat pasien teredah dengan debu.

• Kebiasaan merokok. 2erokok dapat meningkatkan risiko byssinosis.

• Pekerjaan sambilan yang terpapar dengan debu, seperti pabrik rami, memproses beras

mentah.

• Pajanan di rumah, adakah terdapat pokok kapas di kaasan rumah.

.Diagnosis okupasi

Diagnosis yang didapatkan dari kasus ini adalah bisinosis akibat kerja.

"issinosis adalah gejala saluran napas serupa asma dalam berbagai derajat yang

disebabkan oleh pajanan terhadap serat napas. ;leh karena gejala aal bissinosis terjadi pada

hari kerja pertama yang biasanya hari 0enin, bisinosis disebut juga 2onday morning feer atau 2onday morning !hest tightness atau 2onday morning asthma. "isinosis lebih sering

14

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 15/22

ditemukan pada karyaan pemintalan yang terpajan debu kapas kadar tinggi disbanding

karyaan pertenunan.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riayat klinis dan riayat pajanan.

/ambaran penurunan 9=<1 yang bermakna (1?> atau lebih) setelah terpajan selama * jam

 pada hari pertama bekerja setelah akhir minggu, memberikan bukti objektif tentang efek 

akut.$, Derajat perbaikan penyumbatan jalan napas dapat dikaji dengan tes 9=<1 sebelum

giliran tugas dilakukan setelah dua hari tidak terpajan.

Gambar ' : pekerja pabrik yang berisiko menghidap bissinosis

-.DIFFERENTI# DIA/N0SIS

-.1 ASA

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang

saluran pernafasan (bron!hiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dindingrongga bron!hiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya

seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju,

terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang

 pasir.

0ampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui se!ara pasti meski telah

 banyak penelitian oleh para ahli. #eori atau hipotesis mengenai penyebab seseorang mengidap

asma belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan. amun demikian yang dapat

disimpulkan adalah baha pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang

khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bron!hial hyperrea!tiity

hipereaktiitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, at kimia), serbuk sari, udara

dingin, makanan, hean berbulu, tekanan jia, bau3aroma menyengat (parfum) dan olahraga.

0elain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi

saluran pernafasan atas baik flu ataupun sinisitis. 0erangan penyakit asma juga bisa dialami

oleh beberapa anita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.

Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yangmendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. @ika seorang ibu

15

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 16/22

atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam

anggota keluarga tersebut.

Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

Pernafasan berbunyi (heeing3mengi3bengek) terutama saat mengeluarkan nafas

(e8halation). #idak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak 

semua orang yang nafasnya terdegar heeing adalah penderita asma

Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bron!hiale).

"atuk berkepanjangan di aktu malam hari atau !ua!a dingin.

Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..

0erangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbi!ara karena kesulitannya

dalam mengatur pernafasan.

Pada usia anakanak, gejala aal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher.

0elama serangan asma, rasa ke!emasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. 0ebagai reaksi terhadap ke!emasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak 

keringat.

Eangkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah

menjauhi faktorfaktor penyebab yang memi!u timbulnya serangan asma itu sendiri. 0etiap

 penderita umumnya memiliki !iri khas tersendiri terhadap halhal yang menjadi pemi!u

serangan asmanya. 0etelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat

 bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis

yang diberikan oleh dokter.Penyakit asma sampai saat ini belum dapat diobati se!ara tuntas, ini artinya serangan

asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obatobatan kepada penderita

asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan

tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma

adalah dengan pemberian obatobatan baik suntikan (6ydro!ortisone), syrup entolin

(0albutamol) atau nebulier (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran

 pernafasan.

Pada kasuskasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada

gejala serangan asma atau untuk men!egah terjadinya serangan lanjutan, maka dapat

diberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. "agi penderita asma, disarankan

kepada mereka untuk menyediakan3menyimpan obat hirup (<entolin 7nhaler) dimanapun

mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan

terjadi.

-.- BR0NKITIS

16

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 17/22

"ronkitis ("ron!hitisH 7nflammation bron!hi) adalah suatu peradangan

 pada bronkus (saluran udara ke paruparu). Penyakit bronkitis biasanya bersifat ringan dan

 pada akhirnya akan sembuh sempurna. #etapi pada penderita yang memiliki penyakit

menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paruparu) dan pada usia lanjut, bronkitis

 bisa bersifat serius. #erdapat beberapa pembagian bronkitis berdasarkan penyebabnya.

