lembaran daerah kabupaten banjarnegara tahun...

22
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, maka Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 146 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara perlu ditinjau kembali dan disesuaikan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara.

Upload: hoanghanh

Post on 27-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007

TENTANG

PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN BANJARNEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANJARNEGARA,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, maka Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 146 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara perlu ditinjau kembali dan disesuaikan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4548);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 (Berita Negara RI Tahun 1950 Nomor 59);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara RI Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3547);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4262);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4428).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

dan

BUPATI BANJARNEGARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUK-AN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Banjarnegara.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Banjarnegara.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Banjarnegara.

5. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara.

6. Kepala Satuan adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara.

7. Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Bupati dalam memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum menegakkan Peraturan Daerah, dan Peraturan/ Keputusan Bupati.

8. Ketenteraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib dan teratur.

9. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu untuk tujuan organisasi.

BAB II

PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 3

Satuan Polisi Pamong Praja adalah unsur Perangkat Daerah dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 4

(1) Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati;

b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati;

d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan/atau aparatur lainnya;

e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai bidang tugasnya.

BAB IV

WEWENANG DAN KEWAJIBAN

Pasal 5

Polisi Pamong Praja mempunyai wewenang :

a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum;

b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati;

c. Melakukan tindakan represif non yudisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati.

Pasal 6 Polisi Pamong Paja mempunyai kewajiban :

a. Menjunjung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat;

b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum;

c. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana;

d. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati.

BAB V

SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Pertama Organisasi

Pasal 7

(1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari :

a. Kepala Satuan;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Kapasitas;

d. Seksi Pembinaan Ketenteraman dan Ketertiban Umum;

e. Seksi Penegakan Peraturan Perundang-undangan;

f. Kelompok Jabatan Fungsional

(2) Bagan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kepala Satuan

Pasal 8

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

Bagian Ketiga

Sub Bagian Tata Usaha

Pasal 9

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan ketatalaksanaan, pengelolaan peraturan perundang-undangan, pengelolaan tata usaha, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, urusan rumah tangga serta penyusunan pelaporan.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan rencana kerja, pengumpulan dan pengolahan dalam penyelenggaraan satuan polisi pamong praja;

b. penyiapan penyusunan peraturan daerah dibidang satuan polisi pamong praja sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah;

c. perencanaan urusan administrasi kepegawaian dan pengelolaan keuangan satuan;

d. perencanaan dan penyelenggaraan urusan ketatausahaan dan kearsipan, perlengkapan dan pemeliharaan barang inventaris, protokol dan hubungan masyarakat;

e. pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi keuangan, ketatausahaan dan kearsipan, perlengkapan dan pemeliharaan barang inventaris;

f. pengkoordinasian persiapan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, pengumpulan dan analisis data, penyelenggaraan Sistem Informasi serta penyusunan laporan pelaksanaan tugas Satuan;

g. pelaksanaan evaluasi seluruh kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai bidang tugasnya.

Bagian Keempat

Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Kapasitas

Pasal 10

(1) Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas pokok melaksanakan persiapan perumusan kebijakan di bidang penyuluhan dan pengembangan kapasitas terhadap peraturan perundang-undangan di daerah dan peningkatan kemampuan serta ketrampilan personil.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Kapasitas mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pedoman teknis, fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi dibidang pengumpulan produk hukum daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pedoman teknis fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi dibidang pengembangan kapasitas baik personil maupun sarana prasarana yang diperlukan;

c. pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan latihan dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Satuan Polisi Pamong Praja;

d. pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan upaya peningkatan kemampuan pengawalan dan kesamaptaan;

e. penjagaan bahan dan inventarisasi permasalahan pelanggaran peraturan daerah, keputusan bupati dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku;

f. penghimpunan dan penganalisisan data, informasi yang berkaitan dengan bidang personalia, ketentraman dan ketertiban serta ketaatan masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. pengkoordinasian dan komunikasi kegiatan penyuluhan dengan instansi terkait lainnya;

h. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan kebijaksanaan dan kegiatan penyuluhan dan pengembangan kapasitas.

