lembar pernyataan keaslian karya -...

72
ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 8 Oktober 2015 (Nabila Syifa)

Upload: lemien

Post on 29-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 8 Oktober 2015

(Nabila Syifa)

Page 2: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

iii

Page 3: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

iv

Page 4: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi

nikmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya. Salawat serta salam semoga selalu tercurah untuk baginda Nabi

Muhammad SAW, sebagai teladan terbaik hingga akhir zaman. Laporan

penelitian ini dapat terselesaikan karena banyaknya bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan kepada penulis selama

menempuh pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter atas bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh

pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. drg. Laifa Annisa Hendarrmin, Ph.D selaku pembimbing pertama dan PJ

Laboratorium Riset yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga

untuk membimbing penulis dari awal melakukan penelitian hingga

menyusun dan menyelesaikan laporan penelitian ini.

4. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT-KL selaku pembimbing kedua yang

telah memberikan banyak masukan dalam penulisan hasil penelitian dan

telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis

dalam menyusun dan menyelesaikan laporan penelitian ini.

5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS,FACS selaku penanggung jawab

modul riset yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam banyak

hal mengenai penelitian.

Page 5: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

vi

6. Ibu Endah Wulandari, S. Si, M. Biomed selaku PJ Laboratorium Biokimia,

dan Ibu Zeti Harriyati, M. Biomed selaku PJ Laboratorium Biologi yang

telah memberikan izin penggunaan laboratorium.

7. Mbak Lilis, Mbak Ai, Mbak Suryani dan laboran-laboran lain yang telah

memberikan bantuan kepada penulis dalam pengambilan data.

8. Seluruh responden penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terima kasih telah bersedia menjadi subjek pada penelitian ini.

9. Ummi dan Abi atas pengorbanan tanpa pamrih, kasih sayang, dukungan

yang tidak pernah putus, doa-doa yang selalu dipanjatkan, serta semangat

kepada penulis selama melaksanakan penelitian.

10. Arbi Fadhli, Bcl atas do’a-do’a yang selalu dipanjatkan, kasih sayang,

pengertian dan motivasinya kepada penulis.

11. Teman-teman satu kelompok penelitian, Sari Dewi Apriana,

Abqariyatuzzahra Munasib, Faruq Yufarriqu Mufaza, dan M. Reza Syahli.

Terimakasih atas kerjasama, semangat pantang menyerah, serta dukungan

selama melakukan penelitian ini bersama-sama.

12. Teman-teman sejawat PSPD 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu, terima kasih atas kebersamaan dan semangatnya dalam

menempuh dunia mahasiswa kedokteran ini.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari

berbagai pihak. Demikian laporan penelitian ini penulis susun, semoga dapat

bermanfaaat.

Ciputat, 8 Oktober 2015

Penulis

Page 6: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

vii

ABSTRAK

Nabila Syifa. Program Studi Pendidikan Dokter. Peran Rokok Terhadap

Derajat Keasaman (pH) Saliva.

Tujuan: Penelitian ini menganalisis peran rokok terhadap derajat keasaman (pH)

saliva. Metode: Penelitian ini melibatkan 86 subjek yang dibagi menjadi dua

kelompok, 55 perokok dan 31 non-perokok, sebagai kontrol. Seluruh subjek

melewati tahap pengisian kuestioner, pemeriksaan fisik gigi dan mulut oleh dokter

gigi dan pengumpulan saliva yang tidak distimulasi. Pengukuran pH saliva

dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal. Hasil: Derajat keasaman

(pH) saliva secara signifikan (p<0.05) lebih rendah pada perokok dibanding non-

perokok. Penurunan pH saliva pada perokok berhubungan dengan jenis rokok dan

indeks Brinkman. Parameter klinis dari kesehatan gigi dan mulut (OHIS, CI) lebih

tinggi pada kelompok perokok dibanding non-perokok. Kesimpulan: Merokok

menurunkan pH saliva dan dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.

Kata kunci: merokok, derajat keasaman, saliva, kesehatan mulut

ABSTRACT

Nabila Syifa. Medical Education Study Program. The Role of Cigarette on

Salivary pH.

Objectives: The aim of this study was to analyze the role of cigarette on salivary

pH. Methods: This study comprised of 86 subjects divided into two groups, 55

smokers and 31 non-smokers, as a control group. All participants completed the

questioner, physical examination of mouth and teeth by the dentist and

unstimulated whole saliva were collected. Measurement of salivary pH were done

using the universal pH indicator. Results: Salivary pH was significantly lower in

smokers than non-smokers (p<0.05). Salivary pH decline in smokers associated

with kind of cigarette and Brinkman index. The clinical parameters of oral health

(OHIS,CI) were higher in smokers than non-smokers. Conclusions: Smoking

decrease salivary pH and can affect the oral health.

Keywords: smoking, salivary pH, saliva, oral health

Page 7: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Hipotesis ........................................................................................ 2

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

1.4.1 Tujuan Umum ..................................................................... 3

1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 3

1.5 Mandaat Penelitian ........................................................................ 3

1.5.1 Bagi Peneliti ........................................................................ 3

1.5.2 Bagi Masyarakat .................................................................. 3

Page 8: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

ix

1.5.3 Bagi Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

2.1 Landasan Teori .............................................................................. 4

2.1.1 Saliva ................................................................................... 4

2.1.1.1 Anatomi Kelenjar Saliva ......................................... 4

2.1.1.2 Komposisi dan Fungsi ............................................ 5

2.1.1.3 Mekanisme Sekresi Saliva ...................................... 6

2.1.1.4 Pengaturan Sekresi Saliva dan Faktor yang

Mempengaruhi ........................................................ 7

2.1.1.5 Metode Pengambilan Saliva ................................... 9

2.1.1.6 Pengaturan pH Saliva dan Faktor yang

Mempengaruhi ........................................................ 11

2.1.1.7 Metode Pengukuran pH Saliva ............................... 12

2.1.2 Tembakau/Rokok ................................................................ 13

2.1.2.1 Definisi dan Jenis Tembakau/Rokok ...................... 13

2.1.2.2 Kandungan Rokok .................................................. 14

2.1.2.3 Klasifikasi Perokok ................................................. 16

2.1.2.4 Efek Rokok Terhadap pH Saliva ............................ 18

2.1.3 Kesehatan Gigi dan Mulut .................................................. 19

2.1.3.1 Status Kesehatan Gigi dan Mulut ........................... 19

2.1.3.2 Efek Rokok Terhadap Status Kesehatan Gigi dan

Mulut ....................................................................... 21

2.2 Kerangka Teori .............................................................................. 23

2.3 Kerangka Konsep .......................................................................... 24

2.4 Definisi Operasional ...................................................................... 25

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................ 29

3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 29

Page 9: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

x

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 29

3.3 Kriteria Subjek Penelitian ............................................................. 29

3.4 Besar Sampel Penelitian ................................................................ 30

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................. 31

3.6 Cara Kerja Penelitian .................................................................... 31

3.7 Manajemen dan Analisis Data ...................................................... 32

3.8 Alur Penelitian .............................................................................. 32

3.9 Identifikasi Variabel ...................................................................... 33

3.10 Rencana Managemen dan Analisis Data ..................................... 33

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 34

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ........................................... 34

4.1.2 Karakteristik Perokok .......................................................... 35

4.1.3 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian ........... 35

4.1.4 Derajat Keasaman (pH) Saliva Subjek Penelitian ............... 36

4.1.5 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok dan Konsumsi

Kopi dengan Derajat Keasaman (pH) Saliva ...................... 36

4.1.6 Analisis Multivariat Indeks Brinkman, Jenis Rokok dan

Konsumsi Kopi dengan Derajat Keasaman (pH) Saliva ..... 37

4.2 Pembahasan ................................................................................... 37

4.3 Aspek Keislaman .......................................................................... 40

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42

5.1 Simpulan ....................................................................................... 42

5.2 Saran .............................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43

LAMPIRAN ................................................................................................... 47

Page 10: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva ............................................................. 4

Gambar 2.2 Mekanisme Sekresi Saliva .......................................................... 7

Gambar 2.3 Jalur Persarafan Sekresi Saliva ................................................... 8

Page 11: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Kimia Tembakau Bahan Rokok .................................. 14

Tabel 2.2 Interpretasi Nilai Debris Index dan Calculus Index ........................ 20

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ....................................................... 34

Tabel 4.2 Karakteristik Perokok ..................................................................... 35

Tabel 4.3 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian ...................... 35

Tabel 4.4 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan Konsumsi Kopi

dengan pH Saliva ............................................................................ 36

Tabel 4.5 Analisis Multivariat Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan

Konsumsi Kopi dengan pH Saliva .................................................. 37

Page 12: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

xiii

DAFTAR SINGKATAN

CI: Calculus Index

DI: Debris Index

DMFT: Decayed Missing Filled Teeth

IB: Indeks Brinkman

KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia

OHIS: Oral Hygiene Index Simplified

pH: power of Hidrogen

Riskesdas: Riset Kesehatan Dasar

WHO: World Health Organization

Page 13: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Informed Consent dan Data Responden ...................... 47

Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 58

Lampiran 3. Grafik Analisis Post Hoc Hubungan pH Saliva dengan Indeks

Brinkman ......................................................................................................... 59

Lampiran 4. Riwayat Penulis .......................................................................... 60

Page 14: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rokok merupakan masalah besar di dunia. Tidak hanya meningkatkan risiko

kesehatan, merokok juga dapat menyebabkan kematian. Telah dilaporkan

memang terjadi penurunan prevalensi perokok sejak tahun 1980, tetapi prevalensi

perokok muda meningkat karena pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tercatat

bahwa Indonesia dan Timor Leste menyumbang lebih dari 50% perokok pada

tingkat internasional. Di negara Indonesia sendiri, provinsi Nusa Tenggara Timur

menyumbang jumlah perokok terbanyak yaitu 55,6%.1-3

Hampir setiap orang mengetahui bahaya rokok. Slogan produk rokok pun jelas

menuliskan rokok dapat menyebabkan kematian karena berbagai zat yang

terkandung di dalamnya. Bahan utama pembuatan rokok adalah daun tembakau.

Komponen utama yang terdapat di dalam tembakau adalah nikotin. Nikotin

bersifat adiktif yang dapat membuat seorang perokok menjadi kecanduan. Proses

pembuatan rokok sendiri terjadi penambahan beberapa zat lainnya seperti tar,

benzena, fomaldehida, dan hidrogen sianida. Zat-zat ini termasuk ke dalam lima

puluh zat karsinogen yang terkandung dalam sebatang rokok jika dihisap.4

Efek konsumsi rokok sangatlah banyak. Konsumsi rokok dapat menyebabkan

penyakit tidak menular seperti kanker, diabetes mellitus, penyakit paru obtruktif

kronis dan penyakit pada sistem kardiovaskular. Mulut sebagai tempat pertama

terpaparnya rokok juga dapat mengalami masalah. Seorang perokok memiliki

resiko terjadi akumulasi karang gigi dan mempercepat terbentuknya plak gigi.1,5

Rongga mulut memiliki mekanisme pertahanan untuk mencegah masuknya zat

asing ke dalam tubuh. Peran ini dimainkan oleh saliva. Saliva adalah cairan yang

disekresikan oleh kelenjar eksokrin. Kelenjar saliva akan mengeluarkan

produknya yang berisi elektrolit dan protein ke rongga mulut. Saliva bekerja

dengan melubrikasi dan melindungi mukosa mulut dengan musin sehingga

mencegah penempelan radikal bebas. Selain mucin, saliva memiliki derajat

keasamaan (pH) yang juga berperan dalam sistem pertahanan mulut dengan cara

menetralkan pH mulut dari mikroorganisme yang menghasilkan asam.6

Page 15: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

2

Athra tahun 2005 melaporkan bahwa merokok dalam jangka panjang

berhubungan dengan kejadian karies gigi namun tidak berhubungan dengan pH

saliva. Selanjutnya pada tahun 2013, Voelker dkk, melakukan studi pendahuluan

dengan hasil tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pH saliva, kapasitas

buffer, kualitas saliva, dan jumlah Streptococcus mutans pada perokok. Kanwar,

dkk pada tahun yang sama melakukan penelitian di India untuk menilai efek

jangka panjang merokok terhadap pH saliva dan kualitas saliva. Hasil dari

penelitian tersebut didapatkan penurunan kualitas saliva dan pH saliva antara

perokok dan non-perokok.7-9

Kebiasaan merokok erat kaitannya dengan kebiasaan minum kopi. Kopi

mengandung karbohidrat sederhana dengan konsentrasi tinggi yang dapat

difermentasi oleh mikroorganisme dalam rongga mulut dan menghasilkan asam.