Penyebab bronkitis infeksiosa adalah irus, bakteri dan (terutama) organisme yang

menyerupai bakteri (2y!oplasma pneumoniae dan +hlamydia). 0erangan bronkitis berulang

 bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paruparu dan saluran pernafasan menahun.

7nfeksi berulang bisa merupakan akibat dari:

• 0inusitis kronis

"ronkiektasis• Alergi

• Pembesaran amandel dan adenoid pada anakanak.

"ronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

"erbagai jenis debu

Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur 

dioksida dan bromin

Polusi udara yang menyebabkan iritasi oon dan nitrogen dioksida #embakau dan rokok lainnya.

/ejala bronkitis berupa:

"atuk berdahak (dahaknya bisa berarna kemerahan)

0esak nafas ketika melakukan olah raga atau aktiitas ringan

0ering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

Eelah

5ajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berarna kemerahan

0akit kepala

/angguan penglihatan.

"ronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler,

lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan. "atuk 

 biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada aalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1

hari kemudian akan mengeluarkan dahak berarna putih atau kuning. 0elanjutnya dahak 

akan bertambah banyak, berarna kuning atau hijau.

Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi

demam tinggi selama $' hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu. 0esak nafas

17

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 18/22

terjadi jika saluran udara tersumbat. 0ering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah

 batuk. "isa terjadi pneumonia.

Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya

lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau

 bunyi pernafasan yang abnormal.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

#es fungsi paruparu

/as darah arteri

-ontgen dada.

Pengobatan bronkitis dilakukan untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan,

kepada penderita deasa bisa diberikan Aspirin atau asetaminofenH kepada anakanak 

sebaiknya hanya diberikan asetaminofen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak 

!airan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan baha

 penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berarna kuning atau hijau dan demamnya

tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paruparu. Kepada penderita

deasa diberikan trimetoprimsulfametoksaol, tetra!y!lin atau ampisilin. =rythromy!in

diberikan alaupun di!urigai penyebabnya adalah 2y!oplasma pneumoniae. Kepada penderita anakanak diberikan amo8i!illin. @ika penyebabnya irus, tidak diberikan

antibiotik. @ika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka

dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu

dilakukan penggantian antibiotik.

. PENATA2AKSANAAN

6entikan pajanan

Penatalaksanaan yang paling utama adalah dengan menghentikan pajanan terhadap

debu. "issinosis ringan atau dini kemungkinan masih reersible sedangkan penyakit yang

 berat dan kronis tidak. Pasien dengan gejala khas dan menunjukkan penurunan 9=<1 1?>

atau lebih harus dipindahkan ke daerah yang tidak terpajan. Pasien dengan penyumbatan jalan

napas sedang atau berat, misalnya 9=<1 lebih rendah dari *?> dari nilai yang diperkirakan,

 juga harus lebih baik tidak terpajan lebih lanjut. 2engurangkan tingkat debu dalam pabrik 

(dengan meningkatkan entilasi atau mesin) dapat membantu men!egah bissinosis.

18

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 19/22

0esetengah pasien mungkin dinasihatkan supaya mengganti pekerjaan untuk mengelakkan

 pajanan lanjut.

 

;batobatan asthma

;batobatan asthma seperti bron!hodilator, dapat mengobati gejala pada pasien bissinosis. +ontohnya

adalah sepertiH

1) Disodium +hromogly!ate F berfungsi untuk menstabilisasi sel 2ast yang melepaskan

histamine dan mediator reaksi alergi yang lain.

) "eta Adrenergik agonis

$) 0teroid aerosol F dipreskripsi untuk kasus yang lebih berat.

&) Antihistamine

"erhenti merokok 

2erokok adalah antara fa!tor yang dapat menyebabkan keadaan pasien bertambah buruk.

Alat bantu pernapasan

Alat bantu pernapasan seperti nebulier, dipreskripsi sekiranya keadaan pasien berlanjutan dalam

 jangka aktu lama. #erapi oksigen di rumah mungkin diperlukan sekiranya kadar oksigen darah

adalah rendah.*, 

;lahraga dan edukasi

Program olahraga fisik, breathing exercise, dan edukasi tentang penyakit ini kepada pasien sangat

membantu pasien dalam menangani penyakit paru kronik.

3. PEN4E/A5AN

APD

Perlengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya kesehatan

yang ada di lingkungan kerja. Antara lain dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa

masker. Penggunaan APD merupakan alternatif lain untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan.

 amun APD harus sesuai dan adekuat.

Alatalat pelindung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. 2emiliki daya pen!egah kuat terhadap bahaya yang ada.

 b. Konstruksi dan kemampuan harus memenuhi standar yang berlaku.

!. -ingan, efisien, dan nyaman dipakai.

d. #idak mengganggu gerakan yang diperlukan.

e. #ahan lama, pemeliharaan mudah, dan bagianbagian mudah diganti atau diperoleh.

19

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 20/22

Gambar ( : )ontoh "!*

   Pre#worker check#up

0emua karyaan harus menjalani pemeriksaan medis sebelum bekerja dan berkala

dengan mengutamakan upaya untuk mendeteksi pree8isting lung disease dan perkembangan

 pneumo!oniosis.

Penjelasan sebelum bekerja

0uatu penjelasan agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturan dan undang

undang yang berlaku serta tahu adanya bahaya kesehatan di lingkungan kerja,

sehingga d apat bekerja lebih berhatihati.

Pembatasan aktu selama pekerja terpajan terhadap at tertentu yang

 berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya kesehatan di lingkungan

kerja.

Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang penting, terutama

untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan bahan kimia serta

 partikel lain.

Pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan dan men!egah PAK dalam

tingkatan sedinidininya.

Prioritas diberikan kepada pekerja yang :

"ekerja di lingkungan berbahaya.

Dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain.

2enderita penyakit menahun.

Perlu diperiksa atas permintaan dokter keluarganya, atau

keinginannya sendiri.

"ekerja lagi setelah penyakitnya sembuh.

Akan berhenti bekerja.

6.K0P2IKASI

1. +;PD.

. "ronkitis kronis.

7.PR0/N0SIS

20

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 21/22

"aik.

"ergantung kepada ketepatan diagnosis, penatalaksaan serta pen!egahan yang

diberikan.

KESIP82AN

Debu industri di tempat kerja dapat menimbulkan kelainan dan penyakit paru. Dalam

kasus yang telah diberikan pajanan kapas dapat menyebabkan bissinosis. "erbagai faktor 

 berperan pada mekanisme timbulnya penyakit, diantaranya adalah jenis, konsentrasi, sifat

kimia debu, lama paparan dan faktor indiidu pekerja.

4ntuk menegakkan diagnosis bissinosis perlu dilakukan anamnesis yang teliti

mengenai riayat pekerjaan, identifikasi debu kapas di tempat kerja, dan pemeriksaan

 penunjang seperti uji faal paru dan pemeriksaan radiologis. Diagnosis kadangkadang sukar 

ditegakkan oleh karena sering butuh aktu yang lama antara terjadinya paparan dan

timbulnya penyakit.

Pengobatan penyakit bissinosis bersifat simptomatis dan suportif. 4saha pen!egahan

merupakan langkah penatalaksanaan yang penting. #indakan pen!egahan meliputi

 pengurangan pajanan debu kapas terhadap pasien, memakai pelindung diri, deteksi dini

kelaianan dan pemeriksaan sebelum penerimaan pegaai.

Pemeriksaan faal paru dan radiologis se!ara berkala perlu pada jenis kerja tertentu.

Pekerja yang telah terkena penyakit akibat debu hendaklah dihindari dari paparan lebih lanjut.

21

7/21/2019 lepra

http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 22/22

DAFTAR P8STAKA

1. @eyaratnam @, Koh D. "uku ajar praktikum kedokteran kerja. @akarta (7A) : =/+H

?1?.p.?C.

. /leadle @. At a /lan!e Anamnesis dan Pemeriksaan 9isik. @akarta (7A): Penerbit

=rlanggaH ??.

$. 0udoyo A5, 0etiyohadi ", Ali 7, 2ar!ellus 0K, 0etiati 0. "uku ajar ilmu penyakit

dalam. @ilid . =disi &. @akarta (7A): Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit

dalam fakultas kedokteran uniersitas indonesiaH 2ei ??.p.1?'*.&. 5illiam . =nironmental and o!!upational medi!ine. =disi $. e Iork (40A) :

Eippin!ott 5illiams J 5ilkins Publi!ationsH ?1?.p.&$'1'.

'. 0umamur,PK. 6igiene perusahaan dan kesehatan kerja. @akarta (7A) : 0agung 0eto.

??.p.&''.

*. 9ulekar 26. 7ndustrial hygiene and !hemi!al safety. =disi 1. e Delhi (7ndia) : 7.K 

7nternational Pt. EtdH ??*.p.'$.

. Kumar <, +otran -.0, -obbins 0.E. Pneumokoniosis. Dalam: "uku ajar patologi

robbins edisi ke olume 1. ??. Penerbit buku kedokteran (=/+). $?1$?.