lembaran daerah kabupaten banjarnegara tahun...
TRANSCRIPT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 4 SERI D
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANJARNEGARA,
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 42 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa guna kelancaran pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa perlu diatur mengenai Badan Permusyawaratan Desa;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Badan Permusyawaratan Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 (Berita Negara RI Tahun 1950 Nomor 59);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4587);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007 Nomor 1 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 82).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA
dan
BUPATI BANJARNEGARA
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Banjarnegara.
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan RI dan berada di Kabupaten Banjarnegara.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan RI.
7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa di Kabupaten Banjarnegara.
8. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
(1) BPD merupakan lembaga permusyawaratan di desa yang dibentuk sebagai wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah dan/atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari Ketua Rukun Warga, Ketua Rukun Tetangga, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
(4) Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
Pasal 3
(1) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.
(2) Jumlah anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan jumlah penduduk Desa yang bersangkutan, dengan ketentuan :
a. Jumlah penduduk sampai dengan 400 jiwa, 5 orang anggota;
b. Jumlah penduduk 401 jiwa sampai dengan 1.000 jiwa, 7 orang anggota;
c. Jumlah penduduk 1.001 sampai dengan 2.000 jiwa, 9 orang anggota;
d. Jumlah penduduk 2.001 jiwa keatas, 11 orang anggota.
Pasal 4
(1) Yang dapat diangkat menjadi Anggota BPD adalah Penduduk Desa setempat Warga Negara RI dengan syarat-syarat :
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat;
d. sehat jasmani dan rohani;
e. berkelakuan baik;
f. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat;
g. bersedia dicalonkan menjadi Anggota BPD.
(2) Apabila tidak terdapat Bakal Calon yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.
BAB III
TATA CARA PENGANGKATAN
Pasal 5
(1) Anggota BPD diangkat dari calon-calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini.
(2) Pengangkatan anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui musyawarah desa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
(3) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihadiri oleh Ketua Rukun Warga, Ketua Rukun Tetangga, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya.
Pasal 6
(1) Calon Anggota BPD dipilih oleh peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2).
(2) Calon anggota BPD dipilih sebanyak 2 (dua) kali dari jumlah anggota BPD yang dibutuhkan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, satu sampai dengan sejumlah yang dibutuhkan sebagaimana ketentuan pada Pasal 3 Peraturan Daerah ini adalah sebagai calon anggota BPD definitif dan selebihnya adalah sebagai cadangan calon anggota BPD.
Pasal 7
(1) Hasil pemilihan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Peraturan Daerah ini dituangkan dalam laporan dan Berita Acara pemilihan yang selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pemilihan dilaksanakan sudah disampaikan kepada Bupati.
(2) Pengangkatan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan dengan Keputusan Bupati
Pasal 8
(1) Sebelum memangku jabatannya, anggota BPD mengucapkan sumpah atau janji dan dilantik oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk.
(2) Pada waktu pengucapan sumpah/janji lazimnya dipakai kata-kata tertentu sesuai dengan agama masing-masing, misalnya untuk penganut Agama Islam didahului dengan kata “Demi Allah” dan untuk penganut Agama Kristen/Katolik diakhiri dengan kata-kata “Semoga Tuhan Menolong Saya”, untuk Agama Budha diawali dengan ucapan “Demi Sang Hyang Adi Buddha”, dan untuk Agama Hindu diawali dengan ucapan “Om Atah Paramawisesa”.
(3) Susunan kata-kata sumpah atau janji anggota BPD adalah sebagai berikut :
“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara, dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah, dan Negara Kesatuan RI”.
Pasal 9
Mengenai tata cara pengangkatan anggota BPD diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.
BAB IV
MASA JABATAN
Pasal 10
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya
BAB V
KEPENGURUSAN
Pasal 11
(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua, dan 1 (satu) orang Sekretaris.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus.
Pasal 12
(1) Dalam pelaksanaan tugasnya Pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD.
(2) Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin seorang Sekretaris dan dibantu oleh Staf yang diangkat oleh Kepala Desa atas persetujuan Pimpinan BPD sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan desa.
(3) Bagan susunan organisasi BPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VI
TATA CARA RAPAT
Pasal 13
(1) Rapat BPD dilakukan sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun.
(2) Rapat BPD dipimpin oleh Pimpinan BPD.
(3) Rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD, dan keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD yang hadir.
(4) Tata cara rapat BPD ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD.
BAB VII
KEWAJIBAN, HAK DAN LARANGAN
Paragraf 1
Kewajiban
Pasal 14
Anggota BPD mempunyai kewajiban :
a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan;
b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan RI;
d. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
e. memproses pemilihan Kepala Desa;
f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan
h. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
Paragraf 2
Hak
Pasal 15
Anggota BPD mempunyai hak :
a. mengajukan pertanyaan kepada Pemerintah Desa;
b. meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;
c. mengajukan rancangan peraturan desa;
d. mengadakan perubahan terhadap rancangan Peraturan Desa;
e. menyampaikan usul dan pendapat;
f. memperoleh tunjangan sesuai dengan kemampuan desa yang ditetapkan dalam APB Desa.
Pasal 16
Pelaksanaan kewajiban dan hak anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan Pasal 15 ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertib BPD.
Paragraf 3
Larangan
Pasal 17
Anggota BPD dilarang :
a. merangkap jabatan sebagai Kepala Desa atau Perangkat Desa;
b. sebagai pelaksana proyek desa;
c. merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
d. melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
e. menyalahgunakan wewenang;
f. melakukan tindakan atau melalaikan tindakan yang menjadi kewajibannya, yang merugikan kepentingan Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan masyarakat;
g. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat;
h. melanggar sumpah/janji jabatan.
BAB VIII
PENYIDIKAN BAGI ANGGOTA BPD
Pasal 18
(1) Tindakan penyidikan terhadap anggota BPD, dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati.
(2) Hal-hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
b. diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.
(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati paling lama 3 hari.
BAB IX
PEMBERHENTIAN DAN PERGANTIAN
Pasal 19
Anggota BPD yang melalaikan tugasnya dan atau melanggar larangan sebagai anggota BPD sehingga merugikan negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan masyarakat, dikenakan tindakan administratif berupa teguran, pemberhentian sementara dan atau pemberhentian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 20
(1) Keanggotaan BPD berhenti, karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. diberhentikan.
(2) Anggota BPD diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c Pasal ini karena :
a. berakhir masa jabatannya ;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota BPD ;
d. dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan;
e. tidak melaksanakan kewajiban anggota BPD; dan/atau
f. melanggar larangan bagi anggota BPD.
Pasal 21
(1) Apabila anggota BPD diberhentikan sebelum habis masa jabatannya, maka diusulkan pergantian anggota antar waktu.
(2) Pergantian antar waktu anggota BPD diambilkan dari cadangan calon anggota BPD.
(3) Apabila ketentuan sebagaimana tersebut pada ayat (1) tidak terpenuhi, dilakukan pengisian melalui musyawarah dan mufakat sebagaimana diatur pada Pasal 2.
(4) Pergantian antar waktu anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dalam rapat yang dipimpin oleh Pimpinan BPD.
BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 22
(1) Biaya pelaksanaan pengangkatan anggota BPD dibebankan pada APB Desa dan APBD sesuai kemampuan Pemerintah Kabupaten.
(2) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai dengan kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretariat BPD.
(3) Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan setiap tahun dalam APB Desa.
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 23
Pembinaan dan pengawasan mengenai BPD dilaksanakan oleh Bupati dan Camat.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
(1) Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disingkat Baperdes yang sudah ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini tetap menjalankan tugas sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini sampai habis masa jabatannya.
(2) Terhadap Baperdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yang jumlah anggotanya kurang dari 5 (lima) orang agar diberhentikan dengan hormat dan dibentuk BPD berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(3) Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disingkat Baperdes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dengan berlakunya Peraturan Daerah ini diganti sebutannya menjadi Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati, sepanjang mengenai pelaksanaannya.
Pasal 26 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 03 Tahun 2000 tentang Pembentukan Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2000 Nomor 14 Seri D) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 27
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara.
Disahkan di Banjarnegara Pada tanggal 1 Desember 2006
BUPATI BANJARNEGARA,
Cap ttd,
D J A S R I Diundangkan di Banjarnegara Pada tanggal 5 Januari 2007
PLT. SEKRETARIS DAERAH,
Cap ttd,
S Y A M S U D I N KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 4 SERI D
Diumumkan di Banjarnegara Pada tanggal 5 Januari 2007
KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI
DIDIK KLISTYO BINTORO, S.H., MM Pembina
NIP. 010 234 642
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
I. UMUM
Bahwa sebagai perwujudan dari Demokrasi Pancasila dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa perlu dibentuk Badan Permusyawaratan Desa. Sesuai dengan Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa disebutkan bahwa “Pengaturan lebih lanjut mengenai Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten”.
Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, maka ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara tentang Badan Permusyawaratan Desa.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Pasal ini menegaskan arti beberapa peristilahan yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini, sehingga tidak salah pengertian dalam penafsirannya.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
ayat (1)
huruf a
Cukup jelas
huruf b
Cukup jelas
huruf c
Yang dimaksud dengan berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan/atau sederajat yaitu mereka yang memenuhi kategori sebagai berikut :
1. Dari Sekolah Umum
a. Memiliki Ijasah/STTB SMP;
b. Memiliki Surat Keterangan yang berpenghargaan sama dengan STTB SMP (bagi lulusan persamaan SMP);
c. Memiliki Ijasah program Paket B setara SLTP;
d. Memiliki Ijasah/STTB SMP yang berada dibawah Departemen Agama, seperti Madrasah Tsanawiyah;
e. Memiliki Ijasah/STTB SMP bagi sekolah yang diselenggarakan oleh yayasan yang statusnya telah disamakan/diakui/terdaftar.
2. Dari Sekolah Kejuruan :
a. ST (Sekolah Tehnik);
b. ST 4 Tahun (Sekolah Tehnik 4 Tahun);
c. SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama);
d. SKP/SKKP (Sekolah Kepandaian Putri/Sekolah Kese-jahteraan Keluarga Pertama);
e. STR (Sekolah Tehnik Rendah);
f. SKN (Sekolah Kerajinan Negeri);
g. KKN (Kursus Kerajinan Negeri);
h. KPA (Kursus Pegawai Administrasi);
i. SGB (Sekolah Guru B);
j. PGA 4 Tahun (Pendidikan Guru Agama 4 Tahun);
k. PGAB (Pendidikan Guru Agama B);
l. SPG C1 (Sekolah Pendidikan Guru C1);
m. SPG C2 (Sekolah Pendidikan Guru C2).
3. Pernah mengikuti pendidikan formal (umum/kejuruan) dan dinyatakan tamat tetapi belum mengikuti ujian yang diselenggarakan negara, seperti :
a. Mengikuti Kejar Paket B dan memiliki Surat Tanda Tamat Belajar sampai tahap ketiga;
b. Telah mengikuti ujian yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan SLTP;
c. Pernah duduk di Kelas III (tiga) SLTP sampai kwartal/semester terakhir.
huruf d
Cukup jelas
huruf e
Cukup jelas
huruf f
Yang dimaksud dengan mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di desa setempat yaitu bahwa yang dapat dipilih menjadi anggota BPD adalah telah bertempat tinggal di desa yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun berturut-turut dengan dibuktikan secara otentik atas kepemilikan KTP dan KK dan tidak memiliki KTP ganda.
huruf g
Cukup jelas
ayat (2)
Yang dimaksud akan diambil kebijaksanaan oleh Bupati adalah bagi Desa-desa yang kesulitan memperoleh Bakal Calon anggota BPD yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (1), maka Bupati dapat memberikan dispensasi setelah menerima laporan dari desa yang bersangkutan.
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
ayat (1)
Cukup jelas
ayat (2)
Cukup jelas.
ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus dimana dalam rapat pertama kalinya dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
huruf a
Cukup jelas
huruf b
Cukup jelas
huruf c
Cukup jelas
huruf d
Cukup jelas
huruf e
Cukup jelas
huruf f
Cukup jelas
huruf g
Yang dimaksud dengan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat desa, yaitu :
- Disangka melakukan tindak pidana dan telah dijatuhi hukuman berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
- Melakukan pelanggaran administratif berat dan ternyata yang bersangkutan tidak memperbaiki perilakunya meskipun telah diberikan kesempatan untuk merubahnya.
- Melanggar norma kesusilaan, kesopanan atau adat istiadat yang nyata-nyata hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, misalnya melakukan perbuatan asusila, perjudian, mabuk-mabukan.
huruf h
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 85
Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 7 Tahun 2006 tentang Badan Permusyawaratan Desa
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BPD
KETUA
WAKIL KETUA
ANGGOTA
SEKRETARIAT
BUPATI BANJARNEGARA,
Cap ttd,
D J A S R I