lepra
DESCRIPTION
lepraTRANSCRIPT
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 1/22
Abstrak : Kata bissinosis dikemukakan oleh seorang dokter Perancis yang berasal dari
bahasa Yunani iatu bysos yang berarti kain atau rami yang dihasilkan oleh tanaman kapas
hamp atau flax. Bissinosis disebut juga brown lung disease, cotton bract atau cotton lung
disease. Pada abad ke !, Kay menggambarkan penyakit respirasi dengan dada terasa berat
yang banyak dirasai pada hari "enin setelah hari libur akhir pekan mengenai pekerja tekstil
yang menggunakan kapas sebgai bahan dasarnya diketahui sebgai bissinosis.
Penyakit bissinosis adalah salah satu penyakit pneumokoniosis yang disebabkan oleh
pencemaran debu serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru#paru.
Pneumokoniosis sendiri berarti suatu kelainan yang terjadi akibat penumpukan debu dalam
paru dan timbulnya reaksi jaringan terhadap debu tersebut. $ebu dan serat kapas ini banyak
dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas
serta pabrik atau pekerjaan lain yang menggunakann kapas atau tekstil sebagai bahan
produksi. Bissinosis merupakan salah satu penyakit akibat kerja %P&K' seperti yang telah
ditetapkan oleh (nternational )abour *rgani+ation %()*'. $alam makalah PB) kali ini
mahasiswa diharapkan dapat menguasai bahan yang akan didiskusikan bersama yang
berkaitan dengan bissinosis agar dapat mempersiapkan diri menuju alam pekerjaan kelak.
Kata kunci : pneumokoniosis, bisinosis, penyakit akibat kerja (PAK).
1.IDENTIFIKASI PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
Dasar membuat diagnosis penyakit akibat hubungan kerja (PAK) dilakukan dengan
membedakan:
1
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 2/22
a.Penyakit akibat kera (!ccu"ati!na# $i%ea%e)
Adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan
pekerjaan yang umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
b.Penyakit yan& ber'ubun&an $en&an "ekeraan (!rk re#ate$ $i%ea%e)
Adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab dimana faktor pada pekerjaan
memegang peran bersama dengan faktor resiko lainnya dalam perkembangan penyakit dan
mempunyai etiologi yang kompleks.1,
c.Penyakit yan& $i"erberat !#e' "ekeraan
Penyakit yang terjadi tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diper!epat
oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
"erikut merupakan tujuh langkah diagnosis PAK :
1. #entukan diagnosis klinis.
. #entukan pajanan yang dialami.
$. Apa pajanan dapat menyebabkan penyakit tersebut%
&. Apa jumlah pajanan !ukup besar.
'. Apa ada faktorfaktor indiidu yang berpengaruh.
*. +ari kemungkinan lain di luar pekerjaan.
. Diagnosis okupasi:
a. Penyakit akibat kerja atau berhubungan dengan kerja.
b. Penyakit yang diperberat oleh pekerjaan.
!. Penyakit yang belum dapat ditegakkan diagnosis.
d. "ukan PAK.
1.Diagnosis klinis
a.Anamnesis
-iayat penderita sangat penting dalam memperkirakan lingkungan atau pekerjaansebagai faktor yang menimbulkan paparan pada penderita. Pertanyaan pada pekerjaan
pekerjaan spesifik, termasuk kontaminasi bahanbahan spesifik, penggunaan alatalat proteksi
pernapasan, besar dan entilasi ruangan kerja, jumlah pekerja yang berpotensi terpapar, dan
adanya pekerjapekerja lain yang mempunyai keluhan yang sama.
-iayat penyakit sekarang
/ejala bissinosis meliputi:
-asa berat dan sempit di dada (chest thightness).
"atuk. 0esak napas dan mengi (whee+ing'.
2
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 3/22
"atuk kering , millfeer, weaer cough.
/ejalagejala ini !enderung untuk memburuk pada aal minggu kerja dan berkurang
saat tidak berada di tempat kerja atau perlahanlahan membaik dengan berjalannya aktu
dalam minggu kerja.1$ amun, jika paparan terjadi !ukup lama, gejalagejala ini mungkin
akan terjadi berterusan sepanjang minggu tanpa adanya perbaikan.
-iayat penyakit dahulu
Pertanyaan riayat penyakit terdahulu yang pernah dialami oleh pasien penting untuk
mengetahui status kesehatan pasien sebelum ini. Kita bisa mengetahui penyakit lain yang
pernah dialami oleh pasien dan mungkin saja penyakit tersebut mempunyai hubungan dengan
penyakit yang sedang dideritai sekarang. #anyakan baik yang sama maupun yang berbeda
dengan penyakit sekarang serta riayat pengobatan dan pelayanan kesehatan yang pernah
diperoleh termasuk pen!egahan spesifik yang pernah diterima. 2erujuk riayat3rekam medis
bisa membantu.