Kebiasaan minum kopi tersebut dapat memperparah penurunan pH saliva dan

meningkatkan risiko gangguan pada rongga mulut. Oleh karena itu perlu

diperhatikan kebiasaan minum kopi dalam kebiasaan merokok.19

Melihat besarnya angka prevalensi perokok di Indonesia dan efek negatif rokok

terhadap kesehatan mulut, maka perlu dilakukan penelitian untuk menilai derajat

keasamaan (pH) saliva dan menentukan seberapa besar perubahan yang terjadi.

Perubahan pH saliva dapat berpengaruh terhadap pengaturan mineralisasi dan

demineralisasi gigi. Terganggunya pengaturan tersebut dapat menyebabkan

penurunan kesehatan gigi dan mulut.6,10

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran rokok terhadap derajat keasaman (pH) saliva pada laki-laki

perokok dan non-perokok?

1.3 Hipotesis

Rokok dapat mempengaruhi derajat keasamaan (pH) saliva pada laki-laki

perokok.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Page 16: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

3

- Diketahuinya peran rokok terhadap kualitas saliva.

1.4.2 Tujuan Khusus

- Diketahuinya perbedaan derajat keasaman (pH) saliva antara laki-

laki perokok dan non-perokok.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk :

1.5.1 Bagi peneliti

- Merupakan syarat kelulusan preklinik Program Studi Pendidikan

Dokter.

- Menambah pengetahuan mengenai peran rokok terhadap derajat

keasaman (pH) saliva.

1.5.2 Bagi masyarakat

- Menambah pengetahuan mengenai peran rokok terhadap derajat

keasaman (pH) saliva.

1.5.3 Bagi civitas akademika UIN Syarif Hidayatulla Jakarta

- Sumber pengetahuan dan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Page 17: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Saliva

2.1.1.1 Anatomi Kelenjar Saliva

Saliva disekresi oleh kelenjar eksokrin. Terdapat kelenjar mayor

dan minor yang mensekresi saliva ke rongga mulut. Kelenjar mayor di

antaranya yaitu, kelenjar parotid, kelanjar submandibular dan kelenjar

sublingual. Ketiga kelenjar ini berperan 90% dalam menghasilkan saliva.

Letak anatomi ketiga kelenjar tersebut berada di luar rongga mulut. Sesuai

dengan perkembangannya, kelenjar eksokrin memiliki bagian sekresi yaitu

saluran yang menghubungan kelenjar dengan epitel permukaan. Sehingga

setiap kelenjar mayor penghasil saliva memiliki duktus masing-masing

untuk mensekresikan saliva ke rongga mulut.11,12

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva11

(Sumber: Mescher, 2010)

Sepasang kelenjar parotid terletak pada inferior dan anterior

telinga, berada di antara kulit dan otot masseter. Duktus parotid (duktus

Stensen’s) masuk ke rongga mulut dengan menembus otot buccinator dan

bermuara dekat gigi molar atas kedua. Kelenjar submandibular berada di

Page 18: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

5

sepanjang korpus mandibula, duktusnya (duktus Wharton’s) berjalan dari

lateral ke medial dan bermuara pada kurunkula sublingualis. Kelenjar

sublingual yang terletak di bawah lidah mempunyai dua duktus, duktus

sublingualis mayor (duktus Bartholin’s) berjalan dari pars inferior kelenjar

sublingual kemudian berakhir bersama duktus submandibularis pada

kurunkula sublingulis dan duktus sublingualis minor berjalan dari pars

superior kelenjar sublingualis kemudian bermuara pada plika

sublingualis.13,14

2.1.1.2 Komposisi dan Fungsi

Berdasarkan cara menghasilkan produk sekretoriknya, kelenjar

saliva termasuk kelenjar eksokrin dengan sekresi merokrin, yaitu

melibatkan eksositosis tipikal protein dalam sekresinya. Bergantung pada

jenis protein yang terlibat, hasil sekresi terbagi menjadi serosa dan

mukosa. Untuk kelenjar parotid, hasil sekresinya bersifat serosa (encer).

Sedangkan kelenjar submadibula bersifat seromukosa (90% serosa, 10%

mukosa) dan kelenjar sublingual bersifat mukoserosa (banyak

menghasilkan yang kental).11,12,14

Secara umum kandungan saliva adalah air, hanya sekitar 0,5% zat

terlarut di dalamnya. Selain ion seperti natrium, kalium, klorida, fosfat,

dan bikarbonat, terdapat urea, asam urat, enzim bakteriolitik dan enzim

pencernaan. Namun, untuk lebih spesifiknya, komposisi saliva tergantung

jenis sel sekretorik yang terdapat pada masing-masing kelenjar.11,12

Sel sekretorik utama pada kelenjar saliva terbagi atas sel sekretorik

serosa dan sel sekretorik mukosa. Sel sekretorik serosa berbentuk seperti

segitiga dan bertaut satu dengan yang lain membentuk massa sferis

sehingga biasa disebut asinus serosa. Sel asinar serosa yang terdapat pada

kelenjar parotid memiliki banyak retikulum endoplasma kasar, kompleks

golgi dan granula sekretorik. Sesuai dengan organel sel yang dimilikinya,

sel ini menghasilkan produk akhir berupa protein yaitu enzim perncernaan

amilase. Sedangkan sel sekretorik mukosa berbentuk kuboid sampai

silindris dan tersusun membentuk tubulus, sehingga disebut tubulus

Page 19: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

6

mukosa. Sel ini banyak terdapat pada kelenjar sublingual dan sedikit pada

kelenjar submandibula. Hanya saja, pada kedua kelenjar tersebut sel

tubulus mukosa mempunyai tudung sel serosa yang disebut sel demilun

serosa yang sifatnya sama dengan sel serosa. Sel demilun ini

menghasilkan amilase dan lisozim.12

Komposisi saliva menggambarkan fungsi dari saliva itu sendiri.

Banyaknya kandungan air berfungsi untuk memudahkan proses

mengunyah dan melarutkan makanan. Klorida mengaktivasi enzim

amilase yang jelas berfungsi dalam proses pencernaan yaitu mendegradasi

karbohidrat. Bikarbonat dan fosfat sebagai pengatur tingkat keasaman

saliva, sedangkan lisozim sebagai fungsi proteksi menghancurkan dinding

bakteri. 6,11,14

2.1.1.3 Mekanisme Sekresi Saliva

Kelenjar saliva manusia mensekresi 1-1,5 liter saliva setiap

harinya. Mekanisme sekresi cairan saliva melibatkan dua fase, yaitu

sekresi cairan (saliva primer) dan reabsorbsi NaCl diikuti sekresi kalium.

Sekresi air oleh sel asinar tersebut membutuhkan ion klorida. Transpor ion

klorida melibatkan Na+K

+ATPase untuk menghasilkan energi sehingga

terjadi influks Cl melalui kanalnya pada membran basolateral. Konsentrasi

kalsium intraselular yang meningkat akan membuka kanal klorida pada

membran luminal dan kanal kalium pada membran basolateral.

Pembukaan kanal ini menyebabkan klorida berpindah dari dalam sel ke

lumen dan kalium dari dalam sel ke ruang interstisial. Banyaknya klorida

dalam lumen akan menarik natrium melalui transpor paraseluler dan

terbentuklah NaCl. Karena perbedaan gradien osmotik yang dihasilkan

oleh peningkatan NaCl menyebabkan penarikan air ke lumen.14,15

Saliva primer yang bersifat isotonik akan mengalami modifikasi

saat melintasi duktus striata kelenjar saliva. Terjadi sekresi kalium dan

bikarnonat serta reabsorbsi NaCl tanpa diikuti reabsorbsi air. Hal ini

dikarenakan duktus kelenjar saliva yang bersifat tidak permeabel terhadap

Page 20: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

7

air. Reabsorbsi NaCl yang melebihi sekresi kalium dan bikarbonat

menyebabkan hasil akhir Saliva yang bersifat hipotonik.14,15

Gambar 2.2 Mekanisme Sekresi Saliva16

(Sumber: Smith PM, 2004)

Protein yang terkandung dalam saliva disekresikan oleh kelenjar

saliva dengan dua cara yaitu, sekresi vesikular dan sekresi granular.

Sekresi vesikular bersifat kontinu tanpa dipengaruhi stimulus eksternal

sedangkan sekresi granular sangat terikat stimulus eksternal. Sekresi

granular ini terjadi dalam proses pembentukan protein enzim pencernaan

di kelenjar parotid. 12,14

2.1.1.4 Pengaturan Sekresi Saliva dan Faktor yang Mempengaruhi

Variasi jumlah saliva yang disekresi setiap harinya dipengaruhi

oleh banyak hal. Perbedaan kelenjar yang memproduksi saliva, tipe sel,

neurotransmiter dan reseptor pada setiap kelenjar, stimulus dari luar serta

keterlibatan persarafan autonom adalah beberapa faktor yang

memperngaruhi hasil produksi saliva. Semua faktor tersebut tidak hanya

mempengaruhi jumlah saliva, melainkan juga komposisi yang terkandung

di dalamnya seperti protein dan elektrolit. 14

Page 21: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

8

Rangsangan dari luar mempengaruhi produksi saliva melalui jalur

aferen dengan cara menerima rangsangan pada reseptor sensori. Aroma

yang terhirup melintasi lamina kribosa kemudian mencapai reseptor

olfaktorius dan menimbulkan efek sekresi saliva oleh kelenjar

submandibular. Namun, aroma yang bersifat mengiritasi seperti aroma

pedas dapat menimbulkan efek sekresi saliva oleh kelenjar parotid. Rasa

asam, manis, asin dan pahit juga merangsang sekresi saliva berdasarkan

lokasi rangsangan yang diterima oleh lidah. Pada bagian anterior lidah,

rangsangan akan menyebabkan sekresi saliva oleh kelenjar submandibular.

Sedangkan rangsangan yang diterima pada bagian posterior dan lateral

akan menyebabkan sekresi saliva oleh kelenjar parotid. Hal ini berkaitan

dengan inervasi pada kelenjar saliva, dimana nervus fasialis menginervasi

kelenjar submandibular dan sublingual sedangkan nervus glossofaringeal

menginervasi kelenjar parotid. Selain itu, selama mengunyah makanan,

mekanoreseptor pada ginggiva akan teraktivasi dan merangsang kerja saraf

parasimpatis dan menyebabkan hasil akhir sekresi saliva. 14,16

Gambar 2.3 Jalur Persarafan Sekresi Saliva16

(Sumber: Smith PM, 2004)

Impuls rangsangan akan diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi

untuk akhirnya menghasilkan saliva. Nervus fasialis dan nervus

glossofaringeal berakhir di nukleus solitarius di medulla oblongata.

Page 22: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

9

Selanjutnya jalur eferen nervus fasialis melalui ganglion submandibular

untuk mencapai kelenjar submandibula dan sublingual. Sedangkan jalur

eferen nervus glossofaringeal melalui ganglion otic untuk mencapai

kelenjar parotid. Selain melalui persarafan parasimpatis, saraf simpatis

pada segmen torakal medulla spinalis juga berperan dalam jalur eferen

sekresi saliva. Jalur post ganglion simpatis dari ganglion servical berjalan

menginervasi ketiga kelenjar saliva dan mempengaruhi sekresi saliva. 14,16

Tidak hanya stimulus dari luar saja yang dapat mempengaruhi

sekresi saliva. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi saliva terutama

laju aliran saliva adalah sebagai berikut.6

1. Hidrasi. Keadaan hiperhidrasi dapat meningkatkan laju aliran

saliva dan sebaliknya.

2. Irama sirkardian. Laju aliran saliva meningkat pada akhir siang

dan menurun mendekati nol selama tidur.

3. Konsumsi obat. Obat yang bersifat anti kolinergik seperti

antidepresan, antipsikotik, antihistamin dan antihipertensi dapat

menurunkan laju aliran saliva.

4. Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menurunkan laju aliran

saliva.

5. Penyakit sistemik. Dapat mempengaruhi psikoemosional dan

merubah komposisi biokimia saliva.

6. Jenis kelamin. Perempuan cenderung memiliki kelenjar saliva

yang lebih kecil dibanding laki-laki. Hal ini menyebabkan laju

aliran saliva pada perempuan lebih rendah dibandingkan laki-

laki.

2.1.1.5 Metode Pengambilan Saliva

Secara umum pengukuran sekresi saliva dapat dilakukan dengan

beberapa cara di antaranya dengan menggunakan sekresi saliva tanpa

stimulasi, dengan stimulasi dan pengumpulan saliva khususnya glandula

parotid dengan atau tanpa stimulasi. Saliva yang disekresikan tanpa

stimulasi menggambarkan laju aliran saliva basal yang dalam sehari

Page 23: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

10

berada di mulut selama 14 jam. Sedangkan saliva dengan stimulasi

disekresikan selama mengkonsumsi makanan sehingga kurang lebih ada di

dalam mulut dalam waktu 2 jam. Untuk menilai status glandula saliva dan

komponen yang terkandung di dalamnya maka digunakan pengumpulan

saliva tanpa stimulasi, sedangkan untuk menilai fungsi cadangan

digunakan saliva dengan stimulasi. 21,25

Terdapat lima cara yang biasanya digunakan pada penelitian dalam

pengumpulan saliva tanpa stimulasi, di antaranya sebagai berikut: 25

1. Metode Spitting

Saliva dikumpulkan dalam rongga mulut dengan keadaan

mulut tertutup. Kemudian setiap satu menit dikeluarkan dan

ditampung dalam wadah. Pengumpulan saliva ini dilakukan selama

lima hingga lima belas menit.

2. Metode Arbsorbent

Saliva dikumpulkan dengan cara meletakkan penyerap

seperti swab, cotton, atau sponge dalam mulut selama satu sampai

lima menit. Metode ini mempengaruhi laju aliran saliva, sehingga

dalam pelaksanaannya penyerap diletakkan selama dua menit

dalam mulut untuk menghindari adanya perubahan konsentrasi

komponen akibat aliran saliva yang terlalu tinggi.26

3. Passive Drool

Pada metode ini saliva dikumpulkan dalam beberapa menit

secara pasif dalam wadah penampungan tanpa adanya rangsangan

mekanoreseptor.

4. Suction

Pengumpulan saliva menggunakan metode ini dilakukan

dengan menggunakan alat berupa syringe, micropipet, saliva ejector,

atau dengan gentle suction. Aspirasi saliva dapat disesuaikan

berdasarkan kelenjar yang ingin diteliti.

5. Arbsorbent (swab)

Metode ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi

komponen-komponen saliva. Pada metode ini dibutuhkan alat

Page 24: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

11

sentrifuse untuk pemutaran sampel saliva yang sudah dikumpulkan

dengan meletakkan swab, cotton, atau sponge gauze pada orificium

kelenjar saliva.

2.1.1.6 Pengaturan pH Saliva dan Faktor yang Mempengaruhi

Dalam menjaga lingkungan mulut, saliva memiliki pengaturan

terhadap keasaman saliva. Untuk menahan perubahan ion yang terjadi,

saliva memiliki sistem penyangga berupa bikarbonat, fosfat dan sistem

protein. Kadar bikarbonat saliva sangat bergantung dengan laju aliran

saliva. Ketika laju aliran saliva menurun, maka jumlah ion-ion yang

terkandung dalam saliva juga ikut menurun, salah satunya bikarbonat.

Dawes, 2005 menyatakan bahwa konsentrasi bikarbonat pada saliva

meningkat dengan adanya peningkatan laju aliran saliva. Pada laju aliran

saliva 0,5 ml/menit, didapatkan pH saliva sebesar 7,3 dan pada laju aliran

saliva 1,0 ml/menit, pH saliva meningkat menjadi 7,5.17

Pada keadaan tidak terstimulasi, bikarbobat dan fosfat berperan

seimbang dalam menjaga derajat keasaman saliva. Sedangkan ketika

terstimulasi, kerja kelenjar parotid meningkat dan sekresi bikarbonat akan

semakin banyak, sehingga pada keadaan terstimulasi bikarbonat berperan

90% sebagai peyangga. Pada saat terstimulasi tersebut, kemungkinan

reabsorbsi bikarbonat menjadi lebih sedikit karena peningkatan laju aliran

saliva, yang menyebabkan peningkatan kadar bikarbonat ketika laju aliran

saliva meningkat. Pada keadaan laju aliran saliva yang sangat menurun,

pH saliva dapat mencapai nilai kritis yaitu 5 dan penyangga yang lebih

berperan adalah derivat protein.16,17

Selain sebagai penyangga, bikarbonat dapat berdifusi ke dalam

plak gigi dan merubah amin menjadi amonia kemudian menetralkan asam.

Peyangga lainnya yang ada pada saliva adalah urea, produk hasil asam

amino dan katabolisme protein. Urea dapat meningkatkan pH saliva

setelah dihidrolisis oleh bakteri urease yang menghasilkan amonia dan

karbon dioksida.6,18

Page 25: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

12

Karena hubungan antara pH saliva dan laju aliran saliva, maka

faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva adalah faktor yang juga

mempengaruhi pH saliva. Selain itu, asupan makanan tinggi karbohidrat

juga dapat menyebabkan pH saliva menurun karena mudah mengalami

fermentasi menghasilkan asam melalui glikolisis oleh bakteri

Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus.10

2.1.1.7 Metode Pengukuran pH Saliva

Secara umum pengukuran pH saliva dapat dilakukan dengan cara

semikuantitatif dan kuantitatif. Pengukuran pH saliva dengan

menggunakan kertas lakmus dan indikator pH adalah contoh pengukuran

dengan cara semikuantitatif. Hal ini karena hasil yang didapatkan berupa

perubahan warna dan memiliki makna nilai tertentu. Seperti kertas lakmus

biru yang berubah menjadi merah yang mengartikan pH asam (<7) dan

perubahan warna pada indikator pH yang hasilnya disesuaikan dengan

papan warna sesuai pabrik produksi masing-masing. Sedangkan

pengukuran kuantitatif adalah pengukuran menggunakan alat digital

dengan tingkat ketelitian lebih tinggi untuk mengetahui pH saliva.

Melihat dari penelitian sebelumnya yang juga mengukur pH saliva,

Singh, 2015 melakukan penelitian untuk melihat efek merokok jangka

panjang terhadap pH saliva dan laju aliran saliva dengan menggunakan

pengukuran indikator pH (kertas Indikrom). Saliva yang tidak distimulasi

dikumpulkan dalam tabung yang memakai tanda ukuran, kemudian strip

indikator dicelupkan ke dalam saliva selama 30 detik dan warna yang

dihasilkan dibandingkan dengan papan warna yang dikeluarkan oleh

pabrik. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Kanwar A, 2013

untuk melihat efek jangka panjang tembakau terhadap pH saliva dan laju

aliran saliva. Digunakan metode dengan strip pH spesifik saliva yang

segera dicelupkan ke dalam saliva setelah pengukuran laju aliran saliva.9,20

Pada penelitian Voelker, 2013 untuk melihat hubungan pH saliva

dengan merokok digunakan metode pengukuran menggunakan strip pH

yang ditempelkan pada mukosa pipi selama 10 detik dan dibandingkan

Page 26: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

13

dengan papan warna pada Saliva Check Buffer Testing Mat untuk

pengukuran saliva yang tidak terstimulasi. Sedangkan untuk saliva yang

distimulasi, strip pH dicelupkan kedalam wadah yang berisi saliva selama

10 detik dan dibandingkan dengan papan warna pada Saliva Check Buffer

Testing Mat. Saliva yang distimulasi juga diukur kembali dengan

menggunakan TwinpH meter elektronik dengan sampel saliva mengenai

sensor alat yang sudah dikalibrasi.8

2.1.2 Tembakau/ Rokok

2.1.2.1 Definisi dan Jenis Tembakau/Rokok

Menurut KBBI, tembakau adalah tanaman dengan nama latin

Nicotiana tabacum, berdaun lebar dan daunnya diracik halus dan

dikeringkan untuk bahan baku rokok. Sedangkan rokok menurut Peraturan

Pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang

mengandung zat adiktif adalah salah satu produk tembakau yang

dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya,

termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang

dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies

lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan

atau tanpa bahan tambahan.27,28

Secara umum terdapat dua jenis rokok yang diproduksi di

Indonesia, yaitu rokok kretek dan rokok putih. Rokok juga dapat dibagi

berdasarkan bahan campuran yang terkandung di dalamnya.29,30

1. Rokok Kretek

Rokok ini berisi tembakau dengan campuran cengkeh.

Pembuatannya dapat dengan menggunakan tangan atau mesin.

2. Rokok Putih

Jenis rokok ini adalah rokok dengan atau tanpa filter yang

berisi tembakau tanpa campuran cengkeh, boleh diberi bahan

tambahan lainnya sesuai dengan yang diperbolehkan oleh

pemerintah.

Page 27: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

14

3. Cerutu

Salah satu produk tembakau berisi campuran serpihan

tembakau tanpa tambahan bahan lain dan dibalut dengan

lembaran daun tembakau.

2.1.2.2 Kandungan Rokok

Berikut kandungan kimia tembakau yang sudah melewati proses

pengeringan dan fermentasi dan telah siap digunakan.

Tabel 2.1 Kandungan Kimia Tembakau Bahan Rokok

Golongan Kandungan (%)

Selulose 7-16

Gula 0-22

Trigliserida 1

Protein 3,5-20

Nikotin 0,6-5,5

Pati 2-7

Abu (Ca, K) 9-25

Bahan Organik 7-25

Lilin 2,5-8

Pektinat, polifenol, flavon, karotenoid,

minyak atsiri, parafin, sterin, dll.

7-12

(Dikutip dari: Tirtosastro, 2009)

Jumlah total komponen kimia pada tembakau yang telah siap

dibuat rokok adalah sebanyak 2500. Sebanyak 1100 terdapat dalam asap

rokok dan 1400 mengalami degradasi dan bereaksi kembali membentuk

4800 komponen kimia baru. Di antara seluruh komponen kimia tersebut,

beberapa memiliki efek terhadap kesehatan, yaitu sebagai berikut.23,32,38

1. Nikotin.

Merupakan senyawa alkaloid yang dapat menyebabkan

ketagihan dan gangguan pada jantung serta paru-paru. Nikotin

ditemukan pada fase partikular pada aliran asap rokok ketika

dihisap (mainstream smoke), maupun aliran asap ketika rokok

tidak dihisap (sidestream smoke).

2. Tar/NFDPM (Nicotine Free Dry Particulate Matter)

Page 28: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

15

Tar dihasilkan ketika tembakau dibakar. Konsedat asap yang

berisi seribu komponen berbeda dikurangi air dan nikotin

adalah tar. Ketika dingin, tar akan menjadi padat dan

membentuk endapan coklat pada permukaan gigi, saluran nafas

dan paru-paru. Tar tersusun atas senyawa organik dan

anorganik dan bersifat karsinogenik.

3. TSNA (tobacco specific nitrosamine).

Terkandung pada daun tembakau dalam jumlah sedikit, namun

dapat meningkat akibat proses pengovenan dan aktivitas

mikroba yang menghasilkan nitrit. TSNA bersifat sangat

karsinogenik.

4. PAH (polynuclear aromatic hydrocarbons)

Dibentuk melalui pirolisis rantai panjang hidrokarbon, terpenes

dan phytosterol (stigmasterol, parafin, gula, asam amino,

selulosa). PAH yang berasal dari pirolisis selulosa adalah

benzo[a]pyrene (B-a-P). Komponen ini adalah salah satu

karsinogen paling poten yang tidak ditemukan langsung pada

daun tembakau tetapi melalui pirolisis pada suhu panas

pembakaran rokok.

5. Karbon Monoksida

Gas yang dibentuk dari beberapa material seperti kayu, batu

bara dan minyak panas yang dibakar. Ketika rokok dibakar

akan membentuk gas ini sebagai salah satu komponen asap.

Gas ini berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular

karena dapat terikat lebih kuat dengan hemoglobin

dibandingkan oksigen dalam darah.

6. NTRM (nontobacco related-material).

Bahan lainnya pada rokok seperti pembungkus kertas dan filter

yang mengandung selulosa sebagai bahan dasar pembentukan

B-a-P. Material ini juga dapat yang mempengaruhi kadar

komponen kimia yang terhisap.

Page 29: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

16

Selain komponen di atas, terdapat komponen asam organik seperti

asam oksalat, sitrat, malat yang memberi kesegaran saat menghisap asap

rokok. Asap rokok yang asam juga berpengaruh mempermudah absorpsi

nikotin. Penambahan gula pada proses pembuatan rokok juga

menghasilkan asap rokok yang asam (pH= 5,2-6,2), tetapi dinetralkan

kembali dengan tambahan komponen nitrogen.23,31,32

Antara jenis rokok putih dan kretek terdapat perbedaan komponen

kimia di dalamnya. Dalam rokok kretek ditemukan lima komponen kimia

yang tidak terdapat pada rokok putih, yaitu eugenol, acetyl eugenol, B-

caryophyllene, x-humulene, dan caryophyllene epoksida. Hal lainnya yang

membedakan adalah kadar tar pada asap rokok kretek lebih besar

dibandingkan rokok putih. Jumlah komponen ini juga dipengaruhi oleh

filter pada rokok dan sifat porositas dari kertas rokok pada pangkal batang

rokok. 22,29

2.1.2.3 Klasifikasi Perokok

Menurut National Clearinghouse on Smoking and Health 1955,

perokok adalah yang semasa hidupnya mengkonsumsi 100 batang rokok

atau lebih dan masih mengkonsumsinya hingga saat ini. Definisi ini terus

berkembang hingga pada tahun 1998 WHO memberikan definisi perokok

adalah seseorang yang pada saat dilakukan survey menghisap produk

tembakau apapun, baik setiap hari maupun terkadang-kadang. Klasifikasi

perokok menurut WHO antara lain:33

1. Perokok harian (daily smoker) yaitu seseorang yang merokok apapun

jenis produk tembakau, setidaknya sekali dalam sehari

2. Perokok sesekali (occasional smoker) yaitu seseorang yang merokok

tetapi tidak setiap hari. Occasional smokers dibagi menjadi:

- Reducers yaitu seseorang yang dulunya merokok setiap hari tetapi

sekarang tidak merokok setiap hari

- Continuing occasional yaitu seseorang yang telah merokok 100

batang atau lebih tetapi tidak merokok setiap hari dan saat ini tidak

merokok setiap hari.

Page 30: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

17

- Experimenters yaitu seseorang yang telah merokok kurang dari 100

batang dan saat ini tidak merokok setiap hari.

Seorang non-perokok adalah seseorang yang pada saat dilakukan

survey tidak merokok produk tembakau sama sekali. Klasifikasi non-

perokok menurut WHO antara lain:33

1. Ex-smokers yaitu seseorang yang dulunya merokok setiap hari tetapi

saat ini tidak merokok sama sekali.

2. Never smokers yaitu seseorang yang tidak pernah merokok sama

sekali atau tidak pernah merokok setiap hari atau pernah merokok

kurang dari 100 batang sepanjang hidupnya.

3. Ex-occasional smokers yaitu seseorang yang dulunya pernah merokok

sesekali tetapi tidak setiap hari dan pernah merokok 100 batang atau

lebih sepanjang hidupnya.

Selain itu, kebiasaan merokok dapat diklasifikasikan berdasarkan

derajat beratnya merokok dengan indeks Brinkman. Indeks Brinkman

didapatkan dari jumlah batang rokok yang dihisap perhari dan lama

merokok dalam tahun sebagai variabelnya. Rumusnya sebagai berikut:34

Indeks Brinkman =

(Jumlah batang rokok yang dihisap perhari) x (Lama merokok dalam

tahun)

Pembagian derajat berat merokok dengan indeks Brinkman yaitu:

0-200 = perokok ringan

201-600 = perokok sedang

>600 = perokok berat

2.1.2.4 Efek Rokok terhadap pH Saliva

Rokok sebagai salah satu produk tembakau memiliki pengaruh

terhadap pH saliva. Paparan rokok yang terus-menerus pada kebiasaan

Page 31: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

18

merokok yang menahun dapat mempengaruhi refleks yang berkaitan

dengan saliva yaitu pada taste receptor sebagai primary site sekresi saliva.

Peningkatan aktivitas kelenjar saliva ditemukan pada setiap orang yang

baru mulai merokok. Namun, pada konsumsi tembakau dalam jangka lama

juga tidak ditemukan penghambatan refleks yang berhubungan dengan

saliva. Walaupun tidak ditemukan banyak perbedaan laju aliran saliva

pada perokok dan non-perokok, tetapi terdapat penurunan konsentrasi zat

terlarut pada saliva ketika terjadi peningkatan laju aliran saliva akibat

konsumsi tembakau jangka lama.40

Total zat terlarut dalam saliva sekitar 0.7% dengan komponen

organik 0,5% dan sisanya inorganik. Komponen inorganik terdiri dari

berbagai elektrolit salah satunya bikarbonat dan fosfat sebagai penyangga

yang berperan menjaga kestabilan pH saliva. Sebagai salah satu komponen

zat terlarut, maka komsumsi rokok dalam jangka lama juga dapat

mempengaruhi konsentrasi bikarbonat dan fosfat dalam saliva.17,40

Penurunan konsentrasi zat terlarut akibat peningkatan laju aliran

saliva dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena memang terjadi

peningkatan sekresi air pada saliva primer atau lebih sedikit sekresi air

tetapi zat terlarut yang direabsorbsi lebih banyak dari biasanya. Karena

tidak terdapat banyak perbedaan laju aliran saliva antara perokok dan non-

perokok, maka kemungkinan terjadi dua hal tersebut secara bersamaan.

Mekanisme lebih lanjut mengenai hal ini masih dalam penelitian, hanya

saja terdapat peningkatan konsentrasi sodium saat terjadi penurunan

kalsium dan potassium pada konsumsi tembakau dalam jangka lama.

Sehingga secara keselurahan pH saliva dapat mengalami penurunan karena

hal tersebut.40

2.1.3 Kesehatan Gigi dan Mulut

2.1.3.1 Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Page 32: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

19

Status kesehatan gigi dan mulut didapatkan dari hasil pemeriksaan

terhadap gigi dan mulut seseorang. Status ini menggambarkan suatu

keadaan atau kondisi kebersihan gigi dan mulut yang dibagi menjadi

kebersihan mulut baik, sedang atau buruk. Indeks yang umum digunakan

adalah Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) menurut Greene dan

Vermilion yang hasilnya didapatkan dari Debris Index (DI) dan Calculus

Index (CI) sebagai variabelnya. Rumus perhitungan OHI-S adalah sebagai

berikut:35,36

OHI-S = DI+CI

Kriteria untuk OHIS dalam menentukan keadaan mulut seseorang

yaitu:

- Skor 0,0-1,2 : baik

- Skor 1,3-3,0 : sedang

- Skor 3,1-6,0 : buruk

Debris Index (DI) adalah penilaian ada tidaknya debris pada

permukaan gigi, sedangkan Calculus Index (CI) adalah penilaian ada

tidaknya kalkulus pada permukaan gigi. Terdapat enam permukaan gigi

yang diperiksa, yaitu empat permukaan gigi posterior dan dua permukaan

gigi anterior. Permukaan gigi posterior yang diperiksa adalah molar satu

atau molar dua. Pada molar atas permukaan yang diperiksa adalah sisi

bukal, sedangkan pada molar bawah permukaan yang diperiksa adalahh

sisi lingual. Untuk permukaan gigi anterior yang diperiksa adalah

permukaan incisor kanan atas dan permukaan incisor kiri bawah.35

Hasil pemeriksaan Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI)

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Interpretasi Nilai Debris Index dan Calculus Index

Skor Debris Index (DI) Calculus Index (CI) 0 Tidak ada debris Tidak terdapat kalkulus

Page 33: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

20

1 Terdapat debris menutup tidak lebih 1/3 permukaan gigi

Kalkulus supragingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

2 Terdapat debris menutup lebih 1/3 sampai 2/3 permukaan gigi

Kalkulus supragingiva menutup lebih 1/3 sampai 2/3 permukaan gigi atau kalkulus subgingiva berupa bercak hitam di sekitar leher gigi atau terdapat keduanya

3 Terdapat debris menutup lebih dari 2/3 permukaan gigi.

Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan gigi atau kalkulus subgingiva merupakan cincin hitam di leher gigi atau terdapat keduanya

Sumber: Kartiyani, 2010

Untuk menilai status gingiva, digunakan skor Gingiva Index (GI)

menurut Loe dan Silness. Status gingiva adalah suatu keadaan atau kondisi

kesehatan gingiva yang menggambarkan gingiva dalam keadaan normal,

gingiva dengan inflamasi ringan, sedang, dan berat. Gingiva Index (GI)

adalah hasil pembagian antara skor yang didapatkan dengan jumlah gusi

yang diperiksa. Kriteria skor GI adalah:35

- 0 : gingiva normal.

- 1 : inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai perubahan warna,

sedikit edema, palpasi tidak terjadi perdarahan.

- 2 : inflamasi gingiva sedang, warna merah, edema, berkilat, palpasi

terjadi perdarahan.

- 3 : inflamasi gingiva parah, warna merah terang atau merah

menyala, edema terjadi ulserasi, perdarahan spontan.

Penggolongan keparahan inflamasi gingiva dapat ditentukan

berdasarkan Gingiva Index (GI) sebagai berikut:

- 0,1-1,0 = inflamasi ringan

- 1,1-2,0 = inflamasi sedang

- 2,1-3,0 = inflamasi berat

2.1.3.2 Efek Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Page 34: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

21

Rongga mulut sebagai bagian pertama yang terpapar rokok

memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan. Kebiasaan merokok

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit periodontal dan

dapat menurunkan status kesehatan gigi dan mulut. Menurut Arowojolu,

2013 merokok menyebabkan perubahan warna pada gigi, membuat

permukaan gigi menjadi kasar dan meningkatkan akumulasi plak. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan nilai OHI-S dan GI

pada perokok lebih tinggi dibandingkan non-perokok. Sehingga dapat

disimpulkan kesehatan gigi dan mulut perokok lebih rendah dibandingkan

non-perokok.24

Nilai GI yang tinggi menandakan tanda inflamasi yang nyata pada

gingiva. Peningkatan inflamasi ini disebabkan penurunan aliran darah

karena pengaruh nikotin. Komponen kimia lainnya yang bersifat sitotoksik

juga dapat diabsorpsi melalui membran mukosa dan pembuluh darah

sehingga mempengaruhi jaringan lunak di rongga mulut.24,32

Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Saptorini dan Kusuma,

2013 tentang faktor risiko yang berhubungan dengan status periodontal

pada pria perokok, didapatkan hasil higienitas mulut (OHIS), jumlah

batang rokok yang dihisap dan lama waktu merokok sebagai faktor risiko

status periodontal. Dari 85 subjek penelitian yang merokok didapatkan

higienitas mulut buruk sebanyak 81.2% dan sisanya memiliki higenitas

mulut sedang. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa merokok

berhubungan dengan penyakit periodontal terkait dosis rokok yang

dikonsumsi. Jika jumlah rokok yang dihisap dan tahun lama merokok

meningkat setiap hari, maka risiko periodontitis semakin tinggi.37

Kandungan nikotin dalam asap rokok dapat menghambat

perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal dan

merusak sel membran. Selain itu, nikotin dapat bekerja sebagai

kemoatraktan yang dapat menyebabkan akumulasi netrofil dan

mengaktifkannya melepaskan granul berisi protease sel yang dapat

menyebabkan kerusakan jaringan. Perubahan panas akibat pembakaran

rokok juga dapat mengiritasi mukosa mulut secara langsung dan

Page 35: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

22

menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva. Hal ini

menyebabkan peningkatan laju aliran saliva dan konsentrasi ion kalsium

sehingga dapat menyebabkan peningkatan skor kalkulus.38,41

Kebiasaan merokok juga dapat mempengaruhi akumulasi plak dan

meningkatkan karies gigi. Zinser, dkk melakukan penelitian antara

kebiasaan merokok dan karies gigi pada supir truk di Mexico. Didapatkan

hasil DMFT perokok lebih tinggi dibandingkan non-perokok. Selain itu,

semakin banyak konsumsi rokok perhari maka semakin tinggi terjadinya

karies. Sama halnya dengan hasil penelitian Al-Weheb, 2005 yang

didapatkan perbedaan DMFT pada perokok dan non-perokok. Hasil

penghitungan Lactobacillus didapatkan lebih tinggi pada perokok

dibandingkan non-perokok. Dan terdapat hubungan antara DMFT dengan

perhitungan Lactobacillus, sehingga dapat disimpulkan kemungkinan

peran Lactobacillus dalam terjadinya karies gigi.7,39

Penurunan pH saliva yang terjadi akibat efek rokok dapat

mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Ketika pH saliva asam, maka

akan meningkatkan bakteri asidofilik dan demineralisasi enamel gigi.

Dalam penelitian Voelker, dkk, kejadian karies gigi berhubungan dengan

penurunan pH saliva. Hal ini dikarenakan peningkatan aktivitas

mikroorganisme akibat sisa-sisa makanan pada gigi yang berlubang.