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai bidang tugasnya.

Bagian Kelima

Seksi Pembinaan, Ketentraman dan Ketertiban

Pasal 11

(1) Seksi Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas pokok mempersiapkan perumusan kebijakan, fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan penyusunan pedoman teknis, fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi pembinaan ketentraman dan ketertiban umum;

b. penyiapan bahan penyusunan, pengkajian, pengembangan dan pelaksanaan program, fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi pembinaan ketentraman dan ketertiban umum;

c. perencanaan, pengkoordinasian dan persiapan pelaksanaan pemantauan sumber potensi gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban;

d. perencanaan, pengkoordinasian, persiapan pelaksanaan dan pengendalian operasional ketentraman dan ketertiban umum pada instansi pemerintah, tempat umum dan pengamanan kegiatan protokoler Pemerintah Kabupaten;

e. pengkoordinasian pelaksanaan operasional pengamanan, pemantauan dan penanganan keberadaan serta kegiatan orang asing, tamu VIP dan atau pejabat negara, kegiatan pemilihan umum, pengaduan masyarakat, penanganan kerusuhan dan unjuk rasa;

f. pengkoordinasian dan pengaturan pemasangan tanda larangan yang berkaitan dengan kegiatan ketentraman dan ketertiban;

g. pelaksanaan fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi pelayanan perizinan di bidang keramaian umum dan penelitian ilmiah serta perizinan lainnya di bidang ketentraman dan ketertiban;

h. pelaksanaan fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi kegiatan-kegiatan dalam rangka upaya pemecahan permasalahan strategis di bidang ketentraman dan ketertiban;

i. penyusunan laporan pelaksanaan Seksi Pembinaan, Ketentraman dan Ketertiban;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai bidang tugasnya.

Bagian Keenam

Seksi Penegakan Peraturan Perundang-undangan

Pasal 12

(1) Seksi Penegakan Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas pokok melaksanakan persiapan perumusan kebijakan di bidang penerapan penegakan peraturan perundang-undangan di Daerah dan peraturan perundang-undangan lainnya.

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penegakan Peraturan Perundang-undangan mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pedoman teknis, fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi kegiatan pengamatan dan pengawasan ketaatan masyarakat terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku;

b. penyiapan bahan penyusunan, pengkajian, pengembangan dan pelaksanaan program kegiatan penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Bupati dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. perencanaan bahan inspeksi ke lapangan untuk pemantauan terhadap masyarakat atas ketaatannya dalam pelaksanaan Peraturan Daerah, Keputusan Bupati dan perturan perundang-undangan lainnya yang berlaku;

d. pelaksanaan penyelidikan, penyidikan serta proses penyelesaian administrasi penyidikan dan penyerahan berkas perkara pelanggaran Peraturan Daerah;

e. pelaksanaan fasilitasi, mediasi, komunikasi dan koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya dalam upaya pemecahan permasalahan dibidang penegakan hukum terhadap peraturan daerah, dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku;

f. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan kebijaksanaan dan kegiatan di bidang penegakan hukum serta peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Satuan sesuai bidang tugasnya.

BAB VI

ESELON

Pasal 13

(1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja adalah jabatan Eselon III a.

(2) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi Satuan Polisi Pamong Praja adalah jabatan Eselon IV a.

BAB VII

TATA KERJA

Pasal 14

Kepala Satuan dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan umum Bupati.

Pasal 15

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Satuan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan Pejabat Fungsional pada Satuan Polisi Pamong Praja wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal dan horisontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun dengan instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya.

Pasal 16

(1) Setiap pimpinan satuan organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugasnya.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja harus mentaati perintah/petunjuk atasan dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.

(4) Dalam menyampaikan laporan masing-masing pimpinan satuan organisasi kepada Kepala Satuan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(5) Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja dibantu oleh beberapa staf dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

Pasal 17

Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas operasional di bidang penegakan, penertiban, pengamanan dan penyuluhan diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 18

Tugas pokok, fungsi, uraian tugas jabatan dan tata kerja Kepala Satuan, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional pada Satuan Polisi Pamong Praja akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

KERJASAMA DAN KOORDINASI

Pasal 19

(1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerjasama dan koordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembaga-lembaga lain.

(2) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya bekerjasama dan koordinasi dengan PPNS yang berada di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah.

(3) Kerjasama dan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hierarkhi dan kode etik profesi dan birokrasi.

BAB IX

JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 20

Polisi Pamong Praja merupakan jabatan fungsional yang penetapannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

Pengisian Jabatan Struktural di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja diisi oleh Pejabat Fungsional Polisi Pamong Praja

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 22

Pengisian Jabatan Struktural di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja diisi oleh Pejabat Fungsional Polisi Pamong Praja selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang mengatur Jabatan Fungsional Satuan Polisi Pamong Praja.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tangggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banjarnegara.

Disahkan di Banjarnegara Pada tanggal 15 Maret 2007

BUPATI BANJARNEGARA,

Cap ttd,

D J A S R I Diundangkan di Banjarnegara Pada tanggal 28 April 2007

SEKRETARIS DAERAH,

Cap ttd,

S Y A M S U D I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

Diumumkan di Banjarnegara Pada tanggal 28 April 2007

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI

DIDIK KLISTYO BINTORO, S.H., MM Pembina Tingkat I NIP. 010 234 642

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007

TENTANG

PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA I. UMUM

Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab, maka Pemerintah selalu mengupayakan penyempurnaan terhadap Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pola kerja yang lebih tepat, sehingga daerah dapat lebih meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan penyempurnaan dan sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

Bahwa dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan dinamika kegiatan masyarakat seirama dengan tuntutan era globalisasi dan otonomi daerah, maka kondisi ketenteraman dan ketertiban umum daerah yang kondusif merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan mutu kehidupannya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 22 huruf n Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan otonomi daerah, daerah mempunyai kewajiban

membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya. Sedangkan Pasal 148 ayat (1), menyatakan bahwa untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dibentuk Satuan Polisi Pamong Praja.

Satuan Polisi Pamong Praja tersebut mempunyai misi strategis dalam membantu Kepala Daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tenteram, tertib dan teratur sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman. Oleh karena itu, disamping menegakkan Peraturan Daerah, Polisi Pamong Praja juga dituntut untuk menegakkan kebijakan Pemerintah Daerah lainnya yaitu Peraturan/ Keputusan Bupati.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1

Pasal ini menegaskan arti beberapa peristilahan yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini, sehingga tidak salah pengertian dalam penafsirannya.

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5 huruf a

▪ Yang dimaksud dengan menertibkan adalah tindakan dalam rangka upaya menumbuhkan ketaatan warga masyarakat agar tidak melanggar ketenteraman dan ketertiban umum serta Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati.

▪ Yang dimaksud dengan menindak adalah tindakan yang dilakukan oleh Polisi Pamong Praja terhadap anggota masyarakat badan hukum lainnya yang melanggar ketentuan dan/atau obyek tertentu yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah dan Peraturan/ Keputusan Bupati yang bersifat tindakan represif non yudisial.

huruf b

Yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah pemeriksaan awal sampai dengan dilimpahkannya hasil pemeriksaan kepada penyidik apabila ditemukannya bukti awal adanya pelanggaran.

huruf c

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16 ayat (1)

Yang dimaksud pimpinan satuan organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

TAHUN 2007 NOMOR 89

Lampiran : Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjarnegara.

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

BUPATI BANJARNEGARA,

Cap ttd,

D J A S R I

Lampiran :

KEPALA SATUAN

SUB BAGIAN TATA USAHA

SEKSI PENEGAK-AN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

SEKSI PEMBINA-AN KETENTRAM-AN DAN KETER-

TIBAN UMUM

SEKSI PENYU-LUHAN DAN

PENGEMBANG-AN KAPASITAS

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL