lencana_pembunuh_naga_-_tamat

736
8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat http://slidepdf.com/reader/full/lencanapembunuhnaga-tamat 1/736 DITENGAH-TENGAH remangnya cuaca senja, sebuah perahu sampan melaju dengan cepatnya dari mulut telaga Tong-ting-ou menuju ke arah bukit Kun-san. Diujung geladak duduk seorang bocah laki-laki berusia empat lima belas tahunan, ia mempunyai potongan badan yang bagus dengan bibir yang merah, sebaris gigi yang putih dan pakaian serba putih. Ia duduk diujung geladak dengan wajah riang, matanya melihat kesana kemari, menyaksikan perahu-perahu sampan yang hilir mudik bagaikan kunang-kunang, sekulum senyuman segera menghiasi bibirnya. Dibelakang bocah laki-laki berbaju putih itu, berdiri seorang pemuda baju hijau yang  berusia dua puluh tahunan, alis matanya melentik ke atas dengan mata yang jeli, tubuhnya tegap kekar, mukanya tampan menawan hati. Cuma sayangnya, pemuda berbaju hijau itu tidak berniat untuk menikmati keindahan malam di telaga tersebut mukanya dingin serius tak tampak senyuman, malah dahinya  berkerut, rupanya banyak persoalan yang merisaukan hatinya sehingga mengurangi minatnya untuk memperhatikan alam semesta di sekelilingnya. Memandang air yang koyak terbelah oleh dayung ia berdiri termenung dengan mulut membungkam. Di tengah keheningan malam yang menyelimuti sekitarnya tiba-tiba bocah laki-laki  berbaju putih itu berbisik, “Toako, ada perahu mendekati kita!” Yaa, dari depan sana muncul dua titik sinar lentera yang makin lama makin dekat ke arah mereka. Pemuda baju hijau itu mendesis lalu mengalihkan sorot matanya yang jeli ke arah depan, memandang sampan-sampan di kejauhan sana. Murungkah dia? Atau sedihkah dia? Apa yang menyebabkan dia bersikap demikian? Tiba-tiba dua buah sampan kecil itu memisahkan diri, kemudian satu dari sebelah kiri yang lain dari sebelah kanan, dengan kecepatan yang luar biasa langsung menerjang  perahu yang mereka tumpangi. Agaknya kejadian tersebut diluar dugaan sibocah baju putih itu, dengan kaget dia lantas membentak, “Hei, kenapa kalian tumbuk perahu kami……” Sepasang telapak tangannya segera diayun ke depan menyongsong datangnya terjangan sampan-sampan tersebut.

Upload: dedy-prasetiyo

Post on 07-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    1/736

    DITENGAH-TENGAH remangnya cuaca senja, sebuah perahu sampan melaju dengan

    cepatnya dari mulut telaga Tong-ting-ou menuju ke arah bukit Kun-san.

    Diujung geladak duduk seorang bocah laki-laki berusia empat lima belas tahunan, iamempunyai potongan badan yang bagus dengan bibir yang merah, sebaris gigi yang putih

    dan pakaian serba putih.

    Ia duduk diujung geladak dengan wajah riang, matanya melihat kesana kemari,

    menyaksikan perahu-perahu sampan yang hilir mudik bagaikan kunang-kunang, sekulumsenyuman segera menghiasi bibirnya.

    Dibelakang bocah laki-laki berbaju putih itu, berdiri seorang pemuda baju hijau yang

    berusia dua puluh tahunan, alis matanya melentik ke atas dengan mata yang jeli,

    tubuhnya tegap kekar, mukanya tampan menawan hati.

    Cuma sayangnya, pemuda berbaju hijau itu tidak berniat untuk menikmati keindahan

    malam di telaga tersebut mukanya dingin serius tak tampak senyuman, malah dahinyaberkerut, rupanya banyak persoalan yang merisaukan hatinya sehingga mengurangi

    minatnya untuk memperhatikan alam semesta di sekelilingnya.

    Memandang air yang koyak terbelah oleh dayung ia berdiri termenung dengan mulutmembungkam.

    Di tengah keheningan malam yang menyelimuti sekitarnya tiba-tiba bocah laki-laki

    berbaju putih itu berbisik, Toako, ada perahu mendekati kita!

    Yaa, dari depan sana muncul dua titik sinar lentera yang makin lama makin dekat ke arah

    mereka.

    Pemuda baju hijau itu mendesis lalu mengalihkan sorot matanya yang jeli ke arah depan,

    memandang sampan-sampan di kejauhan sana.

    Murungkah dia? Atau sedihkah dia? Apa yang menyebabkan dia bersikap demikian?

    Tiba-tiba dua buah sampan kecil itu memisahkan diri, kemudian satu dari sebelah kiriyang lain dari sebelah kanan, dengan kecepatan yang luar biasa langsung menerjang

    perahu yang mereka tumpangi.

    Agaknya kejadian tersebut diluar dugaan sibocah baju putih itu, dengan kaget dia lantasmembentak, Hei, kenapa kalian tumbuk perahu kami

    Sepasang telapak tangannya segera diayun ke depan menyongsong datangnya terjangan

    sampan-sampan tersebut.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    2/736

    Hembusan angin pukulan menderu-deru, termakan oleh pukulan yang begitu dahsyat

    kedua buah sampan tadi terseret hingga meluncur lewat dari kedua belah samping

    sampan mereka.

    Suara tertawa dingin segera berkumandang dari atas sampan-sampan tersebut.

    Begitu mendengar suara tertawa dingin, paras muka si anak muda berbaju hijau yang

    semula hambar tanpa emosi berubah hebat, hawa pembunuhan yang tebal mencorong

    keluar dari balik matanya, ia mendengus lalu bagaikan burung elang yang mencarimangsa tubuhnya melambung ke udara dan langsung menerkam sebuah sampan yang

    sudah berlalu dari sampingnya itu.

    Saat tubuhnya melambung di udara, tangannya diayun ke muka berulangkali, dan tiga

    rentetan cahaya putih yang menyilaukan mata langsung mengenai ke atas sampan itu.

    Jerit kesakitan yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian, sesosok

    bayangan manusia tiba-tiba melambung ke udara dan kabur ke arah telaga.

    Pemuda berbaju hijau itu tertawa dingin, begitu badannya melayang turun diatas geladak,

    telapak tangan kirinya langsung diayun ke muka.

    Aduuh.! kembali suatu jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandangmemecahkan keheningan, bayangan manusia yang mencoba kabur itu terhajar telak oleh

    pukulan musuh hingga tubuhnya tercebur ke dalam air telaga.

    Tiba-tiba bentakan nyaring menggelegar di angkasa, Kalian mau kabur kemana..

    Ternyata pembunuhan yang terjadi di sampan itu menimbulkan kepanikan pada sampanlainnya, orang-orang yang berada dalam sampan itu segera mengambil keputusan untukmelarikan diri.

    Tapi si bocah berbaju putih yang bermata jeli tidak berpeluk tangan belaka, mengikuti di

    belakang pemuda berbaju hijau, tubuhnya langsung menerjang ke arah sampan tersebut.

    Tiga orang laki-laki berbaju ringkas berwarna hitam segera berlompat keluar dariruangan sampan masing-masing bersenjatakan sebilah pedang tajam, begitu musuhnya

    tiba, serentak menyerang dari tiga jurusan yang berbeda.

    Selincah kijang gerak-gerik bocah berbaju putih itu, tubuhnya berputar bagaikangasingan, tiba-tiba lengan kirinya diayun ke muka dan langsung melepaskan sebuahpukulan gencar.

    Salah seorang laki-laki berbaju hitam yang ada di tengah menjerit kesakitan, pedangnya

    terlepas dan jatuh diatas geladak.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    3/736

    Bocah berbaju putih itu bergerak cepat, sambil memutar badan, ujung jarinya kembali

    menotok jalan darah Cian-keng-hiat di tubuh laki-laki yang lain.

    Baik memukul jatuh senjata musuh, maupun menotok jalan darah lawan kedua gerakanitu sama-sama dilakukan dengan kecepatan yang hampir bersamaan waktunya.

    Terkesiap laki-laki yang pedangnya terpukul jatuh itu setelah menyaksikan kelihayan

    kungfu musuhnya, mereka tak sempat memperdulikan nasib rekannya yang tertotok lagi,

    tanpa komando serentak orang-orang itu melompat ke dalam telaga untuk melarikan diri.

    Bocah berbaju putih itu membentak keras, pedangnya berkelebat menusuk ke muka,sekilas cahaya putih membelah angkasa.

    Ditengah jerit kesakitan yang memilukan hati, darah berhamburan membasahi seluruh

    permukaan tanah, tahu-tahu laki-laki itu sudah mati terpapas senjata.

    Tapi pada saat yang bersamaan pula, laki-laki di depan sana sudah melompat masuk kedalam air telaga.

    Detik terakhir sebelum laki-laki itu lenyap di bawah permukaan air, suara tertawa dingin

    kembali berkumandang, pemuda baju hijau yang berada di sampan sebelah kiri telah

    menyergap tiba secepat meteor, telapak tangannya langsung diayun menghantampermukaan air telaga.

    Plaaak! Byuuar! Percikan butir-butir air bermuncratan keempat penjuru, tubuh

    laki-laki itu mencelat beberapa kaki ke udara, lalu dengan lemas badannya tercebur

    kembali ke dalam air dan tenggelam ke dasar telaga.

    Setelah berhasil membinasakan orang itu, menggunakan tenaga pantulan yang masihtersisa pemuda berbaju hijau tadi melayang kembali ke atas sampan, kemudian

    memandang bocah baju putih itu, diapun tertawa.

    Adik Liong, ilmu silatmu telah mendapat kemajuan yang amat pesat.!

    Tampan sekali senyuman itu, lagipula begitu polos dan halus, siapapun tidak akanpercaya kalau pemuda sehalus itu sebetulnya memiliki ilmu silat yang amat tinggi dan

    baru saja secara beruntun membinasakan empat orang musuh tangguh.

    Bocah berbaju putih itu tertawa merdu, Aah..toako yang lebih cerdik dan cekatan,hampir saja aku terkecoh oleh mereka!

    Tiba-tiba kekesalan dan kemurungan kembali menyelimuti wajah pemuda berbaju hijau

    itu, begitu suram wajahnya hingga mendatangkan perasaan yang sayu bagi siapapun

    yang melihat, ia menghela napas ringan.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    4/736

    Aaai..! Tampaknya jago-jago lihay dari dunia persilatan sudah mendapat pula berita

    tentang soal itu!

    Kembali suatu kemurungan menyelimuti raut wajah anak muda itu.

    Mendadak bocah berbaju putih itu seperti teringat akan sesuatu, ia berpaling lalu serunya,Toako, apa salahnya kalau kita tanyai orang ini?

    Sambil berkerut kening pemuda berbaju hijau itu mengangguk, tindakan semacam itu

    tanpa terasa membuat suasana di sekelilingnya bertambah guram.

    Setelah mendapat persetujuan, bocah berbaju putih itu lantas membebaskan jalan darahlaki-laki yang tertotok tadi, kemudian tegurnya, Hei! Engkau berasal dari perguruan

    mana?

    Laki-laki itu berwajah keren gagah dan jelas merupakan orang gagah yang tak takut

    menghadapi kematian, dengan pandangan gusar ditatapnya sekejap kedua orang itu,kemudian menengadah dan tertawa terbahak bahak.

    Haahh..haahh..haahh.. bagi seorang ksatria lebih baik mati terbunuh daripada

    hidup terhina, bocah bocah kunyuk, tak usah banyak bicara lagi, kalau mau bunuh hayo

    cepat laksanakan keinginanmu itu.

    Hmm memangnya kau anggap siauya tak berani membunuh engkau? teriak bocahbaju putih itu dengan wajah melotot penuh kemarahan.

    Hidup sebagai enghiong, matipun sebagai hohan mau bunuh mau cincang cepat lakukan

    tak nanti toaya mu bakal kerutkan dahi

    Sepasang mata pemuda baju hijau itu kontan mendelik, mukanya juga berubah sedingines, dengan sinar mata yang menggidikkan hati ditatapnya laki-laki berbaju hitam itu

    tanpa berkedip.

    Apakah engkau ingin merasakan bagaimana nikmatnya kalau otot-ototmu dipisahkan

    dan tulang-tulangmu dialihkan posisinya? dia mengancam.

    Bertemu dengan sinar mata si pemuda baju hijau yang begitu tajam, bergidik seluruh

    perasaan laki-laki berbaju hitam itu, dia merasa betapa buas keji dan kejamnya sorot mata

    itu hingga melebihi sinar mata majikannya.

    Setelah merenung sebentar, laki-laki berbaju hitam itu tertawa dingin.

    Heeehhh..heeehhh..heeehhhaku tahu otot-ototku dipisahkan dan tulang-tulangku dialihkan posisinya, aku akan merasakan kesakitan yang bukan kepalang tapi

    percuma kalau hendak diterapkan diatas diriku, sebab penyiksaan semacam itu masih

    terhitung enteng dalam pandangan kami!

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    5/736

    Dengan kening berkerut, pemuda berbaju hijau itu lantas menengadah memandang

    bintang-bintang di langit, lama sekali dia membungkam.

    Mungkin ia sedang merasa heran, apa sebabnya laki-laki itu tak takut mati? Bukankahkematian adalah suatu kejadian yang paling ditakuti oleh setiap manusia?

    Tiba-tiba pemuda berbaju hijau itu berkata, Adik Liong, totok jalan darahnya, kemudian

    mari kita pergi!

    Jangan! Jangan! mendadak laki-laki itu menjadi ketakutan, mukanya berubah hebat,

    lebih baik bunuhlah diriku..

    Suaranya begitu tegang, membuat orang jadi keheranan atas sikapnya itu. Ketika jiwanya

    diancam dengan kematian, dia sama sekali tak takut, tapi ketika pemuda baju hijau itu tak

    jadi membinasakannya, kenapa laki-laki berbaju hitam itu malah ketakutan setengah

    mati..?

    Rupanya pemuda berbaju hijau itu bukan seorang laki-laki yang bodoh, dengan

    kecerdasan otaknya, cukup dipikir sebentar saja dia lantas mengerti kenapa laki-laki

    berbaju hitam itu rela dirinya dibunuh.

    Maka sambil tertawa ujarnya lagi, Adik Liong, waktu sudah tidak pagi, cepat kerjakan!

    Bocah berbaju putih itu segera menggerakkan jari tangan kanannya siap menotok jalandarah musuhnya.

    Tunggu sebentar! laki-laki itu berseru cemas, kumohon kepada kalian bunuhlah diriku

    ini, dan apa yang kalian tanyakan pasti akan kujawab sejujurnya!

    Bagus sekali!pelan-pelan pemuda berbaju hijau itu putar badannya, sekarang akankuajukan satu pertanyaan, kuminta kaupun segera menjawab pertanyaanku itu,

    mengerti?

    Laki-laki berbaju hitam itu menghela napas sedih.

    Aaai. tanyalah!

    Mengapa kau tak mau hidup?

    Sebab lolos dari cengkeraman kalian justru lebih mengerikan daripada mati secarakonyol!

    Pelan-pelan pemuda berbaju hitam itu mengangguk.

    Lantas apa maksud dan tujuan kalian mencari gara-gara dengan kami.? tanyanya

    pula.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    6/736

    Laki-laki berbaju hitam itu tertegun.

    Masa kalian tidak tahu kalau Tok liong-cuncu (datuk naga beracun) mau datang ke bukit

    Kun-san untuk menerima To-liong-leng-pay (lencana pembunuh naga)? Padahal beritabesar itukan sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan?!

    Hei, apa yang kami tanyakan jawab saja secara langsung! Mengapa kau singgung-

    singgung urusan yang tak ada gunanya? bentak si bocah cilik itu.

    Kami mendapat tugas untuk menghadang serta membinasakan kawanan jago persilatan

    yang berdatangan ke bukit Kun-san! jawab laki-laki berbaju hitam itu kemudian.

    Tiba-tiba diatas wajah pemuda berbaju hijau itu melintas kembali rasa kesal yang dalam.

    Adik Kiu-liong, binasakan orang itu!ujarnya kemudian.

    Si bocah berbaju putih yang bernama Ji Kiu liong itu segera mengayunkan telapaktangannya ke depan, ujung jarinya yang tajam menyambar hanya setengah depa di depan

    dada laki-laki berbaju hitam itu.

    Meski begitu, laki-laki berbaju hitam itu segera mendengus dan tubuhnya langsung

    tergeletak ke atas geladak dalam keadaan tak bernyawa lagi.

    Pemuda berbaju hijau itu menghela napas, pelan-pelan ia melangkah kembali ke

    sampannya, sementara paras mukanya makin lama berubah makin layu seakan-akandalam waktu yang amat singkat ia sudah mengidap penyakit yang amat parah hingga tak

    sanggup berdiri tegak lagi, ia terduduk diujung geladak.

    Sementara itu Ji Kiu-liong sudah melompat kembali ke perahunya setelah

    menenggelamkan kedua buah sampan itu, tapi ia jadi tertegun setelah menyaksikan rautwajahnya itu. Sebab sekalipun ia tahu betapa menyedihkan asal usul toakonya, namun tak

    diketahui olehnya apa yang menyebabkan toakonya jadi begini putus asa.

    Toako! Ji Kiu-liong lantas menegur Jangan sampai merusak kesehatanmu sendiri!

    Pemuda berbaju hijau itu seperti tidak mendengar teguran tersebut, air matanya melelehkeluar membasahi pipinya, memandang air ditengah telaga tiba-tiba ia berteriak keras,

    Aku Gak Lam-kun juga manusia yang dilahirkan ayah dan ibu, aku juga manusia yang

    berhati bersih, tapi mengapa semua orang di dunia ini memandang hina kepadaku?

    Mengikuti teriaknya itu, air matanya semakin deras membasahi pipinya.

    Saat itulah, kenangan lama bagaikan sambaran kilat melintas dalam benaknya.. ..diateringat kembali pengalamannya yang getir sewaktu masih bocah dulu.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    7/736

    Ibunya sudah lama meninggal, sedang ayahnya adalah seorang guru ilmu sastra yang

    rudin dan mengajar disebuah sekolahan yang letaknya dalam dusun lain.

    Ketika ia berusia tujuh tahun, ayahnya dipecat dari jabatannya karena usianya yang sudahlanjut dan sakit-sakitan.

    Karena kehilangan mata pencaharian, sedang keahlian lain tidak dimiliki terpaksa sambil

    mengemis ayahnya pulang kembali ke rumah, tapi sakitnya disepanjang jalan makin

    bartambah parah, tiga tahun kemudian sampai juga ayahnya didesa kelahirannya, tapisakitnya yang parah akhirnya merenggut juga selembar jiwanya.

    Sejak itulah ia menjadi seorang pengemis cilik yang bergabung dengan pengemis lainnya

    untuk meminta-minta disepanjang rumah, bajunya dekil dan tubuhnya penuh dengan

    kutu, keadaannya waktu itu tak ubahnya dengan pengemis lainnya, tak ada orang yangmemperhatikan keadaannya..

    Hidup sebagai pengemis kembali dilewatkan selama tiga tahun, entah lantaran hidupnyaterlalu kotor atau terkena penyakit aneh, tiba-tiba sekujur tubuhnya timbul bintik-bintik

    bisul kecil yang menjalar sampai Wajahnya, mula-mula bisul itu berwarna merahakhirnya pecah dan bopeng-bopeng menjijikkan.

    Waktu itu dia masih kecil, tentu saja tak tahu apa yang telah menimpa dirinya, tapi sejak

    itu pengemis-pengemis yang lain selalu menghindari dirinya, waktu meminta-minta

    semua orang juga menjauhi dirinya, ini menyebabkan bocah itu seringkali menderitakelaparan.

    Seorang pengemis tua yang baik hati memberitahu kepadanya, ia bilang begini,

    Agaknya kau sudah mengidap penyakit kusta, lebih baik janganlah meminta-minta ditempat yang banyak orangnya, sebab orang bisa menghajar dirimu sampai mampus!

    Mendengar peringatan tersebut, dia jadi sangat ketakutan, sekarang dia baru mengerti apa

    sebabnya rekan-rekan pengemis yang lainpun menjauhi dirinya.

    Sejak itu dia tak berani meminta-minta lagi, bila malam sudah tiba, diam-diam dia baru

    keluar dari tempat persembunyiannya dan mencuri buah-buahan serta sayur-mayur dikebun orang untuk mengisi perutnya yang lapar.

    Suatu hari ia tertangkap dan dihajar sampai setengah mampus, beberapa bulan dia harus

    beristirahat sebelum tubuhnya menjadi kuat kembali.

    Setiap kali dia munculkan diri di pagi hari, maka orang memakinya sebagai si kusta

    yang bernyali kecil pada kabur sedang yang bernyali agak besar mengejarnya sambilberteriak-teriak hendak menguburnya hidup-hidup, untung larinya cukup cepat hingga

    setiap kali berhasil lolos dari kematian.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    8/736

    Begitulah, setelah beberapa bulan ia hidup bagaikan orang liar, siksaan batin yang

    dialaminya ketika itu sungguh amat sukar dilukiskan dengan kata-kata.

    Makin dipikir ia merasa semakin tak berarti hidupnya di dunia ini, suatu hari dia mendakike atas puncak gunung yang tinggi, perutnya dan badannya kedinginan, setelah berteriak

    memanggil nama ayahnya dan memanggil nama ibunya, tiba-tiba ia jadi nekad danmelompat masuk kedalam jurang yang dalam.

    Dibawah tebing itu adalah sebuah air terjun yang dalamnya ratusan kaki lebih, denganjiwa yang tertekan dan perasaan yang hancur lebur, terjunlah bocah itu ke bawah untuk

    menghabisi nyawanya.

    Ketika tubuhnya meluncur kebawah, kesadarannya hampir hilang tiba-tiba ia merasakan

    ada sebuah tangan yang amat besar menyambar tubuhnya dari tengah udara danmenariknya keluar dari lembah Kematian.

    Ia merasa seperti mendapat suatu impian buruk yang menakutkan, badannya seakan-akandilempar ke atas awan, tapi seakan-akan pula diceburkan ke dalam samudra yang dalam,

    secara lapat-lapat telinganya mendengar suara gulungan ombak yang memekikkantelinga.

    Entah berapa lama sudah lewat, tiba-tiba ia mendengar seperti ada orang berbisik,

    Aaaah..bocah yang patut dikasihani!

    Sejak itu nasibnya telah dirubah oleh seorang kakek yang luar biasa, dan kakek itu bukanlain adalah orang yang paling dihormati sepanjang hidupnya.

    Tapi delapan tahun kemudian, kakek itu telah tewas secara mengenaskan, sesaat sebelummenghembuskan napasnya yang terakhir, ia telah menyerahkan tugas yang maha besar

    kepadanya.

    Itulah dendam kesumat yang lebih dalam dari samudra. maka dengan membawasikap yang pongah, ia mulai menantang terhadap dunia yang pernah menganiaya dirinya,

    ia mulai melakukan pembalasan dendam!

    Dalam tiga tahun belakangan ini, sudah banyak jago lihay yang dirobohkan, nama besar

    Tok liong Cuncu (Datuk naga beracun) juga sudah termashur diseluruh dunia persilatan,baik jago-jago dari golongan putih maupun jago-jago dari golongan hitam pada

    menyingkir jauh-jauh bila mendengar nama besarnya.

    Setiap kali ia berhasil mengalahkan musuhnya, suatu perasaan bangga selalu muncul

    dalam hatinya, tapi kemudian dia merasa kesepian dan bersedih hati, karena semakinmenang dia, semakin sedih pula hatinya.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    9/736

    Sebab keganasan dan keangkuhannya, mengikuti setiap kali kemenangan yang berhasil

    diraih bertambah makin dalam, setiap kemenangan dan rasa bangga yang diperolehnya

    ibarat bianglala diujung langit.

    Kesepian, kesedihan dan kedukaan yang dalam selalu dan selamanya menyelimuti

    perasaan pemuda itu.

    Suatu senja, ia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita, dia tak lain adalah kakak

    perempuan Ji-Kiu-liong yang bernama Ji-Cing-peng.

    Sejak bertemu dengan gadis itu, ibaratnya sebuah lembah gersang yang ketimpa cahayamatahari, mendatangkan suasana yang hangat dan nyaman bagi hatinya yang beku, sebab

    di dunia ini kecuali gurunya yang sudah tiada, hanya dia seoranglah yang dapat merubah

    wataknya yang aneh dan kaku itu

    Tapi, gadis cantik yang amat jelita itu hanya mendatangkan luka yang semakin tak

    tertahan dalam hati kecilnya, sebab jiwa gadis itu telah direnggut oleh sekawananpenyamun

    Yaa, pengalaman getir yang dialaminya sejak kecil ditambah lagi kematian

    kekasihnya. membuat pemuda yang baru berusia dua puluh tahunan itu selalu murung,selalu kesal dan selalu bersedih hati.

    Justru karena itu, dia semakin membenci dunia ini, ia semakin ganas, semakin keji dan

    tak kenal apa artinya perikemanusiaan.

    Ia membenci langit, membenci bumi, membenci semua orang jahat di dunia ini, bahkan

    hampir saja membenci dirinya sendiri, kesemuanya itu membuat pikirannya bertambahcupat, membuat pemuda itu merasa bahwa setiap orang yang berani mencari gara-gara

    dengannya, tak boleh dilepaskan dengan begitu saja.

    Sampan bergerak maju membelah air telaga, kenangan Gak Lam-kun semasa kecilpunlewat bagaikan air telaga yang mengombak.

    Ditengah kegelapan malam, dari kejauhan muncul kembali sebuah perahu besar yang

    pelan-pelan berlayar mendekat, tak lama kemudian perahu itu sudah tiba didekat mereka,

    berbareng itu juga dari sebelah kanan meluncur kembali empat buah sampan.