Pernah atau tidak mengalami penyakit atau gangguan pernapasan yang sama
sebelum ini.
Pernah atau tidak mengalami penyakit atau gangguan pernapasan lain sebelum ini.
Penyakitpenyakit lain selain penyakit atau gangguan pernapasan yang pernah
dialami.
-iayat penyakit keluarga
#anyakan penyakit yang ada pada keluarga baik yang sama, berbeda, maupun yang
tidak berhubungan dengan masalah yang ada saat ini, termasuk bagaimana !ara anggota
keluarga tersebut menghadapinya). 4ntuk penyakit berkaitan sistem respirasi dan pernapasan,
riayat penyakit keluarga yang sering ditanyakan adalah riayat atopi atau allergi. Penyakit
penyakit keturunan seperti asma juga biasanya ditanyakan kepada pasien.,$
-iayat pekerjaan
Anamnesis riayat pekerjaan sangat penting. Data yang diperoleh nantinya bisa
dihubungkan dengan diagnosis klinis yang dibuat dan dapat ditentukan penyakit yang
dideritai pasien berhubungan atau tidak dengan pekerjaannya. #uliskan !ara!ara melakukan
perkerjaan, deskripsikan setiap kegiatan yang dilakukan se!ara mendetail, sejak mulai
bekerja, misalnya pada pagi hari hingga selesai bekerja di sore hari, termasuk bahan bahan
yang digunakan. "uatlah bagan alur dari tiap kegitan yang dilakukan pekerja)
0udah berapa lama bekerja sekarang.
-iayat pekerjaan sebelumnya.
3
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 4/22
Alat kerja, bahan kerja, proses kerja.
5aktu bekerja sehari dan kemungkinan pajanan yang dialami.
APD yang digunakan.
6ubungan gejala dengan aktu kerja.
Pekerja lain ada menderita hal yang sama atau tidak.
Tabel 1 : Hal-hal yang harus ditanyakan saat anamnesis riwayatpekerjaan
b.Pemeriksaan fisik
7nspeksi :
2elihat bentuk thora8 (pe!tum!arinatum, pe!tum e8!aatum, barrel shape).
Kulit (odem, kolateral, spider neri, infeksi, tumor).
0ela iga (normal,!ekung, !embung).
9rekuensi pernapasan (bradipnoe, tra!hipnoe, normal).
0ifat pernapasan ( thora8, abdominal, thora!oabdominal).
-ithme pernapasan3irama (normal, kaussmul, !hayene stokes).
0uara tambahan ( mengik3heeing, stridor, hoarseness).
Palpasi :
0tatis (nyeri tekan, kelainan dinding dada, graitasi3bunyi grisek).
Dinamis fremitus taktil3 getaran ketika membunyikan sesuatu () (normal,
mengeras, melemah).,&
Perkusi:
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan toraks tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara. Perkusi paru bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi dan batas paru.
(paruhati, parulambung, paru jantung). Adapun suarasuara yang dijumpai pada
perkusi adalah :
0onor : suara perkusi paru yang normal. -edup : suara perkusi yang lebih padat, misalnya infiltrat.
4
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 5/22
Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung,
perkusi daerah hepar. Pada paru menunjukkan kemungkinan adanya tumor.
6ipersonor3timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong.
2ungkin ada kelainan Pneumothora8 pada paru.
Auskultasi : Pemeriksaan aukultasi paru merupakan pemeriksaan terpenting untuk melihat
aliran udara pada !abang!abang trakheobronkial. Pemeriksaan auskultasi termasuk:
2endengarkan suara yag dihasilkan selama pernapasan.
2endengarkan setiap suara tambahan yang terjadi.
"ila di duga ada kelainan pada paruparu, dapat didengar suara bi!ara atau bisikan
pasien yang di taransmisikan pada dinding dada.
!.Pemeriksaan penunjang
9oto toraks
9oto toraks sering dilakukan untuk mendiagnosis pasien bissinosis. 0ering didapatkan
gambaran rontgen yang normal dari pasien bisinosis. amun -he ournal of continuing
medical education in radiology melaporkan baha ditemukan kelainan radiologi pada foto
rontgen pasien bissinosis antaranya gambaran difus dan ill#de/ned ha+iness yang predominan
di ona baah paru.1&
Gambar 1 : Foto rontgen pasien bissinosis
+t s!an
0igh#resolution 1- scan memperlihatkan nodulnodul ke!il (numerous ill#de/ned small
nodules) dengan ground#glass attenuation (gambar)
5
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 6/22
Gambar 2 : Foto ct scan paru pasien bisinosis
0igh#resolution 1- scan yang diambil pada pasien selepas $ hari berhenti kerja didapatkan
resolusi dari groundglass attenuation dengan nodul yang semakin berkurang (gambar$).