Ketika kebiasaan merokok diikuti dengan adanya karies gigi, maka hal

tersebut akan menyebabkan penurunan pH saliva menjadi semakin

asam.8,10,18,20

2.2 Kerangka Teori

Page 36: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

23

2.3 Kerangka Konsep

Sekresi saliva oleh

sel epitel sekretori

NaKATPase,

influks Cl

↑Ca intrasel

Membuka kanal K di

membran basolateral

Membuka kanal Cl

di membran luminal

Cl ke lumen kelenjar K ke interstisial

Menarik Na melalui

transpor paraseluler

Menarik H2O ke

lumen kelenjar

Reabsorbsi NaCl,

sekresi K dan HCO3

Saliva

Rokok

- Kandungan

rokok dan asap

rokok

- Jenis rokok

- Efek panas

pembakaran

- Derajat

keparahan (IB)

pH saliva

Kopi

Mengandung

karbohidrat

Karies gigi

Sisa makanan

pada gigi

berlubang

Fermentasi oleh

bakteri

Kesehatan gigi dan

mulut (OHIS, CI,

DI, GI)

Suasana rongga

mulut

Page 37: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

24

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur Cara Ukur Skala

Pengukuran

Kebiasaan Merokok

- Kandungan rokok dan

asap rokok

- Jenis rokok

- Efek panas pembakaran

- Derajat keparahan (IB)

Kerusakan sel dan jaringan

kelenjar saliva

↓ Derajat keasaman (pH) saliva

- Memiliki kebiasaan

merokok namun

terpapar asap rokok

dalam jangka waktu

yang cukup lama

(perokok pasif)

- Karies gigi

- Kebiasaan minum

kopi

= Variabel bebas

= Variabel yang diteliti

= Variabel perancu

Page 38: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

25

1. pH saliva Derajat

keasaman

yang

digunakan

untuk

menyatakan

tingkat

keasaman

atau

kebasaan

suatu cairan

kompleks

pada rongga

mulut yang

terdiri atas

campuran

sekresi dari

beberapa

kelenjar

saliva

Peneliti Indikator

pH

universal

Strip pH

dicelupkan ke

dalam tabung

ukur selama 3

detik dan

perubahan

warna

disesuaikan

dengan papan

warna yang

tersedia dari

pabrik.

Numerik

2. Status

merokok

Dikatakan

perokok jika

saat

pengambilan

sampel telah

menjadi

perokok

aktif dan

masuk

kriteria

inklusi dan

disebut non-

Peneliti Form

identitas

dan

riwayat

merokok

Melakukan

wawancara

dan pengisian

form data

subjek

penelitian

Kategorik

nominal

Page 39: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

26

perokok jika

saat

pengambilan

sampel tidak

merokok

dan masuk

kriteria

inklusi

3. Derajat

Keparah

an (IB)

Nilai yang

menunjukka

n derajat

keparahan

merokok

yang didapat

dari hasil

perkalian

jumlah

batang

rokok

perhari

dengan lama

merokok

dalam tahun

Peneliti Indeks

Brinkman

Pengisian form

data subjek

penelitian

Numerik

4. Jenis

Rokok

Kretek

Salah satu

jenis rokok

ysng berisi

tembakau

dengan

campuran

cengkeh.

Peneliti Form data

subjek

penelitian

Pengisian form

data subjek

penelitian

Kategorik

nominal

5. Jenis

Rokok

Semua jenis

rokok selain

Peneliti Form data

subjek

Pengisian form

data subjek

Kategorik

nominal

Page 40: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

27

Bukan

Kretek

jenis kretek

seperti jenis

rokok filter,

herbal dan

lainnya.

penelitian penelitian

6. Konsums

i Kopi

Kebiasaan

mengkonsu

msi kopi

dalam sehari

dengan jenis

kopi apapun.

Peneliti Form data

subjek

penelitian

Pengisian form

data subjek

penelitian

Numerik

7. OHIS

(Oral

Hygiene

Index

Simplifie

d)

Nilai yang

menunjukka

n status

kebersihan

mulut

Dokter gigi

pembimbing

Indeks

OHIS

Pemeriksaan

gigi dan mulut

Numerik

8. DI

(Debris

Index)

Nilai yang

menunjukka

n ketebalan

debris pada

permukaan

gigi

Dokter gigi

pembimbing

Indeks DI Pemeriksaan

gigi dan mulut

Numerik

9. CI

(Calculu

s Index)

Nilai yang

menunjukka

n kalkulus

pada gigi

Dokter gigi

pembimbing

Indeks CI Pemeriksaan

gigi dan mulut

Numerik

10. GI

(Gingiva

l Index)

Nilai yang

menunjukka

n gingivitis

yaitu

penilaian

Dokter gigi

pembimbing

Indeks GI Pemeriksaan

gigi dan mulut

Numerik

Page 41: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

28

warna,

konsistensi

dan

kecenderung

an gusi

berdarah

Page 42: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik bivariat tidak berpasangan

dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional study).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat

Pengukuran pH pada saliva akan dilakukan di Medical Research

Laboratory, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2.2 Waktu

Penelitian dilakukan selama bulan Februari 2015 – Juli 2015.

3.3 Kriteria dan Subjek Penelitian

Kriteria inklusi umum:

1. Laki-laki

2. Usia 20-55 tahun

3. Bersedia menyetujui informed consent

4. Kriteria partisipan perokok:

- Menjadi perokok aktif

5. Kriteria partisipan non-perokok:

- Tidak merokok aktif saat pengambilan saliva

Kriteria eksklusi umum:

1. Sedang berpuasa pada saat pengambilan saliva

2. Tidak dapat berpartisipasi karena keadaan psikologis yang buruk (gaduh

gelisah, agitasi)

3. Memiliki riwayat penyakit sistemik yang berhubungan dengan kelenjar

saliva (seperti DM, tumor)

4. Mengkonsumsi alkohol dan NAPZA

5. Mengkonsumsi obat yang mempengaruhi konsentrasi saliva

Page 43: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

30

3.4 Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar

sampel penelitian analitik tidak berpasangan dengan variabel numerik yakni

sebagai berikut:

Keterangan:

Zα = kesalahan tipe I sebesar 5% = 1,645

Zβ = kesalahan tipe II sebesar 5% = 1,645

(X1 – X2) = selisih minimal yang dianggap bermakna = 0,23

S = Sg = standar deviasi, diperoleh dengan rumus:

Sg = standar deviasi gabungan

S1 = standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya

n1 = besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya

S2 = standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

n2 = besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

Hasil perhitungan berdasarkan peneltian Kanwar, dkk tahun 2013:

(Sg)2 = [ 0,112 x (20 – 1) + 0,142 x (20 – 1)]

20 + 20 – 2

= 0,2299 + 0,3724

38

Sg = �0,01585

Sg = 0,126

Setelah dimasukkan kedalam rumus:

N = 2{(1,645 + 1,645) 0,126}2

{0,23}2

N = 6,4 (Bulatkan 7)

Berdasarkan kerangka teori didapatkan tiga faktor yang mempengaruhi pH

saliva tetapi tidak dapat dikeluarkan pada penelitian ini, yaitu objek penelitian

yang tidak hanya memiliki kebiasaan merokok namun terpapar asap rokok

dalam jangka waktu yang cukup lama (perokok pasif), karies gigi serta

Page 44: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

31

kebiasaan minum kopi. Dengan demikian, jika digunakan rumus besar sampel

role of ten, didapatkan perhitungan sebagai berikut

N1=N2= Cofounding factors x 10

= 3 x 10 = 30

Dengan demikian diambil jumlah sampel terbanyak untuk penelitian ini

yaitu 30 orang untuk setiap kelompok.

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat Penelitian

• Tabung sampel 15 mL

• Corong 40 mL

• Indikator pH universal Merck

• Rak tabung

• Coolbox berisi es batu

3.5.2 Bahan Penelitian

• Saliva perokok dan non-perokok

3.6 Cara Kerja Penelitian

• Menentukan subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi.

• Mendapatkan informed consent dari subjek penelitian, pengisian rekam

medis dan kuisioner serta memberikan penjelasan kepada subjek mengenai

prosedur pengambilan saliva.

• Subjek tidak diperbolehkan makan dan minum selama 1 jam sebelum

pengambilan saliva.

• Pemeriksaan gigi dan mulut responden dilakukan oleh dokter gigi, untuk

mengetahui status GI (Gingival index), DI (debri index), CI (calculus

index), dan Oral Higiene Index Score (OHIS).

• Subjek diminta untuk membuang saliva pada tabung sampel 15 mL selama

5 menit melalui corong. Waktu pengambilan saliva antara pukul 09.00-

11.00 pagi untuk meminimalisir efek sirkardian.

Page 45: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

32

• Tabung yang berisi saliva dimasukkan ke dalam tempat yang berisi es

pendingin untuk menjaga komposisi saliva hingga dibawa ke

Laboratorium FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

• Pengukuran pH saliva dengan indikator pH universal. Strip dimasukkan ke

dalam tabung hingga terendam selama 3 detik dan dilakukan pembacaan

langsung dalam 30 detik setelah strip dicelupkan.

• Strip disesuaikan dengan papan indikator pH universal dan dicatat

perubahan warna yang terjadi

3.7 Alur Penelitian

3.8 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

• Variabel bebas/independen pada penelitian ini adalah kebiasaan merokok

dan kebiasaan tidak merokok

• Variabel terikat/dependen pada penelitian ini adalah pH saliva

Pembuatan proposal penelitian

Ethical clearance dari komisi etik

Pemilihan subjek penelitian

Inform consent kepada subjek

Pengambilan sampel saliva

Pemeriksaan pH saliva sampel

Pengolahan data

Page 46: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

33

• Variabel perancu pada penelitian ini antara lain: objek penelitian yang

tidak hanya memiliki kebiasaan merokok namun terpapar asap rokok

dalam jangka waktu yang cukup lama (perokok pasif), karies gigi serta

kebiasaan makan dan minum yang bersifat asam.

3.9 Rencana Managemen dan Analisis Data

Data hasil pengukuran pH saliva dan data kuestioner dari subjek

penelitian yang telah didapatkan dikumpulkan kemudian dimasukkan ke

dalam komputer dan dianalisis menggunakan SPSS v20. Data yang diperoleh

dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui rerata dan standar deviasi.

Normalitas distribusi data di uji dengan Kolmogorov Smirnov untuk jumlah

sampel lebih dari 50 dan uji Shapiro Wilk untuk jumlah data yang kurang dari

50.

Uji hipotesis untuk membandingkan pH saliva pada perokok dan non-

perokok menggunakan uji unpaired t-test, namun jika distribusi data tidak

normal dapat dilakukan pengujian dengan uji Mann Whitney. Dilihat nilai p

value, nilai p<0.05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pH

saliva pada perokok dibandingkan dengan non-perokok.

Page 47: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

34

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan 86 sampel yang terdiri dari 55 sampel perokok

dan 31 sampel non-perokok. Karakteristik 86 sampel tersebut seperti usia, latar

belakang pendidikan dan kebiasaan konsumsi kopi dapat diihat pada tabel 4.1 di

bawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian (n=86)

Karakteristik Perokok (n=55) Non-Perokok (n=31)

Jumlah (n) Presentase (%) Jumlah (n) Presentase (%)

Usia

17-24 tahun

25-34 tahun

35-44 tahun

45-55 tahun

0

5

22

28

0

9,1

40,0

50,9

3

8

10

10

9,7

25,8

32,3

32,3

Rerata ± SD 43,44 ± 5,86 37,42 ± 9,94

Pendidikan

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

2

8

13

30

2

3,6

14,5

23,6

54,5

3,6

1

1

5

18

6

3,2

3,2

16,1

58,1

19,4

Konsumsi Kopi

0-2 gelas

>2 gelas

35

20

63,6

36,4

28

3

90,3

9,7

Rerata ± SD 2 (0-7)* 1,0 (0-3)*

*median (minimal-maksimal)

Hasil penelitian menunjukkan usia subjek penelitian keseluruhan berkisar

antara 17-55 tahun. Usia 45-55 tahun adalah usia terbanyak pada kedua

kelompok. Rerata usia perokok (43,44) lebih tinggi dibandingkan non-perokok

(37,42). Sedangkan pendidikan kelompok perokok dan non-perokok terbanyak

adalah lulusan SMA dengan presentase 52,6% dan 57,6%. Berdasarkan konsumsi

kopi, kedua kelompok mengkonsumsi 0-2 gelas kopi perhari dengan presentase

62,5% dan 90,6%.

4.1.2 Karakteristik Perokok

Page 48: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

35

Didapatkan karakteristik dari data perokok sebanyak 55 orang sebagai

berikut.

Tabel 4.2 Karakteristik Perokok

Jumlah (n) Presentase (%)

Indeks Brinkman

Ringan (≤200)

Sedang (201-600)

Berat (>600)

21

21

13

36,8

36,8

23,6

Jenis Rokok

Kretek

Bukan kretek

16

39

29,1

70,9

Berdasarkan indeks Brinkman, hasil penelitian menunjukkan jumlah

terbanyak pada kelompok indeks Brinkman ringan (36,8%) dan sedang (36,8%).

Hasil ini didapatkan dari perkalian antara lama merokok dalam tahun dan jumlah

batang rokok perhari. Jenis rokok yang dikonsumsi oleh perokok terbanyak adalah

jenis bukan kretek dengan presentase 70,9% yang meliputi jenis rokok filter,

herbal dan lainnya.