    Lam-kau toako! bisik Ji Kiu liong kemudian mari kita kasih pelajaran yang setimpalkepada mereka

    Sementara Ji Kiu-liong masih berbisik, keempat buah sampan itu dengan formasi satu

    garis telah menghadang di depan perahu kecil itu, pada ujung geladak masing-masingperahu berdirilah seorang laki-laki berbaju pendek.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    10/736

    Sambil tertawa dingin Ji Kiu-liong segera membentak, Hei! Kalian tidak kenal dengan

    kami, dan kamipun bukan perompak-perompak yang membegal harta kekayaan milik

    orang lain, apa maksud kalian semua menghadang di depan perahu kami ini?

    Diatas sampan cepat sebelah kiri berdiri seorang laki-laki berusia empat puluh tahunan,

    sambil balas tertawa dingin sahutnya, Andaikata kalian berdua adalah kaum pedagangkaya, kamipun tak usah bersusah-payah menggerakkan anggota kami sebanyak ini.

    Tolong tanya sobat, siapakah diantara kalian yang bernama Gak Lam-kun sauhiap?

    Paras muka Gak Lam-kun agak berubah, tapi sebentar kemudian sudah pulih kembali

    seperti sedia kala, sambil menjura dia tertawa.

    Tolong tanya ada persoalan apa kalian mencari aku orang she-Gak?

    tegurnya kemudian.

    Laki-laki kekar itu tertawa ringan.

    Tidak berani! Tidak berani! Nama besar Gak sauhiap sudah menggetarkan seluruhkolong langit kami tak ada urusan lain, hanya nona kami berhubung sudah lama

    mengagumi nama besar sauhiap maka sengaja mengundang kedatangan sauhiap untuk

    berkenalan

    Gak Lam-kun berkerut kening, hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya, iaberpikir, Walaupun sudah banyak jago persilatan yang pernah kujumpai, tapi aku rasa

    belum pernah berhubungan dengan orang-orang dari suatu perkumpulan, apalagi namaku

    memang tak banyak yang tahu, darimana bisa muncul seorang perempuan yang kenal

    dengan diriku? Biasanya yang datang itu selalu membawa maksud tak baik, kali ini akuharus lebih waspada

    Kalau sikap Gak Lam-kun tadi murung, kesal dan sedih, maka sekarang wajahnya

    tampak tampan dan gagah, perubahan sikapnya itu sungguh diluar dugaan orang.

    Ji Kiu-liong sendiri juga berkerut kening, tiba-tiba ia menegur, Siapakah nama siocia

    kalian?

    Cerdik betul bocah cilik ini!pikir Gak Lam-kun.

    Ternyata Ji Kiu-liong sendiri juga merasa tercengang, sebab sejak encinya tewas,toakonya selalu membawa dia bergelandangan kesana kemari, sangat jarang orangmengetahui namanya, sekalipun julukan Tok-liong Cuncu juga merupakan julukan suhu

    toakonya yang dicatut, padahal kemunculan kembali Tok-liong Cuncu dalam dunia

    persilatan teramat rahasia, tentu saja orang lebih-lebih tak akan menyangka kalau Datuknaga beracun yang muncul saat ini tak lain adalah penyaruan Gak Lam-kun.

    Laki-laki kekar itu tersenyum.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    11/736

    Saudara cilik, kau memang hebat! Pada hakekatnya siocia kami memang belum pernah

    kenal dengan Gak sauhiap, beliau cuma mengagumi saja nama besar sauhiap..

    Empat penjuru adalah saudara, ujung langit adalah tetangga, kalau toh siocia kalianmengagumi diriku, sudah sepantasnya, kalau aku Gak Lam-kun juga datang

    menyambanginya kata anak muda itu sambil tertawa.

    Bagus sekali laki-laki itu mengangguk, Nio-nio yang mendampingi siocia telah

    berangkat sendiri kemari untuk menyambut kedatangan sauhiap.!

    Seraya berkata, laki-laki itu lantas menuding ke arah belakang.

    Mengikuti arah yang ditunjuk Gak Lam-kun melihat perahu besar itu sudah membuang

    sauh dihadapannya, pintu ruang perahu terbentang lebar cahaya lampu memancar terang

    benderang dari dalam. Empat orang laki-laki berpakaian ringkas warna hijau dengan

    memegang golok besar berdiri tegak ditepi pintu.

    Saat itulah dari balik ruangan perahu pelan-pelan muncul empat orang dayang berbaju

    hijau, mereka berdua membawa dua buah lentera yang indah.

    Dibelakang dua orang dayang itu, mengikutlah seorang kakek berjenggot panjang yang

    rambutnya telah beruban semua, menyusul kemunculan kakek itu, perahu besar pelan-pelan bergerak kembali mendekati sampan.

    Kepada Gak Lam-kun, kakek tersebut segera menjura sambil tertawa.

    Tanpa sebab kami telah menghalangi perjalanan saudara, untuk menebus kesalahan itu

    bagaimana kalau kupersilahkan naik ke perahu untuk meneguk secawan arak lebihdahulu?

    Sebenarnya Gak Lam-kun mengira nona itu berada diatas perahu besar, maka terdorong

    oleh perasaan ingin tahunya, ia menerima tawaran tersebut.

    Tapi kemudian, setelah mendengar bahwa nona itu tidak hadir di perahu, rasa ingin

    tahunya segera tersapu lenyap, namun kakek itu keburu munculkan diri dalam keadaandemikian ia merasa kurang leluasa untuk menolak tawaran orang.

    Kepada Ji Kiu liong yang berada disisinya, dia lantas berkata, Adik Liong, tunggulah

    disini, aku sebentar akan balik lagi kemari!

    Begitu selesai berkata, dia lantas melompat naik ke atas perahu besar.

    Dikala tamunya sedang melompat naik ke atas perahu, kakek berjenggot panjang itulantas berpaling ke arah dua orang dayang baju hijau di belakangnya seraya berkata,

    Berilah laporan kedalam! Katakan kalau tamu sudah tiba di atas perahu..

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    12/736

    Dua orang dayang cilik yang membawa lentera itu segera mengiakan dan masuk ke

    ruangan dalam.

    Sepeninggal dua orang dayang tersebut, kakek berjenggot panjang itu baru berkatakepada Gak Lam-kun sambil tertawa, Silahkan Gak sauhiap, dalam ruang perahu sudah

    disiapkan arak, bagaimana kalau meneguk beberapa cawan dulu?

    Terima kasih banyak atas jamuan yang disiapkan, tapi sebelum itu, bolehkah aku tahu

    siapa nama saudara?

    Sambil mengelus jenggotnya yang panjang, tergelaklah kakek itu.

    Haaahhh..haaahhh..haaahhh. aku she Siangkoan bernama It. Mari

    masuk ke dalam ruangan untuk minum arak, majikan kami masih ada beberapa urusan

    yang hendak dirundingkan

    Diam-diam terkesiap juga Gak Lam-kun setelah mengetahui bahwa kakek itu bukan lainadalah Siangkoan It, dia tak mengira kalau kakek itu adalah Tam-ciang-teng-kan-kun

    (telapak tangan tunggal penenang jagad)

    Siangkoan It yang namanya termashur di utara maupun selatan sungai besar, lebih-lebih

    lagi karena orang itu sudah sejak dua puluh tahun berselang mengundurkan diri darikeramaian dunia, sungguh tak disangka malam ini bisa muncul di telaga Tang-ting-ou,

    bahkan sudi menjadi budaknya orang lain, dari kesemuanya itu terbuktilah sudah bahwa

    majikannya sudah pasti adalah seorang jago silat yang amat lihay.

    Sebenarnya Gak Lam-kun mempunyai rencana akan mengundurkan diri setelah

    mengucapkan beberapa patah kata, tapi untuk mengetahui asal usul majikannya, makadiapun tersenyum.

    Selamat bertemu, selamat bertemu, sudah lama kudengar nama besar Sam-ciang-lam-

    kok (sukar lewati tiga buah pukulan) yang telah menggetarkan seluruh dunia persilatanitu Siangkoan lo sianseng, perjumpaan ini sungguh menggembirakan hatiku

    Telapak tangan tunggal penenang jagad Siangkoan It tertawa ringan.

    Tidak berani tidak berani itulah julukan yang dihadiahkan sahabat-sahabat persilatan

    kepadaku, padahal lohu malu untuk menggunakannya!

    Sambil melangkah masuk kedalam ruangan, diam-diam Gak Lam-kun menyumpah dalamhati, Huuuh.jangan keburu bersenang hati dulu, suatu waktu aku pasti akan menjajal

    sampai dimanakah kepandaian silat yang kau miliki!

    Ruang perahu dihiasi dengan aneka barang antik yang indah dan mahal-mahal, permadani

    merah menutupi lantai, hiasan mahal tergantung didinding, dibawah pantulan cahayayang terpancar dari dua buah lilin besar, tampaklah horden hijau menjadi latar belakang

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    13/736

    hiasan ruang perahu itu, disisi jendela tertera pula sebuah meja perjamuan dimana dua

    orang bocah laki-laki berbaju hijau berdiri dengan tangan terjulur ke bawah.

    Setelah Tam-ciang-teng-kan-kun Siangkoan It mempersilahkan tamunya duduk, Gak-Lam kun segera menjura sambil bertanya, Tolong tanya Siangkoan lo sianseng, siapakah

    nama besar dari majikanmu?

    Mendengar pertanyaan itu, dengan wajah serius telapak tangan tunggal penenang jagad

    Siangkoan It segera menjawab, Majikan ada perintah, maafkanlah lohu bila tak bisamengatakannya secara berterus-terang

    Diam-diam Gak Lam-kun mengerutkan dahinya.

    Lalu, apakah aku dapat berjumpa dengan Nio-nio dan siocia kalian yang berada di

    perahu ini? ujarnya pula.

    Sekali lagi air muka Siangkoan It menunjukkan perasaan keberatan.

    Kebetulan dari belakang ruangan muncul dua orang dayang cilik berbaju hijau yangsegera berkata, Nio-nio ada perintah, harap Siangkoan loya saja yang melayani tamu

    kita!

    Gak Lam-kun adalah seorang jagoan berwatak tinggi hati, menyaksikan sikap

    memandang rendah musuhnya, dia jadi mendongkol, kontan saja ia bangkit berdiri.

    Kalau toh majikan kalian tidak berada diatas perahu demikian ujarnya sambil menjura

    ke arah Siangkoan It, harap maafkan diriku lebih tak bisa menemani lebih lama lagi,

    sebab aku sendiripun masih ada urusan

    Tiba-tiba dari luar ruang perahu terdengar jeritan dari Ji Kiu-liong, Toakokauhendak pergi kemana?

    Suara itu penuh kekuatiran dan gelisah, jelas perahu besar itu sudah mulai bergerak.

    Gak Lam-kun mengerutkan dahinya! kemudian melangkah keluar dari ruang perahu itu.

    Empat orang laki-laki berpakaian ringkas yang menjaga di depan pintu itu mendadak

    melintangkan golok besarnya dan menghadang jalan pergi si anak muda itu.

    Gak Lam-kun tertawa dingin, ia bersikap seolah-olah tidak melihat gerakan tersebut,bahkan langkahnya sedikitpun tidak nampak gugup atau panik.

    Suara seruan dari Siangkoan It kembali berkumandang dari belakang, Perahu sudah

    bergerak jauh meninggalkan tempat semula, Gak sauhiap, apa salahnya kalau duduk sajadalam ruangan dengan tenang sambil minum beberapa cawan arak?

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    14/736

    Mendengar ucapan tersebut, tiba-tiba napsu membunuh menyelimuti seluruh wajah Gak

    Lam-kun pelan-pelan ia putar badan lalu berkata dengan hambar, Kuperintahkan

    kepadamu untuk menjalankan kembali perahu ini ketempat semula, kalau tidak jangansalahkan kalau aku akan bermain kasar

    Siangkoan It tertawa tergelak-gelak.

    Haaahhh. ..haaahhh.haaahhh di dunia ini belum pernah ada orang yang

    bernyali begitu besar untuk memandang hina diriku, bila Gak sauhiap enggan untukbercakap-cakap diperahu ini kenapa tidak segera angkat kaki.?

    Gak Lam-kun menggerakkan bahunya, sekali lompat tahu-tahu ia sudah menerobos

    keluar dari ruangan perahu itu.

    Empat orang laki-laki berbaju ringkas itu serentak menggerakkan pula senjata mereka

    untuk melancarkan serangan, diantara kilauan cahaya berwarna keperak-perakan, senjata

    mereka langsung membacok tiga bagian tubuh yang berbeda dari Gak Lam-kun.

    Sepintas lalu, gaya Gak Lam-kun seperti seseorang yang sama sekali tak siap, tapi

    kenyataannya serangan yang kemudian dilancarkan lebih cepat dari sambaran kilat.

    Dua dengusan tertahan berkumandang susul menyusul, dua orang laki-laki berbajuringkas yang ada dipaling depan serentak tergeletak tak berkutik dilantai.

    Demikian cepatnya serangan itu dilancarkan, sampai-sampai Siangkoan It yang nama

    besarnya menggetarkan di utara maupun di selatan sungai besarpun tak sempat melihat

    jelas dengan cara apakah Gak Lam-kun menyarangkan serangan-serangannya itu.

    Menyaksikan rekannya roboh, dua orang laki-laki yang lain segera membentak keras,golok besarnya diputar sedemikian rupa menciptakan dua jalur cahaya perak yang segera

    menutup pintu keluar ruang perahu itu.

    Gak Lam-kun tertawa dingin, tangan kirinya berkelebat kemuka dan tahu-tahu ia sudahmencekal pergelangan tangan kanan salah seorang laki-laki berpakaian ringkas itu, lalu

    menggunakan kesempatan itu tangannya diayun kedepan dan. bentrokan nyaringpun

    berkumandang memecahkan kesunyian, golok besar lainnya kena ditangkis sampai

    mencelat ke belakang.

    Gak Lam-kun tidak berdiam sampai disitu saja, lutut kirinya segera diangkat dan sikutkanannya menyodok ke belakang, kembali dua kali dengusan tertahan menggema

    diudara, dan robohlah dua orang laki-laki tersebut.

    Begitu beres menghabisi keempat orang musuhnya, Gak Lam-kun melompat keluar dariruang perahu, tapi sepanjang pandangannya ke depan yang tampak hanya air telaga yang

    menggulung, dari kejauhan sana tampak setitik cahaya lentera, tapi letaknya sangat jauh,

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    15/736

    dari arah titik cahaya itulah lapat-lapat terdengar suara teriakan Ji Kiu-liong yang

    memilukan hati..

    Hawa napsu memburuh tiba-tiba membakar di rongga dada Gak Lam-kun, pelan-pelan iaputar badannya lalu memandang sekejap ke sekeliling tempat itu dengan pandangan

    tajam.

    Dua belas orang Laki-laki berbaju hitam sudah mengelilingi geladak, ditangan mereka

    masing-masing tersoren sebilah pedang yang memancarkan cahaya perak, terutama posisidari belasan orang itu jelas merupakan sebuah barisan pertahanan yang cukup tangguh.

    Gak Lam-kun sama sekali tak menggubris kedua belas orang laki-laki bersenjata pedang

    itu, orang-orang berbaju hitam yang berdiri dengan napsu membunuh membara itu

    seakan-akan dianggapnya sebagai patung yang tak berguna malah sinar matanya yangtajam langsung mencorong kedalam ruangan perahu, sementara kakinya pelan-pelan

    melangkah maju mendekati Siangkoan It.

    Angin malam menderu-deru, deburan ombak memekikkan telinga, suasana syahdu yang

    semula menyelimuti perahu itu, kini sudah berubah jadi tegang dan penuh dengan hawapembunuhan.

    Siangkoan It tertawa dingin tiada hentinya, dengan suara yang menyeramkan ia berseru,

    Setelah berada di perahu kami, berarti hanya ada dua jalan yang bisa kau tempuh, yakni

    tunduk dibawah perintah majikan kami, atau mampus dalam keadaan mengerikan. Gaksauhiap, aku percaya engkau adalah seorang yang cerdik, aku rasa pilihan yang kau

    caripun seharusnya pilihan yang cerdik dan tepat

    Heeehhh..heeehhh.heeehh.bagus sekali, bagus sekali

    Gak Lam-kun tertawa dingin tiada hentinya, kalau begitu biarlah kupilih jalan kematiansaja, ingin kulihat jalan kematian macam apakah yang akan kulalui?

    Telapak tangan tunggal penenang jagad Sang kwan It memang seorang jagoan yang

    termashur namanya dalam dunia persilatan, entah berapa banyak sudah jago lihay yang

    telah ditundukkan olehnya selama ini, dia merasa sedikit kewalahan dibuatnya.

    Terutama kemampuan Gak Lam-kun yang berhasil menaklukkan empat orang anakbuahnya dalam sekali gebrakan, ilmu selihay itu sungguh membuat hati jago kawakan

    tersebut jadi bergidik.

    Siangkoan It tertawa kering, kemudian berkata, Gak-sauhiap, kalau toh engkau tetap

    membandel, jangan salahkan kalau akupun tak akan sungkan-sungkan lagi

    Begitu selesai berkata, tiba-tiba ia menerobos maju sambil melancarkan serangan, telapak

    tangan kirinya menyerang dengan jurus tui-poh-cu-lan (mendengar riak membantu

    ombak), sedang telapak tangan kanannya menyodok dengan gerakan Liu-im-cha-san

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    16/736

    (awan hitam menutupi bukit), sekali menyerang menggunakan dua jurus yang berbeda,

    bahkan kekuatan yang digunakanpun tak sama, hal ini semakin menunjukkan betapa

    lihaynya si kakek tersebut.

    Gak Lam-kun tak berani gegabah menghadapi serangan yang begitu dahsyatnya dengan

    telapak tangan kiri dia pancing serangan musuh miring ke arah lain, sementara tubuhnyasegera melompat tiga depa ke samping, darimana sebuah pukulan segera balas

    dilancarkan pula.

    Tapi dua orang laki-laki baju hitam yang ada disampingnya tidak berpeluk tangan belaka,

    diantara kilatan cahaya tajam, dengan menciptakan berkuntum-kuntum bunga pedang,

    mereka tusuk tubuh si anak muda itu dari dua arah.

    Gak Lam-kun tertawa dingin, sepasang kakinya melayang ke atas melancarkan beberapabuah tendangan berantai.

    Dua buah tendangan dilepaskan dengan suatu gerakan yang sangat aneh, tak sempat duaorang laki-laki berbaju hitam itu menghindarkan diri masing-masing terkena sebuah

    tendangan yang bersarang telak di dadanya.

    Diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati, dua orang itu mencelat ke belakang danroboh tak bernyawa lagi.

    Betapa gusarnya Siangkoan It melihat anak buahnya tewas, sambil membentak penuh

    kemarahan sepasang telapak tangannya melancarkan sebuah pukulan dahsyat menghajarpunggung Gak Lam-kun, serangan itu belum tiba, angin pukulannya sudah terasa

    menyayat badan.

    Gak Lam-kun agak kaget menyadari akan hal itu, segera pikirnya, Sungguh sempurna

    tenaga dalam yang dimiliki kakek ini!

    Tiba-tiba ia tarik ke belakang sepasang kakinya kemudian berjumpalitan di udara, setelahitu badannya menerobos kesamping dan menumbuk seorang laki-laki berbaju hitam yang

    kebetulan berada di sampingnya.

    Setelah menyaksikan kelihayan Gak Lam-kun yang dalam sekali gebrakan berhasil

    membinasakan dua orang rekannya, kedua belas orang laki-laki berbaju hitam itu merasaterkesiap, maka ketika Gak Lam-kun menyambar tiba, pedang mereka serentak diayun

    kedepan menciptakan selapis bayangan pedang menyongsong tibanya tubuh Gak Lam-kun.

    Mundur ke belakang dan pertahankan sudut barisan! tiba-tiba Siangkoan It membentak.

    Terhadang oleh belasan pedang sekaligus, terpaksa Gak Lam-kun harus tarik kembali

    terjangannya, sepasang telapak tangannya melancarkan serangan berantai, dua gulung

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    17/736

    angin puyuh yang menusuk telinga berhembus keluar memaksa belasan orang laki-laki

    berbaju hitam itu harus menarik kembali serangannya sambil mundur ke belakang.

    Siangkoan It mendengus dingin, dia menerobos maju kemuka, sepasang telapaktangannya melancarkan serangan berulangkali untuk merangsek lawannya.

    Gak Lam-kun tertawa panjang, nyaring sekali suaranya, dengan sinar mata mencorong

    keluar dia himpun tenaga murninya ke dalam lengan kiri untuk membendung tibanya

    ancaman tersebut.

    Selincah ular sakti telapak tangan kirinya melambung ke atas menerobos kebawah,dengan jurus yang lihai dan tersakti, dan secara beruntun dia hujani sekujur badan

    Siangkoan It dengan delapan buah pukulan.

    Memang hebat tenaga pukulan yang dimiliki Siangkoan It, setiap pukulan yang dia

    lepaskan tentu membawa desingan angin tajam yang memekikkan telinga, belasan

    gerakan kemudian, daya pantulan yang terpancar keluar dari serangannya telah mencapaibeberapa depa.

    Gak Lam-kun memang berhasrat menyaksikan kehebatan lwekang Siangkoan It, dengan

    sedikitpun tak jeri disambutnya semua pukulan itu dengan keras lawan keras.

    Sebagaimana diketahui, Siangkoan It terkenal sebagai Telapak tangan tunggal penenang

    jagad, itu berarti hawa pukulannya lebih mengandalkan pada tenaga Yang-kang yang

    maha dahsyat.

    Justru karena kehebatan itu, setiap orang yang bertarung melawan dirinya, tentu berusaha

    untuk menghindari suatu bentrokan secara kekerasan.

    Tapi kini, Gak Lam-kun malahan berani menerima pukulannya itu dengan keras lawan

    keras, kejadian ini segera menimbulkan hawa napsu membunuh didalam hati Siangkoan

    It.

    Tiba-tiba hawa murninya dihimpun menjadi satu kemudian melepaskan serangan dengan

    sepenuh tenaga. Otomatis dua gulung tenaga murni yang terpancar keluar dari balik

    telapak tangannya juga semakin dahsyat ibaratnya bacokan kampak yang membelah

    bukit.

    Melihat kakek itu makin bertarung makin gagah, angin pukulannya makin lama semakingencar, tanpa terasa Gak Lam-kun memuji dalam hatinya, Memang hebat orang tua itu,

    nama besarnya ternyata bukan nama kosong belaka!

    Siangkoan It sendiri diam-diam juga terkesiap, sepanjang masa berkelananya dalamdunia persilatan, belum pernah angin pukulannya itu mendapat tandingan yang setimpal,

    tapi malam ini, setelah berjumpa dengan jago muda tersebut, ternyata tenaga pukulannya

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    18/736

    beberapa bagian lebih dahsyat dari apa yang dimilikinya, bahkan jurus serangan yang

    digunakannya juga jauh lebih sempurna.

    Dalam kaget dan ngerinya, tanpa terasa ia berpikir, Menurut majikan, ilmu silat yangdimiliki orang ini sudah menggetarkan sungai telaga, diapun merupakan jagoan paling

    lihay diantara kelompok kaum muda, setelah kubuktikan sendiri malam ini, ternyataucapan tersebut memang bukan nama kosong belaka, tapi apa julukannya dalam dunia

    persilatan?

    Meskipun Siangkoan It mengetahui nama Gak Lam-kun, tapi mereka tak tahu kalau dia

    adalah Tok-liong Cuncu yang telah muncul kembali dalam dunia persilatan.

    Karena ada yang dipikirkan dalam benaknya, tanpa sadar perhatian Siangkoan It juga ikut

    bercabang, tiba-tiba ia merasa ada segulung angin pukulan yang maha dahsyat menerjangdadanya, dalam kagetnya cepat-cepat ia menyingkir kesamping.

    Gak Lam-kun tidak mengejar karena keberhasilan itu, dia malah menarik kembaliserangannya sambil berdiri dengan wajah gagah, ujarnya sambil tertawa nyaring,

    Kuakui bahwa tenaga pukulan yang kau miliki terhitung nomor satu dalam duniapersilatan, aku orang she-Gak menyesal tak mampu menandinginya, untuk menghindari

    pertikaian lebih lanjut yang tak berguna, harap Siangkoan lo-sianseng segera

    menjalankan perahu ini kembali ke tempat semula, tapi jika engkau menolak permintaanini terpaksa aku orang she-Gak pun tak akan sungkan-sungkan lagi

    Ucapannya itu setengah bernada lembut setengah bernada keras, seperti juga suatu

    sindiran, seperti juga suatu cemoohan.

    Siangkoan It yang mendengar sindiran itu jadi naik pitam, kontan saja ia tertawa seram.

    Heeehhh. heeehhh.. heeehbh meskipun ilmu silatmu terhitung lihaidalam dunia persilatan, tapi kalau ingin paksa lohu menyerahkan diri..oohoo.. kau

    musti melatih diri beberapa tahun lagi

    Gak Lam-kun tertawa dingin.

    Di dunia ini memang terlampau banyak terdapat manusia-manusia bandel, Siangkoan

    sianseng, kalau begitu jangan kau salahkan lagi jika aku bertindak kejam

    Begitu selesai berkata, Gak Lam-kun segera melangkah maju ke posisi tiong kiong danmenerobos kedepan, telapak tangan kirinya langsung dikebaskan ke tubuh lawan.

    Siangkoan It tidak menyangka kalau pemuda itu segera menyerang begitu mengatakan

    akan menyerang, sedikit kurang cermat, ia sudah terjatuh dibawah angin.

    Untung pengalamannya dalam menghadapi serangan lawan cukup sempurna, meskimenghadapi mara bahaya, ia tak sampai gugup.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    19/736

    Dengan cepat pinggangnya ditekuk kebawah, lalu memakai jurus Gi-san-tiam-hay

    (memindahkan bukit menimbun samudra) sepasang telapak tangannya didorong kemuka

    sejajar dengan dada, disambutnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.

    Blaaaaang.! desingan angin berpusing memancar keempat penjuru menyusul

    terjadinya bentrokan itu.

    Seketika itu juga Siangkoan It merasakan darah dalam dadanya bergolak keras, hampir

    saja ia tak sanggup berdiri tegak.

    Dengan mata mencorongkan sinar tajam, Gak-Lam kun tertawa dingin tiada hentinya,kemudian ia berseru, Suatu kekuatan yang luar biasa, hayo sambutlah pukulan

    lagi!

    Tanpa mengubah posisi telapak tangan kirinya, ia membalik tangan itu ke belakang lalu

    dikebaskan ke tubuh lawannya dengan gerakan aneh.

    Siangkoan It terkesiap, buru-buru dia tarik napas sambil menghimpun tenaga murninya

    guna menyambut datangnya ancaman tersebut.

    00000O00000

    TAPI, sebelum niat tersebut dilaksanakan, mendadak terdengar suara bentakan yang amat

    merdu bagaikan suara keleningan menggelegar memecahkan kesunyian, Siangkoansianseng, cepat hentikan pertarungan!

    Begitu ucapan tersebut timbul, tiba-tiba muncullah segulung tenaga pukulan yang lembut

    menerjang ke tengah-tengah mereka berdua, dimana angin pukulan Gak Lam-kun yangamat tangguh tersebut segera tersapu lenyap hingga tak berbekas.

    Menggunakan kesempatan itu Siangkoan It menarik kembali serangannya dan melompat

    mundur ke belakang, sambil memberi hormat buru-buru serunya lirih, Menanti perintah

    dari Nio-nio!

    Gak Lam-kun mendengar, meski suara itu merdu bagaikan kicauan burung nuri tapidibalik kemerduan tersebut terkandung kewibawaan yang luar biasa, ini membuat anak

    muda itu tanpa terasa berpaling ke arah mana berasalnya suara.

    Seorang perempuan berbaju hijau diiringi empat orang dayang berbaju hijau pula pelan-pelan memunculkan diri dari balik ruangan perahu.

    Dibawah cahaya lentera yang dibawa keempat orang dayang itu, tampaklah perempuan

    itu mempunyai sepasang alis mata yang lentik dengan bibir yang mungil, dibalik

    sepasang matanya yang bulat mencorong keluar sinar mata yang memikat hati, hidungnya

    mancung dan sekulum senyuman manis menghiasi bibirnya.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    20/736

    Kepada Gak Lam-kun ia berkata lembut, Aaaah! Kamu ini sungguh tak tahu

    suasana, dimalam yang romantis seperti ini, bukannya menikmati arak wangi sambil

    memandang alam yang indah, apakah tidak kau rasakan bahwa berkelahi hanya akanmerusak suasana yang bagus ini?

    Diantara suara pembicaraannya itu terselip kerlingan mata yang mendatangkan gairahorang, memang daya pikat dari seorang perempuan yang sudah matang.

    Gak Lam-kun berusaha menenangkan hatinya, lalu berkata dengan nada yang dingin.

    Aku masih mempunyai seorang saudara cilik yang tertinggal di sampan, karena itumaafkan daku bila tak dapat menikmati keromantisan ditempat ini. Kalau toh Nio-nio

    majikan dari perahu ini harap segera turunkan perintah untuk menjalankan perahu ini

    balik ke tempat semula daripada pertarungan ini harus dilanjutkan

    Perempuan berbaju hijau itu tertawa, dengan mata yang memikat ia mengerling pemuda

    itu sekejap kemudian berkata, Jika kau hanya menguatirkan saudara cilikmu menunggusendirian di sampannya, kalau begitu biarlah kuutus tiga orang untuk menemaninya

    Gak Lam-kun semakin mengerutkan dahinya.

    Tolong tanya nio-nio, dengan maksud apakah kau menahan diriku dengan paksa? Kalautidak kau terangkan.

    Agaknya perempuan berbaju hijau tak menyangka kalau ia bakal mendapat pertanyaan

    semacam itu, tanpa terasa pipinya jadi merah, setelah termenung sebentar dia baru

    tertawa ewa.

    Kalau tidak, bagaimana? Jika engkau merasa kurang leluasa diatas perahuku ini,silahkan pergi!

    Gak Lam-kun tahu bahwa perahu besar yang sedang melaju ini tak bisa dihentikan lagi,

    dengan sinar mata yang menggidikkan dia lantas menatap ke arah musuhnya, mendadakpemuda itu menerobos maju kemuka dan telapak tangan kanannya diayun kedepan

    melepaskan sebuah pukulan yang amat gencar.

    Sedikit saja perempuan berbaju hijau itu menggerakkan bahunya, tahu-tahu dia sudah

    bergeser tiga depa dari posisinya semula, kemudian sambil tertawa cekikikan katanya,

    Hiiihh.. hiiihh.. hiiihh. dalam sepuluh gebrakan mendatang, jika engkau sanggupmenjawil ujung bajuku, maka segera kuhantar engkau untuk kembali ke tempat semula

    Gak Lam-kun ikut tertawa dingin.

    Dalam tiga jurus, bila aku tak berhasil melukai dirimu aku orang she-Gak juga akan

    menyerahkan diri untuk kau jatuhi hukuman.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    21/736

    Begitu selesai berbicara, tiba-tiba ia tarik kembali pukulannya lalu sambil memutar

    badan, sebuah totokan dilancarkan.

    Perempuan berbaju hijau itu mengegos kesamping, dengan suatu langkah yang entengdan lincah tahu-tahu ia sudah melepaskan diri dari ancaman totokan tersebut.

    Indah dan menawan hati gerakan tubuhnya itu, meskipun menghadapi suatu pertarungan

    yang mempertaruhkan jiwa raganya, gerak-geriknya sama sekali tidak kehilangan

    kebagusan serta daya tariknya.

    Begitu berhasil melepaskan diri dari serangan yang pertama, perempuan berbaju hijau itutertawa terkekeh-kekeh.

    Heehhh. heeehhh. heeehhh. masih ada delapan gerakan lagi, gunakanlah dengan

    lebih berhati-hati!

    Begitu gagal dengan serangan yang pertama, tiba-tiba Gak Lam-kun menarik tangankanannya ke belakang, kemudian ia menyerang sejajar dengan dada, secepat kilat ia

    menerobos kemuka melakukan pengejaran.

    Sekulum senyuman masih tersungging diujung bibir perempuan berbaju hijau itu ketika

    tangan kiri anak muda itu diayun kedepan melepaskan sebuah pukulan dengan jurus Hui-jian-cing tham (Menyapu debu berbicara santai).

    Rupanya perempuan berbaju hijau itu mengetahui bahwa dibalik jurus serangan tersebut

    terkandung dua perubahan yang berbeda, ditengah lengkingan gelak tertawanya kembali

    ia melejit kesamping untuk melepaskan diri dari ancaman.

    Padahal ketika itu, jurus serangan yang digunakan Gak Lam-kun belum mencapai padapuncaknya, ia lantas mendengus, mumpung perempuan musuhnya belum melayang turun

    ketanah, telapak tangan kirinya dengan mengandung hawa pukulan yang maha dahsyat

    tiba-tiba dilontarkan kedepan.

    Sungguh tepat penggunaan waktu yang dilakukan dalam serangan tersebut, pada saat

    sepasang kaki perempuan berbaju hijau itu hampir menempel diatas permukaan tanah,

    serangan dari Gak Lam-kun yang ibaratnya gulungan ombak dahsyat itu sudah melanda

    tiba.

    Jangan dilihat perempuan baju hijau itu genit dan meliuk-liuk manja, pada hakekatnyadia memiliki ilmu silat yang maha dahsyat.

    Ketika serangan tersebut menyergap datang, cepat lengannya dikebaskan, lalu badannya

    melambung keudara secara tiba-tiba, setelah berjumpalitan beberapa kali, ia melayangturun kembali ditempat lain yang jauh lebih aman.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    22/736

    Tapi, Gak Lam-kun juga bukan orang bodoh, tampaknya ia sudah memperhitungkan

    sampai disitu, buktinya dalam serangan itu terkandung lima jalur desingan angin tajam

    yang memekikkan telinga.

    Sreeeeet ! akhirnya gaun panjang yang dikenakan perempuan berbaju hijau itu kena

    tersambar juga hingga robek sebagian, maka terlihatlah paha kakinya yang putih mulusseperti salju.

    Tiba-tiba Gak Lam-kun menghela napas sedih.

    Aaaai aku sudah menggunakan setengah jurus lebih banyak dari seharusnya, terserahhukuman apa yang hendak kau jatuhkan atas diriku! katanya.

    Ketika gaun panjangnya tersambar robek, perempuan berbaju hijau itu merasa amat

    jengah hingga seluruh wajahnya berubah jadi merah padam, lama sekali dia termangu-

    mangu tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan.

    Setelah mendengar helaan napas dari Gak Lam-kun, ia baru terkejut dan merasa seperti

    baru sadar dari impian, setelah berhasil menenangkan hatinya perempuan itupun

    menghela napas panjang.

    Aaaai..Sungguh tak nyana kalau ilmu silatmu amat lihay pergilah dari sini!

    Hmm..! Perkataan seorang laki-laki sejati lebih berat dari batu karang, aku Gak Lam-kun mengaku kalah!

    Huuuh.. Memangnya ucapan pun-kiong (aku) tidak masuk hitungan..? perempuan

    berbaju hijau itu mengernyitkan sepasang alis matanya.

    Sekalipun perempuan berbaju hijau itu telah berjanji, bahwa anak muda itu akan dihantarpulang andaikata dalam sepuluh gebrakan ujung bajunya berhasil dijawil, tapi Gak Lam-

    kun sendiripun baru berhasil merobek gaun lawannya dalam tiga jurus setengah, padahal

    pemuda itu mengatakan dia akan berhasil dalam tiga gebrakan belaka.

    Mereka berdua sama-sama merupakan tokoh persilatan yang punya nama besar, merekaberduapun sama-sama berwatak angkuh dan tinggi hati, setelah apa yang disumbarkan

    tak terwujud, kedua belah pihak sama-sama tak mau mengingkari janjinya.

    Dengan wajah murung baik Gak Lam-kun maupun perempuan berbaju hijau itu sama-sama termenung dan berdiri melamun.

    Untuk sesaat lamanya, suasana di sekeliling tempat itu diliputi keheningan, seandainya

    tiada suara air telaga yang menyampok perahu, mungkin jatuhnya sebatang jarumpun

    akan kedengaran dengan jelas.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    23/736

    Toako, aku datang membantumu! tiba-tiba terdengar suara jeritan memecahkan

    kesunyian.

    Menyusul kemudian sesosok bayangan manusia melompat naik ke atas perahu, siapa lagiorang itu kalau bukan Ji Kiu-liong?

    Kemunculan Ji Kiu-liong secara tiba-tiba membuat Gak Lam-kun terkejut bercampur

    gembira, dia tidak habis mengerti kenapa adiknya bisa muncul disitu secara tiba-tiba.

    Sementara dia masih termenung, mendadak dari balik perahu besar menggema lagi gelak

    tertawa yang amat nyaring.

    Haaaahhhhaaahhhhaaahhh.Si Tiong pek dari barisan Tiat-eng tui

    perkumpulan Tiat-eng-pang (elang baja) sengaja berkunjung datang, harap Han Nio-nio

    sudi memaafkan kedatanganku yang tidak terduga ini!

    Seorang pemuda tampan berbadan kurus dan berbaju warna biru melompat naik keperahu, lalu pelan-pelan maju kedepan.

    Ji Kiu liong segera menuding ke arah pemuda baju biru itu seraya berseru, Toako, Si

    toako itulah yang menghantar aku sampai kesini!

    Gak Lam-kun berpaling dan memandang sekejap wajah Si Tiong-pek, lalu dia menjura.

    Terima kasih banyak atas bantuan saudara yang telah menghantar adikku sampai disini,aku orang she Gak mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

    Aaaaaaah mana, mana Si Tiong pek tertawa, sudah selayaknya kalau orangpersilatan itu saling membantu, urusan sekecil itu kenapa harus dipikirkan terus? Boleh

    aku tahu siapa nama saudara?

    Aku she-Gak bernama Lam-kun! sahut si pemuda sambil tertawa ewa.

    Betapa kecewanya Si Tiong pek setelah mendengar kalau nama itu masih terlampau asing

    dalam dunia persilatan, namun ia tersenyum juga.

    Selamat berjumpa, selamat berjumpa!

    Han Nio-nio atau perempuan berbaju hijau itu rupanya sudah tidak sabaran, mendadakdengan paras muka serius ia berkata, Si Tiong pek, berani betul engkau mencari gara-gara dengan kami!

    Kalau tertawa, perempuan cantik ini tampak genit dan mempesonakan hati, tapi setelah

    serius, kelihatanlah betapa agung dan berwibawanya dia.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    24/736

    Gak Lam-kun merasa seakan-akan dalam waktu sekejap perempuan itu sudah berubah

    menjadi seorang manusia yang lain, dibalik keagungannya secara lapat-lapat terpancar

    pula kewibawaan yang sangat tebal.

    Si Tiong pek mengangguk lirih sebagai tanda hormatnya kemudian berkata, Han Nio-

    nio, kau jangan salah paham, aku orang she Si tidak lebih hanya manusia diluar garisyang cuma ingin menonton keramaian belaka lihatlah sendiri, perahuku sudah berada

    sepuluh kaki jauhnya dari sini, bila Han Nio-nio tak senang menyambut kedatanganku,lebih baik aku orang she Si mohon diri saja

    Selesai berkata, dia lantas putar badan dan siap berlalu dari tempat itu.

    Berhenti! bentakan nyaring menggelegar memecahkan kesunyian.

    Tiba-tiba Han Nio-nio melompat kedepan secepat sambaran kilat, jari-jari tangannya

    yang lentik langsung mencengkeram ke arah bahu Si Tiong-pek.

    Sekalipun ketika itu Si Tiong-pek berdiri membelakanginya, namun seakan-akan

    dipunggungnya juga tumbuh mata baru saja Han Nio-nio beraksi tiba-tiba dia putar

    badannya dan melejit enam depa kesamping untuk menghindarkan diri.

    HaaahhhhaaahhhhaaahhhHan Nio-nio serunya sambil tertawa tergelak, lebihbaik kita jangan bergerak dulu, kalau ingin beradu kekuatan tunggu sesampainya di bukit

    Kun-san, perkumpulan elang baja kami pasti akan melangsungkan suatu pertarungan

    yang seru melawan perguruan Ciang-ciam-bun kalian!

    Kembali Gak Lam-kun merasa terkesiap, konon ia dengar orang berkata bahwa dalam

    dunia persilatan telah muncul sebuah perguruan rahasia yang disebut Ciang-ciam-bun(perguruan panah bercinta) siapakah ciangbunjinnya? Ternyata tak seorang manusia

    persilatanpun yang tahu.

    Dia tak pernah mengira kalau perempuan berbaju hijau serta Siangkoan It yangdijumpainya sekarang ternyata adalah anggota perguruan panah bercinta, dari sini dapat

    diketahui bahwa Ciang-ciam-bun memang terhitung sebuah perguruan besar yang

    mempunyai kekuatan amat tangguh.

    Dengan kening berkerut Han-Nio-nio sudah tertawa dingin.

    Heeehhhheeehhhheeehhhmemang pada tiga puluh tahun berselang perkumpulanTiat eng pang kalian menjagoi seluruh daratan Tiong-goan, tapi sekarangHmm!

    Perkumpulan Tiat eng-pang kalian tak akan bisa menandingi kehebatan Ciang ciam-bun-

    kami

    Perlu diterangkan disini, semenjak dua puluh tahun berselang, perkumpulan Tiat-eng-

    pang memang merupakan suatu perkumpulan yang amat besar dalam kalangan hek-to di

    dunia persilatan, banyak jago tangguh dan pandai yang bergabung dalam perkumpulan

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    25/736

    itu, ini menyebabkan kekuatan mereka pada hakekatnya jauh melampaui kekuatan

    sembilan partai besar.

    Ketua mereka Tiat eng sin siu (kakek sakti elang baja) Oh Bu hong adalah seorang tokohpersilatan yang berilmu tinggi, dia merupakan seorang manusia berbakat yang muncul

    belum lama berselang, namun kemampuannya memimpin para anak buahnya sangathebat, orang ini merupakan seorang tokoh persilatan yang paling susah dihadapi dalam

    golongan hitam maupun putih.

    Si Tiong-pek adalah murid kesayangan Oh Bun-hong, dengan kedudukannya sebagai

    komandan pasukan Elang Baja, bukan saja namanya termashur sampai dimana-mana,

    pengaruhnya juga menyebar luas baik diutara maupun diselatan sungai besar.

    Dalam pada itu Si Tiong-pek sudah tersenyum seraya berkata, Kalau memang begitu,mari kita saksikan saja! katanya sambil berjalan.

    Hmm! Han Nio-nio mendengus, barangsiapa sudah naik keperahu ini, maka diaharus menyambut sepuluh buah seranganku lebih dulu sebelum bisa tinggalkan tempat ini

    dengan selamat, Si Tiong-pek! Bersiap sedialah menerima seranganku ini!

    Tiba-tiba ia menerobos maju kedepan sambil menyerang, jari tangannya menotok jalandarah juga sikutnya menyodok ulu hati, dua serangan yang berbeda namun memiliki

    kekuatan yang hampir sama.

    Si Tiong-pek tertawa dingin lalu berseru, Han Nio-nio, kalau engkau mendesak terusmenerus diriku, janganlah dianggap aku Si Tiong-pek jeri kepadamu!

    Berbicara sampai disitu, tubuhnya lantas miring kesamping menghindarkan diri dariterjangan sikut Han Nio-nio, lalu bukannya mundur dia malah mendesak maju kedepan,

    tangan kanannya dengan jurus Kim-cian toam-bwe (memotong sakura dengan guntingemas) langsung menyodok ketubuh Han Nio-nio pula.

    Tapi pada saat itulah tendangan kaki kanan dari perempuan itu sudah mengancam lutut

    kanan Si Tiong-pek

    Agaknya Si Tiong-pek tidak menyangka kalau ilmu silatnya itu begitu lihay, dengan

    terkesiap dia mundur dua langkah untuk menghindarkan diri dari serangan dua buahpukulan dan sebuah tendangan kilat itu.

    Mendadak hembusan angin tajam menyambar lewat, tahu-tahu kelima jari tangan Han

    Nio-nio bagaikan kuku garuda sudah menyambar tiga inci diatas wajah Si Tiong-pek.

    Kali ini Si Tiong-pek benar-benar merasa terkesiap, bahunya langsung dibuangkesamping seraya melompat mundur, tapi gerakan itu toh masih terlambat satu langkah

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    26/736

    Sreeeet! baju putih dibahu kiri Si Tiong-pek segera tersambar oleh jari-jari tangan

    Han Nio-nio yang lentik hingga robek besar sekali

    Kejut dan gusar Si Tiong-pek menghadapi kenyataan tersebut, sepanjang masaberkelananya dalam dunia persilatan belum pernah ia dipecundangi orang seperti kali ini,

    sambil membentak keras, sepasang telapak tangannya segera diayun kedepan melepaskanpukulan-pukulannya yang amat dahsyat

    Sedikit miring kesamping, tubuh Han Nio-nio sudah berada empat depa disisigelanggang, mendadak ia menerobos maju lagi ke depan.

    Bayangan manusia melintas lewat, tiba-tiba Gak Lam-kun menerobos masuk kedalam

    arena dan menghadang dihadapan Han Nio-nio seraya berseru, Saudara Si, sisanya enam

    jurus biar aku orang she Gak saja yang menyambutnya!

    Ketika menyaksikan Gak Lam-kun terjun kearena, tiba-tiba Han Nio-nio menghentikan

    gerakan tubuhnya lalu tertawa merdu.

    Bagus sekali, bagus sekali, boleh saja kalau engkau hendak mewakilinya untuk

    menerima sisa enam jurus itu

    Sebenarnya Si-Tiong-pek tidak pandang sebelah matapun atas diri Gak Lam-kun, tapisetelah menyaksikan gerakan tubuhnya sekarang, dia baru terperanjat.

    Masa seorang pemuda yang tak ternama semacam dia, sebetulnya adalah seorang jago

    lihay? demikian dia berpikir.

    Sementara itu Gak Lam-kun sudah berkata dengan dingin, Tadi aku sudah kebagianmenyerang tiga setengah jurus, maka sekarang adalah giliranku untuk menerima keenamjurus seranganmu tanpa menggeserkan sepasang kakiku

    Ketika Han-Nio-nio berangkat ketelaga Tong-ting ou, majikannya telah berpesan: Gak

    Lam-kun merupakan seorang tokoh persilatan yang amat lihay!

    Waktu itu dia masih tidak percaya, tapi setelah terjadi bentrokan fisik barusan, dia barumengakui bahwa si pemuda pada hakekatnya adalah seorang musuh tangguh yang belum

    pernah dijumpainya.

    Misalnya, ucapan semacam itu diucapkan orang lain kepadanya, Han-Nio-nio pasti tidakakan membiarkan dirinya dihina begitu saja, tapi keadaannya sekarang justru berbeda, diasudah menderita kalah ditangan Gak Lam-kun, meskipun dalam pertarungannya itu dia

    cuma bertahan tanpa menyerang, namun pada hakekatnya tiga setengah jurus serangan

    yang dilancarkan Gak Lam-kun itu betul-betul luar biasa bebatnya.

    Kendati begitu, ia tersenyum juga melihat kepongahan orang. Hendak menerima enamjurus serangannya tanpa menggeserkan sepasang kakinya?

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    27/736

    Kecuali orang goblok, rasanya tak mungkin dia berani mengucapkan kata-kata sesumbar

    seperti itu.

    Sekulum senyuman lantas menghiasi wajah Han Nio-nio, ia berkata dengan hambar,Cukuplah sudah asal kau mampu menerima enam jurus seranganku itu, mau

    menggeserkan kaki atau tidak, aku tak ambil perduli. Nah, sambutlah seranganku ini!

    Dengan kelima jari tangan yang direntangkan, secepat kilat tangan kirinya menyambar

    kedepan Gak Lam-kun sama sekali tidak bergeser dengan jari tengah dan jari telunjuknyadia balas menotok urat nadi dari Han Nio-nio.

    Cepat-cepat perempuan berbaju hijau itu merentangkan pukulannya jadi totokan, dan dia

    ganti menotok urat nadi penting diatas pergelangan tangan kanan Gak Lam-kun.

    Serangan itu bukan saja dilancarkan dengan kecepatan luar biasa perubahan yang

    dilakukan juga sangat mendadak

    Gak Lam-kun terperanjat, dalam keadaan demikian terpaksa telapak tangan kanannya

    membalik kebawah kemudian memapas pergelangan tangan Han Nio-nio.

    Serangan ini berhasil juga memaksa Han Nio-nio harus menarik pergelangan tangan

    kirinya untuk menghindari bacokan anak muda itu, tiba-tiba ia melompat kesamping,telapak tangan kanannya secepat kilat menerjang jalan darah penting dibahu lawan.

    Demikianlah, suatu pertarungan sengit segera berkobar, kedua belah pihak sama-sama

    menggunakan serangan yang tercepat dan terlihay untuk berusaha menundukkan pihak

    lawan, dalam waktu singkat lima gerakan sudah lewat.

    Meskipun hanya lima jurus tapi kecepatan berubah jurus yang berlangsung sukar diikutidengan pandangan mata, semua jurus serangan yang dipakai, otomatis merupakan pula

    serangan yang paling tangguh.

    Tiba-tiba Han Nio-nio melepaskan sebuah tendangan kilat, gaun yang robekpun lantasmenyingkap hingga tampak pahanya yang putih dan mendatangkan gairah birahi.

    Tendangan tersebut boleh dibilang dilancarkan dengan suatu gerakan yang sangat aneh,

    sekalipun ilmu silat Gak Lam-kun lebih lihaypun jangan harap dia bisa hindari serangan

    itu tanpa menggeserkan kakinya.

    Gak Lam-kun yang lihay memang tak malu disebut jagoan kosen, ketika ujung kakinyaHan Nio-nio hampir menyentuh tubuhnya, tiba-tiba Gak Lam-kun menjatuhkan tubuh

    bagian atas ke belakang sementara telapak tangannya disilangkan di depan dada untuk

    menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan.

    MEMANG aneh dan lihay gerakan tersebut malahan sama sekali diluar dugaan siapapun.Si Tiong-pek yang menonton jalannya pertarungan itu dari tepi gelanggang segera

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    28/736

    berseru tertahan, jelas dia sudah dibikin terkesiap oleh gerakan Gak Lam-kun yang aneh

    dan diluar dugaan itu.

    Setelah Gak Lam-kun mengeluarkan gerakan aneh untuk menghindari tendangan lawan,Han Nio-nio tak sanggup melancarkan tendangan yang kedua kalinya, dalam posisi

    begini terpaksa ia tarik kembali kakinya sambil mundur ke belakang.

    Enam jurus pertarungan jarak dekat yang baru saja berlangsung ini memang keliarannya

    tidak seberapa hebat, tapi dalam pandangan mata seorang ahli pertarungan tersebut justrumerupakan sengit yang menentukan mati hidup seseorang..

    Tiba-tiba Han Nio hio menghela napas panjang katanya, Gak siauhiap, ilmu silatmu

    memang sangat lihay Pun Kiong merasa benar-benar takluk dengan hati yang rela, Nah,

    kalian boleh segera berlalu.

    Pada waktu itulah, Si Tiong-pek ikut tertawa tergelak. Haaah haaah..

    haaah sudah lama Han Nio-nio malang melintang dalam dunia persilatan nama besarjuga sudah tersohor sampai di mana-mana, Sungguh beruntung pada malam ini aku orang

    she Si berkesempatan menyaksikan kelihayanmu

    Han Nio-nio melotot sekejap ke arah Si Tiong-pek dengan mata lebar, kemudianmendengus.

    Hmmm..! Seandainya aku tidak memandang diatas wajahnya pada malam ini, jangan

    harap kau Si Tiong-pek bisa tinggalkan perahu ini dalam ke adaan selamat!

    Berkerut sepasang alis mata Si Tiong-pek sesudah mendengar perkataan itu, hawa

    amarah tertera ternyata diwajahnya, tapi secara tiba-tiba kemarahan itu ditahan kembalikemudian tertawa tergelak. Haaahhh. aaahhh.. aaahhh.. bagus, bagus,

    bila lain waktu ada kesempatan aku orang she-Si pasti akan berkunjung lagi kesini untukmerasakan kelihayanmu

    Selesai berkata dia lantas menjura kepada Gak Lam-kun seraya berkata. Saudara Gak

    jika engkau tak ada urusan, apa salahnya kalau duduk sebentar diperahu kami?

    Atas kebaikan saudara Si rasanya tidak pantas kalau kutolak tawaranmu itu, baiklah

    lebih baik aku turut perintah saja

    Selesai berkata pelan-pelan dia berjalan menuju ke tepi perahu.

    Gak singkong, harap tunggu sebentar! Tiba-tiba teguran lembut berkumandang lagi

    dari belakang.

    Gak Lam-kun segera berpaling, dilihatnya Han Nio-nio dengan rambutnya yang panjang

    terurai sebahu sedang berdiri dibelakangnya dengan agung wajahnya tampak begitucantik dan sikapnya begitu agung membuat orang merasa kagum dibuatnya.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    29/736

    Ada urusan apa Nio-nio memangil aku? tegur Gak Lam-kun kemudian dengan suara

    hambar.

    Pun-kiong benar-benar ada urusan penting yang hendak dibicarakan denganmu,bagaimana kalau kita masuk keruang belakang dulu untuk membicarakan persoalan ini?

    Aku rasa kalau ada persoalan katakan saja di sini, toh disini atau disana juga sama saja

    Dari belakang terdengar suara Si Tiong-pek berseru sambil tertawa ringan, Saudara Gak,

    siaute berjalan setindak dulu kutunggu kedatanganmu dalam perahu!

    Si toako tunggu sebentar suara teriakan Ji Kiu-liong berkumandang pula, siaute ikutengkau lebih dulu!

    Habis berkata Ji Kiu liong melompat turun pu la keperahu kecil, dan kedua orang itupun

    mendayung sampannya menuju ke sebuah perahu besar yang membuang sauh beberapa

    puluh kaki jauhnya.

    Sepeninggal kedua orang itu, Han Nio-nio baru berkata lagi sambil tertawa, Kalau tohengkau tak mau masuk ke dalam ruangan, baiklah kita bercakap cakap di luar sana,

    silahkan Gak siangkong

    Dengan tubuhnya yang tinggi semampai perempu an itu menuju ke belakang perahu lebih

    dulu kepada seorang pelaut dia ulapkan tangannya memerintahkan orang itumengundurkan diri.

    Setelah suasana disekitar sana jadi hening, Han Nio-nio baru membereskan rambutnya

    yang awut-awutan lalu sambil tersenyum ia berbatuk. Kehebatan ilmu silatmu,keketusan watakmu di tambah pula kebesaran nyalimu, sungguh merupakan suatuperpaduan yang baru pertama kali ini, aku Han Hu-hoa jumpai!

    Kelihayan ilmu silat yang dimiliki Han Nio-nio juga baru kali ini kujumpai dalam dunia

    persilatan sahut anak muda itu ketus.

    Segulung angin berhembus lewat menyingkapkan gaun bajunya yang robek, hinggapahanya yang putih mulus kembali terlihat jelas.

    Cepat tangannya menyambar gaun yang berobek itu dan menutupi pahanya yang

    kelihatan, pelan-pelan ia pejamkan matanya lalu berkata dengan sedih, Selama malangmelintang dalam dunia persilatan hampir tiga puluh tahunan, aku cuma pernah taklukkepada dua orang

    Dua orang tokoh silat macam apakah yang bisa peroleh kehormatan dari Nio-nio?

    tanya Gak Lam-kun dengan perasaan ingin tahu.

    Ha Hu-Hoa tertawa. Yang satu adalah engkau dan yang lain adalah majikanku!

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    30/736

    Mula-mula Gak lam-kun agak tertegun, tiba-tiba selapis kemurungan melintas diatas

    wajahnya.

    Ha-Hu-hoa tertawa kembali ujarnya. Kalau kulihat dari kemurungan keputusan yangmenyelimuti wajahmu tampaknya engkau punya kenangan masa lalu yang cukup

    menyedihkan hati, tapi kau musti tahu bahwa diantara sepuluh bagian di dunia ini adadelapan sampai sembilan bagian yang tak bisa diselesaikan dengan lancar. Sebagai anak

    muda kenapa pikiranmu tak bisa terbuka. Terus terang kukatakan kepadamu belasantahun berselang kedaan kupun semua seperti dirimu sekarang, aaii..!

    Tiba-tiba ia menghela napas sedih, titik air mata mendadak mengembang dibalik kelopak

    matanya.

    Terima kasih atas petunjukmu kata Gak Lam-kun cepat, Bila Nio-nio masih adaurusan cepatlah utarakan keluar

    Titik air mata mengembang dalam kelopak ma ta Hau Hu-hoa, dan akhirnya melelehkeluar membasahi pipinya.

    Sebenarnya aku ingin mengundang dirimu masuk ke perguruan panah bercinta kami,

    agar bisa menanggulangi masalah besar bersama sama majikan kami, tapi sekarang akurasa kau pasti menolak tawaranku itu ujarnya dengan sedih.

    Gak Lam-kun tertawa ewa. Terima kasih atas kebaikanmu, jika sudah habis

    perkataanmu, aku orang she-Gak segera akan mohon diri

    Setelah merangkap tangannya memberi hormat, dia putar badan dan berlalu dari sana.

    Gak siangkong, tunggu sebentar! teriak Han Hu-hoa lagi.

    Gak Lam-kun berhenti seraya berpaling, kemudian tegurnya, Masih ada perkataan apa

    lagi yang hendak kau Ucapkan?

    Pelan pelan Han Hu-hoa maju ke depan lalu menyahut, Apakah engkau sedikit

    memandang hina diriku karena aku menjadi budak orang lain?

    Aku tidak tahu!

    Kembali Han Nio-nio menghela napas sedih Setelah berpisah pada malam ini, entahdikemudian hari masih ada kesempatan untuk berjumpa lagi atau tidak, sekalipun kita

    hanya bertemu tanpa sengaja, aku Han Hu hoa mengucapkan semoga kau menjaga diribaik baik. Oya, masih ada satu urusan hendak kuperingatkan kepadamu, Si Tiong-

    pek dari perkumpulan Tiat-eng-pang adalah seorang manusia licik dengan akal busuk

    yang berbahaya. kau musti berjaga-jaga atas manusia sema-cam itu

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    31/736

    Gak Lam-kun bukan manusia sembarangan sudah tentu diapun merasakan betapa

    liciknya manusia yang bernama Si Tiong-pek itu, terutama melihat bagaimana caranya

    menghindari kobaran hawa amarah akibat sindiran dari Han Hu-hoa tadi.

    Perlu diterangkan disini, Si Tiong-pek bisa memimpin pasukan elang baja, tentu saja ilmu

    silat yang dimilikinya bukan termasuk golongan yang lemah, tindakannya tak maubertarung melawan Han Nio-nio tadi memang merupakan suatu tindakan yang cerdik,

    sebab ia telah mengesampingkan kekuatan yang sebenarnya untuk digunakan merebutlencana pembunuh naga dibukit Kun-san. Ia tak mau lantaran dua harimau yang berkelahi

    mengakibatkan dua belah pihak terluka hingga memberikan peluang yang baik bagi

    orang lain untuk mendapatkan keuntungan.

    Gak Lam-kun sebagai orang yang berhak menerima Lencana Pembunuh Naga, sudahtentu mempunyai ilmu silat yang tinggi serta kecerdasan yang seimbang dengan

    kecerdikan gurunya Tok liong Cuncu dimasa lalu dengan kecerdasannya itu, masa ia tak

    dapat menebak jalan pikiran orang lain?

    Aku sudah tahu! seru Gak Lam-kun kemudian sambil tersenyum.

    Dia menjura lantas berlalu pergi, tapi baru beberapa langkah, Han Hu-hoa sudah berseru

    lagi dengan manja, Gak sianngkong, bagaimana kalau kuperintahkan anak buahku untuk

    menyiapkan perahu bagimu?

    Tak usah repot repot!

    Tiba-tiba dari belasan kaki sebelah depan sana berkumandang suara dari Si Tiong-pek,

    Gak heng, siaute telah siapkan perahu untuk menyambut kedatanganmu..!

    Menyusul teriakan itu, perahu besar tersebut pelan-pelan bergerak maju kedepan dan

    sekejap kemudian sudah berada empat kaki dari perahu Han Nio-nio.

    Gak siang kong, baik baiklah jaga diri! kata Han Hu-hoa kemudian sambil tertawasedih.

    Gak Lam-kun segera merangkap tangannya memberi hormat, kemudian sekali loncat dia

    sudah be rada diatas perahu elang raksasa yang berada dua kaki jauhnya itu.

    Begitu anak muda tersebut sudah melayanag pergi, Han Hu hoa segera memerintahkan

    anak buah nya untuk menaikkan layar, kemudian dalam sepeminuman teh perahu itusudah lenyap dari pandangan mata.

    Perahu tiang raksasa dari Si Tiong-pek terang ben derang bagaikan ditengah hari, sambil

    tersenyum simpul pemuda itu menyambut kedatangan Gak Lam-kun ditengah geladak.

    Ji Kiu-liong juga mengikuti dibelakangnya, sedang dibelakang sipemuda berbaris delapanbelas orang laki-laki bertubuh kekar, beralis mata tebal dan berbaju biru dengan sebilah

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    32/736

    pedang bergagang burung rajawali yang sedang merentangkan sayapnya tersoren di

    punggung.

    Menyaksikan kedelapan belas orang manusia ber baju biru itu, Gak Lam-kun segeraberpikir. Aku pikir kedelapan belas orang itu pastilah delapan belas elang baja yang

    dipimpin Si Tiong-pek dalam pasukan elang bajanya, aku lihat mereka rata-rata gagahperkasa dengan sorot mata yang tajam, jelas ilmu silat yang dimilikinya amat tinggi, tak

    heran kalau pasukan elang baja bisa populer dan disegani orang dalam dunia persilatan

    Ketika dia masih termenung, Si Tiong-pek sudah berseru sambil tertawa nyaring,

    Haaahh.haaahhaaahh.. Saudara Gak sedia menumpang diperahu kami

    kejadian tersebut merupakan suatu kebanggaan bagi kami semua, sambutlah

    penghormatan diri delapan belas elang baja anak buah kami!

    Cepat-cepat Gak Lam-kun menjura, Kemampuan dan keehebatan apakah yang dimiliki

    aku orang she Gak, tak berani aku menerima sambutan dari delapan belas elang baja yang

    ramanya tersohor di dunia

    Sementara itu dari dalam ruang perahu berjalan seorang kakek cebol yang berbaju hitamdengan jenggot putih, badannya kurus seperti lidi dan senjatanya adalah sebuah tongkat

    berkepala ular hitam.

    Dengan senyum tak senyum ia lantas berseru, Si lote, jago muda dari manakah yang

    telah datang sehingga memerlukan sambutan semeriah ini.

    Suara teriaknya itu menyeramkan, ditambah pula badannya yang kurus kecil melambung

    seperti setan gentayangan, membuat siapapun yang melihatnya merasa kurang begitu

    senang.

    Sedingin salju panas muka Gak Lam-kun bahkan melirik sekejappun ke arahnya tidak,dia malahan menengadah sambil memandang bintang bintang yang bertaburan di

    angkasa.

    Menyaksikan kecongkakan orang, kakek cebol itu semakin naik pitam, ia tertawa dingin

    tiada hentinya dengan suara yang menggidikkan hati.

    Si Tiong-pek yang menyaksikan kejadian itu alis matanya kontan berkenyit, tapi cepat iatertawa nyaring. Ou thamcu, saudara ini adalah Gak Lam-kun sauhiap, dialah yang

    barusan mengalahkan Han Nio-nio dari perguruan panah bercinta!

    Kakek cebol yang kurus kering itu tertawa dingin tiada hentinya dengan suara yang

    mengerikan, Heehh.. heeeeh. Heeeh.. ombak di belakang sungai Tiangkangmendorong ombak yang di depannya, kembali dalam dunia persilatan telah muncul

    seorang toa-enghiong yang gagah perkasa

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    33/736

    Sengaja perkataan yang terakhir itu diucapkan dengan nada memanjang, sudah tentu

    nadanya adalah nada mencemooh.

    Diatas wajah Gak Lam-kun yang dingin tiba-tiba tersungging sekulum senyuman iabertanya, Saudara Si konon anggota elang bajamu itu terdiri dari manusia-manusia

    gagah yang kosen dan berilmu tinggi, tolong tanya apakah dia juga seorang anakbuahmu?

    Kakek cebol berambut putih itu merupakan seorang jagoan yang angkuh dan tinggi hati,sudah tentu dia tak tahan mendengar sindiran dari Gak Lam-kun, maka sebelum Si

    Tiong-pek menjawab dia sudah membentak lebih dulu dengan nyaring, Bagus sekali!

    Kau si bocah kunyuk memang pingin mampus!

    Begitu selesai berkata, tongkat kepala ularnya langsung menyokot kemuka dengan jurushui-pau-bong-cwen (air terjun merupakan sumber mata air)

    Ji Kiu-liong yang berdiri disamping Gak Lam-kun bertindak cepat, sebelum saudaranyabertindak tiba-tiba dia cabut keluar pedangnya, kemudian pergelangan tangannya

    digetarkan menciptakan dua kuntum bunga pedang yang langsung manabas tubuh lawan.

    Kakek cebol, rupanya kau gemar bertarung? Hayo hadapilah seranganku ini!hardiknya.

    Kakek cebol berambut putih itu tertawa dingin tubuhnya mengigos kesamping kemudian

    menerobos maju kemuka secara tiba-tiba, jari tengah dan jari telunjuknya di kakukanbagaikan tombak, kemudian disodoknya jalan darah Hian-ki-hiat di tubuh Ji Kiu-liong

    dengan keras.

    Ji Kiu-long tak berani gegabah, cepat dia mundur setengah langkah, kemudian pedangnya

    dengan menciptakan selapis cahaya yang menyilaukan mata balas menusuk ke depan.

    0000000000

    KAKEK berambut putih itu kembali menyelinap ke samping melepaskan diri dari

    ancaman tersebut, tiba-tiba ia membentak, Lepas tangan!

    Toya kepala ularnya menyodok pergelangan tangan kanan Ji Kiu- liong yang memegang

    pedang, dan .

    Criiing! Diiringi dengusan tertahan bocah laki-laki itu, pedangnya benar-benar terjatuhdari genggaman.

    Kau juga lepas tangan! tiba-tiba bentakan lain berkumandang memecahkan kesunyian.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    34/736

    Bagaikan sambaran sukma gentayangan, tahu tahu Gak Lam-kun sudah menyusup

    datang, tangan kirinya membabat pergelangan tangan kanan si kakek cebol, sedang

    tangan kanannya melancarkan sebuah totokan aneh.

    Sambil berkerut kening cepat-cepat kakek cebol itu mundur dua langkah, begitu

    terhindar dari kebasan tangan kiri dan sodokan jari lawan, dengan membawa deruanangin pukulan yang tak kalah cepatnya dia lepaskan pula sebuah serangan balasan.

    Sungguh dahsyat tenaga serangannya itu. Ibaratnya bendungan yang jebol dilanda airbah, bisa dilayangkan berapa besar tenaga dorongan yang dihasilkan oleh pukulan itu?

    Ketika dua gulung angin pukulan saling bertemu jadi satu, tidak terjadi benturan apapun,

    bahu si kakek cebol itu cepat bergoyang untuk membuang daya tekanan yang menekan

    dirinya, namun toh badannya terdorong mundur juga dua langkah.

    Sebaliknya Gak Lam-kun juga tidak berhasil meraih keuntungan apa apa, sambil

    mendengus, tubuhnya terdorong mundur setengah langkah.

    Setelah terjadi bentrokan kekerasan, kedua belah pihak sama sama mengagumi kehebatan

    tenaga dalam yang dimiliki musuhnya, merekapun tahu bahwa musuh yang sedang

    dihadapi adalah musuh yang paling tangguh, untuk sesaat kedua belah pihak tak ada yangberani melancarkan bentrokan untuk kedua kalinya.

    Saat itulah Si Tiong-pek menyela sambil tertawa tergelak, Haaahhh.. haaahhh..

    haaahhh.. kagum, kagum! Ternyata tenaga dalam yang dimiliki kalian berdua memangseimbang! Itulah yang dinamakan kalau tidak saling bertarung tidak akan saling

    mengenal, kebanyakan orang persilatan baru akan kenal jika sudah terjadi pertarungan.

    Saudara Gak, untuk kejadian tersebut harap engkau jangan marah. Saudara ini jugamerupakan seorang jagoan yang ternama dalam dunia persilatan, orang menyebutnyasebagai Tang-hay coa-siu (kakek ular dari lautan timur) Ou Yong-hu, kini jabatannya

    adalah Thamcu ruang elang sakti dari perkumpulan kami. mari mari.. mari ..

    kita semua bersama sama minum seteguk arak dalam ruangan

    Ketika mendengar disinggungnya nama Tang-hay-coa-siu Ou Yong-hu paras mukaGak Lam-kun agak berubah, dendam sakit hati karena kematian gurunya Tok-liong

    Cuncu segera berkobar kembali dalam rongga dadanya, tanpa sadar ia bergumam,

    Diantara tujuh belas orang musuh besarku, ada sepuluh orang yang sudah tewasditanganku, sisanya yang tujuh orang sukar dilacaki jejaknya, sungguh tak disangka

    sekarang aku berhasil temukan seorang Ou Yong-hu lagi jadi, selama ini dia bersembunyidalam perkumpulan elang baja pantas jejaknya sukar ditemukan Ou Yong-huwahai Ou Yong-hu.. saat kematianmu sudah tiba

    Berpikir sampai disitu, tiba-tiba dalam benaknya terlintas kembali pesan Tok-liong

    Cuncu sebelum tiba ajalnya, .diantara tujuh belas orang musuh besarku rata-rata

    mereka merupakan gembong iblis yang berilmu silat amat tinggi terutama sekali Si kakekular dari lautan timur Ou Yong-hu mereka merupakan jago-jago yang berilmu paling

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    35/736

    tinggi, bahkan kungfu mereka yang satu lebih hebat dari yang lain Dalam catatan musuh

    besarku sudah kucatat masing-masing keistimewaan ilmu silat yang mereka miliki, bila

    kau jumpai salah seorang diantara ke tujuh orang itu, maka sebelum membalas dendamlebih baik periksalah dulu catatan musuh besarku!

    Teringat sampai disitu, hawa amarah dan rasa dendam yang semula berkobar di ronggadada Gak Lam-kun, tiba-tiba berhasil dikendalikan kembali, lagi pula dia tahu bahwa

    dialah yang mencatut nama gurunya untuk menuntut balas bila rahasianya terbongkar,niscaya orang persilatanpun akan mengetahui pula rahasia dibalik kemunculan Tok liong

    Cuncu dalam dunia persilatan.

    Begitu selesai mempertimbangkan untung ruginya, dengan cepat paras muka Gak Lam-

    kun pulih kembali seperti sedia kala.

    Baik Si Tiong-pek maupun Ou Yong-hu sama-sama merasakan pula perubahan wajah

    Gak Lam-kun, cuma mereka mengira anak muda itu sedang terperanjat setelah

    mengetahui nama besar dari Tang-hay-coa-siu, maka sekulum senyuman tanpa terasatersungging diujung bibir Ou Yong-hu.

    Sungguh hebat ilmu silatmu demikian ujarnya kemudian, aku Ou Yong-hu merasa

    amat kagum!

    Gak Lam-kun tersenyum. Aaah.. cuma ilmu silat kucing kaki tiga, malu untuk

    dibicarakan! cepat Gak Lam-kun menyanggah.

    Heeeehhh.. heeeehhh.. heeeehh.. mana, mana.. Tang hay-coa-siu Ou

    Yong-hu tertawa seram, Aku Ou Yong-hu sudah memastikan diri untuk bersahabat

    lote!

    Hmmm.! Ou Yong-hu, engkau telah perkenalan dengan setan pencabut nyawadari mereka! menyumpah Gak Lam-kun dalam hati kecilnya.

    Betul senangnya Si Tiong-pek setelah menyaksikan suasana yang semula serba kaku kini

    berubah jadi tenang kembali, ia lantas berseru dengan lantang, Saudara Gak betul-betul

    seorang jagoan lihay yang sukar ditemui di dunia ini, sungguh beruntung aku bisaberkenalan dengan dirimu. Mari-mari kita masuk ke dalam ruangan dan minuman arak

    sambil bercakap-cakap!

    Berbicara sampai disitu, Si Tiong-pek melangkah masuk ke dalam ruangan lebih dahuludiiring salam hormat dari ke delapan belas elang baja yang berjajar di sekeliling sana.

    Perlu diterangkan disini bahwasanya ke delapan belas elang baja itu adalah jago jagoberilmu tinggi, hal ini rasanya tak perlu diterangkan lagi selain itu mereka juga berwatak

    tinggi hati. Dihari-hari biasa mereka tak pernah pandang sebelah matapun terhadap

    kawanan jago silat yang ditemuinya.

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    36/736

    Tapi keampuhan angin pukulan yang didemontrasikan Gak Lam-kun tadi telah

    menimbulkan rasa hormat dihati kecil mereka, maka tanpa sadar timbul pula rasa

    kagumnya dihati mereka semua untuk menghormati jagoan muda itu.

    Gak Lam-kun segera merangkap tangannya balas memberi hormat. Terima kasih banyak

    atas perhatian saudara sekalian! ujarnya.

    Ruang dalam perahu itu luas sekali, kemewahan dan kemegahannya tidak kalah dengan

    perahu milik Han Nio-nio. Si Tiong-pek, Ou Yong-hu, Gak Lam-kun dan Ji Kiu-hongserentak masuk ke dalam ruangan.

    Mereka duduk disebuah ruangan mungil yang dia tur dengan arsitek tinggi, empat dilapisi

    kain hor den berwarna biru langit, sebuah meja yang indah teratur ditepi jendela dan

    aneka masakan yang lezat telah dihidangkan di depan meja.

    Silahkan saudara Gak! ujar Si Tiong-pek.

    Maka diiringi pembicaraan yang amat santai, keempat orang itu duduk berbicara sambil

    menikmati hidangan.

    Ji Kiu-liong tak pandai minum arak, setelah mereguk beberapa cawan, ia lantas berhenti,

    sebaliknya Gak Lam-kun, Si Tiong-pek maupun Ou Yong-hu mempunyai takaran minumyang luar biasa. Dalam waktu singkat puluhan cawan sudah di teguk ke dalam perut.

    Si Tiong-pek adalah seorang jago kawakan yang sudah berpengalaman, ia berkenalan

    dengan Gak Lam-kun memang disertai dengan suatu rencana besar yakni menariknya

    masuk kedalam perkampungannya, tapi sampai perjamuan di langsungkan, niat tersebut

    sama sekali tak disinggung, bahkan pembicaraan yang berlangsungpun hanyapembicaraan yang santai-santai.

    Akhirnya Gak Lam-kun tak kuasa menahan diri, mendadak dia alihkan pembicaraan ke

    pokok persoalan yang sebenarnya tanyanya, Saudara Si, konon aku dengar Tok-liongCuncu yang namanya pernah menggetarkan dunia persilatan dimasa lalu telah

    memunculkan diri kembali, malah katanya pertengahan bulan delapan ini akan datang ke

    bukit Kun-san untuk menerima lencana pembunuh naga, benarkah ada kejadian sepertiitu..?

    Berbicara sampai disitu, dengan ujung matanya Gak Lam-kun melirik sekejap ke arah

    Tang-hay-coa-siu. Betul juga paras muka kakek cebol itu segera diliputi olehkemurungan dan kekesalan yang sangat tebal.

    Si Tiong-pek segera menghela napas panjang seraya menjawab, Kemunculan Tok-liongCuncu dalam dunia persilatan sudah mulai tersiar sejak tiga tahun berselang, mengenai

    kehadiran Tok-liong Cuncu di bukit Kun-san untuk menerima lencana pembunuh naga

    pada pertengahan bulan delapan nanti, hal ini merupakan suatu janji Tok-liong cumadengar Soat san thian li yang telah berlangsung dua puluh tahun berselang, tapi sejak

  • 8/6/2019 Lencana_Pembunuh_Naga_-_Tamat

    37/736

    Tok-liong Cuncu tewas dibelakang tebing Yan-po-gan dibukit Hoa-san peristiwa itu juga

    sudah dilupakan oleh orang-orang persilatan, tapi anehnya dua puluh tahun kemudian

    tiba-tiba si Datuk naga beracun itu muncul kembali dalam dunia persilatan, inimengakibatkan kawanan jago dari pelbagai perguruan telah berkumpul semua di wilayah

    Siang-pek. Aku dengar tidak sedikit jumlah manusia yang berkumpul disini. Yaa

    beberapa hari kemudian suatu perebutan mustika tak bisa dihi