Gambar 3 : Foto ct scan paru pasien bissinosis setelah 23 hariberhenti kerja
#es faal paru
;!!upational 0afety and 6ealth Administration (;06A) melaporkan pajanan debu
kapas yang dapat menimbulkan penurunan <=P1 setelah perubahan aktu kerja sebesar '>
atau ?? ml merupakan dugaan kuat terjadi bissinosis.,$,'
Pengukuran dengan 0pirometer
6
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 7/22
Gambar : !rinsip penggunaan spirometer
<olume dan kapasitas Paru
Pen!atatan : 0pirogram
1. #idal <olume ( #.< ) <olume alun nafas, udara yang keluar masuk
paru pada pernafasan tenang
. <olume !adangan inspirasi ( 7.-.< ) <olume udara maksimal yang
dapat masuk paru sesudah inspirasi biasa
$. <olume !adangan ekspirasi ( =.-.< ) @umlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa
&. <olume residu ( -.< ) 4dara yang masih tersisa dalam paru
sesudah ekspirasi maksimal, terdiri dari:
'. <olume Kolaps : udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru
sesudah ekspirasi maksimal bila paru kolaps
*. <olume 2inimal : 4dara yang masih tinggal dalam paru sesudah paru
kolaps
. Kapasitas inspirasi ( 7.+ ) 7.+ #< B 7-<
C. Kapasitas -esidu 9ungsional ( 9.-.+ ) 9-+ =-< B -<
. Kapasitas <ital ( <.+ ) <+ 7-< B #< B =-< (2enggambarkan
kemampuan pengembangan paru)
7
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 8/22
1?. Kapasitas Paru #otal ( #.E.+ ) #E+ <+B -<
<entilasi : Pulmonal dan Aleol
<entilasi Pulmonal : @umlah udara yang keluar masuk paru 3 menit
#< 8 9rekuensi pernafasan 3 menit
<entilasi Aleol (Eebih penting) : @umlah udara yang keluar masuk
paru 3 menit (#< F <ol. -uang -ugi) 8 frekuensi
pernafasan3menit
Pemeriksaan 9ungsi Paru
1. 0pirometer biasa #<, 7-<, =-<, 7+, <+
. 0pirometer B Pengatur ke!epatan pen!atatan <olume ekspirasi
Paksa ( 9or!ed =8piratory <olume )
9=< 1 detik C$ > <+
9=< $ detik > <+
$. 2.".+ ( 2a8imal "reathing +apa!ity ) :
<olume pernafasan semenit pada pernafasan sekuatkuatnya dan
se!epat!epatnya. 1' F 1? E 3 menit
d.Pemeriksaan tempat kerja
Pemeriksaan tempat kerja penting untuk melihat sendiri bahaya potensial ( potential
ha+ard ) dan risiko ke!elakaan3penyakit akibat kerja pada pekerja serta pada lingkungan kerja
(tuliskan perkiraan bahaya potensial faktor yang mungkin ada3dapat terjadi pada pekerja ini
dalam melakukan pekerjaannnya yang mungkin ada di lingkungan pekerjaannya)
8
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 9/22
Tabel 2: "spek penilaian bahaya potensial padapemeriksaan tempat kerja
.Pajanan yang dialami
7nformasi tentang pajanan yang dialami bisa diperoleh dari anamnesis yang teliti dan
menyeluruh serta daripada data yang diperoleh saat melakukan pemeriksaan tempat kerja
Pajanan saat ini dan pajanan sebelumnya.
"eberapa pajanan à 1 penyakit atau sebailknya.
Eakukan anamnesis : Deskripsi pekerjaan se!ara kronologis.
Periode aktu kerja masingmasing.
Apa yg diproduksi.
"ahan yg digunakan.
+ara bekerja.
Eebih bernilai bila ditunjang data objektif .
$.6ubungan pajanan dengan penyakit (eidence based)
7dentifikasi pajanan yang ada
Dengan adanya informasi pajanan di tempat kerja yang diperoleh saat anamnesis
maupun saat pemeriksaan ke tempat kerja, ia akan memudahkan kita mengidentifikasi
pajanan yang mungkin merupakan penyebab dari penyakit pasien. 2isalnya untuk kasus
bissinosis, adanya pajanan debu organik dari kapas dan bahan dasar tektil lain seperti flex
akan menguatkan lagi dugaan diagnosis kita baha pasien tersebut menderita bissinosis.$,&,*
=idan!e based : pajanan penyakit
9
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 10/22
Paparan debu kapas dikaitkan dengan penurunan kapasitas entilasi selama shift kerja
(2!Kerro, 2!Dermott, /ilson, dan 0!hilling,1'C). =l "atai, 0!hilling, <ali!, dan
5alford (1*&) menyebutkan baha pekerja yang menderita bissinosis ditandai dengan
penurunan kapasitas entilasi ini.
6ubungan gejala dan aktu kerja
2isalnya keluhan berkurang saat libur dan timbul pada hari pertama masuk kerja
setelah libur. /ejala juga berkurang dengan berjalannya aktu dalam seminggu hari bekerja.
amun, setelah penyakit menjadi kronik gejala yang timbul biasanya tidak akan berkurang
mulai dari hari pertama masuk kerja sehingga harihari seterusnya.
<olume ekspirasi paksa satu detik (9=<1) menurun se!ara signifikan saat shift kerja
pada pekerja dengan sejarah bisinosis dan penurunan ini meningkat tergantung tahap
keparahan bissinosis yang dideritai.1,',*
Pendapat pekerja
Ditanyakan pendapat pekerja apakah pada hematnya gejala3keluhan yang dialaminya saat ini
ada hubungan dengan pekerjaannya atau tidak. 2isalnya pasien berpendapat gejala sesak
napas dan demam yang dialaminya berkaitan dengan pekerjaan karena gejala3keluhan ini
hanya akan timbul saat dia masuk kerja sedangkan pada saat libur atau tidak masuk kerja dia
tidak mengalami gejala3keluhan tersebut. 2ungkin juga pasien memberikan alasan sebelum
ini dia bekerja di pabrik lain dan tidak mengalami gejalagejala penyakit dan selepas
berpindah ke pabrik garmen atau tekstile dia mengalami gejalagejala yang dideritai sekarang.
.Paanan yan& $ia#a*i cuku" be%ar
Patofisiologi penyakit
Penyakit paru akibat kerja ialah penyakit atau kerusakan paru yang terjadi akibathisapan debu3asap3bahan yang berbahaya oleh pekerja di tempat kerja mereka. 2isalnya
paparan debu kapas bisa menyebabkan bissinosis.
Patogenesis bissinosis belum sepenuhnya jelas. Ada bukti baha suatu at toksik yang
melepaskan histamin mungkin bertanggungjaab atas gejalagejala khas bissinosis yaitu
sesak napas pada hari pertama kerja setelah liburan akhir minggu. 0e!ara luas diyakini baha
perlepasan histamin ini disebabkan oleh senyaa molekular ke!il yang larut air dan stabil
panas yang berasal dari bulubulu tanaman kapas.*,
Disamping perlepasan histamin, paparan terhadap debu kapas juga menyebabkan iriasi
saluran napas bagian atas dan bronkus dimana setelah paparan yang lama perlahanlahan
10
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 11/22
berlanjut menjadi penyakit paru obstruktif kronik. 2ungkin juga terdapat lebih dari satu tipe
reaksi manusia terhadap debudebu ini. 7nhalasi endotoksin bakteri gram negatif telah terbukti
dapat menyebabkan gejalagejala seperti bissinosis.
0elain itu dikenal juga at kimia tannin yang diper!ayai berasal dari tumbuhan kapas
itu sendiri seperti dari daun, batang maupun akar pohon kapas. Gat ini diper!ayai
menimbulkan reaksi hipersensitiiti saluran nafas pada sesetengah pekerja yang sensitif yang
akhirnya menyebabkan udem saluran nafas dan sesak.$
4mumnya, agen sensitisasi kapas ini merangsang produksi imunoglobulin = spesifik
pada indiidu yang rentan. Pada indiidu yang nonrentan, reaksi ini mungkin diperantarai
antibodi imunoglobulin yang tersensitisasi jangka pendek. Alergen kapas bisa menimbulkan
reaksi seakan asma dalam beberapa menit hingga $? menit setelah paparan.
Gambar # : $akteri yang sering ditemukan di pabrik garmen
Gambar % : &eparahan bissinosis
"ukti epidemiologis
0uatu kajian epidemiologis telah dilakukan oleh "arataidjaya K di @akarta sekitar
tahun 1C' terhadap 1$' karyaan dari 1& pabrik pemintalan dan & perusahaan penenunan
11
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 12/22
kapas. "erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti, terdapat dua penyakit yang
mendadi permasalahan para karyaan yaitu bissinosis dan bronkitis. Dilakukan juga
pemeriksaan fisik meliputi spirometri, pemeriksaan debu kapas di pabrik dan pemeriksaan
rontgen thora8 pada karyaan yang sakit. 6asilnya didapatkan prealensi bissinosis sebanyak
$?> pada karyaan pemintalan kapas dan 1.'> dikalangan penenun.,&,'
Kualitatif
Penentuan besarnya pajanan dapat dilakukan se!ara kuantitatif dengan melihat data
pengukuran lingkungan dan masa kerja atau se!ara kualitatif dengan mengamati !ara kerja
pekerja. 4ntuk mengetahui jumlah pajanan kita bisa melakukan penilaian lingkungan.
4ntuk kasus bissinosis, kita bisa menilai kadar debu kapas dalam udara dengan
metode penilaian lingkungan yang laim. Penting diketahui bahaa kadar debu kapas total
yang dihasilkan dalam suatu proses produksi tidak boleh lebih dari NAB yaitu +,- *&*
menurut 07 1?$??' tentang ilai Ambang "atas Gat Kimia di 4dara #empat Kerja. 1
$ 0elain itu harus diperhatikan juga faktor masa kerja yaitu faktor menunjukkan suatu masa
berlangsungnya kegiatan seseorang dalam aktu tertentu. 0eseorang yang bekerja di
lingkungan industri yang menghasilkan debu akan memiliki resiko gangguan kesehatan.
2akin lama seseorang bekerja pada tempat yang mengandung debu akan makin tinggi
resiko terkena gangguan kesehatan, terutama gangguan saluran pernafasan. Debu yang
terhirup dalam konsentrasi dan jangka aktu yang !ukup lama akan membahayakan. Akibat
penghirupan debu yang langsung adalah sesak, bersin, dan batuk karena adanya gangguan
pada saluran pernafasan. Paparan debu untuk beberapa tahun pada kadar yang rendah tetapi di
atas batas limit paparan menunjukkan efek toksik yang jelas.
;bserasi tempat dan lingkungan kerja
Proses pembuatan garmen dimulai dari penge!ekan kain di ruang penyimpanan kain
kemudian proses disain dan pembuatan pola, grading dan marker, kemudian dilanjutkan ke
proses pembuatan sample dan pemotongan kemudian dilakukan proses pengepresan. 0etelah
bagianbagian yang terpotong tadi dipres maka dilanjutkan ke proses produksi (penjahitan).
Proses penjahitan ini dilakukan per pie!e (bagian) sehingga untuk menjahit satu kemeja
terkadang bisa men!apai 1?? ariasi proses penjahitan. ;leh karena iti produksi garmen
dikenal dengan proses pie!e to pie!e. 0etelah dijahit maka dilanjutkan proses
penyempurnaan3penyelesaian akhir, seperti pemasangan kan!ing, label, pembersihan dan
penyetrikaan dan kemudian dilakukan pengepakan dan pengiriman ke konsumen.
12
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 13/22
Karakteristik pekerjaan di industri garment umumnya adalah proses material handling
(angkatangkut), posisi kerja duduk dan berdiri, membutuhkan ketelitian !ukup tinggi,
tingkat pengulangan kerja tinggi pada satu jenis otot, bertinteraksi dengan benda tajam seperti
jarum, gunting dan pisau potong, terjadi paparan panas di bagian pengepresan dan
penyetrikaan dan banyaknya debudebu serat dan aroma desain tempat kerja di industri
garmen akan sangat berpengaruh bagi kinerja karyaan.',*,
Pemakaian APD, jumlah pajanan.
APD adalah perlengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya
yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Alat yang dipakai disini
untuk melindungi sistem pernapasan dari partikelpartikel berbahaya yang ada di udara yang
dapat membahayakan kesehatan. Perlindungan terhadap sistem pernapasan sangat diperlukanterutama bila ter!emar partikelpartikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, !airan,
ataupun kimiai. Alat yang dipakai adalah masker, baik yang terbuat dari kain atau kertas
ol. 0elain halhal di atas, penting juga untuk dinilai !ara atau proses kerja dan lingkungan di
pabrik tempat pasien bekerja. @umlah pajanan debu kapas bisa ditinjau dari data lingkungan,
data monitoring biologis dan hasil sureilans. 0eperti yang telah dibahaskan di atas nilai
anbang batas bagi debu kapas adalah ?. mg3m$ menurut 07 1?$??' tentang ilai
Ambang "atas Gat Kimia di 4dara #empat Kerja.$,&
'.Peranan faktor indiidu
6al ini sulit diperkirakan karena indiidu yang berbeda dengan paparan yang sama
kemungkinan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. ;leh karena penyakit saluran nafas
yang lain ada kaitannya dengan faktor endogen dan faktor eksogen pada host, jadi teori yang
sama boleh diaplikasikan pada bissinosis. Prealensi penyakit bissinosis ini juga berariasi
pada setiap kelompok pekerja. ;leh karena ini, kemungkinan ada faktor lain yang
menyumbang kepada ambang batas setiap indiidu. Peran saraf otonom !ukup penting dalam
respon terhadap bahan iritan. /angguan keseimbangan antara rangsangan agus dan
simpomatik tampaknya mempengaruhi sensitiitas seseorang terhadap debu dan gas.
@enis keperibadian
Keperibadian dapat dibatasi sebagai berfikir, berpendapat, berniat, bersikap dan
sebagainya untuk memberi respon terhadap situasi. -espon dapat bersifat pasif (tanpa
tindakan) dan aktif (diikuti tindakan nyata). 2isalnya bagi pekerja yang telah disediakan alat
13
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 14/22
pelindung diri seperti masker tetapi tidak mahu menggunakannya. 0ikap yang tidak
mempedulikan kesehatan diri juga boleh menyebabkan seseorang menghidap bissinosis.
@enis kelamin
#iada bukti kukuh untuk membuktikan peranan jenis kelamin pada bissinosis. #etapi
telah dilaporkan bahaa bissinosis lebih sering dideritai oleh lakilaki. 7ni kemungkinan
karena lakilaki bekerja lebih lama dan bekerja di tempat yang lebih berdebu.
#araf pendidikan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.*,
0tatus kesehatan fisik
Perkembangan penyakit pada pekerja di pabrik garmen dipengaruhi oleh riayat
penyakit nasofaring atau penyakit bronkopulmonal. 7nfeksi saluran pernafasan merupakan
antara penyebab utama sesak napas. 0aluran pernafasan yang mengalami iritan boleh
meningkatkan respon terhadap iritan lingkungan. Penyakit !ongenital atau kelainan
imunodefisiensi didapat boleh memfasilitasi kerosakan bron!hopulmonari jika terus terpapar
pada pajanan.
'. Pengambilan obatobatan
Pengambilan obat boleh meningkatkan risiko gangguan pernafasan pada sesetengah
orang. Antara obat yang bisa menyebabkan sesak napas ialah inhibitor siklooksigenase
(0A7D).
*.9aktor lain diluar pekerjaan
• 6obi yang membuat pasien teredah dengan debu.
• Kebiasaan merokok. 2erokok dapat meningkatkan risiko byssinosis.
• Pekerjaan sambilan yang terpapar dengan debu, seperti pabrik rami, memproses beras
mentah.
• Pajanan di rumah, adakah terdapat pokok kapas di kaasan rumah.
.Diagnosis okupasi
Diagnosis yang didapatkan dari kasus ini adalah bisinosis akibat kerja.
"issinosis adalah gejala saluran napas serupa asma dalam berbagai derajat yang
disebabkan oleh pajanan terhadap serat napas. ;leh karena gejala aal bissinosis terjadi pada
hari kerja pertama yang biasanya hari 0enin, bisinosis disebut juga 2onday morning feer atau 2onday morning !hest tightness atau 2onday morning asthma. "isinosis lebih sering
14
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 15/22
ditemukan pada karyaan pemintalan yang terpajan debu kapas kadar tinggi disbanding
karyaan pertenunan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riayat klinis dan riayat pajanan.
/ambaran penurunan 9=<1 yang bermakna (1?> atau lebih) setelah terpajan selama * jam
pada hari pertama bekerja setelah akhir minggu, memberikan bukti objektif tentang efek
akut.$, Derajat perbaikan penyumbatan jalan napas dapat dikaji dengan tes 9=<1 sebelum
giliran tugas dilakukan setelah dua hari tidak terpajan.
Gambar ' : pekerja pabrik yang berisiko menghidap bissinosis
-.DIFFERENTI# DIA/N0SIS
-.1 ASA
Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang
saluran pernafasan (bron!hiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dindingrongga bron!hiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya
seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju,
terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang
pasir.
0ampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui se!ara pasti meski telah
banyak penelitian oleh para ahli. #eori atau hipotesis mengenai penyebab seseorang mengidap
asma belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan. amun demikian yang dapat
disimpulkan adalah baha pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang
khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bron!hial hyperrea!tiity
hipereaktiitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, at kimia), serbuk sari, udara
dingin, makanan, hean berbulu, tekanan jia, bau3aroma menyengat (parfum) dan olahraga.
0elain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi
saluran pernafasan atas baik flu ataupun sinisitis. 0erangan penyakit asma juga bisa dialami
oleh beberapa anita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.
Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yangmendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. @ika seorang ibu
15
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 16/22
atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam
anggota keluarga tersebut.
Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
Pernafasan berbunyi (heeing3mengi3bengek) terutama saat mengeluarkan nafas
(e8halation). #idak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak
semua orang yang nafasnya terdegar heeing adalah penderita asma
Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bron!hiale).
"atuk berkepanjangan di aktu malam hari atau !ua!a dingin.
Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
0erangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbi!ara karena kesulitannya
dalam mengatur pernafasan.
Pada usia anakanak, gejala aal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher.
0elama serangan asma, rasa ke!emasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. 0ebagai reaksi terhadap ke!emasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak
keringat.
Eangkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah
menjauhi faktorfaktor penyebab yang memi!u timbulnya serangan asma itu sendiri. 0etiap
penderita umumnya memiliki !iri khas tersendiri terhadap halhal yang menjadi pemi!u
serangan asmanya. 0etelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat
bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis
yang diberikan oleh dokter.Penyakit asma sampai saat ini belum dapat diobati se!ara tuntas, ini artinya serangan
asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obatobatan kepada penderita
asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan
tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma
adalah dengan pemberian obatobatan baik suntikan (6ydro!ortisone), syrup entolin
(0albutamol) atau nebulier (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran
pernafasan.
Pada kasuskasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada
gejala serangan asma atau untuk men!egah terjadinya serangan lanjutan, maka dapat
diberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. "agi penderita asma, disarankan
kepada mereka untuk menyediakan3menyimpan obat hirup (<entolin 7nhaler) dimanapun
mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala serangan
terjadi.
-.- BR0NKITIS
16
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 17/22
"ronkitis ("ron!hitisH 7nflammation bron!hi) adalah suatu peradangan
pada bronkus (saluran udara ke paruparu). Penyakit bronkitis biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna. #etapi pada penderita yang memiliki penyakit
menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paruparu) dan pada usia lanjut, bronkitis
bisa bersifat serius. #erdapat beberapa pembagian bronkitis berdasarkan penyebabnya.
Penyebab bronkitis infeksiosa adalah irus, bakteri dan (terutama) organisme yang
menyerupai bakteri (2y!oplasma pneumoniae dan +hlamydia). 0erangan bronkitis berulang
bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paruparu dan saluran pernafasan menahun.
7nfeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
• 0inusitis kronis
•
"ronkiektasis• Alergi
• Pembesaran amandel dan adenoid pada anakanak.
"ronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
"erbagai jenis debu
Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur
dioksida dan bromin
Polusi udara yang menyebabkan iritasi oon dan nitrogen dioksida #embakau dan rokok lainnya.
/ejala bronkitis berupa:
"atuk berdahak (dahaknya bisa berarna kemerahan)
0esak nafas ketika melakukan olah raga atau aktiitas ringan
0ering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
Eelah
5ajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berarna kemerahan
0akit kepala
/angguan penglihatan.
"ronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler,
lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan. "atuk
biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada aalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1
hari kemudian akan mengeluarkan dahak berarna putih atau kuning. 0elanjutnya dahak
akan bertambah banyak, berarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama $' hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu. 0esak nafas
17
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 18/22
terjadi jika saluran udara tersumbat. 0ering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah
batuk. "isa terjadi pneumonia.
Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya
lendir. Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau
bunyi pernafasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
#es fungsi paruparu
/as darah arteri
-ontgen dada.
Pengobatan bronkitis dilakukan untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan,
kepada penderita deasa bisa diberikan Aspirin atau asetaminofenH kepada anakanak
sebaiknya hanya diberikan asetaminofen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak
!airan. Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan baha
penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya berarna kuning atau hijau dan demamnya
tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit paruparu. Kepada penderita
deasa diberikan trimetoprimsulfametoksaol, tetra!y!lin atau ampisilin. =rythromy!in
diberikan alaupun di!urigai penyebabnya adalah 2y!oplasma pneumoniae. Kepada penderita anakanak diberikan amo8i!illin. @ika penyebabnya irus, tidak diberikan
antibiotik. @ika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat, maka
dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu
dilakukan penggantian antibiotik.
. PENATA2AKSANAAN
6entikan pajanan
Penatalaksanaan yang paling utama adalah dengan menghentikan pajanan terhadap
debu. "issinosis ringan atau dini kemungkinan masih reersible sedangkan penyakit yang
berat dan kronis tidak. Pasien dengan gejala khas dan menunjukkan penurunan 9=<1 1?>
atau lebih harus dipindahkan ke daerah yang tidak terpajan. Pasien dengan penyumbatan jalan
napas sedang atau berat, misalnya 9=<1 lebih rendah dari *?> dari nilai yang diperkirakan,
juga harus lebih baik tidak terpajan lebih lanjut. 2engurangkan tingkat debu dalam pabrik
(dengan meningkatkan entilasi atau mesin) dapat membantu men!egah bissinosis.
18
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 19/22
0esetengah pasien mungkin dinasihatkan supaya mengganti pekerjaan untuk mengelakkan
pajanan lanjut.
;batobatan asthma
;batobatan asthma seperti bron!hodilator, dapat mengobati gejala pada pasien bissinosis. +ontohnya
adalah sepertiH
1) Disodium +hromogly!ate F berfungsi untuk menstabilisasi sel 2ast yang melepaskan
histamine dan mediator reaksi alergi yang lain.
) "eta Adrenergik agonis
$) 0teroid aerosol F dipreskripsi untuk kasus yang lebih berat.
&) Antihistamine
"erhenti merokok
2erokok adalah antara fa!tor yang dapat menyebabkan keadaan pasien bertambah buruk.
Alat bantu pernapasan
Alat bantu pernapasan seperti nebulier, dipreskripsi sekiranya keadaan pasien berlanjutan dalam
jangka aktu lama. #erapi oksigen di rumah mungkin diperlukan sekiranya kadar oksigen darah
adalah rendah.*,
;lahraga dan edukasi
Program olahraga fisik, breathing exercise, dan edukasi tentang penyakit ini kepada pasien sangat
membantu pasien dalam menangani penyakit paru kronik.
3. PEN4E/A5AN
APD
Perlengkapan yang dipakai untuk melindungi pekerja terhadap bahaya kesehatan
yang ada di lingkungan kerja. Antara lain dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa
masker. Penggunaan APD merupakan alternatif lain untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan.
amun APD harus sesuai dan adekuat.
Alatalat pelindung harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. 2emiliki daya pen!egah kuat terhadap bahaya yang ada.
b. Konstruksi dan kemampuan harus memenuhi standar yang berlaku.
!. -ingan, efisien, dan nyaman dipakai.
d. #idak mengganggu gerakan yang diperlukan.
e. #ahan lama, pemeliharaan mudah, dan bagianbagian mudah diganti atau diperoleh.
19
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 20/22
Gambar ( : )ontoh "!*
Pre#worker check#up
0emua karyaan harus menjalani pemeriksaan medis sebelum bekerja dan berkala
dengan mengutamakan upaya untuk mendeteksi pree8isting lung disease dan perkembangan
pneumo!oniosis.
Penjelasan sebelum bekerja
0uatu penjelasan agar pekerja mengetahui dan mentaati peraturan dan undang
undang yang berlaku serta tahu adanya bahaya kesehatan di lingkungan kerja,
sehingga d apat bekerja lebih berhatihati.
Pembatasan aktu selama pekerja terpajan terhadap at tertentu yang
berbahaya dapat menurunkan risiko terkenanya bahaya kesehatan di lingkungan
kerja.
Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang penting, terutama
untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan bahan kimia serta
partikel lain.
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menemukan dan men!egah PAK dalam
tingkatan sedinidininya.
Prioritas diberikan kepada pekerja yang :
"ekerja di lingkungan berbahaya.
Dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain.
2enderita penyakit menahun.
Perlu diperiksa atas permintaan dokter keluarganya, atau
keinginannya sendiri.
"ekerja lagi setelah penyakitnya sembuh.
Akan berhenti bekerja.
6.K0P2IKASI
1. +;PD.
. "ronkitis kronis.
7.PR0/N0SIS
20
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 21/22
"aik.
"ergantung kepada ketepatan diagnosis, penatalaksaan serta pen!egahan yang
diberikan.
KESIP82AN
Debu industri di tempat kerja dapat menimbulkan kelainan dan penyakit paru. Dalam
kasus yang telah diberikan pajanan kapas dapat menyebabkan bissinosis. "erbagai faktor
berperan pada mekanisme timbulnya penyakit, diantaranya adalah jenis, konsentrasi, sifat
kimia debu, lama paparan dan faktor indiidu pekerja.
4ntuk menegakkan diagnosis bissinosis perlu dilakukan anamnesis yang teliti
mengenai riayat pekerjaan, identifikasi debu kapas di tempat kerja, dan pemeriksaan
penunjang seperti uji faal paru dan pemeriksaan radiologis. Diagnosis kadangkadang sukar
ditegakkan oleh karena sering butuh aktu yang lama antara terjadinya paparan dan
timbulnya penyakit.
Pengobatan penyakit bissinosis bersifat simptomatis dan suportif. 4saha pen!egahan
merupakan langkah penatalaksanaan yang penting. #indakan pen!egahan meliputi
pengurangan pajanan debu kapas terhadap pasien, memakai pelindung diri, deteksi dini
kelaianan dan pemeriksaan sebelum penerimaan pegaai.
Pemeriksaan faal paru dan radiologis se!ara berkala perlu pada jenis kerja tertentu.
Pekerja yang telah terkena penyakit akibat debu hendaklah dihindari dari paparan lebih lanjut.
21
7/21/2019 lepra
http://slidepdf.com/reader/full/lepra-56d9c6ad1ca06 22/22
DAFTAR P8STAKA
1. @eyaratnam @, Koh D. "uku ajar praktikum kedokteran kerja. @akarta (7A) : =/+H
?1?.p.?C.
. /leadle @. At a /lan!e Anamnesis dan Pemeriksaan 9isik. @akarta (7A): Penerbit
=rlanggaH ??.
$. 0udoyo A5, 0etiyohadi ", Ali 7, 2ar!ellus 0K, 0etiati 0. "uku ajar ilmu penyakit
dalam. @ilid . =disi &. @akarta (7A): Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit
dalam fakultas kedokteran uniersitas indonesiaH 2ei ??.p.1?'*.&. 5illiam . =nironmental and o!!upational medi!ine. =disi $. e Iork (40A) :
Eippin!ott 5illiams J 5ilkins Publi!ationsH ?1?.p.&$'1'.
'. 0umamur,PK. 6igiene perusahaan dan kesehatan kerja. @akarta (7A) : 0agung 0eto.
??.p.&''.
*. 9ulekar 26. 7ndustrial hygiene and !hemi!al safety. =disi 1. e Delhi (7ndia) : 7.K
7nternational Pt. EtdH ??*.p.'$.
. Kumar <, +otran -.0, -obbins 0.E. Pneumokoniosis. Dalam: "uku ajar patologi
robbins edisi ke olume 1. ??. Penerbit buku kedokteran (=/+). $?1$?.