4.1.3 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian

Tabel 4.3 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian

Perokok Non-Perokok

p value n = 55 n = 31

Debris Index (DI)

1,00 (0,33-1,67)* 0,83 (0,17-1,5)* 0,083

0,048**

0,960

0,014**

Calculus Index (CI)

1,67 (0,83-2,83)* 1,67 (0,33-2,33)*

Gingival Index (GI)

1,17 (0,33-2,33)* 1,17 (0,17-2,17)*

Oral Higiene Index

Simplified (OHIS)

2,64 ± 0,65 2,26 ± 0,80

*median (minimal-maksimal)

**p value signifikan

Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan gigi dan mulut didapatkan

perbedaan bermakna pada nilai Calculus Index (CI) dan Oral Higiene Index

Simplified (OHIS) antara perokok dan non-perokok (p value= 0,021; 0,014).

Sedangkan pada nilai Debris index (DI) dan Gingiva Index (GI) tidak didapatkan

perbedaan bermakna antara perokok dan non-perokok. Namun, pada kedua indeks

Page 49: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

36

didapatkan nilai maksimal lebih tinggi pada perokok (1,67; 2,33) dibanding non-

perokok (1,50; 2,17). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan gigi dan

mulut perokok lebih rendah dibanding non-perokok.

4.1.4 Derajat Keasaman (pH) Saliva Subjek Penelitian

Hasil penelitian ini didapatkan derajat keasaman (pH) saliva pada subjek

perokok (6,00 (5,00-8,00)) lebih rendah dibandingkan subjek non-perokok (7,00

(6,00-8,00)). Setelah dilakukan uji statistik Mann Whitney pada pH saliva perokok

dan non-perokok didapatkan hasil p value 0,001 yang menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan bermakna antara pH saliva perokok dan non-perokok.

4.1.5 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok dan Konsumsi Kopi dengan

Derajat Keasaman (pH) Saliva

Tabel 4.4 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan Konsumsi Kopi dengan

pH Saliva

Jumlah

(n)

Presentase

(%)

p value

Indeks Brinkman Berat (>600)

Sedang (201-600)

Ringan (≤200)

Tidak Merokok

13

21

21

31

15,1

24,4

24,4

36,0

<0,001

Jenis Rokok Kretek

Bukan Kretek

Tidak Merokok

16

39

31

18,6

45,3

36,0

<0,001

Konsumsi Kopi >2 gelas

≤2 gelas

23

63

26,7

73,3

0,006

Tabel 4.4 menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara indeks

Brinkman, jenis rokok dan konsumsi kopi dengan pH saliva (p <0,001; <0,001;

0,006). Berdasarkan analisis Post Hoc pada variabel indeks Brinkman didapatkan

bahwa kelompok yang mempunyai perbedaan pH saliva adalah antara kelompok

perokok berat (>600) dengan tidak merokok, kelompok perokok sedang (201-600)

dengan tidak merokok dan kelompok perokok berat (>600) dengan perokok

ringan (≤200) (p <0,001; 0,005; 0,027).

Analisis Post Hoc pada variabel jenis rokok didapatkan bahwa kelompok

yang mempunyai perbedaan pH saliva adalah antara jenis rokok kretek dengan

Page 50: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

37

bukan kretek, jenis rokok kretek dengan tidak merokok dan jenis rokok bukan

kretek dengan tidak merokok (p= 0,038; <0,001; 0,012).

4.1.5 Analisis Multivariat Indeks Brinkman, Jenis Rokok dan Konsumsi

Kopi dengan Derajat Keasaman (pH) Saliva

Tabel 4.5 Analisis Multivariat Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan Konsumsi

Kopi dengan pH Saliva

Variabel p value S.E Wald Exp(B) IK 95%

Minimum Maksimum

Indeks Brinkman

Berat (>600)

Sedang (201-600)

0.20

0.56

0.90

0.66

1.63

0,34

3.16

1.47

0.54

0.40

18.52

5.39

Jenis Rokok

Kretek

Bukan kretek

0.01

0.20

0.86

0.68

7.93

1.68

11.20

2.40

2.09

0.64

60.22

9.05

Konsumsi Kopi

>2 gelas

0.52

0.63

0.41

1.50

0.43

5.18

Berdasarkan hasil analisis bivariat, dilakukan analisis multivariat regresi

logistik antara penurunan pH saliva (≤6) sebagai variabel bebas dengan indeks

Brinkman, jenis rokok serta konsumsi kopi sebagai variabel terikat. Variabel yang

bermakna berpengaruh terhadap penurunan pH saliva (≤6) adalah jenis rokok

kretek (p= 0.01). Kekuatan hubungan dari yang terbesar hingga terkecil adalah

jenis rokok kretek, indeks Brinkman berat, jenis rokok bukan kretek, konsumsi

kopi dan indeks Brinkman sedang. Sehingga penurunan pH saliva (≤6) pada

penelitian ini lebih dipengaruhi oleh jenis rokok dan indeks Brinkman berat

dibandingkan konsumsi kopi.

4.2 Pembahasan

Penelitian dengan 55 sampel perokok dan 31 sampel non-perokok ini

memiliki karakteristik subjek penelitian dengan rerata usia 43,44 tahun untuk

kelompok perokok dan 37,42 tahun untuk kelompok non-perokok. Didapatkan

rerata usia perokok lebih tinggi dibandingkan non-perokok. Rentang usia

terbanyak pada kedua kelompok adalah sama yaitu berkisar 45-55 tahun. Hal ini

cukup sesuai dengan data yang dilaporkan Riskesdas tahun 2013, bahwa

Page 51: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

38

didapatkan 31,4% perokok dengan usia 45-55 tahun setiap harinya di Indonesia.

Angka ini mewakili urutan ketiga setelah kelompok usia 30-34 tahun (33,4%) dan

35-39 tahun (32,2%).3

Berdasarkan pendidikan, tidak ditemukan perbedaan bermakna antara

perokok dan non-perokok. Pada kedua kelompok ini didapatkan tingkat

pendidikan terbanyak pada lulusan SMA yaitu 54,5% dan 58,1% (Tabel 4.1). Hal

ini bersesuaian dengan hasil Riskesdas 2013, bahwa kelompok perokok di

Indonesia memiliki pendidikan terbanyak yaitu lulusan SMA.3

Sebagian besar subjek penelitian mengkonsumsi kopi setiap harinya.

Kelompok perokok 36,4% mengkonsumsi kopi >2 gelas perhari, sedangkan pada

kelompok non-perokok 90,3% mengkonsumsi kopi 0-2 gelas perhari (Tabel 4.1).

Terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok, bahwa kelompok perokok

mengkonsumsi kopi lebih banyak dibandingkan non-perokok. Hal ini

menyebabkan kemungkinan terjadi perubahan pH saliva yang diakibatkan oleh

kebiasaan konsumsi kopi. Seperti penelitian Andriany, dkk yang menyatakan

pengaruh konsumsi kopi Ulee Kareng terhadap penurunan pH saliva yang

signifikan. Penurunan pH saliva tersebut dikarenakan kopi mengandung

karbohidrat sederhana yang tinggi dan fermentasinya di dalam mulut oleh bakteri

menghasilkan asam sehingga dapat menurunkan pH saliva sampai di bawah 5,5.19

Penelitian ini memfokuskan melihat perbedaan pH saliva akibat konsumsi

rokok. Didapatkan hasil yang bermakna pada pH saliva antara perokok dan non-

perokok (p= 0.001). Hal ini menunjukkan bahwa pH saliva perokok lebih rendah

dibandingkan non-perokok.

Peran rokok terhadap pH saliva pada penelitian ini dilihat dari kebiasaan

merokok yang dikategorikan menggunakan indeks Brinkman. Didapatkan jumlah

yang sama antara indeks Brinkman ringan dan sedang yaitu sebesar 36,8% (Tabel

4.2). Setelah dilakukan uji statistik, pH saliva perokok berat berbeda bermakna

dengan perokok ringan (p= 0,027). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama

konsumsi rokok dan semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi setiap

harinya berpengaruh terhadap perubahan pH saliva yang terjadi pada kelompok

perokok. Serupa dengan penelitian Singh, dkk yang menyatakan penurunan pH

saliva pada perokok (6,30 ± 0,36) dibandingkan non-perokok (7,10 ± 0,24). Pada

Page 52: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

39

penelitian tersebut digunakan subjek perokok dengan konsumsi rokok 10-15

batang perhari selama >6 bulan untuk melihat efek paparan rokok yang lama.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Kanwar, dkk bahwa didapatkan

pH saliva perokok lebih rendah dibandingkan non-perokok.9,20

Hal tersebut berkebalikan dengan penelitian Al-Weheb, 2005 yang melihat

efek rokok terhadap karies gigi dan faktor saliva. Didapatkan pH saliva perokok

(7,32 ± 0,40) lebih tinggi dibandingkan non-perokok (7,24 ± 0,42). Hal ini terjadi

kemungkinan karena perbedaan sampel saliva yang digunakan, dimana pada

penelitian tersebut digunakan saliva dengan stimulasi. Sama halnya dengan

penelitian Palomares et.al, dimana tidak didapatkan hasil bermakna antara pH

saliva perokok dan non-perokok (p= 0,160, p >0,05). Namun, didapatkan hasil

bahwa pH saliva perokok lebih rendah dibandingkan non-perokok.7,21

Selain lamanya paparan rokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi, jenis

rokok juga berpengaruh terhadap penurunan pH saliva subjek perokok pada

penelitian ini. Terdapat perbedaan bermakna pH saliva antara jenis rokok kretek

dan bukan kretek (p= 0,038). Hal ini sejalan dengan penelitian Arta, 2014, bahwa

didapatkan penurunan pH saliva yang lebih signifikan pada perokok kretek

dibandingkan perokok putih (p= 0,003). Penyebab terjadinya penurunan pH

tersebut karena perbedaan kandungan antara kedua jenis rokok. Rokok kretek

mengandung kadar tar yang lebih tinggi dibandingkan jenis rokok lainnya. Selain

itu jenis rokok kretek umumnya tidak menggunakan filter pada bagian yang akan

dihisap, sehingga berhubungan dengan kadar komponen kimia yang dapat

mempengaruhi pH saliva.22,23,29

Umumnya, kebiasaan merokok tak lepas dari kebiasan mengkonsumsi

kopi. Penelitian ini mendapatkan hasil hubungan antara pH saliva dengan

konsumsi kopi (p= 0,006). Namun setelah dilakukan analisis multivariat,

didapatkan hasil akhir bahwa konsumsi kopi memiliki kekuatan hubungan yang

tidak besar dengan penurunan pH saliva (p= 0,52). Hal ini menunjukkan bahwa

penurunan pH saliva yang terjadi pada penelitian ini diakibatkan karena peran

rokok dan jenis rokok yang dikonsumsi.

Selain mempengaruhi pH saliva, pada penelitian ini juga membuktikan

bahwa rokok mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Terlihat dari nilai OHIS

Page 53: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

40

yang tinggi pada kelompok perokok (2,64 ± 0,65). Indeks ini didapat dari hasil

penilaian Calculus Index (CI) dan Debris Index (DI). Didapatkan hasil bermakna

pada OHIS dan CI antara perokok dan non-perokok (p= 0,021; 0,014). Sejalan

dengan Arowojolu tahun 2013 bahwa terdapat perbedaan bermakna pada OHIS

dan GI antara perokok dengan non-perokok (p <0,05).24

Kebiasaan mengkonsumsi rokok dalam waktu yang lama dengan jumlah

batang rokok perhari yang banyak dapat mempengaruhi fungsi saliva, salah

satunya menurunkan pH saliva. Selain itu, rokok juga dapat mempengaruhi

kesehatan gigi dan mulut. Penurunan pH saliva yang terjadi juga dilaporkan

berhubungan dengan indeks DMFT yang merupakan penilaian terhadap karies

gigi. Kebiasaan merokok yang diikuti kebiasaan minum kopi dapat semakin

menurunkan pH saliva. Sehingga sebaiknya menghindari kebiasaan merokok yang

diikuti kebiasaan minum kopi. Dengan dibuktikannya efek rokok terhadap rongga

mulut dan saliva, diharapkan dapat mengurangi kebiasaan merokok penduduk

dunia di mana saja.

4.3 Aspek Keislaman

Segala hal tentang kehidupan telah Allah SWT berikan pedomannya

dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Termasuk dalam hal menjaga

kesehatan tubuh yang merupakan amanah dari Allah SWT dan akan diminta

pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Allah SWT berfirman:

م إلى التهلكةولا تلقوا بأيديك

Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”

(QS: Al-Baqarah: 195)

Allah juga berfirman:

ولا تقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيما

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha

Penyayang kepadamu” (QS: An-nisaa’: 29)

Allah SWT telah menjelaskan bahwa jangan sampai manusia melakukan

hal yang dapat mengakibatkan kebinasaan bagi dirinya, apalagi sampai

membunuh dirinya sendiri. Seperti kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan

kerusakan pada tubuh karena berbagai komponen kimia yang terkandung di

Page 54: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

41

dalamnya. Merokok menjadi faktor risiko berbagai penyakit, salah satunya

penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti stroke. Menurut

baseline health research, 2007, stroke menyumbangkan 15,4% sebagai penyebab

kematian. Hal ini menyebabkan pentingnya mengurangi konsumsi rokok. Selain

itu, efek rokok tidak hanya berakibat pada seseorang yang mengkonsumsinya saja.

Karena banyaknya komponen kimia yang ditemukan dalam asap rokok, hal ini

menyebabkan kemungkinan efek yang terjadi pada orang lain yang tidak merokok

tetapi terpapar asap rokok. Nabi bersabda:

لا ضرر ولا ضرار

“Tidak ada kemudharatan terhadap diri sendiri dan tidak juga kepada orang lain”

(HR. Ibnu Majah no 2341)

Oleh karena itu, sebaiknya para perokok berusaha untuk mengurangi

konsumsi rokok dan secara perlahan berhenti untuk mengkonsumsinya lagi. Tidak

hanya untuk menjaga kesehatan diri sendiri tetapi juga orang-orang disekitar.

Karena kelak setiap amanah akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah

SWT, termasuk jasad manusia dan cara manusia tersebut memelihara tubuhnya.

Ayat di atas Allah SWT tutup dengan kalimat “sesungguhnya Allah Maha

Penyayang kepadamu” yang mengartikan bahwa salah satu alasan Allah SWT

melarang hal tersebut adalah karena Allah menyayangi hambaNya.

Page 55: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

42

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan:

1. Didapatkan perbedaan bermakna derajat keasaman (pH) saliva pada

perokok (median= 6,0) dibandingkan non-perokok (median= 7,00) (U=

1191,5, Z= -3,45, p= 0,001, r= -0,37).

2. Penurunan pH saliva yang terjadi pada perokok berhubungan dengan jenis

rokok dan indeks Brinkman (p= 0,038; 0,027).

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan:

1. Dibutuhkan penelitian lanjutan dengan penilaian terhadap kadar

bikarbonat.

2. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat hubungan indeks Brinkman

dan derajat keasaman (pH) saliva dengan jumlah sampel tiap kelompok

sebesar 187 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 56: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

43

1. WHO. WHO Report on The Global Tobacco Epidemic, 2013: Enforcing bans

on tobacco advertising, promotion and sponsorsHip. Luxembourg: World

Health Organization; 2013: p. 11-14.

2. Ng M, Freeman MK, Fleming TD, Robinson M, Dwyer-Lindgren L,

Thomson B, et al. Smoking Prevalence and Cigarette Consumption in 187

countries, 1980-2012. JAMA. 2014 Jan 8;311(2):183-92.

3. BPdPKK. Riset Dasar Kesehatan Tahun 2013. Jakarta: Kesehatan

Kementerian Republik Indonesia; 2013: Hlm. 137

4. Ed. Pamela Korsmeyer and Henry R. Kranzler. Encyclopedia of Drugs,

Alcohol and Addictive Behavior Vol. 4.3rd

ed. Detroit: Macmillan Reference

USA, 2009. p. 95-130

5. Mirbod SM, Ahing SI. Tobacco-Associated Lesions of the Oral Cavity: Part

I. Nonmalignant Lesions. J Can Dent Assoc 2000; 66: 252-6

6. Almeida PDVd, Gregio AMT, Machado MAN, Lima AASd, Azevedo LR.

Saliva Composition and Functions: A Comprehensive Review. J Contemp

Dent Pract. 2008 March; (9)3: p. 072-080.

7. Al-Weheb MA. Smoking and its relation to caries experience and salivary

lactobacilli count. J Coll Dentistry 2005; 17(1): 92-85

8. Voelker MA, Simmer-Beck M, Cole M, Keeven E, Tira D. Preliminary

findings on the correlation of saliva pH, buffering capacity, flow, Consistency

and Streptococcus mutans in relation to cigarette smoking. J Dent Hyg. 2013

Feb; 87(1):30-7

9. Kanwar A, Sah K, Grover N, Chandra S, Singh RR. Long-term effect of

tobacco on resting whole mouth salivary flow rate and pH: An institutional

based comparative study. European Journal of General Dentistry. 2013

December; 2(3): p. 296-299

10. Suryadinata A. Kadar Bikarbonat Saliva Penderita Karies dan Bebas Karies.

Sainstis. 2012 September; 1(1): p. 35-36

11. Tortora GJ, Derrickson B. The Digestive System. In: Roesch B, editor.

Principles of Anatomy and Physiology. 12th

ed. US: John Wiley & Sons, Inc;

2009. p. 929-931.

Page 57: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

44

12. Mescher AL. Organs Associated with The Digestive Tract. In: Mescher AL,

editor. Junqueira’s Basic Histology Text & Atlas. 12th

ed. US: McGraw-Hill

Companies, Inc; 2010. p. 276-280.

13. Moore KL, Dalley AF. Anatomi Berorientasi Klinis Jilid 3. Edisi 5. Jakarta:

Erlangga; 2013. hlmn. 124-125

14. Ekstrom J, Khosravani N, Castagnola M, Messana I. Saliva and The Control

of Its Secretion. Berlin: Springer; 2012. p. 20-30.

15. Catalan MA, Nakamoto T, Melvin JE. The Salivary Gland Fluid Secretion

Mechanism. The Journal of Medical Investigation. 2009 October; 56: 192-

195.

16. Smith PM. Mechanisms of Salivary Secretion. In: Edgar WM, O’Mullane

DM, Dawes C, editors. Saliva and Oral Health. 3rd

ed. London: British Dental

Association; 2004. p. 1-2.

17. Pedersen AML. Saliva. Copenhagen: Institude of Odontology; 2007.

18. Shetty C, Hegde MN, Devadiga D. Correlation Between Dental Caries with

Salivary Flow, pH, and Buffering Capacity in Adult South Indian Population:

An In-vivo Study. Int. J. Res. Ayurveda Pharm. Mar-Apr 2013; 4(2): 219-

222.

19. Andriany P, Hakim RF, Mahlianur. Pengaruh Konsumsi Kopi Ulee Kareng

(Arabika) Terhadap pH Saliva Pada Usia Dewasa Muda. Dentika Dental

Jurnal. 2012; 17(2): 151

20. Singh M, Ingle NA, Kaur N, Yadav P, Ingle E. Effect of Long Term Smoking

on Salivary Flow Rate and Salivary pH. JindianAssocPublicHealthDent.

January-March 2015; 13(1): 11-13

21. Palomares CF, Munoz-Montagud JV, Sanchiz V, Herreros B, Hernandez V,

Minguez M, et al. Unstimulated Salivary Flow Rate, pH and Buffer Capacity

of Saliva in Healthy Volunteers. Rev Esp Enferm Dig. 2004; 96(11): p. 773-

783.

22. Arta IPKP. Perbedaan pH Saliva Pada Perokok Putih dan Perokok Kretek

Sesaat Setelah Merokok. Universitas Mahasaraswati Denpasar; 2014: 13-32

Page 58: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

45

23. Tirtosastro S, Murdiyati AS. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok.

Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri. April 2010; 2(1): 33-

43.

24. Arowojolu MO, Fawole OI, Dosumu EB, Opeodu OI. A Comparative Study

of The Oral Hygiene Status of Smokers and Non-smokers in Ibadan, Oyo

State. NigerMedJ. July-August 2013; 54(4): 240-243

25. Greenberg, Glick, Ship. Burket’s Oral Medicine Ed 11. India: BC Decker Inc;

2008

26. Melnyk Bernadette Mazurek, Morrison Dianne, Beedy. Intervention

research:designing, conducting, analyzing, funding. USA: Springer

publishing Company; 2012

27. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia). Kamus Besar

Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2008

28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.109 Tahun 2012 Tentang

Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau

Bagi Kesehatan. Sistem Informasi Perundang-undangan [Internet]. 2012

[cited 2015 Sept 01]. Available from:

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/47_PP%20Nomor%20109%20Tahu

n%202012.pdf

29. World Health Organization. Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report

2011. [Internet]. Jakarta: World Health Organization; 2012 Aug 30 [cited

2015 May 21]. Available from:

http://who.int%2Ftobacco%2Fsurveillance%2Fsurvey%2Fgats%2Findonesia

_report.pdf

30. Kusuma DA, Yuwono SS, Wulan SN. Studi Kadar Nikotin dan Tar Sembilan

Merk Rokok Kretek Filter yang Beredar di Wilayah Kabupatn Nganjuk.

J.Tek.Pert. 2012; 5(3): 151-155

31. World Health Organization. Tobacco: deadly in any form or disguise

[Internet]. France: World Health Organization; 2006 [cited 2015 Sept 10].

Available from:

http://who.int%2Ftobacco%2Fcommunications%2Fevents%2Fwntd%2F2006

%2FTfi_Rapport.pdf

Page 59: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

46

32. Geiss O, Kotzias D. Tobacco, Cigarettes and Cigarette Smoke: An Overview

[Internet]. Italy: Joint Research Centre Institude for Health and Consumer

Protection; 2007 [cited 2015 May 21]. Available from: http://jrc.cec.eu.int

33. Weitkunat R, Coggins CRE, Wang ZS, Kallischnigg G, Dempsey R.

Assessment of Cigarette Smoking in Epidemiologic Studies. Tobacco

Research. 2013 Sept; 25(7): 638-648.

34. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Penyakit Paru Obstruktif kronik

(PPOK): Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia [Internet].

2003 [cited: 2015 Sept 9]. Available from:

http://klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf

35. Sacea A, Lampus BS, Supit A. Gambaran Status Rongga Mulut dan Status

Gingiva pada Mahasiswa dengan Gigi Berjejal. Jurnal e-GiGi (eG). Maret

2013; 1(1): hlm. 52-58

36. Kartiyani I, Santoso O. Paparan Pengaruh Sulfur Terhadap Kejadian

Gingivitis: Studi pada Pekerja Tambang Belerang di Gunung Welirang,

Pasuruan, Jawa Timur. Jurnal PDGI. Januari 2010; 59(1): hlmn. 24-28

37. Saptorini YKK, Kusuma AP. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Status

Periodontal pada Pria Perokok Buruh Bongkar Muat Pelabuhan Tanjung

Emas Semarang. Universitas Dian Nuswantoro, 2013.

38. Kusuma ARP. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut.

Majalah Ilmiah Sultan Agung. 2011 Juli; 49.

39. Zinser VA, Irigoyen ME, Rivera G, Maupome G, Sanchez-Perez L,

Velazquez C. Cigarette Smoking and Dental Caries among Professional

Truck Drivers in Mexico. Caries Res. 2008; 42: 255-262.

40. Khan GJ, Mahmood R, Haq I, Din S. Secretion of Total Solids (Solutes) in

The Saliva of Long-Term Tobacco User. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2008;

20(1): 20-22.

41. Vinay Kumar. Paru dan Saluran Nafas Atas. In: Vinay Kumar, Ramzi S.

Cotran, Stanley L. Robbin, editors. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 7.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. hlmn. 515-518

LAMPIRAN

Lampiran 1

Page 60: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

47

Formulir Inform Consent dan Data Responden

FORMULIR PERSETUJUAN

SETELAH PENJELASAN

Judul Penelitian:

Peran Rokok Terhadap Skor Kualitas Hidup, Derajat Keasaman (pH), Kadar Kalsium, Kadar Protein

Total dan Laju Aliran Saliva (SFR): Penelitian Pada Perokok dan Non-perokok Laki-Laki

Peneliti:

Faruq Yufarriqu Mufaza

Nabila Syifa

M. Reza Syahli

Sari Dewi Apriana

Abqariyatuzzahra Munasib

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Kertamukti Pisangan

Ciputat, Jakarta 15419, Telepon: 021-74716718, 021-7401925

Kontak pada keadaan darurat:

Peneliti Utama : Faruq Yufarriqu Mufaza (085764444435)

Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi Anda bersifat sukarela, dalam

arti Anda bebas untuk turut serta atau menolaknya. Anda juga bebas berbicara karena

kerahasiaan Anda terjamin.

Sebelum membuat keputusan, Anda akan diberitahu detail penelitian ini berikut kemungkinan

manfaat dan risikonya, serta apa yang harus Anda kerjakan. Tim peneliti akan menerangkan

tujuan penelitian ini dan memberikan formulir persetujuan untuk dibaca. Anda tidak harus

memberikan keputusan saat ini juga, formulir persetujuan dapat Anda bawa ke rumah untuk

didiskusikan dengan keluarga, sahabat atau dokter Anda.

Jika Anda tidak memahami apa yang Anda baca, jangan menandatangani formulir persetujuan ini.

Mohon menanyakan kepada dokter atau staf peneliti mengenai apapun yang tidak Anda pahami,

termasuk istilah-istilah medis. Anda dapat meminta formulir ini dibacakan oleh peneliti. Bila Anda

bersedia untuk berpartisipasi, Anda diminta menandatangani formulir ini dan salinannya akan

diberikan kepada Anda.

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 61: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

48

Apa tujuan penelitian ini?

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui skor kualitas hidup dan keadaan rongga mulut para pria

perokok dan non-perokok serta mengukur laju aliran saliva (SFR), derajat keasaman, kadar ion

kalsium, kadar protein total pada saliva.

Mengapa saya diminta untuk berpartisipasi?

Anda diminta berpartisipasi karena Anda telah merokok rutin selama minimal 1 tahun dan telah

memenuhi kriteria penelitian ini atau sebagai kelompok kontrol yang tidak pernah merokok sama

sekali.

Berapa banyak orang yang mengikuti penelitian ini?

Lima puluh perokok dan lima puluh non-perokok akan mengikuti penelitian ini.

Di mana penelitian akan berlangsung?

Penelitian akan dilakukan di Medical Research Laboratory, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Apa yang harus saya lakukan?

Jika memenuhi kriteria, Anda akan diikutkan dalam penelitian. Jika Anda setuju untuk mengikuti

penelitian, maka Anda harus mengikuti seluruh prosedur penelitian termasuk mengisi rekam

medis, pemeriksaan fisik, gigi dan mulut, dan pengumpulan saliva.

Pengisian Rekam Medis untuk mengumpulkan informasi

Anda akan mengisi rekam medis dengan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui data pribadi,

mengenai kesehatan dan kesejahteraan, jumlah rokok yang dikonsumsi, kebiasaan mengenai

pola makan dan menjaga kebersihan rongga mulut serta, mengenai keluhan di rongga mulut.

Pemeriksaan fisik dan gigi mulut

Anda akan menjalani pemeriksaan fisik berupa pengukuran berat badan dan tinggi badan. Untuk

pemeriksaan gigi mulut untuk mengetahui adanya kelainan rongga mulut berupa radang gusi,

kerusakan jaringan penyangga gigi, gigi berlubang, infeksi jamur rongga mulut, sudut bibir pecah-

pecah & meradang, sindroma mulut terbakar, serta pengukuran banyaknya ludah yang dihasilkan

dan derajat keasaman saliva (ludah).

Pengumpulan saliva

Anda akan diminta untuk mengumpulkan ludah selama kurang lebih 5 menit didalam mulut, lalu

meludahkannya kedalam tabung steril. Ludah Anda akan dikumpulkan kurang lebih sebanyak 1

ml.

Pengisian Kuisioner SF-36

Anda akan diminta untuk mengisi kuisioner pengukuran skor kualitas hidup. Di dalam kuisioner

tersebut terdapat 36 poin pertanyaan. Silahkan diisi sesuai dengan keadaan yang sebenar-

benarnya, sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh Anda.

Page 62: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

49

Berapa lama saya harus menjalani penelitian ini? Dapatkah saya berhenti dari penelitian

sebelum waktunya?

Penelitian ini akan memakan waktu maksimal 1.5 jam dengan rincian, 30 menit untuk mengisi

rekam medis, 30 menit pemeriksaan fisik dan gigi mulut, 15 menit untuk pengumpulan ludah dan

15 menit untuk pengisian kuesioner.

Akankah saya mendapat kompensasi?

Anda akan menerima souvenir dari Tim Peneliti untuk serangkaian penelitian ini. Souvenir ini

diberikan sebagai tanda terima kasih atas partisipasi Anda dalam penelitian ini. Anda juga dapat

berkonsultasi masalah gigi, mulut dan kesehatan secara umum kepada dokter dan dokter gigi.

Siapa yang dapat saya hubungi bila mempunyai pertanyaan, keluhan, atau bertanya tentang

hak-hak saya sebagai subyek penelitian?

Jika Anda memiliki pertanyaan maupun keluhan berkaitan dengan partisipasi Anda atau hak- hak

sebagai subyek penelitian, Anda dapat menghubungi Peneliti Utama pada nomor telepon yang

tercantum di halaman pertama formulir ini, jika anggota tim peneliti tidak dapat dihubungi.

Ketika Anda menandatangani formulir ini, Anda setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Ini berarti Anda sudah membaca informed consent, pertanyaan Anda telah dijawab, dan Anda

memutuskan untuk berpartisipasi.

Nama Partisipan Tanda tangan Tanggal

Nama Pengumpul data Tanda tangan Tanggal

Page 63: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

50

(Lanjutan)

Jam Pemeriksaan: …………………

DATA PRIBADI

Nama

TTL

:

:

……………………………………...

........................................

Jenis Kelamin :

Alamat : ......................................................................................................................................

HP : ......................

Pekerjaan

Penghasilan/

bulan

1. <1.500.000

Pendidikan

:

:

:

........................

2. 1.500.000-2.500.000

SD/SMP/SMA/D3/S1/S2/S3/……

Status Pernikahan

Agama

3. 2.500.000-3.500.000

:

:

…………….

…………….

4. >3.500.000

PENYAKIT SISTEMIK : (jawab dengan ADA atau TIDAK ADA)

Page 64: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

51

Hepatitis B/C :

HIV :

TBC :

Diabetes

Mellitus

:

Hipertensi :

(Lanjutan)

RIWAYAT GIGI DAN MULUT

Kunjungan terakhir ke dokter gigi :

Jenis perawatan :

Frekuensi & waktu sikat gigi : ....... Kali/hari; pagi / siang / sore / malam

Penggunaan obat kumur : Ya / Tidak; ........ kali/hari; Merek.............

Keluhan mulut kering : Ya / Tidak; Sejak ............. hari/minggu/bulan/tahun

Asupan air putih/hari : ....... Gelas

Konsumsi kopi/hari : ....... Gelas

FREKUENSI MEROKOK

1. Apakah anda hampir setiap hari merokok:

1) Ya

2) Tidak, berapa hari dalam seminggu anda merokok …………..

2. Berapa rata-rata jumlah batang rokok yang anda habiskan dalam sehari: …………..

batang/hari

3. Jenis rokok yang biasa anda konsumsi:

1) Kretek

2) Filter

3) Membuat sendiri

4) Lainnya: …………..

4. Sudah berapa lama anda merokok: ………….. tahun yang lalu

5. Apakah alasan anda pertama kali merokok?

1) iseng

2) penasaran/coba-coba

Page 65: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

52

3) diajak/dipaksa teman

4) mencontoh orang tua

5) terlihat dewasa/keren

6) terlihat seperti tokoh idola

(Lanjutan)

7) lainnya....

6. Siapa yang pertama kali memperngaruhi anda untuk merokok

1) tidak ada

2) orang tua

3) saudara

4) teman

5) iklan

6) lainnya....

7. Dimana biasanya anda merokok (boleh pilih lebih dari satu)

1) di rumah

2) di tempat kerja

3) di tempat teman

4) di tempat umum

5) lainnya....

8. Biasanya anda mendapatkan rokok darimana

1) orang tua

2) teman

3) beli sendiri

4) lainnya

9. Keadaan apa yang membuat anda merokok (boleh pilih lebih dari satu)

1) saat bosan

2) saat stress/kesal/marah

3) merasa gugup/hilangkan ketegangan

4) saat mulut merasa tidak enak

5) saat santai/iseng

6) saat melihat orang merokok

7) lainnya

KEINGINAN BERHENTI MEROKOK

Diadopsi dari WHO

1. Apakah anda pernah mencoba berhenti merokok

1) Ya

Page 66: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

53

(Lanjutan)

2) Tidak (langsung ke pertanyaan No.7)

2. Kapan anda mencoba berhenti merokok: ………….. tahun yang lalu

3. Berapa kali anda berusaha berhenti merokok?.......... kali

4. Apakah anda sukses dalam berhenti merokok pada saat itu?

1) Ya

2) Tidak

5. Berapa lama anda berhenti merokok pada saat itu?....... hari

6. Apa cara yang anda gunakan untuk berhenti merokok pada saat itu?

1) ke dokter

2) Permen

3) Obat

4) lainnya ....

7. Apakah anda mau berhenti merokok?

1) Ya, karena....

2) Tidak

8. Bagaimana tindakan keluarga saat anda merokok

1) ditegur

2) dibiarkan

3) lainnya....

9. Seberapa besar pengaruh iklan dalam mempengaruhi anda merokok

1) besar sekali

2) besar

3) biasa saja

4) tidak ada pengaruh

5) sangat tidak ada pengaruh

10. Keadaan apa yang anda peroleh dari setelah merokok

1) memberi kenikmatan

2) memberi rasa percaya diri

3) membantu melepaskan rasa tertekan oleh masalah

4) dapat memusatkan konsentrasi

11. Menurut Anda, apakah ada dampak merokok terhadap Anda?

1) Ya, ada. Contohnya ..........

(Lanjutan)

2) Tidak

12. Menurut Anda, adakah dampak rokok terhadap lingkungan?

1) Ya, ada. Contohnya ..........

Page 67: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

54

2) Tidak

KETERGANTUNGAN TERHADAP NIKOTIN

Diadopsi dari Fagerstrom Nicotine Dependence

1. Seberapa cepat anda merokok yang pertama kali setelah anda bangun tidur?

1) Setelah 60 menit (0)

2) 31-60 menit (1)

3) 6-30 menit (2)

4) dalam 5 menit (3)

2. Apakah anda mengalami kesulitan untuk tidak merokok didaerah yang

terlarang/dilarang merokok

1) Tidak (0)

2) Ya (1)

3. Kapan paling sulit bagi anda untuk tidak merokok?

1) Merokok pertama kali pada pagi hari (1)

2) Waktu lainnya (0)

4. Berapa batang rokok anda habiskan dalam sehari?

1) 10 atau kurang dari itu (0)

2) 11-20 (1)

3) 21-30 (2)

4) 31 atau lebih (3)

5. Apakah anda lebih sering merokok pada jam-jam pertama bagun tidur dibandingkan

dengan waktu lainnya?

1) Tidak (0)

2) Ya (1)

6. Apakah anda merokok walaupun sedang sakit sampai hanya tiduran ditempat tidur

hampir sepanjang hari ?

1) Tidak (0)

2) Ya (1)

Kesimpulan:

(Lanjutan)

Jumlah Skor:………………… Intepretasi:…………………….

1-2: Ketergantungan rendah 5-7: Ketergantungan sedang

3-4: Ketergantungan rendah sampai sedang 8 + : Ketergantungan tinggi

SALIVA

Page 68: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

55

Laju aliran saliva tanpa stimulasi : ml/menit

pH saliva :

Kalsium :

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Debris index Debris index

Calculus index Calculus index

CPITN CPITN

CPITN CPITN

Calculus index Calculus index

Debris index Debris Index

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

(Lanjutan)

GI tidak dapat digantikan

6 1 4

4 1 6

DEBRIS INDEX (DI)

0 : Tidak ada debris/stain

1 : Debris lunak yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau adanya stain ekstrinsik tanpa

adanya debris pada permukaan gigi tersebut

2 : Debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih dari 2/3 permukaan

gigi

3 : Debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

GI=

Page 69: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

56

CALCULUS INDEX (CI) pengganti : 21/41

GINGIVAL INDEX (GI) tidak dapat digantikan

Lampiran 2

Dokumentasi Penelitian

Pengisian Informed Consent, Rekam

Medis dan Kuestioner

Pemeriksaan Gigi dan Mulut oleh Dokter

Gigi

0 : Tidak ada kalkulus

1 : Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

2 : Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih dari 2/3

permukaan gigi dan/atau terdapat sedikit/bercak kalkulus subgingiva di servikal gigi

3 : Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau kalkulus subgingiva yang

menutupi atau melingkari permukaan servikal gigi

0 : Gingiva normal

1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna, sedikit edema, tidak ada perdarahan saat probing

2 : Inflamasi sedang, kemerahan, edema & licin mengkilat, perdarahan saat probing

3 : Inflamasi berat, kemerahan & edema yang jelas, ulserasi. Kecenderungan untuk perdarahan spontan

Page 70: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

57

Pengumpulan Saliva Subjek Penelitian

Pengukuran pH Saliva dengan Indikator

Universal

Lampiran 3

Grafik Analisis Post Hoc Hubungan pH Saliva dengan Indeks Brinkman dan Jenis

Rokok

Page 71: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

58

Lampuran 4

Riwayat Penulis

Identitas :

Page 72: LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29530/1/NABILA... · dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal

59

Nama : Nabila Syifa

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 05 Februari 1995

Agama : Islam

Alamat : Limus Pratama Regency Jl. Tegal VII Blok

G9/27

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan:

2000-2006 : SD. Muhammadiyah 01 Cileungsi

2006-2009 : MTs. Darul Marhamah

2009-2012 : MA. Darul Marhamah

2012-sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta